BAB II BAB II
TINJAUAN UMUM TINJAUAN UMUM
2.1.
2.1. Kondisi Kondisi Umum Umum PerusahaanPerusahaan 2.1.1.
2.1.1. Sejarah dan Sejarah dan Perkembangan Perkembangan PerusahaanPerusahaan
PT Binuang Mitra Bersama (PT BMB) merupakan salah satu perusahaan PT Binuang Mitra Bersama (PT BMB) merupakan salah satu perusahaan swasta dalam bidang usaha
swasta dalam bidang usaha pertambangan batubara. Secara administratif, lokasipertambangan batubara. Secara administratif, lokasi pertambangan batubara PT BMB berlokasi di Kecamatan Salam Barbaris, pertambangan batubara PT BMB berlokasi di Kecamatan Salam Barbaris, Kecamatan Bungur, dan Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kecamatan Bungur, dan Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Struktur organisasi PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari 5 Kalimantan Selatan. Struktur organisasi PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari 5 departemen di bawah Site Manager :
departemen di bawah Site Manager : a. Departemen
a. Departemen Engineering Engineering b.
b. Departemen Departemen ProduksiProduksi c.
c. Departemen Departemen HRGAHRGA d.
d. Departemen Departemen FAFA e.
e. Departemen Departemen LegalLegal
Direktur Utama Direktur Utama H. Rihan Variza H. Rihan Variza Direktur Operational Direktur Operational Sontan Sihite Sontan Sihite Site Manager Site Manager Santosa Santosa Manager Engineering Manager Engineering Giyarno Giyarno Manage
Manager r ProduksiProduksi Santosa Santosa
Manager FA Manager FA A. Na
A. Naim Romliim Romli
Manager Legal Manager Legal Endah Kadarullah Endah Kadarullah GM Operation GM Operation M. Edy askari M. Edy askari Safety Officer Safety Officer Didi Hidayat Didi Hidayat Manager HRGA Manager HRGA Ahdian Noor Ahdian Noor Admi Admintnt Ella Nur Latifa Ella Nur Latifa
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2015 Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2015
Gambar 2.1 Gambar 2.1
Struktur Organisasi PT Binuang Mitra Bersama Struktur Organisasi PT Binuang Mitra Bersama
PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : a.
a. Visi Visi PT PT Binuang Binuang Mitra Mitra BersamaBersama 1)
1) Untuk mUntuk mengoptimalkaengoptimalkan potensi n potensi sumberdaya sumberdaya yang ada dyang ada di wilayai wilayahh Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Tapin untuk
Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.bergabung menjadi satu perusahaan.
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia 2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar. b.
b. Misi Misi PT PT Binuang Binuang Mitra Mitra BersamaBersama 1)
1) MeningkatkMeningkatkan an kepuasan kepuasan pelanggan pelanggan dengan dengan mewujudkan mewujudkan setiapsetiap komitmen kelancaran suplay batubara.
komitmen kelancaran suplay batubara. 2)
2) MemaksimalMemaksimalkan kan pendapapendapatan tan dengan dengan margin margin yang yang optimal optimal untukuntuk kelangsungan kemajuan perusahaan.
kelangsungan kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling 3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling
efektif dan efisien di
efektif dan efisien di bidangnybidangnya.a. 4) Peduli terhadap
4) Peduli terhadap Safety Safety ,, Health Health ,, Environtment Environtment , dan, dan Coorporate Coorporate Social Social Responbility
Responbility , serta, serta Management Security Management Security yang baik dalam proses yang baik dalam proses pelaksanaan operasional.
pelaksanaan operasional.
Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan tiap tahun PT
tiap tahun PT BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT.BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT. 2.1.2
2.1.2 Lokasi Lokasi dan dan Kesampaian Kesampaian DaerahDaerah
Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Kabupaten Tapin antara 2
Kabupaten Tapin antara 2oo32’43’’-332’43’’-3oo3’50’’ Lintang Selatan dan 1143’50’’ Lintang Selatan dan 114oo46’13’’ Bujur46’13’’ Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan d
Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di sebelah utara,i sebelah utara, Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal
PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : a.
a. Visi Visi PT PT Binuang Binuang Mitra Mitra BersamaBersama 1)
1) Untuk mUntuk mengoptimalkaengoptimalkan potensi n potensi sumberdaya sumberdaya yang ada dyang ada di wilayai wilayahh Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Tapin untuk
Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.bergabung menjadi satu perusahaan.
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia 2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar. b.
b. Misi Misi PT PT Binuang Binuang Mitra Mitra BersamaBersama 1)
1) MeningkatkMeningkatkan an kepuasan kepuasan pelanggan pelanggan dengan dengan mewujudkan mewujudkan setiapsetiap komitmen kelancaran suplay batubara.
komitmen kelancaran suplay batubara. 2)
2) MemaksimalMemaksimalkan kan pendapapendapatan tan dengan dengan margin margin yang yang optimal optimal untukuntuk kelangsungan kemajuan perusahaan.
kelangsungan kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling 3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling
efektif dan efisien di
efektif dan efisien di bidangnybidangnya.a. 4) Peduli terhadap
4) Peduli terhadap Safety Safety ,, Health Health ,, Environtment Environtment , dan, dan Coorporate Coorporate Social Social Responbility
Responbility , serta, serta Management Security Management Security yang baik dalam proses yang baik dalam proses pelaksanaan operasional.
pelaksanaan operasional.
Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan tiap tahun PT
tiap tahun PT BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT.BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT. 2.1.2
2.1.2 Lokasi Lokasi dan dan Kesampaian Kesampaian DaerahDaerah
Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Kabupaten Tapin antara 2
Kabupaten Tapin antara 2oo32’43’’-332’43’’-3oo3’50’’ Lintang Selatan dan 1143’50’’ Lintang Selatan dan 114oo46’13’’ Bujur46’13’’ Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan d
Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di sebelah utara,i sebelah utara, Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal
selama ± 1 jam perjalanan. Kemudian dari kantor PT Binuang Mitra Bersama selama ± 1 jam perjalanan. Kemudian dari kantor PT Binuang Mitra Bersama menuju lokasi penelitian menempuh jarak sejauh ± 10 km melalui jalan beraspal menuju lokasi penelitian menempuh jarak sejauh ± 10 km melalui jalan beraspal dan jalan hauling selama ± 20 menit.
dan jalan hauling selama ± 20 menit. 2.1.3
2.1.3 Cadangan, Cadangan, Parameter Parameter Kualitas, Kualitas, dan dan Produksi Produksi BatubaraBatubara
Dengan jumlah cadangan yang tersedia PT Binuang Mitra Bersama Dengan jumlah cadangan yang tersedia PT Binuang Mitra Bersama melakukan penambangan pada Blok 1-3 dan menargetkan produksi melakukan penambangan pada Blok 1-3 dan menargetkan produksi penambangan batubara sebesar 2.600.000 ton/tahun. Namun berdasarkan data penambangan batubara sebesar 2.600.000 ton/tahun. Namun berdasarkan data pada tahun 2014 diperoleh rata–rata produksi batubara dari PT Binuang Mitra pada tahun 2014 diperoleh rata–rata produksi batubara dari PT Binuang Mitra Bersama sebesar 1.500.000
Bersama sebesar 1.500.000 ton/tahun.ton/tahun.
