• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL INTEGRAL PADA KELAS XII.IPA.1 SMA NEGERI 10 JENEPONTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL INTEGRAL PADA KELAS XII.IPA.1 SMA NEGERI 10 JENEPONTO"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL INTEGRAL PADA KELAS XII.IPA.1 SMA NEGERI 10 JENEPONTO. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Oleh Nurfatmianti NIM 10536 4527 13. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2018.

(2)

(3)

(4) MOTTO DAN PERSEMBAHAN. sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,6-8). Kupersembahkan karya sederhana ini terkhusus buat Ayahanda tercinta Salau dan Ibunda tercinta Kasmawati sebagai tanda baktiku serta Saudaraku tercinta yang senantiasa menyayangiku, berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT., dan selalu memberikan yang terbaik serta selalu mengharapkan kesuksesan. Doamu…, Pengorbananmu…, Nasehatmu…, serta Kasih Sayangmu…, yang tulus menunjang kesuksesan Ananda dalam menggapai cita-cita.. Bingkisan sayang sekaligus penghargaan kepada Orang-orang yang mencintaiku dengan segenap harapan terbaik dan doa serta kebanggaan mereka untukku selamanya.. ABSTRAK.

(5) ABSTRAK. Nurfatmianti. 2018. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-soal Integral Pada Kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto. Skripsi. Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Muhammad Darwis M dan Pembimbing II Andi Alim Syahri Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar tingkat kesulitan siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dalam menyelesaikan soal-soal integral, ditinjau dari kesulitan skill. Hal ini dilakukan atas dasar pemikiran setelah melihat kesulitan siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dalam menyelesaikan soal-soal integral khusus tingkat kesulitan skill. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menyajikan persentase kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika, khusus soal integral. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA SMA Negeri 10 Jeneponto sebanyak 33 siswa tahun ajaran 2017/2018. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen yang dibuat dan telah diuji melalui validasi, yang terdiri atas 5 butir soal essay di dalam kelas dengan maksud untuk memperoleh skor tingkat kesulitan skill. Dari hasil analisis diperoleh persentase skor tingkat kesulitan skill 49% (sangat rendah). adapun tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal integral pada siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto sebesar 49% atau dalam kategori sangat rendah ( cukup mampu/ dapat menyelesaikan dengan baik khusus dalam aspek skill).. Kata Kunci: kesulitan.

(6) KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberi kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Analisis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal – soal integral pada kelas XII.Ipa.1 Sma Negeri 10 Jeneponto ”. Dapat diselesaikan dengan waktu yang di tentukan.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad SAW, yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam. T eriring harapan semoga kita termasuk umat beliau. yang akan mendapatkan. syafa’at di hari kemudian. Amin. Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini rampung, banyak hambatan, rintangan dan halangan, namun berkat bantuan, motivasi dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat teratasi dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.Penulis berharap dengan selesainya skripsi ini, bukanlah akhir dari sebuah karya, melainkan awal dari semuanya, awal dari sebuah perjuangan hidup. Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada: 1. Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Salau dan Ibunda.

(7) Kasmawati serta saudaraku Nurfadilla dan Divo Anugrah. atas segala. pengorbanan, pengertian, kepercayaan, dan segala doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Kiranya Allah SWT., senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua. 2. Bapak. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar semoga dengan kepimpinan bapak senantiasa diridhai oleh Allah SWT. 3. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., PhD. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Bapak Mukhlis, S.Pd., M.Pd., dan Bapak Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 5. Bapak Dr. H. Nursalam, M.Si., selaku Penasehat Akademik yang. telah. memberikan dorongan, bimbingan dan nasihat yang sangat berharga selama penulis menuntut ilmu di Universitas Muhammadiyah Makassar. 6. Bapak Dr. Muhammad Darwis M., M.Pd., dan Bapak Andi Alim Syahri, S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing I dan II, dengan segala kerendahan hatinya telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini..

(8) 7. Ibu Ikhbariyaty Kautsar Qadry, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Mutmainnah, S.Pd., M.Pd., sebagai Validator I dan II yang telah meluangkan waktunya untuk memeriksa dan memberikan saran terhadap perbaikan instrumen penelitian. 8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Unismuh Makassar yang telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman selama penulis menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Matematika. 9. Bapak Ahmad M, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 10 Jeneponto dan Ibu Indrawati Ningsih, S.Pd., Guru Bidang Studi Matematika Kelas XII.IPA.1 yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. Serta tak lupa pula saya ucapkan terima kasihku kepada adik-adikku tercinta siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 jeneponto. 10. Kepada sahabatku ( Syamsuddin,S.Pd., Syahrir,S.Pd., Sunarti, Suriyani dan rizal ) yang selalu memberi dukungan sejak SMA dan sahabat seperjuangan (aulia rahmawati dan fatmawati) yang selalu memberi semangat dan motivasi. 11. Teman seperjuangan seluruh angkatan 2013 terkhusus Kelas B yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas kerjasama dan kekompakan yang diberikan selama menjalani perkuliahan, bersama-sama berjuang keras dan penuh semangat dalam menjalani studi dalam suka dan duka. Kebersamaan ini akan menjadi sebuah kenangan yang indah dan semoga keakraban serta kebersamaanakan terus terjalin. 12. Seluruh Keluarga Besarku yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Semoga pengorbanan kalian selama ini bernilai ibadah dan mendapatkan pahala di sisi-Nya.

(9) 13. Teman kost di Pondok Mardatillah atas kerukunan selama tinggal bersama. 14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat ridha-Nya Terlalu banyak orang yang berjasa dan mempunyai andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan termuat bila dicantumkan namanya satu persatu, kepada mereka semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terima kasih yang teramat dalam dan penghargaan yang setinggi-tingginya.Semoga Allah SWT., membalas semua kebaikan dengan pahala yang melimpah dan tak terbatas. Amin.. Makassar,. Penulis,. Oktober 2017.

(10) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR. viii. DAFTAR ISI .................................................................................................. xii DAFTAR TABEL. xiv. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori .................................................................................... 7 1. Pengertian belajar ..................................................................... 7 2. Pengertian kesulitan belajar ..................................................... 8 3. Kesulitan belajar matematika .................................................. 10 4. Kesulitan skill ........................................................................... 12 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar ............... 14 6. Karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar ........... 18 7. Materi Integral .......................................................................... 19.

(11) A. Kerangka Pikir ........................................................................... 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian......................................................................... 32 B. Defenisi Operasional................................................................... 32 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 33 D. Instrumen Penelitian .................................................................. 33 E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33 F. Teknik analisis data ................................................................... 34 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Hasil Penelitian ........................................................................... 35 1. Analisis deskriptif Kesulitan skill ........................................... 35 2. Analisis persentase ................................................................... 37 B. Pembahasan ................................................................................ 38 C. Beberapa soal dan jawaban siswa ............................................... 38 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................ 45 B. Saran ........................................................................................... 45 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP.

(12) DAFTAR TABEL Tabel. Halaman. Tabel 3.1 kriteria skor kesulitan. 34. Tabel 4.1 Analisis deskriptif Tingkat Kesulitan Skill Integral. 35. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kesulitan Skill dalam Menyelesaikan soal integral Tabel 4.3 Distribusi Jumlah dan Persentase Kesulitan. 36 37.

(13) BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan adalah wahana pengembangan sumber daya manusia. Ini sejalan dengan falsafah bahwa manusia itu perlu pendidikan, tanpa pendidikan manusia tidak akan menjadi manusia yang utuh. Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agra dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam masyarakatnya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, pemerintah selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui perbaikan dan penyempurnaan system pendidikan mulai dari kurikulum pemantapan. proses belajar mengajar, memantapkan system. penilaian dan usaha-usaha yang lain yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan mulai dari pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah sampai pendidikan yang ada dilingkungan masyarakat. Matematika merupakan pengetahuan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan kualitas pendidikan matematika. selalu. ditempatkan sebagai subjek penting didalam sistem. pendidikan disetiap. negara. Secara formal pelajaran matematika telah. diberikan kepada siswa semenjak Sekolah Dasar hingga ke jenjang Universitas dengan harapan akan melahirkan SDM Indonesia yang 1.

(14) berkualitas. Matematika sebagai salah satu ilmu yang tidak kalah pentingnya dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan merupakan. ilmu. universal. yang mendasari. bangsa.. Matematika. perkembangan teknologi. modern. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang pada dasarnya dapat dipandang sebagai alat, pola pikir dan ilmu pengetahuan yang dapat dikembangkan. Matematika merupakan ilmu yang melayani ilmu-ilmu yang lain diantaranya ilmu sosial ekonomi dan alam. Oleh karena itu matematika merupakan ilmu penting sebagai dasar dalam berbagai bidang terutama IPTEK sehingga matematika harus dipelajari serta dipahami untuk kebutuhan hidup kita. Dengan demikian diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 5 juli 2017 pada siswa Kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto diketahui bahwa Rendahnya daya serap belajar siswa adalah karena pada masalah ketuntasan belajar yakni pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa depan siswa, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar karena ketika siswa mengalami kesulitan belajar maka sangat sulit untuk mencapai ketuntasan belajar. Tinggi rendahnya prestasi. belajar siswa antara lain. tergantung atas. seberapa jauh siswa mampu menemukan dan menyelesaikan tugas-tugas. yang. diberikan. kepadanya. secara baik. setelah mengalami. proses.

(15) pembelajaran tertentu. Selain itu prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika antara lain ditentukan oleh kemampuan memahami dan menguasai meteri. pelajaran. yang. diberikan,. sehingga. dalam. menyelesaikan soal matematika dalam bentuk tugas atau tes yang diberikan guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa dapat menyelesaikannya dengan baik. Prestasi belajar siswa sangat berkaitan sekali dengan kesulitan belajar karena jika siswa mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka siswa tersebut akan mampu bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan prestasi belajar yang diinginkannya. Kemampuan anak. yang berbeda-beda membuat. anak. yang. kemampuannya rendah dalam menyerap materi pelajaran enggan untuk lebih memahami apa yang mereka kurang kuasai. Tak sedikit siswa yang kurang pandai enggan untuk bertanya tentang kesulitan materi yang diajarkan oleh guru, karena tak sedikit siswa yang malu kepada teman-teman sekelasnya hanya karena menanyakan materi yang kurang dimengerti ketika pembelajaran sedang berlangsung, sehingga tak jarang banyak siswa yang sama sekali tidak menguasai salah satu bahkan beberapa materi pelajaran. Salah satu materi yang sering kali membuat siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan adalah materi integal. Menyadari akan hal itu, berbagai upaya yang telah dilakukan ke arah peningkatan prestasi belajar tersebut. Usaha-usaha yang dilakukan dan diharapkan akan selalu ditingkatkan, jangkauannya pun diperluas dan mencakup sasaran yang lebih mendasar, seperti peningkatan keterampilan,.

