• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Caput Succedaneum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Caput Succedaneum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1

1.1 LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG

Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis

persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cederapersalinan. Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila  janin besar atau

 janin besar atau presentasi atau ppresentasi atau posisi janin abnormaosisi janin abnormal. Akan tetapi, terdal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadpat kasus terjadinya cedera in uteinya cedera in utero.ro.

1.2

1.2 RUMUSAN MASALAHRUMUSAN MASALAH

1.

1. Jelaskan tentang pengertian caput Jelaskan tentang pengertian caput succedanesuccedaneumum 2.

2. Jelaskan tentang etiologi caput succedaneumJelaskan tentang etiologi caput succedaneum 3.

3. Jelaskan tentang manifestasi klinis pada Jelaskan tentang manifestasi klinis pada caput succedaneumcaput succedaneum 4.

4. Jelaskan tentang patofisiologi caput Jelaskan tentang patofisiologi caput succedaneusuccedaneumm 5.

5. Jelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada caput Jelaskan tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedanesuccedaneumum 6.

6. Jelaskan tentang komplikasi pada Jelaskan tentang komplikasi pada caput succedaneumcaput succedaneum 7.

7. Jelaskan tentang penatalaksanaan pada caput succedaneumJelaskan tentang penatalaksanaan pada caput succedaneum

1.3

1.3 TUJUANTUJUAN 1.

1. Untuk mengetahui tentang pengertian Untuk mengetahui tentang pengertian caput succedaneumcaput succedaneum 2.

2. Untuk mengetahui tentang etiologi caput Untuk mengetahui tentang etiologi caput succedaneumsuccedaneum 3.

3. Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis Untuk mengetahui tentang manifestasi klinis pada caput succedaneumpada caput succedaneum 4.

4. Untuk mengetahui tentang patofisiologi Untuk mengetahui tentang patofisiologi caput succedaneumcaput succedaneum 5.

5. Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang Untuk mengetahui tentang pemeriksaan penunjang pada caput succedaneumpada caput succedaneum 6.

6. Untuk mengetahui tentang komplikasi pada caput succedaneumUntuk mengetahui tentang komplikasi pada caput succedaneum 7.

(2)

BAB II BAB II ISI ISI 2.1 2.1 PENGERTIANPENGERTIAN

Caput succedaneum merupakan edema subcutis akibat penekanan jalan lahir pada persalinan letak  Caput succedaneum merupakan edema subcutis akibat penekanan jalan lahir pada persalinan letak  kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas dan melewati garis kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas dan melewati garis sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-52-5 hari.

hari.

Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di Caput succedaneum adalah benjolan atau pembengkakan karena adanya timbunan getah bening di kepala (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir.

kepala (pada presentasi kepala) yang terjadi pada bayi baru lahir.

2.2

2.2 ETIOLOGIETIOLOGI

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskular. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan tubuh ke jaringan ekstravaskular. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vaccum ekstraksi.

vaccum ekstraksi.

2.3

2.3 MANIFESTASI KLINISMANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut: Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut: 1.

1. Udema di atas kepalaUdema di atas kepala 2.

2. Terasa lembut dan lunak pada perabaanTerasa lembut dan lunak pada perabaan 3.

3. Benjolan berisi serum dan Benjolan berisi serum dan terkadang bercampur dengan darahterkadang bercampur dengan darah 4.

4. Udema melampaui tulang tengkorak Udema melampaui tulang tengkorak  5.

5. Batas yang tidak jelasBatas yang tidak jelas 6.

6. Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahanatau kemerahan 2.4

2.4 PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI

Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul. Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis mengakibatkan spasme pintu panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa

fontanel meregang dan CSS (Central Canal of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak.Sehinggamengalir ke seluruh otak.Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau intraviber.Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun CSS menerobos ke jaringan atau intraviber.Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi t

besar dan terjadi timbunan CSS dibawah kulit imbunan CSS dibawah kulit kepala.Sehingkepala.Sehingga menyebabkanga menyebabkan Caput SuccedaneumCaput Succedaneum..

Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput succeda

(3)

1.

1. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difusPembengkakan yang terjadi pada kasus caput succadeneum merupakan pembengkakan difus  jaringan otak, y

 jaringan otak, yang dapat melamang dapat melampaui sutura garis paui sutura garis tengah.tengah. 2.

2. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertaiAdanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak  pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan terletak  periosteum hingga dapat melampaui sutura.

periosteum hingga dapat melampaui sutura.

