GEOLOGI REGIONAL PULAU SULAWESI DAN KEPULAUAN
GEOLOGI REGIONAL PULAU SULAWESI DAN KEPULAUAN
MALUKU
MALUKU
Pendahuluan Pendahuluan
Gambar 1. Lempeng tektonik dunia dan pergerakannya (Hamilton, USGS; dalam Asikin). Gambar 1. Lempeng tektonik dunia dan pergerakannya (Hamilton, USGS; dalam Asikin).
Secara fisiografis wilayah Indonesia
Secara fisiografis wilayah Indonesia dibatasi dibatasi di sebelah selatan di sebelah selatan oleh suatu palungoleh suatu palung laut dalam y
laut dalam yang memanjang ang memanjang dan dapat dan dapat diikuti mulai dari diikuti mulai dari Burma-Andaman-Sumatra-JBurma-Andaman-Sumatra-Jawaawa hingga ke Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia, yang merupakan jalur penekukan hingga ke Kepulauan Banda di bagian Timur Indonesia, yang merupakan jalur penekukan dan penyusupan
dan penyusupan lempeng Hindia-Australia ke bawah lempeng Hindia-Australia ke bawah lempeng Asia Tenggara. lempeng Asia Tenggara. AntaraAntara Indonesia bagian timur
Indonesia bagian timur dan barat, terdapat dan barat, terdapat perbedaan fisiografis yang mencolok. perbedaan fisiografis yang mencolok. DiDi Indonesia bagian barat terdapat busur-busur kepulauan, yang dibatasi oleh lautan dengan Indonesia bagian barat terdapat busur-busur kepulauan, yang dibatasi oleh lautan dengan kedalaman rata-rata berkisar antara 200 meter dan membentuk suatu paparan yang luas kedalaman rata-rata berkisar antara 200 meter dan membentuk suatu paparan yang luas yang dikenal dengan
yang dikenal dengan Sundaland Sundaland . Di . Di Indonesia bagian Indonesia bagian timur, timur, busur-busur kepulauannyabusur-busur kepulauannya dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter, dengan palung-palung dibatasi oleh lautan dengan kedalaman mencapai ribuan meter, dengan palung-palung
dalam yang terdapat di antara busur lengkung yang tajam dan beda relief yang sangat tajam. Kedua fisiografi yang berbeda tersebut dibatasi oleh suatu garis imajiner yang membentang di atara Pulau Bali dan Pulau Lombok di selatan dan menerus ke utara melalui Selat Makasar. Garis tersebut dikenal sebagai garis Wallace yang awalnya merupakan garis pembatas yang memisahkan keragaman flora dan fauna antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. Fisiografi pada dasarnya merupakan pencerminan dari kondisi geologi dan struktur suatu wilayah. Adanya perbedaan tersebut menunjukan adanya perbedaan perkembangan tektonik yang menonjol antara Indonesia bagian barat dan bagian timur.
Tatanan Geologi, Tektonik, dan Stratigrafi Sulawesi
Tektonik pulau sulawesi terbentuk akibat dari peristiwa konvergen dan transform. Untuk kawasan konvergen di sulawesi ini, lempeng Eurasia, lempeng Pasific dan lempeng Indo-Australia saling bergerak dan mendekati. Pergerakan ketiga lempeng ini bersifat tumbukan. Tumbukan antar lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng Indo-Australia ini tertekuk dan menyusup kebawah lempeng benua hingga masuk ke Astenosfer merupakan (zona melange), dimana di tempat ini merupakan kedudukan titik-titik fokus gempa tektonik. Pada saat terjadi zona mélange di pulau sulawesi, palung lantai samudra dan sedimen terakumulasi di dalamnya. Akibatnya sedimen tersebut terperangkap diantara lempeng, menjadi hancur, mengalami pergeseran dan teranjakan. Setelah mengalami pergeseran dan teranjakan, maka terbentuklah cekungan sedimen di pulau jawa
Setelah mengalami pergeseran dan teranjakan, akibat dari tumbukan antar ketiga lempeng ini, Pulau Sulawesi mengalami morfologi yaitu terjadinya Pre-Cretaceous accretionary Complex berupa busur vulkanik Neogene yang terjadi di daerah barat Sulawesi. Kemudian juga terbentuk Ophiolite complex pada bagian timur dan sisa lengan timur selatan sulawesi. Setelah itu, terbentuk batuan metamorf yang mana batuan metamorf ini terkandung pada material-material yang terdapat pada kedua benua dan lautan, yang kemudian mengalami pendorongan dari barat menuju bagian atas barat Sulawesi, kemudian terangkat keatas sehingga terbentuklah rangkaian pegunungan.
