• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metopen Proposal Skripsi Nadyatun Khasanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Metopen Proposal Skripsi Nadyatun Khasanah"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token pada Kompetensi Dasar 1.5 Mengidentifikasi Sistem Ekonomi Untuk Memecahkan Masalah Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

Kelas X SMA

METODELOGI PENELITIAN

Dila Kristina Utami (101334014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

COVER………..……. ………1

DAFTAR ISI ………...………....2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………...………...3

B. Perumusan Masalah ..………...………...5

C. Tujuan Penelitian ………..……..5

D. Manfaat Penelitian ……….………..………...5

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Tindakan Kelas …..………...………..7

B. Pembelajaran Aktif………... ………..……...18

C. Model Pembelajaran Kooperatif…….. ………..………...24

D. Pembelajaran Ekonomi ………...……..………31

E. Kerangka Teoritik ………...………..…………35

F. Hipotesis Penelitian………... ………....36

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian………...……….37

B. Tempat dan Waktu..………...…………....37

C. Variabel Penelitian dan Pengaruhnya……….………37

D. Prosedur Penelitian……….………38

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan saat ini diharapkan dapat menghasilkan out put yang memiliki kompetensi unggul di bidangnya. Hal ini penting dengan out put yang unggul dapat menghasilkan SDM yang berkualitas. Untuk menghasilkan out put yang unggul diperlukan beberapa faktor yang mendukung. Salah satu faktor untuk meningkatkan kompetensi dasar yang unggul adalah keaktifan dan interaksi sosial. Faktor ini penting karena bersangkutan dengan aktivitas yang biasa dilakukan dalam pembelajaran.

Keaktifan siswa dalam kelas sangat berpengaruh pada kegiatan pembelajaran, karena guru dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi yang diberikan. Selain itu, juga dapat melatih siswa untuk lebih berani berbicara dan mengutarakan pendapatnya.

Realitanya, pembelajaran di kelas masih kurang bisa menumbuhkan suasana aktif untuk para siswanya. Adapun beberapa penyebabnya, yaitu:

1. Siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas.

(4)

disampaikannya, tanpa guru mengerti siswa itu sendiri sudah paham atau belum terhadap mata pelajaran yang diajarkan.

2. Kurangnya perhatian guru kepada semua siswa saat pembelajaran di dalam kelas.

Siswa yang diperhatikan lebih oleh guru tentunya akan membuat siswa lainnya menjadi malas dalam belajar. Di dalam kelas misalnya, guru hanya hafal satu atau dua nama siswa yang dirasa pandai, sehingga guru hanya fokus pada siswa tersebut tanpa memandang siswa-siswa lain yang juga sangat membutuhkan perhatiannya.

Dari uraian di atas, penulis berusaha menemukan permasalahan yang menjadi faktor kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran, yaitu metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cenderung tradisional (ceramah). Oleh karena itu, guru diharapkan mencoba menggunakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Banyak metode pembelajaran kooperatif yang bisa digunakan oleh guru.

(5)

keberhasilan kelompok. Karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab semua anggota kelompok. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan sebelum melakukan proses pengajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif.

Berdasarkan masalah tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu dengan judul Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token pada Kompetensi Dasar 1.5 Mengidentifikasi Sistem Ekonomi Untuk Memecahkan Masalah Ekonomi Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas X SMA.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun rumusan masalah, yaitu bagaimana rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token pada Kompetensi Dasar 1.5 Mengidentifikasi Sistem Ekonomi untuk uemecahkan uasalah ekonomi untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas X SMA?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa dan untuk apa tipe Time Token digunakan dalam meningkatkan keaktifan sosial antar siswa?

(6)

Makalah ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan dapat menjadi bekal bagi penulis untuk terjun ke dunia pendidikan serta dapat memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu masalah untuk mengambil suatu kesimpulan secara tepat.

2. Bagi siswa

Dengan penelitian ini siswa diharapkan dapat menjadi aktif untuk mengikuti pembelajaran dan bisa berinteraksi dengan siswa lainnya di dalam kelas dengan baik.

