• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

67

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian yang dilakukan terhadap PT EBT dengan menggunakan data biaya yang berkalitan dengan biaya kualitas perusahaan selama tahun 2007-2015 berhasil menjawab Identifikasi masalah yang telah diuraikan dalam Bab 1 pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, dapat menyimpulkan hal-hal berikut:

1. Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan pada tahun 2007 sebesar Rp. 724,925,120 untuk memproduksi tabung baja LPG sebanyak 273,800. Tahun 2008 mengeluarkan biaya kualitas sebesar Rp. 875,878,128 untuk memproduksi unit produksi sebanyak 369,730. Pada tahun 2009 terdapat biaya kualitas sebesar Rp. 756,936,625 untuk memproduksi unit produksi sebanyak 361,500. Pada tahun 2010 mengeluarkan biaya kualitas sebesar Rp. 813,108,424 dimana unit produksi sebanyak 355,720. Tahun 2011 biaya kualitas Rp. 1,103,552,454 sedangkan unit produksi perusahaan sebanyak 494,700. Tahun 2012 biaya kualitas perusahaan sebesar Rp. 792,977,333 dalam memproduksi unit produksi sebanyak 376,096. Tahun 2013 biaya kualitas sebesar Rp. 867,044,619 dalam memproduksi unit tabung baja sebanyak 370,200. Pada tahun 2014 biaya kualitas yang dikeluarkan sebesar Rp. 1,063,946,760 dalam produksi unit tabung baja sebanyak 505,180. Dan pada tahun 2015 biaya kualitas yang dikeluarkan sebesar Rp. 818,005,121 dalam unit ptoduksi sebanyak 381,500.

2. Setelah dilakukannya pengamatan terhadap biaya produksi perusahaan dan melakukan wawancara atas data yang telah didapatkan mengenai biaya kualitas. Komponen yang tergolong pada biaya kualitas perusahaan meliputi biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal. biaya pencegahan yang terdiri dari biaya pemeliharaan mesin sebesar 80% dari biaya pencegahan, biaya pelatihan kinerja sebesar

(2)

20% dari biaya pencegahan. Biaya penilaian yang terdiri biaya monitoring sebesar 50% dari biaya penilaian, biaya laboratorium sebesar 20% dari biaya penilaian, dan biaya sertifikasi SNI sebesar 20% dari biaya penilaian. Biaya kegagalan internal terdiri dari biaya perbaikan ulang (Rework) sebesar 60% dari biaya kegagalan internal dan biaya bahan sisa sebesar 40% dari biaya kegagalan internal. Selanjutnya, biaya kegagalan eksternal perusahaan yang sepenuhnya merupakan biaya jaminan.

3. Tingkat produk rusak dilihat melalui berapa persentase produk rusak terhadap unit yang diproduksi perusahaan pada tahun terkait. Pada tahun 2007 tingkat produk rusak 1.16% dari unit produksi yaitu sebanyak 3,168 unit produk, pada tahun 2008 meningkat sebesar 1.18% dari unit produksi, sebanyak 4,357 unit produksi. Pada tahun 2009 terjadi penurunan yaitu sebesar 1.15% dari unit produksi, yaitu sebanyak 3,973 unit produksi. Tahun 2010 terdapat sebanyak 3,973 unit ptoduk rusak yang memiliki 1.12% bagian dari unit yang di produksi. Tingkat produk rusak tertinggi yaitu tahun 2011 sebanyak 6,248 yaitu sebesar 1.26% dari unit produksi perusahaan. tahun 2012 sebanyak 4,479 produk rusak dari unit produksi yang memiliki persentase sebesar 1.19% dari unit yang diproduksi. Pada tahun 2013 terdapat sebanyak 4,491 unit produk rusak dengan presentase sebesar 1.21% dari unit produksi perusahaan. Unit produk rusak tertinggi yaitu tahun 2014 sebanyak 6,340 unit produk rusak namun persentase tingkat produk rusak tahun 2014 lebih kecil dari pada tahun 2011 yaitu sebesar 1.25% dari unit produksi perusahaan. Dan tahun 2015 terdapat sebesar 4,462 unit produk rusak dengan presentase 1.17% dari unit yang diproduksi.

