• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Permainan Mobile Augmented Reality "Virtua Creature" berbasis MDA Framework

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Permainan Mobile Augmented Reality "Virtua Creature" berbasis MDA Framework"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0

http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017

© 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.106-111

Pengembangan Permainan Mobile Augmented Reality

"Virtua Creature" berbasis MDA Framework

Wibisono Sukmo Wardhono*, Marji, Vicky Lazuardi

Universitas Brawijaya Jl. Veteran no. 8, Malang, Indonesia *Correspondence should be addressed to wibiwardhono@ub.ac.id

Abstrak

Hewan telah banyak digunakan sebagai peliharaan sejak lama. Karena beberapa alasan, beberapa orang enggan memelihara binatang peliharaan. Diawali oleh kehadiran Tamagochi, tren memelihara hewan peliharaan virtual menjadi salah satu alternatif manusia dalam menyalurkan keinginan mereka untuk merasakan sensasi memelihara hewan peliharaan secara tidak langsung. Konsep permainan memelihara hewan peliharaan virtual dalam bentuk augmented reality diharapkan dapat memberikan sensasi nyata pada interaksi antara manusia dengan hewan peliharaan virtual mereka. Fokus penelitian adalah pengembangan alur gameplay pada permainan "Virtua Creature". Tahapan-tahapan pengembangan permainan dilakukan di dalam Framework Mechanics, Dynamics & Aesthetics (MDA). Perancangan permainan disusun dalam dokumen One Sheet dan Ten Sheet. Permainan dimplementasikan dengan game engine Unity dan Software Development Kit (SDK) Vuforia menggunakan perangkat bergerak berbasis Android yang memiliki sensor kamera untuk membaca marker. Fase pengujian terdiri dari design test dan playtest untuk mengevaluasi kesesuaian antara tujuan permainan, perancangan dan hasil implementasi.

Kata kunci: Virtual Pet, Game Development, Augmented Reality, MDA Framework.

1. Pendahuluan

Hewan telah banyak digunakan sebagai peliharaan sejak lama. Karena beberapa alasan, beberapa orang enggan memelihara binatang peliharaan. Diawali oleh kehadiran Tamagotchi, tren memelihara hewan peliharaan virtual menjadi salah satu alternatif manusia dalam menyalurkan keinginan mereka untuk merasakan sensasi memelihara hewan peliharaan secara tidak langsung. Tamagotchi dianggap sebagai artefak budaya yang menggabungkan teknologi komputer dan video yang secara virtual melibatkan pemain dalam hubungan asuh di antara manusia dan hewan peliharaan. Tamagotchi (atau hewan peliharaan virtual/ virtual pet) secara umum dianggap sebagai konsep hubungan dengan hewan peliharaan sekali pakai (disposible). Bloch dan Lemish (1999) mengkaji hubungan hewan peliharaan virtual dengan budaya populer dan mainan anak-anak lainnya. Kajian tersebut juga meneliti peran yang permainan ini dalam sosialisasi manusia. [1]

Dalam kasus berbeda, Chesney dan Lawson (2007) membandingkan perbandingan bentuk persahabatan antara manusia terhadap hewan peliharaan asli dengan virtual menggunakan studi kasus permainan Nintendogs yang berjalan di konsol permainan mobile Nintendo DS. Unit ini memiliki layar penuh warna yang menunjukkan animasi anak anjing yang harus diberi makan, air, diajak berjalan, bermain dan dilatih. Model interaksi pada permainan Nintendog secara umum memberi pengalaman pertemanan dengan hewan peliharaan virtual namun tidak sebaik dibandingkan dengan pengalaman yang diberikan oleh hewan peliharaan yang sebenarnya. [2]

Pengembangan permainan berupa hewan peliharaan virtual terkait dengan pengembangan aplikasi permainan (game) secara umum. Industri aplikasi permainan berkembang secara dinamis dan cepat di pasaran perangkat lunak. Pengembangan permainan (Game Development) akan meliputi langkah-langkah pengembangan cerita dan

