• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

Nomor :

B-373/E/Epl/8/1993

Sifat :

-

Lampiran : 1 (satu) expl

Perihal :

Penyelesaian tindak pidana

sebagaimana diatur dalam UU No.

14/1992 dan Konsep Tabel Jenis

Pelanggaran berdasarkan UU No.

14/1992

Jakarta, 23 Agustus 1993

KEPADA YTH.

Para Kepala Kejaksaan Tinggi

Di -

SELURUH INDONESIA

Sehubungan dengan akan berlakunya UU No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, dimintakan perhatian Saudara mengenai hal-hal sebagai berikut :

1.

Terhadap tindak pidana yang diatur dalam UU No. 14 Tahun 1992 dapat diterapkan

ketentuan hukum acara:

a. Acara Pemeriksaan Cepat terhadap perkara-perkara pelanggaran lalu lintas jalan

(pasal 211 KUHAP);

b. Acara Pemeriksaan Cepat terhadap perkara Tindak Pidana Ringan (pasal 205

KUHAP);

c. Acara Pemeriksaan Singkat/Biasa terhadap perkara-perkara selain tersebut pada a

dan b (pasal 203 dan 183 s/d 202 KUHAP).

2.

Terhadap Tindak pidana yang termasuk pada butir 1.a. dari UU LAJ adalah

Pasal 54 (sebahagian) :

Mengemudikan kendaraan bermotor di jalan:

- Tidak sesuai dengan peruntukannya;

- Tidak sesuai dengan kelas jalan.

Sedangkan yang mengenai "tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan" termasuk

Tindak Pidana Ringan;

b. Pasal 56 (1):

Mengemudikan I kendaraan bermotor tanpa dilengkapi tanda bukti lulus uji bagi

mobil bus, mobil barang, kendaraan umum dan kereta gandeng.

c. Pasal 57 (2):

Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa dilengkapi STNK atau TNKB.

d. Pasal 58:

Mengemudikan kendaraan bermotor tanpa memenuhi persyaratan keselamatan.

e. Pasal 59 (1):

Mengemudikan kendaraan bermotor tidak dapat menunjukkan SIM.

f. Pasal 61 (sebahagian)

Melanggar ketentuan mengenai rambu-rambu dan marka jalan, isyarat lalu, lintas,

ketentuan berhenti atau parkir, tidak memakai helm dan lain-lain.

Adapun ketentuan mengenai penggunaan sabuk keselamatan baru diberlakukan pada

tahun 1998.

3.

Sebagian dari ketentuan pidana yang diatur dalam UU No. 14 Tahun 1992 dimasukkan

sebagai pelanggaran Tilang didasarkan atas pertimbangan :

a. Termasuk dalam rumusan tindak pidana lalu lintas jalan Pasal 211 KUHAP;

b. Pembuktian mudah dan sederhana;

(2)

4.

Tindak pidana yang termasuk butir 1.b (Tindak Pidana Ringan) adalah

a. Pasal 54 (sebahagian);

b. Pasal 60

c. Pasal 64

d. Pasal 65

e. Pasal 66

f. Pasal 67

g. Pasal 62

5.

Tindak pidana yang termasuk butir l.c. (Acara Pemeriksaan Singkat/Biasa), adalah :

a.

Pasal 55

b.

Pasal 56 (2)

c.

Pasal 57 (11)

d.

Pasal 59 (2)

e.

Pasal 63

6.

Selanjutnya pelanggaran-pelanggaran yang termasuk perkara Tilang seperti tersebut

pada butir 2 dirinci dalam tabel sebagai konsep lampiran Tilang dari UU No. 14/1992

menjadi 27 butir sebagaimana terlampir. Sebagai perbandingan maka tabel pelanggaran

Tilang yang berlaku sekarang ada 34 butir. Berkurangnya jenis pelanggaran tersebut

disebabkan karena UU No. 14/1992 tidak seluruhnya mengatur hal-hal yang diatur

dalam UU No. 3/1965 yaitu antara lain :

a. Ketentuan mengenai menaikkan penumpang;

b. Pelanggaran trayek oleh pengemudi

c. Meminjamkan kendaraan bermotor kepada orang lain yang tidak memiliki

SIM

(Surat Izin Mengemudi

d. Meninggalkan kendaraan bermotor dalam keadaan mesin hidup.

