PERENCANAAN
PERENCANAAN V-BELT PAD
V-BELT PADA MESIN
A MESIN PENCACAH
PENCACAH
RUMPUT PADA PUTARAN 1400 RPM DENGAN DAYA 0.5 HP
RUMPUT PADA PUTARAN 1400 RPM DENGAN DAYA 0.5 HP
(TUGAS PERENCANAAN II) (TUGAS PERENCANAAN II)
O
Olleeh
h ::
Wahyu Saputra
Wahyu Saputra
15321036
15321036
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG
2018
2018
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar Latar BelakaBelakangng
IIndndononesesiaia memerurupapakakann neneggararaa yyanang g mememimililikiki kokomomodiditatass pepeteternrnakakanan yyanangg cucukukupp m
meelliimmppaahh.. SSeehhiinnggggaa kkoommooddiittaass iinnii ccuukkuupp mmeennjjaannjjiikkaann uunnttuukk mmaassaa ddeeppaann me
mengnginingagat t pepeteternrnakakanan memerurupapakakann susumbmberer dadayyaa alalamam yyanangg dadapapatt didipeperbrbahahararuiui,, be
berbrbededaa dedengngan san sumumbeber dar dayyaa lalainin,, sesepepertrtii minminyyak ak bubumimi, ba, batu btu bararaa dadan ban bahahann tamba
tambangng lainnylainnya.a.
Wal
Walaupaupun komun komodioditas ditas disesektoktor peter peternarnakakann indindoneonesiasia cucukupkup menmenjanjanjikajikan,n, namnamunun p
paada da kekenynyatataaaannnnyyaa kekekakayyaaaann tetersrseebubutt titiddaakk bibisasa ddininikikmamatiti seseccaara lra lananggsusungng o
olleehh ppaarra a ppeetteerrnnaakk,, sseebabaggiaiann bbeesasar r ppeetatannii ccuukkuupp kkeessuullititaann ddaallaamm mmaassaalalahh ekonomi.
ekonomi.
Berte
Berternakrnak sapi tisapi tidak tedak terlepas rlepas dari dari pengpengadaaadaan dan n dan persiapersiapanpan pangpanganan yayangng tentunytentunyaa se
secacara ra kokontntininu.u. RuRumpmputut ggajajahah yyanang g memenjnjadadii mamakakananann popokokok k dadari ri sasapipi tetelalahh d
dibibuudididadayyakakaann ololeehh ppaarara ppeeteternrnaak.k. StStruruktktur ur ddaariri rurumpmpuutt ggaajajahh yyaangng kekerarass ddaann b
beersrseeraratt memembmbuauatt pepersrsiaiapapann papannggaann memenjnjaadidi teterkrkeenndadalala.. PaPakakann tatambmbaahhaann jujuggaa h
haarruus s ddiibbeerriikkaann uunnttuuk mk meennaammbbaahh ggiizzii aaggaarr ddaaggiinng g tteerrnnaakk lleebbiihh cceeppaatt ber
berkekembambang.ng. PakPakanan tambatambahahan n tertersesebutbut sepsepertertii bebekatkatul,ul, sensentratrat,t, ketketelaela,, ampampasas tahtahuu da
dann lailainynya.a. PetPeternernak beak berinrinisiisiatiatiff menmencacampumpurkarkan rumpn rumputut dedengangan pakan pakann tamtambahbahanan u
untntuukk memengnghehemamat t bibiayayaa.. SeSebbeelulumm ddicicaampmpuurr rurumpmputut dadann keketetelala haharuruss ddiriraajajangng (d
(dicicaaccaah)h) teterlrleebibih h dadahhululuu,, aaggaarr dadalalamm pprorosseess ppeencncaampmpuurarann mumuddaahh didilalakukukakann.. Ru
da
dann dibdiberieri air air secsecukuukupnypnya sa sesesuaiuai taktakaraaran.n. PetPeternernakak setsetiapiap harharii harharus us menymenyediediakaakann rump
rumput dalam juut dalam jumlahmlah yayangng cukup bcukup banyanyak untuk diak untuk dirajang srajang sebagebagai bahan paai bahan pakankan ternak.
ternak.
