• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

(JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP

BALIGE DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

OLEH:

ARDI TAMBUNAN 050902036

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ARDI TAMBUNAN 050902036

ABSTRAK

RESPON MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MAYRAKAT (JAMKESMAS) OLEH RUMAH SAKIT UMUM HKBP BALIGE DI KABUPATEN TOBA

SAMOSIR

(Skripsi ini terdiri dari 6 bab, 103 halaman, 38 tabel, 4 gambar, 7 lampiran)

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) merupakan salah satu program pemerintah untuk membantu masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Program ini diadakan sesuai ketentuan dalam undang-undang dasar 1945 pasal 28 H dan UU no. 23/1993 tentang kesehatan, menetapakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan dalam program Jamkesmas dilakukan oleh puskesmas dan rumah sakit serta jaringannya. Rumah Sakit HKBP Balige sebagai salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Toba Samosir ikut serta dalam pelaksanaan program Jamkesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat peserta Jamkesmas.

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit HKBP Balige, yang bertempat di Jl. Gereja Nomor 17 Balige kabupaten tobasa. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dengan jumlah populasi sebanyak 299 orang, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu 30 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan bantuan metode angket, metode wawancara dan metode kepustakaan, Data yang didapat dari lapangan ditabulasikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisa dan dijelaskan secara terperinci.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lapangan dapat di buat kesimpulan bahwa Rumah Sakit HKBP balige melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai pedoman pelaksanaan Jamkesmas dan pelaksanaan program Jamkesmas tersebut mendapat respon yang positif dari masyarakat. Hal ini terlihat dari jawaban-jawaban responden yang bersifat mendukung terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seperti alasan responden menggunakan kartu Jamkesmas di Rumah Sakit HKBP Balige, intensitas penggunaan kartu Jamkesmas, sikap dokter dan petugas kesehatan kepada responden, prosedur administrasi, kelengkapan alat-alat kesehatan, kelengkapan obat-obatan, kebersihan, jumlah petugas, kepuasan terhadap pelayanan kesehatan, serta kelanjutan program Jamkesmas.

(3)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas kasih, berkat dan penyertaanNya yang penulis rasakan setiap saat bahkan di saat-saat tersulit dalam penulisan skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) oleh Rumah Sakit HKBP Balige di Kabupaten Toba Samosir”.

Tanpa disadari dalam penulisan skripsi ini begitu banyak pihak-pihak yang membantu penulis dalam hal materi, moral dan moril hingga skripsi dapat terselesaikan. Oleh karena itu, saat ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

3. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan banyak sekali bimbingan bahkan setia memberikan waktunya untuk mendengarkan keluhan penulis.

4. Seluruh Dosen FISIP USU, terkhusus dosen-dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah begitu baik dan mengajari penulis dari awal semester 1 hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

(4)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

5. Kedua Orang Tua penulis yang sangat disayangi. Terima kasih atas doa, dukungan dan motivasi dari orang tua selama ini. Semuanya sangat berarti sekali, sehingga dapat memberikan yang terbaik bagiku.

6. Keluarga, abang, kakak, dan adek saya. Terima kasih atas doanya selama ini, semoga kita semua bisa mendapat apa yang diinginkan dan dapat menyenangkan perasaan orang tua.

7. Kepada bere saya yang ku sayang. Terima kasih atas doa-doanya, tetap semangat, rajin berdoa dan belajar.

8. Teman-teman pemuda-pemudi dalam pelayanan di GKPI Pamen semuanya yang tidak dapat disebut satu persatu. Terima kasih atas doa kalian selama ini yang telah mendukung penulis dalam menyelesaikan skrispi.

9. Untuk teman-teman seperjuangan Kessos 2005. Ada Ando, Maxuel, Morris, Jonnis, Julidarto, Timotius, Alvian, Jolli, Rudi, Rohani, Cristina, Putri Anne dan lain-lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Theodora, Rusmawati, Rossy, Eva dan teman-teman yang telah lebih dahulu menyiapkan skripsinya. Terima kasih atas semua dukungan dan kebersamaan kita selama ini dalam menjalani kegiatan perkuliahan.

10. Buat senior-senior dan junior-junior di Kessos, yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan, semangatnya dan bantuan selama ini.

11. Pimpinan Rumah Sakit HKBP Balige beserta staf di askes ada namboru Bertua, ka Risne, ka Rena, ka.Meilan, bg Annes, Tina dan ka Dewi

(5)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

sebagai verifikator independen. Terima kasih atas semua bantuannya selama penulis mengadakan penelitian hingga selesai.

12. Semua yang menjadi responden peneliti yang telah memberikan waktu untuk dapat membagi pengalamannya masing-masing semoga Tuhan memberkati dan menjauhkan kita dari sakit.

13. Untuk warga paten 10, atas kebersamaan selama ini. Semoga kita dapat sukses sesuai dengan harapan masing-masing, Tuhan memberkati.

14. Buat semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Terima kasih buat semuanya.

Besar harapan penulis skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya. Dengan penuh kerendahan hati, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun ke depannya.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Medan, Agustus 2009 Penulis

(6)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ……… i

HALAMAN PENGESAHAN ……… ii

ABSTRAK ……….. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ……….. xi

DAFTAR BAGAN... ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 6

1.3 Tujuan Penelitian ………... 7

1.4 Manfaat penelitian... 7

1.5 Sistematika Penulisan ……… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon...………. 9

2.2 Jamkesmas...………... 11

2.2.1 Pengertian Jamkesmas ...……….. 11

2.2.2 Landasan Hukum ...………... 12

(7)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2.2.4 Administrasi Kepesertaan ... 17

2.3 Tata Laksana Pelayanan kesehatan ...………. 19

2.3.1 Ketentuan Umum ... 19

2.3.2 Prosedur Pelayanan ... 22

2.4 Pelayanan Kesehatan………. 25

2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan ... 25

2.4.2 Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar ... 25

2.4.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan ... 26

2.4.4 Syarat-syarat Pelayanan Kesehatan ... 28

2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas ....………. 32

2.6 Kerangka Pemikiran ...………... 33

2.7 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional ... 36

2.7.1 Defenisi Konsep ... 36

2.7.2 Defenisi Operasional ... 38

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian ………... 40

3.2 Lokasi Penelitian ……….... 40

3.3 Populasi dan Sampel ……….. 40

3.3.1 Populasi ... 40

3.3.2 Sampel ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 43

(8)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Latar Belakang Lembaga ……… 45