3. Bagi guru

(7)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Tindakan Kelas 1. Pengertian PTK

Penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Dalam bahasa Inggris PTK diartikan dengan Classroom Action Research, disingkat CAR. Dilihat dari namanya sudah menunjukan isi yang terkandung di dalamnya. Dari tiga kata tersebut dapat diuraikan pengertiannya sebagai berikut ;

a. Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari hal uang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan – suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan. c. Kelas - sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru. Batasan yang ditulis untuk pengertian kelas adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan “ruangan tempat guru mengajar”

(8)

Menurut beberapa Ahli PTK dapat diartikan sebagai berikut ;

1) Wibawa, 2004 – Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.

2) Arikunto, 2007 – Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 3) Wiriaatmadja, 2006 – Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana

sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. 4) Sukidin,Basrowi dan Suranto, 2002 – Penelitian tindakan kelas

sebagai suatu bentuk penalaahan penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

5) Sanford – PTK merupakan suatu kegiatan bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, konseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi.

(Nyata, Pujiati. Irma, Taniredja Tukiran. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta, hal 15-16)

(9)

untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

(Nyata, Pujiati. Irma, Taniredja Tukiran. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta, hal 16-17)

2. Jenis- jenis Penelitian

a. Menurut tujuannya, antara lain

1) Penelitian eksplorasi yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui sesuatu dengan cara menggali atau mengeksplor. 2) Penelitian deskriptif dilakukan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang fenomena yang diteliti, misalnya kondisi sesuatu atau kejadian, atau faktor-faktor penyebab terjadinya sesuatu.

3) Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari adanya perlakuan yang dengan sengaja dikenakan pada subjek.

4) Penelitian evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan suatu kebijakan.

b. Menurut model penelitiannya, yaitu sebagai berikut

(10)

2) Penelitian kualitatif yang dilakukan secara cermat, mendalam dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data yang sangat lengkap dan dapat menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas sesuatu.

c. Menurut keberadaan data atau tersedianya data, dibedakan menjadi 1) Penelitian eksperimen, seperti sudah disebutkan, dilakukan

penelitian untuk memunculkan perlakuan atau treatment, jadi data dalam penelitian eksperimen belum tersedia sebelum perlakuan dilakukan.

2) Penelitian non eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap data yang sudah ada atau tersedia tanpa ditimbulkan oleh adanya perlakuan atau treatment.

(Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya, Hl 14-16)

d. Terdapat 4 jenis PTK, yaitu sebagai berikut.

1) PTK Diagnostik, ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti kearah suatu tindakan.

2) PTK Partisipan, apabila peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan.

(11)

4) PTK eksperimental, apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategis secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. (Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya, hal 19-20)

3. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Hopkins prinsip yang dimaksud antara lain :

a. Tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. c. Kegiatan peneliti yang merupakan bagian integral dari pembelajaran

harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.

d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang rill merisaukan tanggung jawab professional dan komitmen terhadap diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran yang sesungguhnya.

e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatakan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

(12)

(Nyata, Pujiati. Irma, Taniredja Tukiran. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta, hal 17)

4. Karakteristik PTK

Ditinjau dari karakteristiknya, PTK memiliki karakteristik antara lain; a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional.

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langan dengan beberapa siklus. (Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya, hal 16)

5. Tujuan dan Manfaat PTK

Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Manfaat penelitian tindakan kelas terkait dengan komponen pembelajaran, antara lain:

a. Inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum ditingkat sekolah dan ditingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru.

(13)

a. Penelitian tindakan partisipatori, yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan menekankan keterlibatan anggota agar merasa ikut serta memiliki program kegiatan tersebut serta berniat ikut aktif memecahkan masalah berbasis umum.

b. Penelitian tindakan kritis, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menekankan adanya niat yang tinggi untuk memecahkan masalah dan menyempurnakan situasi.

c. Penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnakan situasi.

d. Penelitian tindakan institusi, yaitu dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi pendidikan untuk meningkatakan kinerja, proses, dan produktivitas lembaga.

(Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya, hal 18-19)

7. Sasaran atau Objek PTK

a. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/laboratorium ataupun bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti di luar sekolah.

(14)

berdarmawisata, atau ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.

c. Unsur mata pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

d. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar.

e. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik tujuan yang harus dicapai melalui pembelajaran, baik susunan maupu tingkat pencapaian.

f. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang melingkupi siswa di rumahnya.

g. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. (Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya, hal 27-29)

8. Model-model PTK a. Model Kurt Lewin

(15)

( http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html)

Berdasarkan langkah-langkah PTK seperti yang digambarkan di atas, selanjutnya dapat digambarkan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya menjadi kumpulan dari beberapa siklus.

