• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUMBERDAYA AIR DI LABORATORIUM SOSIAL LIPI DESA LIGARMUKTI, KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI SUMBERDAYA AIR DI LABORATORIUM SOSIAL LIPI DESA LIGARMUKTI, KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Keta

ha

na

n Ai

r

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

II - 21

Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

POTENSI SUMBERDAYA AIR DI LABORATORIUM SOSIAL LIPI DESA LIGARMUKTI,

KECAMATAN KLAPANUNGGAL KABUPATEN BOGOR

WATER RESOURCES POTENTIAL AT LABORATORY OF SOCIAL LIPI IN LIGARMUKTI

VILLAGE, KLAPANUNGGAL DISTRICT, BOGOR

Rizka Maria

1

, Ananta Purwoarminta

1

, dan Rachmat Fajar Lubis

1

1

Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Email: rizka_maria@yahoo.com

ABSTRAK

Desa Ligarmukti sebagai kawasan Laboratorium Sosial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Labsos LIPI), mempunyai bentang alam kars yang memiliki banyak mata air. Masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan batugamping biasanya mengalami kesulitan air bersih, karena sifat dari batugamping yang menyimpan airtanah pada rekahan. Potensi sumber daya air di lokasi penelitian baik kuantitas maupun kualitas belum diketahui secara pasti, sehingga diperlukan penelitian tentang hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumber daya airtanah di Desa Ligarmukti. Kegiatan penelitian ini meliputi pengamatan geologi, hidrogeologi dengan pengamatan pada struktur dan lapisan batuan, mataair dan sumur penduduk. Hasil penelitian menunjukkan total debit rata-rata pada 6 mata air di Desa Ligarmukti, rata-rata pada bulan September 2014 sebesar 117,3 lt/det dan bulan Juni 2015 sebesar 82,7 lt/det. Sumberdaya airtanah di wilayah Ligarmukti merupakan sistem airtanah media rekahan dengan kuantitas yang berubah mengikuti pola musim. Kualitas airtanah terukur menunjukkan bahwa mata air di daerah ini memili kandungan total colliform diatas ambang batas baku mutu, sehingga disarankan untuk diolah dahulu sebelum dikonsumsi sehari-hari.

Kata kunci: potensi sumber daya air, airtanah, Desa Ligarmukti, hidrogeologi.

ABSTRACT

Water availability is needed both now and in the future. Every landscape has a water supply with a different number. Ligarmukti village as the area of Social Laboratory Indonesian Institute of Sciences, has a karst landscape that has a lot of springs. People living in limestone areas usually had supply problems, due to the nature of limestone which store groundwater in fractures. Potential water resources are known based on the quantity and quality. The purpose of this study was to determine the potential of groundwater resources in the village Ligarmukti. The research activities include geological and hydrogeological observation to make observations on the structure and layers of rocks, springs, and wells population. The results showed total average discharge at 6 springs in the village Ligarmukti. Springs discharge on average in September 2014 amounted to 117.3 l / sec and in June 2015 amounted to 82.7 l / sec. Ligarmukti groundwater resources is system fracture media that change in the pattern of the season. Measurable groundwater quality showed that the springs in this area have a total content Colliform above the threshold quality standards, so it is advisable to be processed before consumption daily.

(2)

II - 22

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

Keta ha na n Ai r Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

PENDAHULUAN

Air merupakan komponen penting di alam, tetapi keberadaannya yang tidak terdistribusi merata secara ruang dan waktu akan menimbulkan permasalahan bagi kehidupan manusia (Cahyadi, 2011). Meskipun demikian airtanah mempunyai kuantitas yang terbatas, karena bergantung pada geometri dan sebaran akuifernya. Salah satu bentang alam yang memiliki nilai hidrologi cukup besar dan penting sebagai penyedia sumberdaya air adalah kawasan karst. Karst merupakan wilayah dengan hidrologi unik dan terbentuk dari kombinasi antara tingginya pelarutan batuan dengan porositas yang berkembang baik. Kondisi tersebut menyebabkan air yang jatuh di permukaan akan mengalir melalui celah-celah/rekahan dan lorong bawah. Menurut Haryono (2001) salah satu keunggulan dari mata air kars adalah waktu tunda yang panjang antara hujan hingga keluar ke mataair sehingga beberapa mata air karst memiliki debit yang besar saat musim kermarau.