4.2 Kedudukan, Tugas, Fungsi, Visi dan Misi serta Klasifikasi RSU HKBP Balige ...………. 47

4.2.1 Kedudukan ... 47

4.2.2 Tugas ... 47

4.2.3 Fungsi ... 47

4.2.4 Visi dan Misi ... 48

4.2.5 Klasifikasi ... 48

4.3 Tujuan, Sasaran, Srategi dan Program Lembaga ...……… 49

4.3.1 Tujuan Lembaga ………..……… 49

4.3.2 Sasaran Lembaga ...……….…………. 50

4.3.3 Srategi Lembaga ...………... 51

4.3.4 Program Lembaga …...……… 51

4.4 Susunan Organisasi Rumah Sakit HKBP Balige ... 53

4.5 Sarana dan Prasarana ... 63

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Analisis Identitas Responden ………. 66

5.2 Analisis Data Penelitian ………. 71

5.2.1 Pengetahuan Masyarakat tentang Program Jamkesmas 71 5.2.2 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kepada Pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan ...………... 75

(9)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

5.2.3 Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Kepada Pasien Rawat

Inap Tingkat Lanjutan ...………... 86 5.2.4 Kondisi Kesehatan Masyarakat Dilihat dari Tingkat

Kesembuhan ... 98 5.2.5 Respon Masyarakat terhadap Program Jamkesmas ... 100

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan ………. 102

6.2 Saran ……… 102

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Populasi Pasien Jamkesmas ... 42

Tabel 2 : Jumlah Kamar Setiap Ruangan di RSU HKBP Balige ... 65

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 67

Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Umur ... 68

Tabel 5 : Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 69

Tabel 6 : Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 69

Tabel 7 : Distribusi Responden Menurut Suku ... 70

Tabel 8 : Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi Pelaksanaan Program Jamkesmas di RSU HKBP Balige... 71

Tabel 9 : Distribusi Responden Tentang Tujuan Jamkesmas... 72

Tabel 10 : Distribusi Responden Tentang Adanya program Jamkesmas 73 Tabel 11 : Distribusi Responden Tentang Lamanya Terdaftar Sebagai Peserta Jamkesmas ... 74

Tabel 12 : Distribusi Responden Tentang Jumlah Pemakaian Kartu Jamkesmas ... 75

Tabel 13: Distribusi Responden Tentang Penjelasan yang Diberikan Dokter atau Petugas Kesehatan Lain ... 76

Tabel 14: Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter Atau Petugas Kesehatan Lain ... 77

Tabel 15: Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Dalam Membuka Pelayanan Kesehatan ... 79 Tabel 16: Distribusi Responden Tentang kedisplinan Dalam Menutup

(11)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Pelayanan Kesehatan ... 80 Tabel 17: Distribusi Responden Tentang Kepedulian Dokter Dalam

Menangani Keluhan Penyakit Responden ... 81 Tabel 18: Distribusi Responden Tentang Prosedur Administrasi ... 82 Tabel 19: Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik

dari Petugas Rumah Sakit ... 83 Tabel 20: Distribusi Responden Tentang Alat-alat Pengobatan... 84 Tabel 21: Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan .... 85 Tabel 22: Distribusi Responden Tentang Jumlah Pemakaian Kartu

Jamkesmas ... 86 Tabel 23: Distribusi Responden Tentang Lama Waktu Rawat Inap ... 87 Tabel 24: Distribusi Responden Tentang Pemeriksaan yang Dilakukan

Oleh Dokter ... 87 Tabel 25: Distribusi Responden Tentang Penjelasan yang Diberikan

Dokter atau Petugas Kesehatan Lain ... 88 Tabel 26: Distribusi Responden Tentang Sikap Dokter Atau Petugas

Kesehatan Lain ... 89 Tabel 27: Distribusi Responden Tentang Perbedaan Sikap Dokter Atau

Petugas Kesehatan Lain Kepada Pasien Jamkesmas Dengan Pasien Lain ... 90 Tabel 28: Distribusi Responden Tentang Kedisplinan Dalam Membuka

Pelayanan Kesehatan ... 91 Tabel 29: Distribusi Responden Tentang Dalam Menutup Pelayanan

(12)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Kesehatan ... 92 Tabel 30: Distribusi Responden Tentang Kepedulian Dokter Dalam

Menangani Keluhan Penyakit Responden ... 93 Tabel 31: Distribusi Responden Tentang Prosedur Administrasi ... 94 Tabel 32: Distribusi Responden Tentang Perlakuan yang Tidak Baik

dari Petugas Rumah Sakit ... 95 Tabel 33: Distribusi Responden Tentang Alat-alat Pengobatan... 96 Tabel 34: Distribusi Responden Tentang Jumlah Petugas Kesehatan .... 96 Tabel 35: Distribusi Responden Tentang Kebersihan Kamar Inap ... 97 Tabel 36: Distribusi Responden Tentang Tingkat Kesembuhan ... 98 Tabel 37: Distribusi Responden Tentang Ketepatan Diagnosa ... 99 Tabel 38: Distribusi Responden Tentang Intensitas Pemakaian Kartu

(13)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : Alur Registrasi dan Disrtibusi Kartu Peserta ... 18

Bagan 2 : Alur Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit ... 25

Bagan 3 : Kerangka Pemikiran ... 35

(14)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam model kebutuhan pokok telah dapat diidentifikasi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar manusia tersebut antara lain: makanan, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan, kebersihan, transportasi, serta partisipasi masyarakat (Sumardi, 1985). Dari pernyataan tersebut, diketahui bahwa kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Akan tetapi, masih banyak masyarakat belum mampu untuk memenuhinya. Oleh karena itu, derajat kesehatan masyarakat Indonesia terutama masyarakat miskin dan kurang mampu masih rendah.

Pada dasarnya kemiskinan dan kesehatan saling berhubungan, dengan hubungan yang tidak pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi yakni pada kemiskinaan atau penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin rentan terhadap berbagai penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti : menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan kurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan permukiman buruk, serta biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya, kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang sehat memiliki kondisi seperti : produktivitas kerja tinggi, pengeluaran berobat rendah, investasi dan tabungan memadai, tingkat pendidikan maju, tingkat fertilitas dan kematian rendah serta stabilitas ekonomi mantap.