( http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html))

b. Model Kemmis dan Mc Taggart

(16)

kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.

(h

ttp://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html) c. Model John Elliot

(17)

(http://

007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html) d. Model Dave Ebbutt

Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan Kemmis dan Elliot, tetapi tidak setuju mengenai beberapa interpretasi Elliot dari karya Kemmis. Bentuk spiral yang merupakan karya Kemmis dan MC Taggart bukan merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-aksi (action-reflection).

(18)

PTK yang disusunnya sendiri. PTK model Dave Ebbutt ini secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut :

((http

://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html)) B. Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Keaktifan

Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk.Kata keaktifan juga bisa berarti dengan kegiatan dan kesibukan. Yang dimaksud dengan keaktifan disini adalah bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani dan rohani itu meliputi:

(19)

Penglihatan, pendengaran, peraba dan lain-lain. Murid-murid harus dirangsang untuk dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin. Mendikte atau menyuruh mereka menulis terus sepanjang jam peserta didik akan menjemukan, demikian pula menerangkan terus tanpa menulis sesuatu di papan tulis. Maka pergantian dari membaca ke menulis, menulis ke menerangkan dan seterusnya akan lebih menarik dan menyenagkan.

b. Keaktifan akal

Akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah. Menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil keputusan.

c. Keaktifan ingatan

Pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampikan oleh guru, atau menyimpannya dalam otak.

d. Keaktifan emosi

Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif, penilaian proses pembelajaran terutama melihat sejauh mana keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. (http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/keaktifan-belajar/) 2. Tinjauan Asas Keaktifan

(20)

Gerakan-gerakan yang dilakukan anak adalah sesuai dengan keadaan dan nalurinya. Dan dengan demikian ia dapat menggunakan alat inderanya dengan baik. Dalam situasi belajar, ia akan lebih menerima dan menguasai bahan jika jasmani maupun rohani aktif. Dalam proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif. Penilaian proses pembelajaran terutama melihat sejauh mana keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perihal tentang keaktifan belajar diantaranya :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada peserta didik lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya.

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya. g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

(21)

a. Stimulus belajar

Pesan yang diterima peserta didik dari guru melalui informasi biasanya dalam bentuk stimulus. Stimulus hendaknya mengkomunikasikan informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Ada dua cara yang mungkin membantu peserta didik dalam agar pesan tersebut mudah diterima. Pertama, perlu adanya pengulangan sehingga

membantu peserta didik dalam memperkuat

pemahamannya.Kedua, peserta didik menyebutkan kembali pesan yang disampaikan oleh guru kepadanya.

b. Perhatian dan motivasi

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan perhatian dan motivasi, antara lain melalui cara mengajar yang bervariasi mengadakan pengulangan informasi, memberi stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyalurkan keinginan belajarnya dan lain-lain.

c. Respons peserta didik

(22)

disamping respon intelektual. Respon-respon inilah yang harus ditumbuhkan pada diri peserta didik dalam kegiatan belajarnya. d. Penguatan

Setiap tingkah laku yang diikuti oleh kepuasan terhadap kebutuhan peserta didik akan mempunyai kecenderungan untuk diulang kembali manakala diperlukan. Ini berarti bahwa apabila respon peserta didik terhadap stimulus guru memuaskan kebutuhannya, maka peserta didik cenderung untuk peserta didik tingkah laku tersebut. sumber penguat belajar, berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Penguat belajar yang berasal dari luar seperti, nilai, pengakuan prestasi peserta didik dan lainnya. Sedangkan penguat dari dalam dirinya bisa terjadi bila respon yang dilakukan oleh peserta didik betul-betul memuaskan dirinya dan sesuai dengan kebutuhannya.

e. Pemakaian dan pemindahan

(23)

didik untuk memindahkan apa yang telah dipeserta didik kepada situasi lain yang serupa pada masa mendatang.

