MANAJEMEN STRATEGI
MANAJEMEN STRATEGI
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK
PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK
Nama Kelompok
Nama Kelompok
Chikita
Chikita Tiara
Tiara Griska
Griska
010326816
01032681620004
20004
Nyayu
Nyayu Khairani
Khairani Putri
Putri
010326816
01032681620005
20005
Fitri
Fitri Utami
Utami Alex
Alex
01032681620009
01032681620009
Nurul
Nurul Laras
Laras Liestiani
Liestiani
010326816
01032681620015
20015
M.
M. Fauzan
Fauzan
01032681620023
01032681620023
Pasca Sarjana
Pasca Sarjana
Fakultas Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya
2017
2017
SEJARAH SINGKAT PT HM SAMPOERNA TBK
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan Akta Notaris Anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Akta Pendirian Sampoerna disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/59/15 tanggal 30 April 1964 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 94 tanggal 24 Nopember 1964, Tambahan No. 357. Anggaran dasar Sampoerna telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Aulia Taufani, S.H. No. 107 tanggal 15 Desember 2009 dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar ini sudah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-0006503.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 26 Januari 2010.
Ruang lingkup kegiatan Sampoerna meliputi industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain. Kegiatan produksi rokok secara komersial telah dimulai pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga. Pada tahun 1930, industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM Handel Maatschapij Sampoerna.
PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) merupakan perusahaan rokok terkemuka Indonesia. Perusahaan ini memproduksi sejumlah kelompok merek rokok kretek yang dikenal luas, di antaranya Sampoerna A, Sampoerna Kretek , Sampoerna U, serta “Raja Kretek ” yang legendaris Dji Sam Soe. PT HM Sampoerna adalah anak perusahaan dari PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan afiliasi dari Philip Morris Internasional Inc., perusahaan rokok tembakau internasional terkemuka di dunia. Tujuan perusahaan adalah untuk menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini dilakukan dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa dan memberikan produk yang dapat memenuhi ekspektasi mereka.
Pada akhir tahun 2015, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 35% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2015. Sembari menantikan hasil kinerja Sampoerna di tahun 2016, kepemimpinan Sampoerna terus dijalankan oleh Dewan Direksi dan tim manajemen berpengalaman yang memadukan bakat-bakat terbaik untuk memimpin sekitar 29.500 karyawan Sampoerna dan juga anak-anak perusahaannya. Selain itu, Sampoerna juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di berbagai lokasi di
Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang secara keseluruhan memiliki sekitar 41.900 karyawan. Perusahaan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 106 kantor area penjualan di seluruh Indonesia.
Tahun 2016 merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan HUT kami yang ke-103. Dalam dua tahun terakhir, beberapa tonggak penting tercapai, termasuk ekspansi kapasitas produksi di Karawang, Jawa Barat yang ditujukan untuk ekspor ke berbagai negara di Asia Pasifik dan Eropa. Sampoerna berkomitmen untuk menghadirkan praktik terbaik secara efektif sekaligus mengembangkan warisan sejarah Sampoerna selama lebih dari 100 tahun di Indonesia.
Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang.
VISI DAN MISI SAMPOERNA.
Visi PT HM Sampoerna Tbk. (”Sampoerna”) terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mengambil gambaran mengenai lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan”, yang mewakili perokok dewasa, karyawan dan mitra bisnis, serta masyarakat luas, merupakan pihak yang harus dirangkul oleh Sampoerna untuk meraih visi menjadi perusahaan paling terkemuka di Indonesia. Sampoerna meraih ketiga kelompok ini dengan cara sebagai berikut:
1. Memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi perokok dewasa
Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi sigaret berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovatif untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.
2. Memberikan kompensasi dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha.
Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan adalah kunci utama membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha PT HM Sampoerna Tbk juga berperan penting dalam keberhasilan PT HM Sampoerna Tbk, dan PT HM Sampoerna Tbk
mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan ketahanan mereka.
3. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas.
Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam memberikan sumbangsih, PT HM Sampoerna Tbk memfokuskan pada kegiatan pengentasan kemiskinan, pendidikan, pelestarian lingkungan, penanggulangan bencana dan kegiatan sosial karyawan.