(15)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Beberapa data empiris global menemukan hubungan, yaitu kematian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin, kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin, pertumbuhan ekonomi negara dengan tingkat kesehatan lebih baik (Infant Mortality Rate antara 50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara tingkat kesehatan lebih buruk (Infant Mortality Rate lebih besar 150/1000 kelahiran hidup) (http://www.ppkm-online,net). Untuk itu, dalam mendapatkan standar kesehatan diperlukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat terutama masyarakat miskin yang tujuannya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin apalagi memasuki era globalisasi ini untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara di tuntut daya saing yang memerlukan sumber daya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang No.23/1992 tentang kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu, setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi orang miskin dan tidak mampu (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok

(16)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9/1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248/100.000 kelahiran hidup serta umur harapan hidup 70,5 tahun (Departemen kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008 ).

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Peningkatan biaya kesehatan yang diakibatkan oleh berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit, perkembangan teknologi kesehatan dan kedokteran, pola pembiayaan kesehatan berbasis pembayaran out of pocket, kondisi geografis yang sulit untuk menjangkau sarana kesehatan.

Derajat kesehatan yang rendah sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja yang akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes ( Persero ) dalam

(17)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Program ini telah berjalan dan telah banyak hasil yang dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan dari pemanfaatan program ini dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan pemerintah telah meningkatkan jumlah masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya. Namun disamping keberhasilan yang telah dicapai masih terdapat bebagai permasalahan yang perlu dibenahi antara lain : kepesertaan yang belum tuntas, peran fungsi ganda sebagai pengelola, verifikator dan sekaligus sebagai pembayar atas pelayanan kesehatan, verifikasi belum berjalan dengan optimal, kendala dalam kecepatan dalam pembayaran, kurangnya pengendalian biaya, penyelenggara tidak menanggung resiko.

Atas dasar perkembangan untuk pengendalian biaya pelayanan kesehatan, peningkatan mutu, transparansi dan akuntabilitas dilakukan perubahan pengelolaan program jaminan kesehatan masyarakat miskin pada tahun 2008. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari kas negara, penggunaan tarif paket jaminan kesehatan masyarakat di rumah sakit, penempatan pelaksana verifikasi di setiap rumah sakit, pembentukan tim pengelola dan tim koordinasi di tingkat pusat, propinsi, dan kabupaten/kota serta penugasan PT. Askes (Persero) dalam manajemen kepersertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi jaminan kesehatan masyarakat yang

(18)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

selanjutnya disebut JAMKESNAS dengan tidak ada jumlah perubahan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Berdasarkan data penduduk Propinsi Sumatera Utara jumlah kuota yang ditanggung pada 2008 jumlahnya sama dengan 2007 yaitu 4.124.247 jiwa dari 12.122.520 jiwa seluruh penduduk Sumatera Utara berarti sekitar 34,02%. Sebanyak 4.008.730 kartu jaminan kesehatan masyarakat pengganti askeskin telah diterbitkan dan didistribusikan kepada masyarakat miskin Sumatera Utara sejak 7 September 2008 (http://www.harianglobal.com/news.php?item 47757.23). Sementara penduduk Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah penduduk 169.577 jiwa (BPS 2004) yang tersebar di 11 kecamatan, 179 desa, 13 kelurahan dengan luas 2.021,8 km2 dimana terdapat jumlah rumah tangga miskin sebanyak 18.529 jiwa, dan jumlah anggota rumah tangga miskin sebanyak 82.031.telah mendapatkan kartu peserta Jamkesmas (http://tobasamosir kab.go.id/index.php).

Rumah Sakit merupakan salah satu lembaga atau organisasi yang bergerak dalam pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit mempunyai tugas sekaligus fungsi sebagai berikut : melaksanakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan medis penunjang tambahan, melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman, pelayanan medis khusus, pelayanan rujukan kesehatan, pelayanan kedokteran gigi dan sosial, pelayanan penyuluhan kesehatan, pelayanan rawat jalan, dan rawat inap, pelayanan administratif, pendidikan para medis, membantu pendidikan tenaga medis umum dan spesialis, penelitian dan pengembangan kesehatan serta kegiatan penyelidikan epidemiologi (http://Id,wikipedia,org/wiki/rumahsakit).

(19)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Oleh karena itu, rumah sakit sangat diperlukan dalam pelaksanaan program jaminan pemeliharaan kesehatan. Tugas rumah sakit dalam program ini terutama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas.

Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang jasa perawatan medis dan merupakan salah satu rumah sakit yang berlandaskan keagamaan turut serta dalam pelaksanaan program jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin dalam hal memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit HKBP Balige kepada pengguna atau peserta Jamkesmas antara lain pemberian obat, Pelayanan Rawat Jalan Tindak Lanjutan (RJTL) dan Pelayanan Rawat Inap Tindak Lanjutan (RITL) yang mencakup tindakan pelayanan obat, penunjang diagnosik, pelayanan darah serta pelayanan lainnya (kecuali pelayanan haemodialisa).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui apakah Rumah Sakit HKBP Balige sebagai salah satu pelaksana program Jamkesmas yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi pengguna Jamkesmas dengan mencari tahu “ Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rumah Sakit HKBP Balige di

(20)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

1.2 Perumusan masalah

Dengan melihat latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikemukakan yaitu “Bagaimana respon masyarakat terhadap pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat oleh Rumah Sakit HKBP Balige”?

1. 3 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui “Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Oleh Rimah Sakit HKBP Balige”.

1. 4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti berguna sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait khususnya Rumah Sakit HKBP Balige agar kedepannya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

3. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(21)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan lokasi penelitian, tipe penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan gambaran umum lokasi penelitian dimana penulis mengadakan penelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh penulis dari hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran penulis yang penulis berikan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.

(22)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Respon

Respon pada hakekatnya merupakan tingkah laku balas atau juga sikap yang menjadi tingkah laku balik, yang juga merupakan proses pengorganisasian rangsang dimana rangsangan-rangsangan proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsangan-rangsangan proksimal tersebut (Adi, 1994;105). Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon atau tidak respon tidak terlepas dari pembahasan sikap.

