• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA INTANSI

PEMERINTAH TAHUN 2016

(2)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kota Cirebon Tahun 2016, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon ini disusun dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan Pemerintah Daerah selama kurun waktu 1 (satu) tahun. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini, memuat informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan serta pencapaian sasaran dalam mewujudkan tujuan, misi dan visi pemerintah Kota Cirebon yaitu: “TERWUJUDNYA KOTA CIREBON SEBAGAI KOTA YANG RELIGIUS, AMAN, MAJU DAN ASPIRATIF (RAMAH) PADA TAHUN 2018” sesuai yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.

(3)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

meningkatkan kinerja birokrasi Pemerintah Kota Cirebon yang efesien, efektif, akuntabel dan transparan serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Akhir kata semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016 ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai masukan bagi pengelolaan dan penataan serta peningkatan kinerja dalam peneyelenggaran pemerintahan, pembangunan dan pelayanan prima kepada masyarakat. Mudah-mudahan segala harapan tersebut mendapat ridho dan petunjuk dari Allah SWT, Aamiin.

Cirebon, Maret 2017 WALIKOTA CIREBON,

(4)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 3

C. Gambaran Umum Kota Cirebon ... 3

D. Inovasi LAKIP Pemerintah Kota Cirebon ... 27

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 29

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 36

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 36

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ... 48

C. Evaluasi dan Analisis Anggaran ... 118

(5)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

erselenggaranya tata kelola pemerintahan (good governance) merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Dalam rangka itu, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung-jawaban yang tepat, jelas dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dapat dilakukan secara berdayaguna dan berhasilguna. Perlunya sistem pertanggung-jawaban daerah atas segala proses tindakan-tindakan yang dibuat dalam rangka tata tertib menuju instrumen akuntabilitas daerah. Inilah bagian terpenting untuk ditata, yang pada akhirnya menjadi instrumen tata kelola pemerintahan.

Perhatian pemerintah yang sungguh-sungguh dalam menanggulangi korupsi, kolusi dan nepotisme menjadi harapan masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan mampu menyediakan barang dan jasa serta pelayanan yang optimal. Kinerja instansi pemerintah akhir-akhir ini menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai mempertanyakan akan nilai yang mereka peroleh atas pelayanan yang dilakukan oleh instansi pemerintah.

Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara obyektif. Pengukuran kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok dan fungsinya apabila dapat menyerap seratus persen anggaran pemerintah, walaupun hasil maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih jauh di bawah standar. Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata kepada input

(6)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

(masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada keluaran, proses, manfaat dan dampak.

Sistem pengukuran kinerja yang merupakan elemen pokok dari laporan akuntabilitas instansi pemerintah akan mengubah paradigma pengukuran keberhasilan. Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai dengan rencana yang telah disusun. Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan sistem manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang berorientasi pada hasil (outcomes oriented). Dalam dunia birokrasi, akuntabilitas instansi pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

Penerapan manajemen pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah paradigma para birokrat dari sistem yang birokratis ke arah sistem yang bertujuan untuk lebih mewira-usahakan birokrasi pemerintah, dengan kata lain transformasi sektor pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari pada hasil (result oriented accountability) terutama berupa outcomes. Salah satu cara yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah.

Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaan lainnya. Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat juga mengharuskan pemerintah menerapkan manajemen pemerintahan yang lebih berorientasi pada hasil.

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah setiap instansi pemerintah diminta untuk

(7)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik setiap akhir tahun anggaran berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

aporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung-jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Tujuan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya tata kelola pemerintahanyang baik dan bersih.

Dengan kata lain LKIP berperan sebagai alat kendali, alat penilai kerja dan alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik, dalam perspektif yang lebih luas, LKIP berfungsi sebagai media pertanggungjawaban instansi pemerintah kepada publik. LKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah. Self assesment maksudnya instansi pemerintah membuat perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri dan melaporkan kepada instansi yang lebih tinggi.

C. GAMBARAN UMUM KOTA CIREBON

1. Kondisi Geografis

Kota Cirebon terletak di timur Provinsi Jawa Barat dan berada pada jalur utama lintas Pantura. Secara geografis Kota Cirebon berada pada posisi

(8)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Bagian Barat. Bentuk Wilayah Kota Cirebon memanjang dari Barat ke Timur sekitar 8 kilometer, dan dari Utara ke Selatan sekitar 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter. Secara Administrasi Kota Cirebon dibagi menjadi 5 (lima) kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan dengan luas wilayah administratif Kota Cirebon sekitar 37,35 km2 atau sekitar 3.735,82 hektar dengan batas sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane

- Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal/Kabupaten Cirebon - Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga

- Sebelah Timur : Laut Jawa

Kondisi topografi sebagian besar Wilayah Kota Cirebon merupakan dataran rendah dengan kondisi landai dan sebagian berbukit di wilayah selatan kota. Kondisi wilayah kota yang sebagian besar berupa dataran rendah menjadi kendala tersendiri karena kecepatan aliran air hujan yang terbuang ke laut menjadi lambat dan sangat berpotensi menimbulkan genangan banjir dibeberapa tempat. Mengingat kondisi tersebut maka dibeberapa titik dibangun stasiun pompa yang berfungsi mempercepat pembuangan air hujan ke laut.

Kota Cirebon yang berada di tepi laut memiliki temperatur udara cukup tinggi dengan suhu udara minimum rata–rata 23,59ºC dan maksimum rata-rata 31,56ºC dan banyaknya curah hujan 1.194,7 mm per tahun dengan hari hujan 64 hari. Kondisi air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan air minum sebagian besar dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan.

