• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dsc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dsc"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DTA

DTA (Differential Thermal Analysis)

(Differential Thermal Analysis) dan DSC

dan DSC (Differential 

(Differential 

Scanning Calorimetry)

Scanning Calorimetry)

DTA

DTA (Differential Thermal Analysis)

(Differential Thermal Analysis)

 DTADTA (Differential Thermal Analysis)(Differential Thermal Analysis)

Analisa termal diferensial adalah suatu teknik pembandingan suhu dari sampel Analisa termal diferensial adalah suatu teknik pembandingan suhu dari sampel dengan material referen inert dimana temperatur tersebut harus terprogram (temperatur  dengan material referen inert dimana temperatur tersebut harus terprogram (temperatur   berbanding

 berbanding lurus lurus dengan dengan waktu). waktu). Hal Hal ini ini disebabkan disebabkan karena karena perubahan perubahan temperatur temperatur bisabisa mempengaruhi perubahan fisika sampel seperti perubahan fasa dan perubahan kimia yang mempengaruhi perubahan fisika sampel seperti perubahan fasa dan perubahan kimia yang terjadi pada material referen tersebut seperti perubahan entalpi dan perubahan suhu dari terjadi pada material referen tersebut seperti perubahan entalpi dan perubahan suhu dari material tersebut. Suhu sampel dan referen akan sama apabila tidak terjadi perubahan, material tersebut. Suhu sampel dan referen akan sama apabila tidak terjadi perubahan, namun pada

namun pada saat terjadinya beberapa saat terjadinya beberapa peristiwa termal seperti pelelehan, peristiwa termal seperti pelelehan, dekomposisi dekomposisi atauatau  perubahan s

 perubahan struktur truktur kristal kristal pada pada sampel, sampel, suhu suhu dari dari sampel sampel dapat dapat berada berada di di bawah (bawah (apabilaapabila  perubahannya bersifat endotermik atau menyerap kalor) ataupun diatas

 perubahannya bersifat endotermik atau menyerap kalor) ataupun diatas (apabila perubahan(apabila perubahan  bersifat eksotermik atau melepaskan kalor) suhu referen.

 bersifat eksotermik atau melepaskan kalor) suhu referen.

Gambar 1: Alat DTA

Gambar 1: Alat DTA (Differential Thermal Analysis)(Differential Thermal Analysis)

DTA sering digunakan dalam bidang lempung, keramik, mineral, telahan DTA sering digunakan dalam bidang lempung, keramik, mineral, telahan  perubahan

 perubahan lempung, lempung, telahan telahan kestabilan kestabilan termal termal suatu suatu senyawa, senyawa, identifikasi identifikasi senyawa senyawa barubaru hasil pemanasan, telahan reaksi fase padat, trnsformasi fase, kinetika reaksi, telahan hasil pemanasan, telahan reaksi fase padat, trnsformasi fase, kinetika reaksi, telahan degradasi padat, transformasi fase, kinetika reaksi, telaha degradasi termal dan oksidatif. degradasi padat, transformasi fase, kinetika reaksi, telaha degradasi termal dan oksidatif.

(2)

Gambar 2. Metode DTA. Pada Gambar (a) sampel mengalami pemanasan pada Gambar 2. Metode DTA. Pada Gambar (a) sampel mengalami pemanasan pada laju konstan dan suhunya. Grafik (b) hasil dari set-up

laju konstan dan suhunya. Grafik (b) hasil dari set-up yang diperlihatkan pada (a) danyang diperlihatkan pada (a) dan grafik (d), jejak DTA yang umum, hasil dari pengaturan yang diperlihatkan pada (c). Pada grafik (d), jejak DTA yang umum, hasil dari pengaturan yang diperlihatkan pada (c). Pada

Gambar 2 (c) diperlihatkan

Gambar 2 (c) diperlihatkan pengaturan yang dugunakan pada DTA.pengaturan yang dugunakan pada DTA.

 Instrumentasi DTAInstrumentasi DTA

Instrumen DTA komersial dapat digunakan pada range s

Instrumen DTA komersial dapat digunakan pada range s uhu -190 sampai 1600uhu -190 sampai 160000C.C. Ukuran sampel biasanya kecil, beberapa miligram, sehingga mengurangi pemunculan Ukuran sampel biasanya kecil, beberapa miligram, sehingga mengurangi pemunculan masalah akibat gradien termal dalam sampel yang dapat mengurangi sensitivitas dan masalah akibat gradien termal dalam sampel yang dapat mengurangi sensitivitas dan akurasi. Laju pemanasan dan pendinginan biasanya berada pada range 1 sampai 50 akurasi. Laju pemanasan dan pendinginan biasanya berada pada range 1 sampai 5000C C // menit. Pada penggu

menit. Pada penggunaan laju yang lebih lambat, sensitivitas akan berkurang karena ΔTnaan laju yang lebih lambat, sensitivitas akan berkurang karena ΔT  bagi

 bagi peristiwa peristiwa termal termal tertentu tertentu akan akan menurun menurun dengan dengan menurunnya menurunnya laju laju pemanasan. pemanasan. SelSel DTA biasanya didisain untuk memaksimumkan sensitivitasnya terhadap perubahan termal, DTA biasanya didisain untuk memaksimumkan sensitivitasnya terhadap perubahan termal, namun hal ini sering berakibat pada kehilangan respon kalorimetrik; sehingga tinggi namun hal ini sering berakibat pada kehilangan respon kalorimetrik; sehingga tinggi  puncak

 puncak hanya hanya berhubungan berhubungan dengan dengan besar besar perubahan perubahan entalpi entalpi secara secara kualitatif kualitatif saja.saja. Dimungkinkan untuk mengkalibrasi peralatan DTA sehingga harga entalpi yang Dimungkinkan untuk mengkalibrasi peralatan DTA sehingga harga entalpi yang kuantitatif dapat diperoleh, namun kalibrasi ini cukup rumit.