Respon diartikan suatu tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahan yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu. Selain itu menurut Daryl Beum respon juga diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkahlaku atau adu kuat (Adi, 1994;105).

Melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan, dan prasangka,pra pemahaman yang mendetail, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui:

(23)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

1. Pengaruh atau penolakan. 2. Penilaian.

3. Suka atau tidak suka.

4. Kepositipan atau kenegatifan suatu objek psikologi.

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objek, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Terdapat dua jenis variable yang mempengaruhi respon, yaitu:

1. Variabel sruktural yakni faktor-faktor yang terkandung dalam ransangan fisik.

2. Variable fungsional yakni faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat, misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Cruthefield, dalam Sarwono, 1991;47).

Menurut Hunt (1962) orang dewasa mempunyai sejumlah unit untuk memproses informasi-informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk menagani represetasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri individu. Lingkungan internal ini dapat digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar. Proses yang berlansung secara rutin inilah yang disebut Hunt sebagai suatu Respon (Adi, 1994;129).

(24)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Teori rangsang balas (stimulus respon theory) yang sering juga disebut sebagai teori penguat dapat digunakan untuk menerangkan berbagai gejala tingkah laku sosial dan sikap. Yang artinya disini adalah kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu kalau ia mengalami rangsang tertentu. Sikap ini terjadi biasanya terhadap benda, orang, kelompok, nilai-nilai dan semua hal yang terdapat di sekitar manusia.

2.2 Jamkesmas

2.2.1 Jamkesmas

Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan program bantuan sosial kepada masyarakat miskin dan kurang mampu di bidang pelayanan kesehatan. Adapun yang menjadi tujuan dan sasaran dari Jamkesmas adalah sebagai berikut : a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari program Jamkesmas untuk meningkatkan akses dan mutu kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efisien dan efektif. b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari Jamkesmas adalah:

1. Meningkatkan cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan Rumah Sakit.

(25)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3. Terselenggaranya penglolaan keuangan yang transfaran dan akuntabel.

c. Sasaran

Sasaran program Jamkesmas adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejmlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

2.2.2 Landasan Hukum

Pelaksanaan program Jamkesmas berdasarkan pada :

1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh kesehatan. Pasal 34 mengamanatkan ayat (1) bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara sedangkan ayat (3) bahwa Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak. 2. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

tahun 1992 nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495).

3. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuamgan Negar (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286). 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355).

(26)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400).

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431).

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437). Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang, Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara No. 4548).

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antar Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).

9. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun Anggaran 2008 ( Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4778).

10. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 No.49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637).

(27)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antar Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737).

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741).

13. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006.

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

2.2.3 Tata Laksana Kepesertaan.

Dalam menetapkan keanggotaan peserta Jamkesmas terdapat beberapa ketentuan umum yang antara lain:

1. Peserta Program Jamkesmas adalah setiap orang miskin dan tidak mampu selanjutnya disebut peserta Jamkesmas tahun 2008, yang terdaftar dan memiliki kartu dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

2. Jumlah sasaran peserta Program Jamkesmas tahun 2008 sebesar 19,1 juta Tumah Tangga Miskin (RTM) atau sekitar 76,4 juta jiwa bersumber dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 yang dijadikan dasar penetapan

(28)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

jumlah sasaran peserta secara nasonal oleh Menkes Kesehatan RI (MENKES). Berdasarkan jumlah sasaran nasional tersebut Menkes membagi alokasi sasaran kuota kabupaten/kota.

3. Berdasarkan kuota/ kota sebagaimana butir kedua di atas, bupati/ walikota menetapkan peserta Jamkesmas kabupaten/ kota dalam satuan jiwa berisi nomor, nama, dan alamat peserta dalam bentuk keputusan bupati/ walikota. Apabila jumlah peserta Jamkesmas yang ditetapkan bupati/ walikota melebihi dari jumlah kuota yang telah ditentukan, maka menjadi tanggung jawab Pemda setempat.

4. Bagi kabupaten/ kota yang telah menetapkan peserta Jamkesmas lengkap dengan nama dan alamat peserta serta jumlah peserta Jamkesmas yang sesuai dengan kuota, segera dikirim daftar tersebut dalam bentuk dokumen elektronik (soft copy) dan dokumen cetak (hard copy) kepada :

a. PT Askes (persero) setempat untuk segera diterbitkan dan didistribusikan kartu peserta, sebagai bahan analisis dan pelaporan.

b. Rumah sakit setempat untuk digunakan sebagai data peserta Jamkesmas yang dapat dilayani di Rumah Sakit, bahan pembinaan, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan sekaligus sebagai bahan analisis.

c. Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Propinsi setempat sebagai pembinaan, monitoring, evaluasi, dan bahan analisis. d. Dinas Kesehatan kabupaten/ kota atau tim pengelola Jamkesmas Provinsi

setempat sebagai bahan kompilasi kepesertaan, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisi, pelaporan serta pengawasan.

(29)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

e. Departemen kesehatan RI, sebagai database kepesertaan nasional, bahan dasar verifikasi tim pengelola pusat, pembayaran klaim rumah sakit, pembinaan, monitoring, evaluasi, analisis, pelaporan serta pengawasan. 5. Bagi Pemerintah kabupaten/ kota yang telah menetapkan jumlah dan nama,

masyarakat miskin (no, nama, dan alamat), selama proses penerbitan distribusi kartu belum selesai, kartu peserta lama atau Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku sepanjang yang bersangkutan ada dalam daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/ walikota.

6. Bagi pemerintah kabupaten/ kota yang belum menetapkan jumlah, nama, dan alamat masyarakat miskin secara lengkap diberikan waktu sampai dengan akhir Juni 2008. Sementara menunggu surat keputusan tersebut sampai dengan penerbitan dan pendistribusian kartu peserta, maka kartu peserta lama atau SKTM masih diberlakukan. Apabila sampai batas waktu tersebut pemerintah kabupaten/ kota belum dapat menetapkan sasaran masyarakat miskinnya, maka terhitung 1 Juli 2008 pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat miskin di wilayah tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah setempat.

