• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Proposal Skripsi PAI Kualitatif Ma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Proposal Skripsi PAI Kualitatif Ma"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Proposal Skripsi PAI Kualitatif Ma'had Aly Al-Hikam Malang Contoh Proposal Skripsi PAI Kualitatif Ma'had Aly Al-Hikam Malang

Rahmat Semester VI Rahmat Semester VI To: Ustd Teguh To: Ustd Teguh

BAB I BAB I

Pendahuluan Pendahuluan

A.

A. Latar Latar Belakang Belakang MasalahMasalah

Pendidikan merupakan setiap prosses di mana seseorang memperoleh pengetahuan Pendidikan merupakan setiap prosses di mana seseorang memperoleh pengetahuan (( Knowledge acquistion Knowledge acquistion), mengembangkan kemampuan/keterampilan (), mengembangkan kemampuan/keterampilan ( skill developments skill developments) sikap) sikap atau mengubah sikap (

atau mengubah sikap (atitute changeatitute change). Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar ). Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar  terprogram dalam pendidikan formal dan non formal, dan informal di kampus, dan di luar  terprogram dalam pendidikan formal dan non formal, dan informal di kampus, dan di luar  kampus yang seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanga kemampuan-kemampuan kampus yang seumur hidup yang bertujuan optimalisasi pertimbanga kemampuan-kemampuan individu, agar di kemudia hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1[1]

individu, agar di kemudia hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.1[1]

Penyelenggaraan pedidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat Penyelenggaraan pedidikan di Indonesia menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat (2), disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila (2), disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan Undang-undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa

 pendidikan Islam, baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa,  pendidikan Islam, baik sebagai sistem maupun institusinya, merupakan warisan budaya bangsa,

yang berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan dimikian jelas bahwa pendidikan Islam yang berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan dimikian jelas bahwa pendidikan Islam merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.2[2]

merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional.2[2]

Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang tidak bisadipungkiri bahkan semua itu Kebutuhan akan pendidikan merupakan hal yang tidak bisadipungkiri bahkan semua itu merupakan hak semua warga Negara, bernaan dengan ini, di dalam UUD 45 Pasal 31 ayat (1) merupakan hak semua warga Negara, bernaan dengan ini, di dalam UUD 45 Pasal 31 ayat (1) secara tegas disebutkan bahwa: “Tiap

secara tegas disebutkan bahwa: “Tiap--tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”. 93tiap warga Negara berhak mendapat pengajaran”. 93 Tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal (3) bertujuan Tujuan pendidikan nasional dinyatakan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal (3) bertujuan

1

1[1][1]Redja Mudiyaharjo,Redja Mudiyaharjo, Pengantar  Pengantar PendidikanPendidikan: Sebuah stud: Sebuah studi awal teni awal tentang dasar-datang dasar-dassar ssar   pendidikan

 pendidikan pada umumnypada umumnya dan pendida dan pendidikan di Indonikan di Indonesiaesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Hlm.. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Hlm. 11.

11.

2

2[2][2]Hasbullah,Hasbullah, Dasar-dasar  Dasar-dasar Ilmu PendidikIlmu Pendidikanan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. Hlm., Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. Hlm. 174.

(2)

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negar yang demokratis serta bertanggung jawab.3[3]

menjadi warga Negar yang demokratis serta bertanggung jawab.3[3]

Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti usaha yang dijaankan oleh seseorang Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti usaha yang dijaankan oleh seseorang atau sekelompok oran guntuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi atau sekelompok oran guntuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa. Dengan dimikian endidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan denan dewasa. Dengan dimikian endidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan denan mahasiswa untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.4[4] mahasiswa untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.4[4] Dalam firman Allah SWT,

Dalam firman Allah SWT, berfirman:berfirman:

::

((

61.87

61.87

))

 Artinya

 Artinya: Dan Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui: Dan Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl. 16-78)5[5]

(QS. An-Nahl. 16-78)5[5]

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam

dalam hal ilmu pengetahuan dan hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetberbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu ahuan. Oleh karena itu dikirimlahdikirimlah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak.6[6]

mendidik anak.6[6]

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia mem

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalamiliki peran yang sangat besar dalam  proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungann  proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungann yaya

dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan

diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan  pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan

 pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidupagama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

3

3[3][3] Ibid  Ibid , hlm. 310., hlm. 310. 4

4[4][4]Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Tamayulis,Tamayulis, Ilmu Pendidik Ilmu Pendidikan Islaman Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1., Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1. 5

5[5][5]Al-Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha PutraQur’an dan Terjemah, Departemen agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang. 1989. Hlm. 413.

Semarang. 1989. Hlm. 413. 6

(3)

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negar yang demokratis serta bertanggung jawab.3[3]

menjadi warga Negar yang demokratis serta bertanggung jawab.3[3]

Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti usaha yang dijaankan oleh seseorang Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti usaha yang dijaankan oleh seseorang atau sekelompok oran guntuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi atau sekelompok oran guntuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa. Dengan dimikian endidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan denan dewasa. Dengan dimikian endidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan denan mahasiswa untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.4[4] mahasiswa untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.4[4] Dalam firman Allah SWT,

Dalam firman Allah SWT, berfirman:berfirman:

::

((

61.87

61.87

))

 Artinya

 Artinya: Dan Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui: Dan Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. sesuatupun, dan Dia member kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl. 16-78)5[5]

(QS. An-Nahl. 16-78)5[5]

Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga terutama dalam

dalam hal ilmu pengetahuan dan hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu pengetberbagai macam ilmu pengetahuan. Oleh karena itu ahuan. Oleh karena itu dikirimlahdikirimlah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak ke sekolah, maka terbentuklah hubungan antara rumah dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni dan sekolah karena antara kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak.6[6]

mendidik anak.6[6]

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia mem

Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat besar dalamiliki peran yang sangat besar dalam  proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungann  proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup manusia baik dalam hubungann yaya

dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan

diri anak didik dalam menghadapi berbagai tantangan di atas, kiranya untuk menanamkan  pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan

 pendidikan agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola hidupagama ini, pola hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan dapat menyelamatkan anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

anak agar tidak terjerumus dalam jurang keterbelakangan mental.

3

3[3][3] Ibid  Ibid , hlm. 310., hlm. 310. 4

4[4][4]Prof. Dr. H. Prof. Dr. H. Tamayulis,Tamayulis, Ilmu Pendidik Ilmu Pendidikan Islaman Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1., Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1. 5

5[5][5]Al-Al-Qur’an dan Terjemah, Departemen agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha PutraQur’an dan Terjemah, Departemen agama Republik Indonesia, Jakarta: CV. Toha Putra Semarang. 1989. Hlm. 413.

