• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Seni Tari Dengan Seni Rupa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Seni Tari Dengan Seni Rupa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SENI TARI HUBUNGAN SENI TARI DENGAN SENI RUPA, SENI MUSIK, dan SEN

DENGAN SENI RUPA, SENI MUSIK, dan SENI LAINNYAI LAINNYA

A.

A. Seni Tari

Seni Tari

Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau Tari adalah dalah salah satu jenis gerak selain senam, bela diri, akrobatik, atau  pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain.

 pantomime. Sebagai seni, tari memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan seni-seni lain.

Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan Seni tari secara umum memiliki aspek-aspek gerak, ritmis, keindahan, dan ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang ekspresi. Selain itu, seni tari memilki unsur-unsur ruang, tenaga, dan waktu. Ruang  berhubungan

 berhubungan dengan dengan posisi, posisi, tingkatan, tingkatan, dan dan jangkauan. jangkauan. Posisi Posisi berhubungan berhubungan dengan dengan araharah hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong hadap dan arah gerak. Arah hadap, seperti menghadap kedepan, kebelakang, serong kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, kanan, dan serong kiri, arah gerak, contohnya menuju kedepan, kebelakang, memutar, atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi duduk dan level atau zigzag. Tingkatan berhubungan dengan tinggi rendahnya posisi duduk dan level tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncatloncat. Jangkauan berhubungan tinggi dengan posisi kaki dijinjitkan atau dengan meloncatloncat. Jangkauan berhubungan dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.

dengan gerak yang panjang atau pendek, gerak yang besar atau kecil.

Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang Tenaga sangat dibutuhkan dalam seni tari karena dengan tenaga, tari yang ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan ditampilkan lebih kreatif. Tenaga dalam seni tari sangat berhubungan dengan rasa dan emosi,

emosi, bukan bukan dengan dengan kekuatan kekuatan otot. otot. Gerakan tari Gerakan tari yang dikendalikan yang dikendalikan dan diatur dan diatur dengandengan tenaga

tenaga yang yang berbeda-beda berbeda-beda akan akan membangkitkan membangkitkan kesan kesan yang yang mendalam, mendalam, bukan bukan hanyahanya  bagi penonton, juga bagi si penari.

 bagi penonton, juga bagi si penari. 1.

1. Jenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan BudayaJenis dan Peran Seni Tari dalam Konteks Masyarakat dan Budaya

Seni tari sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Seni tari sangat berhubungan dengan keadaan masyarakat dan budaya setempat. Oleh karena itu, fungsi peranan, fdan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan Oleh karena itu, fungsi peranan, fdan jenis-jenisnya pun sangat berhubungan dengan masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari masyarakat dan budaya setempat. Bahkan dalam perkembangannya, seni tari dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya.

dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat dan budayanya. 2.

2. Fungsi dan Peranan Seni TariFungsi dan Peranan Seni Tari

Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki b

Sebagai suatu kegiatan, seni taeri memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagaieberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pergaulan, seni tari

(2)

sebagai penyaluran terapi, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai  pertunjukkan, dan seni tari sebagai media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).

a. Seni tari sebagai sarana upacara.

Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam kehidupan manusia..

 b. Seni tari sebagai hiburan

Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak mulukmuluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata  panggungnya dipersiapkan derngan cara yang menarik.

c. Seni tari sebagai penyaluran terapi.

Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung  bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan

kerena persaan iba atau tak sampai hati. d. Seni tari sebagai media pendidikan

Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang. e. Seni tari sebagai media pergaulan.

Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan . kegiatan tari, seperti latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.

(3)

Tari bukan hanya sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi sebagai pertunjukkan yang sengaja di garap untuk di pertontonkan. Tari ini  biasanya dipersiapkan dsengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh perhitungan. Tari yang dipentaskan, lebih menitikberatkan pada segi artistiknya, penggarapan koreografi yang mantap, mengandung ide-ide, interprestasi, konsepsional serta memiliki tema dan tujuan.

g. Seni tari sebagai media katarsis

Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media media katarsis lebih mudah dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas, dalam  penghayatan seni.

