MODUL 6
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL BAGI BIDAN
DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
PADA MASA PANDEMI COVID-19
1
MENGAPA SESI INI DIPERLUKAN?
Pada masa pandemi COVID-19, nakes, termasuk bidan menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi teknis maupun non-teknis.
Hasil survei dari Fak Kedokteran UI (2020) menunjukkan 82% nakes mengalami burn out dan kelelahan mental dan fisik yang kronis karena stress yang berkepanjangan selama pandemi.
Pandemi COVID-19 dapat menciptakan dampak berganda bagi bidan maupun kliennya.
Oleh karena itu, pemberian dukungan psikososial kepada bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang bertugas di garda terdepan sangatlah penting.
Langkah ini merupakan salah satu bentuk penguatan kapasitas bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi. Sesi ini bertujuan untuk memberikan dukungan psikososial bagi bidan sehingga bidan dapat meningkatkan kemampuan
dan keterampilannya dalam memberikan dukungan psikososial kepada klien untuk menjaga kesehatan mental dan sosial pada masa pandemi.
2
Tujuan Pembelajaran
Setelah
mengikuti
pelatihan
ini,
peserta
mampu
mendeskripsikan dan mendemonstrasikan strategi pemberian
dukungan psikososial, baik bagi dirinya sendiri maupun klien,
pada masa pandemi COVID-19.
3
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan dapat:
1.
Menjelaskan pengertian dukungan psikososial
2.
Melaksanakan tugas dan peran bidan pada masa pandemi COVID-19, termasuk dalam
memberikan dukungan psikososiaL
3.
Menentukan persiapan dan perlindungan diri yang dibutuhkan oleh bidan pada masa
pandemi COVID-19
4.
Mengatasi masalah psikososial yang dapat dialami oleh bidan dan klien pada masa pandemi
COVID-19
5.
Menerapkan strategi self care/perawatan diri dan pengelolaan stres pada masa pandemi
COVID-19
6.
Mengembangkan strategi dukungan psikososial bagi bidan dan klien pada masa pandemi
COVID-19
4
MATERI POKOK dan SUB MATERI POKOK
Pengertian dukungan psikososial Tugas dan kewenangan bidan pada masa pandemi COVID-19
Persiapan dan perlindungan diri bagi bidan pada masa pandemi COVID-19
• Masalah psikososial bidan • Masalah psikososial Klien Permasalahan psikososial pada masa
pandemi COVID-19
• Pentingnya mengelola stres • Cara mengelola respons emosi • Cara mengelola respons fisik
Self care/perawatan diri pada masa
pandemi COVID-19
• Dukungan psikososial bagi bidan • Dukungan psikososial bagi klien Dukungan psiksososial terhadap
permasalahan psikososial pada masa pandemi COVID-19
Rujukan kasus psikososial pada masa pandemi COVID-19 dan
5
METODE
Pertemuan Virtual Menggunakan
Aplikasi Zoom atau Microsoft Teams
Curah Pendapat
Ceramah Interaktif
Demonstrasi
8
Apa yang Anda ketahui tentang pengertian
Dukungan Psikososial?
9
11
Dukungan psikososial adalah:
• bantuan
yang
diberikan
untuk
memfasilitasi
kemampuan untuk bangkit kembali atau ketangguhan
(resiliensi)
• yang ada dalam diri sesorang, baik bidan, klien atau
penyintas bencana atau kekerasan, keluarga, dan
komunitas
• sehingga individu, keluarga, dan komunitas tersebut
bisa bangkit kembali dari dampak bencana, pandemi,
atau masalah yang dialaminya, dapat menghadapinya
saat ini maupun di masa mendatang (Kerangka Kerja
Psikososial dari Federasi Internasional, 2005-2007).
11
Tujuan Pemberian Dukungan Psikososial
Apapun model dan bentuk kegiatannya, pemberian dukungan psikososial
bertujuan untuk:
1. melindungi
dan
meningkatkan
kesejahteraan
psikososial
penyintas/klien,
2. serta mencegah, mengurangi resiko, dan menangani masalah atau
gangguan kesehatan mental akibat bencana.