(http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/keaktifan-belajar/) 4. Macam-macam Keaktifan Belajar

Dalam proses pembelajaran, siswa mengaktifkan berbagai macam inderanya untuk dapat menyerap dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Keaktifan belajar siswa ini akan mempengaruhi hasil belajar yang ia peroleh. Semakin tinggi tingkat keaktifan diharapkan semakin besar hasil yang diperoleh. Sebenarnya terdapat berbagai macam aktivitas siswa yang dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, tetapi dapat dikelompokkan mengingat banyak aktivitas

yang sejenis.

Diedrich membuat suatu daftar berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan menjadi 8 kelompok sebagai berikut:

a. Kegiatan visual: membaca, memperhatikan penjelasan guru, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, dan pekerjaan orang lain

b. Kegiatan verbal: menyatakan pendapat, merumuskan, bertanya pada guru, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interaksi

(24)

d. Kegiatan menulis: mencatat penjelasan guru, kelengkapan catatan, dan kejelasan tulisan

e. Kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, cahrt, diagram peta dan pola

f. Kegiatan motorik: melakukan percobaan, memilih alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun

g. Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan dan membuat keputusan

h. Kegiatan emosional: minat membedakan, berani, tenang dan lain-lain

(http://satrio-darmawan.blogspot.com/2009/06/keaktifan-belajar-pada-prinsipnya.html)

C. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

(25)

dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif ini, siswa bekerja sama dengan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan begitu siswa akan bertanggung jawab atas belajarnya sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan pada mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang efektif.

2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Tujuan model pembelajaran kooperatif menurut Widyantini adalah “hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya serta pengembangan keterampilan sosial”.

(26)

Jadi inti dari tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa, dan memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa lainnya.

3. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif

Prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

a. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya dan berpikir bahwa semua anggota kelompok memiliki tujuan yang sama.

b. Dalam kelompok terdapat pembagian tugas secara merata dan dilakukan evaluasi setelahnya.

c. Saling membagi kepemimpinan antar anggota kelompok untuk belajar bersama selama pembelajaran.

d. Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas semua pekerjaan kelompok.

4. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif

a. Siswa dalam kelompok bekerja sama menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Kelompok dibentuk secara heterogen.

c. Penghargaan lebih diberikan kepada kelompok, bukan kepada individu.

(27)

heterogen sehingga siswa dapat berkomunikasi, saling berbagi ilmu, saling menyampaikan pendapat, dan saling menghargai pendapat teman sekelompoknya.

(http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/09/model-pembelajaran-kooperatif/)

Model Pembelajaran Tipe Time Token Arends

1. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Time Token Arends

Pembelajaran kooperatif time token dikemukanakan oleh Arends 1998. Model Pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

Model pembelajaran Time Token Arends 1998 merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain. (http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-model-pembelajaran.html)

Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

(28)

2. Tujuan Model Pembelajaran Tipe Time Token

(29)

token dan high tap out adalah kegiatan- kegiatan khusus yang mengajarkan keterampilan berpartisipasi.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif time tokenadalah model pembelajaran kooperatif yang menuntut partisipasi siswa dalam kelompok untuk berbicara (mengeluarkan ide/ gagasannya) dengan diberi kupon berbicara sehingga semua siswa harus berbicara, maka dari itu siswa tidak ada yang mendominasi dalam pelaksanaan diskusi.

(http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-model-pembelajaran.html)

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Tipe Time Token Kelebihan Model Time Token

a. Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya.

b. Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. c. Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara).

e. Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

(30)

h. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.

i. Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.

(http://ilmianissa.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-time-token-arrends.html)

Kekurangan Model Time Token

a. Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja. b. Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak. c. Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses

pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.

d. Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.

(http://ilmianissa.blogspot.com/2012/08/model-pembelajaran-time-token-arrends.html)

4. Langkah-langkah Model Pembelajaran Tipe Time Token

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar. b. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi

(cooperative learning / CL).

(31)

d. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa deserahkan pada guru. Setiap berbicara satu kupon.

e. Siswa yang telah habis kuponnya tidak boleh bicara lagi, dan siswa yang lain yang masih memegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis.

f. Sehingga semua siswa memiliki hak bicara yang sama, dan sampai semua siswa berbicara ( berpendapat).

g. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama dari hasil diskusi. h. Guru menutup pelajaran.

(http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-time-token-arends.html)

D.Pembelajaran Ekonomi Sistem Ekonomi

1. Pengertian Sistem Ekonomi

Sistem Ekonomi adalah suatu susunan dari unsur-unsur ekonomi yang saling berhungan dan bekerja secara bersama-sama sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tugas tertentu.