7.

Sesuai PP Nomor 42 Tahun 1993 pemeriksaan kendaraan bermotor di jalan

dilaksanakan secara gabungan. Terhadap pelanggaran yang dijumpai dalam pemeriksaan

gabungan tersebut, sepanjang menyangkut pelanggaran seperti tersebut pada butir 2

dikenakan Tilang sedangkan pelanggaran terhadap butir 4 dan 5 dibuatkan Berita Acara.

8.

Konsep tabel pelanggaran terlampir dapat digunakan sebagai acuan dalam memberikan

saran/konsultasi dengan Ketua Pengadilan tinggi dalam rangka menetapkan jumlah uang

titipan (yang jumlahnya diharapkan tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat

luas).

Apabila ada Ketua Pengadilan Tinggi yang telah mengeluarkan tabel sejenis namun

ternyata materi jenis pelanggarannya kurang sesuai, agar diadakan pendekatan untuk

dilakukan penyesuaian.

9.

Petunjuk kami mengenai Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Tertentu

sesuai surat kami Nomor : B-299/E/7/1993 tanggal 16 Juli 1993 dan Nomor :

B-341/E/Ep.1/8/1993 tanggal 5 Agustus 1993 tetap berlaku untuk penyelesaian perkara

pelanggaran lalu lintas jalan (sistim tilang yang diperbaharui) berdasarkan UU No. 14

Tahun 1992.

10. Para Kajati meneruskan petunjuk ini kepada para Kajari/Kacabjari dalam daerah

hukumnya.

(3)

11. Penetapan tabel pelanggaran dan uang titipan dalam kaitannya dengan UndangUndang

Noor 14 Tahun 1992 oleh Ketua Pengadilan Tinggi/Ketua Pengadilan Negeri agar

dilaporkan kepada kami selambat-lambatnya pada akhir September 1993.

Demikian agar maklum dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

JAKSA AGUNG MUDA

TINDAK PIDANA UMUM

ttd.

LN. SUWANDHA, SH

Tembusan :

1. Yth. Bapak Jaksa Agung RI;

(sebagai laporan).

2. Yth. Bapak Wakil Jaksa Agung;

3. Yth. Jaksa Agung Muda Pengawasan;

4. Yth. Sdr. Direktur Tindak Pidana Umum Lain;

5. A r s i p.

(4)

JENIS KENDARAAN PELANGGAR NO KALSIFIKASI GAR/PASAL DILANGGAR JENIS PELANGGARAN KENDARAAN TIDAK

BERMOTOR SEPEDA MOTOR MOBIL PENUMPANG PRIBADI MOBIL PENUMPANG UMUM PICK UP TRUCK BUS/ GANDENG TRUCK KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 RINGAN

58 yo PSL 17 (1) UULAJ MENGEMUDIKAN KENDARAAN TIDAK BERMOTOR TANPA MEMENUHI PERSYARATAN REM LAMPU DAN TUTER 2 61 (1) Yo PSL 23 (1) d Yo Psi. 1 (1) a UULAJ Yo PSL 11 (3) A (4) PP 43/1993 MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI

JALAN MELANGGAR RAMBU- RAMBU PERINTAH ATAU LARANGAN

3 61 (1) Yo PSL 23 (d) Yo Psi 8 (1) b UULAJ Yo PSL 27 (3) & (4) PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR MARKA JALAN YANG BERUPA GARIS UTUH MEMBUJUR TUNGGAL ATAU GARIS UTUH MEMBUJUR GANDA 4 61 (1) Yo PSL 23 (1)dYo

Psi 8 (1) b UULAJ Yo PSL22(2) PP 43/1993.

