• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEMEDICINE PADA MASA PAND

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEMEDICINE PADA MASA PAND"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021

 TENTANG  TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEMEDICINE  TELEMEDICINE  PADA MASA  PADA MASA PANDEMI

PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) 2019 (COVID-19)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Menimbang : : a. a. bahwa bahwa dengan dengan semakin semakin tingginya tingginya tingkat tingkat penularan penularan Corona Virus Disease 

Corona Virus Disease   2019 (COVID-19), perlu dilakukan   2019 (COVID-19), perlu dilakukan upaya penanggulangan melalui inovasi pemanfaatan upaya penanggulangan melalui inovasi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa

teknologi informasi dan komunikasi berupa telemedicine  telemedicine    dalam pemberian pelayanan kesehatan pada masa dalam pemberian pelayanan kesehatan pada masa pandemi COVID-19;

pandemi COVID-19;

b.

b. ba bahw hwa a p pel elay ayan anan an k kes eseh ehat atan an mel melalu alui i p pem emanf anfaat aatan an teknologi informasi dan komunikasi berupa

teknologi informasi dan komunikasi berupa telemedicine  telemedicine  pada masa pandemi COVID-19 dapat diberikan pada pada masa pandemi COVID-19 dapat diberikan pada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri dengan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri dengan tetap berdasarkan pada prinsip tata kelola klinis yang tetap berdasarkan pada prinsip tata kelola klinis yang optimal dan efektif;

optimal dan efektif;

c.

c. ba bahw hwa a be berd rdasa asark rkan an pe pert rtim imba bang ngan an se seba baga gaim imana ana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Melalui

Pelayanan Kesehatan Melalui Telemedicine  Telemedicine   Pada Masa   Pada Masa Pandemi

Pandemi Corona Virus Disease Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); 2019 (COVID-19);

Mengingat

Mengingat : 1. : 1. Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 4 4 Tahun Tahun 1984 1984 tentang tentang Wabah Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia  Tahun

 Tahun 1984 1984 Nomor Nomor 20, 20, Tambahan Tambahan Lembaran Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Nomor 3237);

Republik Indonesia Nomor 3237);

(2)

2.

2. Un Unda dang ng-Un -Unda dang N ng Nom omor 2 or 29 Ta 9 Tahu hun 20 n 2004 t 04 ten enta tang P ng Pra rakt ktik ik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

Indonesia Nomor 4431);

3.

3. Un Unda dang ng-Un -Unda dang ng No Nomo mor r 24 24 Tah Tahun un 20 2007 07 te tent ntan ang g Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

4.

4. Un Unda dang ng-Un -Unda dang N ng Nom omor 1 or 11 Ta 1 Tahun hun 20 2008 t 08 tent entang ang In Info form rmasi asi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana Negara Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11  Tahun

 Tahun 2008 2008 tentang tentang Informasi Informasi dan dan Transaksi Transaksi Elektronik Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 251, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5952);

Indonesia Nomor 5952);

5.

5. Un Unda dang ng-Un -Unda dang ng No Nomo mor r 36 36 Tah Tahun un 20 2009 09 te tent ntan ang g Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);

Indonesia Nomor 6573);

6.

6. Un Unda dang- ng-Und Undang ang No Nomo mor r 23 23 Ta Tahun hun 20 2014 14 te tent ntang ang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23  Tahun

 Tahun 2014 2014 tenta tentang ng Pemeri Pemerintaha ntahan n Daera Daerah h (Lemba (Lembaran ran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,  Tambah

 Tambahan an Lemba Lembaran ran Negara Negara Republi Republik k Indone Indonesia sia Nomor Nomor 5679);

5679);

(3)

7.

7.    Undang-Undang Undang-Undang Nomor Nomor 6 6 Tahun Tahun 2018 2018 tentang tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

8.

8.    Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);

Negara Republik Indonesia Nomor 5542);

9.

9.    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Telemedicine  Telemedicine   Antar   Antar Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 890);

Indonesia Tahun 2019 Nomor 890);

10.

10.    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1146);

Nomor 1146);

11.

11.    Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Sektor Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia  Tahun 2021 Nomor 316);

 Tahun 2021 Nomor 316);

12.

12.    Keputusan Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan Nomor Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian

Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease  Coronavirus Disease   2019   2019 (COVID-19);

(COVID-19);

13.

13.    Keputusan Keputusan Menteri Menteri Kesehatan Kesehatan Nomor Nomor HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan HK.01.07/MENKES/4641/2021 tentang Panduan Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi dalam Pemeriksaan, Pelacakan, Karantina, dan Isolasi dalam rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian rangka Percepatan Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19); 2019 (COVID-19);

MEMUTUSKAN:

MEMUTUSKAN:

Menetapkan

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEDOM TENTANG PEDOMAN AN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI

PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEMEDICINE  TELEMEDICINE   PADA   PADA MASA PANDEMI

MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). 2019 (COVID-19).

(4)

KESATU

KESATU : : Menetapkan Menetapkan Pedoman Pedoman Pelayanan Pelayanan Kesehatan Kesehatan Melalui Melalui Telemedicine 

Telemedicine   Pada Masa Pandemi   Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease Corona Virus Disease 2019 2019 (COVID-19) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang (COVID-19) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

ini.