3. memberikan layanan yang layak
Ketiga hal ini berkontribusi dalam meningkatkan kemampuan
penyintas/klien
untuk
bangkit
kembali
setelah
mengalami
bencana/masalah.
11
Layer Dukungan Kesehatan Mental dan Psikososial
Layanan terspesialisasi
Layanan terfokus
Dukungan kepada keluarga dan kelompok-kelompok
dalam komunitas
Pemenuhan Kebutuhan
Dasar dan Keamanan
12
Tugas dan Peran Bidan dalam Situasi
Krisis Kesehatan, Termasuk Pada Masa
13
Apakah ada perbedaan yang Anda rasakan
atau alami saat memberikan pelayanan
14
TUGAS DAN WEWENANG BIDAN
CPelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang
Pelaksanaan tugas dalam
keadaan keterbatasan tertentu
Pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan KB
Pelayanan Kesehatan Anak
Pelayanan Kesehatan Ibu
KEWENANGAN
BIDAN
( UU KEBIDANAN no
4 2019)
15
PERAN BIDAN (UU KEBIDANAN no 4 2019)
PEMBERI LAYANAN Pemberi Informasi, Deteksi Dini, Pertolongan, Memperjuangkan hak, Dukungan, Bimbingan PENDIDIK PEMBIMBING, FASILITATOR PENYULUH, KONSELOR PENGELOLA PELAYANAN PENGGERAK PSM, PEMBERDAYAAN PENELITI Bentuk Layanan Mandiri, Kolaborasi, Rujukan Bentuk Layanan :
16
Mengoordinasi kegiatan kesehatan reproduksi (Kesehatan Ibu Anak (KIA) -KeluargaBerencana (KB))
Melakukan penilaian cepat kesehatan (rapid health assessment) Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
Melakukan pendataan dan pemetaan ibu hamil, pascapersalinan, dan bayi baru lahir serta ibu nifas di tempat-tempat pengungsian bersama petugas puskesmas Memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang aman dan memadai (pencegahan kesakitan dan kematian, penularan Infeksi Menular Seksual (IMS)-HIV, kekerasan berbasis gender)
Kewenangan dan tugas bidan pada situasi krisis kesehatan
17
Memastikan tersedianya mekanisme rujukan yang efektif untuk pelayanan asuhan
kebidanan dan kekerasan berbasis gender
Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat agar memanfaatkan
tenda kesehatan reproduksi untuk menjaga kesehatan dirinya
Melakukan pemetaan puskesmas dan rumah sakit, termasuk Praktik Mandiri
Bidan yang aman dari penularan COVID-19
Memastikan kesehatan dan keselamatan ibu hamil yang akan melahirkan dalam
waktu dekat
Berkoordinasi dengan subklaster terkait lainnya
18
Memastikan keberlangsungan pelayanan KB
Melaksanakan aksi dan inovasi untuk memutus mata rantai perjalanan
penularan Covid 19 dengan memberikan edukasi dan informasi pola hidup
bersih, rajin mencuci tangan, menggunakan masker/APD, menjaga jarak,
menjauhi kerumunan, dan melakukan penyemprotan disinfektan
Memberikan dukungan psikososial kepada klien dan komunitas pada masa
bencana, termasuk pandemi, dan melakukan rujukan pelayanan psikososial
sesuai kebutuhan klien
19
Persiapan dan Perlindungan Diri bagi Bidan
dalam Krisis Kesehatan dan Pandemi
A. Sebelum Situasi Krisis 1. Kesiapan Mental
2. Memperoleh Dukungan dari Keluarga dan Tempat Kerja 3. Penuhi Kebutuhan Kesehatan Pribadi Secukupnya
4. Siapkan dan Maksimalkan Penggunaan APD dan kedisiplinan menjaga standar pencegahan penularan 5. Siapkan Perlengkapan Terkait Higiene dan Sanitasi
20
Persiapan dan Perlindungan Diri bagi Bidan
dalam Krisis Kesehatan dan Pandemi
B. Selama Bekerja dalam Situasi Krisis
1. Melaporkan diri kepada koordinator lapangan/tim
2. Memahami sistem kerja, termasuk penanganan COVID-19 di wilayahnya
3. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai protokol pencegahan COVID-19