Semarang. 1989. Hlm. 413. 6

(4)

Pendidikan agama Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia Pendidikan agama Islam sebagai usaha membina dan mengembangkan pribadi manusia dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung bertahap. Oleh karena suatu dari aspek-aspek kerohanian dan jasmaninya juga harus berlangsung bertahap. Oleh karena suatu  pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat  pematangan yang bertitik akhir pada optimalisasi perkembangan atau pertumbuhan, baru dapat tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan tercapai bilamana berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau pertumbuhannya.7[7]

atau pertumbuhannya.7[7]

Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani, dan rohan berdasarkan

Al-adalah bimbingan jasmani, dan rohan berdasarkan Al-Qur’an terhadap anak Qur’an terhadap anak -anak agar terbentuk -anak agar terbentuk  kepribadian Muslim yang sempurna.

kepribadian Muslim yang sempurna.

Pada proposal skripsi ini, penulis akan mengungkap peranan pendidikan agama Islam Pada proposal skripsi ini, penulis akan mengungkap peranan pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak anak didik di Roudlotul Athfal Al-Hikam Malang.

terhadap pembentukan akhlak anak didik di Roudlotul Athfal Al-Hikam Malang. Judul tersebut penulis pilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut: Judul tersebut penulis pilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut: 1)

1) Pendidikan Pendidikan agama agama Islam Islam adalah adalah menanamkan menanamkan akhlak akhlak mulia mulia di di dalam dalam jiwa jiwa anak anak dan dan masamasa  pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan jiwa.

 pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan jiwa. 2)

2) Akhlak Akhlak merupakan merupakan misi misi yang yang dibawa dibawa Nabi Nabi Muhammad Muhammad SAW SAW ketika ketika diutus diutus sebagai sebagai Rosulullah.Rosulullah.

)

)

((

 Artinya

 Artinya: “Sesungguhnay aku diutus oleh Allah, hanya untuk menyempurnakan akhlak.”: “Sesungguhnay aku diutus oleh Allah, hanya untuk menyempurnakan akhlak.” HR. Bukhori.

HR. Bukhori. 3)

3) Penulis Penulis ingin ingin mengetahui mengetahui bagaiman bagaiman peranan peranan pendidikan pendidikan agama agama Islam Islam terhadap terhadap akhlak akhlak anak anak  didik di Roudlotul Athfal Al-Hikam Malang.

didik di Roudlotul Athfal Al-Hikam Malang. B.

B. Pembatasan Pembatasan dan dan Perumusan Perumusan MasalahMasalah 1.

1. Pembatasan Pembatasan MasalahMasalah a)

a) Pendidikan Pendidikan agama agama Islam Islam yang yang dimaksud dimaksud di di sini sini adalah adalah pelaksanaan pelaksanaan pendidikan pendidikan agama agama IslamIslam dan kegiatan keagamaan di Roudlotul Athfal atau disingkat RA Al-Hikam Malang

dan kegiatan keagamaan di Roudlotul Athfal atau disingkat RA Al-Hikam Malang  b)

 b) Akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kepribadian dan tingkah laku anak didik Akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kepribadian dan tingkah laku anak didik  dalam kehidupan sehari-hari.

dalam kehidupan sehari-hari. 2.

2. Perumusan Perumusan MasalahMasalah

Bagaimana peranan pengidikan agama Islam terhadap akhlak anak didik di RA Al-Hikam Bagaimana peranan pengidikan agama Islam terhadap akhlak anak didik di RA Al-Hikam Malang

Malang C.

C. Tujuan Tujuan PenelitianPenelitian

7

(5)

1) Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peranan pendidikan agama Islam terhadapat akhlak  anak didik di RA Al-Hikam Malang.

2) Untuk mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan sekolah dalam mengingkatkan akhlak  anak didik di RA Al-Hikam Malang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan berguna untuk:

a) Peneliti sebagai syarat dalam menyelesaikan ujian akhir semester (UAS) semester 5 jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Ma’had Aly Al-Hikam Malang.  b) RA Al-Hikam Malang, dalam mengetahui peranan pendidikan agama Islam terhadap akhlak 

anak didik di RA Al-Hikam Malang.

c) Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para pendidik dalam mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi peranan terhadap akhlak anak didik di RA Al-Hikam Malang.

BAB II

Kajian PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pendidikan Agama Islam

a) Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sebelum membahas pengertian pendidikan agama Islam, penulis akan terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya. Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “pe” dan akiran “kan” mengandung arti perbuatan (hal, cara dan

sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang  berartikan bimbingan yang diberkan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam  bahasa Inggris dengan education yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa

Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti pendidikan.8[8]

(6)

Ahmad D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.9[9]

Sedangkan menurut Ki Hajar Desantara pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup

tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat yang ada  pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah

mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.10[10]

Dari semua defiisi itu, dapat disimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil.

Menurut hasil seminar pendidikan agama Islam se Indonesia tanggal 7 -11 Mei 1960 di Cipayung Bogor menyatakan: Pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadapat

 pertumbuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.11[11] b) Dasar-dasar Tujuan Pendidikan Agama Islam

Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah firman Allah dan sunnah Rasulnya Muhammad SAW.12[12] Kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi Al-Qur’an dan haditslah yang menjadi pondasinya.

Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan hidup.13[13]

9[9]Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’ar if. 1981. Hlm. 19.

10[10]Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Hlm. 4.

11[11]Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1998. Hlm. 11.

12[12]Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik khusus Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Hlm. 41. 13[13]Abdul Majid, A.Ag, et.ol , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarta. 2004. Hlm. 133.

(7)

Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupn tujuannya haruslah mengacu kepada penananman hilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan mengingkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta  pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus  berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan berne gara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (kurikulum PAI: 2002).14[14] 2. Hakekat Akhlak 

a) Pengertian Akhlak 

Pengertian akhlak secara emtimologi, perkataan “akhlak” berakar dari bahasa Arab jama’ dari mufradnya “khuluq” yang menurut bahasa Indonesia diartikan: budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan “khalkun” yang berarti kejadian sserta erat hubungan “ Khaliq” yang berarti Pencipta dan “makhluq” yang  berarti diciptakan.15[15]

Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam Al-Qur’an, sebagai  berikut:

 Artinya: Dan sesungguhnya engkau Muhammad, benar-benar berbudi pekerti yang agung. (Q.S. Al-Qur’an, 68:4).16[16]

Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa pakar  mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut:

1. Ibn Miskawaih

Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan- perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu.17[17]

2. Imam Al-Ghazali

14[14] Ibid , Hlm. 135.