Tabel 2.1 Tabel 2.1
Jumlah Cadangan Batubara Wilaya
Jumlah Cadangan Batubara Wilayah IUP h IUP PT BMBPT BMB
������
������ ����� ����� ��������� ��������� ����� ����� ������� ������� ����� ����� ����� ����� ����������
��������
�������� ������������������������� � ���������������� ���������� ������������� ������������� ����������������������������
Sumber
Sumber : PT : PT Binuang Mitra Binuang Mitra Bersama, 2014Bersama, 2014
Tabel 2.2 Tabel 2.2
Parameter Kualitas Batubara Lokasi Tambang PT BMB Parameter Kualitas Batubara Lokasi Tambang PT BMB Parameter
Parameter BasisBasis SatuanSatuan KualitasKualitas
Total Moisture
Total Moisture ARB ARB % % 38,7638,76
Moisture
Moisture ADB ADB %% 15,815,8
Volatile Matter
Volatile Matter ADB ADB %% 38,4738,47
Fixed Carbon
Fixed Carbon ADB ADB %% 37,5237,52
Ash
Ash ADB ADB %% 2,752,75
Total Sulphur
Total Sulphur ADB ADB %% 0,40,4
Calorific Value
Calorific Value ADB ADB Cal/gr Cal/gr 43004300
Calorific Value
Calorific Value ARB ARB Cal/gr Cal/gr 36003600
Sumber
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama Sumber : PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.2. Gambar 2.2.
Peta Kesampaian Daerah PT Binuang Mitra Bersama Peta Kesampaian Daerah PT Binuang Mitra Bersama
2-5 2-5
2.1.4
2.1.4 Iklim Iklim dan dan CuacaCuaca
Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis karena Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis karena posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Kerena itu pada wilayah ini hanya posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Kerena itu pada wilayah ini hanya terdapat dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah terdapat dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata-rata daerah PT Binuang Mitra Bersama terlihat pada tabel 2.1.
hujan rata-rata daerah PT Binuang Mitra Bersama terlihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.3 Tabel 2.3 Data Curah Hujan Rata-rata
Data Curah Hujan Rata-rata Per Bulan Tahun 2005-2014Per Bulan Tahun 2005-2014
Sumber : BMKG, Kabupaten Tapin Sumber : BMKG, Kabupaten Tapin
2.
2. 2. 2. Keadaan Keadaan GeologiGeologi 2.2.1. Morfologi
2.2.1. Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan mempunyai kenampakan yang relatif sama Morfologi daerah penyelidikan mempunyai kenampakan yang relatif sama berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 25 m - 40 m di atas berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 25 m - 40 m di atas permukaan laut dengan kondisi topografi yang tidak terlalu menonjol di setiap permukaan laut dengan kondisi topografi yang tidak terlalu menonjol di setiap daerah. Karena adanya penambangan yang telah dilakukan oleh PETI, maka daerah. Karena adanya penambangan yang telah dilakukan oleh PETI, maka banyak ditemui gundukan-gundukan tanah dimana tingginya tebing yang banyak ditemui gundukan-gundukan tanah dimana tingginya tebing yang ditinggalkan dapat mencapai +50 meter. Satuan morfologi lainnya adalah dataran ditinggalkan dapat mencapai +50 meter. Satuan morfologi lainnya adalah dataran rendah berupa padang alang-alang, dataran alluvial,
rendah berupa padang alang-alang, dataran alluvial, dan rawa-rawa.dan rawa-rawa.
2.2.2. Stratigrafi 2.2.2. Stratigrafi
Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PT Binuang Mitra Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, dan Formasi Warukin. Bersama terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, dan Formasi Warukin. Deskripsi dari formasi batuan yang menyusun daerah PKP2B PT Binuang Mitra Deskripsi dari formasi batuan yang menyusun daerah PKP2B PT Binuang Mitra Bersama (Gambar 2.3) adalah sebagai berikut :
Bersama (Gambar 2.3) adalah sebagai berikut :
Tahun Tahun
Intensitas Curah Hujan (mm) Intensitas Curah Hujan (mm) Jan Feb Mar Apr
Jan Feb Mar Apr Mei Mei Jun Jun Jul Jul Agst Agst Sep Sep Okt Okt Nov Nov DesDes 2005 2005 0,0 0,0 18,0 18,0 27,1 27,1 35,4 35,4 5151,5 ,5 40,8 40,8 0,0 0,0 20,6 20,6 24,24,3 3 30,4 30,4 42,0 42,0 71,471,4 2006 19,9 40,7 2006 19,9 40,7 23,8 23,8 20,20,6 6 20,0 20,0 82,5 82,5 0,0 0,0 0,0 0,0 65,0 65,0 65,0 65,0 48,8 48,8 38,838,8 2007 50,3 50,4 21,7 27,9 2007 50,3 50,4 21,7 27,9 52,5 52,5 0,0 0,0 29,5 29,5 13,0 13,0 25,5 25,5 16,3 16,3 50,50,4 4 37,937,9 2008 55,8 21,7 2008 55,8 21,7 0,0 0,0 27,1 27,1 54,2 54,2 27,1 27,1 16,3 16,3 82,8 82,8 29,8 29,8 3333,3 ,3 48,8 48,8 97,897,8 2009 57,2 2009 57,2 0,0 0,0 26,0 26,0 35,35,0 0 35,0 35,0 15,0 15,0 15,0 15,0 0,0 0,0 43,5 43,5 41,0 41,0 37,0 37,0 67,567,5 2010 2010 40,6 40,6 40,4 40,4 25,7 25,7 30,8 30,8 43,0 43,0 30,0 30,0 54,0 54,0 87,0 87,0 293,0 293,0 134,5 134,5 91,50 91,50 436,0436,0 2011 2011 19,4 19,4 219,0 219,0 294,0 294,0 192,0 192,0 98,0 98,0 15,2 15,2 0,0 0,0 0,0 0,0 73,0 73,0 1119,0 19,0 191,0 191,0 336,0336,0 2012 224,0 2012 224,0 23,9 23,9 170,0 170,0 91,0 91,0 0,0 0,0 15,0 15,0 15,3 15,3 35,0 35,0 0,0 0,0 21,5 21,5 198,0 198,0 230,0230,0 2013 2013 112.4 194.4 112.4 194.4 247.4 247.4 218.5 218.5 61,0 61,0 19,5 19,5 21,0 21,0 210,5 210,5 19,0 19,0 66,0 66,0 191,0 191,0 240,0240,0 2014 2014 131,0 229,5 131,0 229,5 317,0 317,0 195,0 195,0 73,0 73,0 36,0 36,0 100,0 100,0 86,0 86,0 33,0 33,0 102,5102,5
2-6
Sumber : Profil PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.3.
a. Formasi Dahor
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat dan batu lempung lunak, dengan sisipan lignit (5-10cm), kaolin (30-100cm) dan limonit. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Pilo-Plistosen.
b. Formasi Warukin
Perselingan batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomerat (5-30cm) dan batulempung (3-100cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50cm) yang terendapkan dalam lingkun gan paralik dengan ketebalan diperkirakan 1250m. Fosil foraminifera yang terkandung dalam batulempung pasiran antara lain Ammonia indica (Le Roy), Cellanthus sp, Amphistegina sp, Florilus sp, menunjukkan umur nisbi akhir Mioen Awal-Miosen Tengah.
c. Formasi Berai
Formasi ini disusun oleh batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20-200 cm setempat kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, besisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton dan batulempung berwarna kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25-75 cm. Kumpulan foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites fichteli (Michelotti ), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina (Eulepidina ) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp., yang menunjukkan umur Oligosen Awal-Miosen Awal. Kumpulan foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita unicava (Bolli, Loeblich dan Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan Blow), dan Cassigerinella chipolensis (Chushman dan Ponton) yang menunjukkan umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan ketebalannya lebih kurang 1000 meter.
2.3 Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan PT BMB merupakan lanjutan program eksplorasi dari perusahaan yang telah ada sebelumnya, dengan titik berat program adalah dalam rangka kontrol kuantitas dan kualitas cadangan serta pembuatan rencana tambang yang lebih rinci. Kegiatan ini diantaranya meliputi pengeboran (drilling ), pemetaan (mapping ), dan parit uji (tranching ). Pengeboran
akan dilakukan di daerah-daerah potensial batubara dan juga di bagian utara area konsesi. Pengeboran diarahkan untuk mencukupi data di daerah yang dianggap minim data geologi. Hal ini diharapkan akan dapat membantu dan mempermudah proses pemodelan cadangan batubara.