KEDUA

KEDUA : : Pedoman Pedoman Pelayanan Pelayanan Telemedicine  Telemedicine  Pada Masa Pandemi COVID-  Pada Masa Pandemi COVID- 19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan 19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dokter dan tenaga kesehatan lain, fasilitas pelayanan dokter dan tenaga kesehatan lain, fasilitas pelayanan kesehatan, penanggung jawab aplikasi

kesehatan, penanggung jawab aplikasi telemedicine  telemedicine , dan , dan pemangku kepentingan terkait dalam penyelenggaraan pemangku kepentingan terkait dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui

pelayanan kesehatan melalui telemedicine telemedicine pada masa pandemi pada masa pandemi COVID-19.

COVID-19.

KETIGA

KETIGA : : Pelayanan Pelayanan kesehatan kesehatan melalui melalui telemedicine  telemedicine  pada masa pandemi  pada masa pandemi COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA COVID-19 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUA merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh dengan merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk pemberian informasi kesehatan, diagnosis, pengobatan, pemberian informasi kesehatan, diagnosis, pengobatan, pencegahan perburukan, evaluasi kondisi kesehatan pasien, pencegahan perburukan, evaluasi kondisi kesehatan pasien, dan/atau pelayanan kefarmasian, termasuk untuk dan/atau pelayanan kefarmasian, termasuk untuk pemantauan terhadap pasien COVID-19 yang melakukan pemantauan terhadap pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri, yang dilakukan oleh dokter dan tenaga isolasi mandiri, yang dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan lain pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai kesehatan lain pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya dengan tetap dengan kompetensi dan kewenangannya dengan tetap memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

KEEMPAT

KEEMPAT : : Pemantauan Pemantauan terhadap terhadap pasien pasien COVID-19 COVID-19 yang yang melakukan melakukan isolasi mandiri sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA isolasi mandiri sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA dapat diberikan penggantian biaya yang dibebankan kepada dapat diberikan penggantian biaya yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

peraturan perundang-undangan.

KELIMA

KELIMA : : Kementerian Kementerian Kesehatan, Kesehatan, dinas dinas kesehatan kesehatan daerah daerah provinsi, provinsi, dan dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota melakukan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan telemedicine 

telemedicine   pada masa pandemi COVID-19 sesuai dengan   pada masa pandemi COVID-19 sesuai dengan kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

peraturan perundang-undangan.

(5)

KEENAM

KEENAM : : Pada Pada saat saat Keputusan Keputusan Menteri Menteri ini ini mulai mulai berlaku, berlaku, Surat Surat Edaran Edaran Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 Menteri Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Rangka Pencegahan Penyebaran

Rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease  Corona Virus Disease   2019   2019 (COVID-19), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(COVID-19), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KETUJUH

KETUJUH : : Keputusan Keputusan Menteri Menteri ini ini mulai mulai berlaku berlaku pada pada tanggal tanggal ditetapkan. ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 6 Juli 2021 pada tanggal 6 Juli 2021

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ttd.

BUDI G. SADIKIN

BUDI G. SADIKIN

(6)

LAMPIRAN LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021 NOMOR HK.01.07/MENKES/4829/2021  TENTANG

 TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI

MELALUI TELEMEDICINE  TELEMEDICINE   PADA MASA   PADA MASA PANDEMI

PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)

2019 (COVID-19)

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI

PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEMEDICINE  TELEMEDICINE  PADA MASA  PADA MASA PANDEMI

PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) 2019 (COVID-19)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A.    Latar Belakang Latar Belakang

Corona Virus Disease 

Corona Virus Disease   2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO   2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi dan penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah sebagai pandemi dan penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara yang semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara yang ditandai dengan peningkatan jumlah kasus dan penyebaran serta telah ditandai dengan peningkatan jumlah kasus dan penyebaran serta telah terjadi transmisi epidemiologi.

terjadi transmisi epidemiologi.

Orang yang paling berisiko tertular infeksi

Orang yang paling berisiko tertular infeksi COVID-19 ini adalah orang COVID-19 ini adalah orang  yang

 yang kontak kontak erat erat dengan dengan pasien pasien COVID-19 COVID-19 termasuk termasuk dokter dokter dan dan tenaga tenaga kesehatan lain yang memberikan asuhan medis dan asuhan pelayanan kesehatan lain yang memberikan asuhan medis dan asuhan pelayanan kesehatan lain di fasilitas pelayanan kesehatan. Orang yang terinfeksi kesehatan lain di fasilitas pelayanan kesehatan. Orang yang terinfeksi COVID-19 memiliki gejala yang beragam baik tanpa gejala/asimtomatis, COVID-19 memiliki gejala yang beragam baik tanpa gejala/asimtomatis, gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, dan kritis yang semuanya gejala ringan, gejala sedang, gejala berat, dan kritis yang semuanya membutuhkan pemeriksaan laboratorium NAAT termasuk RT-PCR atau membutuhkan pemeriksaan laboratorium NAAT termasuk RT-PCR atau rapid test 