15[15]Zahruddin AR, Pengatar Ilmu Akhlak , Jakarta: PT Grafindo Persada. 2004. Hlm. 1. 16[16]Al-Qur’an Al-Karim.

(8)

Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai

 perbutan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu k epada pikiran dan pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara’ maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir darinya perbutan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.18[18]

Jika diperhtaikan dengan seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlak sebagaimana tersebut di atas tidak ada yang saling bertenganan, melaikan salaing melengkapi, yaitu sifat yang tertananm kuat dalam jiwa yang nampak dalam perbutan lahiriah yang dilakukan dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.

b) Sumber dan Macam-macam Akhlak  1. Sumber Akhlak 

Akhlak Islam, sebab merupakan sistem akhlak yang berdasarkan kepada kepercayaan terhadap Allah, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok dari akhlak adalah Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.19[19]

Pribadi Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-sahabatnya yang selalu berdoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam berprilaku keseharian.

2. Macam-macam Akhlak  a) Akhlak Al-Karimah

Akhlak Al-Karimah atau akhlak yang mulia sangat amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Akhlak Terhadap Allah

Aklak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, yang jangankan m anusia, malaikat pun tidak akan menjangkau hakekatnya.

18[18]Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf , Jakarta: PT. MitraCahaya Utama. 2005. Hlm. 29.

(9)

2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya.

Contohnya: Menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan menhindari perbutan yang tercela.

3. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fingsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain tersebut. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam iut serta mendewasakan kita dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita. Caranya dapat dilakukank dengan memuliakannya memberikan bantuan, pertologan dan mengharainya.20[20]

b) Akhlak Al-Mazmumah

Aklak Al-Mazmumah atau akhlak yang tercela adalah sebagai antonim dari akhlak yang  baik sebagaimana tertulis di atas. Dalam ajaran Islam tetap membicarakan secara terperinci

dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahui cara-cara menjauhinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, di antaranya:

1. Berbohong

Berbohong adalah memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

2. Takabur atau sombong

Takabur adalah merasa atau mengaku dirinya besar, tinggi, mulia, melebihi orang lain. Pendek katanya yaitu merasa dirinya lebih hebat.

3. Dengki

Dengki adalah rasa atau sikap tidak sengan atas kenikmatan yang diperoleh orang lain. 4. Bakhil atau kikir 

20[20]Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf , Jakarta: PT. MitraCahaya Utama. 2005. Hlm. 49-57.

(10)

Bakhil atau kikir adalah sifat sukar mengurangi sebagian dari apa yang dimiliki untuk   berbagi dengan orang lain.21[21]

c) Tujuan Akhlak 

Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang  bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbutan, mulia dalam tingkah laku  perangai, bersifat bijasana, sempuna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur serta suci. Dengan kata

lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan. Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas merupakan saranan

 pendidikan akhlak. Dan setiap pendidikan harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak  di atas segala-galanya.22[22]

Barmawie Umary dalam bukunya materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak  adalah hubungan umat islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan  baik dan harmonis.23[23]

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhlak pada prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagiaan dan keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT, di samping berhubungan dengan sesama makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna serta lebih dari makhluk lainnya. B. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat memahami dengan jelas betapa pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan begitu semua bisa tercerahkan serta bisa memberi pencerahan kepada generasi penerus sehingga dapat mengapikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karena pendidikan tidak hanya menciptakan generasi yang cerdas secara

intelektual saja, tapi juga generasi yang mempunyai akhlakul karimah serta santun dalam  bersosialisasi dengan lingungannya.

Pendidikan agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan Al-Qur’an terhadap anak-anak agar terbentuk kepribadian Muslim yang sempurna. Sedangakn lembaga

21[21] Ibid , hlm. 57-59.

22[22]Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 115. 23[23]Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak , Solo: CV Ramadhani. 1988. Hlm. 2.

(11)

adalah tempat berlangsunya proses bimbingan jasmani dan rohan berdasarkan Al-Quraa’an yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia berkepribadian Muslim.

RA Al-Hikam Malang sebagai salah satu institusi yang menyelenggarakan pendidikan diharapkan dapat memberikan motivasi bagi anak-anak didinya untuk menjadi bagian dari Sumber Daya Manusia yang unggul di segala bidang, khususnya dalam pembentukan kepribadian Muslim yang sempurna.

C. Hipotesa Penelitian

Berdasarkan tinjauan teoritis yang dikemukakan di atas, maka penelitian mengajukan  pertanyaan sebagai berikut: Apakah anak didik atau siswa memperoleh nilai tinggi dalam

 pelajaran agama, mempunyai akhlak yang lebih baik dari siswa yang memperoleih nilai rendah. Berdasarkan pertanyaan di atas maka dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:

Ho: Tidak ada perbedaan akhlak siswa antara yang memperoleh nilai tinggi dalam  pelajaran agama dengan siswa yang memperoleh nilai rendah.

Ha: Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran a gama memiliki akhlak yang lebih baik jika dibandingkan dari siswa yang memperoleh nilai rendah.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitaan

Metode yang digunakan dalam membahas proposal ini adalah metode deskriftif analisis. Deskritif digunakan agar mampu memahami dan memberikan gambaran yang jelas mengenai  permasalahan yang terkait dengan isi proposal skripsi ini. analitis dipakai agar penulis dapat

menyusun proposal skripsi ini dalam bentuk yang sistematis sehingga mengena pada inti  permasalahan dan memperoleh hasil penelitian yang benar.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RA Al-Hikam Malang dan membutuhkan waktu sekurang-kurangnya 3 bulan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa sebagai sumber data yang mempunyai karakteristik tertentu dalam

(12)

sebuah penelitan.24[24] Adapun populasi pada penelitian ini adalah murid-murid RA Al-Hikam Malang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili populasi.25[25]

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak dari jumlah populasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian lapangan ( field  research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke obyek penelitian. Untuk memperoleh data-data lapangan ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi diartiakn dengan pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ii mengadakan pengamatan d engan mencatat data atau informasi yang diperlukan dan dibutuhkan sesuai dengan masalah yang diikuti.

2. Dokumentasi

Suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil pengolahan  bahan-bahan dokumen yang bermanfaat bagi badan atau lemba ga yang mengadakan. Dokumen

ini dilakukan untuk memperoleh data sejarah didirikannya RA Al-Hikam Malang, keadaan sarana dan prasarana dan juga data-data guru RA Al-Hikam Malang.

3. Angket

Dengan metode angket ini penulis mempersiapkan sejumlah pertanyaan tertentu, kemudian diseberkan kepada responen, untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada siswa untuk diisi untuk dijadikan sampel dalam penelitian untuk mengetahui pengaruh pendidikan agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa.