(2)

karakter, mekanika permainan hingga manajemen proyek permainan tersebut. [3]

Kebutuhan terhadap permainan yang melibatkan interaksi pengguna seperti yang diharapkan pada permainan hewan peliharaan virtual terus meningkat. Untuk itu dikembangkan suatu model permainan realitas yang interaktif menggunakan teknologi augmented reality. Ide interaksi dengan permainan augmented reality memicu aktivitas untuk berinteraksi dengan objek virtual di suatu lokasi. Zhihan Lv, dkk (2015) mengevaluasi permainan yang diuji untuk memperoleh penerimaan pengguna, menilai beban kerja serta keterlibatan emosional dan kepuasan pengguna. [4]

Metodologi perancangan dalam artefak yang dikembangkan digunakan untuk memastikan kualitas kerja. Untuk menjalankan perancangan diperlukan analisis hasil akhir serta analisis pelaksanaan. Kedua analisis tersebut dilakukan secara khusus melalui analisis iteratif, kualitatif dan kuantitatif. Analisis hasil akhir digunakan untuk memperbaiki implementasi, sedangkan analisis pelaksanaan digunakan untuk menyempurnakan hasilnya. Saat bekerja dengan aplikasi permainan, interaksi antar-kode menciptakan perilaku yang kompleks dan dinamis, seringkali tidak dapat diprediksi. MDA (Mechanics, Dynamics and Aesthetics) Framework adalah pendekatan formal untuk memahami permainan, untuk menghubungkan desain dan pengembangan game, kritik game, dan penelitian teknis permainan. metodologi ini diharapkan mampu mengklarifikasi dan memperkuat proses berulang dari pengembang, ilmuwan dan peneliti, sehingga memudahkan semua pihak untuk mengembangkan, mempelajari dan merancang rangkaian desain permainan dan artefak game yang luas. [5]

Metode MDA menunjukkan sudut pandang yang berbeda dari sisi perancang maupun dari sisi pengguna seperti ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1. Perspektif dari sisi Designer dan dari sisi Player [5]

Konsep permainan "Virtua Creature" yang diimplementasikan pada perangkat mobile diharapkan dapat dimainkan oleh pengguna secara portabel. Alur permainan berupa virtualisasi kegiatan memelihara hewan peliharaan dalam format augmented reality diharapkan dapat memberikan sensasi nyata pada interaksi antara manusia dengan hewan peliharaan virtual mereka. Pendekatan MDA Framework diharapkan mampu menjaga kualitas pengembangan permainan melalui pendekatan analisis hasilakhir dan analisis pelaksanaan.

A. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk merancang, menerapkan dan mengevaluasi permainan mobile Augmented Reality "Virtua Creature" sebagai media interaksi pengguna dengan hewan peliharaan virtual melalui penerapan MDA (Mechanics, Dynamics & Aesthetics) Framework.

2. Kegiatan Penelitian

Penelitian dilakukan pada Laboratorium Game Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang. Kebutuhan pengembangan permainan meliputi perangkat bergerak berbasis Sistem Operasi Android dengan kelengkapan fitur kamera, akselerometer untuk mendukung tracking pada teknologi Augmented Reality. Marker digunakan sebagai penanda kemunculan hewan virtual, berupa sebuah gambar unik yang merepresentasikan interaksi antar hewan.

A. Tahap Perancangan

Fase perancangan meliputi konsep dan teknis dari permainan yang terdiri dari:

1) Deskripsi Game

Scott Rogers (2014) mendeskripsikan sebuah dokumen yang bernama One Sheet sebagai acuan awal arah pengembangan permainan. One-Sheet dapat menjelaskan deksripsi dari game yang akan dibuat sesuai dengan aturan dari MDA Framework. [6]

Deskripsi One Sheet pada permainan ini ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Deskripsi One sheet

Parameter Isi

Game title Virtua Creature Game Platform Android

(3)

Target age 3-10 tahun Rating (ESRB) E

Game summary Pemain mempunyai sebuah hewan peliharaan yang dapat dirawat berdasarkan dari kebutuhan-kebutuhan dasar hewan.

