• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prospective Analysis Valuation Implementation Mingguke7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prospective Analysis Valuation Implementation Mingguke7"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Prospective Analysis: Valuation Implementation

Luasnya peramalan yang akan dilakukan oleh analis merupakan pilihan analis. Setelah analis membuat peramalan, langkah berikutnya yang dilakukan analis adalah mempertimbangkan seperangkat asumsi tentang perusahaan yang akan dipakai sebagai basis peramalan. Kunci untuk dapat melakukan peramalan adalah asumsi yang didasarkan pada realitas bisnis perusahaan yang akan diramalkan. Analisis strategi memberikan pemahaman yang kritis mengenai dari proporsi perusahaan dan apakah kinerja perusahaan saat ini dapat bertahan (sustainable) di masa yang akan datang. Analisis akuntansi dan analisis rasio dapat memberikan pemahaman yang mendalam terkait dengan kinerja perusahaan dan apakah rasio yang dihasilkan dari laporan keuangan perusahaan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kinerja perusahaan saat ini.

Implementasi penilaian ini melibatkan pemahaman dalam jangka panjang oleh karena itu, tidaklah praktis bagi analis untuk membuat peramalan dari seperangkat lengkap laporan keuangan. Sebaliknya analis harus fokus terhadap elemen-elemen kunci dari kinerja perusahaan. Dalam buku ini akan dibahas secara khusus mengenai peramalan laporan laba-rugi TJX, neraca, dan free cashflow untuk jangka panjang pada tahun fiskal 2011. Dalam melakukan peramalan ini, akan digunakan asumsi peramalan dan perkiraan keuangan yang sama yang ada dalam tabel 8-1 dan 8-2 sebagai titik awal dalam melakukan penilaian TJX.

Making Performance Forecast for Valuing TJX

Seperti yang dijelaskan dalam bab 7, perkiraan kunci yang diperlukan untuk merubah perkiraan keuangan menjadi estimasi nilai ekuitas adalah:

- Perkiraan mengenai abnormal earnings: yang diperoleh dari net income dikurangi ekuitas shareholders awal tahun dikalikan dengan rate of required return (Cost of Equity)

- Abnormal ROE: Abnormal ROE diperoleh dari perbedaan antara ROE dan Cost of Equity yang disesuaikan untuk melihat pertumbuhan dalam nilai buku ekuitas atau

- Free cashflow to equity: yang diperoleh dari nilai net oncome dikurangi dengan semua kenaikan dalam operaring working capital dan net long term asset ditambah dengan kenaikan dalam net debt.

(2)

Untuk dapat menghasilkan perkiraan abnormal earnings atau abnormal ROE perlu ditetapkan lebih dahulu mengenai biaya ekuitas untuk perusahaan. Untuk tujuan diskusi dalam bab akan digunakan biaya ekuitas TJX sebesar 8.8%.

Untuk dapat memperoleh cashflow pada tahun 2020, perlu dibuat asumsi mengenai tingkat pertumbuhan penjualan dan rasio neraca pada tahun 2021. Perkiraan cashflow yang ditunjukan pada tabel 8-3 didasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan penjualan dan rasio neraca awal pada tahun 2021 yang jumlahnya sama dengan tahun 2020. Proyeksi abnormal ROE TJX terus menurun dari 42.1% menjadi 13.0% sesuai dengan keadaan bisnis saat ini yang sangat kuat dalam persaingan. Hal ini juga menyebabkan menurunnya nilai abnormal earnings selama periode yang diramalkan.

Terminal Values

Terminal Year merupakan periode akhir peramalan dinamakan sebagai terminal years. Sedangkan untuk terminal value didefinisikan sebagai nilai sekarang dari baik abnormal earnings atau free cashflow yang terjadi setelah terminal years. Karena peramalan ini melibatkan penilaian selama waktu hidup perusahaan, maka analis harus mempunyai asumsi-asumsi tertentu yang digunakan untuk menyederhanakan proses peramalan. Pertanyaan selanjutnya yang harus diperhatikan adalah apakah asumsi-asumsi yang digunakan oleh analis masuk akal untuk dapat mengasumsikan kinerja perusahaan setelah terminal year yang telah ditetapkan.