Kondisi tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosol yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, breksi lumpur, dan kerikil) hasil intrusi Gunung Ciremai.Secara umum jenis tanah yang tersebar di Kota Cirebon ini relatif mudah untuk dikembangkan berbagai macam jenis vegetasi. Di Kota Cirebon terdapat empat sungai yang tersebar merata di seluruh wilayah yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila (penyatuan dari sungai Sicemplung dan Sungai Sijarak), Sungai Kesunean dan Sungai Kalijaga

(9)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

(penyatuan dari Sungai Cikalong, Sungai Cideng dan Sungai Lunyu). Sebagian dari sungai tersebut dijadikan batas wilayah dengan Kabupaten Cirebon.

Kota Cirebon dalam Penataan Ruang Nasional menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) adalah sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan salah satu pengembangan kawasan metropolitan dengan sektor unggulan perdagangan dan jasa. Disamping itu Kota Cirebon juga merupakan kawasan andalan Ciayumajakuning yang terdiri dari Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan.

Dalam Materi Teknis Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cirebon Tahun 2011-2031, struktur ruang Kota Cirebon dibagi menjadi 4 Sub Wilayah Kota, yaitu:

(1) Sub Wilayah Kota (SWK) I meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden, Kebonbaru, Lemahwungkuk dan Pegambiran, dengan fungsi utama pelayanan pelabuhan dan perikanan dan fungsi pendukung, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, pendidikan, wisata, perdagangan dan jasa, industri kecil rumah tangga, Ruang Terbuka Hijau dan perumahan; (2) Sub Wilayah Kota (SWK) II meliputi sebagian dari Kelurahan Kesenden,

Kebonbaru, Pekiringan, Panjunan, Pekalangan, Jagasatru, Pulasaren, Kesambi, Drajat, Sunyaragi, Pekalipan, Lemahwungkuk, Kesepuhan, Pegambiran dan Kecapi, dengan fungsi utama pelayanan perdagangan dan jasa dan fungsi pendukung pemerintahan, fasilitas sosial, perumahan, wisata, pendidikan, perkantoran dan ruang terbuka hijau.

(3) Sub Wilayah Kota (SWK) III meliputi sebagian dari Kelurahan Sunyaragi, Karyamulya, Harjamukti, Larangan, Kecapi, dan Pegambiran dengan fungsi utama pelayanan perumahan dan fungsi pendukung pemerintahan, perdagangan dan jasa, wisata, pergudangan, pemakaman, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, fasilitas olah raga dan fasilitas pendidikan.

(4) Sub Wilayah Kota (SWK) IV meliputi wilayah Kelurahan Argasunya dengan fungsi utama pelayanan pertanian campuran dan fungsi pendukung

(10)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

wisata, pemakaman, agrobisnis, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau dan hankam.

Gambar 1. 1 Peta Administrasi Kota Cirebon

2. Kondisi Demografis Daerah

2.1. Penduduk

Sesuai Keputusan Walikota Cirebon Nomor:

470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 tentang Jumlah Penduduk Kota Cirebon Tahun 2016 berdasarkan database kependudukan per kelurahan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai data dasar kependudukan Kota

(11)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

324.794 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri dari 162.862 laki-laki dan 161.932 perempuan yang menempati wilayah Kota Cirebon seluas 37,358 km2, sehingga tingkat kepadatan penduduk di Kota Cirebon adalah sebanyak 8.694 jiwa/km2.

Kecamatan Pekalipan merupakan wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada Tahun 2016 sebanyak 20.078 jiwa/km2, dua kali lipat lebih besar dari kepadatan penduduk Kota Cirebon. Wilayah terpadat kedua adalah Kecamatan Kejaksan yaitu sebanyak 12.934 jiwa/km2. Kemudian berturut-turut adalah Kecamatan Kesambi 9.241 jiwa/km2, Kecamatan Lemahwungkuk 8.795jiwa/km2, dan tingkat kepadatan yang paling rendah adalah Kecamatan Harjamukti yaitu sebesar 6.526 jiwa/km2 (lihat tabel 1.1).

Tabel 1. 1

Kepadatan Penduduk Kota Cirebon Berdasarkan Wilayah Kecamatan Tahun 2016 KECAMATAN LUAS WILAYAH (Km2) JUMLAH KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK (jiwa) KEPADATAN PENDUDUK (Km2) Harjamukti 17,615 5 114.972 6.526 Lemahwungkuk 6,507 4 57.233 8.795 Pekalipan 1,561 4 31.343 20.078 Kesambi 8,059 5 74.476 9.241 Kejaksan 3,616 4 46.770 12.934 Kota Cirebon 37,358 22 324.794 8.694

Sumber Data: Keputusan Walikota Cirebon Nomor: 470/Kep.106.DISDUKCAPIL/2017 (data diolah).

3. Indeks Pembangunan Manusia

Perkembangan kondisi sumber daya manusia dapat diukur berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan indikator komposit tunggal yang walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi pembangunan manusia, tetapi mengukur tiga dimensi pokok pembangunan yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah yang pertama umur panjang dan sehat yang mencerminkan peluang

(12)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak. Melalui analisis IPM dapat dilihat gambaran tentang sejauhmana pemerintah Kota Cirebon telah mampu meningkatkan taraf kesejahteraan dan kualitas penduduknya.