Game Outline Permainan akan dimulai dengan player menyorot marker yang ada didepan kamera Smartphone Android yang kemudian akan mengeluarkan

object hewan yang dapat disentuh untuk mengaktifkan permainan dan

kemudian akan dapat memberikan kebutuhan hewan dengan

menyorotkan marker-marker yang lain sebagai penanda atau interaksi seperti meberikan makan, maupun memenuhi kebutuhan hewan. Pada awal permainan pemain akan diberikan Credit atau mata uang dalam game

sejumlah 500 yang nantinya Credit akan didapat dengan menyentuh hewan atau dengan menyentuh Credit yang dikeluarkan oleh hewan.

Unique Selling Point

• Menggunakan teknologi AR berbasis marker merupakan teknologi baru dalam dunia game • Menggunakan teknologi AR sehingga game tampak nyata • Interaksi unik pada game yang menyerupai game Tamagotchi • Penggunaan marker yang bervariatif untuk kebutuhan-kebutuhan hewan

Similar Competitive Products

Tamagotchi, Nintendog, ARf, Puppy AR, Real Dragon Pet

2) Gameplay

Alur permainan (gameplay) dijelaskan dengan menggunakan Ten Sheet yang mencakup aspek-aspek penting pada game seperti character, control pada game dan alur game serta beberapa konsep aset yang akan digunakan pada game. [6] Deskripsi Ten sheet meliputi Game Title, Game Platform, Target Age, Rating (ESRB), Game Story, Gameplay, Character, Game Control, Game World, Game Experience, How to Win, How to Lose, dan Game Mechanics.

3) Rancangan Level

Permainan bertipe endless game, dengan demikian permainan dirancang sebanyak satu level. Pemainakan tetap berada dalam permainan sampai pemain memutuskan

berhenti bermain atau hewan peliharaan yang dimiliki pemain mati kehabisan point kesehatan. Pada awal permainan pemain diberikan kredit sebesar 500 dan tingkat point kesehatan dari hewan sebesar 100%.

4) Concept Art dan Asset

Karakter hewan peliharaan menggunakan free blender asset dengan diberikan skeleton. 5) Game Screen Flow

Alur tampilan permainan ditunjukkan pada Gambar 2. Alur ini menentukan scene dan perpindahannya pada menu yang disediakan pada permainan.

Gambar 2. Alur tampilan permainan

B. Tahap Implementasi

Tahapan implementasi mengacu pada perangkat bergerak berbasis Android yang memiliki sensor kamera.

Implementasi game menggunakan bahasa pemrograman C# dengan menggunakan game engine Unity. Deteksi marker pada permainan menggunakan Software Development Kit (SDK) Vuforia. Output yang dihasilkan berupa Android APK. Implementasi akan dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut: 1) Pemilihan Teknologi dan Platform

Permainan dibangun dengan kebutuhan spesifikasi minimal Prosesor 1 GHz, RAM 2 GB, Space kosong 1 GB, resolusi layer 1280x720 pixel, kamera dengan fitur auto-focus dan berjalan pada Sistem operasi Android 5.1.

2) Implementasi Gameplay

Kebutuhan-kebutuhan hewan yang dikontrol pada permainan terdiri dari empat jenis yaitu hunger, drink, play dan nurse. Pada awal permainan hewan akan memiliki keempat kebutuhan ini dengan jumlah 100 yang

(4)

nantinya akan berkurang seiring dengan waktu. Hewan juga dapat menderita penyakit ketika hewan terus menerus tidak terpenuhi kebutuhannya, pemain diharuskan untuk mengatasi penyakit tersebut terlebih dahulu. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diberikan beberapa metode pengobatan yang salah satu jenisnya hanya dapat mengobati salah satu penyakit yang ditentukan secara acak dan jenis obat lainnya yang dapat mengobati semua penyakit. Efek-efek dari masing-masing obyek ini dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Deskripsi dan Nilai Obyek pada marker Nama Objek ID Harga Kredit Value

