• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future,"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for the Future, persaingan yang akan datang merupakan persaingan untuk menciptakan dan mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yang akan datang lebih dari sekedar menangkap peluang yang telah ditetapkan sebelumnya, tujuan kita tidak hanya meniru produk, proses dan metode pesaing, melainkan bagaimana mengembangkan untuk menciptakan peluang masa yang akan datang dan mengeksploitasinya [1].

Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam kawasan ekonomi strategis bagi arus perdagangan Internasional memiliki keunggulan sebagai negara pengekspor yang memiliki keunggulan daya saing dan menjadi potensi pasar sebagai negara tujuan impor. Sektor ekonomi unggulan kawasan Asia Tenggara didominasi oleh pertanian, pariwisata, manufaktur, elektronik, tambang dan mineral serta migas (minyak dan gas)[2]. Eksistensi kegiatan ekonomi oleh masing-masing negara ASEAN mendorong peningkatan daya saing yang berimplikasi terhadap citra suatu negara di mata dunia.

Ekonomi kreatif memiliki potensi besar dalam memberikan kontribusi perekonomian yang signifikan dalam suatu negara. Antara lain, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identitas bangsa, berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreatifitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa dan memberikan dampak sosial

(2)

2

yang positif [3]. Industri kreatif Indonesia dipayungi oleh hubungan antara cendekiawan (intellectuals), bisnis (bussiness) dan pemerintahan (government)[4] yang merupakan aktor utama penggerak lahirnya kreatifitas, ilmu pengetahuan dan teknologi yang vital bagi tumbuhnya industri kreatif.

Pondasi industri kreatif adalah sumber daya insani (people) Indonesia yang merupakan elemen terpenting dalam industri kreatif [4]. Keunikan industri kreatif yang dimiliki hampir seluruh sektor industri kreatif adalah peran sentral sumber daya insani sebagai modal individu dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lainnya. Untuk itu, pembangunan industri kreatif Indonesia yang kompetitif harus dilandaskan pada pemberdayaan SDM untuk menumbuh kembangkan pengetahuan dan keatifitas sebagai produksi utama dalam industri kreatif.

Bisnis dalam abad informasi harus bersaing dalam pasar yang penuh tantangan, dengan perubahan yang cepat, kompleks, global, sangat kompetitif dan terfokus pada pelanggan. Perusahaan-perusahaan harus bereaksi dengan cepat untuk menghadapi kendala dan peluang yang muncul dari lingkungan bisnis baru ini. Lingkungan bisnis merujuk pada kombinasi faktor sosial-budaya, politik-hukum, ekonomi, ekologi, demografi dan teknologi yang mempengaruhi aktifitas-aktifitas bisnis.

Penggunaan teknologi informasi oleh UMKM menjadi salah satu hal menarik untuk diperhatikan. Teknologi digunakan sebagai penggerak pembangunan yang memegang peranan penting dalam pertumbuhan berkelanjutan

(3)

3

organisasi bisnis. TI memperbaiki proses bisnis karena menawarkan peluang sekaligus tantangan baru.

Lemahnya sumberdaya dan kebijakan tidak saja berdampak pada cara UMKM memulai investasi di bidang TI, tapi juga cara UMKM memelihara dan meremajakan sistemnya terutama untuk mengintegrasikan sistem informasi yang digunakan. Terbatasnya sumber daya dan kemampuan finansial yang dimiliki menjadi salah satu pemasalahan utama yang dihadapi UMKM seiring dengan semakin ketatnya kompetisi UMKM dengan perusahaan besar. Permasalahan lainnya adalah sebagian besar proses bisnis UMKM masih dikelola secara manual dan implementasi sistem informasi dilakukan terpisah pada kegiatan operasional UMKM. Hal ini awalnya tidak berdampak besar mengingat jumlah transaksi dan volume data yang dimiliki UMKM masih sangat mudah dikelola secara konvensional. Karena hal inilah UMKM tidak merasa harus segera bersiap diri dengan teknologi yang mendukung pertumbuhan bisnis yang akan dihadapi [5].