Pe
Peterternanakk biabiasasanyanya dadalam mlam mencencacacahah rumrumput put masmasihih menmenggggunaunakan kan sasabit,bit, sesehinhinggggaa ap
apababililaa rurumpmputut dadalalam jumm jumlalahh yyanangg cucukukup banyp banyakak mamaka dika dibubututuhkhkan waan waktu dktu danan te
tenanagaga yyanangg lelebibihh babanynyakak.. S
Seeiirriinngg ddeennggaann kkeemmaajjuuaann tteekknnoollooggii tteeppaatt gguunnaa bbaannyyaakk ddiitteemmuukkaann aalalat-t-aallaatt tteekknnoolologgii yyaang ng ddiciciipptatakkaann uunntutukk mmeennggoolalahh hhaassiill ppeerrtatanniaiann,, sseeppeerrtti mi meessinin pe
pencncacacah ruah rumpmputut.. HaHall inini i didimamaksksududkakann ununtutukk memembmbanantutu papara pera peteternrnakak dadalalamm me
mengngololahah rurumpmput ut gagajajahh susupapayya a lelebibih h mumudadah,h, cecepapat,t, mumurarah h dadann memendndapapatatkakann hasil yang maksimal.
hasil yang maksimal.
Da
Dalalam m kekehihidudupapann didi ereraa momodedernrn inini, i, susuatatuu alalatat-a-alalat t pepermrmesesininanan memerurupapakankan alalatat y
yang ang pepentnting ing dadann vivitatall ununtutukk memenununjnjanang g peperaralalatantan-p-pereralalatatanan yyang ang beberbrbasasisis ke
keteteknknikikanan. . DiDikakarerenanakakann V-BV-Beleltt memerurupapakakann kokompmpononenen memesisinn yyanangg sasangngatat vivitatall dan
dan berpeberpengarngaruh buh besar esar terhaterhadapdap kinerkinerja sja suatuuatu mesinmesin pencpencacah acah rumpurumput.t. Pada tugas peran
Pada tugas perancangan ini penuliscangan ini penulis penulis akan membpenulis akan membahas tentang Pereahas tentang Perencanaanncanaan
V-V- BelBelt,t, yang nyang nantinyantinya akan diaa akan diaplikaplikasikasikan padan pada Mesin PeMesin Pencancacah Rumcah Rumput.put.
1.2 Tujuan 1.2 Tujuan Da
Dalalamm sesebubuahah pepererencncananaaaann susuatatuu eleelememen n memesisinn haharuruslslahah akakururatat dadann tetelitliti, i, mamakaka da
dalalamm ananalalisisisis V-V-bebeltlt papadada memesisinn memencncacacah ah ininii ininii teterdrdapapatat bebebeberarapapa tutujujuanan yyangang ak
akanan didicacapapai, ani, antatarara lalainin ::
aa.. UUnntutukk mmeengngeetatahhuiui kkekekuuaatatann bbeeltlt b.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penulisan perancangan ini penulis hanya membahas tentang v-belt dengan tipe A43 yang berbahan karet (rubber) yang diaplikasikan pada mesin pecacah rumput yang memiliki putaran 1400 dengan daya 0,5 hp. V-belt yang direncanakan hanya berhubungan dengan:
a. Panjang belt (L) b. Kecepatan sabuk (V) c. Sudut kemiringan (α) d. Sudut kontak (θ)
e. Tegangan maksimum sabuk (F)
1.4 Metode Penulisan
Ada dua metode yang diterapkan dalam penulisan, yaitu : 1. Studi perpustakaan
Studi perpustakaan meliputi pengumpulan bahan-bahan dari beberapa buku, jurnal, kutipan dan catatan kuliah.