(16) matematis, pengembangan penyelesaian masalah matematika khususnya yang terdapat pada pokok bahasan integral perbaikan cara belajar matematika, dan lain-lain. Salah satu hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan usaha tersebut adalah melihat faktor-faktor kesulitan yang ditemui oleh siswa dalam menyelesaikan suatu. masalah matematika. Tujuannya adalah untuk. mengetahui apakah anak yang belajar matematika sadar memiliki kemampuan yang diharapkan, misalnya kemampuan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari mereka, misalkan jika anda memakai jaket, dapatkah anda melepaskan jaket itu kembali? Jaket yang sudah anda pakai tentu saja dapat dilepas kembali. Melepaskan jaket adalah balikan (invers) dari memakai jaket. Di samping itu untuk mengetahui faktorfaktor yang terkait dengan usaha penanaman dan peningkatan kemampuankemampuan tersebut, seperti proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan siswa, kurikulum, sarana dan prasarana dan lain-lain. Salah satu kemampuan yang penting dan diharapkan dikuasai pada siswa SMA adalah kemampuan menyelesaikan integral. Di samping kemampuan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari juga berperan dalam penguasaan materi lainnya. Hal ini menjadi penting karena banyak siswa yang menemui kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal integral. Dalam kaitannya dengan hal itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis kesulitan siswa dalam.

(17) menyelesaikan soal-soal integral pada kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto “ B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan di teliti adalah seberapa besar Tingkat Kesulitan Skill siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral pada Kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan Rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesulitan skill siswa dalam Menyelesaikan soal-soal Integral pada kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi masukan bagi dunia pendidikan matematika. Beberapa manfaat yang diharapkan dapat dipetik dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa Sebagai motivasi siswa untuk lebih giat belajar matematika sehingga dapat menyelesaikan soal-soal integral. 2. Bagi Guru sebagai upaya peningkatan mutu pengajaran khususnya pada masalah integral. 3. Bagi Sekolah.

(18) Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam mengambil kebijakan untuk proses belajar mengajar di sekolah yang dipimpinnya serta memberikan sumbangsih yang berguna dalam rangka perbaikan pembelajaran matematika 4. Bagi Peneliti Sebagai latihan bagi penulis dalam usaha menyatukan serta menyusun buah fikiran secara tertulis dan sistematis dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai bahan bandingan atau referensi khususnya kepada penulis lain yang akan mengkaji masalah.

(19) BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian teori 1. Pengertian belajar Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses perubahan, baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Kegiatan belajar merupakan peristiwa dimana seseorang mempelajari sesuatu dan menyadari perubahan itu melalui kegiatan belajar, dimana kegiatan belajar diarahkan pada aspek positif. Menurut Sardiman (Eksan, 2014) mengemukakan bahwa Belajar adalah upaya perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan, seperti membaca, mengamati, meniru dan sebagainya. Atau belajar sebagai kegiatan psikofisik untuk menuju kepertimbangan pribadi seutuhnya, oleh karena dalam belajar perlu ada proses internalisasi, sehingga akan menyangkut mitra kognitif, efektif dan psikomotor. Menurut Djamarah (Abidin, 2006) bahwa Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, efektif dan Psikomotor. Menurut Syah (Rosma,2006) bahwa “belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai. 7.

(20) hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Mengacu pada ketiga pendapat diatas, maka dapat dinyatakan bahwa belajar merupakan usaha menguasai hal-hal yang baru atau mendalami sesuatu dimana dalam belajar ada perubahan dalam diri seseorang yang mengarah kepada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan seseorang. Proses belajar adalah proses yang berbeda dengan proses kematangan yang dicapai oleh seseorang dari proses pertumbuhan psikologisnya. Perubahan yang juga tidak termasuk dalam kategori belajar adalah refleks. Kegiatan belajar disini adalah peristiwa belajar dimana seseorang menyadari bahwa ia mempelajari suatu dan menyadari perubahan itu melalui belajar. 2. Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar terdiri dari dua kata, yaitu ; “Kesulitan” dan “Belajar”, dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud) dinyatakan bahwa “kesulitan adalah keadaan yang sulit, dalam kesulitan, dalam kesusahan”. Hal ini berarti kesulitan mengandung makna sulit berbuat sesuatu yang berarti suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam kegiatan untuk mencapai suatu kegiatan, dimana kesulitan yang dimaksud dalam kajian ini adalah kesulitan belajar yang berarti kesulitan tersebut kepada aktivitas belajar..

(21) Hal. ini. sesuai. dengan. pernyataan. Ambo. Enre. Abdullah. (Rosma,2007) Kesulitan sebenarnya adalah suatu kondisi tertentu yang ditandai adanya hambatan-hambatan dalam mencapai tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras untuk mengatakannya. Berdasarkan pengertian belajar dan kesulitan yang dikemukakan di atas, maka dapat diberikan pengertian kesulitan belajar yaitu sesuatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan untuk mencapai tujuan belajar. Batasan-batasan tentang kesulitan belajar diatas memberikan pemahaman bahwa kesulitan belajar adalah kesulitan mencapai tujuan yang sekaligus merupakan gejala kegagalan. Kondisi yang terjadi dalam kesulitan belajar terpisah dari kondisi lainnya karena memiliki gejala-gejala tersendiri. Apabila dikaitkan dengan pengertian belajar secara umum, maka dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar merupakan adanya kondisi penghambat untuk mengadakan perubahan tingkah laku karena terjadi kesulitan dalam merespon setiap kondisi yang terjadi dalam lingkungannya. Kaitannya dengan pengajaran di sekolah, maka kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami hambatan untuk mengetahui atau memahami suatu materi atau pelajaran. Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan manifestasi gejala kesulitan belajar siswa seperti yang disebutkan Muhkal( Abidin 2006), antara lain : (a). Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok atau potensi yang dimilikinya, (b). Hasil yang.

(22) dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, (c). Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar, dan yang bersangkutan selalu tertinggal dari kawan-kawannya, (d). Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti: membolos, datang terlambat, tidak mengajarkan pekerjaan rumah, mengganggu didalam dan diluar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri terpisahkan serta tidak mau bekerja sama, (e). Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti : pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira, dan menghadapi nilai rendah, menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal dan sebagainya. Hal yang harus diperhatikan adalah kondisi cacat tubuh yang merupakan salah satu penghambat dalam melakukan kegiatan belajar Dalyono (1997:232) menggolongkan cacat tubuh itu menjadi 2 macam yaitu : (a). Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pandangan dan gangguan psikomotorik, (b). Cacat tubuh serius (tetap) buta, tuli, bisu, hilang ingatan dan kakinya. 3. Kesulitan Belajar Matematika Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau tulisan. Istilah kesulitan belajar digunakan karena dirasakan lebih optimistik..

(23) Menurut Ahmadi dan Supriyono (2003:77), kesulitan belajar adalah “Suatu keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, hal ini tidak selalu disebabkan oleh faktor intelegensi, akan tetapi dapat. juga. disebabkan. oleh. faktor. non. intelegensi.. Adapun. menurut Djamarah (2003:201), bahwa “kesulitan belajar merupakan kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar dengan baik, disebabkan adanya ancaman dan gangguan dalam proses belajar yang berasal dari faktor internal siswa maupun dari faktor eksternal siswa.” Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti atau dipelajari siswa di sekolah. Mata pelajaran matematika diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berhitung, berpikir atau berkaitan dengan aspek kuantitatif. Johnson (Rosma, 2007). mengemukakan matematika adalah “bahasa. simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif, dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir seseorang”. Pernyataan yang sama dikemukakan oleh Learner bahwa “matematika adalah bahasa simbolis sekaligus bahasa Universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”. Berbagai alasan sehingga mata pelajaran matematika diajarkan di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai pendapat Cornelius (Abidin, 2006) bahwa ada lima alasan sehingga.

(24) matematika diajarkan disekolah yaitu :(a). Sarana berpikir yang jelas dan logis, (b). Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (c). Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (d). Sarana untuk mengembangkan kreativitas, (e). Sarana peningkatan kesadaran terhadap perkembangan budaya” 4. Kesulitan Skill Menurut Dunnatto (1976:330 skill adalah kapasitas yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang merupakan pengembangan dari hasil training dan pengalaman. Menurut. Nadler. (1986:73). skill. adalah. kegiatan. yang. memerlukan praktek atau dapat diartikan implikasi dari aktivitas Berdasarkan pengertian skill diatas maka kesulitan skill adalah hambatan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal/praktek yang di berikan oleh pendidik. Contohnya Kesulitan keterampilan untuk mengoperasikan. bilangan,. biasanya. terjadi. pada. siswa. yang. berkemampuan lemah, sehingga mengalami kesulitan dan kurang terampil dalam mengoperasikan bilangan. Hal ini terjadi disebabkan karena dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dasar ternyata siswa tidak menguasai materi yang diberikan. Berikut adalah indikator-Indikator kesulitan Skill siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral. a. Menggunakan rumus.

