• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI BELAJAR KELOMPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI BELAJAR KELOMPOK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI BELAJAR KELOMPOK

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

Menurut Drs. A. Tabrani Rusyan (1993:9) Belajar menurut konsepsi tradisional adalah proses menambah atau mengumpulkan sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan. Jadi penekananya pada pengembangan/prestasi intelek. Kepada peserta didik dibeikan materi dari berbagai bidang studi yang dilaksanakan dengan cara menghafal. Menurut Drs. A. Tabrani Rusyan (1993:9) Belajar menurut konsepsi modern adalah proses perubahan tingkah laku dalam arti seluas-luasnya, meliputi pengamatan, pengenalan, pengertian, pengetahuan, perbuatan, keterampilan, perasaan, minat, penghargaan, sikap. Jadi belajar tidak berkaitan hanya dengan bidang intelektual saja, melainkan mengenai seluruh aspek kepribadian. Menurut Drs. A. Tabrani Rusyan (1993:9). Dari definisi yang telah penulis utarakan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa belajar adalah merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengalaman memberikan wawasan, pemahaman, dan teknik-teknik yang sulit untuk dipaparkan kepada seseorang yang tidak memiliki pengalaman yang serupa (Ibrahim,dkk.2000:15). Pembelajaran yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada diri siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.

(2)

Oleh sebab itulah pengajar perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut:

a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa. Guru menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut.

b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.

c. Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa. Kegiatan belajar mengajar harus lebih menekankan pada proses dari pada hasil.

2. Pembelajaran dan Hasil Belajar

Belajar pada dasarnya merupakan peristiwa yang bersifat individual yakni terjadinya perubahan tingkah laku sebagai dampak dari pengalaman individu. Pengalaman dapat berupa situasi belajar yang sengaja diciptakan oleh orang lain atau situasi yang tercipta begitu adanya. Peristiwa belajar yang terjadi karena dirancang oleh orang lain di luar diri individu sebagai pebelajar biasa disebut proses pembelajaran. Proses ini biasa dirancang oleh guru. Istilah belajar berarti suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku pada diri individu yang biasanya terjadi setelah adanya interaksi dengan sumber belajar, sumber belajar ini dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman.

(3)

Menurut pendapat Nana Sudjana ( 1985 : 5) mengemukakan bahwa : “Belajar adalah sesuatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”. Adapun istilah mengajar adalah menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Hal ini tidak harus berupa proses transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa.

Aa Rooyakkers (1984 : 13 ) mengatakan bahwa : “Proses mengajar adalah menyampaikan bahan pelajaran yang berarti melaksanakan beberapa kegiatan. Kegiatan tersebut tidak ada gunanya jika tidak mengarah pada tujuan tertentu” Kegiatan belajar mengajar sebagai salah satu bentuk pendidikan yang multi variable sudah tentu dalam proses penyelenggaraannya akan turut dipengaruhi serta melibatkan faktor-faktor lain.

Faktor tersebut menurut Muhibin Syah (1995 : 132) secara umum terbagi atas tiga macam berupa :

(1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti halnya minat, bakat dan kemampuan.

(2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari lingkungan disekitar siswa seperti keadaan keluarga, latar belakang ekonomi dan kemampuan guru dalam mengajar.

(4)

(3) Faktor pendekatan mengajar, berupa upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah keberhasilan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam mengikuti program pengajaran pada waktu tertentu yang diwujudkan dalam bentuk nilai.

Lebih lanjut Syaiful Bahri mengemukakan bahwa setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses belajar mengajar ini dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Istimewa / maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu

dapat dikuasai siswa.

2. Baik sekali / optimal : Apabila sebagian besar (70%-90%) bahan pelajaran yang diajarkan dikuasai siswa.

3. Baik / minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% saja dikuasai siswa.

4. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang 60% dikuasai siswa.

(5)

4. Belajar Kelompok

Kegiatan belajar mengajar perlu memberikan pengalaman belajar yang beragam agar kegiatan belajar tetap menyenangkan dan menantang. Kegiatan membaca dan menuliskan gagasan pribadi misalnya perlu dikerjakan secara individual, latihan berdialog dengan belajar berpasangan, berdiskusi untuk memecahkan masalah perlu kerja kelompok, dan klasikal untuk mendengarkan penjelasan guru. Demikian pula belajar tidak selamanya harus di dalam kelas. Kadang-kadang mereka perlu belajar di luar kelas untuk melakukan pengamatan atau mencari suasana lain yang lebih nyaman dan lebih leluasa, apalagi jika jumlah siswa di dalam kelas terlalu banyak.

Belajar kelompok mempunyai tujuan utama agar anak dapat bersosialisasi dan bekerjasama, terutama untuk kegiatan yang memerlukan pemecahan masalah bersama, seperti melakukan percobaan, berdiskusi, bermain peran, juga untuk mendorong agar anak pemalu dan penakut mau berbicara. Anak-anak ini akan merasa aman jika berbicara dalam kelompok kecil daripada secara klasikal. Melatih anak belajar kelompok, berarti juga menyiapkan anak untuk menjadi dewasa yang bisa bekerjasama dengan orang lain. Dalam kenyataan hidup yang membuat manusia sukses adalah kemampuannya menerapkan kecerdasan untuk bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan bersama. Lebih-lebih dalam masyarakat modern, kemampuan bekerjasama semakin penting dan mutlak dibutuhkan (Schmuck,1985). Sebagai ilustrasi, terwujudnya sebuah gedung yang megah merupakan hasil kerjasama berbagai teknisi ahli.