Jika analis mengasumsikan bahwa pertumbuhan penjualan (sales growth) akan bertumbuh lebih besar dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi makro maka jelas asumsi ini tidaklah rasional dalam peramalan jangka panjang. Tingkat pertumbuhan penjualan tersebut akan melebihi tingkat inflasi dan tingkat pertumbuhan nyata dalam ekonomi secara keseluruhan. Atau bisa dikatakan bahwa ukuran perusahaan selanjutnya akan melibihi dari ukuran perusahaan ukuran perusahaan-perusahaan sejenis yang ada dalam sebuah negara. Kemudian, sebenarnya asumsi masuk akal apakah yang dapat digunakan dalam melakukan peramalan jangka panjang ini? Haruskah seroang analis menetapkan tingkat pertumbuhan perusahaan yang sama dengan tingkat inflasi dalam suatu negara? Atau haruskah digunakan ukuran lain seperti GDP? Dan pertanyaan selanjutnya yang ada adalah apakah perusahaan yang menghasilkan abnormal profits akan terus bisa menghasilkan abnormal profits dengan cara mempertahankan margin laba dengan

(3)

dasar pertumbuhan penjualan di masa yang akan datang atau dengan dasar penjualan saat ini?.Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka seorang analis harus mempertimbangkan menganai seberapa lama tingkat pertumbuhan penjualan (rate of sales growth) dapat melampaui keseluruhan pertumbuhan ekonomi suatu negara dan berapa lama sebenarnya mempertahankan competitive advantage-nya? Berikut akan disajikan beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam melakukan peramalan terminal value.

Terminal Values with Competitive Equilibrium Assumption

Untungnya dalam banyak situasi, pertanyaan mengenai lama pertumbuhan penjualan tidaklah menjadi masalah sama sekali. Kenyataannya dibawah asumsi ekonomi tidak ada gunanya untuk mempertimbangkan tingkat pertumbuhan diatas terminal years yang telah ditetapkan. Informasi mengenai pertumbuhan tersebut merupakan hal yang irrelevant selama analis memperhatikan mengenai nilai ekuitas perusahaan dengan mendalam.

Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa lama analis dapat mengabaikan mengenai asumsi pertumbuhan penjualan tersebut?. Untuk dapat menjawab hal tersebut, analis harus memperhatikan mengenai faktor kompetisi. Hal ini disebabkan karena dampak dari kompetisi akan cenderung membatasi kemampuan perusahaan dalam mengidentifikasi dalam dasar yang konsisten (on a consistent basis) kesempatan bertumbuh yang dapat menghasilkan laba supernormal. Hal ini karena kompetisi akan cenderung mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Selanjutnya analis akan mengasumsikan bahwa perusahaan akan memperoleh laba yang tinggi untuk menarik banyak para pesaing untuk masuk dalam pasar hal ini dilakukan untuk mengurangi margin perusahaan, dan dengan demikian return akan bergerak ke tingkatan normal. Pada poin ini, perusahaan akan menghasilkan Cost of capital degan tidak ad abnormal return atau nilai terminal (terminal values).

Pada titik ini perusahaan mungkin saja akan memilih strategi untuk mempertahankan competitive advantage nya yang akan menghasilkan return diatas dari nilai cost of equity-nya. Ketika competitive advantage tersebut dilindungi dengan nama brand yang bagus perusahaan bisa saja mempunyai competitive advantage yang bisa bertahan sampai bertahun-tahun.

(4)

Competitive Equilibrium Assumption Only on Incremental Sales

Versi alternative dari competitive equilibrium adalah asumsi bahwa perusahaan akan terus menghasilkan abnormal earnings dari penjualan produk perusahaan selamanya sampai dengan terminal years-nya. Tetapi setelah terminal year maka tidak akan ada abnormal earnings atau incremental sales diatas terminal year-nya. Jika kita memasukan competitive equilibrium assumption kedalam incremental sales diatas terminal years kemudian tidak menjadi masalah bagi analis akan menggunakan tingkat pertumbuhan yang bagaimana dan selanjutnya analis bisa menyederhanakan perhitungan aritmetik dengan memperlakukan penjualan secara konstan dalam level terminal year. Sehingga ROE, net income, dan free cashflow to equity juga akan constant pada level terminal year.