Analisis Internal Keuangan
Keuangan PT HM Sampoerna Tbk, yaitu :
Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah naungan perusahaan rokok raksasa dunia.
Modal yang cukup besar untuk mengadakan event berkala.
Analisis Lingkungan Eksternal
Persaingan
Sejauh ini ada puluhan produsen rokok kretek di Indonesia. Tapi pasar rokok dikuasai lima produsen besar, yakni Sampoerna yang menguasai 29 persen pangsa pasar; setelah itu baru Gudang Garam 25 persen, Djarum 22 persen, Bentoel 7 persen, dan Nojorono menguasai sekitar 6,7 persen. Sisanya produsen lain.
Regulasi Pemerintah
Prospek industri rokok sebenarnya cukup bagus. Hanya, ada tantangan berat, misalnya rencana larangan beriklan di televisi, kenaikan tarif cukai setiap tahun, penerapan pajak daerah 10-15 persen, pembatasan ruang untuk merokok, hingga
tekanan publik dalam soal dampak rokok terhadap kesehatan. Pajak dan cukai memang menjadi momok utama bagi produsen rokok. Saat ini pemerintah menetapkan tarif pajak pertambahan nilai rokok 8,4 persen. Adapun tarif cukai spesifik Rp 40-290 per batang, bergantung pada harga jual eceran dan jenis produksinya (kretek tangan atau mesin). Tarif ini menggantikan sistem cukai gabungan advolarum (persentase dari harga jual eceran) dan spesifik. Dalam persentase, pada 2009, tarif cukai rokok spesifik rata-rata 42 persen, naik tujuh
persen dibanding tahun lalu. Tarif cukai rokok cenderung akan terus naik setiap tahun., sesuai dengan road map industri rokok 2007-2020. Road map mengatur upaya pemerintah mengendalikan konsumsi rokok dengan memperhatikan penyerapan tenaga kerja, penerimaan negara, dan kesehatan. Produksi rokok di
Tanah Air juga dibatasi sebanyak 260 miliar batang pada 2015. Bila produksi rokok maksimal itu terlewati, produsen akan kena tarif cukai rokok lebih tinggi. Pada 2020, tarif cukai rokok bisa tinggi lagi karena perlindungan kesehatan akan menjadi dasar penetapan cukai.
Internal factor analysis summary (IFAS) Strength
Faktor
Internal Bobot Rating Skor Keterangan
Kualitas
Bahan Baku 0,14 4 0,56
Kualitas bahan baku rokok sampoerna sudah terpercaya, kualitas bahan baku menjadi andalan sampoerna untuk bersaing dengan empat perusahaan rokok besar Indonesia lainnya (Gudang garam, Djarum, Bentoel Prima dan Wismilak).
Menguasai
Pangsa Pasar 0,16 4 0,64
Produk-produk rokok sampoerna secara keseluruhan menguasai pangsa pasar rokok Indonesia dengan pangsa pasar 24,2 %.
Kredibilitas
Perusahaan 0,12 4 0,48
Perusahaan yang telah berdiri hampir mencapai seratus tahun pastinya memiliki kredibilitas perusahaan yang baik yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
Budaya
Perusahaan 0,06 3 0,18
Budaya perusahaan dalam tubuh sampoerna sudah menjadi semangat perusahaan sampoerna. Dalam kegiatan sehari-hari budaya perusahaan tersebut menjiwai seluruh aktifitas karyawan sehingga kinerja karyawan menjadi lebih efektif dan efisien. Nilai Capital 0,08 3 0,24 Setelah Philip Morris menjadi pemilik
Yang Besar dominan saham perusahaan. Sampoerna memiliki capital yang cukup besar dan jaminan tersedianya modal dibawah
naungan perusahaan rokok raksasa dunia.