3. Jenis-Jenis Tari Tradisi Nusantara.

Tradisional atau sering disebut tradisi berarti warisan budaya yang sudah cukup lama hidup dan berkembang secara turun menurun. Tari sebagai hasil kebudayaan  juga merupakan seni yang sudah cukup lama hidup berkembang secara turun

menurun. Jenisnya sangat banyak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara. Pada umumnya, tari-tari tradisional digarap secara baik dengan memperhatikan kaidah-kaidah seni pertunjukan sehingga tari tradisional merupakan seni yang bernilai artistik cukup tinggi. Tari tradisi semacam ini disebut tari tradisional klasik. Tari tradisional klasik mempunyai cirri-ciri yangbtelah mengalami pengolahan dan  penggarapan gerak secara berkembang, yaitu keindahan yang di salurkan melaluim  pola-pola gerak yang telah ditentukan . gerakan itu melampaui kebutuhan minimal yang diperlukan oleh konteksnya, dan ukuran-ukuran. Keindahannya yang telah terbukti melampaui batas-batas daerah.

4. Jenis-jenis tari berdasarkan fungsinya

Berdasarkan fungsinya, tari di bagi menjadi tiga jenis, yaitu tari upacara, tari  pergaulan atau hiburan, dan tari pertunjukkan. Tari Upacara.

a. Upacara keagamaan.

Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh, dan lain-lain (bali). Ngalase (Jawa Barat), Senyang (Jawa Timur), dan Seblang (Banyuwangi) Randai, Tortor

(4)

(Sumatera) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua) Tari Reko Tenda (plores) Tari Ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).

 b. Upacara Kebesaran Keistanaan (Kraton)

Tari Legong Kraton (Bali) Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Kesawang, (Surakarta), Srimpi (jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makassar) Tari Gembu (Sumenep).

c. Upacara Penting dalam kehidupan manusia

Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja) Upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar) Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur).

B. Seni Rupa

Seni rupa  adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang  bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah

konsep titik, garis,bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara  seni rupa murni dan seni rupa terapan,  proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi  jiwa semata misalnyalukisan,  sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki  panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang.

Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art .  Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art  menjadi lebih spesifik

(5)

kepada pengertian seni rupa murni  untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.

C. Seni Musik

Musik   adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarka sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi sejati tentang musik juga bermacam-macam:

* Bunyi/kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar * Suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya. * Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikansebagaimusik Beberapa orang menganggap musik tidak berwujud sama sekali.

1.Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyaiterapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Setelah pengertian diatas maka berikut beberapaDefinisi  tentang Seni M usik  yaitu :

 Seni Musik  adalah bagian dari aktivitas kultur dan sosial manusia , dimana seni

musik untuk mengekspresikan perasaan dan idenya.

 Seni Musik  adalah kesenian yang berupa bunyi/kesan terhadap sesuatu yang

ditangkap oleh indera pendengar , dan sebagai karya seni dengan segenap unsur  pokok dan pendukungnya.

 Seni Musik  adalah suatu wujud karya dalam bentuk nada, dan memiliki tempo yang

dapat diikuti oleh penikmatnya , dan musik itu terlahir dari aliran aliran nadi yang yangdisertai dorongan sensitif karena salah satu indera nya merasakan rangsangan.

D. Hubungan Antara Seni Tari dengan Seni Rupa

Hubungan seni tari dengan seni Rupa memiliki ikatan yang erat . Secara jelas keduanya memiliki sumbangan visualisasi terutama dari segi tata rias. Wujud ekspresi mimik penari dan daya tambahnya dirubah dengan bentuk karakter riasan wajah. Efek

(6)

cahaya membantu memperkuat intensitas penyinaran terhadap bentuk tata rias yang dibentuk dari gambar seni rupa.