Sebagai contohnya, dengan memperlakukan TJX mempunyai competitive advantage yang bisa dipertahankan sampai dengan tahun 2020, kita akan mengasumsikan bahwa dalam kenyataannya competitive advantage tersebut akan menurun. Dibawah scenario ini, bisa diestimasikan secara sederhana nilai terminal (terminal value) dengan membagi level abnormal earnings tahun 2020, abnormal ROE atau free cashflow to equity dengan tingkat diskonto yang sesuai.

Terminal Value With Persistent Abnormal Performance and Growth

Tiap pendekatan mendeskripsikan atas perbandingan beberapa alur seperti asumsi keseimbangan kompetitif.Bagaimanapun, terdapat perkara jika analis bersedia untuk berasumsi bahwa semua perusahaan mungkin menentang paksaan kompetitif dan pendapatan tingkat pengembalian abnormal pad proyek baru berdiri beberapa tahun.Jika analis percaya bahwa keuntungan supernormal dapat diperpanjang pada pasar yang besar untuk beberapa tahun, itu dapat ditampung dengan konteks analisis penilaian.

(5)

1. Terminal value bergantung pada beberapa harga

Pendekatan yang poopuler untuk perhitungan terminal value adalah untuk menerapkan beberapa poin seperti pendapatan abnormal, arus kas, atau nilai buku pada periode terminal.Pendekatan ini tidak hanya sementara pada awal.Dengan catatan asumsi tidak ada pertumbuhan penjualan, pendapatan abnormal, atau arus kas melampaui terminal year yang tetap konstan.Memanfaatkan aruskas dengan membagi biaya modal setara dengan mengalikan kebalikan dari biaya modal. Kesalahan untuk menghindari dalam memanfaatkan pendapatan abnormal yang akan datang atau arus kas yang digunakan pengalian terlalu tinggi. Pendapatan atau pengalian arus kas mungkin tinggi saat ini karena pasar mengantisipasi pertumbuhan keuntungan yang abnormal.

2. Pemilihan terminal year

Pengajuan pertanyaan kritis pada diskusi diatas adalah berapa lama membuat detail perkiraan. Ketika penggunaan asumsi keseimbangan kompetitif, jawabannya adalah berapapun

(6)

waktu yang dibutuhkan ike perusahaan dalam proyek investasi tambahan untuk mencapai keseimbangan dengan isu mempertahankan keuntungan kompetitif perusahaan.

Computing Equity Value

Pada Tabel 8-6 menunjukkan estimasi nilai dari ekuitas TJX menggunakan tiga metode berbeda yang didiskusikan dalam chapter 7 (abnormal earnig, abnormal ROE, dan free cash flow pada ekuitas). Untuk menghitung nilai tersebut, Biaya Ekuitas dari TJX sebanyak 8.8 persen digunakan untuk diskon Permalan kinerja pada tabel 8-3 dan peramalan terminal value menggunakan empat scenario yang diperkenalkan diatas pada tabel 8-4. Peramalan diskon ini kemudian ditambahkan bersama dengan nilai buku awal (kecuali arus kas bebas pada perhitungan ekuitas, yang mana tidak dapat dilakukan bergantung pada nilai buku awal) untuk mencapai pada total perkiraan nilai dari ekuitas TJX dengan berbagai scenario yang telah didiskusikan. Tergantung pada asumsi yang mana dari perilaku atas laba TJX dalam jangka panjang pengujian kami, kita dapat melihat bahwa perkiraan dari kisaran harga saham TJX berkisar dari $29.78 hingga $61.36.

Sebagaimana yang telah didiskusikan dalam chapter 7, metode abnormal return ,abnormal ROE, dan free cash flow menghasilkan nilai ekuitas yang sama. Perlu Dicatat juga bahwaS terminal value TJX mewakili sebagian besar dari nilai total ekuitas dalam metode free cash flow dibandingkan metode lainnya. Sebagaimana yang telah didiskusikan dalam chapter 7, Hal ini dikarenakan metode ROE dan abnormal earning bergantung pada nilai buku ekuitas perusahaan, jadi perkiraan terminal value untuk penambahan nilai atas nilai buku. Sebaliknya, Pendekatan free cash flow mengabaikan nilai buku, menyatakan bahwa terminal value permalan mewakili nilai total pada periode ini.