(Firdaus.Yoga.2006. Akuntansi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga, hal 30)

2. Macam-macam Sistem Ekonomi

Ada empat macam sistem ekonomi di dunia.

(32)

1) Ciri-ciri Sistem Ekonomi Tradisional :

(a) Tidak adanya pemisahan yang tegas antara rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi sehingga bisa dianggap masih dalam satu kesatuan.

(b) Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana .

(c) Tidak terdapat pembagian kerja, jikapun masih sangat sederhana.

(d) Tidak ada hubungan dengan dunia luar sehingga masyarakat sangat statis.

2) Kebaikan Sistem Ekonomi Tradisional :

(a) Terjadinya persaingan yang sehat serta tidak menimbulkan tekanan jiwa dalam mayarakat karena anggota masyarakat tidak terbebani oleh target-target tertentu yang harus dicapai.

3) Kelemahan Sistem Ekonomi Tradisional : (a) Masyarakat sulit berkembang.

(Sukwiaty, Jamal Sudirman, Sukamto Slamet. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira, hal 19)

b. Sistem Ekonomi Komando adalah sistem ekonomi di mana pemerintah pusat menentukan kebijakan penggunaan faktor produksi di seluruh wilayah pemerintah.

(33)

1) Ciri-ciri Sistem Ekonomi Komando :

(a) Kegiatan ekonomi diatur oleh pemerintah. (b) Kebebasan individu dalam berusaha tidak ada.

(c) Kebebasan individu dalam memiliki kekayaan pribadi tidak ada.

(d) Kepemilikan alat produksi sepenuhnya pada pemerintah. (e) Kegiatan ekonomi tidak melibatkan masyarakat atau

swasta.

(Sukwiaty, Jamal Sudirman, Sukamto Slamet. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira, hal 20)

2) Kelebihan Sistem Ekonomi Komando :

(a) Pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap perekonomian.

(b) Relative mudah melakukan pemerataan pemdapatan dan pengendalian harga.

(c) Relative mudah menentukan dan melaksanakan produksi dan distribusi barang.

(d) Pengangguran dapat dieliminasi. 3) Kelemahan Sistem Ekonomi Komando :

(a) Kurang menghargai dan memperhatikan karya cipta pribadi atau perseorangan.

(34)

(c) Pemerintah pada praktiknya mengalami kesulitan untuk mrnghitung senua kebutuhan masyarakat dan besarnya biaya kegiatan produksi secara terpusat.

(Firdaus.Yoga.2006. Akuntansi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga, hal 31-32)

c. Sistem Ekonomi Pasar disebut juga Sistem Ekonomi Liberal dimana pemerintah tidak ikut campur tangan dalam mengatur perekonomian hanya sebagai pengawas jalannya perekonomian dan sepenuhnya diserahkan pada sektor swasta.

1) Ciri-ciri Sistem Ekonomi Pasar :

(a) Kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan dan dilaksanakan oleh swasta/masyarakat.

(b) Kebebasan masyarakat untuk memiliki alat-alat produksi dan berusaha diakui.

(c) Hak pemilik perorangan diakui.

(d) Kebebasan masyarakat untuk berinovasi dan berimprovisasi diakui dan dihormati.

(e) Kegiatan yang dilaksanakan bersifat profit oriented.

(Sukwiaty, Jamal Sudirman, Sukamto Slamet. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira, hal 20)

2) Kelebihan Sistem Ekonomi Pasar :

(35)

(b) Kebebasan berusaha, memilih pekerjaan, dan menentukan konsumsi.

(c) Terdapat persaingan di antara pengusaha. (d) Produksi dapat berkembang secara pesat. 3) Kekurangan Sistem Ekonomi Pasar :

(a) Terjadi persaingan yang tidak sehat.

(b) Timbul distribusi pendapatan dan kekayaan yang sangat tidak merata.

(c) Timbul eksternalitas atau dampak imbasan.

(Firdaus.Yoga.2006. Akuntansi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga, hal 33-34)

d. Sistem Ekonomi Campuran adalah suatu sistem organisasi ekonomi yang ditandai dengan keikutserataan pemerintah dalam hal penentuan cara-cara mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan konsep antara sistem ekonomi pasar dengan sistem ekonomi komando, dimana kelemahan-kelemahan yang ada dari kedua sistem itu dicoba untuk dieliminasi pada sistem ekonomi ini (Firdaus.Yoga.2006. Akuntansi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga, hal 34).