2. Observasi lapangan
Observasi lapangan merupakan pengamatan secara langsung dimensi v-belt dan material belt yang merupakan bagian dari komponen mesin pencacah rumput.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penulisan perancangan tugas elemen mesin ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang perencanaan, tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang teori dasar pengertian belt, macam-macam belt, rangkaian sabuk dan puli serta rumus yang digunakan
BAB III METODE PERENCANAAN
Dalam bab ini membahas tentang langkah langkah dalam merencanakan v-belt pada mesin pencacah rumput.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang perhitungan - perhitungan v-belt pada mesin pencacah rumput.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dan saran dari hasil perencanaan v-belt pada mesin pencacah rumput.
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Belt (sabuk) biasanya dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros sejajar. Poros – poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu, yang tergantung pada jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien. (Ir. Gandhi Harahap, M.Eng., 1984)
Sabuk atau yang sering disebut belt merupakan suatu komponen mesin yang termasuk vital, dimana belt ini nantinya akan meneruskan sebuah gaya yang diterima dari puli untuk kemudian diteruskan pada gaya gerak mekanik. Dan apabila sebuah sabuk atau belt mempunyai kualitas yang jelek dan tidak sesuai standar maka umur kerja dari sebuah belt atau sabuk akan relatif pendek. (Ahmad Zaenuri, 2010).
Belt (sabuk) atau rope (tali) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lain dengan memakai puli yang berputar pada kecepatan yang sama atau pada kecepatan yang berbeda. Besarnya daya yang ditransmisikan tergantung pada faktor berikut: (Ahmad Zaenuri, 2010).
1. Kecepatan belt.
2. Tarikan belt yang ditempatkan pada puli. 3. Luas kontak antara belt dan puli terkecil. 4. Kondisi belt yang digunakan.
2.2 Macam-Macam Sabuk
Sabuk disebut juga ban mesin (Belt) dibagi menjadi 3 macam yaitu: 2.2.1. Belt Datar atau Rata (Flat Belt)
Flat belt (belt datar). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (a), adalah banyak digunakan pada pabrik atau bengkel, dimana daya yang ditransmisikan berukuran sedang dari puli yang satu ke puli yang lain ketika jarak dua puli adalah tidak melebihi 8 meter. (Ahmad Zaenuri, 2010)
Gambar 2.1 Macam – macam sabuk
2.2.2. Belt Bentuk V (V-Belt)
V-Belt (belt bentuk V). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (b), adalah banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari puli yang satu ke puli yang lain ketika jarak dua puli adalah sangat dekat.
2.2.3. Belt Bentuk Bundar (Circular Belt)
Circular belt atau rope (belt bulat atau tali). Seperti ditunjukkan pada Gambar 1 (c), adalah banyak digunakan dalam pabrik dan bengkel dimana besarnya daya yang ditransmisikan berukuran besar dari puli yang satu ke puli yang lain ketika jarak dua puli adalah lebih dari 8 meter.
V-Belt adalah sabuk yang terbuat dari bahan karet dan mempunyai penampang berbentuk Trapesium, tenunan teteron dan semacamnya yang terdapat di dalam kontruksi belt digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa atau menyalurkan tarikan yang besar. Sabuk V dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V pula, bagian sabuk yang membelit akan mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
Hal ini merupakan salah satu keunggulan dari sabuk V jika dibandingkan dengan sabuk rata (flat belt). (Sularso & Kiyokatsu Suga, 1979)
Kelebihan transmisi belt jika dibandingkan dengan jenis transmisi lain (rantai dan roda gigi) antara lain:
- Harganya murah - Perawatan mudah - Tidak berisik
Dengan beberapa kelebihan tersebut, V-Belt lebih banyak digunakan untuk mentransmisikan daya yang tidak terlalu besar (± 500 Kw). Dan ini sering kita jumpai dalam mesin-mesin industri rumah tangga. Misal pada mesin pencacah
rumput. (Sularso & Kiyokatsu Suga, 1979)
Selain mempunyai kelebihan, transmisi Belt juga mempunyai Kekurangan jika dibandingkan dengan transmisi rantai dan roda gigi, diantaranya
- Mudah aus
- Sering terjadi sliding - Efisiensi rendah
- Kapasitas daya kecil
- Tidak bisa mentransmisikan daya yang jarak antar poros puli lebih dari 10 m (daya yang ditransmisikan akan lebih kecil sehingga tidak efisien).