Gambar 2. Peta Geologi Sulawesi
Di bagian pegunungan di pulau Sulawesi, aktivitas magmatik tersier khususnya di bagian barat sulawesi ini terjadi pada waktu geologi Cretecouis sampai zaman Kristalisasi Eosen dan juga terjadi pada masa waktu Oligocene hingga Obduksi Miocene. Khusus pada zaman Miocene dijelaskan dimana Pada zaman Miocene akhir hingga pliocene terjadi prores ekstruksi dan intrusi magma batuan yang terjadi dalam selang waktu yang pendek dari Miocene tengah hingga Pliocene yang menyebabkan terjadinya peleburan lapisan Lithosphere (3-18 Ma) sedangkan Miocene akhir, busur Magmatik Sulawesi barat pada umumnya terasosian dengan tubrukan antar benua-benua, pada benua kecil terbagi dari lempeng Australian-New Guinea yang disubduksikan bagian bawah barat-Sundaland utama. Untuk pegunungan Neogene dibentuk oleh tubrukan antara dua benua (Buton-Tukang besi dan Baggai-Sula). Selain terdapat pegunungan di pulau Sulawesi ini juga terdapat benua kecil (microcontinent) yang terpisah dari New Guinea pusat, terbawah kearah barat sepanjang pergerakan sistem patahan Sorong-Yapen pada lempeng laut
Philipine, yang kemudian berlanjut mengalami tubrukan pada margin timur dari ophiolite Complex.
Sedangkan untuk kawasan Transform di pulau sulawesi ini, ketiga lempeng bergerak lateral berlawanan arah, yang mana tepi lempeng bergesekan sehingga mengakibatkan adanya patahan yang terjadi akibat tubrukan antara SSE-NNW bagian palu koro yang mengalami sesar horizontal/ mendatar yang bergerak kearah kiri menuju bagian utara dari Sulawesi timur. Patahan ini merupakan pergerakan patahan yang terjadi akibat terasosiasi dengan rezim transtensional. Pergerakan transtensional ini juga mengalami cekungan-cekungan sehingga terbentuklah danau-danau kecil di Propinsi Sulawesi.
Secara litotektonik Sulawesi dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Mandala Barat, sebagai busur magmatik dibagi menjadi bagian utar dan bagian barat. Bagian utara memanjang dari Buol sampai sekitar Manado sedangkan bagian barat memanjang dari Buol sampai sekitar Makassar.
Mandala Barat Bagian Utara (Manado), terdiri dominasi batugamping
sebagai satuan batuan penyusun Cekungan Ratatotok. Satuan batuan lainnya yaitu kelompok breksi dan batupasir, kemudian Kelompok Tuf Tondano berumur Pliosen, batuan kuarter terdiri Kelompok Batuan Gunungapi Muda, kelompok batuan termuda terdiri atas batugamping koral, endapan aluvial sungai, dan danau
Mandala Barat Bagian Barat (Enrekang), terdiri dari satuan batupasir
malih berumur Kapur Akhir, satuan batuserpih berumur Eosen-Oligosen Awal, satuan batugamping berumur Eosen, satuan batupasir gampingan berumur Oligosen-Miosen Tengah, satuan batugamping berlapis berumur Oligosen-Miosen Tengah, satuan klastika gunungapi bermur Miosen Akhir, satuan batugamping terumbu berumur Pliosen Awal, dan satuan konglomerat berumur Pliosen.
2. Mandala Tengah, berupa batuan malihan yang ditumpangi batuan bancuh sebagai bagian blok dari Australia. Meliputi Kabupaten Donggala dan Toli-Toli Sulawesi
Tengah. Urutan stratigrafi dari termuda yaitu endapan aluvium, endapan teras Kuarter, batuan tufa berumur Pliosen-Kuarter, batuan yang termetamorfkan rendah dan batuan malihan yang keduanya termasuk ke dalam Formasi Tinombo berumur Kapur Akhir-Eosen Awal, batuan gunungapi yang menjari dengan Formasi Tinombo berumur Kapur Akhir-Oligosen Awal, inrtusi garanit berumur Miosen Tengah-Miosen Akhir yang diemukan menerobos Formasi Tinombo.
3. Mandala Timur, marupakan ofiolit yang merupakan segmen kerak samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen. Terdapat Sesar Lasolo yang membagi lembar daerah Kendari menjadi dua yaitu Lajur Tinondo yang merupakan himpunan batuan yang bercirikan asal paparan benua terdiri batuan malihan berumur Paleozoikum yang diduga zaman Karbon serta Lajur Hialu yang merupakan himpunan batuan bercirikan asal kerak samudera
4. Banggai-Sula and Tukang Besi Continental Fragments, kepulauan yang terdiri dari Banggai, Sula dan Buton yang merupakan pecahan benua yang berpindah dikarenakan sesar strike slip dari New Guinea.