2.4 Kegiatan Penambangan
Pada kegiatan penambangan, pekerjaan yang dilakukan meliputi pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, pengupasan batuan penutup, pembuangan batuan penutup ke lokasi waste dump yang berada di luar pit dan inpit serta penggalian batubara.
Sistem penambangan yang diterapkan di PT BMB adalah sistem tambang terbuka, sesuai dengan kondisi topografi yang berbukit-bukit, sehingga untuk memulai menambang endapan batubara yang berada pada badan bukit harus terlebih dahulu mengupas tanah penutup dengan metode penambangan open cut . Untuk melanjutkan penambangan yang berada di bawah permukaan datar (kaki bukit), menggunakan metode penambangan open pit .
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014
Gambar 2.4
Pit PT Binuang Mitra Bersama
Urutan-urutan pekerjaan dari tahap awal penambangan secara umum yang diterapkan di PT BMB adalah:
a. Pembersihan Lahan
Pembersihan Lahan (Land Clearing) diperuntukkan bagi perluasan lokasi waste dump area . Vegetasi yang ada di areal beberapa Pit terdiri dari karet milik rakyat, perladangan dan sedikit semak belukar. Untuk pit-pit yang lain aktivitas tidak melanjutkan pekerjaan yang dilakukan pada Triwulan sebelumnya yaitu pengupasan overburden dan penggalian batubara.
b. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Pucuk
Tanah pucuk yang berasal dari lokasi yang akan digunakan sebagai tempat buangan batuan penutup ditempatkan pada bagian yang tidak terganggu oleh aktivitas operasional penambangan. Pengupasan top soil dimaksudkan untuk menutup kembali daerah yang telah selesai di reklamasi dan untuk penyediaan media tumbuh tanaman saat pelaksanaan revegetasi.
c. Pengupasan dan Pengangkutan Batuan Penutup
Pembongkaran lapisan batuan penutup dilakukan dengan penggalian bebas dan batuan yang keras dilakukan dengan cara penggaruan/ ripping . Ripping /penggaruan dilakukan dengan menggunakan alat berat Bulldozer Komatsu, kemudian setelah terberai batuan tersebut di dozing dan di umpankan ke alat muat PC 400 kemudian diangkut oleh alat muat jenis truk jungkit Scania kapasitas 20 ton ke tempat pembuangan (waste dump)
dengan jarak maksimal 800 m.
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
Gambar 2.5.
Pembongkaran batuan penutup 2.5 Pengolahan Batubara
a. Pemisahan Batubara Bersih dan Batubara Kotor
Lapisan batubara yang berkembang pada area konsesi PT Binuang Mitra Bersama dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu blok utara dan blok selatan. Pada blok utara lapisan batubara yang berkembang adalah batubara lapisan 1, lapisan 2 dan lapisan 3 atau secara berurutan dari yang terbawah ke atas biasa disebut sebagai seam D, seam C dan seam B. Seam B yang relatif tipis dengan ketebalan berkisar antara 0,3 – 0,8 meter yang
didalamnya terdapat sisipan dengan ketebalan 1 – 3 cm. Sedangkan seam C dan seam D mempunyai ketebalan berkisar antara 1,2 – 2,6 meter. Seam C mempunyai penyebaran lateral yang relatif konsisten akan tetapi mempunyai kandungan sulfur yang tinggi : 1,7 – 2,4 %. Seam D semakin ke arah selatan semakin menipis dan pecah menjadi dua bagian. Ketebalan yang masih menyatu berkisar antara 2,1 – 2,6 meter. Ke arah selatan seam D ini pecah menjadi dua dengan masing-masing ketebalan menjadi berkisar antara 0,5 – 0,8 meter, seam inilah yang menjadi target utama sebagai pencampur batubara yang lain sehingga produk yang terjual dapat sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.
Di blok bagian selatan seam yang berkembang adalah seam B, mempunyai ketebalan antara 0,3 – 1,8 meter dengan dijumpai sisipan-sisipan tipis siltstone dengan ketebalan antara 1 – 5 cm dan membentuk perlapisan yang tidak teratur sehingga dalam proses penambangan tidak bisa dipisahkan. Kandungan ash berkisar antara 19 – 32 %. Sedangkan seam C dan seam D tidak berkembang di blok bagian selatan.
Produk yang dihasilkan oleh PT Binuang Mitra Bersama adalah pencampuran dari produksi yang berasal dari Blok Utara dan Blok Selatan. Dalam penanganannya pencampuran yang kita lakukan adalah dengan membatasi range ash antara 15 – 19 % kita kategorikan sebagai produk clean sedangkan range ash > 19 – 25 % masuk kategori kotor.
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
Gambar 2.6.
b. Peremukan
Peremukan batubara dilakukan pada Buffer Stockpile yang berada di KM 88. Proses peremukan batubara dilakukan dengan menggunakan type roller crusher dengan hasil sizing berkisar antara 2 mm – 50 mm. Maximum + 50 mm adalah 3 %. Kapasitas produksi mesin peremuk tersebut adalah 200-300 ton/jam dengan jam kerja 2 (dua) shift per hari. Jam kerja shift 1 mulai dari jam 7.00 – 16.00 sedangkan shift 2 mulai dari jam 19.00 – 04.00.
Sebelum batubara diremuk sudah dilakukan pemisahan batubara sesuai dengan ketentuan seperti tersebut di atas, yaitu batubara bersih dan batubara kotor. Sehingga produk hasil peremukan sudah terpisah antara batubara yang bersih dan batubara yang kotor.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Kondisi Umum Perusahaan
2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Binuang Mitra Bersama (PT BMB) merupakan salah satu perusahaan swasta dalam bidang usaha pertambangan batubara. Secara administratif, lokasi pertambangan batubara PT BMB berlokasi di Kecamatan Salam Barbaris, Kecamatan Bungur, dan Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Struktur organisasi PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari 5 departemen di bawah Site Manager :
a. Departemen Engineering b. Departemen Produksi c. Departemen HRGA d. Departemen FA e. Departemen Legal Direktur Utama H. Rihan Variza Direktur Operational Sontan Sihite Site Manager Santosa Manager Engineering Giyarno Manager Produksi Santosa Manager FA A. Naim Romli
Manager Legal Endah Kadarullah GM Operation M. Edy askari Safety Officer Didi Hidayat Manager HRGA Ahdian Noor Admint Ella Nur Latifa
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2015
Gambar 2.1
PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : a. Visi PT Binuang Mitra Bersama
1) Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada di wilayah Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
b. Misi PT Binuang Mitra Bersama
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mewujudkan setiap komitmen kelancaran suplay batubara.
2) Memaksimalkan pendapatan dengan margin yang optimal untuk kelangsungan kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling efektif dan efisien di bidangnya.
4) Peduli terhadap Safety , Health , Environtment , dan Coorporate Social Responbility , serta Management Security yang baik dalam proses pelaksanaan operasional.
Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan tiap tahun PT BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT.
2.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Kabupaten Tapin antara 2o32’43’’-3o3’50’’ Lintang Selatan dan 114o46’13’’ Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di sebelah utara, Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal
selama ± 1 jam perjalanan. Kemudian dari kantor PT Binuang Mitra Bersama menuju lokasi penelitian menempuh jarak sejauh ± 10 km melalui jalan beraspal dan jalan hauling selama ± 20 menit.
2.1.3 Cadangan, Parameter Kualitas, dan Produksi Batubara
Dengan jumlah cadangan yang tersedia PT Binuang Mitra Bersama melakukan penambangan pada Blok 1-3 dan menargetkan produksi penambangan batubara sebesar 2.600.000 ton/tahun. Namun berdasarkan data pada tahun 2014 diperoleh rata–rata produksi batubara dari PT Binuang Mitra Bersama sebesar 1.500.000 ton/tahun.