rapid test  negatif untuk dinyatakan tidak terinfeksi COVID-19. Hubungan  negatif untuk dinyatakan tidak terinfeksi COVID-19. Hubungan tatap muka antara dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan tatap muka antara dokter sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan menjadi rawan terhadap pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan menjadi rawan terhadap penyebaran penyakit infeksi termasuk COVID-19, baik penyebaran dari penyebaran penyakit infeksi termasuk COVID-19, baik penyebaran dari pasien kepada dokter maupun penyebaran dari dokter yang sudah pasien kepada dokter maupun penyebaran dari dokter yang sudah terinfeksi sebelumnya sebagai kontak erat dengan pasien dengan kasus terinfeksi sebelumnya sebagai kontak erat dengan pasien dengan kasus  probable 

 probable  dan kasus konfirmasi kepada pasien lain. Untuk itu dibutuhkan  dan kasus konfirmasi kepada pasien lain. Untuk itu dibutuhkan

(7)

langkah-langkah dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran langkah-langkah dalam melakukan pencegahan terhadap penyebaran COVID-19, salah satunya dengan pembatasan pelayanan kesehatan COVID-19, salah satunya dengan pembatasan pelayanan kesehatan secara tatap muka melalui pemanfaatan teknologi informasi dan secara tatap muka melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa

komunikasi berupa telemedicine  telemedicine ..

Pada prinsipnya pasien terkonfirmasi COVID-19 yang tanpa gejala Pada prinsipnya pasien terkonfirmasi COVID-19 yang tanpa gejala dan gejala ringan tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Pasien dan gejala ringan tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Pasien harus menjalani isolasi selama 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan harus menjalani isolasi selama 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi atau sejak muncul gejala ditambah 3 (tiga) spesimen diagnosis konfirmasi atau sejak muncul gejala ditambah 3 (tiga) hari bebas gejala demam dan gangguan pernafasan. Isolasi dapat hari bebas gejala demam dan gangguan pernafasan. Isolasi dapat dilakukan baik secara isolasi mandiri di rumah maupun isolasi terpusat dilakukan baik secara isolasi mandiri di rumah maupun isolasi terpusat di fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah di fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- daerah, maupun swasta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Isolasi ini penting untuk mengurangi tingkat penularan yang undangan. Isolasi ini penting untuk mengurangi tingkat penularan yang terjadi di masyarakat. Pasien yang menjalani isolasi harus menjalankan terjadi di masyarakat. Pasien yang menjalani isolasi harus menjalankan aturan-aturan terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan aturan-aturan terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan dilakukan monitoring secara berkala baik secara luring melalui dilakukan monitoring secara berkala baik secara luring melalui kunjungan rumah maupun secara daring melalui

kunjungan rumah maupun secara daring melalui telemedicine  telemedicine . Pasien . Pasien COVID-19 sebaiknya diberikan informasi berisi hal-hal yang harus COVID-19 sebaiknya diberikan informasi berisi hal-hal yang harus diketahui dan dilaksanakan, pasien diminta melakukan pengukuran suhu diketahui dan dilaksanakan, pasien diminta melakukan pengukuran suhu tubuh sebanyak 2 (dua) kali sehari. Setelah 10 (sepuluh) hari pasien akan tubuh sebanyak 2 (dua) kali sehari. Setelah 10 (sepuluh) hari pasien akan kontrol ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdekat.

kontrol ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdekat.

Agar pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi Agar pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa

dan komunikasi berupa telemedicine  telemedicine   dan pemantauan pasien COVID-19   dan pemantauan pasien COVID-19  yang

 yang melakukan melakukan isolasi isolasi mandiri mandiri secara secara daring daring dapat dapat dilaksanakan dilaksanakan secara secara terstandar berdasarkan tata kelola klinis yang optimal dan efektif, terstandar berdasarkan tata kelola klinis yang optimal dan efektif, diperlukan suatu pedoman yang secara khusus mengatur terkait diperlukan suatu pedoman yang secara khusus mengatur terkait pelayanan

pelayanan telemedicine  telemedicine   pada masa pandemi COVID-19 dan pemantauan   pada masa pandemi COVID-19 dan pemantauan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri.

pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri.

B.

B.     Tujuan  Tujuan 1.

1.     Terselenggaranya  Terselenggaranya upaya upaya pencegahan pencegahan dan dan pengendalian pengendalian penyebaran penyebaran COVID-19 antara dokter dan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan COVID-19 antara dokter dan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berupa telemedicine.

telemedicine.  

2.

2.     Terlaksananya  Terlaksananya pemantauan pemantauan secara secara daring daring pada pada pasien pasien COVID-19 COVID-19  yang

 yang melakukan melakukan isolasi isolasi mandiri mandiri oleh oleh dokter dokter dan dan tenaga tenaga kesehatan kesehatan lain melalui

lain melalui telemedicine  telemedicine  yang optimal dan efektif.  yang optimal dan efektif.

(8)

3.

3.     Terkendalinya  Terkendalinya rujukan rujukan pasien pasien COVID-19 COVID-19 ke ke rumah rumah sakit, sakit, melalui melalui pencegahan perburukan kondisi kesehatan pasien COVID-19 yang pencegahan perburukan kondisi kesehatan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri.

melakukan isolasi mandiri.

C.