kuantitatif dapat diperoleh, namun kalibrasi ini cukup rumit.

Gambar 3: Rangkaian Instrumen DTA (

(3)

Komponen peralatan utama DTA terdiri atas pemegang sampel, tungku yang Komponen peralatan utama DTA terdiri atas pemegang sampel, tungku yang dilengkapi dengan termokopel, sistem pengendali aliran, sistem

dilengkapi dengan termokopel, sistem pengendali aliran, sistem penguat sinyal, pengendalipenguat sinyal, pengendali  program tenaga t

 program tenaga tungku dan perekam. ungku dan perekam. Untuk memperoleh data Untuk memperoleh data DTA (DTA ( Differential Thermal  Differential Thermal   Analysis

 Analysis), mula-mula kedalam tabung yang berisi sampel (diameter 2mm, kapasitas 0,1-10), mula-mula kedalam tabung yang berisi sampel (diameter 2mm, kapasitas 0,1-10 mg sampel) dimasukan termokopel yang sangat tipis. Hal yang sama juga dilakukan mg sampel) dimasukan termokopel yang sangat tipis. Hal yang sama juga dilakukan terhadap tabung yang berisi pembanding seperti alumina, pasir kuarsa ataupun dibiarkan terhadap tabung yang berisi pembanding seperti alumina, pasir kuarsa ataupun dibiarkan kosong. Pada metode dinamik, kedua tabung diletakkan bersisian pada blok tempat kosong. Pada metode dinamik, kedua tabung diletakkan bersisian pada blok tempat sampel, kemudia dipanaskan atau didinginkan dengan laju yang seragam. Agar  sampel, kemudia dipanaskan atau didinginkan dengan laju yang seragam. Agar  mmeperoleh hasil yang reprodusibel semua langkahnya sebaiknya mengikuti tata cara mmeperoleh hasil yang reprodusibel semua langkahnya sebaiknya mengikuti tata cara standar. Pertama materi sampel harus (100 mesh). Hasil pengaluran antara ∆T sebagai standar. Pertama materi sampel harus (100 mesh). Hasil pengaluran antara ∆T sebagai fungsi T merupakan indikasi perolehan ataupun kehilangan energy dari sampel yang fungsi T merupakan indikasi perolehan ataupun kehilangan energy dari sampel yang diteliti.

diteliti.

 Contoh Aplikasi DTA (Contoh Aplikasi DTA ( Differential Thermal Analysis Differential Thermal Analysis)) 1.

1. Hysteresis Pembentukan GelasHysteresis Pembentukan Gelas

Sekuen skematik DTA yang mengilustrasikan perubahan reversibel dan Sekuen skematik DTA yang mengilustrasikan perubahan reversibel dan irreversibel diperlihatkan pada Gambar 3. Dimulai dengan material terhidrasi, irreversibel diperlihatkan pada Gambar 3. Dimulai dengan material terhidrasi, dehidrasi menjadi proses pertama yang terjadi pada pemanasan dan ditunjukkan oleh dehidrasi menjadi proses pertama yang terjadi pada pemanasan dan ditunjukkan oleh suatu endoterm. Material terdehidrasi mengalami transisi polimorfik, yang juga suatu endoterm. Material terdehidrasi mengalami transisi polimorfik, yang juga endoterm, pada suhu yang lebih tinggi. Akhirnya, sampel meleleh, memberikan endoterm, pada suhu yang lebih tinggi. Akhirnya, sampel meleleh, memberikan endoterm ketiga. Pada pendinginan, lelehan mengkristal, seperti yang ditunjukkan endoterm ketiga. Pada pendinginan, lelehan mengkristal, seperti yang ditunjukkan  pada

 pada puncak puncak eksotermik, eksotermik, dan dan perubahan perubahan polimorfik polimorfik juga juga berlangsung, berlangsung, secarasecara eksotermal, namun rehidrasi tidak terjadi. Diagram memperlihatkan dua proses eksotermal, namun rehidrasi tidak terjadi. Diagram memperlihatkan dua proses reversibel dan satu proses irreversibel. Harus menjadi catatan penting bahwa, bagi reversibel dan satu proses irreversibel. Harus menjadi catatan penting bahwa, bagi  proses

 proses sejenis sejenis ini, ini, bila bila pada pada pemanasan pemanasan adalah adalah endotermik, endotermik, maka maka pada pada prosesproses kebalikannya, yaitu pendinginan, haruslah eksotermik.

kebalikannya, yaitu pendinginan, haruslah eksotermik.