Tabel 2.1
Jumlah Cadangan Batubara Wilayah IUP PT BMB
������ ����� ��������� ����� ������� ����� ����� �����
�������� ������������� ������������� ������������� ��������������
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2014
Tabel 2.2
Parameter Kualitas Batubara Lokasi Tambang PT BMB
Parameter Basis Satuan Kualitas
Total Moisture ARB % 38,76
Moisture ADB % 15,8
Volatile Matter ADB % 38,47
Fixed Carbon ADB % 37,52
Ash ADB % 2,75
Total Sulphur ADB % 0,4
Calorific Value ADB Cal/gr 4300
Calorific Value ARB Cal/gr 3600
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.2.
2.1.4 Iklim dan Cuaca
Daerah Kalimantan Selatan termasuk daerah yang beriklim tropis karena posisinya dekat dengan garis khatulistiwa. Kerena itu pada wilayah ini hanya terdapat dua macam musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Curah hujan rata-rata daerah PT Binuang Mitra Bersama terlihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.3
Data Curah Hujan Rata-rata Per Bulan Tahun 2005-2014
Sumber : BMKG, Kabupaten Tapin
2. 2. Keadaan Geologi
2.2.1. Morfologi
Morfologi daerah penyelidikan mempunyai kenampakan yang relatif sama berupa perbukitan bergelombang dengan ketinggian antara 25 m - 40 m di atas permukaan laut dengan kondisi topografi yang tidak terlalu menonjol di setiap daerah. Karena adanya penambangan yang telah dilakukan oleh PETI, maka banyak ditemui gundukan-gundukan tanah dimana tingginya tebing yang ditinggalkan dapat mencapai +50 meter. Satuan morfologi lainnya adalah dataran rendah berupa padang alang-alang, dataran alluvial, dan rawa-rawa.
2.2.2. Stratigrafi
Secara regional, formasi batuan yang menyusun daerah PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari Formasi Tanjung, Formasi Berai, dan Formasi Warukin. Deskripsi dari formasi batuan yang menyusun daerah PKP2B PT Binuang Mitra Bersama (Gambar 2.3) adalah sebagai berikut :
Tahun
Intensitas Curah Hujan (mm)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des 2005 0,0 18,0 27,1 35,4 51,5 40,8 0,0 20,6 24,3 30,4 42,0 71,4 2006 19,9 40,7 23,8 20,6 20,0 82,5 0,0 0,0 65,0 65,0 48,8 38,8 2007 50,3 50,4 21,7 27,9 52,5 0,0 29,5 13,0 25,5 16,3 50,4 37,9 2008 55,8 21,7 0,0 27,1 54,2 27,1 16,3 82,8 29,8 33,3 48,8 97,8 2009 57,2 0,0 26,0 35,0 35,0 15,0 15,0 0,0 43,5 41,0 37,0 67,5 2010 40,6 40,4 25,7 30,8 43,0 30,0 54,0 87,0 293,0 134,5 91,50 436,0 2011 19,4 219,0 294,0 192,0 98,0 15,2 0,0 0,0 73,0 119,0 191,0 336,0 2012 224,0 23,9 170,0 91,0 0,0 15,0 15,3 35,0 0,0 21,5 198,0 230,0 2013 112.4 194.4 247.4 218.5 61,0 19,5 21,0 210,5 19,0 66,0 191,0 240,0 2014 131,0 229,5 317,0 195,0 73,0 36,0 100,0 86,0 33,0 102,5
Sumber : Profil PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.3.
a. Formasi Dahor
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat dan batu lempung lunak, dengan sisipan lignit (5-10cm), kaolin (30-100cm) dan limonit. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Pilo-Plistosen.
b. Formasi Warukin
Perselingan batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomerat (5-30cm) dan batulempung (3-100cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50cm) yang terendapkan dalam lingkun gan paralik dengan ketebalan diperkirakan 1250m. Fosil foraminifera yang terkandung dalam batulempung pasiran antara lain Ammonia indica (Le Roy), Cellanthus sp, Amphistegina sp, Florilus sp, menunjukkan umur nisbi akhir Mioen Awal-Miosen Tengah.
c. Formasi Berai
Formasi ini disusun oleh batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20-200 cm setempat kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, besisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton dan batulempung berwarna kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25-75 cm. Kumpulan foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites fichteli (Michelotti ), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina (Eulepidina ) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp., yang menunjukkan umur Oligosen Awal-Miosen Awal. Kumpulan foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita unicava (Bolli, Loeblich dan Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan Blow), dan Cassigerinella chipolensis (Chushman dan Ponton) yang menunjukkan umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan ketebalannya lebih kurang 1000 meter.
2.3 Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan PT BMB merupakan lanjutan program eksplorasi dari perusahaan yang telah ada sebelumnya, dengan titik berat program adalah dalam rangka kontrol kuantitas dan kualitas cadangan serta pembuatan rencana tambang yang lebih rinci. Kegiatan ini diantaranya meliputi pengeboran (drilling ), pemetaan (mapping ), dan parit uji (tranching ). Pengeboran
akan dilakukan di daerah-daerah potensial batubara dan juga di bagian utara area konsesi. Pengeboran diarahkan untuk mencukupi data di daerah yang dianggap minim data geologi. Hal ini diharapkan akan dapat membantu dan mempermudah proses pemodelan cadangan batubara.
2.4 Kegiatan Penambangan
Pada kegiatan penambangan, pekerjaan yang dilakukan meliputi pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, pengupasan batuan penutup, pembuangan batuan penutup ke lokasi waste dump yang berada di luar pit dan inpit serta penggalian batubara.
Sistem penambangan yang diterapkan di PT BMB adalah sistem tambang terbuka, sesuai dengan kondisi topografi yang berbukit-bukit, sehingga untuk memulai menambang endapan batubara yang berada pada badan bukit harus terlebih dahulu mengupas tanah penutup dengan metode penambangan open cut . Untuk melanjutkan penambangan yang berada di bawah permukaan datar (kaki bukit), menggunakan metode penambangan open pit .
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014
Gambar 2.4
Pit PT Binuang Mitra Bersama
Urutan-urutan pekerjaan dari tahap awal penambangan secara umum yang diterapkan di PT BMB adalah:
a. Pembersihan Lahan
Pembersihan Lahan (Land Clearing) diperuntukkan bagi perluasan lokasi waste dump area . Vegetasi yang ada di areal beberapa Pit terdiri dari karet milik rakyat, perladangan dan sedikit semak belukar. Untuk pit-pit yang lain aktivitas tidak melanjutkan pekerjaan yang dilakukan pada Triwulan sebelumnya yaitu pengupasan overburden dan penggalian batubara.
b. Pengupasan dan Pengangkutan Tanah Pucuk
Tanah pucuk yang berasal dari lokasi yang akan digunakan sebagai tempat buangan batuan penutup ditempatkan pada bagian yang tidak terganggu oleh aktivitas operasional penambangan. Pengupasan top soil dimaksudkan untuk menutup kembali daerah yang telah selesai di reklamasi dan untuk penyediaan media tumbuh tanaman saat pelaksanaan revegetasi.
c. Pengupasan dan Pengangkutan Batuan Penutup
Pembongkaran lapisan batuan penutup dilakukan dengan penggalian bebas dan batuan yang keras dilakukan dengan cara penggaruan/ ripping . Ripping /penggaruan dilakukan dengan menggunakan alat berat Bulldozer Komatsu, kemudian setelah terberai batuan tersebut di dozing dan di umpankan ke alat muat PC 400 kemudian diangkut oleh alat muat jenis truk jungkit Scania kapasitas 20 ton ke tempat pembuangan (waste dump)
dengan jarak maksimal 800 m.
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
Gambar 2.5.