4. Menjalin kerja sama, komunikasi efektif dengan kolega, termasuk menghargai rekan kerja 5. Mencari dukungan untuk memperkuat kapasitas SDM
6. Memanfaatkan sumber daya yang ada, menggunakan kearifan lokal untuk penyelamatan jiwa yang terdampak 7. Mencatat dan melaporkan semua kegiatan yang telah dilakukan untuk menjamin kesinambungan pelayanan dan
mencegah terjadinya kesalahpahaman atau komunikasi yang buruk
8. Menjaga kesehatan fisik dan emosional, termasuk stamina dan semangat, serta mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok dukungan untuk penguatan psikososial
9. Memahami sistem rujukan untuk pelayanan kekerasan berbasis gender dan dukungan psikososial selama pandemi 10. Menghargai para penyintas bencana dan kekerasan
21
Persiapan dan Perlindungan Diri bagi Bidan
dalam Krisis Kesehatan dan Pandemi
Setelah Situasi Krisis
1. Menginventarisasi sarana dan prasarana
2. Melakukan serah terima alat/peralatan/sumber daya dan dokumen-dokumen lain
3. Berpamitan dengan tim subklaster dan tokoh masyarakat setempat atau tim Satgas COVID-19 setempat 4. Mengikuti sesi kelompok dukungan (debriefing/support group) sebagai bentuk dukungan psikososial
kepada relawan bidan setelah bertugas
5. Membuat evaluasi dan pembelajaran untuk materi advokasi ke depannya agar kebijakan dan program pelayanan dalam situasi krisis kesehatan dapat menjadi lebih baik
22
Masalah Psikososial yang Dialami pada Masa
Pandemi
1. Masalah Psikososial yang Dapat Dialami Bidan
Kelelahan akibat banyaknya beban pekerjaan dan jam kerja yang panjang
Waktu tidur yang kurang karena para pekerja atau relawan bidan kemungkinan harus bekerja dalam sistem shift yang panjang sehingga waktu untuk beristirahat terbatas
Pengulangan tugas atau aktivitas dalam jangka waktu panjang sehingga menimbulkan perasaan monoton
Rasa lapar dan haus karena terbatasnya waktu untuk makan maupun menyiapkan atau mengakses makanan dan minuman yang sehat
Penggunaan perlengkapan APD dalam jangka panjang yang dapat berdampak pada kondisi fisik atau menimbulkan ketidaknyamanan
23
Masalah Psikososial yang Dapat Dialami
Bidan
Bekerja secara dekat dalam satu tim yang anggotanya memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda dalam jangka waktu yang panjang.
Kemungkinan bersinggungan dengan kelompok masyarakat yang agresif dan tidak kooperatif
Melakukan pekerjaan pada situasi yang terisolasi dengan dukungan sumber daya terbatas dan jauh dari dukungan keluarga
Kondisi lingkungan pekerjaan yang kurang nyaman, seperti terlalu panas, terlalu dingin atau bising
Perubahan manajemen organisasi dan penugasan yang dapat terjadi secara tiba-tiba, termasuk perubahan pada aturan-aturan yang tidak tersosialisasikan dengan baik
24
Masalah Psikososial yang Dapat Dialami
Bidan
Terpapar oleh kejadian traumatis yang dialami pasien atau klien korban kekerasan berbasis gender
Sistem rujukan atau birokrasi yang tidak jelas atau terlalu bertele-tele sehingga menghambat pemberian layanan
Kurangnya penghargaan dari sistem dan lembaga yang menaungi pekerja atau relawan bidan
Stigma dari masyarakat mengenai tenaga kesehatan yang memiliki risiko tinggi terpapar koronavirus Ketegangan yang terjadi di rumah tangga sendiri akibat bekerja dan sekolah dari rumah sehingga
menyebabkan beban rumah tangga dan kerja menjadi berlipat ganda
Anggota keluarga sendiri menderita sakit karena koronavirus atau sakit lainnya dan membutuhkan perhatian.