Gambar 4: Skema Perubahan Reversibel dan Irreversibel Gambar 4: Skema Perubahan Reversibel dan Irreversibel

(4)

Gambar 5: Skema Kurva DTA memperlihatkan pelelehan kristal akibat Gambar 5: Skema Kurva DTA memperlihatkan pelelehan kristal akibat  pemanasan dan hysteresis yang besar pada pendingin

 pemanasan dan hysteresis yang besar pada pendinginan, yang menghasilkanan, yang menghasilkan  pembentukan gelas.

 pembentukan gelas.

Pada studi proses-proses reversibel, yang diobservasi saat pemanasan dan Pada studi proses-proses reversibel, yang diobservasi saat pemanasan dan  pendinginan

 pendinginan sampel, sampel, sangat sangat umum umum untuk untuk mengamati mengamati hysteresis; hysteresis; misalnya, misalnya, eksotermeksoterm yang tampak pada pendinginan dapat berbeda posisi sehingga muncul pada suhu lebih yang tampak pada pendinginan dapat berbeda posisi sehingga muncul pada suhu lebih rendah dari endoterm yang berhubungan yang muncul pada pemanasan. Idealnya, rendah dari endoterm yang berhubungan yang muncul pada pemanasan. Idealnya, kedua proses ini seharusnya muncul pada suhu yang sama namun hysteresis berkisar  kedua proses ini seharusnya muncul pada suhu yang sama namun hysteresis berkisar  antara beberapa derajat hingga beberapa ratus derajat, umum terjadi. Perubahan antara beberapa derajat hingga beberapa ratus derajat, umum terjadi. Perubahan reversibel yang ditunjukkan pada Gambar 4 memperlihatkan hysteresis yang rendah reversibel yang ditunjukkan pada Gambar 4 memperlihatkan hysteresis yang rendah namun teramati dengan jelas.

namun teramati dengan jelas.

Hysteresis tidak saja bergantung pada sifat material dan perubahan struktur  Hysteresis tidak saja bergantung pada sifat material dan perubahan struktur  yang terlibat (transisi sulit yang melibatkan pemutusan ikatan kuat berpotensi untuk  yang terlibat (transisi sulit yang melibatkan pemutusan ikatan kuat berpotensi untuk  menghasilkan banyak hysteresis), tetapi juga bergantung pada kondisi-kondisi menghasilkan banyak hysteresis), tetapi juga bergantung pada kondisi-kondisi eksperimen, seperti laju pemanasan dan pendinginan. Hysteresis terjadi khususnya eksperimen, seperti laju pemanasan dan pendinginan. Hysteresis terjadi khususnya  pada

 pada pendinginan pendinginan dengan dengan laju laju relatif relatif cepat; cepat; di di beberapa beberapa kasus, kasus, apabila apabila lajulaju  pendinginan cukup cep

 pendinginan cukup cepat, perubahan at, perubahan dapat dapat tiadakan sepenuhnya. tiadakan sepenuhnya. Perubahan ini Perubahan ini dapatdapat secara efektif dikategorikan irreversibel pada kondisi eksperimen tertentu. Sebagai secara efektif dikategorikan irreversibel pada kondisi eksperimen tertentu. Sebagai contohnya, adalah pembentukan gelas, peristiwa yang amat penting pada industri, contohnya, adalah pembentukan gelas, peristiwa yang amat penting pada industri, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Berawal dari senyawa kristalin, silika, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5. Berawal dari senyawa kristalin, silika, sebuah endoterm muncul saat senyawa meleleh. Pada pendinginan, cairan tidak  sebuah endoterm muncul saat senyawa meleleh. Pada pendinginan, cairan tidak  mengalami rekristalisasi namun menjadi supercooled; seiring dengan menurunnya mengalami rekristalisasi namun menjadi supercooled; seiring dengan menurunnya suhu maka viskositas cairan supercooled meningkat sampai akhirnya menjadi gelas. suhu maka viskositas cairan supercooled meningkat sampai akhirnya menjadi gelas. Artinya, kristalisasi telah sepenuhnya dihilangkan; dengan kata lain, hysteresis yang Artinya, kristalisasi telah sepenuhnya dihilangkan; dengan kata lain, hysteresis yang terjadi sangat besar sehingga kristalisasi tidak berlangsung. Pada kasus SiO2, cairan terjadi sangat besar sehingga kristalisasi tidak berlangsung. Pada kasus SiO2, cairan

(5)

sangat viscous bahkan di atas titik lelehnya ~ 1700

sangat viscous bahkan di atas titik lelehnya ~ 170000C, kristalisasi sangat lambat,C, kristalisasi sangat lambat,  bahkan pada laju pendinginan

 bahkan pada laju pendinginan kecil.kecil. 2.