7. Pada tahun 2008 dilakukan penerbitan kartu peserta Jamkesmas baru yang pencetakan blanko, entry data, penerbitan dan distribusi kartu sampai ke peserta menjadi tanggung jawab PT Askes (Persero).

8. Setelah peserta menerima kartu baru maka lama yang diterbitkan sebelum tahun 2008, dinyatakan tidak berlaku lagi meskipun tidak dilakukan penarikan kartu peserta.

(30)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

9. Bagi masyarakat miskin yang tidak mempunyai kartu identitas seperti gelandangan, pengemis, anak terlantar, yang karena sesuatu hal tidak terdaftar dalam surat keputusan bupati/ walikota, akan dikordiansikan oleh PT Askes (Persero) dengan Dinas Sosial setempat untuk diberikan kartunya.

10. Bagi bayi yang terlahir dari keluarga peserta Jamkesmas langsung menjadi perserta baru sebaliknya bagi peserta yang meninggal dunia langsung hilang hak kepesertaannya (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

2.2.4. Administrasi Kepesertaan

Administrasi kepesertaan meliputi: registrasi, penerbitan, dan pendistribusian Kartu sampai ke Peserta sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT Askes (Persero) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Data peserta yang telah ditetapkan Pemda, kemudian dilakukan entry oleh PT Askes (Pesero) untuk menjadi database kepesertaan di kabupaten/ kota.

2. Entry data setiap peserta meliputi antara lain : a. Nomor kartu.

b. Nama peserta. c. Jenis kelamin.

d. Tempat dan tanggal lahir/ umur. e. Alamat.

3. Berdasarkan database tersebut kemudian kartu diterbitkan dan didistribusikan sampai ke peserta.

(31)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

4. PT Askes (Persero) menyerahkan Kartu peserta kepada yang berhak, mengacu kepada penetapan bupati/ walikota dengan tanda terima yang ditandatangani/ cap jempol peserta atau anggota keluarga peserta.

5. PT Askes (Persero) melaporkan hasil pendistribusian kartu peserta kepada bupati/ walikota, gubernur, departemen kesehatan RI, dinas kesehatan propinsi dan kabupaten/ kota serta rumah sakit setempat (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Bagan 1

ALUR REGISTRASI DAN DISTRIBUSI KARTU PESERTA

SASARAN NASIONAL 76,4 JUTAJIWA SASARAN KUOTA KABUPATEN/KOTA PENETAPAN SK BUPATI/WALIKOTA BERDASARKAN KUOTA ENTRY DATA BASE KEPESERTAAN TERBIT DISTRIBUSI KARTU PESERTA SINKRONISASI DATA BPS KAB/KOTA

(32)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2. 3 Tatalaksana Pelayanan Kesehatan

2.3.1 Ketentuan Umum

Adapun yang menjadi ketentuan umum dalam tata pelaksanaan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Setiap peserta Jamkesmas mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan Rawat Jalan (RJ) dan Rawat Inap (RI), serta pelayanan kesehatan rujukan rawat jalan tingkat lanjutan (RITL), rawat inap tingkat lanjutan (RITL) dan pelayanan gawat darurat.

2. Pelayanan kesehatan dalam program ini menerapkan pelayanan berjenjang berdasarkan rujukan.

3. Pelayanan rawat jalan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan jaringannya. Pelayanan rawat jalan lanjutan diberikan di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM/ dan Rumah Sakit.

4. Pelayanan rawat inap diberikan di Puskesmas perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah termasuk RS Khusus, RS TNI/ POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama dengan departemen kesehatan. Departemen kesehatan melalui dinas kesehatan kabupaten/ kota atas nama Menteri Kesehatan membuat Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan RS setempat yang diketahui kepala dinas kesehatan Propinsi meliputi berbagai aspek peraturan. 5. Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) wajib memberikan pelayanan kepada peserta walaupu tidak memiliki perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud butir 4. Penggantian biaya pelayanan kesehatan diklaimkan ke departemen kesehatan melalui tim

(33)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

pengelola kabupaten/ kota setempat setelah diverifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada program ini.

6. RS/BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM melaksanakan pelayanan rujukan lintas wilayah dan biayanya dapat diklaimkan oleh Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bersangkutan ke Departemen Kesehatan.

7. Pelayanan obat di Puskesmas beserta jaringannya dan di Rumah Sakit dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Untuk memenuhi kebutuhan obat generik di puskesmas dan jaringannya akan dikirim langsung melalui pihak ketiga frangko kabupaten/ kota. b. Untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan habis pakai di Rumah Sakit,

Instalasi Farmasi/ Apotik rumah sakit bertanggung jawab menyediakan semua obat dan bahan habis pakai untuk pelayanan kesahatan masyarakat miskin yang diperlukan. Agar terjadi efisiensi pelayanan obat dilakukan dengan mengacu kepada Formularium obat pelayanan kesehatan program ini.

c. Apabila terjadi kekurangan dan ketiadaan obat sebagaimana butir b di atas maka Rumah Sakit berkewajiban memenuhi obat tersebut melalui kordinasi dengan pihak-pihak terkait.

d. Pemberian obat untuk pasien RJTP dan RJTL diberikan selama 3 (tiga) hari kecuali untuk penyakit-penyakit kronis tertentu dapat diberikan lebih dari 3 (tiga) hari sesuai dengan kebutuhan medis.

e. Apabila terjadi peresepan obat di luar ketentuan sebagaimana butir b di atas maka pihak RS bertanggung jawab menangung silisih harga tersebut.

(34)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

f. Pemberian obat di RS menerapkan prinsip one day dose dispensing

g. Instalasi farmasi/ Apotik Rumah Sakit dapat mengganti obat sebagaimana butir di atas dengan obat-obatan yang jenis dan harganya sepadan dengan sepengetahuan dokter penulis resep.

8. Pelayanan kesehatan RJTL di BKMM/ BBKPM/ BKPM/ BP4/ BKIM dan di rumah sakit, serta pelayanan RI di Rumah Sakit yang mencakup tindakan, pelayanan, obat, penunjang diagnostik, pelayanan darah serta palayanan lainnya (kecuali palayanan haemodialisa) dilakukan secara terpadu sehingga biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas tahun 2008, atau penggunaan INA-DRG (apabila sudah diberlakukan), sehingga dokter berkewajiban melakukan penegakan diagnosa sebagai dasar pengajuan klaim.

