• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kedisiplinan Kerja Dan Insentif Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, TBK Sei Merah Estate

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kedisiplinan Kerja Dan Insentif Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, TBK Sei Merah Estate"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEDISIPLINAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk

SEI MERAH ESTATE

OLEH

SANIA ROSMA HASIBUAN 090502041

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEDISIPLINAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK SEI MERAH ESTATE

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kedisiplinan kerja (X1), dan insentif (X2

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan, dan objek-objeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pemanen buah kelapa sawit PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate yaitu sebanyak 51 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 19,0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Kedisiplinan kerja (X

) terhadap produktivitas kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

1), insentif (X2

Hasil uji F variabel bebas (Kedisiplinan kerja dan Insentif) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat Produktivitas Kerja Karyawan), Berdasarkan uji t bahwa variabel insentif yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Nilai R sebesar 0,817 berarti hubungan antara variabel kedisiplinan kerja (X

) terhadap produktivitas kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

1) dan insentif (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 81,7% yang berarti hubungan erat.

(3)

ABSTRACT

INFLUENCE OF LABOR DICIPLINE AND INCENTIVE ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY IMPROVEMENT AT PT.PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA , TBK SEI MERAH ESTATE

The purpose of this study was to determine the effect of labor discipline ( X1 ) , and incentives ( X2 ) on the productivity of employees working at PT . PP . London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

This research was a type explanatory research, that was to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The population in this study are field employee PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate, which amounted 51 people. Method in this study was a questinare, interview, and documentation studied. Data Processing was using the SPSS 19,0 software for windows. Method of data analysis was using descriptive Method and quantitative that was multiple linier regression analysis used measured the Influence of Labor Dicipline and Incentive on the productivity of employees working at PT . PP . London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

The results of the F test independent variables ( work Discipline and Incentives ) together have a positive and significant effect on the dependent variable Employee Productivity ) , by t test that the most dominant variable incentive effect on employee productivity . R value of 0.817 means that the relationship between work discipline variable ( X1 ) and incentives ( X2 ) on labor productivity of 81.7 % , which means of relationship tight.

(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, dimana

berkat Rahmat dan Ridho-nya yang selalu menyertai penulis untuk menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan Kerja dan Insentif terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei

Merah Estate. Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir dan dilakukan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua

tercinta, Alimuddin Hasibuan dan Masro harahap atas dukungan, kasih sayang,

pengorbanan serta doa yang tulus dan tidak pernah putus untuk penulis. Pada

kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis juga ingin mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar M.Ec, Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

(5)

5. Ibu Dra. Yulinda, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang selama ini telah

banyak membantu membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Prof. Dr. Prihatin Lumbanraja selaku dosen penilai yang telah banyak

memberikan masukan dan bimbingan untuk perbaikan skripsi ini.

7. Ibu Dra. Lucy Anna MS. Selaku dosen wali yang telah banyak membimbing

dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian studi di Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

8. Pimpinan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate dan

seluruh staff karyawan yang telah banyak membantu penulis dalam

memperoleh data perusahaan yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Keluargaku tersayang, keluarga besar uwak ( Drs. Kaya hasibuan dan

Elbiwati Lubis Sag), paman- pamanku dan keluarga (Soleman dan Aspalan),

sepupuku (Nia Sari Nasution) serta Keluarga Besar di Batupulut dan

Sigala-Gala terimakasih atas perhatian, doa serta dukungan yang diberikan selama

ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.Sahabat-sahabat terbaik saya Siti Aminah, Elvi Dayanti, Juleha Siti, Wan

Rizka, Rahmi, Rizka, Evi, Rina, Roida, Juliani, Rizki, Rahmad, Juber, Dame,

Zoel dan Rice terimakasih atas bantuan dan dukungannya selama ini sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan

(6)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua

pihak. Terima kasih.

Medan, Desember 2013 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Disiplin ... 9

2.1.1 Pengertian Disiplin ... 9

2.1.2 Tujuan Disiplin Kerja ... 10

2.1.3Tipe kedisiplinan ... 11

2.1.4 Pendisiplinan dan Hukuman ... 12

2.1.5 Faktor-Faktor Kedisiplinan ... 17

2.2 Insentif ... 20

2.2.1 Pengertian Insentif ... 20

2.2.2 Tujuan Pemberian Insentif ... 21

2.2.3 Jenis-Jenis Insentif... 22

2.2.4 Sistem Pemberian Insentif……….. 23

2.2.5 Syarat Pemberian Insenrif………... 24

2.3 Produktivitas ... 25

2.3.1 Pengertian Produktivitas ... 25

2.3.2 Faktor-Faktor Penentu Produktivitas ... 26

2.3.3 Lingkup Perbaikan Produktivitas ... 28

2.4 Penelitian Terdahulu ... 29

2.5 Kerangka Konseptual ... 29

2.6 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

3.3 Batasan Operasional ... 33

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 33

(8)

3.7 Jenis Data ... 40

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 40

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

3.10 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 48

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.2 Hasil Penelitian ... 56

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif ... 56

4.2.2 Metode Analisis Statistik ... 66

4.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 69

4.2.5 Uji Hipotesis ... 69

1. Uji F (Uji Serentak) ... 73

2. Uji t (Uji Parsial) ... 75

3. Pengujian Koefisien Determinasi (R2 4.3 Pembahasan ... 78

) ... 78

4.3.1 Pengaruh KedisiplinanTerhadap Produktivitas Karyawan ... 78

4.3.2 Pengaruh Insentif Terhadap Produktivitas Karyawan ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Absensi Karyawan...……….... 4

1.2 Data Insentif Karyawan Pemanen...………... 5

1.3 Data TBS dan Produktivitas Karyawan....………. 6

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 38

3.2 Instrumen Skala Likert ... 39

3.3 Validasi Tiap Pertanyaan ... 42

3.4 Reliability Statistics ... 43

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 58

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 59

4.4 Pendapat Responden Terhadap Variabel Kedisiplinan ... 60

4.5 Pendapat Responden Terhadap Variabel Insentif ... 63

4.6 Pendapat Responden Terhadap Variabel Produktivitas Karyawan ... 65

4.7 Uji Normalitas ... 70

4.8 Hasil Uji Multikolineritas ... 71

4.9 Hasil Uji Glejser ... 73

4.10 Hasil Uji F (Uji Serentak) ... 75

4.11 Hasil Uji-t (Uji Parsial) ... 74

4.12 Determinasi (R2) ... 78

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 33 4.1 Hasil Uji Normal P-P Plot of Regression

Standardlised Residual... 69 4.2 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedastisitas... 72

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner 88

2 Tabulasi Validitas Pertama 91

3 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Data Spss 92

4 Tabulasi Regresi 94

5 Frekuensi Jawaban 100

6 Uji Normalitas 107

(12)

ABSTRAK

PENGARUH KEDISIPLINAN KERJA DAN INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PADA PT.PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK SEI MERAH ESTATE

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Kedisiplinan kerja (X1), dan insentif (X2

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi, yaitu penelitian dapat dikaji menurut tingkatannya yang didasarkan kepada tujuan, dan objek-objeknya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pemanen buah kelapa sawit PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate yaitu sebanyak 51 orang. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 19,0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu analisis Regresi Linear Berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh Kedisiplinan kerja (X

) terhadap produktivitas kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

1), insentif (X2

Hasil uji F variabel bebas (Kedisiplinan kerja dan Insentif) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat Produktivitas Kerja Karyawan), Berdasarkan uji t bahwa variabel insentif yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan. Nilai R sebesar 0,817 berarti hubungan antara variabel kedisiplinan kerja (X

) terhadap produktivitas kerja Karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

1) dan insentif (X2) terhadap produktivitas kerja karyawan sebesar 81,7% yang berarti hubungan erat.