C.    Ruang Lingkup Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pelayanan

Ruang lingkup Pedoman Pelayanan Telemedicine  Telemedicine   Pada Masa Pandemi   Pada Masa Pandemi COVID-19 terdiri atas:

COVID-19 terdiri atas:

1.

1.    Penyelenggaraan pelayanan Penyelenggaraan pelayanan telemedicine  telemedicine   pada masa pandemi   pada masa pandemi COVID-19.

COVID-19.

2.

2.    Penyelenggaraan pemantauan secara daring kepada pasien COVID-19 Penyelenggaraan pemantauan secara daring kepada pasien COVID-19  yang menjalani isolasi mandiri.

 yang menjalani isolasi mandiri.

3.

3.    Pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan pengawasan.

(9)

BAB II BAB II

PENYELENGGARAAN PELAYANAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TELEMEDICINE  TELEMEDICINE    PADA MASA PANDEMI COVID-19

PADA MASA PANDEMI COVID-19

A.

A.    Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pelayanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Penyelenggara Pelayanan Telemedicine  Telemedicine    Fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara pelayanan

Fasilitas pelayanan kesehatan penyelenggara pelayanan telemedicine  telemedicine  pada  pada masa pandemi COVID-19, terdiri atas:

masa pandemi COVID-19, terdiri atas:

1.

1.    rumah sakit; rumah sakit;

2.

2.    puskesmas; puskesmas;

3.

3.    klinik; klinik;

4.

4.    praktik mandiri dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi praktik mandiri dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis;

spesialis;

5.

5.    laboratorium medis; dan laboratorium medis; dan 6.

6.    apotek. apotek.

Pelayanan kesehatan melalui

Pelayanan kesehatan melalui telemedicine  telemedicine   yang dilakukan oleh fasilitas   yang dilakukan oleh fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dapat menggunakan aplikasi yang telah pelayanan kesehatan tersebut dapat menggunakan aplikasi yang telah dikembangkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri atau dikembangkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan itu sendiri atau bekerjasama dengan aplikasi lain milik pemerintah atau swasta.

bekerjasama dengan aplikasi lain milik pemerintah atau swasta.

B.

B.    Kegiatan Pelayanan Kesehatan Melalui Kegiatan Pelayanan Kesehatan Melalui Telemedicine  Telemedicine    Pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan melalui

Pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan melalui telemedicine  telemedicine  meliputi:  meliputi:

1.

1.    Konsultasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Konsultasi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)

Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan merupakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kesehatan merupakan bentuk upaya promosi kesehatan untuk mencari informasi kesehatan bentuk upaya promosi kesehatan untuk mencari informasi kesehatan seputar gaya hidup sehat, diet, informasi olah raga dan kebugaran seputar gaya hidup sehat, diet, informasi olah raga dan kebugaran tubuh, informasi terkait COVID-19, dan informasi kesehatan lainnya.

tubuh, informasi terkait COVID-19, dan informasi kesehatan lainnya.

Pelayanan konsultasi KIE kesehatan tidak hanya dilakukan oleh Pelayanan konsultasi KIE kesehatan tidak hanya dilakukan oleh dokter saja, akan tetapi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan lain dokter saja, akan tetapi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan lain  yang kompeten sesuai dengan kewenangannya.

 yang kompeten sesuai dengan kewenangannya.

2.

2.    Konsultasi Klinis Konsultasi Klinis

Konsultasi klinis merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan Konsultasi klinis merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter melalui

oleh dokter melalui telemedicine  telemedicine  meliputi:  meliputi:

a.

a.    Anamnesa, mencakup keluhan utama, keluhan penyerta, Anamnesa, mencakup keluhan utama, keluhan penyerta, riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya atau riwayat penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya atau faktor risiko, informasi keluarga dan informasi terkait lainnya faktor risiko, informasi keluarga dan informasi terkait lainnya  yang

 yang ditanyakan ditanyakan oleh oleh dokter dokter kepada kepada pasien/keluarga pasien/keluarga secara secara daring.

daring.

(10)

b.

b.    Pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual. Pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual.

c.

c.    Pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil Pemberian anjuran/nasihat yang dibutuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik pemeriksaan penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik tertentu. Hasil pemeriksaan penunjang dapat dilakukan oleh tertentu. Hasil pemeriksaan penunjang dapat dilakukan oleh pasien dengan menggunakan modalitas/sumber daya yang pasien dengan menggunakan modalitas/sumber daya yang dimilikinya atau berdasarkan anjuran pemeriksaan penunjang dimilikinya atau berdasarkan anjuran pemeriksaan penunjang sebelumnya atas instruksi dokter. Anjuran/nasihat dapat sebelumnya atas instruksi dokter. Anjuran/nasihat dapat berupa pemeriksaan kesehatan lanjutan ke fasilitas pelayanan berupa pemeriksaan kesehatan lanjutan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

kesehatan.

d.

d.    Penegakan diagnosis, dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan Penegakan diagnosis, dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan  yang

 yang sebagian sebagian besar besar didapat didapat dari dari anamnesa, anamnesa, pemeriksaan pemeriksaan fisik fisik tertentu, atau pemeriksaan penunjang.

tertentu, atau pemeriksaan penunjang.