9. Apabila dalam proses pelayanan terdapat kondisi yang memerlukan palayanan khusus dengan diagnosa penyakit/ prosedur yang belum tercantum dalam Tarif Paket INA-DRG sebagaimana bitur 8, maka kepala Balai/ Direktur Rumah Sakit memberi keputusan tertulis untuk sahnya penggunaan pelayanan tersebut setelah mendengar pertimbangan dan saran dari Komite Mendik RS yang tarifnya sesuai dengan jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas tahun 2008.

10. Pada kasus-kasus dengan diagnosa sederhana, dokter yang memeriksa harus mencantumkan nama jelas.

(35)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

11. Pada kasus-kasus dengan diagnosa yang kompleks harus dicantumkan nama dokter yang memeriksa dengan diketahui oleh komite mendik RS.

12. Untuk pemeriksaan/ pelayanan dengan menggunakan alat canggih (CT Scan, MRI, dan lain-lain), dokter dengan menangani harus mencantumkan namanya dengan jelas dan menandatangani lembar pemeriksaan/ pelayanan kemudian diketahui oleh Komite Mendik.

13. Pembayaran pelayanan kesehatan disesuaikan dengan pola tarif paket Jamkesmas tahun 2008 .

14. Verifikasi pelayanan di Puskesmas (RJTP,RITP, Persalinan, dan Pengiriman specimen, transportasi dan lainnya) di laksanakan oleh pelaksana verifikasi. 15. Verifikasi pelayanan di BKKM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit

dilaksanakan oleh pelaksana verifikasi.

16. Peserta tidak boleh dikenakan biaya dengan alasan apapun.

17. Dalam hal sengketa terhadap hasil penilaian pelayanan di BKKM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan rumah sakit maka dilakukan langkah-langkah penyelesaian dengan meminta pertimbangan kepada tim Ad-Hok yang terdiri dari unsur-unsur dinas kesehatan propinsi, IDI wilayah, Arsada, dan MAB(Medical Advisor Board) dan keputusannya bersifat final (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008). 2.3.2 Prosedur Pelayanan

Prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi peserta, sebagai berikut:

(36)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

1. Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya.

2. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan kartu yang keabsahan kepersertaannya merujuk kepada daftar masyarakat miskin yang ditetapkan oleh bupati/walikota setempat. Penggunaan SKTM hanya berlaku untuk setiap kali pelayanan kecuali pada kondisi pelayanan lanjutan terkait dengan penyakitnya.

3. Apabila peserta Jamkesmas memerlukan pelayanan kesehatan rujukan, maka yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan disertai surat rujukan dan kartu peserta yang di tunjukkan sejak awal sebelum mendapat pelayanan kesehatan, kecuali pada kasus emergency.

4. Pelayanan rujukan sebagaimana butir ke tiga diatas meliputi:

a. Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di RS, BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM.

b. Pelayanan rawat inap kelas III di Rumah Sakit. c. Pelayanan obat-obatan.

d. Pelayanan rujukan specimen dan penunjang diagnostik.

5. Untuk memperoleh pelayanan rawat jalan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (persero) Surat

(37)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Keabsahan Peserta (SKP) dan peserta selanjutnya mendapatkan pelayanan kesehatan.

6. Untuk memperoleh pelayanan rawat inap di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan rumah sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari puskesmas di Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan diverifikasi kebenarannya oleh PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) mengeluarkan SKP dan peserta selanjutnya mamperoleh pelayanan rawat inap.

7. Pada kasus-kasus tertentu yang dilayani di IGD termasuk gawat darurat di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan Rumah Sakit peserta harus menunjukkan kartu peserta atau SKTM dan surat rujukan dari Puskesmas di loket Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit (PPATRS). Kelengkapan berkas peserta diverifikasi kebenarannya oleh petugas PT Askes (Persero). Bila berkas sudah lengkap, petugas PT Askes (Persero) Surat Keabsahan Peserta (SKP). Bagi pasien yang tidak dirawat prosesnya sama dengan proses rawat jalan, sebaliknya bagi yang dinyatakan rawat inap prosesnya sama dengan proses rawat inap.

8. Bila peserta tidak dapat menunjukkan kartu peserta atau SKTM sejak awal sebelum mendapatkan pelayanan kesehatan, maka yang bersangkutan diberi waktu maksimal 2 x 24 jam hari kerja untuk menunjukkan kartu tersebut. Pada kondisi tertentu yang bersangkutan belum mampu menunjukkan identitas sebagaimana dimaksud diatas maka Direktur RS dapat menetapkan

(38)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

status miskin atau tidak miskin yang bersangkutan (Departemen Kesehatan RI, dalam Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas, 2008).

Bagan 2

ALUR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Verifikasi Kepesertaan Oleh

PPATRS (PT.ASKES)

2. 4 Pelayanan Kesehatan

2.4.1 Pengertian Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan peyakit serta memudahkan perseorangan, kelompok dan ataupun masyarakat (Azwar, 1995:1). 2.4.2 Komponen Pelayanan Kesehatan Dasar

Konsep pelayanan kesehatan dasar mencakup nilai-nilai dasar tertentu yang berlaku umum terhadap proses pengembangan secara menyeluruh, tetapi

Peserta Kasus Emergecy Pulang RITL RJTL Pelayanan Kesehatan SKP Loket RS Daftar Peserta JAMKESMAS menurut SK BUPATI/Walikota

(39)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

dengan penekanaan penerapan di bidang kesehatan seperti berikut (Tjitarsa, 1992:5).

1. Kesehatan secara mendasar berhubungan dengan tersedianya dan penyebaran sumberdaya-bukan hanya sumberdaya kesehatan seperti dokter, perawat, klinik, obat, melainkan juga sumberdaya sosial-ekonomi yang lain seperti pendidikan, air dan persediaan makanan.

2. Pelayanan kesehatan dasar dengan demikian memusatkan perhatian kepada adanaya kepastian bahwa sumberdaya kesehatan dan sumberdaya sosial yang ada telah tersebar merata dengan lebih memperhatikan mereka yang paling membutuhkannya.