Pembongkaran batuan penutup 2.5 Pengolahan Batubara
a. Pemisahan Batubara Bersih dan Batubara Kotor
Lapisan batubara yang berkembang pada area konsesi PT Binuang Mitra Bersama dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu blok utara dan blok selatan. Pada blok utara lapisan batubara yang berkembang adalah batubara lapisan 1, lapisan 2 dan lapisan 3 atau secara berurutan dari yang terbawah ke atas biasa disebut sebagai seam D, seam C dan seam B. Seam B yang relatif tipis dengan ketebalan berkisar antara 0,3 – 0,8 meter yang
didalamnya terdapat sisipan dengan ketebalan 1 – 3 cm. Sedangkan seam C dan seam D mempunyai ketebalan berkisar antara 1,2 – 2,6 meter. Seam C mempunyai penyebaran lateral yang relatif konsisten akan tetapi mempunyai kandungan sulfur yang tinggi : 1,7 – 2,4 %. Seam D semakin ke arah selatan semakin menipis dan pecah menjadi dua bagian. Ketebalan yang masih menyatu berkisar antara 2,1 – 2,6 meter. Ke arah selatan seam D ini pecah menjadi dua dengan masing-masing ketebalan menjadi berkisar antara 0,5 – 0,8 meter, seam inilah yang menjadi target utama sebagai pencampur batubara yang lain sehingga produk yang terjual dapat sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.
Di blok bagian selatan seam yang berkembang adalah seam B, mempunyai ketebalan antara 0,3 – 1,8 meter dengan dijumpai sisipan-sisipan tipis siltstone dengan ketebalan antara 1 – 5 cm dan membentuk perlapisan yang tidak teratur sehingga dalam proses penambangan tidak bisa dipisahkan. Kandungan ash berkisar antara 19 – 32 %. Sedangkan seam C dan seam D tidak berkembang di blok bagian selatan.
Produk yang dihasilkan oleh PT Binuang Mitra Bersama adalah pencampuran dari produksi yang berasal dari Blok Utara dan Blok Selatan. Dalam penanganannya pencampuran yang kita lakukan adalah dengan membatasi range ash antara 15 – 19 % kita kategorikan sebagai produk clean sedangkan range ash > 19 – 25 % masuk kategori kotor.
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
Gambar 2.6.
b. Peremukan
Peremukan batubara dilakukan pada Buffer Stockpile yang berada di KM 88. Proses peremukan batubara dilakukan dengan menggunakan type roller crusher dengan hasil sizing berkisar antara 2 mm – 50 mm. Maximum + 50 mm adalah 3 %. Kapasitas produksi mesin peremuk tersebut adalah 200-300 ton/jam dengan jam kerja 2 (dua) shift per hari. Jam kerja shift 1 mulai dari jam 7.00 – 16.00 sedangkan shift 2 mulai dari jam 19.00 – 04.00.
Sebelum batubara diremuk sudah dilakukan pemisahan batubara sesuai dengan ketentuan seperti tersebut di atas, yaitu batubara bersih dan batubara kotor. Sehingga produk hasil peremukan sudah terpisah antara batubara yang bersih dan batubara yang kotor.
2-1
BAB II TINJAUAN UMUM
2.1. Kondisi Umum Perusahaan
2.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT Binuang Mitra Bersama (PT BMB) merupakan salah satu perusahaan swasta dalam bidang usaha pertambangan batubara. Secara administratif, lokasi pertambangan batubara PT BMB berlokasi di Kecamatan Salam Barbaris, Kecamatan Bungur, dan Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Struktur organisasi PT Binuang Mitra Bersama terdiri dari 5 departemen di bawah Site Manager :
a. Departemen Engineering b. Departemen Produksi c. Departemen HRGA d. Departemen FA e. Departemen Legal Direktur Utama H. Rihan Variza Direktur Operational Sontan Sihite Site Manager Santosa Manager Engineering Giyarno Manager Produksi Santosa Manager FA A. Naim Romli
Manager Legal Endah Kadarullah GM Operation M. Edy askari Safety Officer Didi Hidayat Manager HRGA Ahdian Noor Admint Ella Nur Latifa
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2015
Gambar 2.1
PT Binuang Mitra Bersama mempunyai visi misi sebagai berikut : a. Visi PT Binuang Mitra Bersama
1) Untuk mengoptimalkan potensi sumberdaya yang ada di wilayah Kabupaten Tapin sekaligus berusaha untuk mewujudkan penata lingkungan wilayah pertambangan di Kabupaten Tapin dengan membentuk ”Super Pit”. Untuk mewujudkan tujuan tersebut PT Binuang Mitra Bersama mengajak pemegang IUP-IUP di wilayah Kabupaten Tapin untuk bergabung menjadi satu perusahaan.
2) Menjadi salah satu perusahaan lokal berskala internasional di Indonesia yang berfokus pada penyediaan bahan baku batubara, yang berwawasan lingkungan serta peduli terhadap masyarakat sekitar.
b. Misi PT Binuang Mitra Bersama
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mewujudkan setiap komitmen kelancaran suplay batubara.
2) Memaksimalkan pendapatan dengan margin yang optimal untuk kelangsungan kemajuan perusahaan.
3) Berupaya secara berkesinambungan mewujudkan usaha yang paling efektif dan efisien di bidangnya.
4) Peduli terhadap Safety , Health , Environtment , dan Coorporate Social Responbility , serta Management Security yang baik dalam proses pelaksanaan operasional.
Total cadangan batubara PT BMB sebesar 65 Juta MT dengan pengupasan Overburden 167 Juta BCM dan stripping ratio 1 : 2,5. Direncanakan tiap tahun PT BMB memproduksi Batubara sebesar 3 juta MT.
2.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi PT BMB terletak di Jl. Pelda Bunawar Desa Pualam Sari-Transad Binuang Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. Dari Kota Banjarmasin Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan berjarak ±70 KM dan ditempuh selama ±3 jam dengan kendaraan roda empat atau roda dua.
Secara astronomis, posisi PT Binuang Mitra bersama terletak wilayah Kabupaten Tapin antara 2o32’43’’-3o3’50’’ Lintang Selatan dan 114o46’13’’ Bujur Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan di sebelah utara, Kabupaten Barito Kuala di sebelah barat dan Kabupaten Banjar di sebelah selatan dan timur. Kantor PT Binuang Mitra Bersama berjarak ± 40 km dari kota Banjarbaru menggunakan kendaraan roda dua/empat dengan jalan beraspal
selama ± 1 jam perjalanan. Kemudian dari kantor PT Binuang Mitra Bersama menuju lokasi penelitian menempuh jarak sejauh ± 10 km melalui jalan beraspal dan jalan hauling selama ± 20 menit.
2.1.3 Cadangan, Parameter Kualitas, dan Produksi Batubara
Dengan jumlah cadangan yang tersedia PT Binuang Mitra Bersama melakukan penambangan pada Blok 1-3 dan menargetkan produksi penambangan batubara sebesar 2.600.000 ton/tahun. Namun berdasarkan data pada tahun 2014 diperoleh rata–rata produksi batubara dari PT Binuang Mitra Bersama sebesar 1.500.000 ton/tahun.