2.5

2.5 PEMERIKSAAN PENUNJANGPEMERIKSAAN PENUNJANG Sebenarny

Sebenarnya dalam a dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lebihlebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk  lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk  melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput melakukan diagnosa banding dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput succeda

succedaneum yaitu fneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial. raktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial. (Meida.2009)(Meida.2009)

2.6

2.6 KOMPLIKASIKOMPLIKASI 1.

1. InfeksiInfeksi

Infeksi bisa terjadi karena kulit

Infeksi bisa terjadi karena kulit kepala terlukakepala terluka 2.

2. IkterusIkterus

Ikterus bisa terjadi karena adanya inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O, antara Ikterus bisa terjadi karena adanya inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O, antara ibu dan bayi.

ibu dan bayi. 3.

3. AnemiaAnemia

2.7

2.7 PENATALAKSANAANPENATALAKSANAAN

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada

Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan pada anak dengan caput succedaneumanak dengan caput succedaneum ::

1.

1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun,Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu

maka dari itu perlu diperhatikan penatalaksadiperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat dan teratur.naan pemberian ASI yang adekuat dan teratur. 2.

2. Bayi jangan sering diangkat Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas daerah edema kepala.karena dapat memperluas daerah edema kepala. 3.

3. Atur posisi tidur Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakabayi tanpa menggunakan bantaln bantal Mencega

Mencegah terjadinya infeksi h terjadinya infeksi dengan :dengan : a.

a. Perawatan tali pusatPerawatan tali pusat b.

b. Personal hygiene baik Personal hygiene baik  4.

4. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :Berikan penyuluhan pada orang tua tentang : a.

(4)

5.

5. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi. 6.

6. Awasi keadaan umum bayi.Awasi keadaan umum bayi.

2.8

2.8 ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN

2.8.1 2.8.1 PengkajianPengkajian 1. 1. Subjektif Subjektif  a. a. IdentitasIdentitas

Terjadi pada bayi baru lahir

Terjadi pada bayi baru lahir terutama nampak jelas segera setelah lahir.terutama nampak jelas segera setelah lahir. b.

b. KeluhanKeluhan

Benjolan di kepala bayi segera dan beberapa jam setelah lahir. Benjolan di kepala bayi segera dan beberapa jam setelah lahir.

2.

2. Objektif Objektif  c.

c. Benjolan di kepala bayi, biasanya pada daerah tulang parietal, oksipital.Benjolan di kepala bayi, biasanya pada daerah tulang parietal, oksipital. d.

d. Berkembang secara bertahap segera setelah Berkembang secara bertahap segera setelah persalinan.(Capupersalinan.(Caput Succedaneum)t Succedaneum) e.

e. Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 Berkembang secara bertahap dalam waktu 12-72 jam.(Cephal Hematom)jam.(Cephal Hematom) f.

f. PembengkakPembengkakan kepala an kepala berbentuk benjolan difus.berbentuk benjolan difus. g.

g. Tidak berbatas tegas, melampaui batas Tidak berbatas tegas, melampaui batas sutura. (Caput Succedaneum)sutura. (Caput Succedaneum) h.

h. Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura. (Cephal Hematom)Berbatas tegas, tidak melampaui batas sutura. (Cephal Hematom) i.

i. Perabaan, mula-mula keras lama kelamaan lunak.Perabaan, mula-mula keras lama kelamaan lunak.  j.

 j. Pada daerah pembengkakan terdapat pitting odema.Pada daerah pembengkakan terdapat pitting odema. k.

k. Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 Sifat timbulnya perlahan, benjolan tampak jelas setelah 6-8 jam setelahjam setelah l.

l. Bersifat soliter / multiple.Bersifat soliter / multiple. m.

m. Anemi, hiperbilirubin bila Anemi, hiperbilirubin bila gangguan meluas.gangguan meluas. n.

n. Jarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yangJarang menimbulkan perdarahan yang memerlukan transfusi, kecuali bayi yang mempunyai gangguan pembekuan.

mempunyai gangguan pembekuan.

2.8.2

2.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATANDIAGNOSA KEPERAWATAN 1.

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan trauma jaringan perinatal. 2.

2. Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan status Ansietas berhubungan dengan ketidak tahuan status kesehatan anak.kesehatan anak. 3.

(5)

2.8.3

2.8.3 Intervensi KeperawatanIntervensi Keperawatan

No.

No. Dx.Dx.

Keperawatan Keperawatan

Tujuan & KH

Tujuan & KH IntervensiIntervensi RasionalRasional

1.