(25) Menggunakan rumus dalam matematika sangatlah penting karena seperti yang kita ketahui matematika itu berkaitan dengan rumus. Dalam matematika khususnya materi integral terdapat beberapa rumus dalam menyelesaikan integral seperti: integral tak tentu, integral trigonometri, integral subtitusi, integral parsial dan integral tertentu. Maka dari itu, kita ketahui bahwa salah satu penyebab siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal integral adalah menggunakan rumus karena ketika siswa tidak mengetahui rumusnya maka siswa tersebut tidak dapat menyelesaikan soal. b. Kecermatan dalam berhitung Kecermatan dalam berhitung adalah salah faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal integral. Seperti yang. kita ketahui dalam metematika kepintaran dalam. berhitung sangatlah penting untuk menyelesaikan soal. Untuk siswa yang kecermatan dalam berhitungnya sangat baik akan lebih mudah menyelesaikan. soal. dibandingkan. siswa. yang. kemampuan. berhitungnya lemah. Siswa yang berkemampuan lemah akan mengalami kesulitan dan kurang terampil dalam mengoperasikan bilangan. Hal ini terjadi disebabkan materi pelajaran di sekolah dasar ternyata siswa tidak menguasai materi yang diberikan. c. Sesuai dengan langkah-langkah penyelesaian soal. Langkah langkah penyelesaian soal adalah tata cara dalam menyelesaikan soal. Dalam menyelesaikan soal khususnya.

(26) matematika harus sesuai dengan langkah –langkah penyelesaian soal seperti yang kita ketahui dalam menyelesaikan soal ada beberapa orang siswa yang cara mengerjakan soalnya langsung jawaban akhirnya tidak ada langkah-langkah penyelesaian soalnya, dari situ dapat dilihat bahwa siswa tersebut memiliki kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan tidak sesuai dengan langkahlangkah penyelesaian soal. 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar Dalam belajar tidaklah selalu berhasil, tetapi sering kali hal-hal yang mengakibatkan kegagalan atau setidak-tidaknya menjadi gangguan yang menghambat kemajuan belajar. Kegagalan atau kesulitan belajar biasanya ada hal atau faktor yang menyebabkannya. Koestoer Parto Wisastro (1998:11) mengemukakan Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar adalah (a). Faktor internal yaitu faktor yang datang dari dalam diri sendiri, (b). Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri seorang a. Faktor Internal Faktor internal faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri, yang dapat dibedakan atas beberapa faktor yaitu intelegensi, minat, bakat, dan kepribadian. 1. Faktor Intelegensi Intlegensi ini dapat mempengaruhi kesulitan belajar seorang anak. Keberhasilan belajar serang anak ditentukan dari tinggi rendahnya tingkat kecerdasan yang dimilikinya, dimana seorang anak yang.

(27) memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang intelegensinya rendah. 2. Faktor Minat Faktor minat dalam belajar sangat penting. Hasil belajar akan lebih optimal bila disertai dengan minat. Dengan adanya minat mendorong kearah keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan dalam belajarnya. Dari pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa minat sangat diperlukan dalam belajar, karena minat itu sendiri sebagai pendorong dalam belajar dan sebaliknya anak yang kurang berminat terhadap belajarnya akan cenderung mengalami kesulitan dalam belajarnya. 3. Faktor Bakat Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika bakat ini kurang mendapatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan pendapat Singgih Gunarsa (1992) yang menjelaskan bahwa: bakat setiap orang berbedabeda, orang tua kadang-kadang tidak memperhatikan faktor bakat ini, Anak sering diarahkan sesuai dengan kemauan orang tuanya, akibatnya bagi anak merupakan sesuatu beban, tekanan dan nilai-nilai yang ditetapkan oleh anak buruk serta tidak ada kemauan lagi untuk belajar..

(28) Dari pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa adanya pemaksaan dari orang tua didalam mengarahkan anak yang tidak sesuai dengan bakatnya dapat membebani anak, memunculkan nilai-nilai yang kurang baik, bahkan dirasakan menjadi tekanan bagi anak yang akhirnya akan berakibat kurang baik terhadap belajar anak di sekolah. 4. Faktor Kepribadian Faktor kepribadian dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika tidak memperhatikan fase-fase perkembangan (kepribadian) seseorang. Hal ini sebagaimana pendapat Ngalim Purwanto (1992:13) menjelaskan bahwa: fase perkembangan kepribadian seseorang tidak selalu sama . Fase pembentuk kepribadian ada beberapa fase yang harus dilalui. Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal termasuk dalam hal belajar. Dari pendapat tersebut, menunjukkan bahwa tidak semua fasefase perkembangan (keperibadian) ini akan berjalan dengan beitu saja tanpa menimbulkan. masalah, malah. ada. fase tertentu. yang. menimbulkan berbagai persoalan termasuk dalam hal kesulitan dalam belajar. b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang datang dari luar diri individu. Faktor eksternal ini d apat di bedakan menjadi tiga faktor yaitu: a). Faktor keluarga, b). Faktor sekolah, c). Faktor masyarakat. a) Faktor Keluarga.

(29) Peranan orang tua (keluarga) sebagai tempat yang utama dan pertama didalam pembinaan dan pengembangan potensi anak-anaknya. Namun tidak semua orang tua mampu melaksanakanya dengan penuh tanggung jawab. Menurut Slameto (1990:4-5) ada Beberapa hal yang dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga seperti: a). sikap orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c). Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak mengetahui kemampuan anaknya, sifat kepribadian, minat, bakat, dan sebagainya Menurut Ibid (32) Ada beberapa aspek yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar seorang anak yaitu: a). Didikan orang tua yang keliru, b). Suasana rumah yang kurang aman dan kurang harmonis, c). Keadaan ekonomi orang tua yang lemah. Dari kedua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dapat menimbulkan persoalan atau sumber permasalahan adalah sikap orang tua yang mengucilkan anaknya, tidak mempercayai, tidak adil dan tidak mau menerima anaknya secara wajar, broken home, perceraian, percekcokan dan orang tua yang tidak tau kemampuan anaknya. b) faktor Lingkungan Sekolah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal setelah keluarga dapat menjadi masalah pada umumnya, dan khususnya masalah kesulitan.

(30) belajar pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibid yang menyatakan bahwa: Lingkungan sekolah dapat menjadikan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar seperti: a). Cara penyajian pelajaran kurang baik, b). Hubungan guru dan murid kurang harmonis, c). Hubungan antara murid dengan murid itu sendiri tidak baik, d). Bahan pelajaran yang disajikan tidak dimengerti siswa, dan e). Alat-alat pelajaran yang tersedia kurang memadai. c) Faktor Lingkungan Masyarakat Faktor. lingkungan. pembentukan. masyarakat. kepribadian. anak,. sangat. berperan. termasuk. pula. di. dalam. kemampuan/. pengetahuannya. Dimana lingkungan masyrakat yang memiliki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, seperti: suka minum-minum minuman. keras,. penjudi. dan. sebagainya,. dapat. menghambat. pembentukan kepribadiaan dan kemampuan, termasuk pula dalam proses belajar mengajar seorang anak. Menurut Ibid Lingkungan masyarakat yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar adalah: 1. Mass Media, seperti bioskop, televisi, radio, surat kabar, majalah, komik 2. Corak Kehidupan tetangga, seperti orang terpelajar dan cendekiawan, tetangga yang suka berjudi, pencuri, peminum, dan sebagainya. 6. Karakteristik Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar Kesulitan belajar pada anak dapat terjadi secara parsial namun dapat pula terjadi secara ganda atau simultan. Namun demikian, kesulitan-.

(31) kesulitan belajar yang dialami seseorang memiliki karakteristik. Adapun karakteristik kesulitan belajar yang dikemukakan oleh Irham Abidin yaitu : a. Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan yang mencakup gangguan motorik, dan persepsi, kesulitan belajar bahasa dan komunikasi, dan kesulitan belajar dalam penyesuaian perilaku sosial. b. Kesulitan belajar akademik menunjukkan pada adanya kegagalan pencapaian pada prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan ini mencakup penguasaan keterampilan dan membaca, menulis. 7. Materi Integral a. Sejarah Integral Integral biasanya disebut “Hitung Integral” atau “Kalkulus Integral”. Integral dapat diartikan atau ditafsirkan : 1. Dalam representasi geometri, 2. Sebagai operasi, invers dan operasi pendiferensialan Menurut. sejarah,. orang. yang. tercatat. pertama. kali. mengemukakan ide tentang integral adalah Archimedes, seorang ahli matematika bangsa Yunani yang berasal dari Syarasusa (287 – 212 SM). Pengertian lain tentang. Integral yaitu penentuan suatu fungsi jika derivatif diketahui, dan biasa juga disebut dengan anti diferensial. Integral. merupakan. kebalikan. dari. deferensial.. diperkenalkan oleh Leibniz pada abad ke – 17.. Lambang. .

(32) Integral sebagai operasi invers dari deferensial. Dalam hitung deferensial. ditentukan. suatu fungsi,. jika. fungsinya. diketahui.. Sebaliknya pada kalkulus integral turunannya yang diketahui dan yang dicari adalah fungsi. Oleh sebab itu, integral dapat dikatakan sebagai operasi invers dari diferensial. Bila suatu fungsi f (x) mempunyai turunan f 1 (x), maka turunan itu biasanya dinyatakan dengan: dy  f 1 ( x) , dan diferensialnnya dy  f 1 ( x)dx . dx. Proses untuk mendapatkan fungsinya kembali atau untuk mendapatkan. f. (x). disebut. pengintegralan.. Pengintegralan. ini. dinyatakan dengan:. y   f 1 ( x)dx dengan y  f (x) . Untuk menentukan integral suatu fungsi, tidak semudah waktu kita mencari turunannya. Agar bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas, perhatikan turunan beberapa fungsi sebagai berikut :. f (x) X 1 2 x 2 1 3 x 3. Tabel 1 f1(x). f (x). Tabel 2 f1(x). 1. 3X2. 6X. X. 3X2 + 3. 6X. X2. 3X2 - 5. 6X.

