MODUL 2
PELAYANAN ANC PADA MASA PANDEMI
COVID-19
1
1
Sistematika Penyajian
01
Konsep Pelayanan ANC pada Masa Pandemi
Covid - 19
• Terminologi• Prinsip Pelayanan
• Pelayanan pada Populais Rentan
02
Pelayanan ANC pada Masa Pandemi Covid
-19
• Penerapan PPI pada Pemeriksaan Antenatal• Pengaturan dan Penjadwalan Pelayanan Antenatal pada Masa Pandemi
• Penilaian klinis pada masa pandemi
• Mekanisme rujukan
• Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dg suspek/terkonfirmasi COVID-19 di rumah sakit
1
2
Konsep Pelayanan ANC pada Masa Pandemi
Covid - 19
•
Terminologi
1.Kasus Suspek
2.Kasus Probable
3.Kasus Konfirmasi
4.Kontak Erat
5.Pelaku Perjalanan
6.Discaded
7.Selesai Isolasi
•
Prinsip Pelayanan
1.Skrining
2.Asuhan Terstandar
1
3
Konsep Pelayanan ANC pada Masa Pandemi
Covid - 19
•
Pelayanan pada Populasi Rentan
Pelayanan antenatal pada populasi rentan, khususnya ibu hamil yang
berusia di bawah 18 tahun dapat dilaksanakan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang memberikan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) dengan menambahkan metode
HEEADSSS, SDQ dan SRQ 29
dalam pengkajian sehingga intervensi yang diberikan tepat sesuai
kebutuhan
Wawancara HEEADSSS berfokus pada penilaian lingkungan Rumah,
Pendidikan dan pekerjaan, Makanan, teman sebaya dalam melakukan
Kegiatan, Narkoba, Seksualitas, depresi, dan Keselamatan dari cedera
dan kekerasan.
1
4
•
Pelayanan ANC mempersiapkan calon ibu agar
benar-benar siap untuk hamil, melahirkan dan menjaga agar
lingkungan sekitar mampu melindungi bayi dari infeksi
•
Dokter dan bidan mampu melaksanakan ANC yang
berkualitas serta melakukan deteksi dini (skrining),
menegakkan diagnosis, melakukan tatalaksana dan
rujukan pada masa pandemi Covid-19 sehingga dapat
berkontribusi dalam upaya penurunan kematian maternal
dan neonatal.
1
5
STANDAR PELAYANAN ANC
a. Minimal 6 kali selama kehamilan, sesuai jadwal
b.Dilakukan oleh tenaga kebidanan dan atau tenaga medis
yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
c. Memenuhi kriteria minimal 10T
d.Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik
pemerintah maupun swasta
1
6
ANC Terintegrasi:
pelayanan antenatal berkualitas agar: Kehamilan sehat, bersalin dengan selamat, dan Bayi lahir sehat.
Ibu hamil dengan masalah gizi Ibu hamil berisiko Ibu hamil dg komplikasi kebidanan Ibu hamil SEHAT Ibu hamil dg PTM Ibu hamil dg Penyakit menular Ibu hamil dg gangguan jiwa ANC Ibu
hamil Persalinan aman, Bayi Sehat Rujukan penang
gizi dan tinjutnya Perencanaan persalinan aman di faskes Penanganan komplikasi dan rujukan Rujukan penang PM dan tinjutnya Rujukan penang PTM dan tinjutnya Rujukan penang gangguan jiwa dan
tinjutnya
1
7
PRAKTIK PEMBERIAN ANC
1. Penerapan Pencegehan dan Pengedalian Infeksi (PPI) pada
Pemeriksaan Antenatal
2. Pengaturan dan Penjadwalan Pelayanan Antenatal pada
Masa Pandemi
3. Penilaian klinis pada masa pandemi
4. Mekanisme rujukan
5. Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dengan suspek /terkonfirmasi
COVID-19 di rumah sakit
6. Pelayanan Antenatal untuk Ibu Hamil yang telah pulih dari
COVID-19
1
8
Rekomendasi Utama untuk Tenaga Kesehatan yang Menangani Pasien
COVID-19 Khususnya Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, dan Bayi Baru Lahir
• Penggunaan APD sesuai standar dan tetap lakukan protokol kesehatan pencegahan penularan COVID-19.