2. Transisi Fasa Polimorfik Transisi Fasa Polimorfik 

Studi mengenai transisi studi mengenai transisi fasa polimorfik dapat Studi mengenai transisi studi mengenai transisi fasa polimorfik dapat dilakukan dengan mudah dan akurat menggunakan DTA; karena banyak sifat-sifat dilakukan dengan mudah dan akurat menggunakan DTA; karena banyak sifat-sifat fisik dan kimia dari sampel tertentu yang dapat dimodifikasi dan berubah sama sekali fisik dan kimia dari sampel tertentu yang dapat dimodifikasi dan berubah sama sekali sebagai konsekuensi dari suatu transisi fasa. Apabila dibandingkan dengan pencarian sebagai konsekuensi dari suatu transisi fasa. Apabila dibandingkan dengan pencarian dan preparasi material baru, maka akan lebih baik untuk memodifikasi sifat-sifat dari dan preparasi material baru, maka akan lebih baik untuk memodifikasi sifat-sifat dari material yang telah ada melalui pembentukan larutan-larutan padat dengan material yang telah ada melalui pembentukan larutan-larutan padat dengan  penambahan aditif tertentu. Suhu transisi

 penambahan aditif tertentu. Suhu transisi fasa sering sangat bervariasi fasa sering sangat bervariasi pada komposisipada komposisi larutan padat sehingga DTA dapat menjadi monitor yang sensitif bagi sifat dan larutan padat sehingga DTA dapat menjadi monitor yang sensitif bagi sifat dan komposisi material. Contohnya adalah:

komposisi material. Contohnya adalah: a.

a. Feroelektrik BaTiO3 memiliki suhu Curie ~120Feroelektrik BaTiO3 memiliki suhu Curie ~120 00C diperoleh melalui DTA;C diperoleh melalui DTA; substitusi ion-ion lain sebagi pengganti Ba

substitusi ion-ion lain sebagi pengganti Ba2+2+ atau Tiatau Ti4+4+ menghasilkan suhumenghasilkan suhu Curie yang bervariasi.

Curie yang bervariasi.  b.

 b. Pada refraktori, transisi kristobalit kuarsaPada refraktori, transisi kristobalit kuarsa    atau kuarsaatau kuarsa    memilikimemiliki efek yang besar pada refraktori silika karena perubahan volume yang efek yang besar pada refraktori silika karena perubahan volume yang diakibatkan oleh transisi ini akan menurunkan kekuatan mekaniknya. Transisi diakibatkan oleh transisi ini akan menurunkan kekuatan mekaniknya. Transisi ini, yang diupayakan untuk dihindari, dapat dimonitor menggunakan DTA. ini, yang diupayakan untuk dihindari, dapat dimonitor menggunakan DTA. 3.

3. Penentuan Diagram FasaPenentuan Diagram Fasa

DTA merupakan metode yang memadai pada penentuan diagram fasa, DTA merupakan metode yang memadai pada penentuan diagram fasa, terutama apabila digabungkan dengan teknik lain, seperti XRD untuk identifikasi fasa terutama apabila digabungkan dengan teknik lain, seperti XRD untuk identifikasi fasa kristalin yang muncul. Kegunaannya diilustrasikan pada Gambar 5(b) bagi dua kristalin yang muncul. Kegunaannya diilustrasikan pada Gambar 5(b) bagi dua komposisi sistem eutektik biner sederhana pada Gambar 5 (a). Pada komposisi komposisi sistem eutektik biner sederhana pada Gambar 5 (a). Pada komposisi  pemanansan

 pemanansan A, A, pelelehan pelelehan mulai mulai terjadi terjadi pada pada suhu suhu eutektik, eutektik, T2, T2, dan dan menghasilkanmenghasilkan  puncak endotermik. Namun, puncak ini disuperposisi oleh puncak endotermik l

 puncak endotermik. Namun, puncak ini disuperposisi oleh puncak endotermik l ainnyaainnya yang lebih luas dan berakhir pada suhu sekitar T1, hal ini diakibatkan pelelehan yang yang lebih luas dan berakhir pada suhu sekitar T1, hal ini diakibatkan pelelehan yang kontinyu yang muncul pada range suhu T2 hingga T1. Pada komposisi ini, penentuan kontinyu yang muncul pada range suhu T2 hingga T1. Pada komposisi ini, penentuan suhu fasa padat, T2, dan fasa cair, T1 dapat dilakukan. Komposisi B menunjukkan suhu fasa padat, T2, dan fasa cair, T1 dapat dilakukan. Komposisi B menunjukkan komposisi eutektik. Pada pemanasan, komposisi ini bertransformasi seluruhnya ke komposisi eutektik. Pada pemanasan, komposisi ini bertransformasi seluruhnya ke fasa cair pada suhu eutektik, T2, dan pada kurva DTA dihasilkan puncak endoterm fasa cair pada suhu eutektik, T2, dan pada kurva DTA dihasilkan puncak endoterm yang tunggal, dan besar pada T2.

(6)

Gambar 6: Penggunaan DTA pada penentuan diagram fasa (a) sistem eutektik  Gambar 6: Penggunaan DTA pada penentuan diagram fasa (a) sistem eutektik 

 biner sederhana; (b) Skema jejak DTA untuk d

 biner sederhana; (b) Skema jejak DTA untuk dua komposisi, A dan B, padaua komposisi, A dan B, pada  pemanasan.

 pemanasan.