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR MARKA JALAN SEBAGAI GARIS BERHENTI BAGI KENDARAAN BERMOTOR YANG DIWAJIBKAN OLEH ALAT PEMBERI SYARAT LALU LINTAS ATAU RAMBU STOP

5 61 (1) Yo PSI 23 (1) d Yo Psl 8 (1) c UULAJ Yo PSL 29 PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KEN

DARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR KETENTUAN CAHAYA YANG DIBERIKAN OLEH ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS

(5)

JENIS KENDARAAN PELANGGAR NO KALSIFIKASI GAR/PASAL DILANGGAR JENIS PELANGGARAN KENDARAAN TIDAK

BERMOTOR SEPEDA MOTOR MOBIL PENUMPANG PRIBADI MOBIL PENUMPANG UMUM PICK UP TRUCK BUS/ GANDENG TRUCK KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

6 (1) Yo PSI 23 (1) d UULAJ

Yo PSI 15 a PP 431/1993. MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR LARANGAN MELEWATI KENDARAAN LAIN DIPERSIMPANGAN ATAU DI PERSILARANG EBIDANG

7 61 (1) Yo PSL 23 (1) d UULAJ yo PSL 55b PP 43/1993.

MENGEMUDIKAN KENDARAN BERMOTOR DIJALAN LARANGAN MELEWATI KENDARAAN LAIN YANG SEDANG MEMBERI KE.SEMPATAN MENYEBERANG; PEJALAN KAKI ATAU PENGENDARA SEPEDA

8 61 (1) Yo PSL 23 (1) d UULAJ Yo Psi 65 PP 43/1993.

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR KE WAJIBAN PEMAKAI JALAN UNTUK MENDAHULUKAN KENDARAAN YANG MENDAPAT PRIORITAS SEBAGAI MANA DI MAKSUD AYAT PASAL 65. PP 43/1993.

9 61 (1) Yo PSL 23 (1) d Yo PSL 22 (1) UULAJ Yo PSI 66 (2) PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR TANDA BERHENTI ATAU PARKIR DITEMPAT TEMPAT TERTENTU. 10 61 (1) Yo PSL 23 (1) d Yo

PSI 22 (1) d Yo PSL 71 (2) b PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR

ISYARAT BUNYI YANG MENGELUARKAN SYARAT BUNYIO YANG MENGELUARKAN SUARA TIDAK SESUAI DENGAN PERSYARATAN TEKNIS DAN LAIK JALAN.

(6)

JENIS KENDARAAN PELANGGAR NO KALSIFIKASI GAR/PASAL DILANGGAR JENIS PELANGGARAN KENDARAAN TIDAK

BERMOTOR SEPEDA MOTOR MOBIL PENUMPANG PRIBADI MOBIL PENUMPANG UMUM PICK UP TRUCK BUS/ GANDENG TRUCK KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

11 6191) Yo PSI 23 (1) d yo PSL 22 (1) d yo PSI 72 PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR PENGGUNAAN ISYARAT INGATAN DENGAN BUNYI SIRINE

12 61 (1) Yo PSL 23 (1) d UULAJ Yo PSL 73 (1) PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR KEWAJIBAN PADA WAKTU MALAM HARI ATAU DALAM KEADAAN GELAP UNTUK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DEKAT LAMPU POSISI DEPAN DAN BELAKANG. LAMPU TANDA NOMOR KENDARAAN.

13 61 (1) Yo PSI 23 (1) d UULAJ Yo PSL 74 (2) b PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR LARANGAN MENYALAKAN LAMPU PERINGATAN BERWARNA BIRU ATAU MERAH KECUALI KENDARAAAN

BERMOTOR TERTENTU SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM

PASAL 72 PP 43/1993. 15 61 (1) Yo PSI 23 (1) d

UULAJ Yo PSL 74 (2) c PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR KEWAJIBAN UNTUK MENYALAKAN LAMPU PFNUNJUK ARAH WAKTU AKAN MEMBELOK ATAU MEMBALIK ARAH.