Tabel 2.1
Jumlah Cadangan Batubara Wilayah IUP PT BMB
������ ����� ��������� ����� ������� ����� ����� �����
�������� ������������� ������������� ������������� ��������������
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama, 2014
Tabel 2.2
Parameter Kualitas Batubara Lokasi Tambang PT BMB
Parameter Basis Satuan Kualitas
Total Moisture ARB % 38,76
Moisture ADB % 15,8
Volatile Matter ADB % 38,47
Fixed Carbon ADB % 37,52
Ash ADB % 2,75
Total Sulphur ADB % 0,4
Calorific Value ADB Cal/gr 4300
Calorific Value ARB Cal/gr 3600
Sumber : PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.2.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
Sumber : Profil PT Binuang Mitra Bersama
Gambar 2.3.
a. Formasi Dahor
Formasi ini disusun oleh batupasir kuarsa yang lunak, konglomerat dan batu lempung lunak, dengan sisipan lignit (5-10cm), kaolin (30-100cm) dan limonit. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan paralas dengan tebal formasi diperkirakan 250 m. Umurnya diduga Pilo-Plistosen.
b. Formasi Warukin
Perselingan batupasir kuarsa halus-kasar setempat konglomerat (5-30cm) dan batulempung (3-100cm), dengan sisipan batulempung pasiran dan batubara (20-50cm) yang terendapkan dalam lingkun gan paralik dengan ketebalan diperkirakan 1250m. Fosil foraminifera yang terkandung dalam batulempung pasiran antara lain Ammonia indica (Le Roy), Cellanthus sp, Amphistegina sp, Florilus sp, menunjukkan umur nisbi akhir Mioen Awal-Miosen Tengah.
c. Formasi Berai
Formasi ini disusun oleh batugamping berwarna putih kelabu, berlapis baik dengan ketebalan 20-200 cm setempat kaya akan koral, foraminifera dan ganggang, besisipan napal berwarna kelabu muda padat berlapis baik (10-15 cm), mengandung foraminifera plankton dan batulempung berwarna kelabu setempat terserpihkan dengan ketebalan 25-75 cm. Kumpulan foraminifera besar yang terdapat dalam batugamping adalah Nummulites fichteli (Michelotti ), Heterostegina sp., Quinquiloculina sp., Lepidocyclina (Eulepidina ) sp., Cycloclypeus sp., Gypsina sp., Echinoid dan Rotalia sp., yang menunjukkan umur Oligosen Awal-Miosen Awal. Kumpulan foraminifera plankton yang terdapat dalam napal dan batulempung adalah Globorotalia opima (Bolli), Globigerina ouchitaensis (Bolli), Globigerinita unicava (Bolli, Loeblich dan Tappan), Globigerinoides quadrilobatus (Banner dan Blow), dan Cassigerinella chipolensis (Chushman dan Ponton) yang menunjukkan umur nisbi Oligosen. Formasi ini terendapkan dalam lingkungan neritik dan ketebalannya lebih kurang 1000 meter.
2.3 Kegiatan Eksplorasi
Kegiatan eksplorasi yang dilakukan PT BMB merupakan lanjutan program eksplorasi dari perusahaan yang telah ada sebelumnya, dengan titik berat program adalah dalam rangka kontrol kuantitas dan kualitas cadangan serta pembuatan rencana tambang yang lebih rinci. Kegiatan ini diantaranya meliputi pengeboran (drilling ), pemetaan (mapping ), dan parit uji (tranching ). Pengeboran
akan dilakukan di daerah-daerah potensial batubara dan juga di bagian utara area konsesi. Pengeboran diarahkan untuk mencukupi data di daerah yang dianggap minim data geologi. Hal ini diharapkan akan dapat membantu dan mempermudah proses pemodelan cadangan batubara.
2.4 Kegiatan Penambangan
Pada kegiatan penambangan, pekerjaan yang dilakukan meliputi pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk, pengupasan batuan penutup, pembuangan batuan penutup ke lokasi waste dump yang berada di luar pit dan inpit serta penggalian batubara.
Sistem penambangan yang diterapkan di PT BMB adalah sistem tambang terbuka, sesuai dengan kondisi topografi yang berbukit-bukit, sehingga untuk memulai menambang endapan batubara yang berada pada badan bukit harus terlebih dahulu mengupas tanah penutup dengan metode penambangan open cut . Untuk melanjutkan penambangan yang berada di bawah permukaan datar (kaki bukit), menggunakan metode penambangan open pit .
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2014
Gambar 2.4
Pit PT Binuang Mitra Bersama
Urutan-urutan pekerjaan dari tahap awal penambangan secara umum yang diterapkan di PT BMB adalah:
a. Pembersihan Lahan
Pembersihan Lahan (Land Clearing) diperuntukkan bagi perluasan lokasi waste dump area . Vegetasi yang ada di areal beberapa Pit terdiri dari karet milik rakyat, perladangan dan sedikit semak belukar. Untuk pit-pit yang lain aktivitas tidak melanjutkan pekerjaan yang dilakukan pada Triwulan sebelumnya yaitu pengupasan overburden dan penggalian batubara.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
didalamnya terdapat sisipan dengan ketebalan 1 – 3 cm. Sedangkan seam C dan seam D mempunyai ketebalan berkisar antara 1,2 – 2,6 meter. Seam C mempunyai penyebaran lateral yang relatif konsisten akan tetapi mempunyai kandungan sulfur yang tinggi : 1,7 – 2,4 %. Seam D semakin ke arah selatan semakin menipis dan pecah menjadi dua bagian. Ketebalan yang masih menyatu berkisar antara 2,1 – 2,6 meter. Ke arah selatan seam D ini pecah menjadi dua dengan masing-masing ketebalan menjadi berkisar antara 0,5 – 0,8 meter, seam inilah yang menjadi target utama sebagai pencampur batubara yang lain sehingga produk yang terjual dapat sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.
Di blok bagian selatan seam yang berkembang adalah seam B, mempunyai ketebalan antara 0,3 – 1,8 meter dengan dijumpai sisipan-sisipan tipis siltstone dengan ketebalan antara 1 – 5 cm dan membentuk perlapisan yang tidak teratur sehingga dalam proses penambangan tidak bisa dipisahkan. Kandungan ash berkisar antara 19 – 32 %. Sedangkan seam C dan seam D tidak berkembang di blok bagian selatan.
Produk yang dihasilkan oleh PT Binuang Mitra Bersama adalah pencampuran dari produksi yang berasal dari Blok Utara dan Blok Selatan. Dalam penanganannya pencampuran yang kita lakukan adalah dengan membatasi range ash antara 15 – 19 % kita kategorikan sebagai produk clean sedangkan range ash > 19 – 25 % masuk kategori kotor.
Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014
Gambar 2.6.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
Gambar 3.1
Proses Pembentukan Endapan Batubara
Adapun tahapan proses terbentuknya dari batubara dari gambut sampai antrasit meliputi :
1. Gambut / Peat
Tahap ini merupakan tahap awal dalam pembentukan batubara (coalification ). Gambut berasal dari tumbuhan yang telah mati dan menumpuk di atas tanah yang makin lama makin menebal menyebabkan dasar rawa turun secara perlahan. Material tumbuhan tersebut diuraikan oleh bakteri dan jamur pada kondisi anaerob menjadi CO2, air dan amoniak dan sebagai hasilnya adalah gambut/ humus.
2. Lignite
Dengan berubahnya topografi daerah sekelilingnya, gambut menjadi terkubur di bawah lapisan silt dan pasir yang menyebabkan tekanan dan suhu pada lapisan gambut meningkat. Penutupan rawa gambut memberikan kesempatan pada bakteri untuk aktif menguraikan dalam kondisi basa menyebabkan dibebaskannya CO2, deoksigenasi dari ulmin, hingga kandungan hidrogen dan karbon bertambah.
3. Sub Bituminous
Tahap selanjutnya dari pembentukan batubara adalah pengubahan batubara bitumen dengan sejarah geologi yang rendah menjadi batubara dengan sejarah geologi menengah dan tinggi. Selama tahap ini kandungan hidrogen akan tetap konstan dan oksigen turun.
4. Bituminous
Dalam tahap keempat atau tahap pembentukan batubara bituminous, kandungan hidrogen turun dengan menurunnya oksigen secara perlahan-lahan. 5. Anthracite
Tahap kelima adalah antrasitisasi. Dalam tahap ini oksigen hampir konstan sedangkan hidrogen turun lebih cepat dibandingkan tahap-tahap sebelumnya.
3.2 Tambang Batubara
Tipe penambangan batubara dengan metode tambang batubara tergantung pada letak dan kemiringan serta banyaknya lapisan batubara dalam satu cadangan dan pemakaian alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan penambangan.
