• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIPERTIROID

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIPERTIROID"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Hipotiroidisme

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Anatomi

Hormon-hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam's apple. Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh suatu bagian tengah (isthmus).

Tiroid adalah suatu kelenjar endokrin yang terdiri atas dua buah lobus yang simetris, berbentuk konus dengan ujung di sebelah cranial kecil dan ujung di sebelah caudal besar. Antara kedua lobus tersebut dihubungkan oleh isthmus. Dari tepi superior isthimus berkembang ke arah cranial lobus pyramidalis, yang dapat mencapai os hyoideum dan pada umumnya berada di sebelah kiri linea mediana (berasal dari ujung caudal ductus thyreo-glossus). Setiap lobus berukuran kira-kira 5 cm dibungkus oleh fascia propria yang disebut true capsula dan di sebelah luarnya lagi dibungkus oleh fascia pretrachoalis membentuk false capsula.

Glandula thyreoidea berada di bagian anterior leher, di sebelah ventral bagian caudal larynx dan bagian cranial trachea, terletak berhadapan dengan vertebra cervicalis 5 – 7 dan vertebra thoracalis 1.

(2)

2

Hipotiroidisme

Kedua lobus bersama dengan isthmus glandulae thyreoideus memberi bentuk seperti huruf “U:.Ditutupi oleh m.sterno-hyoideus dan m.sterno-thyreoideus. Ujung cranial lobus glandula thyreoidea mencapai linea obliqua cartilaginis thyreoidei, ujung inferior meluas sampai cincin trachea yang ke 5 – 6.

Isthmus glandulae thyreoidea difiksasi pada cincin trachea 2 – 3 dan 4. Selain itu glandula thyreoidea difiksasi juga pada trachea dan pada tepi caudal cartilago cricoidea oleh penebalan fascia pretrachealis yang disebut ligament of Berry. Fiksasi-fiksasi tersebut tadi menyebabkan glandula thyreoidea turut bergerak pada waktu proses menelan berlangsung.

Lobus pyramidalisdifiksasi pada tepi caudal os hyoideum oleh suatu jaringan fibro-muscular yang dinamakan levator glandulae thyreoideae. Setiap lobus mempunyai permukaan antero-lateral, medial dan postero-lateral.

Vascularisasi

Diperoleh dari a.thyreoidea superior, a.thyreoidea inferior dan kadang-kadang ada a.thyreoidea ima (kira-kira 3 %).

1. Arteria thyreoidea superior

Adalah cabang pertama dari a.carotis externa, setelah tembus fascia pretrachealis, kemudian menuju ke ujung cranial lobus dan mempercabangkan ramus anterior dan ramus posterior; ramus anterior menuju ke isthimus dan ramus posterior berjalan sepanjang permukaan dorsal lobus dan mengadakan anastomose dengan ramus ascendens yang dipercabangkan oleh a.thyreoidea inferior.

2. Arteria thyreoidea inferior

Adalah cabang dari truncus thyreocervicalis yang berjalan menuju ke ujung inferior lobus gldd.thyreoidea, mempercabangkan 4 sampai 5 buah cabang di sebelah superficial fascia pretrachealis, lalu percabangan tersebut menembusi fascia bersangkutan dan memberi suplai darah kepada sebagian besar dari kelenjar ini.

3. Arteria thyreoidea ima

Biaanya dipercabangkan oleh truncus brachiocephalis atau langsung dipercabangkan dari arcus aortae; pembuluh darah ini perlu mendapat perhatian pada waktu melakukan suatu tracheotomy.

Aliran darah venous dibawa oleh vena thyreoidea superior, vena thyreoidea media dan vena thyreoidea inferior. Vena thyreoidea superior et media bermuara

(3)

3

Hipotiroidisme

kedalam vena jugularis interna, sedangkan v.thyreoidea inferior akan bermuara kedalam vena brachiocephalica. Vena thyreoidea inferior pada anal perlu mendapat perhatian pada suatu tracheotomy.

Aliran lymphe

Yang berasal dari bagian cranial lobus thyreoideus mengalir mengikuti a.thyreoidea superior untuk bermuara kedalam lymphonodus cervicalis profundus.

Dari isthmus lymphe dialirkan kepada lymphonodus cervicalis profundus bagian cranialis. Pembuluh lymphe dari ujung caudal glandula thyreoidea berjalan mengikuti a.thyreoidea infeior menuju lymphonodus paratrachealis dan selanjutnya menuju ke lymphonodus cervicalis profundus bagian inferior.