• Penularan COVID-19 terjadi melalui kontak, droplet dan airborne. Untuk itu perlu dijaga agar proses penularan ini tidak terjadi pada tenaga kesehatan dan pasien.
• Isolasi tenaga kesehatan dengan APD yang sesuai dan tatalaksana isolasi bayi dari ibu suspek/kontak erat/terkonfirmasi COVID-19 merupakan fokus utama dalam manajemen pertolongan persalinan.
• Jaga jarak minimal 1 meter jika tidak diperlukan tindakan
• Segera menginfokan kepada tenaga penanggung jawab infeksi di tempatnya bekerja (Komite PPI) apabila kedatangan ibu hamil yang telah terkonfirmasi COVID-19 atau suspek.
• Tempatkan pasien yang telah terkonfirmasi COVID-19, probable, atau suspek dalam ruangan khusus (ruangan isolasi infeksi airborne) yang sudah disiapkan sebelumnya bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah siap / sebagai pusat rujukan pasien COVID-19. Jika ruangan khusus ini tidak ada, pasien harus sesegera mungkin dirujuk ke tempat yang ada fasilitas ruangan khusus tersebut.
1
9
Bila ada pemeriksaan membuka mulut atau yang menimbulkan aerosol, gunakan
masker N95
1
10
PELAYANAN ANC PADA MASA PANDEMI & AKB
Trimester I Trimester II Trimester III Pelayanan ANC pada kehamilan normal minimal 6 kali
2 kali 1 kali 3 kali
- Pemeriksaan oleh dokter minimal 1
kali
- Skrining faktor risiko
- Jika ibu hamil datang pertama kali ke
bidan, maka bidan tetap melaku kan pelayanan antenatal seperti biasa, kemudian merujuk ibu hamil ke dokter untuk menjalani skrining
Tindak lanjut sesuai
hasil skrining - Pemeriksaan oleh dokterminimal 1 kali
- Tindak lanjut sesuai hasil
skrining dan skrining risiko persalinan untuk menetapkan faktor risiko persalinan, tempat persalinan, dan penentuan kebutuhan rujukan
Persiapan sebelum pemberian pelayanan ANC tatap muka:
• Membuat Janji Temu/Teleregistrasi
• Mempelajari Buku Kesehatan Ibu dan Anak
1
11
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil & P4K
Program
Zona Hijau (Tidak Terdampak /
Tidak Ada Kasus)
Zona Kuning (Risiko Rendah), Orange
(Risiko Sedang), Merah (Risiko Tinggi)
Kelas Ibu Hamil Dapat dilaksanakan dengan
metode tatap muka (maksimal 10
peserta), dan harus mengikuti
protokol kesehatan secara
ketat.
Ditunda pelaksanaannya di masa
pandemi COVID-19 atau dilaksanakan
melalui
media komunikasi secara daring
(Video Call,
Youtube, Zoom).
P4K
Pengisian stiker P4K dilakukan
oleh tenaga kesehatan pada saat
pelayanan antenatal.
Pengisian stiker P4K dilakukan oleh
ibu hamil atau keluarga dipandu
bidan/perawat/dokter melalui media
komunikasi.
1
12
PERSIAPAN SEBELUM PEMBERIAN PELAYANAN
ANC TATAP MUKA
1)Membuat Janji Temu/Teleregistrasi
•
Janji temu/teleregistrasi adalah pendaftaran diri ke fasilitas pelayanan kesehatan
melalui media komunikasi (telepon/SMS/aplikasi WhatsApp) oleh ibu hamil sebelum
melakukan kunjungan antenatal tatap muka.
•
Saat membuat janji temu / teleregristrasi, petugas juga melakukan skrining anamnesa
untuk mengetahui faktor risiko dan gejala COVID-19, HIV, hepatitis B, sifilis, dan infeksi
menular seksual (IMS) lainnya, serta potensi adanya gangguan jiwa, terutama pada
remaja dan ibu hamil dengan masalah mental.