Tipe penambangan batubara dengan metode tambang terbuka adalah sebagai berikut :
1. Contour mining
Penambangannya terdapat dipegunungan atau perbukitan biasanya dimulai dengan suatu singkapan batubara di permukaan atau cropline yang mengikuti garis kontur sekeliling bukit atau pegunungan tersebut. Lapisan penutup dibuang ke arah lereng bukit dan selanjutnya batubara yang telah tersingkap diambil dan diangkut.
2. Open pit mining
Penambangan secara terbuka dalam pengertian umum, yang di terapkan pada endapan batubara dengan jalan membuang lapisan penutup sehingga lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutny.a siap untuk diekstraksi atau penggalian di lakukan dari suatu permukaan relatif mendatar ke arah bawah menuju letak endapan atau seam. Penambangan tipe open pit mining biasanya di lakukan pada endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal/dalam dan di lakukan dengan menggunakan beberapa bench.
3. Striping mining
Strip mining adalah jenis pertambangan permukaan yang melibatkan pemindahan lapisan tanah permukaan yaitu overburden untuk mengambil deposit mineral. Jenis pertambangan ini hanya efektif di daerah di mana deposit mineral sangat dekat dengan permukaan, sehingga dapat dengan cepat dan mudah menghilangkan overburden untuk mengambil deposit mineral. Pada
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
(berlebihan), karena akan menambah biaya tahap kominusi yang umumnya relatif mahal.
Unit pengolahan (crushing plant ) merupakan rangkaian peralatan mekanis yang digunakan untuk mereduksi ukuran hasil penambangan. Pengolahan batubara hasil penambangan perlu dilakukan terutama untuk memenuhi atau menyesuaikan dengan permintaan konsumen akan kualitas dan ukuran butiran.
Secara umum peralatan yang digunakan didalam proses pengolahan ialah semua peralatan yang dipakai dan diperlukan didalam siklus kegiatan pengolahan bahan galian. Adapun peralatan yang dipakai pada siklus pengolahan bahan galian antara lain terdiri dari :
1. Hopper , Grizzly dan Dust Supression
Hopper adalah tempat penumpahan material atau dengan kata lain sebagai mulut crusher. Hopper kebanyakan dibuat posisi tinggi, akan tetapi karena posisi tinggi membuat waktu kurang efisien, saat ini hopper yang efisien dan cepat menyalurkan material adalah hopper model bunker . Hopper merupakan wadah penyimpan yang terbuat dari baja dan mencakup sebuah tempat pemberhentian truk, grizzly , side wings , wear plates dan sistem penyemprot debu spinkler .
Batubara dimuat ke dalam hopper dengan alat support dan jatuh ke jeruji grizzly . Pengayak statis jenis grizzly umumnya dipakai sebagai pengayak primer. Grizzly terdiri dari satu set jeruji yang diantaranya diberi spasi, yang berfungsi untuk menahan ukuran bongkah batubara tertentu yang diijinkan lolos ke dalam hopper . Anyaman besi siku disusun bersilangan saling sejajar pada jarak yang ditentukan dan ditempatkan di lubang masuk hopper .
Setiap bongkahan batubara yang bertahan saat pembuangan awal akan tetap bertahan di atas grizzly hingga tekanan dari pembuangan berikutnya akan menyebabkan batubara tersebut hancur. Batubara dengan ukuran dibawah 700 mm masuk ke dalam hopper dan bergerak melalui feeder untuk diumpankan menuju breaker.
Fungsi hopper dan grizzly adalah untuk :
1. Menyediakan ruangan bagi batubara untuk diumpan ke feeder breaker.
2. Bertindak sebagai surge bin , sehingga pasokan batubara yang dijatuhkan oleh alat support dapat diatur secara konstan menuju feeder breaker.
Debu yang dihasilkan selama proses dumping dapat ditekan/ dikurangi melalui dust supression, biasanya berupa penyemprot air. Semprotan air disediakan oleh sebuah pompa air dengan sebuah akumulator bertekanan pneumatik yang terletak berdekatan dengan pompa. Air dari akumulator ditransfer ke semprotan air melalui pipa yang terhubung dengan katup pengatur tekanan dan katup pembuangan air.
Kapasitas produksi hopper menurut Raymond A. Kulwiec sebagai berikut: P = �� � � ℎ ����� � � �� P = � � ..……….(3.1) Keterangan : P = Produktivitas (ton/jam) Sumber : Anonim, 2015 Gambar 3.2
Hopper, Grizzly, dan Dust Supression 2. Feeder dan Vibrating Feeder
Fungsi utama feeder adalah mengatur aliran bahan batuan yang masuk ke dalam pemecah batu (crusher ). Feeder dapat digerakkan oleh motor bertenaga 5 s/d 20 horsepower (tergantung kapasitas yang ada). Mechanical atau reciprocating plate feeder umumnya untuk material lebih halus ( gravel pit ). Reciprocating plate digerakkan oleh poros "eccentric” dengan tenaga motor sekitar 3 s/d 20 horsepower. Ukuran atau dimensi feeder dan kecepatannya sebaiknya mempunyai kapasitas 25 s/d 35 % lebih besar dari kapasitas crusher .
3. Crusher
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
Bentuk gigi akan sangat mempengaruhi bentuk partikel yang dihasilkan dari peremukan. Tingkat keausan gigi tergantung pada jenis material umpan. Bijih logam bersifat lebih abrasif dari batubara, karena itu peremuk roller jarang digunakan untuk operasi peremukan bijih logam (Sudarsono, 2003).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai berikut :
a. Sifat fisik material meliputi kekerasan, berat jenis, dan kandungan air. b. Impurities yaitu ada tidaknya pengotor yang terdapat pada batubara. c. Kondisi roll crusher .
d. Kemampuan feeding batubara baik dari tambang maupun ROM Stockpile ke hopper.
Kapasitas Roll Crusher Menurut A.Gupta dan D.S. Yan (ton/jam) sebagai berikut : Q =π x 60 x D x W x ω x L x ρb ……….(3.2) atau � � ����� � � � � � .………(3.3) D = Diameter Roll (m) W = Lebar Roll (m)
ω = Kecepatan Putar Roll (rpm)
L = Jarak antara Roll (m)
ρb = Spesifik Gravity dari material (ton/m3)
4. Conveyor
Conveyor loading atau Conveyor muat adalah suatu alat yang terdiri dari banyak roll yang di atasnya terdapat putaran ban/karet berjalan. Conveyor loading banyak membantu di dalam pekerjaan pemuatan barang. Dalam hal ini kami membicarakan Conveyor loading untuk pemuatan batubara ke Stockpile . Sistem Conveyor digunakan apabila ingin memindahkan suatu material dalam jumlah yang banyak dari suatu tempat ke tempat lain yang melewati suatu jalur tertentu yang tetap (fixed path ), dimana perpindahan material yang terjadi yaitu secara kontinyu. Keuntungan dalam menggunakan Conveyor adalah :
a. Menurunkan biaya dan waktu dalam memindahkan material b. Meningkatkan efisiensi pemindahan material
c. Menghemat ruang
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
sehingga jalannya belt akan bergelombang dan daya motor akan semakin bertambah besar.
4) Jarak Pengangkutan
Belt conveyor dapat digunakan untuk mengangkut material jarak dekat maupun jarak jauh. Untuk pengangkutan jarak jauh belt conveyor dibuat dalam beberapa unit. Hasil kerja pengangkutan material dengan belt
conveyor berlangsung berkesinambungan, sehingga dapat
menghasilkan produksi belt conveyor yang besar. Tetapi jika pada suatu saat belt conveyor mengalami kerusakan, maka produksi akan menurun atau bahkan tidak bisa berproduksi sama sekali. Dengan demikian pertimbangan terhadap kemungkinan ini perlu dilakukan dalam penggunaan belt conveyor.