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak UMKM berbasis industri kreatif. Hingga saat ini subsektor-subsektor industri kreatif yang berkembang di Jogja adalah: Subsektor Kerajinan, Fesyen dan Layanan Komputer dan Piranti Lunak [6]. Sejak tahun 2014 Daerah Istimewa Yogyakarta menerima Tugas Pembantuan untuk Program Pusat Layanan Terpadu Koperasi dan UMKM dari Kementrian Negara Koperasi dan UMKM. PLUT-KUMKM Jogja menjadi lembaga yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi koperasi dan UMKM dalam upaya peningkatan kapasitas

(4)

4

kewirausahaan, teknis dan manajerial, serta kinerja kelembagaan dalam rangka meningkatkan daya saing KUMKM yang berada di D.I Yogyakarta.

Pada UMKM Kerajinan, kreatifitas, seni dan keterampilan insani (people) menjadi sebab penggunaan TI di sektor tersebut kurang optimal. Hal ini terlihat dari rendahnya jumlah pelaku bisnis di sektor kerajinan dan industri kreatif yang sudah menggunakan komputer dan sistem informasi terintegrasi [7]. Padahal pelaku pemanfaatan sistem informasi terintegrasi merupakan salah satu kunci strategis pendukung bisnis. Paparan Forum Ekonomi Diskoperindagkop DIY 2015 pada gambar 1.1 menunjukkan bahwa Pemanfaatan Teknologi Rendah merupakan salah satu isu strategis yang menjadi penyebab lambatnya pengembangan UMK.

Gambar 1. 1 Isu Strategis Permasalahan Pembangunan UMK (Sektor Diskoperindagkop DIY) 2015

Implementasi ERP sebagai salah satu sistem informasi bisnis terintegrasi mengacu pada implementasi sebuah teknologi di berbagai level perusahaan yang telah mengimplementasikan teknologi dengan biaya besar [8]. Pentingnya kegunaan sistem ERP ditekankan pada perusahaan kecil menengah [9]. Namun

(5)

5

masih lambatnya pertumbuhan produktifitas menjadi masalah baru yang mengikutinya. Dari gambaran ini teridentifikasi penyebab utama yang mendasari adanya productivity paradox, yaitu investasi mahal di segi teknologi tetapi menghasilkan return yang rendah [8].

Kesiapan individu menjadi salah satu fokus perhatian dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang terhadap sistem informasi terintegrasi. Kesiapan ini diukur memakai Technology Readiness Index (TRI). Metode yang dikembangkan oleh Parasuraman ini terdiri atas empat dimensi yaitu optimisme (optimism), inovasi (innovativeness), ketidaknyamanan (discomfort) dan ketidakamanan (insecurity) [10].

Dalam pembahasan mengenai penerimaan sistem informasi terintegrasi ini, peneliti menggunakan Theory of Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan oleh Davis (1989). Pada teori ini dinyatakan bahwa penggunaan sistem (system usage) dipengaruhi oleh minat menggunakan (behavioral

intention). Minat menggunakan dipengaruhi oleh dua macam persepsi pengguna

yaitu persepsi kemanfaatan sistem (perceived of usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan sistem (perceived ease of use)[11].

Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian kali ini akan dikolaborasikan konsep TRI dan TAM untuk mengetahui kesiapan dan penerimaan UMKM berbasis industri kreatif, khususnya Bidang Kerajinan di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta pada implementasi ERP untuk mengoptimalkan proses bisnisnya.

(6)

6 1.2. Rumusan Masalah

Pemanfaatan teknologi digital melalui pengembangan sistem informasi bisnis mulai dirancang untuk UMKM, salah satunya adalah sistem terintegrasi seperti ERP. Banyak vendor perangkat lunak, termasuk vendor dalam negeri mulai mengembangkan aplikasi ERP yang secara khusus dibuat untuk UMKM dengan harga yang terjangkau dan kemudahan dalam penggunaan. Namun sebagian besar UMKM belum mengimplementasikan teknologi ERP, terutama UMKM Kerajinan.

1.3. Keaslian Penelitian

Pada perkembangannya, kesiapan dan penerimaan pengguna dapat ditemukan di beberapa penelitian. Terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah ada sebelumnya dengan penelitian ini.