0,56 2,10
Weekness Faktor
Internal Bobot Rating Skor Keterangan
Harga Yang
Cukup Mahal 0,16 4 0,64
Harga cukup mahal yang berasal dari biaya promosi yang besar dan bahan baku menjadi kelemahan Sampoerna yang sangat terlihat dimata competitor. Kurang Diminati Produk Rokok Kretek Mild di Internasional 0,10 3 0,30
Para perokok luar negeri sudah terbiasa dengan rokok putih, kehadiran rokok kretek mild tidak bisa menggeser kedudukan rokok putih sebagai rokok no. 1 di luar negeri
untuk saat ini. Kalahnya Pangsa Pasar SKM Filtered Dari Para Pesaing 0,08 3 0,24
Perbedaan harga membuat Dji Sam Soe filter tidak bisa menggeser kedudukan Gudang Garam Internasional dari peringkat pertama. Modal Yang Cukup Besar Untuk Mengadakan Even Berkala 0,05 2 0,10
Pengalokasian yang dipakai sampoerna banyak dipakai untuk membuat suatu event, terlebih lagi event yang dibuat adalah event berkala (Java Jazz, Jak jazz, IBL, Proliga, COPA, Soundrenaline dan Amild live wanted) dengan jangka waktu setahun sekali. Lambatnya Pertumbuhan Rokok Avolution 0,05 2 0,10
Rokok Avolution yang seharus menjadi harapan agar dapat bersaing dengan rokok putih, tetapi yang terjadi pertumbuhan rokok tersebut sangat lambat, permintaan turun dan profit menurun, akhirnya malah memberikan kerugian dan memberikan dampak yang negatif.
0,44 1,38
Opportunity Faktor
Esternal Bobot Rating Skor Keterangan
Masuknya Philip Morris sebagai mitra
bisnis
0,16 4 0,40
Masuknya Philip Morris yang notabenenya termasuk perusahaan rokok besar dunia,
memudahkan Sampoerna untuk
mengekspansi bisnisnya ke International melalui bantuan perusahaan Philip Morris. Trend pasar positif untuk rokok Low Tar Low Nicotine (LTLN) di Indonesia 0,10 4 0,64
Tingginya kesadaran kesehatan masyarakat dan gaya hidup yang menganggap rokok LTLN lebih keren memungkinkan perubahan trend pada industry rokok.
Banyaknya spot yang terdapat pada event untuk mempromosik an produk baru 0,08 4 0,32
Banyaknya event yang diadakan sampoerna menjadi kesempatan bagi sampoerna untuk mempromosikan produk baru tanpa dipungut biaya advertising. Dengan banyaknya event, akan meningkatkan brand awareness yang dimiliki produk tersbut sehingga memudahkan produk itu dikenal dan diingat customer.
Kemungkinan
produk baru 0,06 2 0,12
Besarnya modal yang dimiliki sampoerna dan kerjasamanya dengan Philip Morris, memungkinkan Sampoerna untuk mengembangkan produk baru apabila ada pasar yang cocok.
Beralihnya customer rokok competitor ke rokok LTLN Sampoerna 0,06 3 0,18
Besarnya kemungkinan pindah sangat tinggi karena tingginya kesadaran akan kesehatan dan rasa dari rokok sampoerna memiliki kemiripan dengan rokok SKM GG Internasional dan Djarum Super.
0,46 1,66
Threat Faktor
Esternal Bobot Rating Skor Keterangan
Regulasi dan perda mengenai
anti-0,10 3 0,30
Perda ini memungkinkan penurunan jumlah perokok dan permintaan atas rokok yang terjadi disuatu daerah yang memiliki perda
rokok anti-rokok. Banyaknya kompetitor dari rokok jenis Mild 0,16 4 0,64
Dilihat dari trend positif rokok mild, banyak dari produsen rokok mulai merambah
pangsa pasar rokok mild.
Gudang Garam: Surya Signature Djarum lahir LA Light
Bentoel Prima: Starmild ,
bahkan produsen rokok kecil seperti
Nojorono Tobacco: Class Mild.
Kemungkinan semakin bertambahnya competitor rokok jenis mild 0,08 3 0,24
Pangsa pasar rokok mild yang menjanjikan di masa depan memungkinkan munculnya pendatang baru dalam persaingan industry
rokok mild.