3.4 Stockpile
Stockpile merupakan tempat penimbunan batubara setelah diproses sebelum dikirim ke pembeli. Biasanya pada Stockpile , batubara dipisahkan berdasarkan karakteristik tertentu dari batubara tersebut sesuai parameter batubaranya. Stockpile digunakan pada :
1. Coal Mines
2. Coal Preparation Plants
3. Coal Terminal
4. End User Sites
Pengaturan penyimpanan batubara di Stockpile memegang peranan penting dalam manajemen Stockpile karena dapat menjaga mutu dan kualitas dari batubara tersebut. Dalam mengatur penyimpanan batubara di Stockpile , hal-hal yang perlu diperhatikan adalah desain Stockpile dan sistem penumpukannya.
Fungsi utama suatu Stockpile adalah untuk mempersiapkan dan menopang kegiatan antara delivery (pengiriman) dan processing (pengolahan), dalam hal ini berperan strategis dalam mengatasi kemungkinan interupsi short dan long term supply serta untuk homogenisasi batubara blending sebagai jaminan kualitas batubara yang merata. Homogenisasi adalah kegiatan untuk menyediakan satu produk material, yang fluktuasi kualitasnya dan ukuran variasi tidak terlihat lagi. Blending adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu produk FC (Fine Coal ) yang tidak mengarah ke pemunculan satu produk tertentu, melainkan kualitas merata sama denan produk akhir.
Tempat penyimpanan (stockyard ) yang baik seharusnya dapat : 1. Menyediakan kemudahan akses untuk penumpukan dan penyimpanan.
2. Mampu menampung batubara stacking (tumpukan) dan reclaiming dengan aktivitas minimum.
3. Memenuhi homogenisasi dan kebutuhan blending 4. Minimalisasi kebutuhan tenaga manusia
5. Maksimalisasi kemampuan peralatan 6. Aman dan dapat mengatasi potensial api
7. Dapat secara eviromental mengatasi emisi debu, polusi suara dan drainase yang baik.
8. Future expansion.
Penanganan batubara di Stockpile harus dilakukan karena sangat penting untuk menjaga kualitas batubara yang akan dipasarkan. Masalah yang sering timbul di Stockpile antara lain yang menyebabkan kualitas batubara menjadi turun, yaitu terjadi pembakaran spontan pada batubara (spontaneous combustion ) dan Stockpile sering tergenang air. Adapun cara untuk mencegah hal-hal tersebut, yaitu :
1. Membuat dasar permukaan stockpile miring agar air yang masuk ke dalam stockpile dapat dialirkan ke luar.
2. Membuat paritan-paritan di pinggir stockpile
3. Adanya biding coal (batubara yang rendah kalori yang digunakan sebagai dasar di atas permukaan tanah).
4. Menyimpan batubara tidak boleh terlalu lama (first in – first out).
5. Mencegah atau meminimalkan tekanan angin terhadap stockpile batubara. 6. Membatasi tinggi stockpile .
7. Melakukan pemadatan terhadap batubara yang akan disimpan.
3.5 Peralatan Support
Salah satu penunjang dalam kegiatan penambangan adalah penggunaan alat support , baik itu dalam pengolahan jalan angkut, penggalian, pemuatan dan pengangkutan. Dalam pengamatan di lapangan, penggunaan alat mekanis yang paling penting digunakan untuk produksi adalah :
3.5.1 Alat Gali dan Muat
Penggalian dan pemuatan material ke atas alat angkut (dump truck) dibutuhkan alat-alat gali muat yang harus disesuaikan dengan keadaan lapangan kerja yang sangat bermacam-macam (Basuki dan Nurhakim, 2004 :
hal 30). Klasifikasi untuk peralatan tambang untuk penggalian-pemuatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.1
Klasifikasi Untuk Peralatan Penggalian dan Pemuatan Operasi
Tambang
Kategori atau
Metoda Mesin (Aplikasi)
Siklus (cyclic )
Shovel Power shovel, front-end, hydraulic excavator,
backhoe (penambangan bijih, pengupasan overburden ) Dragline Crawler, walking (pengupasan overburden )
Dozer Rubber tired, crawler (blade )
Scraper Rubber tired, crawler
Peledakan Explossives striping (overburden)
Kontinu (Continuous )
Ekskavator mekanis
Bucket wheel (BWE) (overburden ), cutting head (tanah, batubara)
Highwall Mining Auger, highwall miner (batubara) Dredging Bucket ladder, hydraulic (placer)
Sumber : Hartman, 1987 : 135
a. Power shovel
Merupakan sekop besar yang mekanis, digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel atau kadang-kadang dengan mesin listrik. Besar alat ini diukur dengan “dipper”nya yang dapat digerakkan baik secara horizontal maupun vertikal. Power Shovel digunakan untuk menggali material yang letaknya di atas permukaan tempat alat tersebut berada. Alat ini mempunyai kemampuan untuk menggali material yang keras.
Sumber :
Gambar 3.4 Power Shovel
b. Back Hoe
Backhoe adalah alat penggali yang cocok untuk menggali parit atau saluran-saluran. Gerakan bucket atau dipper dari backhoe pada saat menggali arahnya adalah ke arah badan (body ) backhoe itu sendiri.
Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan undercarriage -nya. Sebagai alat kendali dapat digunakan kabel ( cable controlled ) atau hidrolis (hydraulic controlled ), dan sebagai undercarriage -nya dapat digunakan crawler mounted atau roda karet (whell mounted ). Tetapi pada umumnya backhoe dengan alat kendali kabel untuk saat ini sudah jarang dijumpai, dan yang banyak saat ini adalah backhoe dengan kendali hidrolis
Sumber : Pengamatan Lapangan 2015
Gambar 3.5 Backhoe
Waktu edar alat gali muat terdiri dari waktu untuk menggali, waktu ayunan bermuatan, waktu untuk menumpahkan muatan, waktu ayunan kosong .
……… ….….…..…(3.4)
Keterangan :
ET = Excavating time (detik) DT = Dumping Time (detik)
STL = Swing time Loaded (detik) STE = Swing time empty (detik) (Komatsu edisi 28, 2007 hal :15A-10)
Produktivitas excavator (backhoe ) merupakan produktivitas untuk memuatkan sejumlah material sesuai dengan spesifikasi alat tersebut
Rumus perhitungan produksi per siklus alat gali muat dapat menggunakan persamaan dibawah ini:
q = q1 x K ...(3.5)
Keterangan :
q = Produksi per siklus (m3)
q1 = Kapasitas Munjung Bucket (m3) K = Bucket Fill Factor
Kemudian untuk melakukan perhitungan produktivitas alat gali muat Cycle time = ET + STL + DT + STE
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
You're Reading a Preview
Unlock full access with a free trial.
R = Jumlah jam untuk perbaikan, yaitu waktu yang dilakukan untuk perbaikan dan juga waktu yang hilang karena menunggu saat perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang.
3.6.2 Kesediaan Fisik (Physical Availabilit y, PA)
Merupakan catatan mengenai kesediaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan. Persamaannya, yaitu : % 100 × + + + = S R W S W PA …………....(3.11) Keterangan : PA = Kesediaan fisik
S = Jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap operasi.
T = W + R + S = Jumlah seluruh jam kerja dimana alat dijadwalkan dapat
untuk operasi.
3.6.3 Kesediaan Pemakaian ( Use of Availability , UA )
Kesediaan pemakaian menunjukkan berapa persen waktu yang digunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Persamaannya adalah : % 100 × + = S W W UA ………..…..(3.12) Keterangan : UA = Kesediaan Pemakaian
3.6.4 Kesediaan Efektif ( Effective Utilization , EU )
Kesediaan efektif untuk menunjukkan berapa persen dari waktu kerja yang tersedia untuk dimanfaatkan untuk kerja produktif. Kesediaan efektif mempunyai pengertian sama dengan efesiensi kerja.
Persamaan yang dipergunakan yaitu :
% 100 × + + = S R W W EU ………(3.13) Keterangan : EU = Kesediaan Efektif (Partanto, 1993)