Gambar 3. Peta Geologi Banggai-Sula
Tatanan geologi pada Pulau Banggai & Pulau Labobo terdiri dari tujuh satuan batuan yaitu terdiri dari:
Kompleks Batuan Malihan yang merupakan satuan batuan tertua terdiri dari
sekis, gneiss dan kuarsit berwarna kelabu dan kehijauan berumur Karbon
Granit Banggaiyang terdiri dari granit, granodiorit, diorit kuarsa dan pegmatit Sedimen Formasi Bobong satuan batuan konglomerat dan batupasir yang
diendapkan tidak selaras di atas granit berumur Jura Awal-Jura Tengah
Batugamping Klastik berwarna putih bersih hingga kotor kecoklatan, ukuran
butir pasiran sebagai kalkarenit hingga kalsirudit berumur Eosen-Miosen Tengah dan tersebar luas hampir di seluruh P.Banggai
Batugampng Formasi Salodik adalah batugamping dengan fragmen ukuran
kerakal yang keras
Batugamping Formasi Peleng endapan batuan berumur kuarter yang
penyebaran tidak merat, sebagian berupa batugamping konglomeratan, berwarna putih kotor hingga kecoklatan setempat berongga-rongga, tidak berlapis dan keras
Aluviumsatuan batuan termuda terdiri atas lumpur, lempung, pasir dan kerikil,
berupa endapan permukaan sungai dan di sekitar pantai Tatanan Geologi, Tektonik & Stratigrafi Maluku
Kepualauan Maluku terutama Halmahera mulai terbentuk 55 juta tahun yang lalu karena adanya pergerakan lempeng Pasifik, Australia dan Eurasia. Sebelum berbentuk K seperti sekarang ini, Halmahera hanyalah pulau-pulau kecil yang terbentuk karena system subduksi menghasilkan busur kepulauan yang terapung kemudian karena adanya pergerakan lempeng lalu bertemu dan jadilah Halmahera.
Secara umum atas dasar kenampakan geologi dan fisiografi, Halmahera dapat dibagi jadi dua provinsi yaitu Halmahera bagian barat yang berupa busur vulkanik Ternate dan Halmahera bagian timur laut dan tenggara merupakan busur luar yang tersusun dari mélange. Sampai menuju Bacan daerah yang paling luas tersusun atas batuan sedimen dan vulkanik. Batuan dasar ditunjukkan di bagian selatan pulau Bacantermasuk batuan kristalin benua dan dasar deformasi batuan ultrabasa (van Bemmelen, 1970, Yasin, 1980). Batuan
dasar Halmahaera merupakan batuan vulkanik dan vulkanoklastik yang dikombinasikan dengan batuan beku dalam.
Gambar 4. Kepulauan Maluku (Halmahera)
Keadaan tektonik Maluku merupakan daerah yang membingungkan, dibangun oleh interakasi antara lempeng Pasifik di timur, lempeng Eurasia di barat dan lempeng Australia di selatan. Batas selatannya merupakan batas Sorong dari Papua ke Sulawesi yang panjangnya sekitar 800 km kea rah Sulawesi dan 1500 km sepanjang tepi utara Papua kea rah Papua New Guinea, sebelah barat dibatasi oleh laut Maluku dan di timur laut dibatasi oleh ujung selatan Filipina, serta timur berbatasan dengan perluasan patahan Sorong.
Pulau Obi di sebelah selatan Halmahera terdiri dari batuan mélange ayakni batuan ultrabasa yang melimpah seperti serpentinit bercampur dengan gabro, diabas, basalt, greenstone, radiolarian, kuarsit, sekis, lempung hitam (Brouwer, 1924 & Warner, 1913).
Jadi Pulau Obi kemungkinan telah bergeser kea rah timur sepanjang patahan Sorong bersama-sama dengan Pulau Peleng dan Kepulauan Sula.
Pulau Waigeo di barat laut pantai Papua terdiri dari mélange juga menurut Bouwer dan Verbeek. Di pantai utara sangat sempurna terlihat mélange terdiri dari batuan serpentinit, peridotit, gabro, diabas, sekis, rijang merah, batupasir, marl, gamping dari air dangkal. Laterit nikeliferous yang berkembang di daerah bebatuan ultrabasa yang telah diteliti dijumpai cukup luas dan komersil.
Gambar 5. Kolom stratigrafi Indonesia bagian timur
Kesimpulan
Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku secara tektonik terbentuk karena adanya pertemuan lempeng Eurasia, Australia dan Pasifik. Berdasarkan litotektonik Sulawesi dibagi menjadi empat yaitu Mandala Barat, Mandala Tengah, Mandala Timur, dan Banggai-Sula & Tukang Besi Continental Fragments. Pada Kepulauan Maluku khususnya Halmahera yang dapat dibagi jadi dua provinsi yaitu Halmahera bagian barat yang berupa busur vulkanik Ternate dan Halmahera bagian timur laut dan tenggara merupakan busur luar yang tersusun dari mélange.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial. Download With Free Trial
Sumber
http://weiminhan.wordpress.com/2010/09/21/paparan-sunda-dan-paparan-sahul/
http://mineritysriwijaya.blogspot.com/2012/01/kerangka-tektonik-busur-kepulauan.html http://angghajuner.blogspot.com/2011/10/tektonik-pulau-sulawesi.html