1
13
PERSIAPAN SEBELUM PEMBERIAN PELAYANAN
ANC TATAP MUKA
2) Mempelajari Buku KIA
• Ibu hamil diminta mempelajari dan menerapkan informasi di dalam buku KIA dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya mengenali tanda bahaya pada kehamilan, memantau kondisi kehamilan secara mandiri, menjaga nutrisi dan kebersihan diri, dan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) sesuai dosis yang diberikan tenaga kesehatan.
• Pada ibu hamil berstatus suspek, probable, dan terkonfirmasi COVID-19, saa pelayanan antenatal mulai diberikan KIE mengenai pilihan inisiasi menyusui dini, rawat gabung, dan menyusui agar saat persalinan ibu hamil sudah memiliki pemahaman dan keputusan untuk mengasuh bayinya.
1
14
STANDAR KUALITAS PELAYANAN
ANTENATAL (ANC)
10 T1.Timbang Badan dan Ukur Tinggi Badan
6. Skrining Status Imunisasi TT (dan Pemberian Imunisasi TT bila diperlukan)
7. Test Laboratorium (Hb, Golongan Darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya), pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi), yang pemberiannya
disesuaikan dg trimester kehamilan) 2.Ukur Tekanan Darah
3.Nilai Status Gizi (ukur LiLA)
4.(ukur) Tinggi Fundus Uteri 5.Tentukan Presentasi Janin dan Denyut
Jantung Janin
8. Tata Laksana / Penanganan Kasus sesuai Kewenangannya
9. Pemberian Tablet Besi (90 Tablet selama kehamilan)
10. Temu Wicara (Konseling) sesuai dengan buku pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu
1
1
16
PENILAIAN KLINIS & TATA LAKSANA KASUS
1.
Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Anemia dan KEK)
2.
Pencegahan Penularan HIV dari ibu ke bayi (PPIA), Eliminasi Sifilis/IMS Lainnya dan
Pencegahan Penularan Hepatitis dari Ibu ke Anak
3.
Pencegahan Malaria Dalam Kehamilan (PMDK)
4.
Penatalaksanaan TB dalam kehamilan (TB-ANC)
5.
Pelayanan ANC dengan Riwayat Hipertensi
6.
Pelayanan ANC dengan Riwayat Diabetes
7.
Pelayanan ANC dengan Riwayat Thalasemia
8.
Pelayanan Kesehatan Jiwa pada Ibu Hamil
9.
Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
10.
Penanggulangan Cacingan pada Ibu Hamil
1
17
PELAYANAN ANTENATAL TERINTEGRASI
• Ibu
Hamil
ANC
• Ibu hamil berisiko/suspek/terkonfirmasi
Covid-19
• Ibu Hamil dengan Komplikasi Kebidanan • Ibu Hamil dengan masalah gizi
• Ibu Hamil dengan HIV-AIDS, Sifilis / IMS
Lainnya dan Hepatitis
• Ibu Hamil dengan Malaria • Ibu Hamil dengan TB
• Ibu Hamil dengan PTM (Hipertensi, DM dan
Thalasemia)
• Ibu Hamil dengan masalah Kejiwaan • Ibu Hamil dengan masalah Kecacingan
Masalah • Penanganan lebih lanjut sesuai masalah Rujuk • Persalinan Aman Ibu Hamil sehat
1
18
1
19
1
PELAYANAN GIZI PADA IBU HAMIL
IBU HAMIL ANC Terpadu Normal Gizi Kurang/
KEK Anemia Hb < 11 KEK + Anemia KEK + Penyakit
Ditangani sesuai standar
Dirujuk bila Hb < 10g/dl kenaikan BB < 1 kg/bl (T1) dan < 2kg (T2 dan 3) - Edukasi - Konseling - Pantau BB - Pantau Janin - Edukasi - Konseling - Pantau BB - Pantau Janin - PMT 1 bulan - Edukasi - Konseling - TTD 2 Tablet/hr - Pantau BB - Pantau Janin Tatalaksana Bumil KEK dan Tatalaksana Anemia Tatalaksana Bumil KEK dan Tatalaksana Penyakit