Tingginya
pajak rokok 0,14 4 0,56
Tingginya pajak rokok membuat rendahnya daya beli masyarakat terhadap rokok
sehingga terjadi penurunan permintaan rokok. Berkurangnya event yang disponsori perusahaan rokok 0,06 3 0,18
Berkurangnya event yang disponsori rokok merupakan impact dari mindset masyarakat yang mendukung anti-rokok dan ingin mengurangi promosi rokok yang terdapat pada event khususnya event anak muda.
0,54 1,92
Keterangan: Bobot
0,00
–
0,04 = sangat tidak penting 0,04–
0,08 = tidak penting 0,08–
0,12 = penting 0,12–
0,16 = sangat penting Rating 4 = sangat berpengaruh 3 = berpengaruh 2 = tidak berpengaruh1 = sangat tidak berpengaruh
Kategori Analisis
Faktor Skor Persentase Skor Bobot Persentase IFAS Strenght 2,10 60% 3,48% 49% Weakness 1,38 40% EFAS Opportunity 1,66 46% 3,58% 51% Threat 1,92 54% 7,06 100% INTERNAL EKSTERNAL KOMPETITIF S>W T>O 2,10>1,38 1,92>1,66 SWOT STRATEGY STRENGTH (S)
1. Kualitas Bahan Baku 2. Menguasai pangsa pasar
3. Kredibilitas perusahaan 4. Budaya Perusahaan 5. Nilai capital yang besar
WEAKNESS (W)
1. Harga yang cukup mahal
2. Kurang diminatinya produk rokok kretek mild di Internasional
3. Kalahnya pangsa pasar SKM filtered
dari para pesaing
4. Modal yang cukup besar untuk
mengadakan event berkala
5. Lambatnya pertumbuhan rokok
Avolution OPPRTUNITY (O)
1. Masuknya Philip Morris sebagai
mitra bisnis
2. Trend pasar positif untuk rokok
LTLN di Indonesia
3. Banyaknya spot yang terdapat pada
event untuk mempromosikan produk baru
4. Kemungkinan lahirnya produk baru
THREAT (T)
1. Regulasi dan perda mengenai
anti-rokok
2. Kompetitor dari rokok jenis Mild 3. Kemungkinan semakin
bertambahnya competitor rokok jenis mild
4. Tingginya pajak rokok
5. Beralihnya customer competitor ke
rokok (LTLN) Sampoerna
oleh industri rokok
SO Strategy
1. Inovasi terbaru produk untuk target mancanegara (S1,O4)
2. Berusaha untuk mencari investor
(S4,O1)
3. Promosi besar-besaran untuk
menigkatkan brand awareness dan ekspansi bisnis (S5,03)
4. Melakukan strategi merebut customer
(S3,05)
5. Tetap mempertahankan pangsa pasar mild yang sedang trend saat ini (S2, O2)
OW Strategy
1. Atur strategi untuk mempromosikan Avolution di luar negeri melalui bantuan perusahaan Philip Morris (W5,O1)
2. Lebih memfokuskan strategi untuk mempertahankan mild sebagai tren saat ini (W3,O2)
3. Buat Inovasi terbaru untuk membuat rokok putih (W2,O4)
4. Tekankan Finest Quality kepada
customer melalui media promosi (W1,O5)
5. Pada event yang berskala besar adakan
prmosi besar-besaran untuk
meningkatkan awareness customer (W4,O3)
ST Strategy
1. Ikut dalam kampanye anti-rokok untuk
meningkatkan awareness (S5,T1)
2. Kendalikan pangsa pasar dengan
menurunkan harga mild (S2,T3)
3. Berusaha untuk mendapatkan sponsor
melalui syarat tertentu (S3,T5)
4. Adakan riset untuk mencari bahan baku yang lebih murah (S5,T4)
5. Pertahankan customer dan bangun
persepsi di customer bahwa sampoerna The Finest Quality (S1,T2)
WT Strategy
1. Kurangi penawaran mild untuk luar
negeri karena bea cukai yg mahal, tingkatkan penawaran dalam negeri (W2,T4)
2. Melakukan penetrasi pasar untuk produk
SKM filter (W3, T2)
3. Membuat Strategi CSR untuk menghadapi perda rokok (W1,T1)
4. Buat citra Avolution lebih exclusive lalu
ekspor keluar negeri (T4, W5)
5. Manfaatkan event berkala sampoerna