(33) X3. 1 4 x 4 1 5 x 5 1 n x n. X4. 3X2 - 300 3X2 +. 6X 6X. 1 4. xn. Dengan memperhatikan Tabel 1 tampak bahwa jika f1 (x) =. 1 n1 x . n 1. Akan tetapi, jika kita memperhatikan Tabel 2 terlihat bahwa anti deferensial dari 6x berasal dari berbagai macam fungsi 3x2 + c, dengan c suatu konstanta. Dari berbagai hal yang terdapat dalam Tabel 1 dan 2, maka dapat diperoleh aturan sebagai berikut : Jika f 1 (x)  x n , maka f (x) . 1 x n 1. n 1. C. b. Pengajaran Integral 1. Integral Tak Tentu Disebut juga anti turunan yaitu lawan dari turunan. Ambillah dua fungsi sebagai berikut:. y  x 2  3x  1 dan y  x 2  3x  1 Kedua fungsi ini mempunyai turunan yang sama, yaitu. dy  2x  3 . dx. Deferensialnya: dy  (2 x  3)dx Integralnya: Hasil dari.  (2x  3)dx.  (2x  3)dx adalah fungsi-fungsi di atas.. Ternyata fungsi yang dihasilkan dari pengintegralan itu bukan hanya:.

(34) y  x 2  3x  1, dan. y  x 2  3x  4 ,tetapi juga y  x 2  3x  2 , y  x 2  3x  5 ,dan sebagainya. Dengan demikian, fungsi yang mempunyai turunan. dy  2x  3 dx. bukan hanya satu atau dua fungsi saja. Bilangan-bilangan 1, -4, 2, 5, pada fungsi-fungsi di atas disebut bilangan tetap atau konstanta. Apabila bilangan ini kita nyatakan dengan huruf “C”, maka himpunan anti turunan (pengintegralan) di atas diringkas menjadi:. y  x 2  3x  c atau f ( x)  x 2  3x  c . Secara umum dinyatakan dengan:. f. 1. ( x)dx  f ( x)  c .. Karena mengandung C, maka integral itu disebut “integral tak tentu” atau indefinite integral. Jika dituliskan dalam notasi integral adalah sebagai berikut :.  ax. n. dx . a x n  1. n1.  C. Misalnya :. x. 7. dx . 1 x 7 1. 2𝑥 2 𝑑𝑥 =. 2 2+1. 7 1. c . 𝑥 2+1 + 𝑐. 1 8 x c 8.

(35) 2 3. 𝑥3 + 𝑐 2. (2𝑥 2 + 4) 𝑑𝑥 =. 2+1 2 3. 𝑥 2+1 + 4𝑥 + 𝑐. 𝑥 3 + 4𝑥 + 𝑐. Untuk memahami integral dari fungsi trigonometri,dibutuhkan pemahaman yang baik mengenai turunan trigonometri. Agar kamu lebih memahaminya, perhatiakan tabel turunan fungsi trigonometri berikut: Tabel Turunan Fungsi Trigonometri f (x). 𝑓 ′ (𝑥). Sin x. Cos x. Cos x. -sin x. Tan x. 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥. Sec x. Tan x.sec x. Cot x. −𝑐𝑠𝑐 2 𝑥. Csc x. -cot x. csc x. Berdasarkan tabel tersebut, rumus dasar pengintegralan trigonometri adalah sebagai berikut: cos 𝑥 𝑑𝑥 = sin 𝑥 + 𝑐. sin 𝑥 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝑐. 𝑠𝑒𝑐 2 𝑑𝑥 = tan 𝑥 + 𝑐 𝑐𝑠𝑐 2 𝑑𝑥 = − cos 𝑥 + 𝑐 tan 𝑥. sec 𝑥 𝑑𝑥 = sec 𝑥 + 𝑐 𝑐𝑜𝑡. 𝑠𝑒𝑐𝑥 𝑑𝑥 = − sec 𝑥 + 𝑐 Berdasarkan rumus integral dari fungsi trigonometri diatas, maka rumus-rumus tersebut dapat diperluas menjadi:.

(36) 1. a.. cos 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑑𝑥 =. b.. sin 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑑𝑥 =. c.. sec 2 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑑𝑥 =. d.. tan 𝑎𝑥 + 𝑏 . 𝑠𝑒𝑐(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 =. e.. csc 2 𝑎𝑥 + 𝑏 𝑑𝑥 = − 𝑎 𝑐𝑜𝑡 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐. f.. cot 𝑎𝑥 + 𝑏 . 𝑐𝑠𝑐(𝑎𝑥 + 𝑏) 𝑑𝑥 = −. 𝑎 1 𝑎. 𝑠𝑖𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐 𝑐𝑜𝑠 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐 1. 𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐. 𝑎. 1 𝑎. 𝑠𝑒𝑐 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐. 1. 1 𝑎. 𝑐𝑠𝑐 𝑎𝑥 + 𝑏 + 𝑐. Contoh: 1.. 2𝑠𝑖𝑛𝑥 + 3 = 2 𝑠𝑖𝑛𝑥𝑑𝑥 + 3𝑑𝑥 = − 2𝑐𝑜𝑠𝑥 + 3𝑥 + 𝑐 1. 2.. (𝑠𝑒𝑐 2 2𝑥 − 1)𝑑𝑥 =. 3.. 𝑠𝑖𝑛2 𝑥𝑑𝑥. 4.. (𝑠𝑖𝑛𝑥 + cos 𝑥)2 𝑑𝑥 = (𝑠𝑖𝑛2 + 2𝑠𝑖𝑛𝑥. 𝑐𝑜𝑠𝑥 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝑥). 1. 𝑠𝑒𝑐 2 2𝑥𝑑𝑥 − 𝑑𝑥 = 2 𝑡𝑎𝑛2𝑥 − 𝑥 + 𝑐. 1. 1. 1. − 2 𝑐𝑜𝑠2𝑥)𝑑𝑥 = 2 𝑥 − 2 2𝑥 + 𝑐 2 = (1 + 2𝑠𝑖𝑛𝑥. cos 𝑥 𝑑𝑥) 1 + 𝑠𝑖𝑛2𝑥 𝑑𝑥. =. 1. = x - 2 cos 2𝑥 + 𝑐 5.. 1. sin 4𝑥. cos 2𝑥 𝑑𝑥 =. 2. 1. =2. (sin 6𝑥 + 𝑠𝑖𝑛2𝑥)𝑑𝑥 𝑠𝑖𝑛6𝑥 + 𝑠𝑖𝑛2𝑥 𝑑𝑥. 1. 1. 1. = 2 (− 6 cos 6𝑥 − 2 cos 2𝑥) + 𝑐 1. 1. = − 12 cos 6𝑥 − 4 𝑐𝑜𝑠2𝑥 + 𝑐 2. Integral Tertentu Atau definit integral. Adalah integral dari suatu fungsi yang kontinu untuk nilai-nilai x tertentu dalam batas a  x  b. Integral a. tertentu dituliskan dalam notasi  f ( x)dx , karena hasilnya berupa b. nilai tertentu, dimana a disebut batas bawah dan b disebut dengan batas atas..

(37) Untuk menentukan nilai integral tertentu digunakan dasar kalkulus integral, yaitu:. x. n. dx . 1 x n  1. b. b. a. a.  f ( x)dx  F ( x). n1. +C.  F (b)  F (a ). Sifat-Sifat Integral Tertentu a. a..  f ( x)dx  0 a. 2. 2 2 Contoh :  (2 x  1)dx   x  x  2   x  x  2 2. 2. 2.   22  2   22  2 = 6– 6 =0 b. b.. . c. c. b. a. f ( x)dx   f ( x)dx   f ( x)dx. a. Contoh:. . 2. 1. 4. 4. 2. 1. (6 x  2) dx   (6 x  2) dx   (6 x  2) dx 2. 4. 4. 1 2  1 2  1 2   2 6 x  2 x    2 6 x  2 x    2 6 x  2 x  1 2 1 2. 4. 4. 3 x 2  2 x   3x 2  2 x   3 x 2  2 x  1 2 1.

(38) (3 (2) 2  2(2))  (3(1) 2  (2)1)   (3(4) 2  (2)4)  (3 (2) 2  2(2)   (3(4) 2  (2)4)  (3(1) 2  (2)1) . 16  5  56 16  56  5 11 + 40. = 51 51 = 51. c.. b. a. a. b.  f ( x)dx    f ( x)dx Contoh: 3. 2. 2. 3.  4 xdx   4 xdx 3. 2. 1 2  1 2  4 x    2   2 4 x  2 3 3. 2.  2 x 2     2 x 2  2 3. 2(3)2  2(2)2    2(2)2 2(3)2 . d.. 18 - 8. =  8  18. 10. =   10. b. a. a. b.  kf ( x)dx  k  f ( x)dx Contoh : 2. 2. 1. 1.  2(8x  2)dx  2 (8x  2)dx.

(39) 2. 2. 1  1  2  8x2  2 x   2  8x2  2 x  2 1 2 1 2. 2. 2  4 x 2  2 x   2  4 x 2  2 x  1 1. 2 (4 (2)2  2(2))  (4(1)2  2(1))   2 (4(2)2  2(2))  (4(1) 2  2(1)) 2 16  4   4  2  2 (16  4)  (4  2) 2  20  8  2  20  8. 40  8  40  8 32  32 e.. b. b. a. a.   f ( x)  g ( x)dx   f ( x)dx  g ( x)dx Contoh: 2.  (x. 2. 3. 2.  2 x)dx   ( x )dx   2 xdx 3. 1. 1. 1. 2. 2. 2. 1 2 1 4 1 4   1 2   4 x  2 2 x    4 x   2 2 x  1 1 1 2. 2.  . 1 4 1 4  2 2  4 x  x    4 x   x 1 1. 2. 1. .  1 4  1 4   1 4  2 1 4 2  2 2  4 2   2     4 1  1    4 2    4 1   2   1        . .

(40)  1  1   1   1   4 16  4    4  1   4 16   4   4  1           5    1  4  4   4   4   4   3        5  15  8  4    4  3  32 5   15 12        4 4  4 4  27 27  4 4. 3.. Integral Subtitusi Integral subtitusi adalah suatu teknik untuk menyederhanakan suatu integral dengan mengganti variabel integrasinya. 1. 𝑥 𝑛 = 𝑛+1 𝑥 𝑛 +1 + 𝑐, dengan n≠ 1, jika variabel integrasinya x. Apabila variabel x diganti dengan U, maka:. 1. 𝑈 𝑛 = 𝑛+1 𝑈 𝑛+1 +. 𝑐, dengan n≠ 1. Langkah-langkah menyelesaikan integral dengan subtitusi sebagai berikut: a. Pilih pemisalan U fungsi dalam x. b. Selesaikan bentuk integral dalam variabel U. c. Gantikan kembali variabel U dengan x sebagai jawabannya. Contoh: 1.. (5𝑥 − 2)3 𝑑𝑥.