e.

e.    Penatalaksanaan Penatalaksanaan dan dan pengobatan pengobatan pasien, pasien, dilakukan dilakukan berdasarkan penegakan diagnosis yang meliputi berdasarkan penegakan diagnosis yang meliputi penatalaksanaan nonfarmakologi dan farmakologi, serta penatalaksanaan nonfarmakologi dan farmakologi, serta tindakan kedokteran terhadap pasien/keluarga sesuai tindakan kedokteran terhadap pasien/keluarga sesuai kebutuhan medis pasien. Dalam hal dibutuhkan tindakan kebutuhan medis pasien. Dalam hal dibutuhkan tindakan kedokteran atau penatalaksanaan lebih lanjut, pasien kedokteran atau penatalaksanaan lebih lanjut, pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke fasilitas disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke fasilitas pelayanan kesehatan.

pelayanan kesehatan.

f.

f.    Penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan kepada Penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan kepada pasien sesuai dengan diagnosis.

pasien sesuai dengan diagnosis.

1)

1)    Dokter yang menuliskan resep elektronik obat dan/atau Dokter yang menuliskan resep elektronik obat dan/atau alat kesehatan harus bertanggung jawab terhadap isi dan alat kesehatan harus bertanggung jawab terhadap isi dan dampak yang mungkin timbul dari obat yang ditulis dalam dampak yang mungkin timbul dari obat yang ditulis dalam resep elektronik. Penulisan resep elektronik dikecualikan resep elektronik. Penulisan resep elektronik dikecualikan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika, obat untuk obat golongan narkotika dan psikotropika, obat injeksi (kecuali insulin untuk penggunaan sendiri), dan injeksi (kecuali insulin untuk penggunaan sendiri), dan implan KB. Salinan resep elektronik harus disimpan dalam implan KB. Salinan resep elektronik harus disimpan dalam bentuk cetak dan/atau elektronik sebagai bagian dokumen bentuk cetak dan/atau elektronik sebagai bagian dokumen rekam medik.

rekam medik.

2)

2)    Peresepan elektronik obat dan/atau alat kesehatan dapat Peresepan elektronik obat dan/atau alat kesehatan dapat dilakukan secara tertutup atau secara terbuka, dengan dilakukan secara tertutup atau secara terbuka, dengan ketentuan:

ketentuan:

a)

a)    Peresepan elektronik secara tertutup dilakukan melalui Peresepan elektronik secara tertutup dilakukan melalui aplikasi dari dokter ke fasilitas pelayanan kefarmasian.

aplikasi dari dokter ke fasilitas pelayanan kefarmasian.

(11)

b)

b)    Peresepan elektronik secara terbuka dilakukan dengan Peresepan elektronik secara terbuka dilakukan dengan cara pemberian resep elektronik kepada pasien, cara pemberian resep elektronik kepada pasien, selanjutnya pasien menyerahkan resep kepada fasilitas selanjutnya pasien menyerahkan resep kepada fasilitas pelayanan kefarmasian. Peresepan elektronik secara pelayanan kefarmasian. Peresepan elektronik secara terbuka membutuhkan kode identifikasi resep terbuka membutuhkan kode identifikasi resep elektronik yang dapat diperiksa keaslian dan elektronik yang dapat diperiksa keaslian dan validitasnya oleh fasilitas pelayanan kefarmasian.

validitasnya oleh fasilitas pelayanan kefarmasian.

c)

c)    Resep elektronik digunakan hanya untuk 1 (satu) kali Resep elektronik digunakan hanya untuk 1 (satu) kali pelayanan resep/pengambilan sediaan farmasi, alat pelayanan resep/pengambilan sediaan farmasi, alat kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), dan/atau suplemen kesehatan dan tidak dapat diulang dan/atau suplemen kesehatan dan tidak dapat diulang (iter).

(iter).

g.

g.    Penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan Penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan lebih lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai hasil penatalaksanaan pasien.

kesehatan lainnya sesuai hasil penatalaksanaan pasien.

3.

3.   

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan salah satu kegiatan yang Pemeriksaan penunjang merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam rangka penegakan diagnosis dan/atau

dilakukan dalam rangka penegakan diagnosis dan/atau  follow  follow up  up    kondisi kesehatan pasien.

kondisi kesehatan pasien.

Pemeriksaan penunjang dilakukan melalui uji laboratorium yang Pemeriksaan penunjang dilakukan melalui uji laboratorium yang pelaksanaannya dapat menggunakan aplikasi milik laboratorium pelaksanaannya dapat menggunakan aplikasi milik laboratorium medis ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki medis ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki pelayanan laboratorium medis. Pemeriksaan laboratorium melalui pelayanan laboratorium medis. Pemeriksaan laboratorium melalui telemedicine 

telemedicine , baik atas permintaan dokter di fasilitas pelayanan , baik atas permintaan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan maupun atas permintaan pasien sendiri dengan cara kesehatan maupun atas permintaan pasien sendiri dengan cara pasien mengunjungi laboratorium medis atau fasilitas pelayanan pasien mengunjungi laboratorium medis atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki pelayanan laboratorium medis, atau kesehatan lainnya yang memiliki pelayanan laboratorium medis, atau petugas laboratorium medis yang melakukan kunjungan kepada petugas laboratorium medis yang melakukan kunjungan kepada pasien (

pasien (home visit  home visit ) untuk pengambilan sampel, mulai dari: ) untuk pengambilan sampel, mulai dari:

a.

a.    pendaftaran; pendaftaran;

b.

b.    penjadwalan pemeriksaan; dan penjadwalan pemeriksaan; dan c.

c.    penyelesaian hasil pemeriksaan beserta waktu pengambilannya. penyelesaian hasil pemeriksaan beserta waktu pengambilannya.