24
Tanda-tanda Burnout
Kelelahan sangat
Energi menurun
Produktivitas menurun
Kesedihan, depresi, ketakberdayaan
Kebingungan, kehilangan orientasi
Kemarahan, cepat tersinggung
Hilangnya kepedulian/ kelembutan dan empati
Sinisme/kegetiran yang berlebih terhadap pekerjaan/pasien dan
digeneralisasi ke dalam aspek hidup lain
Gangguan somatik/ tubuh (sakit kepala, sakit sendi, gangguan perut dll)
yang tidak jelas penyebabnya dan tak kunjung sembuh
25
2. Masalah Psikososial yang Dapat Dialami
Klien
a. Emosi: Cemas, takut, khawatir, sedih, marah, merasa bersalah, dan lain-lain
b. Pikiran: Bingung, merasa tidak berdaya, tidak tahu apa yang harus dilakukan, kehilangan orientasi, ragu-ragu, sulit membuat keputusan, terbayang-bayang dan terus berpikir tentang kejadian, dan lain-lain
c. Tingkah laku: Menarik diri, resah, menangis, mudah tersinggung/marah, tidak sabar, mudah terlibat konflik, dan lain-lain
d. Fisik: Pusing, mual, keringat dingin, jantung berdebar, maag, gatal-gatal, gangguan makan, ganguan tidur, dan lain-lain
26
Piramida Dampak Psikososial akibat Bencana
pada Masyarakat
Kelompok masyarakat yang menderita gangguan
mental serius.
Kelompok masyarakat yang menghayati trauma lebih dalam dan
kuat atau mengalami depresi.
Kelompok masyarakat yang kehilangan anggota keluarga, berduka, marah, takut atau merasa bersalah.
Masyarakat secara umum. Meski terkesan tidak menampilkan masalah khusus, masyarakat sesungguhnya juga menghayati berbagai
pengalaman negatif akibat bencana. Emosi yang mungkin muncul adalah perpaduan antara kebingungan, rasa tak percaya, kesedihan, kekagetan,
27
Self Care untuk meningkatkan kesejahteraan
psikososial
Strategi Self Care dan Mengelola Stres
1. Ikuti informasi akurat tentang COVID-19 dan patuhi langkah-langkah keamanan untuk mencegah penularan dan infeksi
2. Jaga pola makan, penuhi waktu tidur yang cukup, dan lakukan olah raga setiap hari.
3. Lakukan kegiatan yang Anda suka atau bermakna setiap hari seperti mendengarkan kesenian, membaca doa atau berbincang dengan teman dan keluarga.
4. Ambil lima menit tiap hari untuk berbicara dengan teman, keluarga atau orang yang Anda percayai dan memahami perasaan Anda.
28
Berbicaralah kepada manajer, atasan atau kolega tentang kesejahteraanAnda dalam pekerjaan
Upayakan untuk tetap menjalankan rutinitas harian.
Minimalkan penggunaan alkohol, obat- obatan, kafein atau nikotin.
buat daftar singkat di pikiran atau di kertas tentang keberhasilan Anda membantu orang atau hal-hal yang Anda syukuri
29
Mari Praktik : Video Peragaan Teknik
Relaksasi dan Stabilisasi
• Video 1 - Deep Breathing:
https://www.youtube.com/watch?v=h6IIFpwfx8U
• Video 2 - Finger Hold:
https://www.youtube.com/watch?v=NqNWIpW0cvQ
• Video 3 - Menyadari Sensasi Tubuh:
https://www.youtube.com/watch?v=Xi9FVv3vRBE&t=14s
• Video 4 - Grounding 5,4,3,2,1:
https://www.youtube.com/watch?v=t3rAUSRbDEU
• Video 5 - Safe Place:
https://www.youtube.com/watch?v=HEY3Mve_ggA
30
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
UNTUK BIDAN DAN KLIEN
31
Memberikan Dukungan Psikososial kepada
Bidan
1. Secara proaktif mendorong pekerja dan relawan bidan untuk menjalankan strategi-strategi perawatan diri yang positif dan menciptakan lingkungan yang mempedulikan perawatan secara kolektif di antara anggota tim
2. Memimpin dengan menunjukkan perilaku kerja yang sehat seperti tidak kerja lembur, peka dan baik kepada orang lain, serta mendorong penyelesaian masalah yang konstruktif.