24[24]Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992. Hlm. 49.

25[25]Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. 1989. Hlm. 84.

(13)

Angket yang digunakan penulis adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai  jawaban terikat pada sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan.

E. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah analisa data, yaitu:

1. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para responden. Jadi setelah angket dan tes diisi oleh responden dan diserahkan kembali kepada  penulis, kemudian penulis memeriksa satu per satu angket dan tes tersebut. Bila ada

 jawabanyang diragukan atau tidak dijawab maka penulis menghubungi responden yang  bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

Tujuan editing yang penulis lakukan adalah untuk mengurangi kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang diselesaikan.

2. Tabulating

Tabulating adalah mengelolah data dengan memindahkan jawaban-jawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokan ke dalam bentuk bable frekuensi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Al-Qur’an Al-Karim.

AR, Zahruddin, Pengatar Ilmu Akhlak , Jakarta: PT Grafindo Persada. 2004.

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1998. Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik khusus Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak , Solo: CV Ramadhani. 1988.

Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf , Bandung: CV Pustaka Setia. 1997.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Majid, Abdul, A.Ag, et.ol , Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT

Remaja Rosdakarta. 2004.

Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004.

Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf , Jakarta: PT. MitraCahaya Utama. 2005.

(14)

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. 1989.

Diposkan oleh rf_1soccer d7:51 PM

http://rachmatfatahillah.blogspot.com/2012/03/contoh-proposal-skripsi-pai-kualitatif.html (BAGIAN 2)

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH PENDIDIKIN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR 

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MTSN MUARA ENIM KECAMATAN MUARA

ENIM”.

C. Batasan Masalah.

Agar penelitian tidak terlalu luas dan untuk lebih terarah, maka di batasi. Pada bagin pengaruh  pendidikan orang tua murid dalam meningkatkan perestasi. Belajar pendidikan agama islam di

MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim. D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan orang tua siswa MTSN MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

 b. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar pendidikan agama islam di MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

c. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pendidikan orang tua siswa terhadap prestasi belajar   pendidikan agama islam di MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

d. Sebagai imformasi kepada masyarakat luas tentang pengaruh pendidikan orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar pendidikan agama islam di MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

E. Hipotesis yang kebenarannya dibutuhkan melalui analisa secara lebih lanjut dalam pendidikan ini dirumuskan sebagai berikut’’ semakin baik pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi  belajar pendidikan agama Islam MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

F. Variabel

Variabel Indevenden Variabel Devenden G. Defenisi Operasional Variabel

1. Pendidikan Orang Tua Murid.

Cara orang tua membimbing anak tentang pelayanan agama islam baik dirumah atau di luar  rumah, dengan indicator adalah sebagai berikut :

a. Membantu pekerjaan rumah.

 b. Mengajar sholat berjama’ ah dan mengaji di rumah. c. Mengajarkan mengaji di TPA.

(15)

2. Prestasi Belajar 

Hasil belajar yang diterima siswasetelah melewati suatu proses pembelajaran yang di tandai dengan ulangan nilai raport.

H. Metodelogi penelitian. 1. Populasi dan Sampel.

Dalam penelitian ini meliputi populasi yaitu orang tua dan siswa MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

Dengan mengambil sampel dari orang tua siswa kelas kelas III, kemudian ditarik sebagai kesimpulan.

2. Jenis Dan Sumber Data.

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini ada dua macam: a. Kualitatif yang terdiri dari:

 Nilai, kegiatan belajar, metode atau cara orang tua menidik anak.  b. Kuanitatif terdiri dari:

Jumlah gedung, siswa, guru, pegawai, pasilitas belajar dan lain-lain.sumber data yang diperlukan dalam penelitian adalah :

1. Primer yaitu kepala sekolah, orang tua dan siswa. 2. Sekunder yaitu buku, laporan Koran dan lain-lain. 3. Metode Pengumpulan Data.

Untuk mengumpulkan data yang relevan maka penulis mengunakan metode: a. Pengamatan Opservasi.

Metode ini digunakan untuk mengamati beberapa halyang menyangkut sarana dan fasilitas MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim.

 b. Metode Wawancara.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan imformasi tentang latar belakang didirikannya MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim, sumber data MTSN Muara Enim Kecamatan Muara Enim (Daftar pertanyaan terlampir ).

c. Metode dokumentasi.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang siswa MTSNMuara Enim yang meliputi klasifikasi kelas, klasifikasi pendidikan orang tua murid, keadaan guru/pegawai serta setatus ke  pegawayan dan proses kegiatan belajar mengajar di MTSN Muara Enim Kecamatan Muara

Enim.

4. Teknik Analisa Data.

Setelah semua data terkumpul, maka diadakan pemeriksaan seperlunya, kemudian diadakan analisa data dengan uji stastistik. Adapun untuk mengetahui kompetensi guru agama islam maupun prestasi belajar siswa, dapat dianalisa dengan uji stastistik.

TSR, yaitu:

Sedangkan untuk menguji hepotesa dapat dilakukan dengan analisa korelasi Kutengensi, dengan rumus:

1. Sestematika pembahasan.

Untuk mempermudah pemahaman dan penjelasan kegiatan, maka disusun dan disajikan dalam  beberapa pembahasan serta beberapa bab, yaitu:

(16)

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan Kegunaan penelitian, hivotisis, variabel, depinisi operasional Variabel, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB 11 LANDASAN TEORI

Meliputi pengertian, dasar dan tujuan pendidikan agama Islam, Pendidikan orang tua dan prestasi  belajar, metode pembelajaran pendidikan agama Islam dan lain-lain.

BAB 111 KEADAAN UMUM MTSN MUARA ENIM KECAMATAN MUARA ENIM.

Dalam bab ini mengemukakan tentang gambaran umum keadaan MTSN Muara Enim yang meliputi letak dan sejahteranya, keadan siswa dan guru, sarana dan prasarana, fasilitas serta  proses mengajar.

BAB IV PENGARUH PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MTSN MUARA ENIM KECAMATAN MUARA ENIM.

Bab ini menyajikan tentang pengaruh pendidikan orang tua terhadap

Prestasi belajar pendidikan agama islam siswa MTSN Muara Enim Kecamatan Mura Enim. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.

Bab ini merupakan bab terakhir yang berupa kesimpulan dan saran. DAFTAR PUSTAKA

A. Departemen pndidikan nasional repoblik Indonesia, undang-undang republic Indonesia nomor  20 tahun 2003, Jakarta.

 Ny.siti partini sudirman, pisikologi pendidikan, ( Yogyakarta: 1988). Dr. zakiyah, pembinaan mental agama islam, ( Jakarta: 1979).