2.3 Rangkaian Sabuk dan Puli
Puli Belt merupakan salah satu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya seperti halnya sproket rantai dan roda gigi. Bentuk puli adalah bulat dengan ketebalan tertentu, di tengah-tengah puli terdapat lubang poros.
2.3.1 Rangkaian Sabuk
Secara umum rangkaian sabuk dan puli dapat digolongkan menjadi: 1. Sabuk Terbuka
Sabuk V terbuka (open belt drive) seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini digunakan untuk menghubungkan dua poros sejajar yang berputar dengan arah yang sama. Jarak kedua sumbu poros besar, sehingga sisi kencang sabuk harus ditempatkan di bagian bawah.
2. Sabuk Silang
Sabuk silang (cross or twist belt drive), disebut juga sabuk puntir digunakan untuk dua poros yang sejajar dengan putaran berlawanan arah. Perlu diperhatikan, bahwa terjadi persinggungan sabuk yang akan menimbulkan pengikisan sabuk satu sama lain. Untuk menghindarinya poros-poros harus mempunyai jarak maksimum 20x lebar sabuk, dengan kecepatan dibawah 15 m/s.
Gambar 2.3 Sabuk silang (Ahmad Zaenuri, 2010)
3. Sabuk Seperempat Putaran
Sabuk seperempat putaran (quarter turn belt drive), digunakan untuk poros tegak lurus dan berputar pada suatu arah tertentu. Jika dikehendaki arah lain perlu dipasang puli pengarah (guide pulley). Untuk mencegah lepasnya sabuk, lebar bidang singgung puli harus lebih besar atau sama dengan 1,4 lebar sabuk.
Gambar 2.4 Sabuk Seperempat Putaran (Ahmad Zaenuri, 2010)
4. Sabuk Dengan Puli Pengencang
Sabuk dengan puli pengencang, digunakan pada poros sejajar dengan sudut kontak yang kecil.
Gambar 2.5 Sabuk dengan puli pengencang (Ahmad Zaenuri, 2010)
5. Sabuk Kompon
Sabuk kompon (compound belt drive) digunakan untuk meneruskan daya dari suatu poros ke poros lainnya melalui beberapa puli.
Gambar 2.5 Sabuk kompon (Ahmad Zaenuri, 2010)
6. Sabuk Bertingkat
Sabuk bertingkat digunakan jika dikehendaki perubahan kecepatan poros yang digerakan pada waktu poros penggerak berputar pada kecepatan konstan.
7. Sabuk Dengan Puli Pelepas
Sabuk dengan puli pelepas digunakan jika dikehendaki menjalankan atau menghentikan poros mesin tanpa mempengaruhi puli penggerak. Puli yang terpasang pada mesin disebut fast pulley, dan puli yang berputar bebas disebut loose pulley.
Gambar 2.7 Sabuk Dengan Puli Pelepas (Ahmad Zaenuri, 2010)
2.4 Kontruksi bahan V-Belt:
Bahan dari sabuk v terbuat dari karet yang mempunyai penampang trapesium, tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan besar.