Sebagai catatan akhir, perhitungan utama dalam perkiraan diatas memperlakukan semua arus seakan-akan mucul pada akhir periode. Pada kenyataannya mereka akan secara khusus mencapai seluruh tahun. Jika kita memilih berasumsi secara sederhana bahwa arus kas muncul pada pertengahan tahun, dan kemudian kita harus menyesuaiakan kenaikan estimasi nilai kita dengan [1+(R/2], dimana R adalah rata-rata diskon. Hal ini akan meningkatkan perkiraan nilai ekuitas untuk kisaran dari $31.09 ke $64.06.

(7)

Sebagaimana diskusi yang ditunjukkan diatas, penilaian melibatkan sejumlah besar asumsi yang digunakan analis. Oleh karena itu, perkiraan dari nilai akan bervariasi dari satu analis ke yang lain. Cara satu-satunya untuk memastikan bahwa salah satu perkiraan dapat diandalkan adalah untuk memastikan bahwa asumsi didasarkan pada ekonomi bisnis yang dinilai. Hal itu juga berguna untuk memeriksa asumsi terhadap kecendrungan deret waktu (time-series trends) pada rasio kinerja yang didiskusikan dalam chapter 6. Sementara cukup sah untuk analis membuat asumsi bahwa perbedaan pasar dari trend tersebut dalam bermacam kasus yang diberikan, hal itu penting untuk analis dapat mengartikulasikan bisnis dan alasan strategi untuk membuat beberapa asumsi.

Ketika perusahaan yang dinilai merupakan perusahaan go publik, memungkinkan untuk membandingkan nilai perkiraan miliknya sendiri dengan nilai pasar perusahaan. Ketika pada nilai perkiraan berbeda secara subtansial dari nilai pasar perusahaan, hal ini berguna untuk analis memahami mengapa perbedaan itu muncul. Sebuah langkah untuk mencapai hal tersebut dengan cara mereframe pelaksanaan penilaian untuk mengetahui asumsi penilaian seperti apa yang dibutuhkan untuk mencapai peninjauan harga saham. salah satunya dapat memeriksa apakah asumsi pasar lebih valid atau kurang valid sehubungan dengan salah satu asumsi buatan sendiri.. Spserti yang kita bahas dalam chapter berikutnya, analisis macam itu dapat menjadi tidak ternilai dalam penggunaan penilaian dalam membuat keputusan beli atau jual dalam konteks analisis sekuritas.

Dalam kasus dari TJX, nilai pengamatan dari ekuitas perusahaan pada I Februari, 2011 (awal dari tahun pembukuan TJX 2011), adalah $47.94, menempatkannya sangat dekat dengan scenario 2 kami yang bernilai $46.15 dalam tabel 8-6.

(8)

Analisis sensitivitas

Berbagai perkiraan dari estimasi nilai ekuitas ditunjukkan dalam tabel 8-6 diatas mendemonstrasikan bahwa perubahan dalam asumsi dapat berdampak signifikan pada penilaian analis ekuitas untuk sebuah perusahaan. Sebagai catatan diatas, penilaian pasar dari TJX pada awal 2011 berdekatan untuk scenario 2 pada penilaian kami, mengindikasikan bahwa perkiraan pasar TJX agar bisa dilanjutkan untuk menghasilkan abnormal return melebihi perkiraan masa datang. Namun, dalam chapter 6, kami mengungkapkan bahwa masa depan perusahaan dapat dilakuakan menggunakan berbagai cara.

Some Practical Issues in Valuation

Diskusi di atas memberikan sebuah catatam untuk melakukan penilaian: Dalam prakteknya, analis harus berurusan dengan sejumlah isu lain yang memiliki pengaruh penting pada tugas penilaian. Kita akan membahas tiga komplikasi yang paling sering ditemui - distorsi akuntansi, nilai buku negatif, dan kelebihan uang tunai.

(9)

DEALING WITH ACCOUNTING DISTORTIONS.