Departemen agama RI,AL,Qur’an dan erjemahanya, Jakarta 1987/1988. Yusuf muri, pengantar ilmu pendidikan, Jakarta, balai p ustaka, 1982.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2024786-contoh-proposal-skripsi-pai- pengaruh/#ixzz2DgzNxbZZ

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2024786-contoh-proposal-skripsi-pai-pengaruh/

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE DAN OUTSIDE CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI (Studi di ………)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jurusan Tarbiyah STAIKHA

(17)

Disusun Oleh :

 ________________ 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

………..

2012

KATA PENGANTAR 

Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun  proposal skripsi dengan judul Upaya Meningkatkan Pemahaman Pelajaran Pai Dengan

Menerapkan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Pad a Siswa Kelas Vii Smp Tahun Pelajaran 2012/2013 (Studi di SMPN 1 Jawilan).

Adapun penyusunan proposal skripsi ini dilakukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyusunan Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Program S1 Tarbiyah di Sekolah Tinggi Agama Islam K.H. Abdul Kabier (STAIKHA) Kubang – Petir  – Serang dan selanjutnya  proposal ini sebagai pertimbangan pihak terkait untuk dilanjutkan kebentuk skripsi.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan proposal skripsi ini, oleh karena itu  bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sangat peneliti harapkan demi hasil penelitian yang

lebih baik.

Akhirnya penulis ucapkan terima kasih kepada ketua dan civitas akademika Sekolah Tinggi Agama Islam K.H. Abdul Kabier (STAIKHA) yang senantiasa membe rikan arahan dan

 bimbingan kepada penulis. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

Kubang, Juni 2012 Penyusun,

MASTUROH

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE DAN OUTSIDE CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

(18)

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat  penting bagi kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan berisikan

tuntunan bagi siswa dalam menjalani kehidupan agar memiliki pribadi yang soleh atau solehah. Dengan adanya tuntutan inilah pendidik harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan menerapkan ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga dapat meningkatkan kualitas  pembelajaran yang berakibat pada peningkatan mutu pendidikan. Adan ya berbagai jenis

hambatan dalam diri guru maupun siswa, proses belajar mengajar sering tidak efektif dan tidak  efisien.[1]

Suasana belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat berpeng aruh dalam peningkatan kualitas  belajar mengajar. Apabila pembelajaran menyenangkan dapat menimbulkan minat dan motivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus dapat memfasilitasi siswa agar dapat meningkatkan potensi yang dimiliki oleh siswa dan membuat siswa aktif dalam  belajar sehingga tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat tercapai.

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) selalu dipandang sebagai pelajaran yang sangat sulit, sehingga kurang diminati oleh ban yak siswa. Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang diperoleh siswa selalu monoton dan disajikan kurang menarik oleh guru. Dalam pembelajaran konvensional siswa selalu mengantuk dan perhatiannya kurang karena membosankan, sehingga  pemahaman belajar menurun.

Penggunaan Metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Pembelajaran Pe ndidikan Agama Islam (PAI) yang biasanya menggunakan metode konvensional memang sudah membuat siswa aktif, namun kurang dapat mengembangkan keterampilan sosial siswa yang kelak dapat berguna dalam kehidupan sosial.

Upaya peningkatan pemahaman belajar sangatlah tidak mudah, karena pembelajaran

konvensional sekarang ini kurang cocok lagi untuk mentransfer ilmu ke peserta didik. Jadi perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat menarik bagi siswa untuk belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). dalam pembelajaran, stategi pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan pemahaman belajar.

Salah satu Metode pembelajaran yang menuntut aktivitas siswa adalah pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif selain membantu siswa memahami konsep -konsep yang sulit  juga berguna untuk membantu siswa menumbuhkan keterampilan kerjasama dalam

kelompoknya dan melatih siswa dalam berpikir kritis sehingga kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dapat meningkat.

Hal lain yang penting dalam pembelajaran kooperatif adalah dapat meningkatkan aktivitas  belajar siswa dan sikap yang positif, menambah motivasi belajar dan rasa percaya diri bagi

(19)

siswa, menambah rasa senang berada di sekolah dan rasa sayang terhadap teman-teman sekelasnya.

Metode Inside-Outside Circle adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode ini siswa dituntut untuk bekerja kelompok, sehingga dapat memperkuat hubungan antar individu. Selain itu metode pendekatan ini memerlukan ketrampilan berkomunikasi dan proses kelompok  yang baik .[2]

Selain pemilihan strategi yang tepat, hal lain yang dapat mempengaruhi pemahaman belajar  adalah aktivitas belajar siswa. Siswa yang aktivitas be lajarnya tinggi akan lebih cepat dalam  bertindak untuk melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa. Dan

sebaliknya, siswa yang aktivitas belajarnya rendah merasa malas untuk belajar.

Untuk siswa kelas VII SMP semester 1 pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) akan lebih efektif bila disampaikan melalui strategi yang tepat. Dalam hal ini, metode pembelajaran Inside-Outside Circlesangatlah tepat untuk pembelajaran. Pada pembelajarn Inside-Inside-Outside Circlesiswa dalam kelas dibagi dalam 2 kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari 2 kelompok  lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar.

Dari permasalahan tersebut diatas, peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul

”PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE DAN OUTSIDE CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI” (Studi di SMPN 1 Jawilan).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahn sebagai berikut:

1. Bagaimana penggunaan metode pembelajaran Inside-Outside Circle di SMPN 1 Jawilan? 2. Bagaimana pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Jawilan?

3. Bagaimana penggunaan model pembelajaran Inside-Outside Circle dan aktivitas belajar  siswa terhadap pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMPN 1 Jawilan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Inside-Outside Circletehadap  pemahaman belajar siswa di SMPN 1 Jawilan.

(20)

3. Untuk mengetahui interaksi antara metode pembelajaran Inside-Outside Circledan aktivitas belajar siswa terhadap pemahaman belajar.

D. Kerangka Pemikiran

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa agar memahami ajaran Islam (knowing), terampil melakukan ajaran Islam (doing), dan melakukan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (being). Adapun tujuan pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan melakukan, dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama pendidikan agama Islam di sekolah ialah keberagamaan, yaitu menjadi muslim yang sebenarnya. Keberagamaan inilah yang selama ini kurang di  perhatikan.