1
20
2
PPIA (HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B)
IBU HAMIL KUNJUNGAN
ANTENATAL
Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama dengan
pemeriksaan laboratorium rutinlainnya
Anamnesa Pemeriksaan 10T:
T1: Tinggi & Berat Badan T2: Tekanan Darah
T3: Status Gizi (ukur LILA) T4: TFU
T5: Tentukan DJJ Janin T6: Status Imunisasi (TT) T7: Tablet Fe (90 Tablet) T8: Tes Lab (Gol darah, Hb, GDS, Sifilis, HIV,
Hepatitis B, Malaria, Proteinuri, sputum, BTA) T9: Tata laksana kasus T10: Temu wicara dan konseling
Tindak Lanjut
HIV (-) Sifilis (-)
Hepatitis B (-) Pertahankan Positif HIV - Sifilis - Hepatitis B Ulangi tes
Bumil + pasangan bila berisiko minimal 3 bulan
Konseling kehamilan dan kelas Ibu Hamil, perencanaan kehamilan,
Edukasi & konseling persiapan persalinan, pemberian makanan, pemeliharaan kesehatan, imunisasi, kepatuhan pengobatan. Konseling pasangan keluarga Life skill Education, disclosure
Pengobatan (ART) Kondom Trace Pasangan IO Lain Pengobatan (BPG) Kondom Trace Pasangan Comorbid Lain Pengawasan Kondom Trace Pasangan Comorbid Lain
1
21
PENCEGAHAN DAN RUJUKAN HEPATITIS B
SELAMA KEHAMILAN
1
22
PENCEGAHAN PENULARAN HIV DAN SIFILIS
SELAMA KEHAMILAN
1
23
3
PENANGANAN MALARIA DALAM PELAYANAN
ANTENATAL
IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA*dan kunjungan berikutnya dengan gejala malaria PEMERIKSAAN ANC, KONSELING & SKRINING MALARIA
dengan RDT atau MIKROSKOP
POSITIF P.falcifarum atau P.vivax atau Mix(P.falcifarum dan P.vivax) NEGATIF
ACT # 3 HARI DENGAN GEJALA TANPA GEJALA TIDAK ADA PERUBAHAN MEMBAIK SEDIAAN DARAHPERIKSA ULANG
TEBAL RUJUK SEGERA
- Lanjutkan ANC - LLIN (pakai
kelambu)
- Zat Besi / Folat - Nutrisi
POSITIF NEGATIF
Lanjutkan ANC LLIN (pakai kelambu)Zat Besi / FolatNutrisi
Wilayah endemis tinggi malaria semua ibu hamil skrining malaria, di wilayah endemis rendah dilakukan secara selektif
**jika malaria berat beri pra rujukan dengan artesunat i.m (dosis
2.4mg/kgBB)
ACT yaitu Dihydroartemisinin + Piperaquin (DHP) 3-3-3
1
24
4
Pada kunjungan pertama ANC semua ibu hamil dilakukan :
•Skrinning gejala dan tanda TBC:
1.Apakah ada batuk lama (2 minggu atau lebih)? 2.Apakah ada batuk berdarah?
3.Apakah ada demam dan lemas?
4.Apakah ada berkeringat malam tanpa aktivitas?
5.Apakah terjadi penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas? 6.Apakah ada gejala TB Ekstra Paru (kelenjar, tulang, kulit, dll)?
7.Apakah ada kontak serumah atau kontak erat dengan pasien TB?
•Apabila hasil skrining menunjukkan gejala TB, ibu hamil dirujuk ke Poli TB untuk tatalaksana lebih
lanjut. Pemberian obat sama dengan OAT pasien umum, Amikasin, Streptomisin,
Etionamid/Protionamid TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan tuberkulosis pada ibu hamil
Bidan tetap melakukan pemantauan minum OAT pada ibu hamil bersama dengan petugas TB
1
25
5
• Pada ibu hamil dengan riwayat Hipertensi dilakukan skrining untuk menentukan stratifikasi faktor risiko hipertensi pada kehamilan dan rencana penanggulangannya.