1. Terpal
2. Bagian penarik 3. Karet pembungkus 4. Bantal karet
2.5 Macam dan V-belt berbahan dasa dibedakan menjadi b Gambar 2.9 Uk 2.6. Rumus Perhitu dimana : x = Jarak antar r1,r2 = Jari 1uli 1 d α = Sudut kemi θ = Sudut kont ipe V-Belt
r karet yang mempunyai penampang trapesiu berapa tipe, antara lain :
ran Penampang Belt (Sularso & Kiyokatsu gan Belt
Gambar.2.10 Sistem terbuka
poros (mm) an 2 (mm) ringan ( 0) k (rad) θ m yang dapat uga, 1979)
2.6.1. Panjang Kesel Untuk belt terbuka, k Gambar 2.10. dimana : r 1dan r 2 = radi x = Jara L = Tot 2.6.2. Kecepatan Sab dimana : V = kece d = dia N = puta 2.6.3. Sudut Kemirin Sudut yang didapat d
2.6.4. Sudut Kontak ( Sudut yang diambil a
ruhan Belt
edua puli berputar pada arah yang sama sepe
...
s puli terbesar dan puli terkecil (mm). k antara pusat dua puli (mm).
l panjang belt (mm). uk : ... patan sabuk (m/s) eter puli (mm) ram mesin (Rpm) gan (Sin α)
ari kemiringan sabuk terhadap puli seperti p
... θ)
ntara sabuk bagian atas dan bawah terhadap
... rti pada ... (1) ... (2) da gambar 2.10 ... (3) puli : ... (4)
2.6.5. Daya yang di dimana : T1= Teganga T2= Teganga V = Kecepat 2.6.6. Rasio Tegang dimana : μ = Koefisie θ = Sudut k 2.6.7. Luas Penampa dimana : A = luas pena t = tebal belt b = lebar belt 2.6.8. Tegangan Tari dimana : T = teganga A = Luas pe T = Tegang
ransmisikan dari Puli Penggerak :
...
n pada sisi kencang (kg) n pada sisi kendor (kg)
n sabuk (m/s)
n :
...
n gesek antara puli dengan belt ntak (rad) g Belt:
A = t.b
... mpang belt (mm2) (mm) (mm) k Sabuk : =.
... n tarik sabuk (kg) nampang sabuk (mm2) n sisi kencang (kg) ... (5) ... (6) ... (7) ... (8)2.7 Ringkasan
Adapun hal yang dijelaskan di Bab 2 ini adalah tentang pengertian dari sabuk, macam macam sabuk, rangkaian sabuk dan puli, konstruksi bahan v-belt, macam dan tipe v-belt dan rumus yang dipakai pada perhitungan belt (sabuk ).
BAB III
METODE PERENCANAAN
3.1 Pengertian Metode Perencanaan
Metode perencanaan adalah susunan atau metode dalam perencanaan yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan dengan tata acara tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.
Susunan metode perencanaan v-belt mesin pencacah rumput. pada diagram tersebut di jelaskan langkah-langkah untuk mendapatkan data yang akurat. Adapun langkah langkahnya ialah:
1. Landasan teori yaitu sebagai dasar sebelum melakukan perhitungan dan lain lain. Dikarenakan landasan teori berisi materi dan penjelasan tentang benda yang mau direncanakan.
2. Kemudian dilanjutkan dengan disassembly yaitu pembokaran komponen v-belt (melepas v-belt dari mesin pencacah rumput) pada mesin pencacah rumput sebelum melakukan langkah perhitungan dan lain-lain.
3. Langkah selanjutnya yaitu mengukur dimensi v-belt dan dimensi puli. Lalu hasil dan datanya dikumpulkan menjadi satu dengan satuan millimeter, yang nantinya akan digunakan pada proses perhitungan.
4. Setelah dilakukan pengukuran v-belt selanjutnya melakukan langkah menggambar v-belt tersebut dan disertai dengan dimensi yang didapat dari langkah pengukuran.
5. Lalu dimulailah proses perhitungan v-belt. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran diguanakan untuk proses perhitungan rasio tegangan dan tegangan v-belt.
6. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data untuk mendaparkan hasil dari perhitungan.
7. Kemudian menganalisa v-belt yang digunakan untuk mesin pencacah rumput
8. Langkah terakhir (finish) memasang kembali v-belt tersebut pada mesin pencacah rumput.
Secara skematik, metode penelitian di atas dapat dilihat pada gambar 3.1.