Pendidikan agama dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mengaktualkan sifat-sifat kesempurnaan yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia, upaya tersebut dilaksanakan tanpa pamrih apapun kecuali untuk semata-mata beribadah kepada Allah.[3] Ahli lain juga menyebutkan bahwa pendidikan agama adalah sebagai proses penyampaian

informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya).[4]

Mengingat begitu pentingnya pemahaman akan materi pendidikan agama Islam, maka tingkat  pemahaman siswa harus menjadi prioritas diantara mata pelajaran lain. Maka dari itu tenaga  pendidik harus mampu menentukan metode pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi

Pendidikan Agama Islam ini.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran, yang pada dasarnya metode mengajar ini merupakan teknik yang digunakan di dalam melakukan interaksi dengan siswa disaat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Ada bebarapa prinsip yang ahrus kita perhatikan dalam pengguanaan metode mengajar, terutama yang berkaitan langsung dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya :

1. Harus dapat membangkitkan rasa keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran, atau yang biasa deseburt dengan curriosity.

2. Metode mengajar harus dapat memberikan peluang untuk berekspresi dalam aspek seni yang kreatif.

3. Metode mengajar harus dapat memungkinkan siswa belajar untuk memecahkan masalah. 4. Memungkinkan siswa untuk selalu menguji kebenaran akan sesuatu, atau disebut sikap

skeptis.

5. Metode mengajar harus dapat membuat siswa untuk melakukan penemuan terhadap suatu topik atau berinkuiri.

(21)

6. Harus memungkinkan siswa untuk menyimak.

7. Independent study, memungkinkan siswa untuk mampu belajar secara mandiri . 8. Cooperatif learning, metode harus dapat memungkinkan siswa untuk belajar secara

kelompok.

9. Harus dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.

Berdasarkan beberapa prinsip penggunaan metode mengajar diatas, maka peneliti memilih metode inside outside circle ini. Inside outside circle adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separuh dari sejumlah siswa membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan  berbagi informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkaran luar berputar kemudian  berbagi informasi kepada teman (baru) di depannya, dan seterusnya.

E. Hipoptesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah jawan sementara terhadap masalah pen elitian yang secara teoritis yang dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.[5]

Dari suatu penelitian yang harus diuji kebenarann ya melalui jalan riset. Dengan kata lain hipotesisi merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah yang membutuhkan  pembuktian atau diuji kebenarannya.

Dari gambaran diatas dapat diajukan hipotesisnya sebagai berikut :

H0 : Diduga dapat meningkatkan pemahaman pelajaran PAI dengan menerapkan model  pembelajaran inside outside circle pada siswa kelas vii smp tahun pelajaran 2012/2013

H1 : Diduga tidak dapat meningkatkan pemahaman pelajaran PAI dengan menerapkan model  pembelajaran inside outside circle pada siswa kelas vii smp tahun pelajaran 2012/2013

F. Sistematika Penelitian

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini terbagi kedalam lima bab, sebagai berikut :

Bab I adalah Pendahuluan ; terdiri atas Latar Belakang Masalah,Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Pemecahan Masalah, TujuanPenelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INSIDE DAN OUTSIDE CIRCLE (VARIABEL X)

PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PAI

(22)

Bab II adalah Kajian Pustaka; terdiri atas Melafalkan Huruf Hijaiyah, Media Lagu, dan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits.

Bab III adalah Metode Penelitian; terdiri atas Pendekatan Penelitian, Kancah Penelitian, Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian, Subyek Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik  Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan data, Teknik Pengumpulan data, dan Analisis Data. Bab IV adalah Hasil Dan Pembahasan Penelitian ; terdiri atas Deskripsi Hasil Penelitian, dan Pembahasan.

Bab IV adalah Kesimpulan Dan Saran-Saran; terdiri atas Kesimpulan, dan Saran-saran. DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Reni dan Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak . Jakarta : Grasindo. Bahari, Abdullah dkk. 2000. Metode Belajar Anak Kreatif . Bandung : Dwi Pasha Press. B. Adam. Macam-macam metode pembelajaran. Diakses dari http://store.cc.cc/

Macam_macam_Metode_Pembelajaran_g1g177821 Pada tanggal 30 Mei 2012

Drajat, Zakiah, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara

Ma’arif, Samsoel. 1993. Peran Pendidikan Moral dan Agama. Yogyakarta : Mitra Pustaka. Markus, Alim. 1995. Manajemen Pendidikan Sekolah Terbuka; Representasi Sistem Pendidikan  De-Birokratisasi. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Purwandaru, Setyawan, dan Esther Wahyudi Salim. Belajar Reaktif . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Rachmat Widodo. Model Pembelajaran Inside-Outside-Circle (Spencer Kagan). Diakses dari http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/10/model-pembelajaran-24-inside-outside-circle-spencer-kagan/. Pada tanggal 30 Mei 2012

Riyanto, Yatim. 2006. Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat Satuan  Pendidikan (KTSP), IKAPI : Universiti Press.

Shaleh, Abdul, Rahman, 2005.  Pendidikan Agama dan Pembangunan Untuk Bangsa.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

(23)

Sukuco, Padmo. 2002.

Sukuco, Padmo. 2002. Penleitian Kualitatif : Metodologi, Aplikasi, dan Evaluasi Penleitian Kualitatif : Metodologi, Aplikasi, dan Evaluasi. Jakarta :. Jakarta : Gunung Agung.

Gunung Agung. Suriah. N. 2003.

Suriah. N. 2003. Penelitian Tindakan Penelitian Tindakan. Malang : Bayu Media Pu. Malang : Bayu Media Publishing.blishing. Suryaman, Maman. 1990.

Suryaman, Maman. 1990. Kerangka Acuan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kerangka Acuan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa. Bandung :. Bandung : Angkasa.

Angkasa.

Starawaji. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Berbag

Starawaji. Pengertian Pendidikan Agama Islam Menurut Berbag ai Pakar. Diakses dariai Pakar. Diakses dari

http://starawaji.wordpress.com/2009/05/02/pengertian-pendidikan-agama-islam-menurut- berbagai-pakar/

 berbagai-pakar/Pada tanggal 31 Mei 2012.Pada tanggal 31 Mei 2012.

Margono, S.

Margono, S. Drs. Drs. 2001, Metodologi 2001, Metodologi Pendidikan. Pendidikan. PT. Rineka PT. Rineka Cipta, Cipta, cet.01 Press.cet cet.01 Press.cet 9.9.

Tafsir, Ahmad, 2005.

Tafsir, Ahmad, 2005. Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam, Bandung : PT. Remaja, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Rosdakarya

Wibawa, B. 2003.

Wibawa, B. 2003. Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat Tenaga Pendidikan.

Pendidikan. Zuhaerini, 1983.

Zuhaerini, 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya : Usaha Nasional.. Surabaya : Usaha Nasional.