Apabila digunakan berbagai komposisi campuran antara X dan Y pada analisis Apabila digunakan berbagai komposisi campuran antara X dan Y pada analisis DTA, maka keseluruhannya akan memberikan puncak endoterm pada T2, dengan DTA, maka keseluruhannya akan memberikan puncak endoterm pada T2, dengan intensitas puncak tergantung dari tingkat pelelehan yang terjadi pada T2, dan intensitas puncak tergantung dari tingkat pelelehan yang terjadi pada T2, dan kedekatan komposisi sampel ke komposisi eutektik, B. Selain itu, semua komposisi, kedekatan komposisi sampel ke komposisi eutektik, B. Selain itu, semua komposisi, yang jauh dari komposisi B, akan memberikan puncak endoterm lain yang luas pada yang jauh dari komposisi B, akan memberikan puncak endoterm lain yang luas pada suhu tertentu di atas T2; hal ini disebabkan pelelehan panjang yang terjadi pada suhu tertentu di atas T2; hal ini disebabkan pelelehan panjang yang terjadi pada daerah campuran fasa cair ( X + liq. dan Y+liq.). suhu terjadinya puncak ini akan daerah campuran fasa cair ( X + liq. dan Y+liq.). suhu terjadinya puncak ini akan  bervariasi dengan variasi dari komposisi.

 bervariasi dengan variasi dari komposisi.

Kualitas dari baseline yang diperoleh dari trace DTA merupakan faktor yang Kualitas dari baseline yang diperoleh dari trace DTA merupakan faktor yang cukup penting. Idealnya, baseline adalah garis horizontal, seperti yang diperlihatkan cukup penting. Idealnya, baseline adalah garis horizontal, seperti yang diperlihatkan  pada

 pada Gambar Gambar 2, 2, namun namun keadaan keadaan ini ini sulit sulit dicapai dicapai pada pada sistem sistem yang yang sesungguhnya.sesungguhnya. Baseline yang diperoleh seringkali memiliki kemiringan, dapat ke atas maupun ke Baseline yang diperoleh seringkali memiliki kemiringan, dapat ke atas maupun ke  bawah,

 bawah, dan dan dapat dapat pula pula berubah berubah seiring seiring dengan dengan perubahan perubahan suhu; suhu; selain selain itu itu baselinebaseline  juga

 juga dapat dapat berbeda berbeda di di tiap-tiap tiap-tiap sisi sisi dari dari puncak, puncak, terlebih terlebih lagi lagi bila bila pucak pucak tersebuttersebut merepresentasikan suatu peristiwa penting seperti pelelehan. Seringkali puncak  merepresentasikan suatu peristiwa penting seperti pelelehan. Seringkali puncak  didahului dengan pergeseran kecil baseline (premonitory) sehingga sulit untuk  didahului dengan pergeseran kecil baseline (premonitory) sehingga sulit untuk  menentukan suhu awal mulai terbentuknya puncak. Fenomena ini dapat disebabkan menentukan suhu awal mulai terbentuknya puncak. Fenomena ini dapat disebabkan

(7)

oleh konsentrasi dari defek kristal, misalnya pada peningkatan ketidakteraturan dan oleh konsentrasi dari defek kristal, misalnya pada peningkatan ketidakteraturan dan dimulainya transisi, pemisahan sulit untuk terjadi, sehingga pada kurva DTA dimulainya transisi, pemisahan sulit untuk terjadi, sehingga pada kurva DTA fenomena premonitory ini akan muncul.

fenomena premonitory ini akan muncul.

Gambar 7: Skema dekomposisi bertahap dari kalsium oksalat hidrat pada TGA Gambar 7: Skema dekomposisi bertahap dari kalsium oksalat hidrat pada TGA 4.

4. Entalpi dan Pengukuran PanasEntalpi dan Pengukuran Panas

Telah disebutkan sebelumnya bahwa DTA dapat digunakan untuk menentukan Telah disebutkan sebelumnya bahwa DTA dapat digunakan untuk menentukan harga entalpi reaksi atau transisi fasa secara semikuantitaif, asalkan telah dilakukan harga entalpi reaksi atau transisi fasa secara semikuantitaif, asalkan telah dilakukan kalibrasi instrumen terlebih dahulu. Untuk set instrumen dan kondisi eksperimen kalibrasi instrumen terlebih dahulu. Untuk set instrumen dan kondisi eksperimen tertentu, dimungkinkan untuk mendapatkan harga entalpi berdasarkan area tertentu, dimungkinkan untuk mendapatkan harga entalpi berdasarkan area puncak- puncak

 puncak yang yang muncul muncul pada pada DTA. DTA. Untuk Untuk sel sel DSC DSC maupun maupun DTA DTA yang yang didisain didisain untuk untuk  memberikan respon kalorimetrik, pengukuran ini dapat menjadi lebih akurat dan memberikan respon kalorimetrik, pengukuran ini dapat menjadi lebih akurat dan kapasitas panas dari senyawa atau fasa-fasa telah secara otomatis diukur sebagai kapasitas panas dari senyawa atau fasa-fasa telah secara otomatis diukur sebagai fungsi dari suhu. Untuk teknik ini, diperlukan perbandingan antara kurva baseline fungsi dari suhu. Untuk teknik ini, diperlukan perbandingan antara kurva baseline untuk sel kosong dengan sel yang berisi sampel, sebagaimana yang ditunjukkan pada untuk sel kosong dengan sel yang berisi sampel, sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 8. Informasi detil mengenai perhitungan tidak dibahas di sini karena Gambar 8. Informasi detil mengenai perhitungan tidak dibahas di sini karena  perhitungan

 perhitungan akan akan sangat sangat bergantung bergantung pada pada desain desain dari dari instrumen instrumen dan dan disain-disaindisain-disain tertentu yang ada secara komersil.

tertentu yang ada secara komersil.