Keterampilan merias wajah, kemampuan membuat gambar, dan pengolahan warna menjadi syarat yang sulit dipisahkan dari seni rupa sebagai bakat keterampilan materi bentuk seni. Oleh sebab itu, penari diharapkan harus mampu membuat riasan wajah dan keterpaduannya menjadi keterampilan yang diharapkan dalam tari. Keterkaitan tari dengan tata busana juga menjadi penguat hubungan seni rupa dengan seni tari. Nilai simbolis tata busana menjadi salah satu kontribusi keserasian penataan warna dalam kostum seni tari. Semakin tari memperoleh penghargaan dari kostum yang digunakan. Ketepatan memakai kostum dan konsep penyesuaiannya dengan rias wajah maupun karakter tari yang diperagakan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Manfaat memadukan warna, keterampilan membuat disain, dan kebiasaan memakai kostum secara mandiri menambah kepercayaan penari dalam melakukan peran tarian bagi sebuah pementasan.

Seni tari hubungannnya dengan dekorasi mampu diwujudkan secara performansif melalui tata teknik pentas. Masalah tata teknik pentas berhubungan dengan setting atau  pembentukan imaji panggung melalui dekorasi. Pemandangan, keberadaan benda-benda

di atas panggung menjadi penunjang suatu pertunjukan tari., latar belakang atau bechdrop, dan wujud dekorasi yang ada di sekitar pementasan tari adalah bentuk kontribusi dekorasi untuk lebih membentuk imaji semakin berkesan, meunjang garapan, dan diharapkn bersama pada saat pementasan mulai, berlangsung, dan berakhirnya  pementasan. Masalah asesoris busana menjadi beberapa pilihan apabila koreografer akan menyusun paduan warna, bentuk, dan komposisi ornamen asesoris. Dengan demikian  perlu diselaraskan antara karakter, kostum, warna dan bentuk tata rias.

Tata rias menjadi daya tarik dalam mewujudkan ekspresi dan dapat menguatkan visualisasi ekspresi. Keterkaita tari dengan Seni Musik pada pembahasan ini akan direduksi ke dalam peran musik dalam tari. Hal ini terutama hubungannya dengan fungsi musik dalam tari. Musik dapat mengilhami terciptanya tarian, di sisi lain musik juga menjadi komponen iringan maupun pengisi suasana tari. Peran fungsi musik secara umum menjadi penguat gerakan tari diperagakan oleh penari.

(7)

E. Hubungan Seni Tari dengan Seni Sastra

Hubungan tari dengan seni sastra adalah lebih terkait dengan pengeditan unsur ceritera, cuplikan inti ceritera, komunikasi garapan tari apabila menggunakan bahasa verbal. Hal ini lebih nampak pada bagaimana seorang seniman tari mengambil inti ceritera untuk ditarikan. Apabila dimungkinkan maka pada garapan tari dengan menggunakan visualisasi ceritera, bentuk sastra, hingga kepada epos yang dapat dituangkan ke dalam garapan tari semakin menarik untuk dikaji.

Garapan tari yang representatif akan menggunakan konsep penuangan unsur sastra semakin dominan. Hal ini dimulai dari konsep membuat naskah tari dalam bentuk  proposal, dancescrip, dan pengantar catatan tentang garapan tari secara akademik.

F. Hubungan Seni Tari dengan Seni Musik

Bila diperhatikan dengan seksama, dari topik di atas dapat disimpulkan bahwa karya seni tari maupun musik sebagai iringannya memiliki sifat saling ketergantungan dengan kata lain saling membutuhkan. Hubungan antara seni tari dengan seni musik iringannya sangatlah erat. Meskipun sesungguhnya musik mampu berdiri sendiri sebagai sebuah karya seni, namun dalam konteksnya sebagai iringan tari, musik tidak bisa lepas dari tari yang diiringinya. Secara umum masyarakat sudah tahu bahwa pasangan dari seni tari adalah musik sebagai iringannya. Keduanya merupakan pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Antara seni tari dan seni musik sebagai iringannya pada kenyataannya berasal dari sumber yang sama yakni dorongan atau naluri ritmis manusia. Seni tari menggunakan media utama gerak, suasananya tidak bisa hidup dan tidak bermakna tanpa hadirnya musik sebagai iringannya.