Dalam hal laboratorium medis dan fasilitas pelayanan kesehatan Dalam hal laboratorium medis dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memiliki pelayanan laboratorium medis melakukan lainnya yang memiliki pelayanan laboratorium medis melakukan pemeriksaan COVID-19 harus ditetapkan sebagai laboratorium pemeriksaan COVID-19 harus ditetapkan sebagai laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- pemeriksa COVID-19 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

undangan.

(12)

4.

4.    Pelayanan Telefarmasi Pelayanan Telefarmasi

Pelayanan telefarmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian Pelayanan telefarmasi di fasilitas pelayanan kefarmasian dilaksanakan dengan ketentuan:

dilaksanakan dengan ketentuan:

a.

a.    Pelayanan resep elektronik dilaksanakan oleh apoteker dengan Pelayanan resep elektronik dilaksanakan oleh apoteker dengan mengacu pada standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan mengacu pada standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b.

b.    Apoteker melakukan komunikasi dengan dokter penulis resep Apoteker melakukan komunikasi dengan dokter penulis resep untuk melakukan konfirmasi atau memberikan rekomendasi untuk melakukan konfirmasi atau memberikan rekomendasi  yang dapat menyebabkan perubahan pada resep elektronik.

 yang dapat menyebabkan perubahan pada resep elektronik.

c.

c.    Sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen Sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan yang disiapkan berdasarkan resep elektronik dapat kesehatan yang disiapkan berdasarkan resep elektronik dapat diserahkan kepada pasien/keluarga pasien di fasilitas pelayanan diserahkan kepada pasien/keluarga pasien di fasilitas pelayanan kefarmasian, atau melalui pengantaran sediaan farmasi, alat kefarmasian, atau melalui pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan.

kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan.

Ketentuan dalam pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, Ketentuan dalam pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan kepada pasien sebagai berikut:

BMHP, dan/atau suplemen kesehatan kepada pasien sebagai berikut:

a.

a.    Pengantaran dilakukan oleh petugas fasilitas pelayanan Pengantaran dilakukan oleh petugas fasilitas pelayanan kefarmasian atau melalui jasa pengantaran;

kefarmasian atau melalui jasa pengantaran;

b.

b.    Fasilitas pelayanan kefarmasian atau jasa pengantaran dalam Fasilitas pelayanan kefarmasian atau jasa pengantaran dalam melakukan pangantaran, harus:

melakukan pangantaran, harus:

1)

1)    menjamin keamanan dan mutu sediaan farmasi, alat menjamin keamanan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan yang kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan yang diantar;

diantar;

2)

2)    menjaga kerahasiaan pasien; menjaga kerahasiaan pasien;

3)

3)    mengantarkan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, mengantarkan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan dalam wadah yang tertutup dan/atau suplemen kesehatan dalam wadah yang tertutup dan tidak tembus pandang;

dan tidak tembus pandang;

4)

4)    memastikan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, memastikan sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan yang diantarkan sampai dan/atau suplemen kesehatan yang diantarkan sampai pada tujuan;

pada tujuan;

5)

5)    mendokumentasikan serah terima sediaan farmasi, alat mendokumentasikan serah terima sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan; dan

kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan; dan 6)

6)    pengantaran dilengkapi dengan dokumen pengantaran, dan pengantaran dilengkapi dengan dokumen pengantaran, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.

nomor telepon yang dapat dihubungi.

c.

c.    Apoteker wajib menyampaikan informasi sediaan farmasi, alat Apoteker wajib menyampaikan informasi sediaan farmasi, alat

kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan kepada pasien

kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan kepada pasien

secara tertulis dan/atau melalui sistem elektronik dan

secara tertulis dan/atau melalui sistem elektronik dan

(13)

melakukan konseling serta pemantauan penggunaan obat jika melakukan konseling serta pemantauan penggunaan obat jika diperlukan.

diperlukan.

d.

d.    Pasien yang telah menerima sediaan farmasi, alat kesehatan, Pasien yang telah menerima sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan harus menggunakan obat BMHP, dan/atau suplemen kesehatan harus menggunakan obat sesuai dengan resep dokter dan inf

sesuai dengan resep dokter dan informasi dari apoteker. ormasi dari apoteker.

(14)

BAB III BAB III

PENYELENGGARAAN PEMANTAUAN SECARA DARING PADA PASIEN PENYELENGGARAAN PEMANTAUAN SECARA DARING PADA PASIEN

COVID-19 YANG MELAKUKAN ISOLASI MANDIRI COVID-19 YANG MELAKUKAN ISOLASI MANDIRI

A.