(13)

ABSTRACT

INFLUENCE OF LABOR DICIPLINE AND INCENTIVE ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY IMPROVEMENT AT PT.PP. LONDON SUMATRA

INDONESIA , TBK SEI MERAH ESTATE

The purpose of this study was to determine the effect of labor discipline ( X1 ) , and incentives ( X2 ) on the productivity of employees working at PT . PP . London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

This research was a type explanatory research, that was to be learned according to the levels that was based on the goals and objects. The population in this study are field employee PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate, which amounted 51 people. Method in this study was a questinare, interview, and documentation studied. Data Processing was using the SPSS 19,0 software for windows. Method of data analysis was using descriptive Method and quantitative that was multiple linier regression analysis used measured the Influence of Labor Dicipline and Incentive on the productivity of employees working at PT . PP . London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

The results of the F test independent variables ( work Discipline and Incentives ) together have a positive and significant effect on the dependent variable Employee Productivity ) , by t test that the most dominant variable incentive effect on employee productivity . R value of 0.817 means that the relationship between work discipline variable ( X1 ) and incentives ( X2 ) on labor productivity of 81.7 % , which means of relationship tight.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Perusahaan sebagai suatu organisasi yang menghasilkan produk baik itu

berupa barang atau jasa sangat membutuhkan sumber daya bagi kegiatan

operasinya. Sumber daya yang dibutuhkan itu terdiri dari sumber daya fisik (man,

money, method, market, machine, material) dan sumber daya konseptual

(informasi / data).

Manusia sebagai salah satu sumber daya fisik berperan dalam menentukan

semua kegiatan yang ada di perusahaan. Dalam mencapai pertumbuhan dan

kelangsungan hidup dari suatu organisasi, produktivitas kerja dari sumber daya

manusia mempunyai peranan yang sangat penting karena apabila produktivitas

kerja rendah maka akan terjadi in-efisiensi dalam penggunaan tenaga kerja dan itu

merupakan pemborosan bagi perusahaan dan dapat mengganggu kontinuitas

perusahaan.

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:247) produktivitas menyangkut

masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam

proses produksi. Sedangkan menurut Panggabean (2002:20) produktivitas

karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran tenaga

kerja serta persatuan waktu. Atau dengan kata lain perbandingan output dengan

input.

Dari berbagai permasalahan tenaga kerja, rendahnya produktivitas kerja

(15)

ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sikap, disiplin karyawan

sampai pada manajemen dan teknologi. Menurut Mathis dan Jackson (2002 : 314)

disiplin karyawan merupakan bentuk pelatihan yang menegakkan peraturan –

peraturan perusahaan. Mereka yang sering kali dipengaruhi oleh sistem disiplin di

dalam perusahaan adalah para karyawan yang bermasalah yaitu pihak – pihak

yang menjadi penyebab dalam kebanyakan situasi disiplin karyawan. Masalah

disiplin yang umum ditimbulkan para karyawan bermasalah antara lain absensi,

bolos, dan defisiensi produktivitas.

Kegiatan pendisiplinan dilakukan untuk mendorong para karyawan agar

mengikuti berbagai standar dan aturan perusahaan, sehingga penyelewengan –

penyelewengan dapat dicegah. Jika karyawan menyelesaikan tugas sesuai dengan

tugas yang diembannya dan mempergunakan waktu kerja secara efisien serta tidak

melanggar peraturan perusahaan maka diharapkan produktivitas kerja karyawan

meningkat.

Salah satu cara mengoptimalkan produktivitas kerja karyawan adalah

dengan pemberian balas jasa (gaji, insentif kerja, benefit, dan program

kesejahteraan). Insentif secara sengaja diberikan kepada karyawan agar di dalam

diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk meningkatkan prestasi kerja

sehingga produktivitas kerjanya meningkat. Menurut Panggabean (2002:77)

insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena

melebihi standar yang ditentukan. Oleh sebab itu, bagi perusahaan adanya

(16)

Sedangkan bagi karyawan, dengan adanya pemberian insentif karyawan

memperoleh kesempatan untuk menambah pendapatan selain gaji.

PT. PP. London Sumatera Indonesia, Tbk yang aktifitasnya mencakup

perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh adalah salah satu perusahaan

perkebunan terkemuka di Indonesia. PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk

memiliki perkebunan dan pabrik yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa,

Kalimantan serta Sulawesi. Namun dari semua itu yang terbanyak dan terluas

terletak di pulau Sumatera.

Begerpang POM (Palm Oil Mill) adalah salah satu Pabrik Kelapa Sawit

(PKS) milik PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk yang terdapat di Pulau

Sumatera yang terletak di Begerpang Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang.

Pabrik ini didirikan pada tahun 2002 dan mulai beroperasi pada tanggal 9 Juli

2003 dengan kapasitas produksi 45 ton/jam. Salah satu perkebunan atau kelapa

sawit yang diproduksi Begerpang POM adalah perkebunan Sei Merah Estate yang

berada di Sei Merah dengan luas tanah 91.831 Ha dengan 33 Field yang ditandai

dengan tahun penanaman buah mulai dari tahun 1985 – 2010.

Menurut hasil pra survei yang telah dilakukan oleh peneliti pada

PT.PP.London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate. Disiplin karyawan PT.

PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate dapat dilihat dari ketaatan

peraturan tata tertib yang berlaku. Berikut adalah Tabel Absensi karyawan

(17)

Tabel 1.1

Daftar Absensi Karyawan Pemanen Buah Kelapa Sawit Pada Tahun 2010 – 2012

Tahun

Absensi Standar

krisis mangkir

Cuti Sakit Izin Mangkir

2010 1,80% 1,40% 1,62% 1,75%

3%

2011 2,16% 1,18% 1,55% 2,91%

2012 1,54% 1,35% 1,41% 4,16%

Sumber : (PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk,Sei Merah Estate. Data diolah)

Tabel 1.1 menunjukkan absensi karyawan tahun 2010 - 2012 mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat pada tahun 2010 sebesar 1,75%, 2011 sebesar 2,91%,

dan 2012 sebesar 4,16% dengan standar krisis mangkir dari perusahaan sebesar

3%. Dimana dapat dikatakan bahwa menurunnya produktivitas kerja karyawan

pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate adalah akibat dari

banyaknya ketidakhadiran karyawan yang tidak beralasan.