Desa Ligarmukti sebagai kawasan Laboratorium Sosial Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Labsos LIPI), merupakan kawasan perbukitan kars yang kaya akan sumber mata air, sehingga mampu memasok kebutuhan air bagi daerah di sekitarnya. Mata air yang memiliki potensi yang cukup banyak antara lain mata air Sodong, Cinyukcruk, Cipancur, Bulan – bulan, Cigadog, dan Cibulakan (Gambar 1), namun berapa potensi setiap mataair perlu diketahui secara pasti. Mata air Sodong adalah mata air utama dengan debit terbesar di Desa Ligarmukti. Menurut Kepala Desa Ligarmukti, sekitar 60 % dari total debit mata air Sodong digunakan oleh PDAM untuk pemenuhan air di Kelapa Nunggal dan Cileungsi, dan diberdayakan untuk pariwisata.

Gambar 1. Potensi mataair yang menjadi sumber utama kebutuhan air Desa Ligarmukti

Secara umum permasalahan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum di Desa Ligarmukti adalah belum diketahuinya potensi baik kualitas maupun kuantitas mata air tersebut, sehingga dengan diketahuinya potensi, pengaturan mengenai pemanfaatan sumber mata air dapat terorganisir dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan letak permukiman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumberdaya pada daerah penelitian. Dengan diketahuinya sebaran dan potensi sumber mata air diharapkan usaha pelestarian sumberdaya air dapat berjalan dengan baik.

LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian berada di Desa Ligarmukti, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Wilayah ini dipilih oleh Kedeputian IPSK LIPI sebagai laboratorium untuk penelitian sosial. Desa Ligarmukti merupakan satu dari sembilan desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Gambar 2).

Mata air Cinyukcruk Mata air Cipancur Mata air Cigadog

(3)

Keta

ha

na

n Ai

r

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

II - 23

Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Desa Ligarmukti terdiri dari 3 dusun dengan 13 RT dan 6 RW. Saat ini Desa Ligarmukti sebagian besar sudah memiliki aksesibilitas jalan yang baik sehingga dapat dilalui oleh kendaraan roda 4, namun ada beberapa wilayah yang masih berupa jalan tanah dan jalan yang terbuat dari timbunan pecahan batu kapur.

Gambar 2. Lokasi Penelitian Desa Ligarmukti

METODE

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis potensi mataair yang digunakan dengan cara mencari 2 variabel yaitu kualitas dan kuantitas. Untuk mengetahui kualitas, dilakukan dengan membandingkan hasil uji laboratoriun dengan standar kualitas air minum sedangkan kuantitas dihubungkan dengan pengelompokan klas besarnya debit mataair. Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi survei geologi dan hidrogeologi. Pengamatan dilakukan dengan mengamati lapisan batuan, 6 sumber mataair, dan 1 sumur penduduk. Masyarakat desa Ligarmukti masih sangat mengandalkan mata air untuk memenuhi kebutuhan air baku. Sumur penduduk sangat jarang ditemukan karena kedalaman muka airtanahnya nya tidak terjangkau dengan pompa biasa.

Pengambilan conto air dilakukan dengan water sampler dan pengukuran debit mata air menggunakan current meter. Conto air dianalisis kandungan bakteriologi, untuk pengukuran debit dilakukan dengan data yang didapat dari data skunder. Untuk menghitung besarnya debit mataair menggunakan rumus volumetric method. Debit air (Q) merupakan hasil dari bertambahnya volume mataair (V) dibagi dengan waktu (t) yang diperlukan, selanjutnya akan dilakukan klasifikasi terhadap data mataair nya. Pada tahap klasifikasi akan dilakukan pengelompokan kelas berdasarkan seperti yang dikemukakan (Meinzer, 1923 dalam Todd, 1980) (Tabel 1).

(4)

II - 24

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

Keta ha na n Ai r Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Tabel 1. Klasifikasi Debit mata air

Kelas Debit (liter/detik)

I ≥ 10,000 II 1,000 ≤ X < 10,000 III 100 ≤ X < 1,000 IV 10 ≤ X < 100 V 1 ≤ X < 10 VI 0,1 ≤ X < 1 VII 0,01 ≤ X < 0,1 VIII < 0,01

Sumber: Meinzer, 1923 dalam Todd, 1980

Analisis spasial dilakukan untuk mencari titik sumber mata air melalui interpretasi peta rupa bumi. Dengan bantuan alat GPS akan didapat koordinat data mata air dan sumur, selanjutnya akan diplot dalam peta sesuai dengan lokasinya.