E. Kerangka Teoritik

(36)

yang sesuai. Guru diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yang lebih membuat siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif Time Token merupakan contohnya. Time Token merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan untuk menekankan pada keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai suatu masalah yang muncul. Pemahaman tentang materi oleh siswa dalam model ini sangat diutamakan terutama dalam bentuk diskusi yang kebanyakan pendapatnya harus memiliki dasar yang kuat untuk sebuah argument.

Keberhasilan dari penerapan model pembelajaran ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Siswa mengalami perkembangan dalam cara belajar di kelas dan menjadi lebih antusias saat mengikuti pelajaran.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesi merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang diberikan didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono,1999:51). Hipotesis yang disajikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

(37)
(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu merupakan suatu upaya untuk mengamati dan mencermati kegiatan belajar peserta didik dengan memberikan suatu tindakan yang sengaja di munculkan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang akan digunkan adalah SMA Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Mei 2012 sampai dengan bulan Juli.

C. Variabel Penelitian dan Pengaruhnya - Variabel yang diteliti

(39)

model pembelajaran Time Token(X) b. Variabel terikat (Dependence variabel)

Keaktifan siswa pada materi sistem ekonomi (Y)

Keaktifan siswa adalah pada waktu guru mengajar siswa diharapkan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kelas, situasipembelajaran, metodepembelajaran guru.Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah menggunakan metode pembelajaran Time Token.

2. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari lima langkah, sebagai berikut:

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi:

(40)

1. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Time Token yang meliputi sebagai berikut:

a) Guru memilih KD yang tepat sesuai dengan model yang ingin digunakan. Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran Time Token adalah materi yang lebih menekankan pada penyampaian pendapat siswa dalam berlangsungnya pembelajaran. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai suatu masalah yang muncul.

b) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi :

(1) Lembar observasi kegiatan guru (2) Lembar observasi kegiatan siswa

(3) Lembar observasi kegiatan kelas (4) Instrumen refleksi.

2. Pelaksaaan Tindakan

(41)

kali pertemuan (2x45 menit). Pelaksanaan tindakan mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan kelas. Kemudian melakukan kegiatan apersepsi dengan mengulas sedikit tentang pelajaran yang lalu tentang masalah pokok ekonomi. Guru memberikan pertanyaan tentang contoh masalah ekonomi saat ini. Dilanjutkan dengan menunjukkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Tujuan Pembelajaran pada materi kali ini.

2) Kegiatan Inti

Guru menyampaikan inti materi sistem ekonomi meliputi pengertian, macam-macam sistem ekonomi beserta ciri-cirinya. Kemudian siswa diminta untuk berkelompok 4-5 orang sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru sebanyak 4 kelompok. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru menyampaikan aturan dalam kegiatan diskusi antara lain:

(42)

b. Kemudian guru akan membagikan kartu bicara kepada setiap kelompok untuk. Kartu bicara tersebut hanya berlaku 1x dan berdurasi 45 detik. Dan setiap individu dalam kelompok diwajibkan memberi satu jawaban atas pertanyaan yang diberikan secara bergiliran hingga waktu yang diberikan habis. Jika ada individu yang tidak menjawab selama waktu 3 detik bisa dilempar ke individu yang lain dalam satu kelompok. Setelah semua kelompok menjawab pertanyaan secara bergiliran. Guru juga mengadakan sesi tanya jawab untuk setiap kelompok jika ada jawaban yang masih kurang jelas. Kemudian guru menarik kesimpulan dari hasil diskusi tadi.

3) Kegiatan Penutup

Guru melakukan evaluasi pembelajaran secara lisan dengan cara bertanya kepada para siswa sambil membuat ringkasan tentang materi. Dengan bimbingan guru siswa melakukan refleksi atas hasil pembelajaran secara tertulis.