Untuk mengatasi tingginya tingkat absensi karyawan, perusahaan

menerapkan pendisiplinan kepada karyawan yang tidak hadir atau mangkir kerja

diberikan teguran lisan secara langsung, apabila masih berlanjut diberikan teguran

tulisan sampai 3x, jika masih berlanjut juga perusahaan melakukan pemotongan

gaji sebesar Rp 67.000/hari, dan yang terakhir adalah pemutusan hubungan kerja

secara tidak hormat.

Masalah kedisiplinan kerja lainnya terdapat pada Standard Operating

Prosedure (SOP) yang hanya diberikan kepada mandor pemanen buah kelapa

sawit saja dengan pembaharuan SOP selama 2 tahun, sedangkan karyawan

pemanen buah kelapa sawit tidak memiliki SOP. Sehingga karyawan pemanen

sering melakukan kesalahan dalam bekerja, seperti memanen buah kelapa sawit

(18)

sawit pada PT.PP.London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate juga masih

kurang. Karena hanya dua orang mandor yang mengawasi semua karyawan

pemanen yang bekerja, yang terkadang lokasi pekerjaan memiliki jarak yang jauh

dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hal ini membuat karyawan pemanen buah

kelapa sawit beristirahat melebihi waktu yang ditetapkan perusahaan, dan

karyawan dapat menyembunyikan atau membuang buah mentah yang seharusnya

tidak dipanen.

Selain kedisiplinan kerja, faktor lain yang mendukung produktivitas kerja

karyawan adalah faktor insentif. Insentif diharapkan dapat memberikan semangat

dan motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih giat lagi, sehingga dapat

meningkatkan hasil produksi perusahaan. Berikut data pemberian insentif kepada

karyawan dapat dilihat pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2

Data Insentif Perhari Pemanen Buah Kelapa sawit 1 Desember 2012

Jumlah Karyawan

Hasil Panen (Janjang)

Basic (Janjang)

Over Basic (Janjang)

Harga Buah @195

Insentif (Rp)

6 350 80 270 52.650 52.650

4 310 80 230 44.850 44.850

10 205 80 125 24.375 24.375

7 182 80 102 19.890 19.890

6 172 80 92 17.940 17.940

9 94 80 14 2.730 2.730

4 80 80 - - -

5 70-78 80 - - -

Total =51 833 162.435 162.435

Sumber : (PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate. Data diolah)

Tabel 1.2 menunjukkan insentif perhari yang diterima karyawan pemanen

buah kelapa sawit berbeda-beda. Sebagian karyawan menerima insentif yang

(19)

karyawan yang tidak mencapai standar perusahaan. Pemberian insentif tersebut

dilakukan dengan melihat kinerja karyawan yaitu banyaknya buah yang dipanen

melebihi standar (over basic) maka karyawan tersebut akan mendapatkan insentif.

Insentif yang diterima berupa uang yang disesuaikan dengan harga buah kelapa

sawit saat itu. Hal ini diharapkan dapat memotivasi karyawan pemanen buah

kelapa sawit supaya lebih produktif.

Dari masalah kedisiplinan kerja yang menunjukkan tingginya tingkat

absensi dan insentif berdampak pada produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan

Produktivitas Karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah

Estate. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.3

Tabel 1.3

Tandan Buah Segar (TBS) dan Produktivitas Karyawan Tahun 2010 – 2012

Tahun Jumlah Karyawan

TBS (Ton) Produktivitas karyawan (O/I)

Target Pencapaian Target Pencapaian

2010 51 23.279 22.650 456 444

2011 51 23.683 22.405 464 439

2012 51 22.575 21.123 442 414

Rata – rata 23.179 22.059 454 432

Sumber : (PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate .Data diolah)

Tabel 1.3 menjelaskan mengenai target yang diberikan oleh perusahaan

dalam bentuk pencapaian TBS dan produktivitas karyawan yang ditentukan dan

diharapkan. Tabel tersebut menunjukkan bahwa TBS pada tahun 2010 - 2012

selalu di bawah target. Hal ini disebabkan bahwa produktivitas karyawan belum

optimal. Dapat dilihat pada produktivitas karyawan tahun 2010 – 2012 tidak

mencapai target. Hal ini dapat dilihat pada rata – rata pencapaian produktivitas

(20)

penurunan hasil produksi tahun 2010 - 2012 disebabkan tingkat absensi dan

insentif pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, Sei Merah Estate.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang di dukung dengan

teori-teori tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kedisiplinan Kerja dan Insentif terhadap Peningkatan

Produktivitas Kerja karyawan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia,

Tbk Sei Merah Estate”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu “Apakah kedisiplinan kerja dan Insentif

berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan produktivitas

kerja karyawan pada PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah

Estate?”

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini

adalah “Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan kerja dan Insentif

terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT.PP London

Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate”.

1.4Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai sarana dan bahan masukan yang diperlukan oleh perusahaan untuk

(21)

Insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan sehingga

pelaksanaan dan tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik.

2. Bagi peneliti

Memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti dalam memahami

seberapa besar pengaruh kedisiplinan kerja dan Insentif terhadap

peningkatan produktivitas kerja karyawan.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi terhadap peneliti lain yang ingin meneliiti lebih

lanjut tentang kedisiplinan kerja dan Insentif terhadap peningkatan

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Disiplin

2.1.1 Pengertian Disiplin

Kata disiplin berasal dari bahasa latin “discipline” yang berarti latihan atau

pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Hal ini

menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang

layak terhadap pekerjaannya.

Menurut Fathoni (2006:126), Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku. Adapun arti kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela

menaati semua peraturan perusahaan dan sadar akan tugas dan tanggungjawabnya.

Sedangkan arti kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan

seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun

tidak.

Menurut Siagian (2004:305) disiplin merupakan tindakan manajemen untuk

mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan

tersebut. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk

pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap, dan

perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha

bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan

(23)

Menurut Wirawan (2009:138) Disiplin adalah sikap dan perilaku kepatuhan

terhadap peraturan organisasi, prosedur kerja, kode etik, dan norma budaya

organisasi lainnya yang harus dipatuhi dalam memproduksi suatu produk dan

melayani konsumen organisasi.