3. Kesehatan adalah satu bagian penting dari pembangunan secara menyeluruh. Faktor yang memperngaruhi kesehatan adalah faktor sosial, budaya, dan ekonomi di samping biologi dan lingkungan.

4. Pencapaian tarif kesehatan yang lebih baik memerlukan keterlibatan yang lebih baik dari penduduk, seperti perorangan, keluarga, dan masyarakat, dalam pengambilan tindakan demi kegiatan mereka sendiri dengan cara menerapkan perilaku sehat dan mewujudkan lingkungan yang sehat.

2.4.3 Karakteristik Pelayanan Kesehatan

Menurut Evan (www.astaqauliyah.com) dibandingkan dengan kebutuhan hidup manusia yang lain, kebutuhan pelayanan kesehatan mempunyai tiga ciri utama yang terjadi sekaligus dan unik yaitu : uncertainty, asymetri of information

dan externality. Ketiga ciri utama tersebut menyebabkan pelayanan kesehatan

(40)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

1. Uncertainty

Uncertainty atau ketidakpastian menunjukkan bahawa kebutuhan akan pelayanan kesehatan tidak bisa pasti, baik waktu, tempat maupun besarnya biaya yang dibutuhkan. Dengan ketidakpastian ini sulit bagi seseorang untuk menganggarkan biaya untuk memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatannya. Penduduk yang penghasilannya rendah tidak mampu menyisihkan sebagian penghasilannya rendah tidak mampu meyisihkan sebagian penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan yang tidak diketahui datangnya, bahkan penduduk yang relatif berpendapatan memadai sekalipun seringkali tidak sanggup memenuhi kecukupan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan medisnya. Maka dalam hal ini seseorang yang tidak miskin dapat menjadi miskin atau bangkrut mana kala ia menderiata sakit. 2. Asymetry of Infromation

Sifat kedua asymetry if Infromatioan menunjukkan bahwa konsumen palayanan kesehatan berada pada posisi yang lemah sedangkan proveder (dokter dan petugas kesehatan lainnya) mengetahui jauh lebih banyak tentang manfaat dan kualitas pelayanan yang dijualnya. Ciri ini juga ditemukan oleh para ahli ekonomi kesehatan lain seperti Feldstein, Jacos, Rappaport, dan Phelps. Dalam pelayanan kesehatan, misalnya kasus ekstrim pembedahan, pasien hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pelayanan tersebut atau tidak. Kondisi ini sering dikenal dengan consumen ignorence atau konsumen yang bodoh, jangankan ia mengetahi berapa harga dan berapa banyak yang diperlukan, mengetahui

(41)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

apakah ia memerlukan tindakan bedah saja tidak sanggup dilakukan meskipun pasien mungkin seorang profesor sekalipun.

3. Externality

Externality menunjukkan bahwa konsumsi pelayanan kesehatan tidak saja mempengaruhi pembeli tetapi juga bukan pembeli. Contohnya adalah konsumsi rokok yang mempunyai resiko besar pada bukan perokok, akibat dari ciri ini, pelayanan kesehatan membutuhkan subsidi dalam berbagai bentuk, oleh karena pembiayaan pelayanan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab diri sendiri, akan tetapi perlunya digalang tanggung jawab bersama (public). Ciri unik tersebut juga dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi kesehatan seperti Feldstein.

2.4.4 Syarat-Syarat Pelayanan Kesehatan

Agar pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diingikan, banyak syarat yang harus dipenuhi. Syarat yang dimaksud paling tidak mencakup delapan hal pokok yakni tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, serta bermutu (Azwar, 1995:33-36).

1. Ketersediaan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut tersedia di masyarakat.

2. Kewajaran Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat wajar, dalam arti dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

(42)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

3. Kesinambungan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut bersifat berkesinambungan, dalam arti tersedia setiap saat, baik menurut waktu atau kebutuhan pelayanan kesehatan.

4. Penerimaan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

5. Ketercapaian Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.

6. Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

7. Efisiensi Pelayanan Kesehatan

Artinya palayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diselenggarakan secara efisien.

8. Mutu Pelayanan Kesehatan

Artinya pelayanan kesehatan bermutu apabila palayanan tersebut dapat menyembuhkan pasien serta tindakan yang dilakukan aman.

Secara umum dimensi kepuasan pasien bervariasi sekali. Suatu palayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan kesehatan yang bermutu apabila penerapan standard dan kode etik profesi dapat memuaskan pasien. Ukuran-ukuran pelayanan kesehatan yang mengacu pada standar dan kode etik profesi yang pada

(43)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

dasarnya mencakup penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai (Azwar, 1995:31-33).

a. Hubungan Dokter-Pasien

Terbinanya hubungan dokter-pasien yang baik, adalah salah satu dari kewajiban etik. Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, hubungan dokter-pasien yang baik ini harus dapat dipertahankan. Adalah amat diharapkan setiap dokter dapat dan bersedia memberikan perhatian yang cukup, menampung dan mendengarkan semua keluhan, serta menjawab dan memberikan keterangan yang sejelas-jelasnya tentang segala hal yang ingin diketahui oleh pasien.

b. Kenyamanan Pelayanan

Untuk dapat menyelenggarkan pelayanan kesehatan yang bermutu, suasana pelayanan yang nyaman harus dapat dipertahankan. Kenyamanan yang dimaksud disini tidak hanya yang menyakut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

c. Kebebasan Melakukan Pilihan

Suatu pelayanan kesehatan disebut bermutu apabila kebebasan memilih ini dapat diberikan, dan karena itu harus dapat dilaksanakan oleh setiap penyelenggara pelayanan kesehatan.

d. Pengetahuan Dan Kompetensi Teknis

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang didukung oleh pengetahuan dan kompetensi teknis bukan saja merupakan bagian dari kewajiban etik, tetapi

(44)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

juga merupakan prinsip pokok penerapan standar pelayanan profesi. Secara umum disebutkan memakai tinggi tingkat pengetahuan dan kompetensi teknis tersebut maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

e. Efektifitas Pelayanan

Semakin efektif pelayanan kesehatan tersebut, maka makin tinggi pula mutu pelayanan kesehatan.

f. Keamanan Tindakan

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, aspek keamanan tindakan ini haruslah diperhatikan. Pelayanan kesehatan yang membahayakan pasien, bukanlah pelayanan kesehatan yang baik, dan karena itu tidak boleh dilakukan.