(41) Misalkan u= 5x-2 du= 5dx 1. dx= 5 𝑑𝑢 sehingga:. 1. 5𝑥 − 2 3 𝑑𝑥 =. 𝑢3 5 1. = 5 𝑢3 𝑑𝑢 1 1. =5 = Jadi, (5𝑥 − 2)3 𝑑𝑥 =. 𝑢4 + 𝑐. 4. 1 20. (5𝑥 − 2)4 + 𝐶. 1. (5𝑥 − 2)4 + 𝐶. 20. 3. 2.. (2𝑥 + 5)3 𝑑𝑥 = (2𝑥 + 5)2 𝑑𝑥 Misalkan u = 2x + 5 du=2 dx 1. dx= 2 𝑑𝑢 sehingga. 3. (2𝑥 + 5)3 𝑑𝑥 =. 1. 𝑢2 . 2 𝑑𝑢 3. 1. = 2 𝑢2 𝑑𝑢 1. =2 1. =2. 3. 1 3 +1 2. 1 5 2. 𝑢2+1 + 𝑐 5. 𝑢2 + 𝑐 5. 1 2. = 2 . 5 𝑢2 + 𝑐 5. 2. = 10 𝑢2 +c 1. 5. = 5 𝑢2 +c.

(42) 1. 5. = 5 (2𝑥 + 5)2 + 𝑐 1. = 5 (2𝑥 + 5)5 + 𝑐 1. (2𝑥 + 5)3 𝑑𝑥 = 5 (2𝑥 + 5)5 + 𝑐. Jadi, 3.. 𝑥(3𝑥 2 − 1) 𝑑𝑥. Misalkan: U= 3𝑥 2 − 1 du = 6xdx 𝑑𝑢. dx= 6𝑥. 𝑑𝑢. 𝑥(3𝑥 2 − 1) 𝑑𝑥 = 𝑥𝑈 6𝑥 1. = 6 𝑈𝑑𝑢 11. = 6 2 𝑈2 + 𝑐 1. = 12 𝑈 2 + 𝑐 =. 1 12. (3𝑥 2 −1|)2 + 𝑐. 4. Integral Parsial Integral parsial juga merupak teknik untuk menyederhanakan suatu integral jika integral tersenut tidak dapat diselesaikan disederhanakan dengan integral subtitusi. Jika f(x) = U.V, maka f’(x)= U’.V+U.v’ adalah fungsi dalam x. Rumus umum integral parsial 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢 𝑣 − Contoh soal: 1.. 𝑥(2𝑥 + 3)2 𝑑𝑥 Misalkan u= x du= dx dv= (2𝑥 + 3)2 dx v= (2𝑥 + 3)2 𝑑𝑥. 𝑣 𝑑𝑢.

(43) 1. = 2 (2𝑥 + 3)2 𝑑𝑥 11. = 2 3 (2𝑥 + 3)3 1. =6 (2𝑥 + 3)3 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢 𝑣 − 𝑣 𝑑𝑢 1. 1. = x. 6 (2𝑥 + 3)2 1. =. 6. 6. (2𝑥 + 3)3 dx. 11. 𝑥 (2𝑥 + 3)2 - 6 2 (2𝑥 + 3)3 . 2𝑑𝑥. 1. 1 1. 1. 1. 6. 48. = 6 𝑥 (2𝑥 + 3)2 -12 4 (2𝑥 + 3)4 +c = 𝑥 (2𝑥 + 3)2 -. (2𝑥 + 3)4 +c. 𝑥 𝑥 + 2 dx. 2.. Misalkan: u=x du= dx dv= 𝑥 + 2 dx 1. v= (𝑥 + 2)2 𝑑𝑥 =1 2. 1 +1. 1. (𝑥 + 2)2+1 3. 1. = 3 (𝑥 + 2)2 2 3. 2. =3 (𝑥 + 2)2 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢 𝑣 − 𝑣 𝑑𝑢 2. 3. 2. = x. 3 (𝑥 + 2)2 =. 2. 3 2. 3 2 1. 𝑥 (𝑥 + 2) - 3 3 3 3. 3. (𝑥 + 2)2 dx. +1. 3. (𝑥 + 2)2+1 +c. 2. 3. 5. 2. 3 2. 22. 5. 2. 3. 4. 5. 21. = 3 𝑥 (𝑥 + 2)2 - 3 5 (𝑥 + 2)2 +c 2. = 3 𝑥 (𝑥 + 2) - 3 5 (𝑥 + 2)2 +c = 3 𝑥 (𝑥 + 2)2 - 15 (𝑥 + 2)2 +c 2. = 3𝑥. 4. 𝑥 + 2)3 - 15 𝑥 + 2)5 +c.

(44) B. Kerangka Berpikir Seperti telah diuraikan bahwa kesulitan belajar merupakan faktor yang dapat menghambat tujuan belajar peserta didik, banyak faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, namun secara umum penyebab utamanya adalah faktor intern dan ekstern, faktor intern berhubungan dengan kondisi bahan-bahan belajar, lingkungan belajar, guru dan sebagainya. Banyak orang mengakui bahwa belajar matematika tidak seperti belajar bidang studi lainnya. Diakui pula bahwa pelajaran matematika relatif agak sulit dipahami dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Seperti misalnya pada pokok bahasan diferensial integral, meski persoalan sehari-hari tetapi banyak siswa yang mengalami kesulitan terutama pada saat menulis rumus-rumus integral. Hal ini disebabkan karena banyak rumus integral yang harus dikuasai oleh siswa kemudian menerapkannya kedalam soal.. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian.

(45) Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang hanya memiliki satu variabel yaitu kesulitan menyelesaikan soal integral pada siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto. Dalam penelitian ini akan melihat seberapa besar tingkat kesulitan skill siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral. B. Defenisi Operasional Penelitian ini mengkaji satu variabel yaitu “kesulitan siswa menyelesaikan soal integral”. Dengan demikian, penelitian ini tidak mengkaji keterkaitan antara variabel melainkan hanya mengkaji satu variabel. Kesulitan siswa menyelesaikan soal integral merupakan hambatanhambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal integral sehingga mempengaruhi kemampuannya dalam menyelesaikan soal. kesulitan skill adalah hambatan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal/praktek yang di berikan oleh pendidik. Contohnya Kesulitan skill (keterampilan) untuk menyelesaian soal-soal integral, biasanya terjadi pada siswa yang berkemampuan lemah, sehingga mengalami kesulitan dan kurang terampil dalam menyelesaikan soal-soal integral. Hal ini terjadi disebabkoan karena dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dasar ternyata siswa tidak menguasai materi yang diberikan. C. Populasi dan Sampel.

(46) Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII.IPA SMA Negeri 10 Jeneponto yang berjumlah 113 orang. Sampelnya adalah kelas XII IPA.1 yang berjumah 33 orang. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini berupa tes hasil belajar matematika pada pokok. bahasan. integral.. Tes. ini. disusun. oleh. penulis. dengan. memperhatikan materi yang telah dipelajari oleh siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto. Tes ini berupa tes diagnostic yang berbentuk essay. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun tes ini adalah memperhatikan materi pokok bahasan integral yang telah dipelajari siswa kelas XII IPA.1, kemudian dirangkum dan diberikan tes uraian tersebut. Penelitian ini hanya menganalisa kesulitan yang mungkin terjadi saat siswa menyelesaikan soal-soal matematika pada pokok bahasan integral. Penulis menganalisis rata-rata pada setiap soal dan selanjutnya memberikan penjelasan pada siswa tentang segi mana yang terdapat kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika pada pokok bahasan integral E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes diagnostik. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral. Adapun kriteria penilaian, di lihat dari tingkat kesulitan soal.

(47) F. Teknik Analisis Data Dalam rangka menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka dilakukan analisa terhadap jawaban responden terhadap pengajaran 5 butir soal matematika. Selanjutya kriteria yang digunakan untuk menentukan kriteria skor kesulitan menyelesaikan soal integral pada siswa kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dengan menggunakan standar yang dikemukakan oleh Nurkanca ( Rosma,2007) yaitu: Tingkat kesulitan. Kategori. 90% - 100%. Sangat Tinggi. 80% - 89%. Tinggi. 65% - 79%. Sedang. 55% - 64%. Rendah. 0% - 54%. Sangat Rendah. Adapun untuk menghitung kategori besar persentase untuk setiap kategori yaitu menggunakan persamaan berikut:. Pi . Psi  100% TPi. Keterangan: Pi = Persentase kesulitan kategori ke -i Psi. = Kesulitan siswa. TPi. = Total kesulitan kategori ke –i.

(48) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Data yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis persentase.

(49) A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Kesulitan Skill Analisis deskriptif yang akan dipaparkan terdiri dari skor tertinggi, skor terendah, nilai rata-rata, modus, media, varians, dan standar deviasi dari hasil tes kesulitan menyelesaikan soal integral pada siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto, tahun pelajaran 2017/2018. adapun kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan skill (keterampilan). Hasil perhitungan analisis deskriptif berdasarkan skor tes kesulitan siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dalam menyelesaikan soal integral pada kategori kesulitan skill (keterampilan) dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Tingkat Kesulitan skill (keterampilan) Integral Analisis Deskriptif Banyak sampel Jumlah item Skor tertinggi ideal Skor tertinggi Skor terendah Skor rata-rata Modul (nilai paling sering muncul) Median (nilai tengah) Koefisien Varians Standar deviasi. Jumlah 33 5 100 88 22 49,4 42 42 29% 14,3. Sumber: Hasil Tes Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari 33 sampel penelitian, 35. skor tertinggi ideal adalah 100, skor rata-rata kesulitan skill siswa adalah 49,4. Hal ini menunjukkan Bahwa secara umum nilai kesulitan siswa.