Penelitian ini didasari atas dua teori, yaitu Technology Readiness oleh Parasuraman[10] dan Technology Acceptance oleh Davis[12]. Technology

Readiness Index (TRI) dan Technology Acceptance Model (TAM) digunakan

sebagai salah satu kolaborasi metode yang dapat digunakan untuk menganalisis kesiapan dan penerimaan pengguna terhadap teknologi dari sisi pengguna. Integrasi antara TRI dan TAM sudah menjadi perhatian utama para peneliti yang menyatakan bahwa konstruk milik TRI sebagai variabel independen berhubungan dengan sikap penerimaan pengguna[13][14][15][16]. Selain itu, integrasi TRI dan TAM dapat memberikan wawasan baru dan mendalam dalam menjelaskan pendapat positif dan negatif pengguna terhadap teknologi [16][17].

(7)

7

Memahami pendapat pengguna merupakan hal yang penting ketika sebuah teknologi baru diperkenalkan. Masing-masing pengguna membutuhkan keyakinan terhadap teknologi, hal ini dapat diidentifikasi melalui konstruk-konstruk TRI. Disisi lain, TAM memainkan perannya pada teknologi tertentu (teknologi yang spesifik) [15][16][18].

Walczuch, dkk [14] melakukan penelitian tentang hubungan kepribadian pada persepsi penerimaan teknologi dengan model 4 variabel pada TRI yaitu

Optimism, Innovativeness, Discomfort dan Insecurity terhadap 2 variabel TAM

yaitu Perceived of usefulness dan Perceived ease of use di satu penyedia layanan keuangan di Belgia terhadap satu perangkat lunak yang paling sering dipakai oleh masing-masing individu seperti yang dilakukan Lin, Shih dan Sher[15] yang meneliti inovasi pengguna pada sistem non-mandatory dunia kerja

Pengaruh kesiapan teknologi terhadap penerimaan teknologi dilakukan oleh Esen dan Erdogmus[19] di perusahaan sektor privat di Turki terhadap aplikasi Electronic-Human Resource Management (E-HRM) berbasis web yang digunakan oleh organisasi mereka. Pengujian TRAM pada sebuah sistem informasi mandatory juga dilakukan oleh Marisa Eka Putra[20] terhadap penerimaan pengguna Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP).

Dalam penelitian Godoe dan Johansen[16]. TRAM (Technology Readiness

and Acceptance Model) menjelaskan bagaimana dimensi kepribadian dapat

mempengaruhi pengalaman ataupun cara seseorang menggunakan teknologi baru. Fokus penelitian ini ditempatkan pada pengguna dan sikap mereka terhadap teknologi, khususnya sebelum sistem tersebut belum diimplementasikan. Jika

(8)

8

pengetahuan tentang pengguna telah di dapatkan, selanjutnya langkah penting demi kesuksesan sistem dapat diambil.

Kolaborasi Technology Readiness Index dan Technology Acceptance

Model juga banyak digunakan oleh peneliti Indonesia pada sistem terintegrasi.

Hadi[21] meneliti kesiapan dan penerimaan sistem terintegrasi seperti Sistem Tiket Elektronik yang diimplementasikan pada Trans Jogja. Sistem ini terintegrasi dengan kartu prepaid bank. TRAM yang diterapkan pada UMKM dilakukan oleh Mimin Nur Aisyah, dkk[7] untuk meneliti pengaruh kesiapan teknologi terhadap penerimaan teknologi komputer dalam membantu proses bisnis pada UMKM di Yogyakarta.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan kolaborasi Technology Readiness Index dan Technology Acceptance Model dalam Technology Readiness and Acceptance Model untuk menjawab identifikasi permasalahan yang ada. Model ini dipilih karena konstruk yang terdapat pada Technology Readiness and Acceptance Model cukup signifikan jika digunakan untuk menjelaskan hubungan kesiapan dan penerimaan pengguna terhadap sebuah teknologi termasuk teknologi baru berupa ERP pada UMKM, khususnya UMKM Bidang Kerajinan di Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta

(9)

9 1.4. Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh faktor-faktor kepribadian terhadap persepsi penerimaan teknologi baru, dalam hal ini pelaku UMKM Bidang Kerajinan mitra PLUT-KUMKM DIY terhadap ERP