Melalui Indeks Pembangunan Manusia tergambar pencapaian kualitas manusia, yang dilihat melalui tiga indikator pokok. Dari tabel di bawah ini tampak pencapaian IPM Kota Cirebon pada tahun 2016 sebesar 73,64. Menurut skala international angka tersebut menunjukan bahwa status pembangunan manusia di Kota Cirebon termasuk dalam klasifikasi tinggi. Komponen IPM Kota Cirebon tahun 2016 adalah angka harapan hidup 71,80 tahun; angka harapan lama sekolah 13,09 tahun; rata-rata lama sekolah 9,86 tahun dan pengeluaran per kapita disesuaikan Rp10.760.000,00. Pencapaian IPM tahun ini bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, meningkat sebesar 0,30 poin. Dari angka IPM sebesar 73,34 persen pada tahun 2015 menjadi angka IPM sebesar 73,64 persen pada tahun 2016

Secara umum perkembangan IPM Kota Cirebon dan komponennya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1. 2

Perkembangan IPM dan Komponennya di Kota Cirebon

No Indikator Komponen IPM 2015 2016

1 Angka Harapan Hidup (AHH) 71,79 71,80 2 Harapan Lama Sekolah (HLS) 12,94 13,09

3 Rata-rata Lama Sekolah 9,76 9,86

4 Pengeluaran Per Kapita disesuaikan (ribu) 10.732 10.760

ANGKA IPM 73,34 73,64

Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016

Sedangkan untuk IPM Tahun 2016 disajikan per Kecamatan dengan hasil sebagai berikut :

(13)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Tabel 1. 3

IPM Kecamatan Se-Kota Cirebon Tahun 2016

No Kecamatan Indeks IPM Angka Harapan Hidup Harapan Lama Sekolah Rata Rata Lama Sekolah Pendidikan PPP 1 Harjamukti 71,06 12,95 9,53 67,72 10.526 72,53 2 Lemahwungkuk 70,04 12,77 9,40 66,78 10.376 71,56 3 Pekalipan 70,41 12,83 9,45 67,12 10.430 71,91 4 Kesambi 72,68 13,24 9,75 69,28 10.766 74,96 5 Kejaksan 72,89 13,28 9,78 69,49 10.797 73,96 Kota Cirebon 71,81 13,09 9,89 69,84 10.760 73,64 Sumber : Buku IPM Kota Cirebon Tahun 2016

Rendahnya disparitas pencapaian IPM Kecamatan-Kecamatan di Kota Cirebon menunjukkan tingkat pembangunan yang terjadi di masing-masing kecamatan relatif tidak jauh berbeda. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi geografi yang relatif tidak berbeda dan semuanya mudah dijangkau oleh alat transportasi yang ada.

Indeks pendidikan pada tahun 2016 ini, yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan sebesar 69,49; tertinggi kedua Kecamatan Kesambi sebesar 69,28. Selanjutnya Kecamatan Harjamukti sebesar 67,72; Kecamatan Pekalipan sebesar 67,12; dan Kecamatan Lemahwungkuk sebesar 66,78. Indeks pendidikan ini ditunjang oleh indikator harapan lama sekolah dan indikator rata-rata lama sekolah. Indikator harapan lama sekolah memberikan konstribusi lebih tinggi pada indeks pendidikan di Kota Cirebon dibandingkan dengan indikator rata-rata lama sekolah. Indikatorr Harapan Lama Sekolah di kecamatan-kecamatan di Kota Cirebon angkanya telah mencapai 13,09 tahun. Indikator Harapan Lama Sekolah (HLS) yang digunakan adalah HLS dari penduduk dewasa, yaitu penduduk yang berumur 15 tahun atau lebih; sedangkan indikator rata-rata lama sekolah mencapai 9,89 tahun.

Angka harapan hidup yang tertinggi di Kecamatan Kejaksan yaitu 72,89 tahun; posisi kedua kecamatan Kesambi 72,68 tahun, sedangkan Kecamatan lainnya, Harjamukti 71,06 tahun; Kecamatan Pekalipan 70,41 tahun dan Kecamatan Lemahwungkuk 70,04 tahun. Ada pun komponen daya

(14)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Kecamatan Harjamukti sebesar 10.526,72; Kecamatan Kejaksan sebesar 10.797,96; Pekalipan sebesar 10.430,52 dan Lemahwungkuk sebesar 10.376,51.

Ulasan tersebut memberikan indikasi bahwa untuk lebih meningkatkan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia adalah dengan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Terbatasnya lapangan kerja maupun usaha, menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran, pada akhirnya berdampak terhadap pengurangan pendapatan rumah tangga sekaligus mengurangi kemampuan daya beli masyarakat. Sedangkan menurunnya kemampuan daya beli berdampak pada kemampuan masyarakat dalam “membiayai” peningkatan kualitas manusia dan rumah tangganya.

Pencapaian IPM Kecamatan Kesambi, Kecamatan Harjamukti, Kecamatan Lemahwungkuk dan Kecamatan Pekalipan menunjukkan peningkatan yang sama besar, yaitu 0,30 poin jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan Kecamatan Kejaksan mengalami penurunan sebesar 0,02 poin.

4. Kondisi Ekonomi

4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator ekonomi makro yang menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi. LPE Kota Cirebon pada tahun 2015 sebesar 5,80 persen sedangkan pada tahun 2014 sebesar 5,71 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon mengalami peningkatan.