3. Mempersiapkan pekerja dan relawan bidan melalui pelatihan berkala untuk bekerja dalam merespons COVID-19.
4. Memberikan informasi terkini dan mudah dipahami mengenai menjaga keamanan pada masa pandemi COVID-19.
5. Mengadakan pertemuan berkala untuk membahas tantangan, kekhawatiran, dan solusi.
6. Memastikan pekerja dan relawan bidan mendapat istirahat berkala dan memiliki waktu untuk terhubung dengan keluarga dan teman.
7. Mengimplementasikan sistem berpasangan (buddy system) dan mendorong dukungan sebaya. 8. Memberikan informasi kepada semua pekerja dan relawan bidan bahwa konseling dan dukungan
32
Memberikan Dukungan Psikososial kepada
Bidan
9. Mengidentifikasi pekerja dan relawan bidan yang mungkin berada dalam situasi rentan atau terpinggirkan, bahkan kekerasan berbasis gender, yang mungkin membutuhkan dukungan tambahan lainnya.
10. Menjalankan kebijakan yang terbuka sehingga pekerja dan relawan bidan dapat melaporkan masalah— yang sebaiknya disampaikan ke orang yang bukan atasan mereka langsung.
11. Bekerja secaara proaktif untuk menyelesaikan konflik, menekankan pentingnya lingkungan kerja tim yang suportif, dan memberikan teladan sikap baik dan peduli kepada diri sendiri dan anggota tim lain.
33
B. Memberikan Dukungan Psikososial
kepada Klien
Komunikasi yang Berempati (Mendengar,
Mengulangi/Konfirmasi, Merangkum/Menyimpulkan) Berikan Dukungan Praktis (informasi, rasa aman,
dipahami, makan, minum, hubungkan dengan layanan lain)
Bantu Orang Lain Agar Dapat Membantu Dirinya Sendiri (kenali masalah, kenali pilihan solusi, fasilitasi
pengambilan keputusan)
Berikan Beberapa Usulan Kegiatan yang Dapat
Membuat Klien Merasa Lebih Baik (rekreasional, hobi, relasi, olah raga, tidur makan cukup, teknik relaksasi)
34
Tindakan yang Boleh dan Tidak Boleh
Dilakukan oleh Bidan dalam Memberikan
Dukungan Psikososial kepada Klien (1)
BOLEH DILAKUKAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN • Posisi tubuh terbuka menghadap klien dan tidak
kaku, terutama bila memberikan layanan luring. • Melihat lawan bicara.
• Mempertahankan kontak mata yang sesuai agar klien merasa nyaman dan didengarkan.
• Memperkenalkan diri dengan jelas; sebutkan nama dan peran/jabatan Anda.
• Menyilangkan tangan Anda di dada ataupun berkacak pinggang.
• Membelakangi, menghindari kontak mata, atau terlalu terfokus pada gawai Anda.
• Menatap mata klien dengan cara yang membuatnya menjadi tidak nyaman atau merasa dinilai.
• Berasumsi bahwa lawan bicara sudah mengetahui siapa Anda.
35
Tindakan yang Boleh dan Tidak Boleh
Dilakukan oleh Bidan dalam Memberikan
Dukungan Psikososial kepada Klien (2)
BOLEH DILAKUKAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN • Menggunakan nada bicara yang tenang dan
lembut dengan suara yang cukup jelas, terutama bila memberikan layanan daring.
• Jika klien tidak dapat melihat wajah Anda karena Anda menggunakan masker, upayakan
menempelkan foto diri pada tanda pengenal. • Pastikan klien merasa nyaman untuk berbicara
dengan Anda dengan memperhatikan bahasa tubuhnya atau mengajukan pertanyaan untuk membantunya merasa nyaman, seperti
memberikan pilihan-pilihan.
• Menggunakan nada bicara yang tinggi, terburu-buru, terlalu cepat, terdengar menghela napas dan tidak sabar.
• Berasumsi klien mengetahui wajah Anda, padahal Anda menggunakan masker. Juga berasumsi bahwa lawan bicara dapat menangkap ekspresi wajah
Anda.
• Berasumsi bahwa klien pasti nyaman berbicara dengan Anda.