Gambar 8. Skema pengukuran kapasitas panas pada temperatur T1 di atas Gambar 8. Skema pengukuran kapasitas panas pada temperatur T1 di atas

termperatur awal T0 termperatur awal T0

(8)

DSC

DSC (Differential Scanning Calorimetry)

(Differential Scanning Calorimetry)

 DSCDSC (Differential Scanning Calorimetry)(Differential Scanning Calorimetry)

DSC adalah suatu teknik analisa termal yang mengukur energi yang diserap atau DSC adalah suatu teknik analisa termal yang mengukur energi yang diserap atau diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu atau suhu. Ketika transisi termal terjadi diemisikan oleh sampel sebagai fungsi waktu atau suhu. Ketika transisi termal terjadi  pada

 pada sampel, sampel, DSC DSC memberikan memberikan pengukuran pengukuran kalorimetri kalorimetri dari dari energi energi transisi transisi daridari temperatur tertentu.

temperatur tertentu.  Differential

 Differential Scanning Scanning CalorimetriCalorimetri (DSC) mengukur suhu dan aliran panas yang(DSC) mengukur suhu dan aliran panas yang  berhubungan dengan transisi

 berhubungan dengan transisi dalam bahan sdalam bahan sebagai fungsi waktu ebagai fungsi waktu dan suhu dalam dan suhu dalam suasanasuasana yang terkendali.

yang terkendali.

Pengukuran ini memberikan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang perubahan Pengukuran ini memberikan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang perubahan fisik dan kimia yang melibatkan proses endotermik atau eksotermik, atau perubahan fisik dan kimia yang melibatkan proses endotermik atau eksotermik, atau perubahan kapasitas panas. Teknik ini memberikan keuntungan dari perubahan energi yang terlibat kapasitas panas. Teknik ini memberikan keuntungan dari perubahan energi yang terlibat dalam transisi fase berbagai molekul polimer tertentu yang memungkinkan suatu dalam transisi fase berbagai molekul polimer tertentu yang memungkinkan suatu material diketahui

material diketahui sifat fisika sifat fisika dan dan kimianya.kimianya.

Hal- hal yang dapat diketahui dari penggunaaan

Hal- hal yang dapat diketahui dari penggunaaan differential scanning calorimetrydifferential scanning calorimetry adalah transisi gas, titik leleh dan titik didih, waktu kristalisasi dan suhu, seberapa besar  adalah transisi gas, titik leleh dan titik didih, waktu kristalisasi dan suhu, seberapa besar  kristal yang ada,

kristal yang ada, energi fusi dan energi fusi dan reaksi, reaksi, suhu degradasi, stabilitas termal, energi suhu degradasi, stabilitas termal, energi kinetik kinetik  dan kemurnian suatu bahan.

dan kemurnian suatu bahan.

 Instrument DSCInstrument DSC

gambar proses dalam DSC gambar proses dalam DSC Dua jenis sistem

Dua jenis sistem DSC yang umum digunakan:DSC yang umum digunakan: Power-kom

Power-kompensasi pensasi DSCDSC: spesimen (TS) dan (TR) referensi suhu yang dikontrol: spesimen (TS) dan (TR) referensi suhu yang dikontrol secara independen menggunakan oven terpisah (identik). Perbedaan suhu antara

secara independen menggunakan oven terpisah (identik). Perbedaan suhu antara sampel dan referensi dipertahankan ke nol dengan memvariasikan input daya ke dua sampel dan referensi dipertahankan ke nol dengan memvariasikan input daya ke dua

(9)

tungku. Energi ini kemudian ukuran entalpi atau perubahan kapasitas panas dalam S tungku. Energi ini kemudian ukuran entalpi atau perubahan kapasitas panas dalam S spesimen uji (relatif terhadap R referensi).

spesimen uji (relatif terhadap R referensi).

heath- flux DSC

heath- flux DSC: benda uji S dan bahan referensi R (biasan: benda uji S dan bahan referensi R (biasanya pan sampelya pan sampel kosong + tutup) diapit dalam tungku yang sama bersama-sama dengan blok logam kosong + tutup) diapit dalam tungku yang sama bersama-sama dengan blok logam dengan konduktivitas panas yang tinggi yang menjamin jalur panas-aliran yang baik  dengan konduktivitas panas yang tinggi yang menjamin jalur panas-aliran yang baik  antara S dan R. perubahan entalpi atau kapasitas panas dalam memimpin spesimen S antara S dan R. perubahan entalpi atau kapasitas panas dalam memimpin spesimen S untuk perbedaan suhu relatif terhadap R. Hal ini menghasilkan panas tertent

untuk perbedaan suhu relatif terhadap R. Hal ini menghasilkan panas tertent u yangu yang mengalir antara S dan R, namun kecil dibandingkan dengan yang ada di DTA, karena mengalir antara S dan R, namun kecil dibandingkan dengan yang ada di DTA, karena kontak termal yang baik antara S dan R. perbedaan suhu antara AT S dan R dicatat kontak termal yang baik antara S dan R. perbedaan suhu antara AT S dan R dicatat dan selanjutnya terkait dengan perubahan entalpi dalam spesimen menggunakan dan selanjutnya terkait dengan perubahan entalpi dalam spesimen menggunakan eksperimen kalibrasi.

eksperimen kalibrasi.