(50) tersebut pada kategori sangat rendah. nilai median kesulitan siswa sebesar 42 menunjukkan bahwa ada sekitar 50% siswa yang memperoleh nilai paling tinggi 42 atau paling rendah 42. Nilai tertinggi siswa adalah 88 dan nilai terrendah siswa adalah 22 ini menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral termasuk dalam kategori sangat rendah. Adapun nilai modus sebesar 42 menunjukkan bahwa perolehan nilai tes kesulitan skill siswa dengan frekuensi terbesar adalah 42. Dengan memperhatikan nilai mean, median dan modus, dapat dikatakan bahwa pada umumnya hasil tes kesulitan skill siswa berada dibawah rata-rata. Sedangkan nilai koefisien varians tes kesulitan skill adalah 29% dan standar deviasi adalah 14,3. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kesulitan skill (keterampilan) Dalam Meyelesaikan Soal Integral. No. Skor. Frekuensi. Persen. Tingkat kesulitan. 1. 0,0 – 30,0. 2. 6. Sangat rendah. 2. 31,0 – 50,0. 17. 52. Rendah. 3. 51,0 – 70,0. 10. 30. Sedang. 4. 71,1 – 90,0. 4. 12. Tinggi. 5. 91,1 – 100. 0. 0. Sangat tinggi. 33. 100. Jumlah Sumber: Hasil tes. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa skor kesulitan siswa berada dalam 4 kategori yaitu kategori sangat rendah, rendah, sedang.

(51) tinggi . tidak ada satupun siswa yang memperoleh kategori sangat tinggi. Dengan melihat persentase kesulitan skill yaitu sebesar 49% maka dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dalam menyelesaikan soal-soal integral dikategorikan mengalami kesulitan sangat rendah. 2. Analisis Persentase Analisis persentase yang akan di dapatkan adalah analisis tentang kesulitan skill (keterampilan) pada pokok bahasan integral pada siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto, tahun pelajaran 2017/2018. Berikut ini di sajikan hasil pemeriksaan jawaban siswa terhadap hasil tes yang di sebutkan. Tabel 4.1 Distribusi jumlah dan persentase kesulitan Nomor. Kategori kesulitan. 1. Kesulitan skill (keterampilan) Jumlah. Total kesulitan 3300. Kesulitan siswa 1631. Persentase kesulitan 49,4. 3300. 1631. 49,4. Persentase kesulitan total semua kategori: 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑢𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛. =. 𝑥 100%. 1631 100%  49% 3300 Dari tabel. diatas. menunjukkan. bahwa tingkat kesulitan skill. dalam menyelesaikan soal-soal integral pada kelas XII.IPA.1 SMA Negeri.

(52) 10 Jeneponto sebesar 49 % termasuk dalam kategori tingkat kesulitan sangat rendah. B. Pembahasan Berdasarkan hasil tes kesulitan skill siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral diperoleh skor rata-rata 49,4 yang berarti kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal integral sangat rendah, ini terlihat dari lima soal tes kesulitan yang diberikan oleh guru, rata-rata terdapat dua soal yang terjawab dengan benar, adapun soal yang terjawab dengan benar yaitu soal no. 1 dan no. 4, pada soal no. 1 hanya mengarahkan siswa untuk menyelesaiakan integral, sedangkan untuk soal no.4 hampir sama dengan soal no.1 yaitu menyelesaikan integral dengan cara subtitusi. Dari soal tersebut dapat diketahui bahwa pengetahuan awal siswa tentang materi integral sebenarnya sudah ada, sisa bagaimana siswa tersebut mampu menggunakan rumus kedalam soal. C. Beberapa Soal dan Jawaban Siswa 1.. 2𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥 + 7) 𝑑𝑥 Salah satu jawaban responden. 2𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥 + 7) 𝑑𝑥 = 2𝑥 3 𝑑𝑥 + 3𝑥 2 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑥 7𝑑𝑥 =. 2 3+1. 3. 1. 𝑐 =. 2 4 1. 7. 𝑥 3+1 + 2+1 𝑥 2+1 + 1+1 𝑥1+1 + 7+1 𝑥 7+1 +. 3. 1. 7. 𝑥4 + 3 𝑥3 + 2 𝑥2 + 8 𝑥8 + 𝑐 1. 7. = 2 𝑥 4 + 𝑥 3 + 2 𝑥 2 + 8 𝑥 8 + +𝑐.

(53) Jawaban yang seharusnya 2𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥 + 7) 𝑑𝑥 = 2𝑥 3 𝑑𝑥 + 3𝑥 2 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑥 7𝑑𝑥 2. 3. 1. = 3+1 𝑥 3+1 + 2+1 𝑥 2+1 + 1+1 𝑥1+1 + 7𝑥 + 𝑐 ( skill) =. 2 4. 3. 1. 𝑥 4 + 3 𝑥 3 + 2 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐. 1. 1. = 2 𝑥 4 + 𝑥 3 + 2 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐 2.. 3 2. 𝑥 − 2 𝑑𝑥. Salah satu jawaban responden 3 2. 1. 𝑥 − 2 𝑑𝑥 =[ 2 𝑥 2 − 𝑥 2 ]32 = = =. 1 2. (3)2 − (2)2 −. 1. 1 2. (2)2 − (3)2. 1. (9) – (6) – 2 (4) – (9) 2 9 2. –6-. 4 2. − 4. 3. = 2 -(-2) =. 7 2. Jawaban yang seharusnya: 3 2. 1. 𝑥 − 2 𝑑𝑥 =[ 2 𝑥 2 − 2𝑥]32 1. 1. = [ 2 (3)2 − 2(3) [ 2 (2)2 − 2(2)] 1. 1. = [ 2 (9) – (6)] – [ 2 (4) – (4)] 9. 4. = ( 2 – 6) - ( 2 − 4).

(54) =(. =. =. −3 2. −3. -(-2)). +2. 2. 1 2. 3. sin 3𝑥 sin 2𝑥 𝑑𝑥 Salah satu jawaban responden sin 3𝑥 sin 2𝑥 𝑑𝑥 = sin 3𝑥 𝑑𝑥 + sin 2𝑥 𝑑𝑥 1. 1. = 2 cos 𝑎 − 𝑏 −. 2. cos 𝑎 + 𝑏. 1. 1. 1. 1. 2. 3. 2. 2. = – cos x - − cos 𝑥 11. 11. =2 3cos x - 2 2 − 𝑐𝑜𝑠𝑥 1. 1. =6 − 𝑐𝑜𝑠𝑥 − 4 − 𝑐𝑜𝑠𝑥 1. 1. =6 𝑠𝑖𝑛𝑥 − 4 𝑠𝑖𝑛𝑥 + 𝑐 Jawaban yang seharusnya 1. sin 3𝑥 sin 2𝑥 𝑑𝑥 =. 2. cos 3𝑥 − 2𝑥 𝑑𝑥 −. 1. cos 𝑥 𝑑𝑥 − 2. = 1. = 2 sin 𝑥 − 1. = 2 sin 𝑥 − 3.. 1 1 2 5 1 10. 1 2. 1 2. cos 3𝑥 + 2𝑥 𝑑𝑥. cos 5x 𝑑𝑥. sin 5x + c sin 5x + c. 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥 Salah satu jawaban responden: 1. 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥 = 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2 dx.

(55) mis u= 2𝑥 3 +3 du= 2dx 1. dx = 2 𝑑𝑢 = 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥=. 1. 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2. 1. =. 𝑢2 𝑑𝑢 1. 1. =2 𝑈 2 du 1. 1 1. =2 =. 1+. 2. 1 1 2. +1 +c 1 𝑢2. 3 2. 3. 𝑢2 + 𝑐 3. 12. = 2 3 𝑢2 + 𝑐 3. 1. = 6 𝑢2 + 𝑐 12. =6. (2𝑥 3 + 3)3 +C. jawaban seharusnya: 1. 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥 = 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2 dx mis u= 2𝑥 3 +3 du= 6𝑥 2 dx 6𝑥 2 dx= du 𝑑𝑢. dx = 6𝑥 2 = 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥= =. 1. 𝑥 2 𝑢2. 𝑑𝑢 6𝑥 2. 1. 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2.

(56) 1. =. 𝑑𝑢. 𝑈2. 6. 1. 1. =6 𝑈 2 du 1. 1 1. =6. 𝑢2+1 +c. 1 1+ 2. 3. 1 1. = 6 3 𝑢2 + 𝑐 2. 12. 3. 11. 3. = 6 3 𝑢2 + 𝑐 = 3 3 𝑢2 + 𝑐 1. 3. = 9 𝑢2 + 𝑐 3. 1. = 9 (2𝑥 3 + 3)2 +C 12. =9. (2𝑥 3 + 3)3 +C 4.. 𝑥 2 𝑥 + 6 dx. Salah satu jawaban responden: 𝑥 2 𝑥 + 6 dx =. 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 dx. misalkan = u = 𝑥 2 du = 2x dx 1. dv = (𝑥 + 6)2 =1 2. =. 1 +1. 1 3 2. 2. 1. 𝑢2+1 3. 𝑢2 3. = 3 (𝑥 + 6)2.

(57) 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 −. 𝑣 𝑑𝑢 3. 2. 𝑥 2 𝑥 + 6 dx = 𝑥 2 - 3 (𝑥 + 6)2 -. 3. 2. (𝑥 + 6)2 du 3. 2. 3. 3. 2. 3. 2. 3. 2. 3. 2. 3. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – (3 (𝑥 + 6)2 ) dx 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3. (𝑥 + 6)2 dx 3. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 3. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 − 3 3. 2. (𝑥 + 6)2 dx 3 3. 2 1 3. 3 +1 2. (𝑥 + 6)2+1 + C 5. 2 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 5 (𝑥 + 6)2 + C 3 2. 2. 3. 22. 2. 3. 4. 5. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 5 (𝑥 + 6)2 + C 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 3. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 2 3. 4 2. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)3 - 15. 15 4 15. 5. (𝑥 + 6)2 + C. (𝑥 + 6)5 + 𝐶. yang seharusnya: 𝑥 2 𝑥 + 6 dx =. 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 dx. misalkan = u = 𝑥 2 du = 2x dx 𝑑𝑣 = 𝑥 + 6 dx. 5. (𝑥 + 6)2 + C.