2.1.2 Tujuan Disiplin kerja

Menurut Siswanto (2002:292), tujuan disiplin kerja adalah :

a. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan

ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan perusahaan yang

berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah

manajemen.

b. Dapat melaksanakan pekerjaan denggan sebaik-baiknya serta mampu

memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang

berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan bidang pekerjaan yang

diberikan kepadanya.

c. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan

jasa perusahaan dengan sebaik-baiknya.

d. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma – norma yang

berlaku pada perusahaan.

e. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai

(24)

2.1.3 Tipe Kedisiplinan

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja (2002:300), ada beberapa tipe dalam

meningkatkan kedisiplinan, yaitu :

a. Disiplin Preventif

Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mendorong pegawai menaati

standar dan peraturan sehingga tidak terjadi pelanggaran, atau bersifat

mencegah tanpa ada yang memaksakan yang pada akhirnya akan

menciptakan disiplin diri. Ini tentu saja mudah dipahami sebagai

tanggung jawab yang melekat pada pimpinan.

b. Disiplin Korektif

Merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencegah supaya tidak

terulang kembali sehingga tidak terjadi pelanggaran pada hari – hari

selanjutnya, yang tujuannya adalah :

1) Memperbaiki perilaku yang melanggar aturan

2) Mencegah orang lain melakukan tindakan serupa

3) Mempertahankan standar kelompok secara konsisten dan efektif

c. Disiplin Progresif

Merupakan pengulangan kesalahan yang sama akan mengakibatkan

hukuman yang lebih berat. Tindakan indisipliner bisa dilakukan melalui

proses :

1) Teguran lisan, kalau masih terulang

2) Teguran tulisan (yang menjadi catatan negatif bagi pegawai) kalau

(25)

3) Skorsing satu minggu, kalau masih terulang

4) Skorsing satu bulan, kalau masih terulang

5) Memecat pegawai tersebut

2.1.4 Pendisiplinan dan Hukuman

Menurut Wiranto (2009:138) Pendisiplinan merupakan tindakan organisasi

yang tidak mengakibatkan seseorang pegawai kehilangan sesuatu dari organisasi.

Pendisiplinan bersifat konstruktif atau memperbaiki karena pendisiplinan adalah

proses pembelajaran. Bagi pegawai yang berkinerja baik, pendisiplinan dalam

bentuk pemberian imbalan bertujuan memperkuat pegawai mempertahankan

kinerja baiknya. Sedangkan pendisiplinan bagi pegawai yang berkinerja buruk

berbentuk analisis penyebab kinerja yang buruk dan penyusunan rencana

bertujuan memperbaiki kinerja di tahun mendatang. Jika pegawai atau karyawan

melanggar disiplin, organisasi akan mendisiplinkannya dengan :

a. Memotivasi karyawan untuk memenuhi standar kinerja perusahaan.

Seorang karyawan mendapatkan pendisiplinan dari organisasi setelah

gagal memenuhi kewajibannya. Kegagalan dapat berupa kegagakan

dalam melaksanakan tugas serta mengabaikan peraturan atau kode etik

yang harus diterapkan dalam perilakunya.

b. Mempertahankan hubungan saling menghormati antara bawahan

terhadap atasannya atau sebaliknya.

Karyawan sering melaksanakan tugasnya dengan buruk dan melanggar

(26)

salah satu persyaratan agar para karyawan dan manajer dapat bekerja

dengan baik dalam mencapai objektif masing – masing.

c. Meningkatkan kinerja karyawan.

Pendisiplinan wajib dilakukan bagi karyawan berkinerja rendah yang

bukan disebabkan faktor nonmanusia. Jika rendahnya kinerja disebabkan

oleh faktor manusia, pendisiplinan dilakukan secara berencana untuk

memperbaiki perilaku kerja dan sikap peribadi yang ada hubungannya

dengan pekerjaan akan meningkatkan hasil kerjanya.

d. Meningkatkan moral, semangat kerja, etos kerja, serta efektifitas dan

efisiensi kerja.

Moril, sengamat kerja, etos kerja, serta efektivitas dan efisiensi kerja

pegawai menurun karena pengaruh keadaan lingkungan internal dan

lingkungan eksternal organisasi. Program pendisiplinan yang dirancang

khusus akan meningkatkan sikap dan perilaku kerja pegawai yang

merosot tersebut.

e. Meningkatkan kedamaian industrial dan kewargaan organisasi.

Pegawai hanya dapat bekerja dengan baik jika bekerja dengan iklim

kedamaian, kerja sama, dan saling menghormati. Pendisiplinan

merupakan upaya organisasi untuk menciptakan kondisi kerja tersebut

sehingga para pegawai menjadi warga organisasi yang baik.

Pendisiplinan harus dilakukan dengan segera secara confidential, imparsial,

dan tanpa emosi. Setelah terjadi pelanggaran kedisiplinan, tindakan pendisiplinan

(27)

dilakukan secara confidential, artinya tindakan pendisiplinan hanya disampaikan

kepada yang bersangkutan dan pegawai lain tidak boleh mengetahuinya.

Pendisiplinan dilakukan secara imparsial, artinya tidak pilih kasih dan dilakukan

secara objektif. Dua pegawai yang melakukan pelanggaran yang sama, tindakan

pendisiplinannya pun harus sama. Pendisiplinan sebaiknya harus dilakukan tanpa

emosi, tanpa kemarahan, tanpa teriakan atau kutukan, dan dilakukian secara

profesional.

Semua tindakan pendisiplinan harus didokumentasikan secara tertulis,

terperinci, dan disimpan di dalam file manajemen sumber daya manusia pegawai

yang bersangkutan. Tindakan pendisiplinan juga harus dijelaskan kepada pegawai

yang bersangkutan sehingga dapat dipahami. Jika dikemudian hari pegawai yang

bersangkutan dihukum dan menggugat ke pengadilan, organisasi mempunyai

bahan untuk mempertahankan diri.

Jika pendisiplinan tidak berhasil, maka pendisiplinan berubah menjadi

hukuman, prosesnya adalah (Wirawan, 2009:139) :

1. Peringatan lisan.

Peringatan lisan yaitu teguran secara lisan setelah pelanggaran

pelanggaran peraturan pertama. Teguran lisan bertujuan menarik

perhatian, mengoreksi perilaku, meningkatkan kinerja, dan bukan untuk

menghukum karyawan. Proses peringatan lisan yaitu :

a. Tentukan waktu dan tempat pertemuan,serta jaga privasinya

b. Buat catatan apa yang akan disamapikan kepada pegawai

(28)

d. Bagaimana pengaruh pegawai terhadap organisasi

e. Bagaimana dan kapan perilaku dapat berubah

f. Tindakan apa yang dilakukan organisasijika perilaku pegawai tidak

berubah dan kapan hal tersebut akan dilakukan

2. Peringatan tertulis.

Jika peringatan lisan tidak mengubah sikap dan perilaku karyawan untuk

mematuhi ketentuan peraturan kerja, maka karyawan tersebut akan

dipanggil dan diberikan peringatan tertulis kepada karyawan.