• Skrining preeklamsi dilakukan pada kehamilan <20 minggu dan tetap dilakukan apabila ibu hamil K1 nya pada kehamilan >20 minggu
• Skrining preeklampsia selama masa kehamilan wajib dilakukan pada layananan kesehatan primer.
• Setiap ibu hamil melakukan asuhan antenatal, catat tanggal dan hasil pemeriksaan tekanan darah di kolom yang tersedia.
• Perhitungan mean arterial pressure (MAP) harus dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan tekanan darah. Jika hasil MAP lebih dari 90 maka risiko preeklampsia meningkat dan lakukan rujukan.
• Jika didapatkan tanda centang di dua kotak kuning dan atau 1 kotak merah maka ibu berisiko mengalami preeklamsia dan lakukan segera lakukan rujukan ke dokter spesialis obsgin.
1
26
Skrining Pre Eklamsi Pada Usia Kehamilan < 20
Minggu
Kriteria Risiko Sedang Risiko Tinggi Anamnesis
Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
Kehamilan dengan teknologi reproduksi berbantu: bayi tabung, obat induksi ovulasi Umur 35 tahun
Nulipara
Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya > 10 tahun Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan Obesitas sebelum hamil (IMT>30 kg/m2)
Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya Kehamilan multiple
Diabetes dalam kehamilan Hipertensi kronik
Penyakit ginjal Penyakit autoimun
Keguguran berulang (APS), riwayat IUFD Pemeriksaan fisik
Mean Arterial Pressure (MAP) 90mmHG
Proteinuria (urin celup >+1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau segera kuantitatif 300 mg/24 jam)
Keterangan sistem skoring :
1
27
6
6
PELAYANAN ANTENATAL DENGAN
RIWAYAT DIABETES
Hiperglikemia yang terdeteksi pada kehamilan harus ditentukan
klasifikasinya sebagai salah satu di bawah ini:
Klasifikasi Diabetes Mellitus :
•
Diabetes mellitus tipe 2 dengan
kehamilan atau
1
28
7
• Setiap pasangan yang memiliki sifat atau riwayat keluarga Thalassemia, dan berencana memiliki anak dianjurkan untuk melakukan skrining saat pertama kali kunjungan ANC.
• Jika ibu merupakan pembawa sifat atau ”carrier” Thalasemia, maka skrining kemudian dilanjutkan pada ayah janin dengan teknik yang sama.
• Jika ayah janin normal maka skrining janin (pranatal diagnosis) tidak disarankan.
• Jika ayah janin merupakan pengidap atau ”carrier” Thalasemia maka disarankan mengikuti konseling genetik dan jika diperlukan melanjutkan pemeriksaan skrining pada janin (pranatal diagnosis).
• Pemeriksaan bayi baru lahir tidak umum dilakukan tetapi dapat dilakukan bila kedua orangtuanya adalah pembawa sifat Thalassemia.
• Untuk pasangan dengan yang salah satunya “carrier”, atau keduanya “carrier” atau salah satunya penyandang atau keduanya penyandang diberikan edukasi komprehensive tentang kondisi yang mungkin dialami oleh anak yang akan dilahirkan.
• Diagnosis Prenatal adalah kegiatan pemeriksaan yang bertujuan mendiagnosis janin apakah menderita Thalasemia mayor/minor/normal.
1
29
8
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA IBU HAMIL
Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining kesehatan jiwa ibu hamil
Stres
Gangguan Kecemasan Menyeluruh Gangguan Panik
Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)
Jika melalui deteksi dini dan wawancara klinis diduga terdapat masalah kejiwaan bagi ibu hamil, maka petugas kesehatan dapat menggunakan :
Instrumen Strength Difficulties Questionnaire-25 (SDQ-25) untuk ibu hamil berusia di bawah 18 tahun, guna mendeteksi kecemasan dan depresi (Ibu hamil mengalami gangguan jiwa jika pernyataan YA ≥ 6),
Instrumen Self Reporting Questionnaire-29 (SRQ-29) untuk ibu hamil berusia di atas 18 tahun, Ibu hamil mengalami gangguan jiwa bila pertanyaan no 1 sampai 20 terdapat ≥ 6 yang pernyataannya YA untuk cemas dan depresi, pertanyaan no 21 untuk menskrining
penggunaan NAPZA, pertanyaan No. 22-24 untuk menskrining gangguan psikotik, dan pertanyaan no 25-29 untuk menskrining gangguan stres paska trauma.