A.    Kebijakan Isolasi Mandiri Kebijakan Isolasi Mandiri

Isolasi mandiri dilakukan setelah seseorang dinyatakan terkonfirmasi Isolasi mandiri dilakukan setelah seseorang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang datanya akan diinput ke dalam aplikasi

datanya akan diinput ke dalam aplikasi allrecord  allrecord --tc  tc -19 (NAR). -19 (NAR).

Berdasarkan data NAR tersebut, seseorang yang telah dinyatakan Berdasarkan data NAR tersebut, seseorang yang telah dinyatakan terkonfirmasi COVID-19 akan diinformasikan melalui aplikasi

terkonfirmasi COVID-19 akan diinformasikan melalui aplikasi Whats app  Whats app    dengan id

dengan id Kemenkes RI  Kemenkes RI   dengan centang hijau (+6281110500567) yang   dengan centang hijau (+6281110500567) yang berisikan sebagai berikut:

berisikan sebagai berikut:

a.

a.    anda telah terkonfimasi COVID-19, tetap tenang dan tidak perlu panik anda telah terkonfimasi COVID-19, tetap tenang dan tidak perlu panik serta lakukan isolasi mandiri; dan

serta lakukan isolasi mandiri; dan b.

b.    anda akan dilakukan pemantauan dan dalam masa pemantauan anda akan dilakukan pemantauan dan dalam masa pemantauan dapat melakukan konsultasi dan berobat melalui layanan

dapat melakukan konsultasi dan berobat melalui layanan telemedicine  telemedicine    (dapat disertai pilihan platform

(dapat disertai pilihan platform telemedicine  telemedicine   baik milik pemerintah   baik milik pemerintah maupun milik swasta yang sesuai dengan standar).

maupun milik swasta yang sesuai dengan standar).

Isolasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing atau Isolasi dapat dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing atau secara terpusat pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, secara terpusat pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta. Isolasi mandiri di rumah masing- pemerintah daerah, maupun swasta. Isolasi mandiri di rumah masing- masing dilakukan apabila terpenuhi syarat klinis dan syarat rumah masing dilakukan apabila terpenuhi syarat klinis dan syarat rumah sebagai tempat isolasi mandiri, yaitu:

sebagai tempat isolasi mandiri, yaitu:

1.

1.    Syarat klinis: Syarat klinis:

a.

a.    usia < 45 tahun; usia < 45 tahun;

b.

b.    tidak memiliki komorbid; dan tidak memiliki komorbid; dan c.

c.    tanpa gejala atau gejala ringan. tanpa gejala atau gejala ringan.

2.

2.    Syarat rumah: Syarat rumah:

a.

a.    dapat tinggal di kamar terpisah; dan dapat tinggal di kamar terpisah; dan b.

b.    ada kamar mandi di dalam rumah. ada kamar mandi di dalam rumah.

Isolasi terpusat dilakukan untuk kasus konfirmasi COVID-19 tanpa Isolasi terpusat dilakukan untuk kasus konfirmasi COVID-19 tanpa gejala dan gejala ringan yang tidak memenuhi syarat klinis dan syarat gejala dan gejala ringan yang tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah untuk melakukan isolasi mandiri. Isolasi terpusat dilakukan pada rumah untuk melakukan isolasi mandiri. Isolasi terpusat dilakukan pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta, yang dikoordinasikan oleh puskesmas dan dinas maupun swasta, yang dikoordinasikan oleh puskesmas dan dinas kesehatan.

kesehatan.

(15)

Pemantauan kondisi pasien selama masa isolasi mandiri dilakukan Pemantauan kondisi pasien selama masa isolasi mandiri dilakukan oleh dokter pada puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh dokter pada puskesmas atau Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) lainnya, dan

(FKTP) lainnya, dan tracer  tracer   di bawah koordinasi puskesmas. Pemantauan   di bawah koordinasi puskesmas. Pemantauan  juga

 juga dapat dapat dilakukan dilakukan melalui melalui layanan layanan telemedicine  telemedicine   yang diselenggarakan   yang diselenggarakan oleh platform

oleh platform telemedicine  telemedicine . Dalam kondisi terjadi peningkatan kasus . Dalam kondisi terjadi peningkatan kasus konfirmasi COVID-19, maka fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki konfirmasi COVID-19, maka fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki dokter dengan kompetensi dan kewenangan yang sesuai dapat melakukan dokter dengan kompetensi dan kewenangan yang sesuai dapat melakukan pemantauan terhadap pasien COVID-19 tanpa gejala dengan komorbid pemantauan terhadap pasien COVID-19 tanpa gejala dengan komorbid atau gejala ringan dengan komorbid, atau pasien COVID-19 gejala sedang atau gejala ringan dengan komorbid, atau pasien COVID-19 gejala sedang  yang

 yang mendapatkan mendapatkan terapi terapi berdasarkan berdasarkan kebutuhan kebutuhan medis medis pasien pasien yang yang melakukan iso

melakukan isolasi mandiri lasi mandiri. . Jika Jika selama pemantauan selama pemantauan terjadi terjadi perburukan perburukan gejala, maka pasien dirujuk atau pasien diberikan surat rujukan ke gejala, maka pasien dirujuk atau pasien diberikan surat rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pemantauan kondisi rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pemantauan kondisi kesehatan pasien selama masa isolasi terpusat dilakukan di bawah kesehatan pasien selama masa isolasi terpusat dilakukan di bawah koordinasi dinas kesehatan dan puskemas setempat.

koordinasi dinas kesehatan dan puskemas setempat.