Sistem heath fluks DSC adalah sistem DTA

Sistem heath fluks DSC adalah sistem DTA yang sedikit-dimodifikasi. Satu-yang sedikit-dimodifikasi. Satu-satunya perbedaan penting adalah jalur aliran panas baik

satunya perbedaan penting adalah jalur aliran panas baik antara spesimen dan cawanantara spesimen dan cawan lebur referensi.

lebur referensi.

Heat-Flux DSC Systems. Heat-Flux DSC Systems.

Perakitan utama dari sel-panas fluks khas DSC ditutupi dalam blok pemanas Perakitan utama dari sel-panas fluks khas DSC ditutupi dalam blok pemanas (misalnya Ag), yang membuang panas ke spesimen (S dan R) melalui disk constantan (misalnya Ag), yang membuang panas ke spesimen (S dan R) melalui disk constantan melekat pada blok Ag. Disk constantan memiliki dua platform di mana S (spesime melekat pada blok Ag. Disk constantan memiliki dua platform di mana S (spesime n)n) dan R (referensi) panci ditempatkan. Sebuah disk Chromel dan kawat

dan R (referensi) panci ditempatkan. Sebuah disk Chromel dan kawat menghubungkan

menghubungkan melekat pada bagian melekat pada bagian bawah latform. bawah latform. Chromel-konstanta yangChromel-konstanta yang dihasilkan termokopel digunakan untuk menentukan temperatur diferensial bahan. dihasilkan termokopel digunakan untuk menentukan temperatur diferensial bahan. Kabel Alumel juga melekat pada cakram Chromel untuk menyediakan Kabel Alumel juga melekat pada cakram Chromel untuk menyediakan Chromel-alumel persimpangan yang mengukur sampel dan suhu referensi secara terpis alumel persimpangan yang mengukur sampel dan suhu referensi secara terpis ah.ah.

(10)

Termokopel lain tertanam dalam blok Ag dan berfungsi sebagai pengontrol suhu Termokopel lain tertanam dalam blok Ag dan berfungsi sebagai pengontrol suhu untuk siklus pemanasan / pendinginan diprogram.

untuk siklus pemanasan / pendinginan diprogram.

Dalam panas-fluks DSC instrumen, perbedaan

Dalam panas-fluks DSC instrumen, perbedaan energi yang dibutuhkan untuk energi yang dibutuhkan untuk  mempertahankan kedua S dan R pada suhu yang sama adalah ukuran dari perubahan mempertahankan kedua S dan R pada suhu yang sama adalah ukuran dari perubahan energi dalam benda uji S (relatif terhadap R referensi lembam). Para termokopel energi dalam benda uji S (relatif terhadap R referensi lembam). Para termokopel  biasanya tidak tertanam dalam baik S atau R bahan. Perbedaan

 biasanya tidak tertanam dalam baik S atau R bahan. Perbedaan temperatur AT yangtemperatur AT yang  berkembang antara S dan R adalah sebanding

 berkembang antara S dan R adalah sebanding dengan aliran panas-antara keduanya.dengan aliran panas-antara keduanya. Dalam rangka untuk mendeteksi perbedaan suhu yang kecil tersebut, adalah penting Dalam rangka untuk mendeteksi perbedaan suhu yang kecil tersebut, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua S dan R

(11)

 DSC ThermogramDSC Thermogram

 Aplikasi DSC:Aplikasi DSC: 1.

1. DSC APLIKASI DALAM BIOLOGIDSC APLIKASI DALAM BIOLOGI

 Analisis ProteinAnalisis Protein

DSC menawarkan berbagai aplikasi dalam mencari faktor ber

DSC menawarkan berbagai aplikasi dalam mencari faktor ber peranperan dalam stabilitas protein. Oleh karena itu, adalah mungkin untuk menentukan dalam stabilitas protein. Oleh karena itu, adalah mungkin untuk menentukan kondisi yang paling ideal untuk menstabilkan formulasi cair protein. Dalam kondisi yang paling ideal untuk menstabilkan formulasi cair protein. Dalam DSC studi, suhu pada titik maksimum C

DSC studi, suhu pada titik maksimum C p p kurva (Tkurva (T mm) mewakili stabilitas) mewakili stabilitas

makromolekul.

makromolekul. Ada beberapa Ada beberapa laporan tentang penglaporan tentang penggunaan sampel gunaan sampel protein,protein, yang dipanaskan untuk evaluasi reversibilitas termal degradasi protein. yang dipanaskan untuk evaluasi reversibilitas termal degradasi protein.

(12)

 DS asam nukleatDS asam nukleat

 LipidLipid 

 KarbohidratKarbohidrat

 Analisis mABAnalisis mAB

2.