Gangguan Stres Paska Trauma
Gangguan mental dan perilaku akibat
penggunaan NAPZA
Gangguan Depresi Gangguan Skizofrenia
1
30
PEMERIKSAAAN KESEHATAN JIWA IBU HAMIL
IBU HAMIL
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN Tidak ada Risiko
Masalah Gangguan Jiwa
Usia < 18 Tahun Usia > 18 Tahun
SDQ SRQ 29
Berisiko Masalah / Gangguan Jiwa Skrining / Deteksi Dini
dengan Instrumen/
Normal Masalah Borderline Normal Masalah Borderline Konseling Rujuk Konseling Rujuk
1
31
9
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
IMUNISASI
Pada kunjungan pertama ANC, dilakukan skrining status imunisasi Td ibu hamil, apabila
diperlukan, diberikan imunisasi pada saat pelayanan antenatal
Tujuan :
§
Untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
§Melengkapi status imunisasi Tetanus
§
Petugas harus memahami tentang: penentuan status immunisasi Tetanus
dan pencatatannya bagi pengelola KIA maupun petugas Immunisasi
1
32
10
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU DENGAN
PENANGGULANGAN CACINGAN PADA IBU HAMIL
§ Infeksi cacing atau cacingan pada ibu hamil à gangguan gizi berupa kekurangan kalori dan protein serta kehilangan darah (anemia) à kompilkasi pendarahan karena anemia kronis
§ Mengakibatkan terjadinya BBLR
Tiga jenis cacing yang umumnya menginfeksi manusia dan memberikan dampak yaitu:
Ascaris lumbricoides (cacing gelang),
Ancylostoma duodenale (cacing tambang) dan Trichiuris trichiura (cacing cambuk).
1. Ibu hamil dengan pemberian Fe masih tetap anemia dilakukan pemeriksaan tinja. Jika hasil positif diberikan obat cacing secara selektif.
2. Skrining (pemeriksaan tinja) bagi ibu hamil yang mengalami gejala Cacingan atau anemi pada saat kunjungan Antenatal dan hasil pemeriksaan tinjanya positif Cacingan diberikan obat cacing secara selektif.
3. Ibu hamil yang mempunyai hasil positif (+) pada pemeriksaan tinja maka pemberian obat cacing dapat dilakukan mulai trimester ke 2 dan ke 3 dibawah pengawasan dokter.
1
33
Pelayanan ANC pada Ibu Hamil dg Suspek /
terkonfirmasi Covid-19
Rekomendasi khusus pemberian pelayanan ANC kepada ibu hamil berstatus
suspek atau terkonfirmasi COVID-19:
a. Ibu hamil terkonfirmasi COVID-19 harus segera dirawat di rumah sakit.
b. Investigasi laboratorium rutin seperti tes darah dan urinalisis tetap di lakukan.
c. Pemeriksaan rutin ultrasonografi untuk sementara waktu dapat ditunda sampai
ada rekomendasi episode isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya
dianggap sebagai kasus risiko tinggi.
d. Perawatan antenatal lanjutan pascaperawatan dilakukan 14 hari setelah
periode penyakit akut berakhir. Pemeriksaan ultrasonografi antenatal untuk
pengawasan pertumbuhan janin dilakukan 14 hari setelah resolusi penyakit
akut.