(6)

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kegiatan pembelajaran cocok dilakukan dengan belajar kelompok. Jika topik/materi merupakan masalah yang harus dipecahkan bersama atau berupa lembar kerja yang harus dikerjakan melalui percobaan bersama, atau kegiatan bermain peran beberapa orang, ini memang memerlukan kegiatan atau belajar kelompok. Namun, jika materi hanya memerlukan dialog atau menulis percakapan dua orang, yang tepat adalah kerja pasangan, juga menulis karangan pengalaman pribadi yang cocok adalah kerja individual.

Ada beberapa cara pengelompokan yang dapat dilakukan guru, misalnya berdasarkan kemampuan, jenis kelamin, atau campuran. Setiap jenis pengelompokan tentu mengandung segi positif dan negatif, tergantung bagaimana guru melaksanakannya, termasuk mengetahui mengapa guru mengelompokkan berdasarkan kemampuan, dengan alasan misalnya agar mereka dapat berdiskusi secara efektif, berdasarkan jenis kelamin agar mereka dapat membahas topik dengan lebih terbuka dalam kelompok sejenis, dan sebagainya. Adapun yang penting diperhatikan oleh guru adalah bagiamana belajar kelompok dapat memaksimalkan hasil belajar semua anak dengan kemampuan dan minat yang beragam itu.

5. Belajar kelompok di SD

Belajar kelompok dapat menjadi kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan karena ditemani oleh teman dan berada di rumah sendiri sehingga dapat lebih santai. Namun sebaiknya tetap didampingi oleh orang dewasa seperti kakak, paman, bibi atau orang tua agar belajar tidak berubah

(7)

menjadi bermain. Belajar kelompok ada baiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar yang tidak pandai jadi ketularan pintar. Dalam belajar kelompok kegiatannya adalah membahas pelajaran yang belum dipahami oleh semua atau sebagian kelompok belajar baik yang sudah dijelaskan guru maupun belum dijelaskan guru.

B. Pembelajaran kelompok

Proses belajar yang dimulai oleh manusia tidak muncul begitu saja, melainkan melalui berbagai bentuk pengaruh yang diawali oleh pendidikan utamanya pendidikan formal disekolah. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana untuk memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan. Melalui lingkungan pendidikan siswa. Siswa memperoleh berbagai macam bentuk respon sebagai akibat dari belajar.

Siswa-siswa dapat mengembangkan kemampuannya untuk membuat respon baru, melakukan beberapa hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya, melakukan dengan cara yang berbeda sebagai bentuk perubahan perilaku. Dengan kata lain, siswa itu belajar karena kita mengamatinya, atau lebih tepat lagi, karena kita mengamati perilaku atau responnya .

Penjelasan diatas, memberikan gambaran tentang banyaknya perubahan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses belajar. Dengan kata lain, siswa telah melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan

(8)

sebelumnya, atau mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnya. Dunia pendidikan yang semakin berkembang dari waktu ke waktu, menurut para pelaku pendidikan untuk menjawab pendidikan. Sebagai metode belajar terus dikembangkan agar siswa atau peserta didik dapat dengan mudah menerima materi pelajaran yang diberikan oleh guru, salah satu metode yang dapat di lakukan untuk memperoleh proses permbelajaran adalah dengan metode belajar kelompok.

Belajar kelompok salah satu cara belajar yang diikuti oleh beberapa orang siswa. Belajar kelompok diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa.

Metode kerja kelompok berguna untuk :

1. Memperbaiki perbedaan individual siswa dalam bidang kemampuan belajar atau minat.

2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan serta secara aktif. 3. Memberikan pengalaman mengorganisasikan atau mengelola

pengetahuan yang telah dimiliki untuk pemecahan suatu masalah kelompok.

Rumusan diatas menjelaskan beberapa keuntungan dari metode kerja kelompok bagi para siswa, diantaranya adalah bagaimana siswa dapat berperan aktif dalam mengelola pengetahuan yang telah memiliki untuk memecahkan suatu masalah. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui belajar secara kelompok dapat membantu siswa tersebut

(9)

meningkatkan prestasi belajarnya, namun masih banyak ditemukan dilapangan yang mengabaikan kerja kelompok dalam pembelajaran.

C. Metode Pembelajaran kelompok

Dalam model pembelajaran kooperatif sangat penting untuk memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan bekerjasama dalam kelompok. Ada beberapa strategi bagaimana membuat dan menjalankan skenario pembelajaran secara kelompok. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Think-share-pair

Strategi ini berguna untuk mendengarkan satu sama lain serta memiliki kesempatan waktu yang lebih banyak. Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diharapkan akan dapat belajar berbicara dan mendengarkan orang lain. Urutan strategi pembelajaran kelompok think-share-pair ini adalah sbb:

• Siswa mendengarkan sementara guru memberikan pertanyaan atau tugas. • Siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban/respon secara individu. • Siswa berpasangan dengan salah satu temannya dan membicarakan

tanggapan mereka.