2. Aplikasi DS dalam nanosainsAplikasi DS dalam nanosains

 Kuantifikasi Nanosolids FarmasiKuantifikasi Nanosolids Farmasi

Aspek peraturan dari nanosolids farmasi dan peningkatan jumlah Aspek peraturan dari nanosolids farmasi dan peningkatan jumlah molekul larut dalam pipa perkembangan telah mendorong para ilmuwan molekul larut dalam pipa perkembangan telah mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut farmasi

untuk melakukan penelitian lebih lanjut farmasi dan penggunaan nanosolids.dan penggunaan nanosolids. Di antara berbagai teknik analisis, DSC telah digunakan untuk mengukur  Di antara berbagai teknik analisis, DSC telah digunakan untuk mengukur  fase amorf atau kristal di nanosolids. metodologi Beberapa berdasarkan jenis fase amorf atau kristal di nanosolids. metodologi Beberapa berdasarkan jenis kalorimeter (DSC konvensional atau MTDSC), parameter

kalorimeter (DSC konvensional atau MTDSC), parameter yang diukur, danyang diukur, dan kondisi eksperimental yang digunakan untuk memantau perilaku

kondisi eksperimental yang digunakan untuk memantau perilaku farmasifarmasi nanosolids.

nanosolids.

DSC kurva dari NLCs. (

DSC kurva dari NLCs. ( A A ) NLC dibuat dengan metode difusi pelarut) NLC dibuat dengan metode difusi pelarut konvensional setelah mencuci dengan 0,2 persen berat larutan SDS, (

konvensional setelah mencuci dengan 0,2 persen berat larutan SDS, ( B B ))  NLC dibuat dengan metode difusi pelarut k

 NLC dibuat dengan metode difusi pelarut konvensional sebelum dicucionvensional sebelum dicuci dengan larutan 0,2 persen berat SDS.

dengan larutan 0,2 persen berat SDS.

 Thermoanalysis Nanopartikel koloidaThermoanalysis Nanopartikel koloida 

 Karakterisasi Ion-Chelating NanocarriersKarakterisasi Ion-Chelating Nanocarriers 

(13)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._KIMIA/196808031992031-AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_7_Analisa_Termal.pdf  AGUS_SETIABUDI/Bahan_Kuliah_Karakterisasi_Material/Bab_7_Analisa_Termal.pdf  http://www.colby.edu/chemistry/PChem/lab/DiffScanningCal.pdf  http://www.colby.edu/chemistry/PChem/lab/DiffScanningCal.pdf  http://www.dur.ac.uk/n.r.cameron/Assets/Group%20talks/DSC%20presentation.ppt http://www.dur.ac.uk/n.r.cameron/Assets/Group%20talks/DSC%20presentation.ppt http://www1.chm.colostate.edu/Files/CIFDSC/dsc2000.pdf  http://www1.chm.colostate.edu/Files/CIFDSC/dsc2000.pdf  http://www.nitk.ac.in/static/assets/files/MetMat/Dr.AS/DTA.pdf  http://www.nitk.ac.in/static/assets/files/MetMat/Dr.AS/DTA.pdf  http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2977967/ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2977967/ http://www.maths.tcd.ie/~floodea/DSC2.doc http://www.maths.tcd.ie/~floodea/DSC2.doc

Gambar

Gambar 1: Alat DTA
Gambar 2. Metode DTA. Pada Gambar (a) sampel mengalami pemanasan padaGambar 2. Metode DTA
Gambar 4: Skema Perubahan Reversibel dan IrreversibelGambar 4: Skema Perubahan Reversibel dan Irreversibel
Gambar 5: Skema Kurva DTA memperlihatkan pelelehan kristal akibatGambar 5: Skema Kurva DTA memperlihatkan pelelehan kristal akibat  pemanasan dan hysteresis yang besar pada pendingin
+4

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan 1 minat belajar matematika siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan baik, 2 minat belajar siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur Moyudan

pertambahan tinggi tunas stek pangkal daun untuk kultivar Sansevieria trifasciata “Golden hahnii” (4,654 ± 0.082) dan Sansevieria trifasciata “Hahnii cream” (4,630 ± 0,010)

Penerima hibah yang belum menyerahkan laporan hasil penelitian akhir dan bukti publikasi atau kepesertaan dalam seminar di RTA AIPNI di Lombok, maka sisa. dana

Double Stop: membunyikan dua nada yang berbeda atau lebih secara bersamaan dalam satu gesekan pada dua senar yang berbeda baik kedua senar ditekan, salah satu

Berdasarkan hasil yang diperlihatkan Tabel 14, dengan jelas terlihat bahwa persentase terbesar contoh yang menjawab bersama adalah pada aktivitas penentuan waktu untuk mempunyai

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pendidik kelas IV dan peserta didik kelas IV.. wawancara dilakukan untuk memperoleh data awal tentang proses

“non peaceful” , karena cara yang ditempuh biasanya menggunakan cara kekerasan atau kriminal. Berdasarkan alasan-alasan tersebut perlu dilakukan sebuah

Oleh itu, Indek Tumbuh-tumbuhan digunakan sebagai asas pembangunan indeks biokimia bagi spesies tumbuh-tumbuhan yang dikaji untuk mendapatkan status sebenar hubungan