3. Skorsing atau suspensi.

Jika peringatan tertulis tidak digubris karyawan, langkah berikutnya

adalah memberikan skorsing atau suspensi. Skorsing atau suspensi

merupakan karyawan dilarang masuk kerja pada waktu tertentu dari satu

hari ssampai beberapa minggu.

4. Demosi.

Demosi adalah mentransfer karyawan dari satu pekerjaan ke pekerjaan

lain yang tanggung jawabnya lebih kecil, jabatannya lebih rendah,

pangkatnya lebih rendah, dan umumnya gajinya lebih rendah.

5. Pemutusan hubungan kerja atau pemecatan.

Pemecatan merupakan upaya akhir untuk menghukum pegawai

bermasalah yang berakibat buruk bagi pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Siswanto (2002 :293), ada beberapa jenis sanksi disiplin kerja

(29)

a. Sanksi Disiplin Berat

1) Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan

yang diberikan sebelumnya.

2) Pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga

kerja biasa bagi yang memegang jabatan.

3) Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri

tenaga kerja yang bersangkutan.

4) Pemutusan hubungan kerja yang tidak hormat (pemecatan)

b. Sanksi Disiplin Sedang

1) Penundaan pemberian kompensasi

2) Penurunan upah sebesar satu kali lipat dari upah yang biasa diberikan

3) Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang pada jabatannya

yang lebih tinggi

c. Sanksi Disiplin Ringan

1) Teguran lisan kepada tenaga kerja

2) Teguran tertulis

(30)

2.1.5 Faktor - Faktor kedisiplinan

Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan suatu organisasi, menurut Fathoni (2006 :127) faktor – faktor

kedisiplinan, antara lain adalah :

1. Tujuan dan kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti

bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seseorang karyawan

harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika

pekerjaan itu diluar kemampuannya atau itu jauh dibawah

kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan

rendah. Di sini letak pentingnya asas the right man in the right place and

the right man in the right job.

2. Teladan pimpinan

Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka pimpinan dijadikan

teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberi

contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan

perbuatan. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya

baik, jika dia sendiri kurang berdisiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa

perilakunya akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahannya. Hal

inilah yang mengharuskan agar pimpinan mempunyai kedisiplinan yang

(31)

3. Balas jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan, karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan terhadap perusahan/pekerjaannya. Perusahaan harus

memberikan balas jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin

baik apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya beserta keluarganya.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego

dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta

diperlakukan sama manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar

kebijaksanan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman,

akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan

atau manajer yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil

terhadap semua bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan

keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula.

5. Waskat (pengawasan melekat)

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif

dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan perusahaan, karena dengan

waskat ini, berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi perilaku,

moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti

(32)

dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan pekerjaannya.

6. Sanksi hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan

karyawan. Karena dengan adanya sanksi hukuman yang semakin berat,

karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan perusahaan,

sikap dan perilaku indisipliner karyawan akan berkurang. Berat ringannya

sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya

kedisiplinan karyawan. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan

pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada

semua karyawan. Sanksi hukuman jangan terlalu ringan ataupun terlalu

berat, supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah

perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar untuk setiap

tingkatan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat motivasi untuk

memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani tegas bertindak

untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai dengan

sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak

tegas menerapkan hukuman bagi karyawan indispliner akan disegani dan

diakui kepemimpinannya oleh bawahan. Dengan demikian, pimpinan

(33)

8. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahan.

Hubungan-hubungan itu baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari

single relationship, direct group relationship, dan cross relationship

hendaknya harmonis. Pimpinan atau manajer harus barusaha menciptakan

suasana hubungan kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal

maupun horizontal di antara semua karyawannya. Tercipta human

relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana kerja

yang nyaman.

2.2 Insentif

2.2.1 Pengertian Insentif

Hariandja (2002:265) mengatakan Insentif adalah sebagai bentuk

pembayaran langsung yang didasarkan atau dikaitkan langsung dengan kinerja

dan gain sbaring, yang juga dikaitkan dengan kinerja dan diartikan sebagai

pembagian keuntungan bagi pegawai akibat peningkatan produktivitas atau

penghematan biaya.

Insentif adalah sebagai salah satu bentuk penghargaan yang dikaitkan

dengan prestasi kerja. Semakin tinggi prestasi kerja, semakin besar pula insentif

yang diberikan. Sudah menjadi kebiasaan perusahaan harus menetapkan target

yang tinggi dan bila berhasil maka akan diberikan tambahan pendapatan.

(34)

Menurut Ranupandojo dan Husnan (2002 : 112) insentif adalah untuk

memberikan upah/gaji yang berbeda karena prestasi mereka berbeda. Sedangkan

pelaksanaan sistem insentif ini dimaksudkan perusahaan untuk meningkatkan

produktivitas karyawan yang berprestasi untuk tetap berada dalam perusahaan.

2.2.2 Tujuan Pemberian Insentif

Fungsi utama dari insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan

dorongan kepada karyawan. Insentif menjamin bahwa karyawan akan

mengarahkan usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan tujuan

utama pemberian insentif adalah untuk meningkatkan prestasi individu maupun

kelompok (Panggabean, 2002 : 89).

Secara lebih spesifik tujuan pemberian insentif dapat dibedakan dua

golongan yaitu :

a. Bagi perusahaan

Tujuan dari pelaksanaan insentif dalam perusahaan khususnya dalam

kegiatan produksi adalah untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan dengan jalan mendorong/merangsang agar karyawan :

1) Bekerja lebih bersemangat dan cepat

2) Bekerja lebih disiplin

3) Bekerja lebih kreatif

b. Bagi karyawan

Dengan adanya pemberian insentif karyawan akan mendapatkan

(35)

1) Standar prestasi dapat diukur secara kuantitatif

2) Standar prestasi di atas dapat digunakan sebagai dasar pemberian

balas jasa yang diukur dengan bentuk uang

3) Karyawan harus lebih giat agar dapat menerima uang lebih besar

2.2.3 Jenis – Jenis Insentif

Menurut Sirait (2006:202) ada tiga jenis insentif yang dikenal yaitu :

1. Financial Incentive

Bentuknya adalah bonus, komisi (dihitung berdasarkan penjualan yang

melebihi standar), pembayaran yang ditangguhkan (misalnya pensiun).

2. Non-Financial Incentive

Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan latihan, penghargaan

berupa pujian atau pengakuan atas hasil kerja yang baik, terjaminnya

tempat kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara atasan dan

bawahan.

3. Social Incentive

Cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan – rekan sekerja.

2.2.4 Sistem Pemberian Insentif

Menurut Panggabean (2002:90) sisitem pemberian insentif dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu :

1. Rencana insentif individu

Bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji pokok bagi

(36)

individu bisa berupa upah perpotong dan upah per jam kerja secara

langsung.