Inervasi

Sympathis diperoleh dari ganglion cervicale superius dan ganglion cervicale medius yang mencapai kelenjar thyreoidea dengan mengikuti a.thyreoidea superior dan a.thyreoidea inferior atau mengikuti perjalanannya nervus laryngeus externus dan nervus recurrens.

Aplikasi

Pembesaran kelenjar thyreoidea (struma = goitres) dapat terjadi karena kekurangan intake yodium, hal mana bisa memberi gangguan berupa kelainan fungsi dan atau kelainan fisik, seperti tekanan pada trachea, tekanan pada n.laryngeus externus atau n.recurrens (suara menjadi monoton dan serak). Karena capsula thyreoidea dibagian anterior adalah tebal dan kuat, maka pembesaran kelenjar ini lebih mudah terjadi ke dorsal; demikian pula halnya pembesaran akan lebih mudah meluas ke caudal, masuk kedalam cavum thoracis, daripada meluas ke arah cranialis.

Glandula parathyreoidea merupakan empat buah benjolan kecil yang terletak pada permukaan dorsal ujung-ujung glandula thyreoidea; ukuran kira-kira 7 mm panjang, 4 mm lebar dan 2 mm tebal sehingga kadang-kadang sukar dilihat. Mempunyai kapsulnya sendiri dan berada di dalam capsula thyreoidea.

Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon tiroid. Dua hormon-hormon tiroid yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9% dan 0.1% dari masing-masing hormon-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3.

(4)

4

Hipotiroidisme

Sekali dilepas dari kelenjar tiroid kedalam darah, suatu jumlah yang besar dari T4 dirubah ke T3 - hormon yang lebih aktif yang mempengaruhi metabolisme sel-sel.

Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Hipotiroidisme merupakan suatu sindroma klinis akibat penurunan produksi dan sekresi hormon tiroid. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan laju metabolisme tubuh dan penurunan glukosaminoglikan di interstisial terutama dikulit dan otot.

Hipotiroidisme biasanya disebabkan oleh proses primer dimana jumlah produksi hormon tiroid oleh kelenjar tiroid tidak mencukupi. Dapat juga sekunder oleh karena gangguan sekresi hormon tiroid yang berhubungan dengan gangguan sekresi Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang adekuat dari kelenjar hipofisis atau karena gangguan pelepasan Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) dari hipotalamus (hipotiroid sekunder atau tersier). Manifestasi klinis pada pasien akan bervariasi, mulai dari asimtomatis sampai keadaan koma dengan kegagalan multiorgan (koma miksedema).

Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan metabolik yang ditemukan pada masa dewasa, berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan, karena maturitas jaringan dan organ atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik disfungsi tiroid tergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi atau anak. Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati, dapat menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang menetap.

Pengaturan Hormon Tiroid

Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing hormone (TRH), yang mengirim sebuah signal ke pituitari untuk melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari

(5)

5

Hipotiroidisme

yang mana saja dari tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.

Angka atau kecepatan produksi hormon tiroid dikontrol oleh kelenjar pituitari. Jika tidak ada cukup jumlah hormon tiroid yang beredar dalam tubuh untuk mengizinkan fungsi yang normal, pelepasan TSH ditingkatkan oleh pituitari dalam suatu usahanya untuk menstimulasi tiroid untuk memproduksi lebih banyak hormon tiroid. Sebaliknya, ketika ada suatu jumlah berlebihan dari hormon tiroid yang beredar, pelepasan TSH dikurangi ketika pituitari mencoba untuk mengurangi produksi hormon tiroid.

1.2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah: 1. Apa yang dimaksud dengan hipotiroidisme?

2. Bagaimana epidemiologi dari hipotiroidisme ? 3. Apa etiologi dari hipotiroidisme ?

4. Bagaimana patofisiologi dari hipotiroidisme ? 5. Apa saja gejala klinis hipotiroidisme ?

6. Bagaimana mendiagnosis hipotiroidisme ?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari hipotiroidisme ? 8. Bagaimana prognosis dari hipotiroidisme ?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan hipotiroidisme 2. Untuk mengetahui epidemiologi dari hipotiroidisme

3. Untuk mengetahui etiologi dari hipotiroidisme 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari hipotiroidisme 5. Untuk mengetahui gejala klinis hipotiroidisme 6. Untuk mengetahui diagnosis hipotiroidisme

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari hipotiroidisme 8. Untuk mengetahui prognosis dari hipotiroidisme

(6)

6

Hipotiroidisme

BAB II

HIPOTIROIDISME

2.1. Definisi

Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid. Menurut onsetnya, hipotiroid pada anak dibedakan menjadi Hipotiroid kongenital dan Hipotiroid dapatan. Diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah mental yang permanen pada penderita.