4. Pada wawancara yang telah dilakukan oleh penulis pada pihak perusahaan, kondisi produk rusak yang terjadi yaitu berupa produk yang gagal dibentuk, tabung dalam kondisi bolong dan tidak berbentuk dengan sesuai. Produk rusak lainnya yaitu berupa tabung baja yang memiliki unsur bahan baja yang berkarat sehingga tidak dapat dilakukan pencetakan tabung baja. Produk rusak lainnya juga dapat berupa produk tabung baja LPG yang berhasil dibentuk, dan produk tersebut harus diperbaiki ulang namun produk tersebut

(3)

gagal dalam perbaikan ulang, yang mengakibatkan produk tersebut tidak dapat di perbaiki lagi, produk tersebut termasuk dalam golongan produk rusak karna tidak dapat diperbaiki lagi kondisinya, misalnya tabung baja bocor dan perusahaan tidak dapat mendeteksi kesalahan yang mengakibatkan hal tersebut.

5. Dapat dilihat pada tabel 4.12 bahwa tingkat produk rusak yang terjadi dalam perusahaan selama tahun 2007-2015 masih sering terjadi peningkatan, hal tersebut dapat meningkatkan kerugian perusahaan, selain itu dapat mempengaruhi nama baik perusahaan karena terdapatnya kualitas yang buruk dalam perusahaan. Melalui analisis yang telah dilakukan melalui besarnya biaya kualitas yang telah dikeluarkan perusahaan, terdapat biaya kualitas yang meningkat dapat menurunkan tingkat produk yang rusak, namun terdapat juga biaya kualitas yang meningkat dan produk rusak ikut meningkat, dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengendalian atas manfaat masing-masing komponen biaya kualitas. Khususnya pada komponen biaya pencegahan dan biaya penilaian. Dimana perusahaan harus mengurangi biaya kualitas yang dikeluarkan, dengan kata lain lebih mengontrol biaya yang keluar, agar komponen biaya kualitas dapat mencapai tujuan dan manfaat dari biaya tersebut, karna mencapai kualitas yang baik bukan hanya dengan mengeluarkan biaya yang besar namun juga mengendalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan, apakah telah mencapai tujuan dari masing-masing biaya yang telah dikeluarkan. Selain itu, perusahaan juga dapat memperhatikan faktor lain selain biaya kualitas yaitu kebutuhan pokok yang merupakan bahan baku, perlu diperhatikan pada aktivitas penilaian untuk bahan baku, apakah bahan baku telah didapatkan dari supplier yang tepat dan apakah bahan baku yang berupa baja telah memiliki spesifikasi yang sempurna untuk proses produksi tabung baja LPG.

(4)

5.2 Saran

5.2.1 Saran Kepada Pembaca

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan, saran yang dapat diberikan kepada masyarakat umum yang membaca penelitian ini bahwa akan lebih baik apabila biaya kualitas, terutama biaya pencegahan dan biaya penilaian diterapkan dalam membuat produk untuk dapat dilakukan dengan membuat suatu laporan biaya kualitas. Namun penerapan biaya kualitas tidak hanya sekedar diterapkan dan dilaporkan, akan lebih baik adanya pengendalian internal terhadap aktivitas biaya kualitas agar tidak terjadinya biaya yang berlebihan yang mengakibatkan biaya kualitas tidak seimbang dengan tujuan dikeluarkannya biaya tersebut. Penelitian ini juga dapat digunakan untuk mempertimbangkan manfaat biaya kualitas guna mencapai kualitas produk yang lebih baik.

5.2.2 Saran Kepada Peneliti Selanjutnya

Saran untuk peneliti selanjutnya mengenai penelitian ini, disarankan dapat mempertimbangkan hipotesis yang akan digunakan peneliti dengan hipotesis yang dibuat dalam penelitian ini serta penelitian terdahulu lainnya, yang sesuai dengan objek penelitian. Akan lebih baik jika peneliti selanjutnya mendapatkan data yang lebih lengkap dalam perhitungan biaya kualitas perusahaan yang digunakan.

5.2.3 Saran kepada perusahaan

Saran yang diberikan kepada perusahaan,yaitu:

1. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini bahwa biaya pencegahan memiliki hubungan terhadap produk rusak perusahaan. Biaya pencegahan yang terdiri dari biaya pemeliharaan mesin dan biaya pelatihan kinerja, yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap produk yang dihasilkan. Maka dari itu, penulis menyarankan perusahaan untuk memperhatikan kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan biaya pencegahan. Agar biaya yang telah dikeluarkan sesuai dengan manfaat dan tujuan yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol kegiatan pemeliharaan mesin dan pelatihan kinerja yang dilakukan oleh petugas, apakah biaya yang telah dikeluarkan untuk

(5)

pemeliharaan mesin dan pelatihan kinerja telah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak terjadinya biaya pencegahan yang keluar untuk kegiatan lain yang tidak berkaitan pada biaya pencegahan.

2. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, bahwa biaya penilaian berpengaruh terhadap produk rusak. Biaya penilaian pada penelitian ini terdiri dari biaya yang berhubungan dengan kegiatan monitoring terhadap produk yang diproses, apakah telah sesuai dengan standar nasional yang telah ditentukan dalam pembuatan tabung baja LPG. Penulis menyarankan kepada perusahaan untuk memperhatikan tujuan dari biaya penilaian yang telah dikeluarkan, dapat dilakukan dengan menerapkan kegiatan terhadap penilaian bahan baku produk. Misalnya, adanya alat untuk melakukan test kelenturan bahan baku, sehingga biaya penilaian dapat mendorong biaya pencegahan dalam menurunkan produk rusak. Karena menurunnya produk rusak, dapat menurunkan aktivitas pemeriksaan dan monitoring produk yang termasuk pada biaya penilaian.

3. Disarankan untuk perusahaan untuk lebih memperhatikan penerapan terhadap kegiatan pelatihan kinerja. Agar biaya yang dikeluarkan untuk biaya pelatihan mencapai tujuan agar terciptanya kinerja yang baik. Perusahaan disarankan untuk mengendalikan pelatihan kinerja lebih lagi, dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan kinerja yang lebih rutin, apabila pelatihan tidak mencapai tujuan perusahaan dapat mempertimbangkan pelatihan lain yang lebih tepat dalam mencapai tujuan perusahaan.

4. Biaya jaminan yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya kegagalan eksternal yang telah dikeluarkan berdasarkan jumlah produksi tabung baja, pada hal ini penulis menyarankan agar perusahaan memperhatikan keluar masuknya biaya yang dikeluarkan apabila terdapat product recall. Dapat dilakukan dengan adanya perhitungan langsung dan pemantauan langsung terhadap product recall sebelum perusahaan bertanggung jawab atas produk tersebut, serta melakukan pencatatan yang tepat untuk biaya yang telah dikeluarkan sebagai bahan pertimbangan atas biaya jaminan yang ditahan selama 5 tahun serta pengurangan atas biaya tersebut.

(6)

5. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, penulis menyarankan agar perusahaan membuat laporan biaya kualitas secara teliti terpisah dengan laporan biaya produksi, agar mempermudah pengendalian biaya yang tergolong pada biaya kualitas dan dapat mempermudah perusahaan dalam mempertimbangkan biaya kualitas yang dikeluarkan apakah telah sesuai dengan tujuan dan manfaat dari biaya kualitas yang diterapkan.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada BAB 4 penelitian ini, penulis memiliki keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini. Dimana penelitian ini menggunakan data primer, penulis melakukan wawancara, dokumentasi dan pengamatan terhadap objek penelitian. Yang menjadi keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti tidak diperbolehkan untuk melampirkan laporan biaya produksi terhadap tabung baja LPG dan meneliti perhitungan perusahaan dalam menetapkan biaya terhadap masing-masing komponen biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, biaya kegagalan eksternal dan produk rusak. Penelitian ini hanya terbatas pada hasil dari berpengaruh atau tidak berpengaruhnya biaya kualitas terhadap produk rusak tabung baja LPG pada tahun 2007-2015.

Referensi

Dokumen terkait

barangan tidak semata mata bertujuan memaksimumkan kepuasan, tetapi selalu memperhatikan apakah barang itu halal atau haram, islaf atau tabzir, memudaratkan

Sebagian besar negara di dunia memiliki sistem perpajakan untuk membiayai pengeluaran pemerintahnya. Besar dan kecilnya pajak pada suatu negara ditentukan

Skema kendali yang dirancang difungsikan untuk membuat arus sumber sama dengan komponen fundamental dari arus beban-1, kondisi ini dapat dicapai jika inverter MLP

“Sesungguhnya Allah membangkitkan kepada manusia di penghujung setiap seratus tahun, seorang yang mengajarkan kepada mereka sunnah-sunnah (ajaran- ajaran) Rasulullah

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya yang harus dikeluarkan karena adanya barang cacat, dengan kata lain biaya tersebut

Rata-rata bobot basah dan persentase terjadinya pembengkakan pada planlet sempur (D. philippinensis) umur delapan minggu pada media MS dengan penambahan BAP and NAA (The average

Pada tahun 2019 capaian sasaran kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau dapat dicapai dengan capaian target 100% pada capaian periode rencana

masalah kebutuhan rumah layak huni tersebut, upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kota Medan adalah melakukan pembangunan fasilitas berupa sarana dan prasarana dasar lingkungan