[1]

[1] Drajat, Zakiah,Drajat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara. 1992. Hal.57., Jakarta : Bumi Aksara. 1992. Hal.57. [2]

[2] B. Adam. Macam-macam metode pembelajaran. Diakses dariB. Adam. Macam-macam metode pembelajaran. Diakses dari http://store.cc.cc/http://store.cc.cc/

Macam_macam_Metode_Pembelajaran_g1g177821

Macam_macam_Metode_Pembelajaran_g1g177821Pada tanggal 30 Mei 2012. Pukul 13:00 wib.Pada tanggal 30 Mei 2012. Pukul 13:00 wib. [3]

[3] ibidibid [4]

[4] Off citOff cit [5]

[5] Margono, S. Drs. 2001, Metodologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, cet.01 Press.cet 9.Margono, S. Drs. 2001, Metodologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, cet.01 Press.cet 9. About these ads

About these ads

http://kreativitasdircom.wordpress.com/2012/08/22/contoh-proposal-skripsi/

http://kreativitasdircom.wordpress.com/2012/08/22/contoh-proposal-skripsi/

Belajar Sendiri

(24)

Strategi Pembelajaran LSQ (Learning Start With a Question) dan IS (Information Search)

Strategi Pembelajaran LSQ (Learning Start With a Question) dan IS (Information Search)

Di Sekolah

Di Sekolah

Oleh: Hendi Burahman Oleh: Hendi Burahman

A.Pendahuluan A.Pendahuluan

Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu dan  perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan  perkembangan masyarakat. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

 pendidikanya. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam Undang-Undan  pendidikanya. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang dirumuskan dalam Undang-Undan gg  No.20 tahun 2003 khususnya pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan  No.20 tahun 2003 khususnya pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar  mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar  menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menja

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis sertadi warga negara yang demokratis serta  bertanggung jawab. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-Undan

 bertanggung jawab. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-Undan g tersebut,g tersebut, harus dipahami dan disadari oleh setiap pengembang kurikulum. Sebab, apapun yang

harus dipahami dan disadari oleh setiap pengembang kurikulum. Sebab, apapun yang direncanakan dan dikembangkan serta dilaksanakan dalam setiap proses pendidikan pada direncanakan dan dikembangkan serta dilaksanakan dalam setiap proses pendidikan pada

akhirnya harus bermuara pada pengembangan potensi setiap anak agar mereka menjadi manusia akhirnya harus bermuara pada pengembangan potensi setiap anak agar mereka menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, manusia yang sehat, berilmu, cakap yang beriman dan bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, manusia yang sehat, berilmu, cakap dan lain sebagainya.

dan lain sebagainya.

Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi Penggunaan suatu strategi pembelajaran akan membantu kelancaran, efektivitas, dan efisiensi  pencapaian tujuan. Guru dituntut harus dapat menetapkan strategi pembelajaran apa yang paling  pencapaian tujuan. Guru dituntut harus dapat menetapkan strategi pembelajaran apa yang paling tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu, penyampaian bahan tertentu, suatu kondisi belajar peserta tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu, penyampaian bahan tertentu, suatu kondisi belajar peserta didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yang memang telah dipilih. Tujuan didik, dan untuk suatu penggunaan strategi atau metode yang memang telah dipilih. Tujuan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi belajar-mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini d

strategi belajar-mengajar yang efektif. Pengembangan strategi ini d imaksudkan sebagai upayaimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi peserta untuk menciptakan keadaan belajar yang lebih menyenangkan dan dapat mempengaruhi peserta didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar  didik, sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasi belajar  secara memuaskan. Oleh karena itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan secara memuaskan. Oleh karena itu, melaksanakan kegiatan belajar mengajar merupakan  pekerjaan kompleks dan menuntut kesungguhan guru.

 pekerjaan kompleks dan menuntut kesungguhan guru.

Strategi pembelajaran yang baru berkembang adalah metode Learning Start With A Question Strategi pembelajaran yang baru berkembang adalah metode Learning Start With A Question (LSQ) dan Information Search (IS) yang dapat meningkatkan

(LSQ) dan Information Search (IS) yang dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Untuk Hasil Belajar siswa. Untuk  meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam bertan

meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam bertan ya diperlukan suatu strategi yang tepat.ya diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah Strategi yang dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah strategi LSQ yaitu suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Aga

strategi LSQ yaitu suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Aga r siswa dapat memilikir siswa dapat memiliki daya berinkuiri dan saling bekerjasama diperlukan suatu

daya berinkuiri dan saling bekerjasama diperlukan suatu strategi dan metode yang disebutstrategi dan metode yang disebut dengan strategi IS, yaitu suatu strategi pembelajaran mencari informasi melalui diskusi dengan strategi IS, yaitu suatu strategi pembelajaran mencari informasi melalui diskusi

kelompok. Namun ironisnya, strategi pembelajaran ini tidak semuanya digunakan oleh setiap kelompok. Namun ironisnya, strategi pembelajaran ini tidak semuanya digunakan oleh setiap guru mata pelajaran di sekolah-sekolah. Padah

guru mata pelajaran di sekolah-sekolah. Padahal jika dilihat dari peran dan al jika dilihat dari peran dan fungsi strategifungsi strategi  pembelajaran LSQ (Learning Start With A Question) dan IS (Infor

 pembelajaran LSQ (Learning Start With A Question) dan IS (Information Search), sangat urgenmation Search), sangat urgen dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

(25)

B.Rumusan Masalah B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana memilih strategi pembelajaran? 1.Bagaimana memilih strategi pembelajaran? 2.Apa dampak dari pelaksanaan

2.Apa dampak dari pelaksanaan strategi pembelajaran LSQ (Learning Start With A Question)strategi pembelajaran LSQ (Learning Start With A Question) dan IS (Information Search)?

dan IS (Information Search)?