Kualitas sumber air

Analisis kualitas air meliputi analisis konsentrasi total coliform sebagai indikator untuk menentukan aman atau tidaknya air yang dikonsumsi. Analissis secara deskriptif dengan pertimbangan baku mutu air bersih Golongan I Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001. Faktor-faktor yang mempengaruhi titik conto dengan tingginya kandungan bakteri E. coli yaitu antara mata air (sumber air) dengan jarak septiktank, aktivitas penduduk dan sarana pembuangan limbah rumah tangga. Air baku tidak boleh mengandung bakteri Coliform. Air yang mengandung bakteri golongan coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004). Total Coliform merupakan indikator bakteri pertama yang digunakan untuk menentukan aman atau tidaknya air dikonsumsi. Bila Coliform dalam air ditemukan dalam jumlah yang tinggi maka kemungkinan adanya bakteri patogenik seperti Giardia dan Cryptosporidium berada didalamnya (Soemirat, 2008).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Potensi air adalah kondisi sumberdaya air berdasarkan kuantitias dan kualitasnya dan setiap wilayah mempunyai potensi sumberdaya air yang berbeda-beda. Curah hujan, kondisi geologi, dan lingkungan merupakan hal yang mempunyai peran terhadap potensi sumberdaya air di sutu wilayah. Daerah penelitian merupakan wilayah yang secara geologi tersusun oleh batugamping, batugamping mempunyai sifat larut oleh air dan pada wilayah ini mempunyai karakteristik sumberdaya air yang khas Air pada wilayah dengan batuan gamping, mengalir melalui rekahan-rekahan yang selanjutnya air keluar dalam bentuk mataair. Berdasarkan pengamatan lapangan ditemukan adanya gua baik vertikal mupun horizontal, bukit kars, mataair, dan telaga yang merupakan ciri khas dari bentuklahan kars. Telaga merupakan tempat penampungan air hujan secara alami yang terletak pada lembah karst yang bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air. Lapisan kedap air tersebut yang mengakibatkan terbentuknya danau atau telaga. Telaga pada lokasi penelitian ini terletak di dusun Cibunut seperti tampak pada Gambar 3.

(5)

Keta

ha

na

n Ai

r

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

II - 25

Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Gambar 3. Telaga yang terdapat di Dusun Cibunut, Desa Ligarmukti saat musim penghujan

Selain telaga, daerah penelitian dengan bentang alam karst ditemukan banyak gua baik vertikal maupun horisontal seperti yang tampak pada Gambar 4. Biasanya gua-gua di bawah permukaan menjadi saluran air atau sungai bawah tanah yang selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk mataair. Hasil pengamatan lapangan, pada gua-gua diwilayah ini belum terbentuk adanya stalagtit dan stalagmite dan sebagian besar merupakan gua vertikal.

Gambar 4. Gua Luweng vertikal yang terdapat di Dusun Cibunut Desa Ligarmukti

Gua tersebut merupakan hasil proses pelarutan batuan yang terkena air hujan, dan dapat berfungsi sebagai saluran air bawah permukaan. Sehingga gua tersebut dapat menjadi media bagi sumber pencemar. Sumber pencemar dapat berasal dari hasil aktivitas manusia, berupa limbah domestik yang dibuang digua vertikal, sampah, pestisida, atau pupuk yang digunakan untuk pertanian yang dijumpai di sekitar gua vertikal sedangkan dari aktivitas hewan berupa kotoran hewan. Kondisi ini jika tidak dikendalikan akan mencemari dan menurunkan kualitas air pada mataair Desa Ligarmukti.

Debit Mata Air di Desa Ligarmukti

Pengamatan pada enam mata air di Desa Ligarmukti dilakukan secara berkala selama 2 tahun yaitu Tahun 2014-2015. Hasil pengukuran menunjukkan debit mataair yang fluktuatif. Besarnya debit mata air rata – rata yang terdapat dari enam mata air di Desa Ligarmukti pada September 2014 sebesar 117.3 lt/det, untuk bulan Juni 2015 sebesar 82.7 lt/det (Tabel 2).

(6)

II - 26

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

Keta ha na n Ai r Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Tabel 2. Debit mata air di Desa Ligarmukti

No Mata Air Debit(lt/det)

Sept 2014 Juni 2015 1 Cinyukcruk 37.736 10.75 2 Cipancur 16.120 8.25 3 Bulan - bulan 63.887 62.3 4 Cigadog 145.275 61.8 5 Sodong 340.480 312.42 6 Cibulakan 100.333 40.77 Rata-rata 117.305 82.712