Inflasi merupakan indikator penting pertumbuhan ekonomi yang berisi dinamika perkembangan harga barang dan jasa. Inflasi Kota Cirebon pada Tahun 2013 sebesar 7,86 sedangkan pada Tahun 2014 sebesar 7,08. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi di Kota Cirebon mengalami penurunan sebesar 0,8. 4.2 Produk Domistik Regional Bruto

Produk Domistik Regional Bruto (PDRB) per kapita merupakan suatu indikator yang dihitung dengan cara membagi data PDRB terhadap jumlah

(15)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

gambaran tentang seberapa besar nilai tambah yang diciptakan/ diterima tiap-tiap penduduk sehingga secara tidak langsung akan menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk di wilayah bersangkutan. Selanjutnya gambaran PDRB di Kota Cirebon dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. 4

PDRB Atas Dasar Harga Konstan Dan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Cirebon Tahun 2011 – 2015

Tahun PDRB Kota Cirebon Atas dasar Harga Berlaku (Dalam Jutaan)

PDRB Kota Cirebon Atas dasar Harga Konstan (Dalam

Jutaan) 2011 11,178,433.0 10,677,433.0 2012 12,284,555.7 11,309,383.0 2013 13,611,965.0 11,863,884.9 2014* 15,037,603.0 12,541,011.8 2015** 16,702,165.0 13,268,255.0

Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015 Tabel 1. 5

Perkembangan PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Tahun 2011 – 2015

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 43,244.0 44,450.3 49,353.1 53,250.1 57,419.4 Pertambangan dan Penggalian 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 Industri Pengolahan 1,186,161.7 1,278,026.9 1,402.473.9 1,607,993.1 1,762,892.0 Pengadaan Listrik dan Gas 126,376.8 135,526.7 153,960.5 154,548.2 159,840.40 Pengadaan air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

32,167.2 33.203.0 36,102.5 37,731.4 41,407.00

Kontruksi 1,187,535.5 1,304,522.5 1,418,263.5 1,588,957.2 1,764,717.40 Perdagangan

Besar dan /eceran 3,791,937.9 4,173,284.8 4,609,943.4 4,907,718.4 5,325,091.90 Transportas dan Pergudangan 1,213,832.7 1,308,711.9 1,486,152.5 1,680,533.6 1,969,733.90 Penyedediaan Akomodasi dan Makan Minum 530,452.2 597,807.6 681,911.3 769,183.0 858,892.20 Informasi dan 506,180.8 561,860.7 590,644.2 648,536.9 750,511.80

(16)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Real Estat 105,318.9 115,706.6 126,965.0 137,165.1 149,045.40 Jasa Perusahaan 94,862.4 102,817.0 114,737.2 128,653.0 142,574.70 Admininistrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 481,383.2 525,297.5 537,021.9 617,009.0 670,852.60 Jasa Pendidikan 308,333.5 362,939.7 413,074.7 496,433.6 576,333.40 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 196,607.8 219,086.9 239,625.1 296,640.1 353,891.60 Jasa Lainnya 237,796.9 252,031.5 277,192.2 314,548.4 355,888.60 Produk Domestik Regional Bruto 11,178,433.0 12,284,555.7 13,629,949.0 15,037,603.8 16,702,165.7 Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015

Kondisi ekonomi daerah yang diukur berdasarkan nilai PDRB di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku mencapai angka Rp.1,664 trilyun atau mengalami peningkatan sebesar 11,07 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.15,04 trilyun. Sedangkan nilai PDRB secara riil dilihat dari PDRB yang didasarkan Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2015 mencapai angka Rp.13,268 trilyun sementara pada tahun 2014 mencapai angka Rp.12,541 trilyun. Perbandingan angka di kedua tahun tersebut,menunjukkan bahwa PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2015 telah tumbuh sebesar 5,80 persen.

Selama periode 2011 sampai dengan 2015, PDRB Kota Cirebon yang dihitung Atas Dasar Harga Berlaku menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB dari tahun 2011 hingga 2015 yaitu sebesar Rp.11,18 trilyun (2011), Rp.12,28 trilyun (2012), Rp.13,63 trilyun (2013), Rp.15,04 trilyun (2014) dan Rp.16,70 trilyun (2015). Begitupun dengan nilai PDRB yang Dihitung Atas Dasar Harga Konstan periode 2011 sampai dengan 2015 juga menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Nilai PDRB pada tahun 2011 sebesar Rp.10,68 trilyunpada tahun 2011, Rp.11,31 trilyun pada tahun 2012, Rp.11,86 trilyun pada tahun 2013, Rp.12,54 trilyun pada tahun 2014 dan Rp.13,27 trilyun.

(17)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Selain kegiatan pembangunan, faktor cuaca, kebijakan pemerintah dan sosial budaya juga ikut menjadi penyumbang besaran pertumbuhan ekonomi.

Secara umum kegiatan ekonomi dikelompokan menjadi tiga sektor yaitu:

1. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit didalamnya. Termasuk kelompok ini adalah sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian.

2. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan baku, baik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya. Sektor Sekunder mencakup sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas, Air Bersih dan sektor Bangunan/Konstruksi.

3. Sektor Tersier atau dikenal juga sebagai sektor Jasa-jasa,yaitu sektor-sektor yang tidak memproduksi dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Termasuk sektor ini adalah sektor perdagangan, sektor pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan, sewa rumah, pemerintahan dan jasa-jasa.

Tabel 1. 6

Peranan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011–2015 (persen)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015 I. Primer 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34 1 Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan 0,39 0,36 0,36 0,35 0,34 2 Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 II. Sekunder 22.65 22,39 22,09 22,51 22,33 3 Industri Pengolahan 10,61 10,40 10,29 10,68 10,55

4 Pengadaan Listrik, dan Gas 1,13 1,10 1,13 1,03 0,96 5

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

0,29 0,27 0,26 0,25 0,25

6 Kontruksi 10,62 10,62 10,41 10,55 10,57

(18)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 2015

8 Transportasi dan

Pergudangan 10,86 10,65 10,90 11,16 11,79

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 4,75 4,87 5,00 5,11 5,14

10 Informasi dan Komunikasi 4,53 4,57 4,33 4,43 4,49 11 Jasa Keuangan dan

Asuransi 10,16 10,33 10,95 10,62 10,56 12 Real Estat 0,94 0,94 0,93 0,91 0,89 13 Jasa Perusahaan 0,85 0,84 0,84 0,85 0,85 14 Adiministrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4,31 4,28 3,94 4,10 4,02