Ritme yang digunakan sebagai pijakan hitungan tari ditunjukkan melalui iringannya, sehingga unsur wirama sebagai salah satu persyaratan dalam tari dapat diwujudkan. Unsur wirama pada seni tari akan dikorelasikan dengan musik iringannya. Struktur musik menjadi dasar hitungan tari kaitannya dengan penggalan kalimat gerak sehingga sebuah kalimat gerak akan dapat terbaca melalui penerapan iringannya. Ragam gerak tari membutuhkan pola musik sebagai penekanan gerak. Begitu juga pembentukan suasana juga sangat membutuhkan iringan sebagai pendukung alur cerita (atmosfir dibentuk dengan media seperangkat alat musik dan suara manusia).

(8)

Rangsang ide iringan tari biasanya diperoleh dari diri penari (rangsang internal). Seiring perkembangan saat ini, seringkali musik iringan tari lebih bersifat eksternal atau iringan tari yang dilakukan oleh orang lain sebagai pengiringnya. Seni musik adalah salah satu cabang seni yang bentuk penyajiannya mempergunakan nada atau suara baik yang  berasal dari alat musik (instrumen) maupun suara manusia (vokal).1 Seni musik dibedakan menjadi dua yaitu seni musik bertangga nada diatonis dan pentatonis. Musik diatonis adalah musik yang mempergunakan 7 buah nada dalam satu oktaf. Contohnya adalah musik pop, menggunakan nada 1, 2 3, 4, 5, 6, 7 (do, re, mi, fa, sol, la, si). Sedang musik pentatonis adalah musik yang menggunakan 5 nada dalam satu oktafnya. Contohnya adalah gamelan Jawa, mempergunakan nada 1, 2, 3, 5, 6 (ji, ro, lu, ma, nem) untuk laras slendro dan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 (ji, ro, lu, pat, ma, nem, pi) untuk laras pelog.

Tari, hampir tak pernah lepas dari musik. Bahkan, dalam dunia tari tradisional,  para penari ataupun koreografer adalah pemusik. Dikotomi (pemisahan) antara seni

music dan seni tari memang berasal dari kategori disiplin akademis formal seni (fine arts) Eropa Barat, yang berbeda situasinya dengan kehidupan masyarakat umum termasuk  benua Eropa sendiri.

Beberapa nama tarian tradisional sama dengan nama musiknya. Oleh karena itu mungkin istilah musik pengiring itu tidak terlalu cocok pula untuk dipakai secara harafiah, karena belum tentu tarian dahulu yang dibuat kemudian baru dicari musik sebagai pengiringnya. Di dalam banyak kasus, tarian biasa juga disusun atas musik yang sudah ada.

Hubungan antara seni tari baik tari modern maupun tradisi dengan musik  pengiringnya dapat terjadi pada aspek-aspek antara lain bentuk, gaya, ritme, suasana atau  perpaduan dari aspek-aspek itu. Agar dapat dicapai kesatuan yang utuh antara tari dengan musik pengiringnya, penata tari hendaknya memahami penerapan elemen-elemen musik seperti ritme, melodi, harmoni, dan bentuk sesuai dengan tari yang digarap. Sebaliknya,  penata iringan tari harus pula memiliki kepekaan terhadap gerak secara kinestetik (kandungan rasa gerak). Di samping sebagai sarana ekspresi, tari juga dapat membangkitkan rangsangan gerak pada manusia.