Hipotiroidisme adalah gangguan endokrin umum akibat kekurangan hormon tiroid. Biasanya adalah proses utama di mana kelenjar tiroid menghasilkan jumlah yang cukup hormon tiroid. Hal ini juga dapat menjadi sekunder-yaitu, kurangnya sekresi hormon tiroid karena sekresi yang tidak memadai baik Thyrotropin (yaitu, thyroid-stimulating hormone [TSH]) dari kelenjar hipofisis atau Thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus (sekunder atau hipotiroidisme tersier). Presentasi pasien dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai, jarang, koma dengan kegagalan organ multisistem (myxedema koma). Hipotiroidisme subklinis, juga disebut sebagai hipotiroidisme ringan, didefinisikan sebagai normal kadar serum T4 bebas dengan konsentrasi TSH tinggi sedikit serum.

Hipotiroid adalah menurunnya produksi hormon tiroid pada kalenjar tiroid. Kalenjar tiroid sendiri bertugas melepas hormon tiroid keseluruh tubuh lewat pembuluh darah. Pada kasus hipotiroid, pelepasan ini tidak bisa terlaksana dengan baik sehingga berbagai aktivitas fisik dan mental akan ikut terganggu. Jika kondisi ini terjadi pada masa awal kehamilan dan tidak segera diatasi maka ibu yang sedang mengandung beresiko mengalami keguguran. Atau jika kehamilannya bisa diselamatkan kemungkinan bayi yang akan dilahirkan akan lahir dengan berat badan rendah. Jika gangguannya berat dan tidak segera diatasi maka bukan tak mungkin bayinya kelak akan lahir dan mengalami keterbelakangan mental.

Hipotiroidisme diakibatkan oleh kekurangan produksi hormon tiroid atau defek pada reseptornya. Kelainan tersebut dapat nampak sejak lahir. Bila gejala-gejala muncul setelah periode fungsi tiroid yang tampaknya normal, kelainan ini dapat merupakan kelainan “didapat” yang sebenarnya atau hanya tampak demikian

(7)

7

Hipotiroidisme

sebagai akibat dari salah satu varietas defek kongenital karena manifestasi defisiensinya terlambat. Istilah kretinisme sering digunakan sebagai sinonim hipotiroidisme kongenital tetapi seharusnya dihindari.

2.2. Epidemiologi

Menurut survey yang dilakukan The National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES 1999-2002) dari 4.392 individu populasi AS dilaporkan mengalami hipotiroidisme (tingkat TSH> 4,5 mIU / L) sekitar 3,7% dari populasi. Hypothyroidism adalah lebih umum pada wanita dengan tubuh kecil ukuran saat lahir dan indeks massa tubuh rendah selama masa kanak-kanak . Kekurangan Yodium sebagai penyebab hipotiroidisme lebih umum terjadi di dunia internasional. Prevalensi dilaporkan sebagai 2-5% tergantung pada studi, meningkat menjadi 15% pada usia 75 tahun.

Di negara maju, kematian yang disebabkan oleh hipotiroid jarang terjadi. NHANES 1999-2002 melaporkan bahwa prevalensi hipotiroidisme (termasuk subklinis) lebih tinggi dalam putih (5,1%) dan Amerika Meksiko daripada di Afrika Amerika (1,7%). Afrika Amerika cenderung memiliki nilai TSH yang lebih rendah. Studi masyarakat menggunakan kriteria yang sedikit berbeda untuk menentukan hipotiroidisme, karena itu, wanita-pria rasio bervariasi. Umumnya, penyakit tiroid lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria, dengan laporan prevalensi 2-8 kali lebih tinggi pada wanita.