15 Jasa Pendidikan 2,76 2,95 3,03 3,30 3,45

16 Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1,76 1,78 1,76 1,97 2,12

17 Jasa Lainnya 2,13 2,05 2,03 2,09 2,13

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : PDRB Menurut Lapangan Usaha Kota Cirebon 2011-2015

Struktur ekonomi Kota Cirebon termasuk dalam kelompok tersier. Kelompok ini terlihat memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian Kota Cirebon dibandingkan kelompok sekunder dan primer. Kontribusi kelompok tersier pada tahun 2015 sebesar 77,33 persen, kelompok sekunder sebesar 22,33 persen dan kelompok primer sebesar 0,34 persen.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah

Pemerintah Daerah Kota Cirebon sebagai salah satu daerah otonom, dalam melaksanakan tugas urusan pemerintahan yang dilimpahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang kemudian di-“breakdown”-kan ke dalam Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rincian Urusan Pemerintahan yang Dilaksanakan Pemerintah Kota Cirebon.

(19)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

pelaksanaan urusan. Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Cirebon adalah sebagai berikut:

1. Sekretariat Daerah, mempunyai tugas pokok dan kewajiban membantu Walikota dalam menyusun kebijakan dan mengoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah.

Fungsi:

a. Penyusunan kebijakan pemerintahan kota;

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah;

c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan kota; d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan kota; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas fungsinya.

2. Sekretariat DPRD, mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD dan menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan daerah

Fungsi:

a. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; b. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; c. Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;

d. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kependudukan dan pencatatan sipil; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

(20)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kependudukan dan pencatatan

sipil; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

5. Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang pertanian dan bidang kehutanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kelautan dan perikanan, bidang peternakan, bidang kehutanan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

(21)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

6. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pemuda dan olah raga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olah raga serta

bidang kebudayaan dan bidang pariwisata; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perhubungan, bidang komunikasi dan informatika; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Energi dan Sumber Daya Mineral, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral.

(22)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum, bidang perumahan,

bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum, bidang perumahan, bidang tata ruang dan bidang energi dan sumber daya mineral; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

9. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian dan bidang perdagangan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang koperasi, usaha mikro kecil menengah dan bidang perindustrian serta bidang perdagangan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10. Dinas Pendidikan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pendidikan. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pendidikan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pendidikan;

(23)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

11. Dinas Kesehatan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang kesehatan. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kesehatan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kesehatan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

12. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang sosial, bidang tenaga kerja dan transmigrasi; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

13. Dinas Kebersihan dan Pertamanan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pekerjaan umum sub bidang persampahan;

(24)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pekerjaan umum sub bidang

persampahan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

14. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah, bidang statistik dan bidang penelitian pembangunan daerah.

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian dan pengembangan;

b. Pengoordinasian penyusunan bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik, dan bidang penelitian pengembangan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan, bidang statistik dan bidang penelitian pengembangan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang tugasnya.

15. Inspektorat, mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah.

Fungsi:

a. Perencanaan program pengawasan;

b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan; dan

c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan 16. Badan Kepegawaian dan Pendidikan Pelatihan, mempunyai tugas pokok

melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan. Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai;

(25)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang manajemen kepegawaian dan pendidikan pelatihan pegawai; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

17. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah bidang perpustakaan dan kearsipan daerah.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang perpustakaan dan kearsipan daerah; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

18. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, mempunyai tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pemberdayaan masyarakat dankelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencanadan keluarga sejahtera;

(26)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

kelurahan,bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungananak serta bidang keluarga berencana dan keluargasejahtera;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

19. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanaman modal serta melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perijinan dan non perijinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasbidang penanaman modal dan pelayanan perijinan terpadu;

d. penyelenggaraan pelayanan administrasi perijinan dan nonperijinan; e. pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perijinan dan nonperijinan; f. pelaksanaan administrasi pelayanan perijinan dan non perijinan;

g. pemantauan dan evaluasi proses pemberian pelayanan perijinandan non perijinan; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengantugas dan fungsinya.

20. Kantor Ketahanan Pangan, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan daerah

(27)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang ketahanan pangan;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasbidang ketahanan pangan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang ketahanan pangan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

21. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalamnegeri;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang

kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

22. Kantor Lingkungan Hidup, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang lingkungan hidup.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang lingkungan hidup; dan

(28)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

23. RSUD Gunung Jati, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang pelayanan kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun pemulihan yang dilaksanakan dengan melakukan pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan serta menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai dengan fungsi sebagai rumah sakit yang digunakan tempat pendidikan. Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugas bidang pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikotasesuai dengan tugas dan fungsinya.

24. Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota serta perlindungan anak.

Fungsi:

a. penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota serta perlindungan masyarakat;

b. pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum daerah;

c. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;

(29)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

e. pelaksanaan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dengan aparat Kepolisian, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lainnya serta perlindungan masyarakat; dan

f. pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota.

25. Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadaman Kebakaran, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkuptugas bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran;

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerah dan pemadaman kebakaran;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai denganlingkup tugas bidang penanggulangan bencana daerahdan pemadaman kebakaran; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

26. Kecamatan mempunyai tugas pokok:

1. menyelenggarakan tugas umum pemerintahan, yang meliputi: a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan;

d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana danfasilitas pelayanan umum;

e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

(30)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan / atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan kelurahan.

2. melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek :

a. perizinan; b. rekomendasi; c. koordinasi; d. pembinaan; e. pengawasan; f. fasilitasi; g. penetapan; h. penyelenggaraan; dan

i. kewenangan lain yang dilimpahkan. Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan;

b. penyelenggaraan bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan kelurahan, ketenteraman dan ketertiban umum, pelayanan umum, perekonomian dan pembangunan; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

27. Kelurahan mempunyai tugas pokok Kelurahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan melaksanakan urusan Pemerintahan yangdilimpahkan oleh Walikota serta mempunyai tugas:

(31)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

b. pemberdayaan masyarakat;

c. pelayanan masyarakat;

d. penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; e. pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayananumum; dan f. pembinaan lembaga kemasyarakatan.

Fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan;

b. penyelenggaraan bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemerintahan, pelayanan umum, kesejahteraan rakyat dan kemasyarakatan, perekonomian dan pembangunan; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

D. INOVASI LAKIP PEMERINTAH KOTA CIRE BON

1. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon;

2. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16 Tahun 2016 tentang Penyusunan Rencana Kerja Tahunan, Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, Tata Cara Riviue Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon

3. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 17 Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksana Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon.

(32)
(33)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

Pelaksanaan urusan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Cirebon dilaksanakan dengan memperhatikan perencanaan strategis sebagaimana yang tertuang di dalam Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 yang kemudian diubah menjadi Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018 serta Peraturan Walikota Cirebon Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2014-2018.

Adapun Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon adalah sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 2. 1

Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

1.1.1 Meningkatkan

implementasi nilai

keimanan dan

ketakwaan pada aparatur pemerintahan

Rasio SKPD yang

melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100%

75%

1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan

Rasio sarana dan prasarana

peribadatan yang

memperoleh bandang

dibandingkan dengan jumlah sarana dan prasarana peribadatan

85%

1.2.2 Terwujudnya prestasi kota Cirebon dalam bidang keagamaan

Prestasi lomba keagamaan 6 besar tingkat provinsi

Peringkat 7 tingkat provinsi

(34)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

1.2.3 Terwujudnya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap

ajaran agamanya

masing-masing

Tidak ada kasus konflik yang bernuansa agama

0 kasus

2.1.1 Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki

integritas dan

profesional

Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan

75%

Menurunnya kasus

pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun

4 kasus/1000 PNS 2.1.2 Terwujudnya tertib administrasi keuangan SKPD Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018 WTP 2.1.3 Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD Meningkatnya kesesuaian APBD dengan dokumen perencanaan 100% 100% 2.1.4 Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan 14/70

Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1.060 arsip

110 berkas

2.1.5 Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan

Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan 95% 83 poin 2.1.6 Meningkatnya pertumbuhan nilai investasi Meningkatnya nilai

investasi di kota Cirebon

PMA (325 M) PMDN (510M) 2.1.7 Terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan 90% 85 poin

2.2.2 Terwujudnya sarana dan prasarana organisasi perangkat daerah yang representatif

Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik 78% 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintahan dan Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat 78 poin

(35)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

2.3.3 Tercapainya

kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten cirebon

Seluruh titik koordinat pilar

batas utama (PBU)

disepakati 100% 2.2.1 Terwujudnya kesesuaian

struktur dan tata laksana SKPD

jumlah SKPD yang disusun kebijakan peta jabatan, standar kompetensi, ketatalaksanaan 100% di 2018 90% 2.3.1 Terwujudnya hubungan pemerintah dan masyarakat yang harmonis Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah sebesar 95%

85 poin

2.3.2 Tercapainya

kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten Cirebon

Seluruh titik koordinat Pilar

Batas Utama (PBU)

disepakati 100%

0 titik

2.4.1 Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimalisasi pemanfaatan teknologi informasi Terwujudnya peraturan tentang E-Government 100% 92% (1 peraturan e-government) Terpenuhinya infrastruktur

teknologi informasi dan

komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% 42 sistem yang terbangun 3.1.1 Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam ke-Bhineka Tunggal Ika-an

Menurunnya kejadian kriminalitas ras dan agama 0 kasus

0 kasus

3.2.1 Terwujudnya

masyarakat yang sadar hukum

Menurunnya rasio angka kriminalitas dibanding jumlah penduduk

20%

Menurunnya jumlah lokasi rawan ketertiban umum 15% setiap tahun dari 45 titik

30 titik

3.4.1 Terwujudnya RW K-3 Proporsi RW yang memenuhi kategori K-3 sebanyak 50%

(36)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

3.5.1 Menurunnya titik rawan

kemacetan dan

kecelakaan

Menurunnya jumlah titik rawan kemacetan dan kecelakaan 8 titik rawan kemacetan dan 4 titik rawan kecelakaan 3.6.1 Tertatanya sektor informal

Rasio jumlah PKL yang menempati lokasi di luar ketentuan/ dibagi jumlah PKL seluruhnya

52%

3.7.1 Meningkatnya daya

tanggap terhadap

bencana

Tingkat waktu tanggap kejadian dan waktu tanggap darurat bencana Tingkat waktu kejadian bencana 10 menit dan waktu tanggap darurat bencana 7 hari 4.1.1 Terbukanya kesempatan

yang luas bagi

masyarakat untuk

mengenyam pendidikan

Meningkatnya lama harapan sekolah pada usia maksimal 18 tahun

16tahun

Rata-rata lama sekolah (13 tahun) 12 tahun 4.2.1. Meningkatnya indeks kesehatan masyarakat BOR (%) 81,44 LOS (hari) 4,35 TOI (hari) 1,16 BTO (kali) 39,32 NDR (kematian 48 jam/1000) 23,75‰ GDR (kematian kasar/1000) 54,67‰ Survei kepuasan pasien/pelanggan 80% KK ber-PHBS (%) 65%

Angka kematian ibu 3 orang

Gizi buruk <1% Cakupan pelayanan kesehatan dasar 100% Indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan (%) 76,5