3.2 Waktu dan Tempat Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan di peternakan sapi yang beralamat di Jalan R.A Basyid No.20, Fajar baru, Jati Agung, Lampung selatan. Tujuan dalam suatu perencanaan dibutuhkan analisis untuk mendapat data yang dibutuhkan kemudian dimasukan kedalam proses perhitungan. Agar perencanaan siap dilakukan, maka dilakuakan pada bab ini akan di jelaskan tentang tahapan perencanaan sampai siap dilaksanakan.
Mulai Landasan teori Disassembly Mengukur dimensi komponen Redrawing V-belt Puli Lebar Panjang Diameter Perhitungan Panjang Belt Kecepatan Sabuk Sudut kemiringan Sudut Kontak Pengumpulan data (mm, m/s,°, rad, drawing) Menganalisa V-belt Selesai Kesimpulan
3.3 Ringkasan
Adapun hal yang dijelaskan di Bab ini adalah tentang metode perencanaan adalah susunan atau metode dalam perencanaan yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan dengan tata acara tertentu untuk mencapai sebuah tujuan.
Dan langkah-langkah metode perencanaan adalah dimulai dari landasan teori, disassembly, mengukur komponen v-belt dan puli, redrawing, perhitungan, pengumpulan data, menganalisis v-belt dan selesai.
4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan di yang dilakukan adal rpm pada puli yang s
4.2 Data Perencana
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
ambil data dari mesin pencacah rumput, dim h v-belt merek bando tipe A-43 dengan put ama besar.
an V-belt
ambar 3.1 Mesin pencacah rumput gajah
ana perhitungan aran mesin 1400
Gambar 3.2 V-belt pada mesin pencacah rumput
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Daya (P) : 0,5 Hp (370Watt) 2. Putaran mesin (N) : 1400 Rpm
3. Diameter puli penggerak (d2) : 76,2 mm
4. Diameter puli pencacah (d1) : 76,2 mm
5. Lebar sabuk (b) : 12,5 mm 6. Tinggi sabuk (t) : 9 mm 7. Jarak poros antar puli (x) : 440 mm 8. Jari-jari puli (r1) : 38,1 mm
9. Jari-jari puli (r2) : 38,1 mm
10. Jenis Belt : Bando A-43
Dimana :
• Daya (P) dan putaran mesin (N) didapat dari spesifikasi dinamo yang
• Diameter puli penggerak (d2), diameter puli pencacah (d1) Lebar sabuk (b),
tinggi sabuk (t) Jarak poros antar puli (x) didapat dari hasil pengukuran dilapangan.
4.3 Analisis
Analisis v-belt pada mesin pencacah rumput adalah menghitung panjang belt, kecepatan sabuk, sudut kemiringan, sudut kontak, daya yang ditransmisikan dan rasio tegangan(perbandingan tegangan sisi kendur dan tegangan sisi kencang).
Gambar 3.3 Gambar skematik dari v-belt
Panjang sabuk yaitu panjang keseluruhan sabuk dimana sabuk yang digunakan pada mesin pencacah rumput dengan merek Bando Tipe A-43 yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah:
L = π
(r
1+r
2)
+ 2x +( )= 3,14 ( 38,1+ 38,1) + 2 (440) + ( , , ) = 3,14 (76,2) + 880 +
= 239,26 + 880 + 0 = 1119,26 mm
Jadi dari perhitungan diatas didapatkan panjang keseluruhan sabuk yaitu 1119,26 mm
Kecepatan sabuk pada puli yang digerakkan (d2), dapat dihitung menggunkan
persamaan dibawah ini
V = .