1. Observasi

Kegiatan observasi pembelajaran dilakukan untuk menganalisis tentang keadaan siswa serta guru dan keadaan sekitar kelas yang akan diajar. Observasi terdiri dari tiga tahap:

(43)

Observasi siswa dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan model Time Token. Selain itu observasi ini untuk mengetahui karateristik dari masing-masing siswa. Karateristik siswa terdiri dari sikap, pemampilan siswa tersebut dikelas, kemampuan siswa dalam memahami materi. Dari hasil pengamatan nantinya akan di buat suatu rancangan strategi, teknik serta model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Instrumen dalam obsevasi siswa adalah

 Lembar observasi siswa. Lembaran ini digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

 Instrumen observasi siswa berupa intrumen hasil belajar siswa didalam kelompok.

2) Observasi Guru

(44)

Aktivitas guru didalam kelas dapat dinilai dengan dua macam cara yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum guru dinilai mengenai kemampuan guru untuk dapat mengajar. Sedang secara khusus guru dinilai dalam penguasaan materi yang akan di sampaikan.

Instrumen dalam observasi guru adalah

Lembar observasi guru. Lembaran ini gunakan untuk mengetahui aktivitas guru saat proses pembelajaran berlangsung.

Instrumen observasi kegiatan guru ini mencakup: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe Time Token.

3) Observasi Kelas

(45)

Instrumen dalam observasi kelas adalah:

 Lembar observasi kelas. Lembaran ini digunakan untuk mengetahui keadaan kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

 Instrumen observasi kelas yang mencakup: sarana dan prasarana belajar, situasi kelas, kerjasama antar siswa, interaksi siswa.

2. Evaluasi

Setelah selesai presentasi antar kelompok, guru mengadakan evaluasi kepada siswa secara individu, dengan mengerjakan soal-soal tentang materi yang sudah dibahas untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah paham materi yang didiskusikan dalam kelompok.

3. Refleksi

Guru meminta waktu siswa untuk bertanya tentang kesan terhadap

pembelajaran. Selesai mengerjakan soal guru membagikan lembar refleksi

setelah belajar dengan menggunakan metode Time Token kepada siswa

untuk diisi guna mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan

tindakan yang ditargetkan.

b. Siklus Kedua

(46)

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Time Token yang meliputi sebagai berikut:

c) Guru memilih KD yang tepat sesuai dengan model yang ingin digunakan. Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran Time Token adalah materi yang lebih menekankan pada penyampaian pendapat siswa dalam berlangsungnya pembelajaran. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai suatu masalah yang muncul.

d) Peneliti menyusun instrumen untuk pengumpulan data, meliputi :

(5) Lembar observasi kegiatan guru (6) Lembar observasi kegiatan siswa

(7) Lembar observasi kegiatan kelas (8) Instrumen refleksi.

3. Pelaksaaan Tindakan

(47)

kali pertemuan (2x45 menit). Pelaksanaan tindakan mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

4) Kegiatan Pendahuluan

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan kesiapan kelas. Kemudian melakukan kegiatan apersepsi dengan mengulas sedikit tentang pelajaran yang lalu tentang masalah pokok ekonomi. Guru memberikan pertanyaan tentang contoh masalah ekonomi saat ini. Dilanjutkan dengan menunjukkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Tujuan Pembelajaran pada materi kali ini.

5) Kegiatan Inti

Guru menyampaikan inti materi sistem ekonomi meliputi pengertian, macam-macam sistem ekonomi beserta ciri-cirinya. Kemudian siswa diminta untuk berkelompok 4-5 orang sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan oleh guru sebanyak 4 kelompok. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya, guru menyampaikan aturan dalam kegiatan diskusi antara lain:

(48)

d. Kemudian guru akan membagikan kartu bicara kepada setiap kelompok untuk. Kartu bicara tersebut hanya berlaku 1x dan berdurasi 45 detik. Dan setiap individu dalam kelompok diwajibkan memberi satu jawaban atas pertanyaan yang diberikan secara bergiliran hingga waktu yang diberikan habis. Jika ada individu yang tidak menjawab selama waktu 3 detik bisa dilempar ke individu yang lain dalam satu kelompok. Setelah semua kelompok menjawab pertanyaan secara bergiliran. Guru juga mengadakan sesi tanya jawab untuk setiap kelompok jika ada jawaban yang masih kurang jelas. Kemudian guru menarik kesimpulan dari hasil diskusi tadi.

6) Kegiatan Penutup

Guru melakukan evaluasi pembelajaran secara lisan dengan cara bertanya kepada para siswa sambil membuat ringkasan tentang materi. Dengan bimbingan guru siswa melakukan refleksi atas hasil pembelajaran secara tertulis.