(9)

Seni tari memiliki pendukung yang sangat menentukan di dalam pembentukan sebuah pertunjukan yakni iringan yang berupa karya musik. Aspek penting dalam tari seperti ritme, tempo, dinamika dan suasana ditentukan oleh kehadiran musik yang menjadikan sinergi bagi tari. Untuk menyusun sebuah tarian, perlu dipertimbangkan seberapa cepat lambatnya gerakan, kuat lemahnya, arah serta tinggi rendahnya posisi  badan penari. Begitu juga pada garapan musik iringannya perlu juga memperhatikan

keras lembut, cepat lambat maupun kuat lemahnya musik sebagai pendukung suasana, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti adegan tari yang justeru “terinjak” kekuatan musik iringannya.

Secara umum berbagai jenis tari, bentuk dan nafasnya dapat diiringi dengan menggunakan berbagai macam musik yang sejenis pula. Iringan tari sebagian besar  pengungkapannya ditujukan untuk kepentingan tari, sehingga bobot musikalitasnya dalam konteks estetika musik seringkali kurang diperhatikan (mengalah). Kontribusi iringan terhadap aspek suasana lebih ditekankan pada karakteristik jenis musik, jenis lagu dan ritme.

Beberapa aspek yang signifikan, misalnya: jenis musik, jenis lagu, dan ritme sangat diperlukan dalam pembangunan struktur dramatik sebuah penyajian tari. Suasana adegan gembira, sedih, keagungan, ketenangan, ketegangan dan sebagainya akan terbentuk dengan dukungan unsur-unsur musikalitasnya. Penggarapan musikalitasnya tidak hanya berpijak pada garap instrumentasinya saja atau sajian garapan alat musik saja, tetapi bisa disajikan dalam bentuk perpaduan vokal dan instrumental atau bahkan hanya berupa garapan vokal saja (acapela).

Menurut Soedarsono (1972) setidaknya ada 3 fungsi tari, yaitu: sebagai media upacara, media hiburan dan media pertunjukan.2 Sedang seni musik memiliki fungsi antara lain sebagai media hiburan, mata pencaharian, upacara ritual keagamaan, terapi,  penghormatan, pendidikan, iringan, dan media propaganda. Sebenarnya, pada  perkembangannya seni tari pun memiliki fungsi yang bermacam-macam seperti seni

musik.

Sejak jaman dulu kala manusia mempergunakan suaranya untuk menyatakan  perasaan gembira, asmara, marah, takut dan sebagainya. Semua ini merupakan awal mula

(10)

iringan tarian orang-orang primitif sebagai cara mengungkapkan dan menguatkan ekspresi emosional manusia pada saat itu(Murgiyanto, 1983: 43). Seiring perjalanan waktu manusia mulai sadar bahwa di samping sebagai alat pengungkap isi hati, suara dapat membangkitkan dan merangsang manusia untuk bergerak (stimulus). Lebih lanjut Murgiyanto (1983) menyatakan bahwa gerakan tersebut antara lain tepukan tangan ke tubuh, hentakan kaki ke tanah, papan dari kayu atau lantai, dan bunyi-bunyi yang lain yang timbul karena pakaian atau perhiasan yang dikenakannya. Contohnya adalah tepukan telapak tangan ke tubuh pada tari saman dan tari seudati dari Aceh, gemerincingnya gelang-gelang logam yang dikenakan para penari balian dari pedalaman Kalimantan, hentakan kaki para penari hudoq di pedalaman Kalimantan, gemerincing gongseng penari beskalan dari Malang Jawa Timur, jentikan-jentikan kuku logam para  penari gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dentingan-dentingan cincin logam pada  piring-piring tempat lilin pada tari lilin dari Padang Sumatera Barat. Bunyian sebagai iringan dalam tarian seperti ini disebut iringan internal. Contoh lain adalah paduan suara yang ekspresif dari para penari cak dari Bali dan penari-penari India dengan gemerincing kerincing logam yang dikenakannya. Selanjutnya, seiring perkembangan pola pikir dan kepekaan terhadap rasa estetis orang menjadi sadar bahwa tatanan bunyi dapat pula dihasilkan oleh benda-benda atau alat-alat dari luar tubuhnya.