Kita tahu dari diskusi dalam Bab 7 bahwa metode akuntansi per se seharusnya tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, meskipun faktanya bahwa pendekatan penilaian abnormal return earnings yang digunakan disini berdasarkan pada jumlah yang bervariasi dengan pilihan metode akuntansi.

Semenjak pilihan akuntansi harus memengaruhi earnings dan nilai buku, dan karena sifat mengoreksi diri dari double-entry bookkeeping, nilai-nilai perkiraan tidak akan terpengaruh oleh pilihan akuntansi, asalkan analis mengakui distorsi akuntansi. Ketika sebuah perusahaan menggunakan akuntansi "bias"- konservatif atau agresif-analis perlu mengenali bias untuk memastikan bahwa perkiraan nilai tidak bias. Jika analisis menyeluruh tidak dilakukan, pilihan akuntansi suatu perusahaan dapat mempngaruhi persepsi analis dari kinerja sesungguhnya dari perusahaan dan karenanya perkiraan kinerja masa depan. Pilihan akuntansi akan memengaruhi ekspektasi earnings masa depan dan arus kas, dan mendistorsi penilaian, terlepas dari apakah penilaian berdasarkan DCF atau discounted abnormal earnings. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan melebih-lebihkan pertumbuhan pendapatan saat ini melalui pengakuan pendapatan agresif, kegagalan untuk menghargai efeknya cenderung mengarahkan analis untuk melebih-lebihkan pendapatan masa depan, memengaruhi baik perkiraan earnings dan arus kas. Seorang analis yang menemukan akuntansi bias memiliki dua pilihan - baik untuk menyesuaikan earnings dan nilai buku saat ini untuk menghilangkan bias akuntansi manajer, atau untuk mengenali bias-bias ini dan menyesuaikan perkiraan masa depan yang sesuai. Kedua pendekatan menyebabkan estimasi nilai perusahaan yang sama, pilihan akan memiliki dampak penting pada sebagian kecil dari nilai perusahaan yang ditangkap dalam luasnya perkiraan dan apa yang tersisa dalam terminal value.

DEALING WITH NEGATIVE BOOK VALUES.

Sejumlah perusahaan memiliki laba negatif dan nilai buku ekuitas.Perusahaan dalam tahap permulaan memiliki ekuitas negatif, seperti yang dilakukan pada industri berteknologi tinggi.Perusahaan-perusahaan ini dikenakan investasi besar yang hasilnya tidak pasti.Akuntan menghapus investasi ini sebagai masalah konservatisme, yang mengarah ke ekuitas buku negatif.Contoh perusahaan dalam situasi ini termasuk perusahaan bioteknologi, perusahaan

(10)

Internet, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan teknologi tinggi lainnya.Perusahaan kategori kedua dengan nilai buku ekuitas negatif adalah mereka yang berkinerja buruk, mengakibatkan kerugian kumulatif melebihi investasi awal oleh pemegang saham.

Nilai buku ekuitas negatif membuat sulit untuk menggunakan pendekatan berbasis akuntansi untuk menilai ekuitas perusahaan. Ada beberapa cara yang mungkin untuk mengatasi masalah ini. Yang pertama adalah menghargai aset perusahaan (menggunakan, misalnya, ROA operasi normal, atau abnormal NOPAT) daripada ekuitas.Kemudian, berdasarkan perkiraan dari nilai utang perusahaan, seseorang dapat memperkirakan nilai ekuitas. Alternatif lain adalah "membatalkan" konservatisme akuntan dengan memanfaatkan penghapusan pengeluaran investasi. Sebuah alternatif ketiga, layak untuk perusahaan publik, adalah memulai dari saham diamati dan bekerja mundur.Menggunakan estimasi yang memadai dari biaya ekuitas dan tingkat pertumbuhan yang stabil, analis dapat menghitung tingkat rata-rata jangka panjang abnormal yang earnings yang dibutuhkan untuk menyesuaikan harga saham diamati. Maka tugas analitis dapat dibingkai dalam hal memeriksa kelayakan pencapaian 'target' abnormal earnings ini.