1. Observasi

Kegiatan observasi pembelajaran dilakukan untuk menganalisis tentang keadaan siswa serta guru dan keadaan sekitar kelas yang akan diajar. Observasi terdiri dari tiga tahap:

(49)

Observasi siswa dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajaran dengan model Time Token. Selain itu observasi ini untuk mengetahui karateristik dari masing-masing siswa. Karateristik siswa terdiri dari sikap, pemampilan siswa tersebut dikelas, kemampuan siswa dalam memahami materi. Dari hasil pengamatan nantinya akan di buat suatu rancangan strategi, teknik serta model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Instrumen dalam obsevasi siswa adalah

 Lembar observasi siswa. Lembaran ini digunakan untuk mengetahui kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

 Instrumen observasi siswa berupa intrumen hasil belajar siswa didalam kelompok.

5) Observasi Guru

(50)

Aktivitas guru didalam kelas dapat dinilai dengan dua macam cara yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum guru dinilai mengenai kemampuan guru untuk dapat mengajar. Sedang secara khusus guru dinilai dalam penguasaan materi yang akan di sampaikan.

Instrumen dalam observasi guru adalah

Lembar observasi guru. Lembaran ini gunakan untuk mengetahui aktivitas guru saat proses pembelajaran berlangsung.

Instrumen observasi kegiatan guru ini mencakup: keterampilan guru dalam menjelaskan dan mengorganisasikan pembelajaran kooperatif tipe Time Token.

6) Observasi Kelas

(51)

Instrumen dalam observasi kelas adalah:

 Lembar observasi kelas. Lembaran ini digunakan untuk mengetahui keadaan kelas saat proses pembelajaran berlangsung.

 Instrumen observasi kelas yang mencakup: sarana dan prasarana belajar, situasi kelas, kerjasama antar siswa, interaksi siswa.

2. Evaluasi

Setelah selesai presentasi antar kelompok, guru mengadakan evaluasi kepada siswa secara individu, dengan mengerjakan soal-soal tentang materi yang sudah dibahas untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah paham materi yang didiskusikan dalam kelompok.

3. Refleksi

Guru meminta waktu siswa untuk bertanya tentang kesan terhadap

pembelajaran. Selesai mengerjakan soal guru membagikan lembar refleksi

setelah belajar dengan menggunakan metode Time Token kepada siswa

untuk diisi guna mengetahui tercapai tidaknya indikator keberhasilan

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib,Zainal.2006. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung : Yrama Widya

Firdaus.Yoga.2006. Akuntansi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga

Nyata, Irma Pujiati, Tukiran Taniredja. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Alfabeta.

Sukwiaty, Jamal Sudirman, Sukamto Slamet. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta:Yudhistira

http://elnicovengeance.wordpress.com/2012/09/09/model-pembelajaran-kooperatif/

http://kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/langkah-langkah-model-pembelajaran.html

http://irpan1990.wordpress.com/2011/08/11/keaktifan-belajar/

http://007indien.blogspot.com/2012/05/model-model-penelitian-tindakan-kelas.html

http://rumahdesakoe.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-time-token-arends.html

(53)

http://satrio-darmawan.blogspot.com/2009/06/keaktifan-belajar-pada-prinsipnya.html

Referensi

Dokumen terkait

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengikuti proses kegiatan pembelajaran yang disampaikan oleh guru pembimbing fisika. Observasi kegiatan belajar

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan

Peneliti mengacu pada kegiatan observasi guru dan observasi siswa serta wawancara kepada guru kelas untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pembelajaran pada siklus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Time Token Arends terhadap peningkatan keterampilan berbicara anak tunagrahita kelas III di

Kegiatan observasi atau pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilaksanakan pada saat guru dan siswa kelas IV melaksanakan

Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi keaktifan siswa dan lembar angket respon siswa, dimana lembar observasi kegiatan

a) Melakukan observasi terhadap siswa tunagrahita saat kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-kelas selaku tindakan. Observasi dilakukan oleh guru lain sebagai

Guru di MI Khadijah Klojen Malang khususnya guru bahasa Indonesia bisa lebih meningkatkan lagi strategi pembelajaran yang dilakukan saat didalam kelas agar peserta didik semakin