Kini musik berkembang dengan wujud yang beraneka ragam dan mengalami  banyak penyempurnaan. Semakin berkembangnya melodi dan harmoni, maka

terwujudlah berbagai bentuk orkestrasi musik yang lebih lengkap. Dipergunakannya  peralatan disertai pengembangan melodi serta harmoni yang makin bervariasi memberikan manfaat sehingga keberadaan musik mampu bertahan hingga kini. Seiring  perjalanan waktu, bahasa, teriakan dan bentakan, berubah menjadi kata-kata kemudian  berkembang menjadi syair lagu dan puisi yang dilakukan sambil menari.

Musik iringan tari yang tidak dilakukan sendiri oleh penari tetapi oleh orang lain,  baik dalam bentuk kata-kata, nyanyian maupun dengan orkestrasi musik yang lebih

lengkap disebut iringan eksternal atau iringan luar artinya iringan tari yang dilakukan oleh orang lain. Iringan tari sebaiknya dipilih untuk menunjang tarian yang diiringinya,  baik secara emosional maupun ritmis. Banyak cara yang dapat dipakai untuk mengiringi

(11)

sebuah tarian akan tetapi harus dilandasi oleh kesamaan pandangan antara penata iringan (komposer) dan penata tari (koreografer).

Kenyataan di lapangan seni tari juga mewujudkan ide-idenya dengan  pertimbangan waktu, oleh karenanya pada jaman modern seperti saat ini tempo dan ritme  bukanlah milik dunia musik saja. Seni tari dan seni musik sesungguhnya memiliki dasar  pijakan yang sama. Oleh karena adanya dorongan dinamika, struktur ritmis, kekuatan melodi serta harmoni nada, maka dorongan tersebut menyebabkan seni musik manjadi  pasangan seni tari sepanjang masa.

Keterkaitan seni tari dengan musik banyak dinyatakan oleh para pakar seni, antara lain Soerjadiningrat (1934) dalam bukunya Babad lan Mekaring Djoged Djawi sebagai  berikut:

Ingkang dipoen wastani djoged inggih poenika ebahing sadaja sarandoening badan, kasarengan oengeling gangsa, katata pikantoek wiramaning gendhing, djoemboehing  pasemon kalajan pikadjenging djoged.3

Kurang lebih arti kalimat di atas adalah yang dimaksud dengan tari yakni gerakan seluruh anggota badan yang selaras dengan bunyi musik gamelan, diatur sesuai dengan irama lagu, cocok dengan penjiwaan dan sesuai dengan maksud tari yang dibawakan.

Sinyalemen tersebut memperjelas bahwa tari Jawa selalu berhubungan erat dengan gending pengiringnya. Di samping karawitan sebagai pembentuk suasana dalam tari, dapat pula merupakan dasar hitungan tari dengan pola-pola ritme yang diungkapkan, sehingga di dalamnya akan terdapat irama yang akan terkait dengan irama gerak. Hal ini seiring dengan pendapat Phoenix (1981) bahwa untuk kebutuhan tari, maka bantuan hubungan yang telah ada sejak zaman dahulu adalah dengan musik, dan telah cukup dimengerti bahwa pada umumnya tari diiringi musik.

Tampaknya pemahaman mengenai hal ini membutuhkan pencermatan lebih lanjut. Pengertian tari menurut Soedarsono seorang pengamat sekaligus pakar tari bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah.5 Definisi tersebut seolah-olah merupakan penyempurnaan dari pendapat pakar- pakar seni lainnya. Soedarsono memandang bahwa seni tari adalah ekspresi dan elemen dasar dari seni tari adalah gerak dan ritme. Maksudnya adalah kalau diamati dengan seksama sebenarnya di dalam sekian macam elemen pendukung perwujudan seni tari