(58) 1. v = (𝑥 + 6)2 → mis= u= x+6, du= xdx =1 2. =. 1 +1. 1 3 2. 1. 𝑢2+1 3. 𝑢2 3. 2. = 3 (𝑥 + 6)2 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 −. 𝑣 𝑑𝑢 3. 2. 𝑥 2 𝑥 + 6 dx = 𝑥 2 - (𝑥 + 6)2 3. 2. 3. 2. 3. 2. 2. 3. 4. 2 3. 3. (𝑥 + 6)2 du. 3. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – (3 (𝑥 + 6)2 )2x dx 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 3. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 − 3 3. 2. 3. 2x(𝑥 + 6)2 dx 3 3. (𝑥 + 6)2 dx 3 3. 4 1 3 3 +1. (𝑥 + 6)2+1 + C. 2. 5. 4 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 5 (𝑥 + 6)2 + C 3 2. 2. 3. 42. 2. 3. 8. 5. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 5 (𝑥 + 6)2 + C 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 3. 2. 15 8. 5. (𝑥 + 6)2 + C. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3. 15. 2. 8 2. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)3 - 15 3. 5. (𝑥 + 6)2 + C (𝑥 + 6)5 + 𝐶.

(59) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kesulitan skill Dalam pokok bahasan integral pada siswa kelas siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto, tahun pelajaran 2017/2018 dengan subjek 33 responden, maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa Kesulitan skill (ketrampilan) siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto pada pokok bahasan integral mempunyai rata-rata jumlah kesulitan 49,5 dan standar deviasi 13,5 dari nilai maksimum skill (keterampilan) 100. Adapun persentase skornya adalah 49% dan dikategorikan tingkat kesulitan sangat rendah. Secara umum tingkat kesulitan siswa menyelesaikan soal integral pada siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto 49% atau termasuk dalam kategori sangat rendah. B. Saran Sehubungan dengan kesimpulan penelitian di atas, maka dianjurkan saran kepada: 1. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki siswa kelas XII.IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto dalam menyelesaikan soal integral hendaknya dapat dijadikan bahan masukan untuk lebih menekankan terhadap pemahaman skill (keterampilan) terutama pokok bahasan integral. Demikian guru matematika hendaknya memberikan tes yang berbentuk essay dapat dilihat langkah-langkah yang belum dikuasai siswa. 45.

(60) sehingga dapat didiskusikan pada pertemuan berikutnya sebagai langkah perbaikan. 2. Peneliti dalam bidang pendidikan matematika diharapkan dapat membenahi kekurangan yang dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini, sehingga penelitian yang dilaksanakan dapat memperoleh data yang lebih akurat. 3. Siswa lebih menyadari pentingnya belajar baik secara mandiri maupun belajar bersama guna meningkatkan kemampuannya dalam hal penguasaan materi pelajaran matematika sekaligus menghindari kesulitan belajar yang mungkin dapat dialami..

(61) DAFTAR PUSTAKA Abidin, Irham. 2006. Analisis Kesulitan Siswa Menyelesaikan soal Teorema Pythagoras pada siswa Kelas II SMP Negeri 1 Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi. FKIP. Unismuh Makassar. Abdullah, Ambo enre. 2013. Pengertian Kesulitan Belajar. (Online). http://faizalnizbah.blogspot.co.id (Diakses 08 Mei 2017) Abdurraman. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar Sarrjanaku.com. (Diakses 05 Mei 2017). (Online).. Cornelius. 2013. Kesulitan Belajar Matematika http://faizalnizbah.blogspot.co.id. (Diakses 19 Mei 2017). www.. (Online).. Dalyono. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). www.Sarrjanaku.com. (Diakses 05 Mei 2017) Dardiri.. 2014. Prinsip prinsip belajar (Online). Zaky.blogspot.co.id. (Diakses 25 Mei 2017). http://. ainun. Depdikbud. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka Cipta Dewantara, KI hajar. 2015. Pengertian Pendidikan Defenisi Meurut Ahli (Online) www.Defenisi Pengertian.com. (Diakses 05 Mei 2017) Djamarah. 2013. Beberapa Pengertian Hasil Belajar (Online). http://misterchand89.blogspot.co.id. (Diakses 08 Mei 2017) Dunnatto.https://www.google.co.id.url?sa=t8source=web&rct.=j&url.http://epr ints.ung.ac.id.pdf. (Diakses 25 Mei 2017) Eksan, Sadam .2014. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Himpunan. Other Thesis, Universitas Negeri Gorontalo.Pdf. FKIP Unismuh Makassar, 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar : Panrita Press. Gunarsa, Singgih. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). www. Sarrjanaku.com. (Diakses 05 mei 2017) Haling, Abdul dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit UNM Makassar. Ibid. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar(Online). www. Sarrjanaku.com. (Diakses 05 mei 2017) Jamaris, Martini. 2013. Kesulitan Belajar. Jakarta: Ghalia Indonesia..

(62) Kaharuddin, andi. 2017. Komparasi Keefektifan Pendekatan Saintifik, Elpsa Dan Open Ended Setting Kooperatif Tipe Stad Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas Vii Smp Negeri Akreditasi A Di Kota Makassar. Tesis. Program PascasarjanaUniversitas Negeri Makassar Muhkal. 2013. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). http://faizalnizbah.blogspot.co.id. (Diakses 08 Mei 2017) Nadler.https://www.google.co.id.url?sa=t8source=web&rct.=j&url.http://eprint s.ung.ac.id.pdf.(Diakses 25 Mei 2017) Parto, Wisasatro Koestoer. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). www. Sarrjanaku.com. (Diakses 05 Mei 2017) Purwanto, Ngalim. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). www. Sarrjanaku.com. (Diakses 05 Mei 2017) Rosma, Andi. 2007. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan soal–soal integral pada kelas XII SMU Muhammadiyah 6 makassar. Skripsi. FKIP. Unismuh Makassar. Slameto. 2011. Pengertian Kesulitan Belajar (Online). www. Sarrjanaku.com. (Diakses 05 Mei 2017) Supriyono dan Ahmadi. 2015. Kesulitan Belajar Menurut Ahli (Online). https://info.kmu.blogspot.co.id. (Diakses 05 Mei 2017). Usman, Husaini dan Akbar, Purnomo Setiady. 2014. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wirodikmoro, Sartono. 2006. Matematika. Jakarta : Penerbit Erlangga. Zein dan Badudu. 2014. Prinsip prinsip belajar (Online). Http:// ainun Zaky.blogspot.co.id. (Diakses 25 Mei 2017).

(63) LAMPIRAN- LAMPIRAN. 1. Kisi-kisi Kesulitan Siswa 2. Tes Kesulitan 3. Alternatif Jawaban dan Penskoran 4. Daftar Nama-nama Responden 5. Hasil Analisis tes Kesulitan Siswa 6. Nilai-nilai Kesulitan Siswa 7. Dokumentasi.

(64) Lampiran 1 KISI – KISI TES KESULITAN SISWA Pokok Bahasan. : Integral. Kelas/semester. : XII.IPA.1/Ganjil. Waktu. : 2 x 45 menit. Tahun Ajaran. : 2017/2018. Banyaknya Butir Soal. : 5 butir Soal. Standar. Kompetensi. Kompetensi. Dasar. 1. Menggu 1.1.Memahami. Indikator. -. Mengenal arti integral tak. nakan. konsep. konsep. integral tak. integral. tentu dan. integral tertentu dari. dalam. integral. turunan.. pemecah. tentu.. an masalah. 1.2.Menghitung. -. Menurunkan sifat-sifat. or. Soal. soal. 0. 0. 1. 1. Mengenal integral tertentu. 0. 0. -. Menurunkan sifat-sifat. 1. 2. 1. 3. 1. 4. 1. 5. tentu dan. turunan.. integral tentu dari fungsi. Menentukan integral tak. aljabar dan. trigonometri -. trugonometri. sederhana.. ah. -. integral tertentu dari. yang. Nom. tentu. integral tak. fungsi. Juml. tentu fungsi aljabar dan. Menentukan integral dengan cara subtitusi. -. Menetukan integral dengan cara parsial.

(65) Lampiran 2 TES KESULITAN Mata Pelajaran. : Matematika. Pokok bahasan. : Integral. Kelas/Semester. : XII.IPA.1. Waktu. : 2 x 45 menit. Petunjuk a. b. c. d.. Tulis nama pada Lembar jawaban Baca dan pahami soal sebelum menjawab Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap mudah Kerjakan soal pada lembar jawaban yang telah di sediakan dengan menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal secara jelas. e. Tidak di perkenankan kerjasama dan melihat catatan Soal 1. Selesaikanlah 2. Selesaikanlah. 2𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥 + 7) 𝑑𝑥 3 ( 2. 𝑥 − 2) 𝑑𝑥. 3. Selesaikanlah. sin 3𝑥 sin 2𝑥 𝑑𝑥. 4. Selesaikanlah. 𝑥 2 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥 dengan cara subtitusi. 5. Selesaikanlah. 𝑥 2 𝑥 + 6 𝑑𝑥 dengan cara parsial.

(66) Lampiran 3 ALTERNATIF JAWABAN DAN PENSKORAN No. Alternatif Jawaban. Skor Kesulitan. 2𝑥 3 + 3𝑥 2 + 𝑥 + 7) 𝑑𝑥. 1.. 2𝑥 3 𝑑𝑥 + 3𝑥 2 𝑑𝑥 + 𝑥 𝑑𝑥 7𝑑𝑥. =. 2. 3. 1. = 3+1 𝑥 3+1 + 2+1 𝑥 2+1 + 1+1 𝑥1+1 + 7𝑥 + 𝑐 2. 3. 1. = 4 𝑥 4 + 3 𝑥 3 + 2 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐 1. 4. 1. 3. 2 3 2 2. 2. = 2 𝑥 + 𝑥 + 2 𝑥 + 7𝑥 + 𝑐 Jumlah 2. 3 2. 1. 𝑥 − 2 𝑑𝑥 =[ 2 𝑥 2 − 2𝑥]32 1. 1. = [ 2 (3)2 − 2(3) [ 2 (2)2 − 2(2)] 1. 1. = [ 2 (9) – (6)] – [ 2 (4) – (4)] 9. =. −3 2. −3 2. 3. 2. 2. -(-2)) 2. +2. 2. 1. 2. =2. Jumlah 3. 2. 4. = ( 2 – 6) - ( 2 − 4) =(. 10. 15. sin 3𝑥 sin 2𝑥𝑑𝑥 5.