Hunger Drink Play Nurse

Pet Food Kering 1 100 50 -10 Pet Food Basah 2 100 50 -10 Tuna 3 200 100 Sarden 4 50 80 Air 5 50 100 Susu 6 100 30 80 Bola 7 100 50 Kayu 8 200 80 Tikus Mainan 9 150 100 Suntikan 10 300 100 Obat-obatan 11 250 80

3) Implementasi Level Design

Implementasi level tunggal permainan pada proses pembacaan marker yang menampilkan hewan pada marker utama dan ditunjang oleh marker lain sebagai penanda benda maupun input interaksi dari pengguna.

4) Implementasi Art dan Asset

Implementasi art dan aset yang digunakan pada penelitian ini meliputi logo pada permainan beserta User Interface, aset 3D berupa hewan dan tools pendukung yang ada pada permainan dan model marker yang dibutuhkan.

5) Implementasi Game Screen

Secara garis besar, game screen permainan Virtua Creature terdiri dari home-screen yang memuat logo utama permainan serta tombol-tombol Start, Reset dan Exit. Tampilan home-screen ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Tampilan home-screen Tampilan game-screen pada mode kamera aktif ditunjukkan pada Gambar 4. Terdapat indikator tingkat kebutuhan hewan di kiri atas game-screen pada mode kamera aktif dan indikator kredit pemain di layar kanan atas. Kemudian di kiri bawah terdapat tombol untuk membuka menu setting.

Gambar 4. Tampilan game-screen pada mode aktif

Gambar 5. Tampilan menu setting Gambar 5 menunjukkan panel setting. Pada layar setting terdapat beberapa tombol yang meliputi tombol Back to Menu yang digunakan untuk kembali ke menu utama. Kemudian ada tombol Close yang digunakan untuk menutup layar setting. Pada menu setting ini juga terdapat tombol toogle untuk menonaktifkan suara yang berlabelkan tulisan Sound.

(5)

3. Evaluasi

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah permainan sudah sesuai dengan perancangan dan kebutuhan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengujian juga bertujuan untuk menemukan kesalahan yang ada pada permainan. Fase pengujian tediri dari beberapa bagian yaitu:

A. Design Test

Pengujian terhadap kesesuaian dengan desain yang dirancang dan requirement aplikasi. Pada design test terdapat dua pengujian yaitu blackbox dan whitebox. Fitur yang diuji meliputi pergerakan hewan dan interaksi pengguna untuk memenuhi kebutuhan hewan. Pada pengujian blackbox pergerakan hewan maupun interaksi pengguna untuk memenuhi kebutuhan hewan, didapatkan hasil valid untuk seluruh parameter uji. Hal ini menunjukkan bahwa kedua fitur tersebut dapat bekerja dengan baik.

Hasil pengujian whitebox didapatkan dari pengujian fitur pergerakan hewan dan interaksi pengguna untuk memenuhi kebutuhan hewan pada bagian pengurangan kebutuhan hewan. Pada pengujian Cyclomatic Complexity diperoleh nilai 21 yang berarti prosedur tersebut beresiko tinggi. Pada bagian pengurangan kebutuhan hewan didapatkan nilai 8 yang berarti merupakan prosedur beresiko rendah.

B. Playtest

Pengujian yang dilakukan oleh unsur di luar bagian pengembang permainan untuk menguji apakah permainan telah memiliki unsur fun pada game dan memastikan seluruh fitur telah berjalan. Hasil dari pengujian ini yang akan dianalisis dan digunakan dalam pengembangan dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Berdasarkan hasil playtest diperoleh hasil bahwa permainan yang telah dibuat cukup menarik namun unsur fun masih kurang. Beberapa responden menilai bahwa teknologi Augmented Reality berbasis marker yang disajikan masih belum memenuhi ekspektasi pemain. Di sisi lain, sebagian besar pengguna menyatakan bahwa permainan cukup mudah digunakan oleh pemain. Beberapa catatan yang disampaikan responden menunjukkan bahwa beberapa pemain kesulitan dalam mendeteksi marker pada lokasi yang bercahaya rendah

maupun bercahaya terlalu terang sehingga marker sulit didekteksi oleh aplikasi pada saat pemain menguji aplikasi.