2. Rencana insentif kelompok

Pemberian insentif kelompok dapat diberikan dengan cara :

1) Seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang

diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasinya.

2) Semua anggota kelompok menerima pembayaran yang sama dengan

pembayaran yang diterima oleh karyawan yang paling rendah

prestasinya.

3) Semua anggota menerima pembayaran yang sama dengan rata-rata

pembayaran yang sama dengan kelompok.

Menurut Sirait (2006:203) sistem pemberian insentif untuk karyawan

produksi dengan dua cara, yaitu :

1) Piece Rates, terdiri dari :

a. Straigh piece work plan ( upah per potong proporsional)

Sistem ini pekerjan dibayar berdasarkan seluruh produk yang

dihasilkan dikalikan tarif upah per potong).

b. Taylor piece work plan ( upah per potong taylor)

Cara ini mengatur tarif yang berbeda untuk karyawan yang bekerja di

atas dan di bawah output rata-rata.

c. Gruop piece work plan (upah per potong kelompok)

Cara menghitung pembayarannya adalah dengan menentukan suatu

(37)

2) Time Bonuses, terdiri dari :

a. Time worked (waktu pengerjaan)

b. Time saved (waktu yang dihemat)

c. Standar time ( waktu standar)

2.2.5 Syarat pemberian Insentif

Menurut Panggabean (2002:92) syarat pemberian insntif adalah :

1. Sederhana, peraturan dari sistem insentif harus singkat, jelas, dan

dapat dimengerti.

2. Spesifik, karyawan harus mengetahui dengan tepat apa yang

diharapkan untuk mereka lakukan.

3. Dapat dicapai, setiap karyawan mempunyai kesempatan yang

masuk akal untuk memperoleh sesuatu.

4. Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk

menentukan rencana insentif.

2.3. Produktivitas

2.3.1 pengertian produktivitas

Produktivitas muncul pertama kali pada tahun 1966 yang disusun oleh

Sarjana Ekonomi Prancis yang bernama “Quesnay”, tetapi menurut Walter Aigner

dalam karyanya “Motivation and Awareness” filosofi dan spirit tentang

produktivitas, sudah ada sejak mulai peradaban manusia karena makna

produktivitas adalah keinginan (the will) serta upaya (effort) manusia untuk selalu

(38)

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:247) produktivitas menyangkut

masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam

proses produksi. Produktivitas tidak terlepas dari efisiensi dan efektivitas.

Efektivitas diukur dengan rasio output dan input atau mengukur efisiensi

memerlukan identifikasi dari hasil kinerja dan identifikasi jumlah sumber daya

yang digunakan untuk menghasilkan output tertentu.

produktivitas adalah perbandingan antara hasil yang dicapai (output)

dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Dengan kata lain bahwa

produktivitas memiliki dua dimensi, dimensi pertama adalah efektivitas yang

mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu target yang

berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi yang kedua adalah

efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi

penggunaannya atas bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Umar, 2005:9).

Atmosoeprapto (2001:1) Produktivitas merupakan perbandingan antara

keluaran (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang diberikan.

Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan

efektivitas pencapaian sasaran.

2.3.2 Faktor – Faktor Penentu Produktivitas

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:249) ada beberapa faktor yang

menetukan besar kecilnya produktivitas suatu organisasi, antara lain :

a. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang

(39)

kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah, daya cipta,

termasuk dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan. Dengan

pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang karyawan

diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif.

b. Keterampilan (skills)

Keterampilan adalah kemampuan dan penguasaan teknik operasional

mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan

diperoleh melaluai proses belajar dan berlatih.

c. Kemampuan (abilities)

kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang

karyawan. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk

kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai

pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability

yang tinggi pula.

d. Sikap (Attitude)

Attitude merupakan kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan

karyawan baik dan positif, maka perilaku kerja karyawan baik juga.

e. Kebiasaan (behaviors)

Perilaku manusia akan ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang telah

tertanam dalam diri karyawan sehingga dapat mendukung kerja yang

efektif atau sebaliknya. Dengan kondisi karyawan tersebut, maka

(40)

Menurut Siagian (2002:28) Produktivitas dapat mencapai hasil yang

maksimal apabila ketiga faktornya dapat terpenuhi dan dilaksanakan. Adapun

ketiga faktor tersebut adalah :

1. produktivitas dikaitkan dengan waktu.

Dalam hal ini berhubungan dengan penetapan jadwal pekerjaan menurut

presentasi waktu yang digunakan . Misalnya kapan seseorang harus

memulai dan berhenti bekerja.

2. Produktivitas dikaitkan dengan sumber daya insani.

Untuk melihat keterkaitan produktivitas dengan sumber daya insani,

manajer atau pimpinan perusahaan tersebut bisa melihat dari segi teknis

semata. Dengan kata lain meningkatkan produktivitas kerja juga

menyangkut kondisi, iklim, dan suasana kerja.

3. Produktivitas dikaitkan dengan sarana dan prasarana kerja.

Untuk dapat tercapainya produk kerja tidak terlepas dari faktor sarana

dan prasarana yang ada dalam perusahaan tersebut, untuk dapat

dimanfaatkan secara optimal sehingga tidak terjadi pemborosan dalam

bentuk apapun. Selain itu dimungkinkan sarana dan prasarana yang

tersedia mempunyai nilai dan masa pakai yang semakin tinggi.

2.3.3 Lingkup Perbaikan Produktivitas

Menurut Sulistiya dan Rosidah (2009:250) Lingkup perbaikan produktivitas

(41)

dengan struktur organisasi, proses – proses, dan prosedur – prosedur pelaksanaan

antara lain :

a. Fleksibilitas dalam prosedur – prosedur pelayanan sipil.

b. Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan seperti mengetik,

daftar gaji, pembelian dan lain-lain.

c. Desentralisasi yang terpilih atau reorganisasi ke dalam unit – unit yang

sama.

d. Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran–ukuran kinerja dan

standar kerja memonitor produktivitas.

e. Konsulidasi pelayanan-pelayanan.

f. Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional untuk

menjadwalkan dan masalah-masalah konservasi energi lainnya.

g. Recycling projects.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penggalian dari wacana penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya

memperjelas tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk

membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

Rininta Enda Ike (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh disiplin kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT.Galatta Lestarindo di desa

Pertampilan Kecamatan Pancur Batu”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada

(42)

analisis data yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan. Hal ini dapat diketahui dengan uji t. Variabel

disiplin kerja yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan PT. Galatta

Lestarindo kecamatan Pancur Batu yaitu dengan nilai thitung (X) = 5,099 dengan

nilai signifikan 0,000. Identifikasi Determinan (R2) yaitu dengan nilai 0,25

artinya bahwa sebesar 25,0% produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. Galatta