(67) 1. =. 2 1. =. 2. cos 3𝑥 − 2𝑥 𝑑𝑥 − 1. cos 𝑥 𝑑𝑥 −. 1. 1 1. = 2 sin 𝑥 − 1. 1. 2. cos 3𝑥 + 2𝑥 𝑑𝑥. cos 5x 𝑑𝑥. 5. 5 sin 5x + c. 10. Jumlah. 20 1. 4. 5. sin 5x + c. 2 5. = 2 sin 𝑥 −. 2. 1. 𝑥 2 2𝑥 3 + 3𝑑𝑥 = 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2 dx. 1. mis u= 2𝑥 3 +3. 1. du= 6𝑥 2 dx. 2. 6𝑥 2 dx= du. 2. 𝑑𝑢. dx = 6𝑥 2 = 𝑥 2 2𝑥 3 + 3𝑑𝑥= 1. 𝑑𝑢. =. 𝑥 2 𝑢2 6𝑥 2. =. 𝑈2. 1. 2 1. 𝑥 2 (2𝑥 3 + 3)2. 1. 2. 𝑑𝑢 6. 2. 1. 1. =6 𝑈 2 du 1. 1 1. =6. 2. 1 1+ 2. 𝑢2+1 +c. 2. 3. 1 1. = 6 3 𝑢2 + 𝑐. 2. 2. =. 12 63 2. 3. 𝑢2 + 𝑐 2 3 2. = 18 𝑢 + 𝑐 1.

(68) 3. 1. = 9 𝑢2 + 𝑐 =. 12 9. (2𝑥 3. 3)3. +. 1 +C 2. Jumlah 5. 25 1. 𝑥 2 𝑥 + 6 dx =. 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 dx. 1. misalkan = u = 𝑥 2. 1. du = 2x dx. 1. 𝑑𝑣 = 𝑥 + 6 dx 1. v = (𝑥 + 6)2 → mis= u= x+6, du= xdx =1 2. =. 1 +1. 1 3 2. 1. 1. 𝑢2+1. 2 2. 3. 𝑢2. 2. 3. 2. = 3 (𝑥 + 6)2 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 −. 𝑣 𝑑𝑢 3. 2. 𝑥 2 𝑥 + 6 dx = 𝑥 2 - 3 (𝑥 + 6)2 -. 2. 3. (𝑥 + 6)2 3. 2. du 2. 3. 2. 3. 2. 3. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – (3 (𝑥 + 6)2 )2x dx 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3. 2. 2. 3. 2x(𝑥 + 6)2 dx 3. 2.

(69) 2. 3. 4. 2. 3. 4 1. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 − 3 2 3. 3. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 –. 3. (𝑥 + 6)2 dx 3 3 3 +1. 3. (𝑥 + 6)2+1 + C. 2. 2. 2. 4 1 3. 5 2. 5. (𝑥 + 6)2 + C 5. 2. 2. 3. 42. 2. 3. 8. 5. 2. 2. 3. 8. 5. 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 5 (𝑥 + 6)2 + C 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 𝑥 2 (𝑥 + 6)2 – 3 2 3. 2. 2. (𝑥 + 6)2 + C 15 (𝑥 + 6)2 + C 15 8 2. 𝑥 2 (𝑥 + 6)3 - 15. (𝑥 + 6)5 + 𝐶. 2. Jumlah. 30. Total. 100.

(70) Lampiran 4 DAFTAR-NAMA-NAMA RESPONDEN No. Nama. Kelas. 1.. Riska. G. XII.Ipa.1. 2.. Santriani. XII.Ipa.1. 3.. Muh. Saldi Akbar. XII.Ipa.1. 4.. Indani. XII.Ipa.1. 5.. Yenni. XII.Ipa.1. 6.. Firawati. XII.Ipa.1. 7.. Karmila. XII.Ipa.1. 8.. Erni Arianti. XII.Ipa.1. 9.. Nabila Bahar. XII.Ipa.1. 10.. Wahyuni . S. XII.Ipa.1. 11. Salehuddin. XII.Ipa.1. 12. Rina. XII.Ipa.1. 13. Karmila Sari Alfianti. XII.Ipa.1. 14. Yulinar. P. XII.Ipa.1. 15. Arismunandar. XII.Ipa.1. 16. Hardianti Wahyuni. XII.Ipa.1. 17. Risdayanti Idris. XII.Ipa.1. 18. Suriyani Ridwan. XII.Ipa.1. 19. Nurul Musfirah. XII.Ipa.1. 20. Rahmawati. XII.Ipa.1. 21. Nurhikmawati. XII.Ipa.1. 22. Putri Nurhidayat. XII.Ipa.1.

(71) 23. Umaina Beliana Putri. XII.Ipa.1. 24. Samriani. XII.Ipa.1. 25. Rini Erawati. XII.Ipa.1. 26. Endang Sulastri R.M. XII.Ipa.1. 27. Nurul Fatwa. XII.Ipa.1. 28. Irma Erviana. XII.Ipa.1. 29. Muh. Amaruddin. XII.Ipa.1. 30. Suhardi. XII.Ipa.1. 31. Muh. Hasdir. XII.Ipa.1. 32. Taswin. XII.Ipa.1. 33. Darti. D. XII.Ipa.1.

(72) Lampiran 5 Hasil analisis tes kesulitn siswa kelas XII. Ipa.1 SMA Negeri 10 jeneponto No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33. Item/ responden Riska. G Santriani Muh. Saldi Akbar Indani Yenni Firawati Karmila Erni Arianti Nabila Bahar Wahyuni . S Salehuddin Rina Karmila Sari Alfianti Yulinar. P Arismunandar Hardianti Wahyuni Risdayanti Idris Suriyani Ridwan Nurul Musfirah Rahmawati Nurhikmawati Putri Nurhidayat Umaina Beliana Putri Samriani Rini Erawati Endang Sulastri R.M Nurul Fatwa Irma Erviana Muh. Amaruddin Suhardi Muh. Hasdir Taswin Darti. D Jumlah. 1 2 5 6 8 7 2 2 4 4 8 48. 2 2 2 8 13 13 13 3 2 8 2 2 10 2 2 2 2 13 13 2 7 13 13 6 4 8 2 2 2 171. 3 20 20 15 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 10 20 20 20 20 20 20 20 20 20 10 20 20 10 20 585. 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 13 23 23 13 13 23 23 13 2 2 2 2 2 196. 5 19 19 20 19 19 19 19 17 18 19 18 18 18 18 19 19 19 21 18 22 16 25 19 21 26 18 18 20 18 18 18 18 18 631.

(73) Lampiran 6 NILAI- NILAI KESULITAN SISWA No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.. Nama siswa Riska. G Santriani Muh. Saldi Akbar Indani Yenni Firawati Karmila Erni Arianti Nabila Bahar Wahyuni . S Salehuddin Rina Karmila Sari Alfianti Yulinar. P Arismunandar Hardianti Wahyuni Risdayanti Idris Suriyani Ridwan Nurul Musfirah Rahmawati Nurhikmawati Putri Nurhidayat Umaina Beliana Putri Samriani Rini Erawati Endang Sulastri R.M Nurul Fatwa Irma Erviana Muh. Amaruddin Suhardi Muh. Hasdir Taswin Riska. G Jumlah. Kesulitan Skill 41 41 39 49 54 54 54 42 42 52 40 42 42 56 39 41 41 59 40 57 72 88 54 61 84 76 38 57 44 38 42 22 30 1631.

(74) Lampiran 8 DOKUMENTASI.

(75)

(76)

(77)

(78)

(79) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Rendahnya daya serap belajar siswa adalah karena pada masalah ketuntasan belajar yakni pencapaian taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan. Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut masa depan siswa, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar karena ketika siswa mengalami kesulitan belajar maka sangat sulit untuk mencapai ketuntasan belajar. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa antara lain tergantung atas seberapa jauh siswa mampu menemukan dan menyelesaikan secara baik tugas-tugas yang diberikan kepadanya setelah mengalami proses pembelajaran tertentu. Selain itu prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika antara lain ditentukan oleh kemampuan memahami dan menguasai meteri pelajaran yang diberikan, sehingga dalam menyelesaikan soal matematika dalam bentuk tugas atau tes yang diberikan guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar di kelas, siswa dapat menyelesaikannya dengan baik. Prestasi belajar siswa sangat berkaitan sekali dengan kesulitan belajar karena jika siswa mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka siswa tersebut akan mampu bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan prestasi belajar yang diinginkannya..

(80) Salah satu materi yang sering kali membuat siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan adalah materi integal. Salah satu hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan usaha tersebut adalah melihat faktor-faktor kesulitan yang ditemui oleh siswa dalam menyelesaikan suatu masalah matematika. Salah satu kemampuan yang penting dan diharapkan dikuasai pada siswa SMA adalah kemampuan menyelesaikan integral. Di samping kemampuan ini berhubungan dengan kehidupan sehari-hari juga berperan dalam penguasaan materi lainnya. Hal ini menjadi penting karena banyak siswa yang menemui kesulitan dalam menyelesaikan soalsoal integral. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang akan di teliti adalah seberapa besar Tingkat Kesulitan Skill siswa dalam menyelesaikan soalsoal integral pada Kelas XII IPA.1 SMA Negeri 10 Jeneponto..

Referensi

Dokumen terkait

Apakah gaji pokok yang diberikan perusahaan kepada karyawan selama ini sudah memadahi bagi karyawan. Berikan

Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui penerapan Pasal 197 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan oleh Jaksa Penuntut Umum sudah tepat

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang M aha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

Dalam studi identifikasi karakteristik PKL, penulis mencoba mengeksploitasi permasalahan kota yang dibangkitkan (generated) oleh sektor informal khususnya Pedagang Kaki

Pasal tersebut memberikan hak kepada setiap wanita untuk mendapatkan dukungan dalam bidang ekonomi baik berupa pekerjaan dengan upah yang layak agar dapat

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dengan judul “Analisis

dalam bahan pangan bihun memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui kadar logam tembaga (Cu), seng (Zn), dan arsen

[r]