Frekuensi hipotiroidisme, gondok, dan nodul tiroid meningkat dengan usia. Hypothyroidism adalah paling umum pada populasi lanjut usia, dengan 2% menjadi sebanyak 20% dari kelompok usia yang lebih tua memiliki beberapa bentuk hipotiroidisme. Studi Framingham ditemukan hipotiroidisme (TSH> 10 mIU / L) di 5,9% wanita dan 2,4% pria lebih tua dari 60 tahun. Pada laporan NHANES 1999-2002, kemungkinan memiliki hipotiroidisme adalah 5 kali lebih besar pada orang yang berusia 80 tahun dan lebih tua dari pada individu berusia 12-49 tahun

2.3. Etiologi

Klasifikasi dan penyebab a. Bawaan

1. Agenesis atau disgenesis kelenjar tiroidea. 2. Kelainan hormogenesis :

 Kelainan bawaan enzim (inborn error)

(8)

8

Hipotiroidisme

 Pemakaian obat-obat anti tiroid oleh ibu hamil (maternal) b. Didapat

Biasanya hipotiroidisme juvenilis. Pada keadaan ini terjadi atrofi kelenjar yang sebelumnya normal. Penyebabnya ialah :

1. Idiopatik (autoimunisasi) 2. Tiroidektomi

3. Tiroiditis (Hashimoto dan lain-lain) 4. Pemakaian obat anti tiroid

5. Kelainan hipofisis. 6. Defisiensi spesifik TSH. 2.4. Patofisiologi

Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid di awali Hipotalamus membuat ”thyrotropin releasing hormone (TRH)” yang merangsang hipofisis anterior. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (”thyroid stimulating hormone = TSH”) yang merangsang kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid mensintesis hormone tiroid (”triiodothyronin = T3 dan tetraiodothyronin = T4 = thyroxin”) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi : konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerja daripada hormon-hormon lain.

Penyakit lokal dari kelenjar tiroid yang menghasilkan produksi hormon tiroid menurun adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme. Dalam keadaan normal, tiroid melepaskan 100-125 nmol tiroksin (T4) sebanyak kebutuhan harian dan hanya sedikit triiodothyronine (T3). Waktu paruh T4 adalah sekitar 7-10 hari. T4, prohormon, diubah menjadi T3, bentuk aktif dari hormon tiroid, di jaringan perifer oleh 5′-deiodination.

Pada awal proses penyakit, mekanisme kompensasi mempertahankan tingkat T3. Penurunan produksi T4 penyebab peningkatan sekresi TSH oleh kelenjar pituitari. TSH merangsang hipertrofi dan hiperplasia kelenjar tiroid dan tiroid T4-5′-deiodinase aktivitas. Hal ini, pada gilirannya, menyebabkan tiroid untuk melepaskan lebih banyak T3.

Karena semua sel yang aktif secara metabolik memerlukan hormon tiroid, kekurangan hormon memiliki berbagai efek. Efek sistemik adalah karena baik

(9)

9

Hipotiroidisme

derangements dalam proses metabolisme atau efek langsung oleh infiltrasi myxedematous yaitu, akumulasi glucosaminoglycans dalam jaringan.

Perubahan myxedematous dalam hasil jantung pada kontraktilitas menurun, pembesaran jantung, efusi perikardial, penurunan nadi, dan penurunan cardiac output. Dalam saluran pencernaan, achlorhydria dan penurunan transit di usus dengan lambung dapat terjadi stasis. Pubertas tertunda, anovulasi, ketidakteraturan menstruasi, dan infertilitas yang umum. Penurunan tiroid efek hormon dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan low-density lipoprotein (LDL) kolesterol dan kemungkinan perubahan dalam high-density lipoprotein (HDL) kolesterol yang disebabkan oleh perubahan dalam izin metabolik. Selain itu, hipotiroidisme dapat menyebabkan peningkatan resistensi insulin.

2.5. Gejala Klinis

Pada bayi baru lahir gejala sering belum jelas. Baru sesudah beberapa minggu gejala lebih menonjol. Ikterus fisiologis biasanya lebih lama, kurang mau minum, sering tersedak, aktifitas kurang, lidah yang besar dan sering menderita kesukaran pada pernafasan. Bayi dengan kelainan ini jarang menangis, banyak tidur, dan kelihatan sembab. Biasanya ada obstipasi, abdomen besar dan ada hernia umbilicalis. Suhu tubuh rendah, nadi lambat dan kulit kering dan dingin. Sering ditemukan anemia.