4. Penutup

Perancangan permainan “Virtua Creature” menggunakan One Sheet menjelaskan deskripsi dasar dari permainan yang dijabarkan secara detail pada Ten Sheet. Hasil implementasi permainan mampu memenuhi seluruh parameter pada perancangan terkait dengan fitur pergerakan hewan dan interaksi pengguna untuk memenuhi kebutuhan hewan. Hasil uji whitebox menunjukkan bahwa fitur pergerakan hewan beresiko tinggi dan sub-fitur pengurangan kebutuhan hewan merupakan prosedur beresiko rendah. Hasil playtest menunjukkan bahwa permainan cukup menarik dan dapat memberikan pengalaman interaksi manusia dan hewan peliharaan dengan catatan kekurangan pada unsur fun dalam hal pemenuhan unsur ekspektasi pengguna. Secara umum permainan yang telah dibuat cukup mudah digunakan oleh pemain dengan catatan pada kesulitan proses deteksi marker.

Kerangka kerja MDA sebagai suatu pendekatan formal dalam rangkaian proses perancangan permainan menjadi panduan pengembangan permainan melalui persepsi permainan baik dari sudut pembuat maupun pemain game. Pendekatan MDA pada pengembangan permainan “Virtua Creature” diterapkan sejak proses perancangan permainan, terkait dengan pembuatan aset-aset dan struktur alur permainan berdasarkan satu kerangka kerja yang komprehensif hingga evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang maupun penguji di luar tim pengembang yang bertindak sebagai pengguna atau pemain.

Referensi

[1] Bloch, L. R., & Lemish, D. (1999). Disposable love: The rise and fall of a virtual pet. New Media & Society, 1(3), 283-303.

[2] Chesney, T., & Lawson, S. (2007). The illusion of love: Does a virtual pet provide the same companionship as a real one? Interaction Studies, 8(2), 337-342.

(6)

[3] Muehl, W., & Novak, J. (2008). Game Simulation Development. New York, 288

[4] Lv, Z., Halawani, A., Feng, S., Ur Réhman, S., & Li, H. (2015). Touch-less interactive augmented reality game on vision-based wearable device. Personal and Ubiquitous Computing, 19(3-4), 551-567.

[5] Hunicke, R., LeBlanc, M., & Zubek, R. (2004, July). MDA: A formal approach to game design and game research. In Proceedings of the AAAI Workshop on Challenges in Game AI (Vol. 4, No. 1, p. 1722).

[6] Rogers, S. (2014). Level Up! The guide to great video game design. John Wiley & Sons.

Gambar

Gambar 2. Alur tampilan permainan
Gambar 4. Tampilan game-screen pada mode  aktif

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Walker, Shane, Shana, dan aku telah menghabiskan satu tahun untuk berunding dan menyusun rencana.. Kami hendak membuat kejutan paling mengerikan

Jadi, agar pelayanan benar-benar efektif, pelayan anak harus memiliki formasi kehidupan rohani yang benar, yang dimulai dari pertobatan sejati dan perjumpaan

Sedangkan peneliti menggunakan variabel bebas self efficacy, keterampilan berbicara, kepercayaan diri dan variabel terikatnya yaitu kecemasan berbicara didepan umum,

bertambah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi energi biolistrik yang dapat dihasilkan dari pemanfaatan lumpur Lapindo dengan menggunakan MFCs, kemudian

dari usaha mikro ke kecil dan kecil ke menengah yang dibuktikan dari kredit usaha yang mereka. terima telah menjadi

Perbedaannya, pada penelitiannya dari segi faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang yaitu modal awal, lama usaha, dan jam kerja, sedangkan pada penelitian ini

SAR and optical imagery can be integrated in different approaches to improve the data and information content during image processing for information