1
34
SISTEM RUJUKAN
•
Prinsip utama dalam mekanisme rujukan
à
mengurangi kepanikan dan kegaduhan yg
tidak perlu dg cara menyiapkan rujukan terencana Ibu hamil bagi yg membutuhkan,
bertumpu pada proses pelayanan KIA yg mengguna kan continuum of care dan sistem
rujukan yg ada, baik itu dg Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT), Si Jari Emas,
dst.
•
Rujukan terencana ditujukan bagi:
a. Ibu hamil dengan faktor risiko persalinan dirujuk ke RS untuk menjalani
penatalaksanaan risiko atau komplikasi persalinan.
b. Ibu hamil dengan faktor risiko COVID-19, Skrining faktor risiko persalinan dilakukan di
rumah sakit rujukan.
c. Ibu hamil dengan status suspek dan terkonfirmasi COVID-19
d. Jika tidak ada faktor risiko yang membutuhkan rujukan terencana, pelayanan antenatal
selanjutnya dapat dilakukan di FKTP.
1
1
36
e.Jika ibu hamil mengalami gejala memburuk, maka:
1) Dibentuk tim multi-disiplin yang terdiri dari konsultan dokter spesialis penyakit
infeksi (jika tersedia), dokter kandungan, bidan, dan dokter anestesi
2) Perawatan medis pada ibu hamil menjadi prioritas utama pembahasan dalam rapat
tim
3) Dipilih lokasi perawatan yang paling tepat (unit perawatan intensif, ruang isolasi)
4) Dilakukan evaluasi terhadap kondisi ibu dan janin
5) Dilakukan perawatan medis dengan terapi suportif standar untuk menstabilkan
kondisi ibu
1
37
PELAYANAN ANTENATAL UNTUK IBU HAMIL
YANG TELAH PULIH DARI COVID-19
a. Melanjutkan pelayanan antenatal pada ibu hamil yang telah sembuh dari COVID-19.
b. Pelayanan yang terlewat selama isolasi mandiri atau perawatan di RS dapat segera di
lengkapi setelah periode isolasi berakhir.
c. Ibu hamil dengan riwayat sakit berat perlu menjalani pemeriksaan ultrasonografi 14 hari
setelah sembuh untuk melihat pertumbuhan janin, kecuali terdapat indikasi lain yang
membutuhkan pemeriksaan ultrasonografi lebih cepat dari 14 hari. Kriteria sembuh untuk
pasien dengan gejala menurut WHO yaitu 10 hari setelah onset gejala dan minimal 3 hari
tanpa gejala
1
38
PENCATATAN PELAYANAN ANC
PENCATATAN PELAYANAN ANC
Rekam medis /
Kartu Ibu
Buku KIA
(dipegang ibu)
Kohort ibu, register
à
form terpadu
(kumpulan data dari kartu ibu)
Pencatatan dari program yang sudah ada
(cat. Imunisasi, gizi, malaria, HIV-AIDS, TB,
dll)
1
39
PELAPORAN PELAYANAN ANC
Laporan Nakes
à
Puskesmas
à
Kohort, PWS
à
Analisa
à
Dinkes Kab/Kota
à
Dinkes Prov
à
Komdat / Dit Kesga
à
umpan balik
LB3 KIA
PELAPORAN
COVID-19
PWS IMUNISASI
PWS KIA
1
40
PENUTUP
• Penyelenggaraan Pelayanan antenatal (ANC) pada masa Pandemi harus mempertimbang kan
pencegahan penularan COVID-19 dengan penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) baik bagi ibu dan janinnya, maupun tenaga kesehatan.
• Pelaksanaan kunjungan antenatal didahului dengan janji temu / teleregistrasi melalui media
komunikasi untuk mencari faktor risiko dan gejala COVID-19 dan faktor risiko lainnya sebagai deteksi dini faktor risiko dan dilanjutkan dengan penatalaksanaan pelayanan ANC sesuai dengan rekomendasi WHO & standar 10T (Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan) dan penerapan protokol Kesehatan.
• Tenaga kesehatan harus memperkuat kemampuan ibu dan keluarga dalam memahami Buku KIA untuk
mengenali tanda bahaya dan menerapkan asuhan selama kehamilan dan pasca persalinan dalam kehidupan sehari-hari
1