36
Tindakan yang Boleh dan Tidak Boleh
Dilakukan oleh Bidan dalam Memberikan
Dukungan Psikososial kepada Klien (3)
BOLEH DILAKUKAN TIDAK BOLEH DILAKUKAN • Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien
dan sesuai dengan usia klien. Bila klien tidak
menggunakan bahasa yang Anda gunakan, dampingi dengan penerjemah. Lakukan konfirmasi apakah informasi yang Anda sampaikan sudah jelas atau belum.
• Menjaga jarak untuk mengurangi risiko penularan COVID-19 dan jelaskan tindakan Anda tersebut. Misalnya, mengadakan pembicaraan di ruang yang besar dengan dibatasi layar, melalui telepon atau mekanisme daring lainnya.
• Menggunakan jargon-jargon medis atau kebidanan dan berasumsi bahwa klien pasti memahami apa yang Anda sampaikan.
• Menempatkan diri Anda atau orang lain dalam risiko terinfeksi COVID-19 dengan cara
mengabaikan aturan menjaga jarak dan protokol keamanan lainnya.
37
Merujuk kepada Layanan Psikososial Lanjutan
Kenali tanda-tanda ketika seseorang atau klien membutuhkan penanganan psikososial yang lebih khusus dari profesional seperti psikiater atau psikolog:
1. Sangat terganggu hingga tidak dapat merawat diri sendiri atau orang lain dan menjalankan fungsi dasar sehari-hari
2. Sangat resah dan takut dan mungkin gemetar
3. Mengatakan ingin melukai diri sendiri atau mengancam melukai orang lain
4. Reaksi emosi yang intens dan tidak bisa dikendalikan, seperti marah atau menangis terus-menerus. Tidak dapat meregulasi emosinya sendiri.
5. Menyendiri dan sangat menarik diri
6. Kehilangan orientasi, tidak mengetahui nama diri, di mana ia berada, tidak tahu apa yang terjadi, tampak tidak terhubung atau merasa ‘tidak nyata’
38
Langkah-Langkah yang dapat dilakukan untuk membantu seseorang yang
mengalami kondisi stres yang serius
1. Mengutamakan keselamatan
2. Pastikan orang itu mengenal Anda 3. Tetap tenang
4. Mendengarkan.
5. Bersikap tenang dan sampaikan informasi secara praktis. 6. Bantu orang/klien untuk menjadi lebih berdaya
39
Lanjutan...
8. Tetap dampingi orang tersebut
9. Rujuk ke layanan spesialis
Jika berbicara melalui telepon, upayakan jangan terputus sampai orang tersebut sudah tenang dan/atau Anda dapat menghubungi pelayanan darurat yang akan datang dan memberikan pertolongan secara langsung.
40
RANGKUMAN
• Pemahaman pendekatan dan dukungan psikososial dalam krisis kesehatan, terutama pada masa pandemi COVID-19, sangat diperlukan oleh bidan.
• Pemahaman ini dapat membangun kapasitas bidan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bidan dalam memberikan penanganan maupun asuhan yang tepat dan komprehensif kepada klien ataupun penyintas.
41
42
TUGAS INDIVIDUAL
• Tugas ini dikerjakan secara individual.
• Peserta mengirimkan tugas melalui Google Forms yang tautannya dibagikan di chat box pada akhir sesi pembelajaran.
• Waktu pengiriman tugas maksimal 1 minggu setelah sesi ini. • Setiap peserta menulis jurnal berisi 100–200 kata tentang:
a. Upaya yang Anda anggap sebagai kemajuan atau keberhasilan (yang dilakukan selama seminggu setelah sesi), baik untuk perkembangan diri sendiri maupun pelayanan kepada klien dalam menerapkan
pemberian dukungan psikososial).
b. Kegiatan selfcare yang Anda lakukan selama seminggu setelah sesi, baik kegiatan yang rutin atau sudah biasa dilakukan maupun mencoba kegiatan baru.
c. Bisa diketik langsung dalam kolom yang disediakan di Google Forms atau menuliskan di kertas dengan tulisan yang jelas, difoto, dan di-upload di Google Forms yang tersebut.