(37)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

4.3.1. Terwujudnya prestasi olah raga di tingkat provinsi

Meraih posisi 10 besar tingkat provinsi di tahun 2018

4.4.1. Meningkatnya jumlah pusaka budaya yang dilestarikan

Rasio keaktifan kelompok seni budaya 50% di tahun 2018 dari 30% di tahun 2012

40%

Jumlah pusaka budaya yang ditetapkan 80 jenis (72 bangunan cagar budaya di tahun 2012)

76 jenis

4.5.1. Meningkatnya indeks daya beli masyarakat

Indeks daya beli masyarakat 63,94 Meningkatnya kunjungan

wisatawan lokal dan mancanegara 25% tahun 2018 409.367 orang 4.6.1. Menurunnya jumlah KK miskin Rasio KK miskin dibandingkan dengan KK kota 27,09% 4.7.1. Menurunnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak

Menurunnya kasus 59 kasus

4.8.1. Tercapainya peningkatan penanganan masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Jumlah peningkatan penanganan PMKS 5% pada tahun 2018 1% (737 orang) 4.9.1. Terpenuhinya kesetaraan gender

Rasio gender di atas 30% perempuan

36% 5.1.1. Meningkatnya proporsi

pembiayaan

pembangunan yang

berasal dari musrenbang kecamatan

Persentase kenaikan nilai musrenbang kecamatan yang diakomodir dalam APBD sebanyak 5% sampai

akhir tahun 2018

(kumulatif)

3,6%

5.1.2. Meningkatnya nilai swadaya masyarakat dalam stimulan/ bantuan RW

Prosentase swadaya

masyarakat sebesar 10% terhadap jumlah bantuan RW

7,2%

6.1.1. Meningkatnya luasan dan kualitas ruang

Luas ruang terbuka hijau publik menuju 10% pada

(38)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

6.1.2. Terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup

Meningkatnya kualitas dan akses informasi SDA dan LH (rata-rata outcome)

86,5%

Air sungai (lokasi) meningkatnya pelayanan konservasi SDA (rata-rata outcome)

60%

Meningkatnya peran serta

masyarakat dalam

pengelolaan lingkungan hidup (rata-rata outcome)

59,20%

6.1.3. Meningkatnya

pengelolaan sampah dan sumber sampah secara terpadu dan berwawasan

lingkungan serta

peningkatan kapasitas TPA

Cakupan wilayah layanan

kebersihan dan

pengangkatan persampahan sebanyak 80%

76%

6.2.1. Tersedianya kualitas jaringan jalan dan

jembatan yang

mendukung akselerasi pergerakan masyarakat

Proporsi jalan dalam kondisi baik 100%

98,74% Proporsi jumlah jembatan

kondisi baik 100%

96%

6.2.2. Tersedianya sistem jaringan drainase yang tertata dengan baik dalam mendukung upaya pengendalian banjir, dan dampak perubahan iklim

Berkurangnya titik rawan genangan banjir 18 titik menjadi 10 titik

14 titik

6.2.3. Tersedianya sistem pengelolaan jaringan air limbah domestik secara optimal

Cakupan pelayanan air limbah domestik

96%

Jumlah jamban dan

septitank 76,45% (65.766 rumah tangga)

71,87%

6.2.4. Tersedianya sistem pengelolaan air minum

Cakupan pelayanan air minum sebanyak 80%

76% 6.3.1. Terlaksananya

pengendalian

pemanfaatan ruang kota yang konsisten

Tingkat pelanggaran tata ruang menurun 0 kasus

(39)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET

6.4.1. Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan Berkurangnya kawasan lingkungan permukiman kumuh menjadi 0,46% 70,09 Ha (1,84%) 6.4.2. Menurunnya jumlah

rumah tidak layak huni

Menurunnya jumlah rumah tidak layak huni

17.136rumah 6.4.3. Tersedianya sistem

transportasi perkotaan yang terpadu dan

memadai untuk

melayani pergerakan orang dan barang

Cakupan wilayah pelayanan angkutan umum

(40)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

engukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah kota cirebon. setiap akhir tahun setiap instansi melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja tersebut dituangkan dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon.

Pengukuran kinerja dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Cirebon tahun 2016 didasarkan kepada pengukuran dan evaluasi pelaksanaan atas perjanjian kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 yang telah ditetapkan sebelumnya dan merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon 2013-2018 yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kota Cirebon nomor 11 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 7 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Cirebon Tahun 2013-2018.

Guna mempermudah interpretasi atas pencapaian indikator kinerja sasaran Pemerintah Daerah Kota Cirebon tersebut digunakan skala nilai peringkat kinerjayang mengacu pada formulir Tabel VII-C dalam Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah sebagai berikut:

(41)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Tabel 3. 1 Tabel Skala Nilai Peringkat Kinerja

No. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja

1. 91≥ Sangat tinggi

2. 76 ≤ 90 Tinggi

3. 66 ≤ 75 Sedang

4. 51 ≤ 65 Rendah

5. ≤ 50 Sangat rendah

Ringkasan pengukuran kinerja pemerintah kota cirebon tahun 2016 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

(42)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

Tabel 3. 2 Pengukuran Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

CAPAIAN Misi ke-1 “Mewujudkan aparatur pemerintahan dan masyarakat Kota Cirebon yang religius

1.1.1 Meningkatkan implementasi nilai keimanan dan ketakwaan pada aparatur pemerintahan

Rasio SKPD yang

melaksanakan kegiatan keagamaan secara rutin tiap bulan dibagi seluruh SKPD 100%

75% 28% 37,33%

1.2.1 Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana keagamaan

Rasio tempat ibadah yang memperoleh bantuan sarana dan prasarana dibandingkan dengan tempat ibadah yang mengusulkan batuan sarana dan prasarana