Sumber: Hasil analisis

Dari enam mata air yang ada di Desa Ligarmukti, terdapat mataair yang memiliki debit paling besar yaitu mata air Sodong. Mata air Sodong ini 60 % disalurkan menjadi air baku PDAM untuk kawasan Cileungsi dan Klapanunggal. Debit pada mataair ini relatif tetap baik pada musim hujan maupun kemarau. Berdasarkan klasifikasi Meinzer (1923), mata air Sodong termasuk mata air kelas III dengan debit antara 100-1000 liter/detik. Mata air Cibulakan dan Cigadok memiliki debit fluktuatuatif, pada musim hujan termasuk mata air kelas III dengan besar debit berkisar 100-1000 liter/detik, namun ketika musim kemarau termasuk mata air kelas IV dengan besar debit 10-100 liter/detik. Mata air Cinyukcruk, Cipancur dan Bulan-bulan yang lain termasuk dalam mata air kelas IV dengan besar debit 10 – 100 liter/detik, namun mata air Cipancur pada musim kemarau turun menjadi kelas V dengan dengan besar debit 1-10 liter/detik (Tabel 1).

Perbukitan kars yang mendominasi topografi Desa Ligarmukti merupakan imbuhan air utama. Air hujan yang jatuh pada daerah dengan batugamping akan mengalir perlahan melalui zona epikarst, rekahan, dan selanjutnya mengisi aliran bawah tanah yang terus berkembang menjadi sungai bawah tanah dan kemudian muncul sebagai mata air (Gambar 5).

(7)

Keta

ha

na

n Ai

r

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

II - 27

Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Daerah tangkapan hujan berada di perbukitan karst dengan sistem aliran yang berbeda-beda. Mataair dengan sistem conduit, ketika musim kemarau ditopang oleh sistem diffuse (pori), sehingga masih memiliki aliran yang jernih dan dapat dimanfaatkan warga sekitarnya. Mata air yang mengalir sepanjang tahun dengan sistem diffuse (pori) dan fissure (celah) terjadi karena terdapat pelebaran pada bidang lapisan di mataair tersebut (Domenico and Schwartz, 1990). Berdasarkan konsep tersebut, maka mataair di Desa Ligarmukti mempunyai sistem campuran baik conduit, diffuse, maupun celah, sehingga mempunyai waktu tunda setelah kejadian hujan selama beberapa saat.

Kualitas sumber air baku akan sangat mempengaruhi sebagai faktor kerentanan sumber daya air. Analisis kualitas air meliputi konsentrasi total coliform ini merupakan indikator bakteri pertama yang digunakan untuk menentukan aman atau tidaknya air yang dikonsumsi. Hasil analisis kualitas air conto mata air pada musim kemarau dan hujan diperlihatkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil analisis total colliform mata air pada musim hujan dan kemarau

No Mata air Total colliform musim kemarau

(jumlah/100 ml)

Total colliform musim hujan (jumlah/100 ml)

1 Mata air Sodong ≥ 2400 ≥ 2400

2 Mata air Cinyukcruk ≥ 2400 1100

3 Mata air Cipancur 460 ≥ 2400

4 Mata air Cibulan - bulan ≥ 2400 ≥ 2400

5 Mata air Cigadok ≥ 2400 ≥ 2400

6 Mata air Cibulakan 1100 ≥ 2400

7 Sumur gali ≥ 2400 ≥ 2400

Sumber: Hasil analisis di Lab. Teknik Lingkungan ITB

Berdasarkan hasil analisis conto air konsentrasi bakteri coli pada conto mata air dan air sumur di Desa Ligarmukti semuanya melebihi ambang batas baku mutu air minum. Kandungan Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum maksimum yang dianjurkan adalah 100 (jumlah/100 ml).

Data menunjukkan bahwa konsentrasi total colliform pada musim hujan rata – rata lebih tinggi dari pada saat musim kemarau. Curah hujan merupakan media pelarut utama dalam proses karstifikasi. Semakin besar curah hujan maka semakin besar media pelarut, sehingga tingkat pelarutan yang terjadi di batuan karbonat juga semakin besar. Polutan yang ada di sekitar luweng atau daerah resapan ikut terbawa sehingga mempengaruhi kualitas mata air.

Tingginya konsentrasi bakteri colliform di Desa Ligarmukti disebabkan oleh kondisi non fisik seperti aktivitas manusia sebagai sumber pencemaran, sanitasi pemukiman yang kurang sehat serta kotoran hewan. Limbah domestik merupakan salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran airtanah di kawasan karst. Pengamatan lapangan menunjukkan kondisi sanitasi masyarakat Desa Ligarmukti yang kurang baik. Hal ini ditunjukan oleh banyaknya masyarakat desa yang belum mempunyai jamban sendiri, mereka masih mengandalkan mata air dan sungai sarana MCK (Gambar 6). Kesadaran masyarakat masih rendah untuk memulai hidup sehat dan mengelola sanitasi rumah tangga.