Adapun kriteria pelayanan yang memuaskan menurut DR. Bob Woworutu (Noveniawanata, http://one.indoskripsi.com) adalah:

1. Kebutuhan masyarakat dapat di penuhi. 2. Mampu memberikan pelayanan yang baik. 3. Tidak berbelit – belit.

4. Menyingkat waktu tunggu masyarakat. 5. Dapat menguntungkan semua pihak.

Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian, baik terdapat tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud serta ciri atau pun terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataannya melakukan penilaian ini tidaklah mudah. Hal ini dikarenakan mutu pelayanan tersebut bersifat multi-demensional yang artinya setiap orang dapat saja melakukan penilaian yang

(45)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

berbeda-beda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing orang (Azwar, 1995: 30).

2.5 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan Jamkesmas

Adapun jenis-jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di rumah sakit, yaitu:

1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), yang meliputi:

a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum.

b. Rehabilitasi medik.

c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik. d. Tindakan medis kecil atau sedang.

e. Pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan.

f. Pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit. g. Pelayanan darah.

h. Pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit. 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), yang meliputi:

a. Akomodasi rawat inap pada kelas III.

b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan. c. Penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik. d. Tindakan medis.

e. Operasi sedang dan besar. f. Pelayanan rehabilitasi medis.

(46)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

g. Perawatan intensif (ICU).

h. Pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit. i. Pelayanan darah.

j. Persalinan dengan resiko tinggi.

3. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat (Departemen Kesehatan RI 2008).

2.6 Kerangka Pemikiran

Kecenderungan meningkatnya biaya pemeliharaan kesehatan menyulitkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Keadaan ini terjadi terutama pada keadaan dimana pembiayaannya harus di tanggung sendiri (out of pocket) dalam sistem tunai (fee for service).

Solusi masalah pembiayaan kesehatan mengarah kepada peningkatan pendanaan kesehatan agar melebihi 5% Produk Domestik Bruto sesuai rekomendasi WHO, dengan pendanaan pemerintah yang terarah untuk kegiatan kesehatan masyarakat seperti pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan, promosi kesehatan serta pemeliharan kesehatan penduduk miskin. Sedangkan pendanaan masyarakat harus diefisienkan dengan pendanaan gotong-royong untuk berbagi resiko ganguan kesehatan, dalam bentuk jaminan kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah telah mengambil kebijakan strategis untuk menggratiskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sejak 1 Januari 2005

(47)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

program ini menjadi Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) yang popular dengan nama Askeskin yang kemudian pada tahun 2008 diubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Masyarakat atau Jamkesmas.

Pelaksanaan dan pengelolaan Program Jamkesmas dilakukan oleh Departemen Dinas Kesehatan, PT. Askes (Persero) dan Verifikator Independen, tugas dari ketiga lembaga ini adalah membantu masyarakat sangat miskin, miskin, dan mendekati miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan cara mendata dan mengikutsertakan mereka menjadi pengguna atau peserta Jamkesmas. Apabila masyarakat terdaftar sebagai peserta Jamkesmas maka mereka berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.

Rumah sakit HKBP Balige sebagai salah satu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pengguna Jamkesmas yang memerlukan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit HKBP Balige, akan memberikan respon tersendiri kepada penguna Jamkesmas. Untuk itulah peneliti ingin mengetahui bagaimana respon mayarakat terhadap pelaksanaan program Jamkesmas oleh Rumah Sakit HKBP Balige.

(48)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

Bagan 3

Kerangka Pemikiran

Pelaksanaan Program Jamkesmas a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) b. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) c. Pelayanan Gawat Darurat

1. Respon Positif 2. Respon Negatif Respon masyarakat terhadap pelaksanaan program JAMKESMAS Rumah Sakit HKBP Balige

(49)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

2.7 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.7.1 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah atau definisi yang di gunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1989). Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan penelitian.

Untuk menfokuskan penelitian ini, maka peneliti memberikan batasan konsep yang diangkat dalam penelitian ini.

1. Respon adalah tanggapan, reaksi maupun jawaban.

2. Jamkesmas merupakan singkatan dari Jaminan Kesehatan Masyarakat dan merupakan salah satu program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu.

3. Pengguna atau Peserta Jamkesmas adalah orang yang tergolong miskin dan kurang mampu serta memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat

4. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselengarakan secara sendiri maupun kelompok dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluaraga, kelompok, maupun masyarakat.

5. Program Jamkesmas merupakan salah satu program pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat miskin atau kurang mampu dan tidak mampu. Program Jamkesmas ini meliputi :

(50)

Ardi Tambunan : Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) Oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige Di Kabupaten Toba Samosir, 2009.

a. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh dokter spesialis atau umum, rehabilitasi medik, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis kecil atau sedang, pemerikasaan pengobatan gigi tingkat lanjutan, pemberian obat yang mengacu pada Formalium rumah sakit, pelayanan darah, pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan penyulit.

b. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige yang meliputi: akomodasi rawat inap pada kelas III, konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan, penunjang diagnosik: laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik, tindakan medis, operasi sedang dan besar, pelayanan rehabilitasi medis, perawatan intensif (ICU), pemberian obat mengacu Formalium rumah sakit, pelayanan darah, persalinan dengan resiko tinggi.

c. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) merupakan bagian dari program Jamkesmas yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit Umum HKBP Balige terhadap pasien yang sedang kritis atau dalam keadaan darurat.

Referensi

Dokumen terkait

Judul : Upaya Hukum Pemerintah Kota Yogyakarta Untuk Mencegah Penyimpangan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

[r]

[r]

[r]

merumuskan memproduksi konsep elemen-elemen senirupa organik dan nonorganik, dalam bentuk 2D dan 3D, material, simetris dan asimetris, alam dan buatan, komposisi, fungsi,

Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal, kunjungan balita di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling

Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan dan/atau hari libur resmi untuk waktu kerja 5 (lima) hari kerja dan 40 (empat puluh) jam seminggu, maka

Kesimpulan berdasarkan sub masalah sebagai berikut: (1) Lingkungan belajar di sekolah SMK Mamdiri Pontianak sudah baik untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran hal