1. Gangguan Gangguan rasarasa nyaman nyaman berhubungan berhubungan dengan trauma dengan trauma  jaringan  jaringan perinatal. perinatal. Tujuan: Tujuan: Anak akan Anak akan menunjukkan menunjukkan berkurangnya rasa berkurangnya rasa ketidaknyamanan. ketidaknyamanan. KH : KH :

1. Anak tidak rewel. 1. Anak tidak rewel. 2. Anak tidak terus 2. Anak tidak terus

menangis. menangis. 3. Anak  3. Anak  memperhatikan memperhatikan tanda

tanda

 – 

 – 

tanda vitaltanda vital dalam batas dalam batas normal.

normal.

1. Kaji ekspresi anak  1. Kaji ekspresi anak  (diam, rewel, (diam, rewel, menangis terus-menangis terus-menerus,dll) menerus,dll) 2. Kurangi jumlah 2. Kurangi jumlah cahaya lampu, cahaya lampu, kebisingan, dan kebisingan, dan berbagai stimulus berbagai stimulus lingkunagn lainya lingkunagn lainya dalam anak. dalam anak. 3. Kaji tanda

3. Kaji tanda

 – 

 – 

tandatanda vital, catat vital, catat peningkatan peningkatan frekuensi nadi, frekuensi nadi, peningkatan atau peningkatan atau penurunan nafas, penurunan nafas, dan diforesis. dan diforesis. 4. Kolaborasi : 4. Kolaborasi : Berikan analgesik  Berikan analgesik  sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan untuk nyeri. untuk nyeri. 1. Memberikan data 1. Memberikan data dasar untuk  dasar untuk  menentukan dan menentukan dan mengevaluasi mengevaluasi intervensi yang intervensi yang diberikan. diberikan. 2. Stimulus demikian 2. Stimulus demikian dapat mengganggu dapat mengganggu anak yang anak yang mengalami cedera. mengalami cedera. Karena dapat Karena dapat meningkatkan meningkatkan tekanan intrkranial. tekanan intrkranial. 3. Peningkatan 3. Peningkatan frekuensi nadi, frekuensi nadi, peningkatan atau peningkatan atau penurunan penurunan frekuensi frekuensi pernapasan, atau pernapasan, atau diforesis diforesis menunjukkan menunjukkan ketidaknyamanan. ketidaknyamanan. 4. Mengurangi nyeri 4. Mengurangi nyeri

dan spasme otot dan spasme otot

2. Ansietas 2. Ansietas berhubungan berhubungan dengan dengan Tujuan: Tujuan:

Anak dan Orang tua Anak dan Orang tua akan menunjukkan akan menunjukkan

1. Jelaskan pada anak  1. Jelaskan pada anak  dan orang tua dan orang tua tentang tujuan tentang tujuan semua tindakan semua tindakan 1. Dengan 1. Dengan menegetahui apa menegetahui apa yang akan yang akan dilakukan sebelum dilakukan sebelum

(6)

kesehatan kesehatan anak. anak. KH : KH : 1. Menunjukkan 1. Menunjukkan pengurangan rasa pengurangan rasa agitasi agitasi 2. Mengajukan 2. Mengajukan pertanyaan yang pertanyaan yang tepat sehubungan tepat sehubungan dengan penyakit dengan penyakit dan penangananya. dan penangananya. bagaimana bagaimana tindakan dilakukan tindakan dilakukan

2. Ijinkan orang tua 2. Ijinkan orang tua tetap menemani tetap menemani anak, bergantung anak, bergantung pada keadaan anak. pada keadaan anak.

3. Berikan informasi 3. Berikan informasi akurat, konsisten akurat, konsisten mengenai mengenai prognosis. prognosis. mengapa prosedur mengapa prosedur tersebut dilakukan tersebut dilakukan membantu membantu mengurangui mengurangui kecemasan. kecemasan. 2. Dengan 2. Dengan mengijinkan orang mengijinkan orang tua untuk  tua untuk  menemani anak  menemani anak  memberi dukungan memberi dukungan emosional pada emosional pada anak dan anak dan mengurangi mengurangi kecemasan pada kecemasan pada anak. Kecemasan anak. Kecemasan orang tua akan orang tua akan berkurang dengan berkurang dengan mengijinkan mengijinkan mereka memantau mereka memantau dan berpartisipasi dan berpartisipasi dalam perawatan dalam perawatan anak. anak. 3. Dapat menurunkan 3. Dapat menurunkan ansietas dan ansietas dan memungkinkan memungkinkan pasien membuat pasien membuat keputusan atau keputusan atau pilihan sesuai pilihan sesuai realita. realita. 3.