(12)

yang utama adalah gerak dan ritme. Jadi yang dipahami dari kehadiran tari itu adalah tubuh penarinya sebagai media pengungkapan ekspresi. Pemahaman ini ditegaskan lebih lanjut oleh Kussudiardja (1978) yang didasari oleh wawasan kesenirupaan yang kental, yaitu sebagai berikut, tari adalah keindahan bentuk dari anggota badan manusia yang  bergerak, berirama dan berjiwa yang harmonis. Alat musik yang ada seperti kendang susun tiga, cymbal, kendang silinder, tongkat gesek dan alat musik tiup. Ini membuktikan  bahwa sebenarnya antara seni tari dan seni musik ada kaitan yang erat dan saling

membutuhkan

Secara umum antara seni tari dengan seni musik memiliki hubungan yang sangat erat dalam upaya membangun daya hidup tari, dinamika dan penyuasanaan. Hidajat (2006) menyatakan musik dalam koreografi tari bersifat fungsional dan setidaknya memiliki 3 fungsi, antara lain: musik berfungsi sebagai iringan gerak, musik berfungsi sebagai penegasan gerak dan musik berfungsi sebagai ilustrasi gerak tari.

1. Musik Sebagai Pengiring Gerak :

Musik berfungsi memberikan dasar irama pada gerak, ibaratnya musik sebagai rel untuk tempat bertumpunya rangkaian gerakan. Kehadiran musik hanya dipentingkan untuk memberikan kesesuaian irama musik terhadap irama gerak. Pertimbangan secara umum pemilihan musik sebagai iringan selain kesesuaian irama dengan gerak adalah mampu mengungkapkan karakteristik. Musik sebagai iringan tari (bunyi instrumen) juga dapat terpisah dari gerakan penari, sebab gerakan tubuh penari juga dapat mengeluarkan sumber bunyi tertentu seperti tepukan tangan, tepukan badan, depakan kaki, teriakan atau instrumen tertentu yang dipegang atau diikatkan pada anggota badan penari

2. Musik Sebagai Penegas Gerak 

Musik sebagai penegas gerak memiliki karakteristik yang mirip dengan musik sebagai iringan tetapi lebih bersifat teknis terhadap gerakan, artinya, musik tertentu  berfungsi sebagai penumpu gerak dan musik yang lain memberi tekanan terhadap

gerakan sehingga gerakan tangan, kaki atau bagian yang lain memiliki rasa musikalitas yang mantap. Musik sebagai penegas gerak ini umumnya digunakan untuk koreografi yang memiliki rasa ritmis yang menonjol seperti karya koreografi yang dikembangkan dari gerakan pencak silat.

(13)

Gerak tari sangat membutuhkan peran musik seperti gamelan Jawa dalam upaya  pencapaian dramatisasi. Esensi instrumen kendang dalam tari tradisional Jawa misalnya, dalam iringan tari, instrumen ini memiliki peran penting sebagai pembawa rasa seni karawitan ketika dijadikan partner tari. Biasanya dalam prakteknya kendang didampingi keprakyakni alat bunyi-bunyian dari kayu.

3. Musik Sebagai Ilustrasi

Musik difungsikan untuk memberikan suasana koreografi sehingga peristiwa yang digambarkan mampu terbangun dalam persepsi penonton. Musik sebagai ilustrasi sangat diperlukan untuk membangun suasana. Adegan-adegan yang dibangun membutuhkan dukungan penyuasanaan, baik untuk menggambarkan lingkungan tertentu atau mengungkapkan suasana hati. Penggambaran ilustratif tersebut salah satu contohnya dapat diekspresikan melalui tembang-tembang Jawa. Misalnya pada adegan bersuasana tenang dilantunkan tembang macapat asmaradana sebagai ilustrasi musiknya. Dukungan musik yang mampu menguatkan kualitas gerak yang secara tepat mengikuti pola-pola ritme gerakan penari biasanya sangat dibutuhkan para penata tari. Perjalanan melodi dan harmoni yang ditimbulkan oleh instrumen musik mengandung muatan emosional yang siap menunjang dan mengiringi unsur-unsur ritmis gerak sehingga terciptalah suasana rasa sebuah tarian. Elemen musik seperti ritme, tempo dan tekanan berfungsi sebagai sarana umpan balik dengan gerak tari dan juga untuk mengatur keseimbangan irama musik dengan irama tari.