2. Menganalisis dan mengetahui tingkat kesiapan UMKM terhadap penerimaan implementasi ERP pada UMKM Bidang Kerajinan mitra PLUT-KUMKM DIY.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini menguji tingkat kesiapan pengguna dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan UMKM Bidang Kerajinan terhadap implementasi ERP, sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. UMKM bidang Kerajinan

a. Mendapatkan gambaran tentang teknologi terintegrasi yang dengan harga terjangkau dan mudah digunakan. Khususnya untuk kebutuhan peranti lunak yang akan membuat UMKM Bidang Kerajinan dapat lebih percaya diri untuk menunjukkan hasil karyanya ke pasar perdagangan global

b. Menambah pengetahuan pemilik UMKM Bidang Kerajinan terhadap teknologi baru yang perlu diterapkan di lingkungan usahanya agar meningkatkan daya saing perusahaan maupun daya saing produknya

(10)

10

2. Pengembang layanan ERP, khususnya pengembang dalam negeri. a. Mengetahui pengaruh kesiapan teknologi (technology readiness)

terhadap persepsi kemudahan (perceived ease of use) ERP pada UMKM Bidang Kerajinan

b. Mengetahui pengaruh kesiapan teknologi (technology readiness) terhadap persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) ERP pada UMKM Bidang Kerajinan

c. Mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) ERP terhadap minat menggunakan (intention to use) dan penggunaan teknologi (actual use) pada UKM Bidang Kerajinan di DIY

d. Mengetahui pengaruh persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness) ERP terhadap minat menggunakan (intention to use)

dan penggunaan teknologi (actual use) pada UKM Bidang Kerajinan di DIY

e. Memberikan bahan masukan bagi pengembang ERP dalam negeri dalam rangka optimalisasi fitur yang dibangun untuk UMKM Bidang Kerajinan agar lebih sesuai dengan kebutuhannya.

f. Memberikan referensi untuk penelitian selanjutnya, khususnya untuk pengadaan maupun pengembangan aplikasi ERP.

(11)

11

3. Bagi PLUT-KUMKM DIY dibawah wewenang Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM

a. Memberikan gambaran kepada PLUT-KUMKM DIY dan Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM terhadap peluang pengembangan desain dan teknologi baru untuk UMKM Bidang Kerajinan

b. Memberikan gambaran karakteristik UMKM Bidang Kerajinan dalam menerima teknologi ERP.

1.6. Batasan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini terbatas pada kesiapan teknologi dalam variabel-variabel kepribadian yaitu optimism (optimism), keinovatifan (innovativeness), ketidakamanan (insecurity) dan ketidaknyamanan (discomfort).

2. Penelitian ini menganalisis penerimaan pengguna dari persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi kemanfaatan (perceived of usefulness) terhadap minat menggunakan (intention to use) dan penggunaan aktual (actual use).

3. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui kesiapan dan penerimaan UMKM Bidang Kerajinan terhadap adanya teknologi baru, dalam hal ini adalah Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai referensi bagi pengembang layanan ERP, khususnya pengembang dalam negeri.

(12)

12

4. Penelitian ini berfokus pada UMKM yang tergabung menjadi mitra PLUT-KUMKM DIY karena PLUT-KUMKM merupakan lembaga yang menyediakan jasa-jasa non-finansial secara menyeluruh dan terintegrasi bagi Koperasi dan UMKM dengan klasifikasi Bidang Industri yang jelas. Sehingga diharapkan pengenalan teknologi dan informasi lebih optimal, terutama sistem informasi bisnis terintegrasi seperti ERP.

Gambar

Gambar 1. 1 Isu Strategis Permasalahan Pembangunan UMK (Sektor  Diskoperindagkop DIY) 2015

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis deskriptif menunjukkan skor kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya secara keseluruhan berada pada kategori

Moeljatno.1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Jakarta: Bumi Aksara. Pengantar Hukum Acara Pidana.. kesaksiannya dalam suatu perkara pidana. Dengan demikian mereka telah secara

Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang

Frekuensi menggoreng terhadap kenaikan angka asam Batas angka peroksida yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan serta untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keterbacaan pada empat puisi anak karya Muhammad

Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat meningkatkan status gizi balita melalui kegiatan penyuluhan maupun konseling pada ibu yang memiliki balita agar pertumbuhan

Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir Menggunakan repertoar tari hiburan /sosial tingkat keilmuan yang mendukung

Sementara, atribut dari data dosen dan mahasiswa yang sangat komplit, sehinga mengharuskan institusi perguruan tinggi merancang sebuah sistem yang mampu mengatasi