=
, . , .=
5582,92 mm/sJadi kecepatan sabuk pada puli yang digerakkan adalah 5582,92 mm/s
Sudut kontak dari sabuk terhadap puli yang dapat dilihat pada gambar 3.3,dimana pada perhitungan sudut kontak sabuk terhadap puli didapat menggunakan rumus dibawah ini : sin α = = , , = 00
θ =
( . )=
( . )3,14=
( , )=
1,28 radKarena puli 1 dan 2 memiliki dimensi yang sama maka sudut kontak sabuk terhadap puli yaitu 00 dengan sudut kemiringan antar sabuk yaitu 1,28 rad
Dari daya yang di transmisikan yaitu 0,5 hp maka nilai T1 – T2 dapat diperoleh
dengan persamaan. Gaya penggerak efektif pada keliling puli yang digerakkan adalah selisih antara dua sisi tarikan yaitu T1 – T2.(Achmad Zainuri, 2010)
P =( ) 0,5 =( ) 5,58 T1 – T2 = , , = 6,72 kg
Dari hasil perhitungan maka didapat gaya penggerak efektif (T1 – T2) yaitu
sebesar 6,72 kg.
Rumus dibawah digunakan untuk mendapatkan nilai tarikan pada sisi kencang (T1) dan terikan pada sisi kendur (T2):
2,3 log =
µ.
θ 2,3 log = 0,3 . 1,28 log = , , log = 0,1669 l og = 1,468 T1 = 1,468 . T2 T1 – T2 = 6,72 1,468 – T2 = 6,72 T2 = , , T1= 1,468 . 14,35 = 14,35 kg = 21,06 kgHasil perhitungan diatas didapatkan tarikan pada sisi kencang yaitu 21,06 kg dan tarikan pada sisi kendur yaitu 14,35 kg.
Luas penampang sabuk didapat dari perkalian antara lebar dan tinggi sabuk A = t . b
= 9 . 12,5 = 112,5 mm2
Batas maksimum tegangan tarik sabuk adalah : F =
=
,,
= 0,17 kg/mm2 = 1,667 Mpa
Nilai yang didapat adalah F = 1,667 Mpa.
4.4 Ringkasan
Dari Perhitungan diatas didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Panjang belt (L) yaitu sepanjang 1119,26 mm
2. Kecepatan Sabuk (V2) yaitu kecepataan sabuk pada puli yang digerakkan
sebesar 5,58 m/s
3. Sudut Kemiringan (α
)
dari v-belt terhadap puli yaitu 00, karena puli yang dipakai memiliki diameter yang sama maka v belt tidak memiliki nilai sudut kemiringan.4. Sudut Kontak (
θ)
diambil dari sudut belt atas dan bawah terhadap puli yaitu 1,28 rad.5. Tegangan tarik pada sisi kencang (T1) yaitu 21,06 kg dan tegangan tarik
pada sisi kendur (T2) yaitu 14,35 kg.
7. Tegangan Tarik Sabuk (F) dari hasil perhitungan adalah 1,667 Mpa. Material yang digunakan ialah jenis rubber dengan tegangan tarik 1,667 Mpa. Sehingga belt yang digunakan pada mesin pencacah rumput tersebut dipastikan aman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan perhitungan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Langkah-langkah perencanaan v-belt mesin pencacah rumput adalah dimulai dari landasan teori, disassembly, mengukur komponen v-belt dan puli, redrawing, perhitungan, pengumpulan data dan menganalisis v-belt, kemudian didapatkan tegangan tarik dari v-belt untuk memastikan keamanan dari v-belt mesin pencacah rumput.
2. Tegangan tarik v-belt dari hasil perhitungan adalah 1,667 Mpa. Material yang digunakan ialah jenis rubber dengan tegangan tarik 1,667 Mpa. Sehingga belt yang digunakan pada mesin pencacah rumput tersebut dipastikan aman.
5.2 Saran
Disini penulis mempunyai saran bagi pembaca bahwa untuk merencanakan suatu komponen atau elemen mesin diperlukan ketelitian, kesabaran, dan keuletan dalam mengolah data, sehingga di dapat hasil yang optimal di dalam perencanaan tersebut, serta menghasilkan efektif kerja dan efisiensi kerja semaksimal mungkin.