3. Resiko Resiko infeksiinfeksi berhubungan berhubungan dengan adanya dengan adanya indurasi. indurasi. Tujuan : Tujuan : Anak akan Anak akan menunjukkan tidak  menunjukkan tidak  adanya tanda atau adanya tanda atau gejala infeksi.

gejala infeksi.

1. Kaji keadaan 1. Kaji keadaan indurasi pada anak. indurasi pada anak.

2. Pantau suhu anak  2. Pantau suhu anak 

setiap 4 jam setiap 4 jam

3. Kaji tanda dan 3. Kaji tanda dan

1. Mengidentifikasi 1. Mengidentifikasi adanya infeksi adanya infeksi secara dini. secara dini. 2. Hipertermi 2. Hipertermi merupakan suatu merupakan suatu tanda infeksi. tanda infeksi. 3. Meningitis 3. Meningitis

(7)

KH : KH :

1. Suhu tubuh kurang 1. Suhu tubuh kurang

dari 37 dari 37ooCC

2. Tidak ada drainase 2. Tidak ada drainase dari luka (cephal dari luka (cephal hematom)

hematom)

3. Tidak ada 3. Tidak ada

tanda-tanda infeksi. tanda infeksi.

4. Sel darh putih 4. Sel darh putih dalam batas normal dalam batas normal sesuai dengan usia. sesuai dengan usia.

gejala meningitis, gejala meningitis, termasuk kakuk  termasuk kakuk  kuduk, peka kuduk, peka rangsang, nrei rangsang, nrei kepala, demam, kepala, demam, muntah, dan muntah, dan kejang

kejang

 – 

 – 

kejang.kejang. 4. Ganti balutan 4. Ganti balutan indurasi(jika ada) indurasi(jika ada) dan gunakan teknik  dan gunakan teknik  sterilisasi. sterilisasi. merupakn merupakn komplikasi yang komplikasi yang mengkin terjadi mengkin terjadi padasetiap kejadian padasetiap kejadian cephal hematom cephal hematom walaupun jarang. walaupun jarang.

4. Teknik steril akan 4. Teknik steril akan

membantu membantu mencegah mencegah masuknya bakteri masuknya bakteri kedalam luka dan kedalam luka dan mengurangi infeksi. mengurangi infeksi. Tabel 1. Rencana keperawatan (

Tabel 1. Rencana keperawatan (Speer, Kathleen Morgan.2007)Speer, Kathleen Morgan.2007)

2.8.4

(8)

BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP 3.1 3.1 KESIMPULANKESIMPULAN

Caput succedaneum merupaka

Caput succedaneum merupakan edema subcutis akibat n edema subcutis akibat penekanapenekanan jalan n jalan lahir pada persalinanlahir pada persalinan letak kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas letak kepala, berbentuk benjolan yang segera tampak setelah bayi lahir, tak berbatas tegas dan melewati garis sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan dan melewati garis sutura. Caput succedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan biasanya menghilang setelah 2-5 hari. Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskular. perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskular. Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut, udema di atas kepala, terasa lembut dan Gejala-gejala yang muncul adalah sebagai berikut, udema di atas kepala, terasa lembut dan lunak pada perabaan, benjolan berisi serum dan terkadang bercampur dengan darah dan batas lunak pada perabaan, benjolan berisi serum dan terkadang bercampur dengan darah dan batas yang tidak jelas

yang tidak jelas

3.2

3.2 SARANSARAN

Dalam penulisan makalah ini

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam pembuatanpenulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dalam makalah ini, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dalam penyempurna

Gambar

Tabel 1. Rencana keperawatan (

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci: Fracture Caput Humeri Disertai Dislokasi Bahu Dextra, Infra Red, Terapi Latihan, Kemampuan

Stadium IV : Penyebaran Limfoma selain pada kelenjar getah bening setidaknya pada satu organ lain juga seperti sumsum tulang, hati, paru  –  paru atau otak. Test Diagnostik

Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel

Limfadenitis adalah peradangan pada kelenjar getah bening yang terjadi akibat terjadinya infeksi dari suatu bagian tubuh maka terjadi pula peradangan pada kelenjar getah

suprapubik makin meningkat ditambah anuri, terdapat terdapat benjolan yg nyeri & pekak pd perkusi daerah S. benjolan yg nyeri & pekak pd perkusi

KELENJAR GETAH

Limfadenopati secara umum adalah pembesaran yang terjadi pada lebih dari dua kelompok kelenjar getah bening yang tidak berdekatan.. Kelenjar getah bening (lymphonode atau

Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari kelenjar getah bening itu sendiri seperti limfosit, sel plasma,