Penting untuk dicatat bahwa nilai perusahaan dengan nilai buku ekuitas negatif sering terdiri dari nilai opsi yang signifikan.Misalnya, nilai perusahaan berteknologi tinggi tidak hanya didorong oleh earnings yang diharapkan dari teknologi mereka saat ini, tetapi juga hasil dari pilihan teknologi yang tertanam dalam upaya penelitian dan pengembangan mereka.Demikian pula, nilai perusahaan bermasalah didorong sampai batas tertentu oleh "abandonment option" -shareholders dengan kewajiban terbatas dapat menempatkan perusahaan untuk pemegang utang dan kreditur.Salah satunya dapat menggunakan kerangka teori pilihan untuk memperkirakan nilai tersebut dari "pilihan nyata."

DEALING WITH EXCESS CASH AND EXCESS CASH FLOW.

Perusahaan dengan saldo kas berlebih, atau free cash flow yang besar, juga merupakan tantangan dalam penilaian. Dalam proyeksi kami untuk TJX, kita secara implisit mengasumsikan bahwa kas yang melebihi tingkat yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan akan dibayarkan kepada pemegang saham perusahaan baik dalam bentuk dividen atau pembelian kembali saham. Melihat bahwa arus kas tersebut sudah dimasukkan ke dalam proses penilaian ketika diterima, maka tidak perlu memasukkan mereka ke akun ketika mereka dibayarkan.

(11)

Penting untuk mengakui bahwa kedua penilaian berbasis akuntansi dan penilaian discounted cash flow mengasumsikan pembayaran dividen yang berpotensi dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Asumsi kebijakan dividen ini diperlukan selama satu keinginan untuk mengasumsikan tingkat konstan leverage keuangan dan risiko ekuitas stabil yang digunakan untuk menghitung biaya ekuitas dalam perhitungan penilaian. Perusahaan jarang memiliki kebijakan dividen variabel dalam praktek.Namun, hal ini sendiri tidak membuat pendekatan penilaian tidak valid, asalkan kebijakan dividen perusahaan tidak memengaruhi nilainya.

Sebuah kebijakan dividen perusahaan dapat memengaruhi nilai jika manajer tidak menginvestasikan free cash flow perusahaan secara optimal. Misalnya, jika manajer sebuah perusahaan cenderung menggunakan kelebihan uang tunai untuk melakukan akuisisi value-destroying, maka pendekatan kami melebih-lebihkan nilai perusahaan.Perusahaan yang menbiarkan seperti biaya 'agen' cenderung memiliki tata kelola perusahaan yang tidak efektif.Salah satu pendekatan yang analis dapat digunakan untuk mencerminkan jenis-jenis perhatian menjadi penilaian adalah pertama memperkirakan nilai perusahaan sesuai dengan pendekatan yang dijelaskan sebelumnya dan kemudian menyesuaikan nilai estimasi untuk biaya agen apapun manajer perusahaan dapat memaksakan pada investor.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sayyid Qutub (dalam.. Sulaiman; 2004: 21) mengatakan bahwa Alqur’an dalam mengutarakan kisah selalu menggunakan gaya deskripsi yang mengagumkan. Alqur’an

Koefisien regresi variabel PAD ( 1 ) diperoleh nilai sebesar 0,304009, artinya apabila terjadi kenaikan atau peningkatan PAD sebesar 1 persen, maka akan meningkatkan

Karena jawara di luar komunitas ulama lebih sering bergaul dan memiliki pengalaman dengan umaro jawara, seperti mendamaikan perkelahian, pencurian, persengketaan

(Asmaul Husna al-Quddus, as-Salam dan al-Khaliq); 3) Nilai akhlak mulia dan budi pekerti yang meliputi: jujur, hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan sesama anggota keluarga,

Persamaan antara laporan terdahulu dan laporan yang dilakukan penulis kini yakni tujuan yang sama yaitu untuk meningkatkan pemahaman dengan menerapkan asuhan

Tujuan dari penelitian Tugas Akhir ini adalah untuk membuat metode pembelajaran aksara jawa yang mudah dipahami oleh siswa sekolah dasar dengan menggunakan

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunardi (dalam Yuwono, 2014:961) bahwa dalam mempelajari geometri terdapat beberapa kesalahan dan

Heru prasetia, Pakaian, Gaya, dan Identitas Perempuan Islam , (Desantara Foundation:Depok, 2010), 35.. besar meluangkan waktu kosong mereka dengan kegiatan yang berhubungan