Lestarindo Kecamatan Pancur Batu dapat dijelaskan dengan menggunakan

variabel disiplin kerja serta sisanya 75,0% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Jane (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh disiplin kerja dan

komitmen kerja karyawan terhadap kinerja karyawan pada PT Selektani

Horticulture Medan (studi kasus pada bagian produksi)”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan komitmen kerja karyawan

terhadap kinerja karyawan pada PT Selektani Horticulture Medan (studi kasus

pada bagian produksi). Metode analisis data yang digunakan adalah regeresi linier

berganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah disiplin kerja karyawan dan

komitmen kerja karyawan secara bersama – sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat melalui pengujian

koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara

disiplin kerja dan komitmen kerja karyawan terhadap kinerja karyawan

(43)

26,671, nilai hitung pada disiplin kerja (X1) (3,359) > t tabel (1,999) dan nilai t hitung pada komitmen kerja karyawan (X2

Dihya Amwali (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh tingkat

pendidikan dan insentif terhadap kinerja karyawan pada PT Angkasa Pura II

(Persero) Bandar Udara Polonia Medan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan insentif terhadap kinerja karyawan

pada PT Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Polonia Medan. Metode analisis

data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian yang

diperoleh adalah tingkat pendidikan dan insentif secara bersama-sama

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat

melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau

hubungan antara tingkat pendidikan dan insentif terhadap kinerja karyawan

merupakan hubungan erat. Koefisien determinasi (R

) (3,278) > t tabel (1,999).

2

) = 0,558, artinya bahwa

sebesar 55,8% kinerja karyawan pada PT Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara

Polonia Medan dapat dijelaskan oleh variabel tingkat pendidikan dan insentif serta

sisanya 44,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

penelitian ini. nilai thitung pada tingkat pendidikan (X1) (4,461) dengan nilai signifikan 0,000. Dan nilai hitung insentif (X2

2.5 Kerangka Konseptual

) (4,480) dengan nilai signifikan

0,000.

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana

sepenuhnya proyek penelitian ini ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan

(44)

dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses

wawancara, observasi, dan survei literatur (Kuncoro, 2009 :52).

Menurut Saydam (2006 : 199) disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku, dan

peraturan yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik tertulis atau tidak

tertulis. Adapun indikator kedisiplinan kerja adalah sikap (kehadiran, mampu

memanfaatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik), norma (mematuhi

peraturan, mengikuti cara kerja yang ditentukan perusahaan), dan tanggung jawab

(menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan).

Menurut Panggabean (2002:77) insentif merupakan imbalan langsung yang

dibayarkan kepada karyawan karena prestasi melebihi standar yang ditentukan.

Adapun indikator insentif adalah insentif material ( bonus, pembagian laba, dan

jaminan sosial) dan insentif non material (pemberian promosi, pemberian piagam

penghargaan, dan pemberian pujian lisan atau tulisan).

Kedisiplinan kerja dan insentif diharapkan dapat memotivasi karyawan

dalam meningkatkan produktivitas kerja secara optimal. Menurut Sulistiyani dan

Rosidah (2009:247) produktivitas menyangkut masalah hasil akhir, yakni

seberapa besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi. Adapun

indikator produktivitas kerja yaitu kuantitas kerja (volume kerja, pencapaian

target) kualitas kerja (pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat, meminimalisir

tingkat kesalahan dalam bekerja), dan pemanfaatan waktu (ketaatan).

Menurut pernyataan Sinungan (2003:148) “disiplin mendorong produktivitas

atau disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai produktivitas“.

(45)

produktivitas karyawannya. Untuk mencapai produktivitas yang optimal bisa

dilakukan dengan memperbaiki kedisiplinan karyawan dalam perusahaan.

Menurut Sofyandi (2008:167) “Guna lebih mendorong produktivitas kerja

yang lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai

bagian dari kompensasi yang berlaku bagi para karyawan organisasi”. Insentif

digunakan perusahaan untuk mendorong karyawan untuk meningkatkan kualitas

dan kuantitas hasil kerja daripada karyawan.

Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya,

penelitian ini membahas mengenai pengaruh kedisiplinan kerja dan insentif dalam

peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT.PP London Sumatra Indonesia,

Tbk Sei Merah Estate. Melihat teori dan penjelasan tersebut, maka dibentuklah

kerangka konseptual yang menunjukkan gambaran variabel hubungan antara

variabel x1 dan x2 terhadap Y, yaitu sebagai berikut :

Sumber: Saydam (2006), Panggabean (2002), Sulistiyani dan Rosidah (2009). Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan dirumuskan hipotesis

sebagai berikut “Kedisiplinan kerja dan insentif berpengaruh positif dan signifikan

dalam peningkatan produktivitas kerja Karyawan Pada PT. PP London Sumatra

Indonesia Tbk, Sei Merah Estate”.

produktivitas (Y) Kedisiplinan kerja

(X1) Insentif

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian survei eksplanasi. Penelitian

survei eksplanasi adalah jenis penelitian survei yang bertujuan menjelaskan

adanya pengaruh kedisiplinan kerja dan insentif dalam peningkatan produktivitas

kerja karyawan pada PT.PP London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penilitian ini dilakukan pada PT.PP.London Sumatra Indonesia, Tbk Sei

Merah Estate yang beralamat di Desa Sei Merah, Kecamatan Tanjung Morawa,

Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sedangkan waktu penelitian dilakukan

pada September sampai November 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian

ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu kedisiplinan

kerja (X1) dan insentif (X2). Variabel dependent (variabel terikat), yaitu

produktivitas kerja karyawan (Y) pada PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk

Sei Merah Estate.

3.4 Definisi Operasional

Defenisi operasional bertujuan melihat sejauh mana variabel-variabel suatu

(47)

menuntun arah peneliti bagaimana cara mengukur suatu variabel penelitian ini,

ada dua variabel penelitiannya yaitu :

1) Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada

variabel lain atau variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel independen

dari penelitian ini adalah :

1. Kedisiplinan Kerja (X1

Kedisiplinan kerja adalah suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan

yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik tertulis atau tidak

tertulis.

)

Adapun Indikator kedisiplinan kerja antara lain:

a. Sikap adalah mental dan perilaku karyawan yang berasal dari

kesadaran atau kerelaan dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas

dan peraturan perusahaan. Terdiri dari:

1.Kehadiran : keberadaan karyawan di tempat kerja untuk bekerja

sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan.

2.Mampu memanfaatkan dan menggunakan perlengkapan dengan

baik: apabila karyawan mampu memanfaatkan dan menggunakan

perlengkapan dengan baik maka karyawan tersebut mampu

memenuhi alat ukur kedisiplinan kerja.

b. Norma adalah peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak

boleh dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan dan

(48)

1.Mematuhi peraturan merupakan karyawan secara sadar mematuhi

peraturan yang ditentukan perusahaan.