PENGEMUDI BUS SEKOLAH MELANGGAR KEWAJIBAN UNTUK MENYALAKAN LAMPU TANDA BERHENTI WAKTU MENURUNKAN ATAU MENAIKKAN PENUMPANG

(7)

JENIS KENDARAAN PELANGGAR NO KALSIFIKASI GAR/PASAL DILANGGAR JENIS PELANGGARAN KENDARAAN TIDAK

BERMOTOR SEPEDA MOTOR MOBIL PENUMPANG PRIBADI MOBIL PENUMPANG UMUM PICK UP TRUCK BUS/ GANDENG TRUCK KET

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 16 61 (1) Yo PSI 23 (1) d UULAJ YO PSL 74 (2) e PP 43/1993 MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR KEWAJIBAN UNTUK MENYALAKAN LAMPU PERINGKATAN BERWARNA KUNING BAGI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PENGGUNAAN TERTENTU ATAU YANG MENGANGKUT BARANG TERTENTU SEMAGAIMANA YANG DIMAKSUD PASAL 64 PP 44//1993

17 61 (1) Yo PSL 23 (1) d UULAJ Yo PSL 80 PP 43/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR KE CEPATAN MAKSIMUM YANG DIIJINKAN UNTUK KENDARAAN BERMOTOR 18 61 (1) Yo PSI 23 (1) d

UULAJ Yo PSL 124 (1) a PP 44/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN MELANGGAR LA RANGAN KENDARAAN BERMOTOR DITARIK OLEH LEBIH DARI SATU KENDARAAN BERMOTOR

19 61 (1) Yo PSI 23 (1) d UULAJ Yo PSL 124 (1) b PP 44/1993

MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DIJALAN MELANGGAR KE. WAJIBAN MENGGUNAKAN ALAT PENARIK YANG KAKU APABILA KENDA RAAN BERMOTOR YANG DITARIK MEMILIKI JUMLAH BERAT YANG DIPER BOLEHKAN LEBIH DARI 4000 KG 20 61 (2) Yo PSI 23 (1) huruf

3 UULAJ Yo PSL 69 & 70 PP 43/1993

KEWAJIBAN MENGGUNAKAN HELM BAGI PENGEMUDI ATAU PENUMPANG SEPEDA MOTOR MAUPUN KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT ATAU LEBIH TANPA DILENGKAPI RUMAH-RUMAH

KETERANGAN:

ANGKA PINALTI

SEPEDA MOTOR-3

MOBIL PENUMPANG-6

MOBIL PENUMPANG UMUM-9

BUS/TRUCK GANDENG/TRAILER-12

PELANGGARAN LALU LINTAS JAI AN TERTENTU YANG

DIKENAKAN PINALTI

1. PELANGGARAN BERULANG

2. PELANGGARAN BERGANDA

3. PELANGGARAN BERAT

BERDASARKAN KESEPAKATAN (KPLS

NO ...

HAKIM DIDAERAH

TGL .. ...

DENDA DIATAS AGAR DITAMBAH

BIAYA PERKARA Rp . ...

BIAYA LEGES Rp. ...

Referensi

Dokumen terkait

Untuk keperluan klinik, pengetahuan mengenai letak arteri ini penting guna mengetahui keadaan pembuluh darah yang mengurus kaki. Selain itu, patut diingat pula bahwa pada kaki

Dalam kontek pembangunan masyarakat multikultural selain meningkatkan mutu bangsa agar sejajar dengan bangsa lain pendidikan juga berperan sebagai perekat diantar perbedaan

Terjadi pengecilan diameter penampang seal (8,9 %) yang secara volumetrik mengurangi kemampuan seal sebagai perapat, dan berlanjut pada peningkatan massa jenis bahan sebesar 11,6

pemain yang terlibat yaitu minimal dua pemain, dan memuat prosedur.. dan aturan permainan Mul-mulan hingga hasil kalah dan menang dalam permainan. b) Keahlian

Berdasarkan gambar 9 di atas, dapat dilihat jika bidak dalam kondisi berhenti di kotak A dan Kotak B, maka, sedangkan bidak lawan (yang berada di kotak C) telah berada

Dalam formula itu dituturkan tentang sejarah asal-usul diciptakan dan diturunkannya beras oleh Tuhan untuk kelangsungan hidup umat manusia di dunia ini. Lebih dari itu, di

Namun tidak seperti ambang biasa yang bisa mengalami tekanan akibat gaya lendutan, struktur ini memiliki elemen elemen berbentuk baji yang sangat efisen menahan gaya desak

Penulis memilih penelitian tindakan kelas melalui serangkaian siklus dalam kegiatan dalam upaya mengembangkan kreativitas anak melalui menggambar dengan melihat