(8)

II - 28

Pemaparan Hasil Penelitian Geoteknologi 2015

“Meningkatkan Kualitas dan Diseminasi Hasil Penelitian Melalui Pemberdayaan Kerjasama Ilmiah”

Keta ha na n Ai r Keta ha na n M iner al d an E ne rgi

Kondisi perekonomian masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani mempengaruhi kesadaran untuk membuat sarana tangki septik yang sesuai sanitasi. Pembuatan tangki septik komunal akan lebih mudah dilakukan dengan bergotong royong, sehingga biaya yang ditanggung setiap rumah tangga akan semakin kecil. Sosialisasi mengenai pentingnya sanitasi berbasis masyarakat sangat perlu dilakukan dengan dukungan pemerintah dan lembaga swadaya lainnya untuk mengurangi kerentanan sumber daya air.

KESIMPULAN

Pengamatan pada enam mata air di Desa Ligarmukti menunjukkan debit yang fluktuatif. Besarnya debit mata air rata – rata yang terdapat dari 6 mata air di Desa Ligarmukti pada bulan September 2014 sebesar 117,3 lt/det dan bulan Juni 2015 sebesar 82,7 lt/det. Sumber daya airtanah di wilayah Ligarmukti merupakan sistem airtanah media rekahan dengan kuantitas dan kualitas yang berubah mengikuti pola musim. Kualitas airtanah terukur menunjukkan bahwa mata air di daerah ini memili kandungan total colliform diatas ambang batas baku mutu, sehingga disarankan untuk diolah dahulu sebelum dikonsumsi sehari-hari. Kerentanan sumber daya air di Desa Ligarmukti yang dipengaruhi oleh faktor spesifik seperti aktivitas manusia dan kotoran hewan sebagai sumber pencemaran.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi-LIPI, Kepala Pusat Penelitian Kependudukan-LIPI, Koordinator Labsos Kedeputian IPSK LIPI, yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ir. Sudaryanto, M.T. yang telah memberi bimbingan dalam penyelesaian penulisan dan kepada rekan teknisi yang telah membantu dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyadi, Ahmad; Priadmodjo, Anggit dan Yananto, Ardila. 2011. Criticizing The Conventional Paradigm of Urban Drainage. Proceeding The 3rd International Graduated Student Conference on Indonesia. Yogyakarta, 8-9 November 2011. Hal: 547-553.

Domenico,P.A. and Schwartz, F.W. 1990. Physical and Chemical Hydrogeology. 2nd Ed. John Wiley & Sons. Haryono, E., 2001. Nilai Hidrologis Bukit Karst. Makalah pada seminar Nasional, Eko Hidrolik. 28-29 Maret

2001.Jurusan Teknik Sipil , UGM.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.

Soenarto, B. 1997.Hidrologi Kawasan Karst dan Aspek-Aspek yang Berkaitannya, Yogyakarta: MAKARTI dan Fakultas Geografi UGM.

Tood, D.K. 1980. Groundwater Hydrology. New York: John Willey & Sons. Inc.

Soemirat, Juli. 2008. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Sutrisno, Totok C.2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Potensi mataair yang menjadi sumber utama kebutuhan air Desa Ligarmukti
Gambar 2. Lokasi Penelitian Desa Ligarmukti  METODE
Tabel 1.  Klasifikasi Debit mata air
Gambar 3. Telaga yang terdapat di Dusun Cibunut, Desa Ligarmukti saat musim penghujan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Follicular, mixed small cleaved and large cell. Follicular, mixed small cleaved and

Penelitian ini berlandaskan p pada permasalahan yang ada di sekolah o dasar, siswa masih kurang dalam pembelajaran permainan rounders. Berdasarkan h hasil penelitian

Tujuan dari kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisa data dari lapangan yang berupa unsur-unsur permukaan bumi dan menyajikan unsur tersebut secara grafis dengan skala

Obervasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer

Atlas elektronik sumberdaya wilayah yang merupakan kumpulan data digital dari sejumlah peta dengan ilustrasi, informasi, tabel dan teks, dapat sebagai salah satu alternatif

Pengujian ini ditinjukkan untuk mengevaluasi tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan realibilitas model pengukuran serta signifikasi koefisien-koefisien dari

Setelah terjadi transaksi penjualan antara pelanggan dan perusahaan (digambarkan dengan blok PENJUALAN) maka didapat laba (digambarkan sebagai blok LABA) sebagai hasil

• Jika pada tahap tertentu penarikan contoh, banyaknya item/unit yang cacat sama dengan atau lebih dari bilangan penolakan maka lot ditolak. • Prosedur ini bekerja paling banyak