2.Mengikuti cara kerja yang ditentukan perusahaan: karyawan

harus bekerja sesuai dengan cara kerja yang ditetapkan perusahaan

sehingga tujuan bersama dapat dicapai.

c. Tanggung jawab yaitu kemampuan dalam menjalankan tugas dan

peraturan dalam perusahaan. Terdiri dari:

1.Menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang ditentukan :

karyawan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya dengan

menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan

perusahaan.

2. Insentif (X2

Insentif adalah imbalan langsung yang dibayarkan kepada

karyawan karena prestasi kerja melebihi standar yang ditentukan. )

Berikut ini hal yang diperhatikan dalam insentif :

a. Insentif Material adalah insentif yang diberikan dalam bentuk uang

dan barang. Insentif material berupa :

1.Premi : Uang yang dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan

hasil kerja. Premi diberikan setiap bulan berdasarkan hasil

pekerjaan melebihi target yang diberikan perusahaan.

2.Bonus : berupa uang yang diberikan kepada karyawan atas

pekerjaannya. Bonus tidak jauh berbeda dengan premi, pemberian

(49)

b. Insentif non material adalah insentif yang diberikan bukan berupa

materi seperti :

1.Pemberian piagam penghargaan : karyawan yang berprestasi

diberikan piagam penghargaan dari perusahaan.

2.Pemberian pujian lisan atau tulisan : karyawan yang berprestasi

berhak mendapatkan pujian baik secara lisan atau tulisan dari

atasannya.

2) Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi variabel lain.

Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah

produktivitas kerja karyawan. Menurut Sulistiyani dan Rosidah

(2009:247) produktivitas menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa

besar hasil akhir yang diperoleh di dalam proses produksi.

Adapun indikator produktivitas kerja karyawan adalah :

1. Kuantitas kerja merupakan banyaknya pekerjaan yang dapat

diselesaikan oleh karyawan. Terdiri dari:

1.Volume pekerjaan adalah sekumpulan tugas atau pekerjaan yang

harus diselesaikan dalam waktu 1 tahun.

2.Pencapaian target adalah karyawan memenuhi standar pekerjaan

yang diberikan perusahaan.

2. Kualitas kerja yaitu menunjukkan sejauh mana kemampuan seseorang

karyawan dalam keberhasilan pekerjaan yang dilakukannya. Terdiri

(50)

1. Pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat : karyawan harus mampu

melakukan pekerjaannya secara cepat dan tepat.

2.Meminimumkan tingkat kesalahan dalam bekerja : karyawan

berusaha untuk tidak melakukan kesalahan.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Ukur Kedisiplinan

Kerja (X1)

Kedisiplinan kerja adalah sebagai suatu sikap, tingkah laku, dan peraturan yang sesuai dengan peraturan perusahaan baik tertulis atau tidak tertulis

1.Sikap 1. Kehadiran

2. Mampu memanfaatkan dan menggunakan perlengkapan dengan baik

Likert

2.Norma 1.Mematuhi peraturan 2.Mengikuti cara kerja

yang ditentukan perusahaan 3.Tanggung

Jawab

1.Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan

Insentif (X2)

Insentif adalah imbalan langsung yang

dibayarkan kepada karyawan karena prestasi melebihi standar yang ditentukan.

2.Insentif Non Material

1.Pemberian piagam penghargaan

2.Pemberian pujian lisan atau tulisan

Produktivitas ( Y )

Produktivitas adalah menyangkut masalah hasil akhir, yakni seberapa besar hasil akhir yang dipeleh di dalam proses produksi.

1.Kuantitas kerja

1.volume kerja 2.Pencapaian target

Likert

2.Kualitas Kerja

1.Pelaksanaan pekerjaan cepat dan tepat

(51)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala likert yaitu digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial (Sugiyono, 2009 :93). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka

peneliti memberikan lima alternatif jawaban untuk dijawab oleh para responden

dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 yang dapat dilihat dari tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono (2009:94)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan harvester PT.PP London

Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate yaitu sebanyak 51 orang.

Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa “Jika jumlah subjeknya

kurang dari 100 orang maka lebih baik semua subjeknya diteliti, sehingga

(52)

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari

data-data yang diperoleh dari buku-buku, dan situs internet yang berhubungan

dengan materi penelitian yang dilaksanakan.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah

semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas

dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian

merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila

koefisien korelasi (r) lebih besar dari r table (0,361), maka pertanyaan tersebut

dikatakan valid. (Sugiyono,2009:126). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu

dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar

sampel dan dilakukan di PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk Bergepang

Estate (BGE) Deli Serdang. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 19.0 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid

(53)

yang terdapat dalam populasi”. Dengan demikian, jumlah sampel sama dengan

jumlah populasi (sensus atau sampel jenuh).

3.7 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden

yang terpilih di lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan

menggunakan daftar kuesioner dan wawancara langsung kepada karyawan

pada PT. PP London Sumatra Indonesia, Tbk Sei Merah Estate.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti artikel, internet, dan

dokumen -dokumen yang dimiliki organisasi yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian.

3.8Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu bentuk instrument pengumpulan data yang

berisikan pertanyaan-pertanyaan tentang masalah yang diteliti didalam penelitian

ini (variabel kedisiplinan kerja dan insentif merupakan variabel X dan variabel

produktivitas kerja adalah variabel Y).

b. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data yang digunakan antara narasumber

dan pewawancara dengan tanya jawab secara lisan untuk mendapatkan informasi

yang diinginkan.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Absensi Karyawan Pemanen Buah Kelapa Sawit
Tabel 1.2 Data Insentif Perhari Pemanen Buah Kelapa sawit
Tabel 1.3 Tandan Buah Segar (TBS) dan Produktivitas Karyawan
Gambar 2.1  Kerangka Konseptual
+7

Referensi

Dokumen terkait

Usaha Makmu Solo, sehingga H 1 yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara upah insentif dan jaminan sosial terhadap produktivitas kerja karyawan diterima

Tujuan dar; penelitian ini adalah untuk rnengetahui apakah insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada

Untuk mengetahui pengaruh antara upah, insentif, dan masa kerja terhadap. produktivitas kerja karyawan

Pengaruh insentif dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan dengan memperhatikan kepuasan kerja ialah karena adanya insentif yang diberikan kepada karyawan

Penelitian ini membahas tentang pola komunikasi organisasi antara pimpinan dan staff pada PT. London Sumatra Indonesia, Tbk Palangisang Estate sehingga perusahaan tersebut

Perkebunan V Sei Rokan maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Produktivitas

judul “Peranan Komunikasi Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja.. Karyawan Pada PT. TELEKOMUNIKASI Indonesia, Tbk DIVRE-I Sumatra - Divisi Customer Care.”. B. Perumusan

London Sumatra Indonesia, Tbk Medan telah sesuai dengan dengan harapan, dapat dikatakan bahwa gaji yang diterima mampu mencukupi kebutuhan hidup seorang karyawan, namun, masih