Pada umur 3-6 bulan gejala makin jelas. Sekarang mulai kelihatan pertumbuhan dan perkembangan lambat (retardasi mental dan fisis). Sesudah melewati masa bayi, anak akan kelihatan pendek, anggota gerak pendek dan kepala kelihatan besar. Ubun-ubun besar terbuka lebar. Jarak antar kedua mata besar (hipertelorisme). Mulut sering terbuka dan tampak lidah membesar dan tebal. Pertumbuhan gigi terlambat dan gigi lekas rusak. Tangan agak lebar dan jari pendek. Kulit kering tanpa keringat. Warna kulit yang kekuning-kuningan yang disebabkan oleh karotenemia. Miksedema tampak jelas pada kelopak mata, punggung tangan dan genitalia eksterna. Otot-otot biasanya hipotonik. Retardasi mental makin jelas. Suara biasanya parau dan biasanya tidak dapat bebicara. Makin tua, anak makin terlambat dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pematangan alat kelamin terlambat atau sama sekali tidak terjadi.

2.6. Diagnosis

Dibuat atas dasar : 1. Gejala klinis

(10)

10

Hipotiroidisme

2. Pemeriksaan laboratorium dan radiologis 3. Percobaan dengan pulvus tiriod

Kalau diagnosis meragukan maka dapat dicoba dengan jalan memberikan pulvus tiroid. Dalam kasus hipotiroidisme akan terlihat hasil pengobatan.

2.7. Penatalaksanaan

1. Obat khusus ialah hormon tiroid (tiroid desikatus). Cara pemberian dimulai dengan dosis kecil lalu dinaikkan sampai kita mendekati dosis toksik ( gejala hipotiroidisme), lalu diturunkan lagi. Penilaian dosis yang tepat ialah dengan menilai gejala klinis dan hasil laboratorium. Tanda dosis berlebih ialah tidak bisa tidur, banyak keringat, gelisah, poliuria, takikardia, hipertensi, muntah dan diare.

2. Makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein. 3. Vitamin dan mineral.

2.8. Prognosis

Makin muda dimulai pemberian hormon tiroid, makin baik prognosisnya. Kalau terapi dimulai sesudah umur satu tahun, biasanya tidak akan tercapai IQ yang normal. Pertumbuhan badan dapat baik. Pada hipotiroidisme didapat dengan pengobatan yang baik, prognosisnya akan lebih baik.

(11)

11

Hipotiroidisme

BAB III KESIMPULAN

 Hipotiroid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada salah satu tingkat dari aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid-”end organ”, dengan akibat terjadinya defisiensi hormon tiroid, ataupun gangguan respon jaringan terhadap hormon tiroid.

 Terdapat dua jenis klasifikasi dari hipotiroidisme yaitu hipotiroidisme bawaan dan hipotiroidisme didapat.

 Diagnosis dibuat atas dasar gejala klinis, pemeriksaan laboratorium dan radiologis, serta percobaan dengan pulvus tiriod.

 Penatalaksanaan dari hipotiroidisme yaitu Obat khusus ialah hormon tiroid, makanan yang adekuat dengan cukup kalori dan protein, serta vitamin dan mineral.

(12)

12

Hipotiroidisme

DAFTAR PUSTAKA

 Price, Sylvia. A. 2006. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC

 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, 1985, Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta ; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 Anonymous, 2012, hipotiroidisme,

http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&file pdf=0&pdf=&html=07110-buoi228.htm

 Anonymous, 2009, hipotiroidisme kongenital,

http://thetransferfactorindonesia.com/2009/07/04/hipotiroid-bawaan-pada-bayi/

 Anonymous, 2012, hipotiroidisme,

Referensi

Dokumen terkait

Disektomi dilakukan oleh dokter spesialis bedah syaraf atau dokter spesialis bedah orthopedi untuk dekompresi akibat hernia nukleus purposus (sesuai dengan peraturan direktur

Seperti yang dikatakan oleh Jansen (2002:95) bahwa mind map (peta pikiran) sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang telah diterima oleh siswa

1) Bab I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode

Kandungan amilosa mempengaruhi pola absorpsi airnya, beras dengan amilosa tinggi relatif lebih mudah menyerap air dibanding beras amilosa rendah pada suhu kurang

[r]

Hukum perdata barat yang sesuai dengan sistem nilai budaya Pancasila dapat dan bahkan telah diresepsi oleh bangsa Indonesia.Oleh karena itu ia dapat diambil alih dan

Utang PPh (pasal 29) adalah akun pajak penghasilan/ PPh Kurang bayar pada akhir tahun pajak dimana Beban Pajak Kini > Uang Muka/Kredit pajak tahun

Dari data hasil pengamatan pada tabel di atas diketahui guru mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada siklus II ini guru telah mampu mengkondisikan