• Siswa kemudian diundang untuk berbagi tanggapan dengan seluruh kelompok/pasangan lain.

Kelemahan cara ini adalah dengan kelompok yang hanya terdiri dari dua orang, siswa kurang mendapat sudut pandang pendapat yang beragam.

(10)

2. Numbered Heads Together (NHT)

Strategi ini berguna untuk memeriksa pemahaman, untuk meninjau, sebagai obat penawar untuk seluruh kelas menjawab pertanyaan-format

Langkah:

Siswa membentuk sebuah tim dari 3-5 siswa dan diberi nomor untuk tiap siswa. Kelompok merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar

• Guru mengajukan pertanyaan langsung atau melalui LKS.

• Siswa mendiskusikan jawaban bersama-sama dan memastikan semua anggota tahu jawabannya. Jika perlu, ada anggota yang berfungsi mengecek jawaban dari masing-masing anggota.

• Guru memanggil siswa dengan menyebut nomor secara acak dan siswa dengan nomor tersebut mengangkat tangan dan memberikan jawaban untuk disampaikan ke seluruh siswa di kelas.

• Pada akhir sesi, guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disampaikan.

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

• Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

• Memperbaiki kehadiran

(11)

• Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

• Konflik antara pribadi berkurang

• Pemahaman yang lebih mendalam

• Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

• Hasil belajar lebih tinggi

3. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak tidaknya tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, dkk, 2000:7).

4. STAD (Student Teams Achievement Divisors)

Secara umum, STAD dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, atau suku),

b) Guru menyajikan pelajaran,

c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota kelompok yang sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang sudah dimengertinya kepada anggota kelompok yang lain sampai setiap anggota kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud,

d) Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat mengerjakan kuis/pertanyaan, siswa harus bekerja sendiri,

(12)

e) Memberi evaluasi, f) Kesimpulan.

5. JIGSAW

Jigsaw dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, menguasai materi, serta untuk diskusi dan tugas kelompok.

Langkah-langkahnya adalah sbb: a) Siswa dikelompokkan ke tim.

b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.

e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi

g) Dilakukan tes untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi yang didiskusikan.

h) Guru memberi evaluasi dan kesimpulan

Strategi yang disampaikan ini masih sangat umum dan dapat dimodifikasi serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas.

(13)

D. Model-model Pembelajaran Kelompok

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

a) Koperatif

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusis sebagai makhluq sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari

(14)

hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siawa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.

b) Problem Solving

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.

c) Reciprocal Learning

Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat,

(15)

berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bhawa belajar efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.

Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.

d) STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD adalah salah sati model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.

e) NHT (Numbered Head Together)

NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiasp siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

(16)

f) Jigsaw

Model pembeajaran ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, iformasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa bagian tertentu, tuiap kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok aasal, pelaksnaa tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

g) TPS (Think Pairs Share)

Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

h) GI (Group Investigation)

Model koperatif tipe GI dengan sintaks: Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengoalahn data penyajian data hasi investigasi, presentasi,

(17)

kuis individual, buat skor perkem\angan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.

i) TTW (Think Talk Write)

Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laporan hasil presentasi. Sinatknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.

j) CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.

k) Artikulasi

Artikulasi adalah model pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.

(18)

l) Debate

Debat adalah model pembalajaranb dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya biola perlu.

m) Snowball Throwing

Sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan, refleksi dan evaluasi

n) Course Review Horay

Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jika jawaban benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

(19)

o) Demostration

Pembelajaran ini khusu untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

p) Pair Checks

Siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

q) Cooperative Script

Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem tanda, suatu tanda dapat menghasilkan makna karena prinsip perbedaan, artinya makna di- hasilkan oleh sistem perbedaan atau sistem hubungan tanda-tanda.. Sejalan den-

Pada proses pembelajaran, rasa percaya diri dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode pembelajaran salah satunya penerapan metode students facilitator and

penanaman modal di negara-negara asia seperti Indonesia yang mana di Indonesia aman untuk kapitalisme barat, dimana tenaga kerja yang melimpah akibat pertumbuhan. pupulasi hal itu

Terdapat hubungan yang signifikan anta- ra pengetahuan gizi dan kafein dengan kon- sumsi kopi yaitu semakin tinggi pengetahuan gizi dan kafein, maka jumlah dan frekuensi

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

Berdasarkan persamaan (8) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga sumber pertumbuhan output yaitu perubahan jumlah modal, perubahan jumlah tenaga kerja, dan perubahan

Seperti yang disampaikan oleh guru Akidah Akhlak berikut ini. Buku Kurikulum 2013 memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut. Yang pertama ini berisi cerita secara

The subject of the study is the Ghostbusters (2016) movie and the object of the study is the representation about the African Ameri- can that will focus only on Patty