4. Pengolahan Musik Dalam Iringan Tari

Adakalanya musik tari dipilih berdasarkan kesesuaian suasana keseluruhan atau karena sifat musik itu selaras dengan tarian yang akan diiringinya. Penilaian suasana semacam ini memang sangat subjektif sifatnya, sebab pembawaan dan hakikat musik adalah abstrak. Dengan demikian, sesungguhnya setiap karya musik tidak menuntut respon yang sama dari setiap orang. Musik sebagai pencipta suasana dapat ditempuh melalui dua cara, yakni memilih musik yang sesuai dengan suasana yang dibutuhkan oleh tarinya atau memilih musik yang berlawanan dengan suasana tarinya. Hal ini dilakukan  jika ruang pilih yang berada di antaranya lebih sulit untuk ditangani.

(14)

Di dalam tari, misalnya pada adegan konflik kini tidak lagi selalu diiringi dengan musik keras, tetapi diiringi teriakan pemusik yang keras dan saling bersahut-sahutan. Adakalanya sebuah adegan perang secara sengaja tidak diberi iringan musik. Hasilnya merupakan variasi yang segar. Hal yang sama juga telah dilakukan pada tari Bali. Pada saat tertentu penari melakukan gerak tanpa iringan memang akan memperkuat kualitas dinamika gerak. Hal ini akan merangsang penari untuk bergerak dengan kekuatan yang lebih besar dalam usahanya mengisi keheningan iringan. Pusat perhatian penonton pun akan meluas. Setelah musik iringan lenyap untuk sementara waktu, sekaligus memberi kesempatan istirahat bagi telinga para penonton hingga musik hadir kembali dan suasana akan terasa lebih segar. Di samping itu, iringan tari yang sengaja ditata melawan ritme gerak atau suasana tari akan mendorong penari untuk bergerak penuh. Satu hal yang perlu diingat bahwa hal semacam ini sebaiknya dilakukan sebentar atau sekejap saja jangan terlalu berkepanjangan.

Gaya dan bentuk iringan menjadi pertimbangan pula selain ritme dan suasana rasa. Tari tradisional daerah biasanya diiringi oleh musik daerah asal tari itu juga. Oleh karena bentuk dan gayanya berasal dari tradisi yang sama maka musiknya selalu tampak serasi dengan gaya dan bentuk tariannya. Seorang penata musik harus lebih bijaksana apabila meminjam atau menggunakan gaya musik suatu daerah untuk keperluan garapan musiknya. Jika pemilihannya dilakukan dengan tepat akan sangat menunjang tarian yang akan diiringinya.

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten pulau morotai dilihat dari rasio kemandirian keuangan daearah pada besarnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap

Pada saat pengakuan awal, Grup mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang E-Tendering;4. dengan ini Pokja 40 ULP Pemerintah

[r]

atau terdiri dari orang tua, kaum muda, dan sebagainya. Mengenai kelompok tua dan muda, Aristoteles dengan tepat mengemukakan pendapatnya “ kaum muda sangat optomis, sangat

SALAH SATU POTENSI WISATA YANG ADA DI KECAMATAN IMOGIRI/ BANTUL/ YAKNI. ZIARAH MAKAM

tentang probabilitas Pengertian mengenai probabilitas pokok Ceramah LCD/power point. 100 mnt 10 Mahasiswa mampu memahami dan. menentukan jenis teknik sampel Teknik

Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2012, dengan kami ini minta kepada Saudara Direktur untuk hadir dalam melakukan Pembuktian Kualifikasi dengan membawa berkas asli data perusahaan pada