85% 58,33% 68,62%

1.2.2. Terwujudnya prestasi kota cirebon dalam bidang keagamaan

Prestasi lomba keagamaan 6 bisa tingkat provinsi

Peringkat 7 tingkat provinsi

Peringkat 19 0

1.2.3. Terciptanya suasana kerukunan hidup antar umat beragama yang harmonis dan saling menghargai terhadap ajaran agamanya masing-masing

Tidak adanya kasus konflik yang bernuansa keagamaan

0 kasus 0 kasus 100%

Misi ke-2 “Meningkatkan integritas dan profesionalisme aparatur serta merevitalisasi kelembagaan yang efektif dan efisien menuju tata pemerintahan yang baik, amanah, bersih dan bebas dari KKN

(43)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

CAPAIAN 2.1.1. Terwujudnya aparatur daerah yang memiliki

integritas dan profesional

Rasio SDM yang memenuhi standar kompetensi jabatan

75% 74% 98,67%

Menurunnya kasus pelanggaran disiplin PNS sebanyak 20% per tahun 4 kasus/1000 PNS 4 kasus/1000 PNS 100%

2.1.2. Terwujudnya tertib administrasi keuangan daerah SKPD

Opini penilaian BPK terhadap keuangan dan aset daerah menuju WTP di 2018

WTP WDP 0

2.1.3. Terwujudnya tertib administrasi perencanaan SKPD

Meningkatnya kesesuaian

APBD dengan dokumen

perencanaan 100%

100% 100% 100%

2.1.4. Terwujudnya tertib administrasi kearsipan daerah

Meningkatnya jumlah SKPD yang tertib administrasi kearsipan

14/70 42/70 33%

Meningkatnya arsip vital dan arsip statis dari 530 arsip menjadi 1060 arsip

110 berkas 114 berkas 103,64%

2.1.5. Terwujudnya pelayanan prima dalam perijinan Indeks kepuasan masyarakat dalam perijinan 90%

85 poin 71,4 poin 86,02%

2.1.6. Meningkatnya pertumbuhan nilai investasi Meningkatnya nilai investasi di kota cirebon PMA (325 M) PMDN (510 M) PMDN (1.357.254.21 4.039) PMA: 0 PMDN:266%

(44)

Laporan Kinerja Pemerintah Daerah Kota Cirebon Tahun 2016

No. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

CAPAIAN 2.1.7. Terwujudnya pelayanan administrasi

kependudukan

Indeks kepuasan masyarakat dalam pelayanan administrasi kependudukan

85 poin 71,4 poin 84%

2.2.2. Terwujudnya sarana dan prasaran organisasi perangkat daerah yang representatif

Jumlah bangunan gedung pemerintahan dalam kondisi baik

78% 100% 128,21%

2.3.1. Terwujudnya hubungan pemerintahan dan masyarakat yang harmonis

Meningkatnya indeks kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan

78 poin n/a

2.3.2. Tercapainya kesepakatan penetapan batas daerah dengan kabupaten cirebon

Seluruh titik koordinat pilar batas utama (PBU) disepakati 100%

0 titik 0 titik 100%

2.4.1. Terwujudnya penataan sistem manajemen dan proses kinerja di lingkungan pemerintah kota dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi

Tersedianya peraturan tentang e-government 100% 92% (1 peraturan e-government) n/a Terpenuhinya infrastruktur teknologi dan komunikasi sebagai penunjang pelaksanaan kinerja aparatur 100% 42 sistem yang terbangun 28 sistem yang terbangun 66,67%

Misi ke-3 “Meningkatkan kualitas keamanan dan ketertiban umum” 3.1.1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan dalam

ke-bhineka tunggal ika-an

Menurunnya kejadian kriminalitas karena ras dan agama 0 kasus

Gambar

Gambar 1. 1  Peta Administrasi Kota Cirebon
Tabel 3. 2 Pengukuran Capaian Kinerja berdasarkan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kota Cirebon Tahun 2016
Tabel 3. 3 Target dan Realisasi Sasaran ke-1
Tabel 3. 5 Target dan Realisasi Sasaran ke-3
+7

Referensi

Dokumen terkait

memecahkan masalah memiliki fungsi yang penting dalam pembelajaran. Maka dari itu dengan menggunakan blended learning dengan diskusi kelompok berbasis mobile learing

Hasil Dari rata-rata diameter zona hambat, didapatkan air perasan jeruk nipis terhadap Streptococcus pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa, Corynebacterium diphtheriae, Klebsiella

Setelah rancangan awal di validasi oleh Bapak Zulkifli M.Pd (validator ahli) menyatakan bahwa peta pada direktori ini harus diberi tanda agar pengguna informasi nantinya bisa

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2020 memuat informasi tentang Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Kebijakan Program dan Kegiatan, serta Pencapaian Sasaran

Menimbang, bahwa Permintaan Banding dari Terdakwa maupun Penuntut Umum kemudian Permintaan Pencabutan Banding dari Terdakwa maupun Penuntut Umum tersebut oleh Ketua

Besaran neutrofil dan CRP dapat merupakan prediktor terjadinya MOF yang mempunyai signifikansi dalam sensitivitas dan spesifisitas pada pasien dengan multi- trauma

Perseroan membutuhkan dana untuk belanja modal tahun ini yang dianggarkan sebesar Rp 800 miliar, dan sebanyak Rp 300 miliar berasal dari kas negara. (Positive) • PT

Dari ketiga jenis bahan bakar ini, minyak tanah adalah jenis bahan bakar yang mendapat subsidi terbesar (lebih dari 50% anggaran subsidi BBM digunakan untuk subsidi minyak