C.Pengertian Strategi Pembelajaran C.Pengertian Strategi Pembelajaran

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu kegiatan. Biasanya cara Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum pelaksanaan kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang tersebut telah direncanakan sebelum pelaksanaan kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia berusaha mencari cara lain

optimal, dia berusaha mencari cara lain yang dapat mencapai tujuannya. Proyang dapat mencapai tujuannya. Proses tersebutses tersebut

menunjukkan bahwa orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan bahwa orang selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam suatu kegiatan menunjukkan diharapkan. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam suatu kegiatan menunjukkan  bahwa orang tersebut telah melakukan strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan  bahwa orang tersebut telah melakukan strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan

kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan. kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan. Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan p

Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan p embelajaran. Istilah strategiembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan

strategos, merupakan gabungan kata “stratosâ€kata “stratosâ€�� (militer) dan “agoâ€(militer) dan “agoâ€�� (memimpin),(memimpin), sebagai kata kerja, stratego, berarti merencanakan

sebagai kata kerja, stratego, berarti merencanakan (to plan)1. Dalam Kamus Besar Bahasa(to plan)1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai ke

Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai ke giatan untuk mencapai sasarangiatan untuk mencapai sasaran

khusus2. Sedangkan secara umum strategi mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan khusus2. Sedangkan secara umum strategi mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan3. Strategi, menurut

untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan3. Strategi, menurut Poerwadarminta adalah; 1). Ilmu siasat perang, 2). Siasat P

Poerwadarminta adalah; 1). Ilmu siasat perang, 2). Siasat P erang, 3). Bahasa Pembicaraan akalerang, 3). Bahasa Pembicaraan akal (tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan Pembelajaran merupakan

(tipu muslihat) untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan Pembelajaran merupakan terjemahan

terjemahan dari kata “instruction” yang dalam bahdari kata “instruction” yang dalam bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere”asa Yunani disebut instructus atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan yang berarti menyampaikan pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan  pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran4.

 pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran4. Pengertian ini lebihPengertian ini lebih mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi mengarah kepada guru sebagai pelaku perubahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa strategi sebagai suatu cara yang dianggap mampu untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram sebagai suatu cara yang dianggap mampu untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram secara sistematis.

secara sistematis.

Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di mana mengajar dilakukan Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, di mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep  pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja  pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu5. Pembelajaran

khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu5. Pembelajaran menurut Dimyati danmenurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru secara te

Mudjiono adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuatrprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pen

siswa belajar secara aktif, yang menekankan pen yediaan sumber belajar6. Jadi, menurut penulis,yediaan sumber belajar6. Jadi, menurut penulis,  pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pendid

 pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh pendid ik ik  (guru) untuk membantu peserta didik (siswa) aktif dalam kegiatan b

(guru) untuk membantu peserta didik (siswa) aktif dalam kegiatan b elajar yang telah dirancangelajar yang telah dirancang oleh guru.

oleh guru.

Strategi yang diterapkan dalam kegiatan b

(26)

 pembelajaran menurut Slameto ialah suatu rencana tentang pendayagunaan dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisien pengajaran7. Menurut Nana Sudjana, strategi

 pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan variabel pengajaran (yaitu tujuan, materi, metode, dan alat serta evaluasi) agar dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan8. Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran di atas, dapat di simpulkan  bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang dilaksanakan pendidik (guru) untuk 

mengoptimalkan potensi peserta didik agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil yang diharapkan

D.Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu  juga kita semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya.

Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan:

a.Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan adalah:

1)Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan aspek 

2)Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau tingkat rendah ?

3)Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademis ?  b.Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:

1)Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum, atau teori tertentu ?

2)Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat tertentu atau tidak ? 3)Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu ?

c.Pertimbangan dari sudut siswa:

1)Apakah strategi pembelajaran sesuai dengan tingkat k ematangan siswa ?

2)Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa ? 3)Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan ga ya belajar siswa ?

d.Pertimbangan-pertimbangan lainnya:

1)Apakah untuk mencapai tujuan cukup dengan satu strategi saja ?

2)Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan ? 3)Apakah strategi itu memiliki nilai efektivitas dan efisiensi ?9.

Dari berbagai pertanyaan di atas, merupakan bahan pertimbangan dalam menetapkan strategi yang ingin diterapkan. Misalkan untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan aspek  kognitif, akan memiliki strategi yang berbeda dengan upaya untuk mencapai tujuan yang  berhubungan dengan aspek afektif atau aspek psikomotor, dll.

(27)

E.Pelaksanaan Strategi Learning Start With A Question (LSQ)

Secara tegas telah dinyatakan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional “berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.” Sebagai salah satu ilmplikasi dari tuntutan normatif, Udin S. Wiranaputra mengemukakan bahwa kapasitas dan kinerja guru pada tiap satuan pendidikan  perlu dikembangkan agar dapat memberi layanan pendidikan yang bermutu. Kapasitas dan

kinerja pembelajaran adalah kemampuan guru dalam satuan pendidikan untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan melakukan penyempurnaan program pembelajaran secara utuh dan berkelanjutan sebagai bagian integral dari perwujudan peningkatan mutu pendidikan

 berbasis sekolah. Bentuk peningkatan kapasitas dan kinerja guru melalui kompetensi metodologi adalah melalui pemahaman dan pelaksanaan strategi pembelajaran yang mampu membangun  pembentukan sikap demokratis dan bertanggung jawab. Strategi pembelajaran adalah penataan

cara-cara atau langkah-langkah dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda guna mencapai tujuan atau kompetensi hasil pembelajaran10.

Strategi Learning Start With a Question (LSQ) adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam  bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang

akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu. Dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca atau membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta

dibenarkan secara bersama-sama. Untuk melihat apakah siswa telah mempelajari materi tersebut, maka guru melakukan pre test. Selain itu, guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman serta membuat daftar pertanyaan, sehingga dapat terlihat berapa persen siswa yang  belajar dan yang tidak belajar. Dengan membaca maka dapat memetik bahan-bahan pok ok yang  penting. Dalam membaca terdapat beberapa cara seperti :

1)Saat membaca, siswa memberi garis bawah. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui kata yang  penting atau kata-kata yang kurang dimengerti.

2)Siswa membuat catatan atau ringkasan hasil bacaan. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui materi yang perlu dihafal atau dikaji ulang.

Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih

sempurna dalam menerima informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Dengan demikian guru tidak hanya akan belajar bagaimana “ bertanya” yang baik dan  benar, tetapi juga belajar bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas. Kelancaran bertanya

(fluency) adalah merupakan jumlah pertanyaan yang secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa di dalam kelas. Kelancaran bertanya ini sangat diperlukan bagi guru di dalam  proses belajar-mengajar. Pertanyaan yang disajikan guru diarahkan dan ditujukan pada pelajaran

Gambar

Tabel 1.1 Langkah-langkah Kegiatan dalam Strategi Learning Starts With a Question No Kegiatan Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terlihat ketika siswa aktif menjawab pertanyaan guru dan berdasarkan tes formatif yang sangat memuaskan.(3)Pemahaman siswa kelas XI IPA MA Hasanuddin Blitar pada materi

Bagaimana proses guru dalam menggunakan media papan kebun operasi hitung pada mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia guna meningkatkan hasil belajar siswa

Kerena adanya kecenderungan penurunan kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas merupakan salah satu penyebab kurang berhasilnya prestasi siswa Untuk

ix Kemampuan pengelolaan pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar yang dimulai dari suatu proses perncanaan,pelaksanaan, penilaian kegiatan