Selama proses pemantauan disarankan dilakukan pemeriksaan Selama proses pemantauan disarankan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang mencakup tekanan darah, suhu, laju nadi, laju tanda-tanda vital yang mencakup tekanan darah, suhu, laju nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen. Pemantauan dapat dilakukan secara pernapasan, dan saturasi oksigen. Pemantauan dapat dilakukan secara luring maupun secara daring.

luring maupun secara daring.

Kriteria pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri:

Kriteria pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri:

a.

a.    Pasien COVID-19 tanpa gejala/asimtomatis Pasien COVID-19 tanpa gejala/asimtomatis

Kondisi ini merupakan kondisi dimana tidak ditemukan gejala klinis, Kondisi ini merupakan kondisi dimana tidak ditemukan gejala klinis, dengan:

dengan:

1)

1)    frekuensi napas 12-20 kali permenit frekuensi napas 12-20 kali permenit 2)

2)    saturasi saturasi

≥ 95%≥ 95%

  

b.

b.    Pasien COVID-19 gejala ringan Pasien COVID-19 gejala ringan 1)

1)    demam, demam, batuk batuk (umumnya (umumnya batuk batuk kering kering ringan), ringan), fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan fatigue/kelelahan ringan, anoreksia, sakit kepala, kehilangan indra penciuman/anosmia, kehilangan indra indra penciuman/anosmia, kehilangan indra pengecapan/ageusia, myalgia dan nyeri tulang, nyeri pengecapan/ageusia, myalgia dan nyeri tulang, nyeri tenggorokan, pilek dan bersin, mual muntah, nyeri perut, diare, tenggorokan, pilek dan bersin, mual muntah, nyeri perut, diare, konjungtivitis, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada konjungtivitis, kemerahan pada kulit/perubahan warna pada  jari-jari kaki

 jari-jari kaki 2)

2)    frekuensi napas 12-20 kali permenit frekuensi napas 12-20 kali permenit 3)

3)   

saturasi ≥ 95%saturasi ≥ 95%

  

(16)

Kriteria pasien COVID-19 yang dinyatakan selesai isolasi dan sembuh Kriteria pasien COVID-19 yang dinyatakan selesai isolasi dan sembuh::

1.

1.    Pada kasus terkonfirmasi yang tidak bergejala/asimtomatik, isolasi Pada kasus terkonfirmasi yang tidak bergejala/asimtomatik, isolasi dilakukan selama minimal 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan dilakukan selama minimal 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.

spesimen diagnosis konfirmasi.

2.

2.    Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala, isolasi dilakukan selama 10 Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala, isolasi dilakukan selama 10 (sepuluh) hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang- (sepuluh) hari sejak muncul gejala ditambah dengan sekurang- kurangnya 3 (tiga) hari bebas gejala demam dan gangguan kurangnya 3 (tiga) hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan. Dengan demikian untuk kasus-kasus yang mengalami pernapasan. Dengan demikian untuk kasus-kasus yang mengalami gejala selama 10 (sepuluh) hari atau kurang harus menjalani isolasi gejala selama 10 (sepuluh) hari atau kurang harus menjalani isolasi selama 13 (tiga belas) hari. Dalam hal masih terdapat gejala setelah selama 13 (tiga belas) hari. Dalam hal masih terdapat gejala setelah hari ke 10 (sepuluh), maka isolasi mandiri masih tetap dilanjutkan hari ke 10 (sepuluh), maka isolasi mandiri masih tetap dilanjutkan sampai dengan hilangnya gejala tersebut ditambah 3 (tiga) hari.

sampai dengan hilangnya gejala tersebut ditambah 3 (tiga) hari.

B.

B.    Kegiatan Pemantauan Secara Daring Melalui Kegiatan Pemantauan Secara Daring Melalui Telemedicine  Telemedicine    Kegiatan pemantauan secara daring melalui

Kegiatan pemantauan secara daring melalui telemedicine  telemedicine  pada pasien  pada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri meliputi:

COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri meliputi:

1.

1.    Pemantauan harian paling sedikit 2 (dua) kali dalam sehari melalui Pemantauan harian paling sedikit 2 (dua) kali dalam sehari melalui chatting 

chatting   dan   dan video call  video call . Dalam melakukan pemantauan tersebut . Dalam melakukan pemantauan tersebut dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dapat mencakup dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital yang dapat mencakup tekanan darah, suhu, laju nadi, laju pernapasan, dan saturasi tekanan darah, suhu, laju nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen.

oksigen.

2.

2.    Pemberian edukasi terkait COVID-19 terhadap pasien, lingkungan Pemberian edukasi terkait COVID-19 terhadap pasien, lingkungan dan keluarga.

dan keluarga.

3.

3.    Peresepan obat tambahan secara elektronik apabila ada gejala baru. Peresepan obat tambahan secara elektronik apabila ada gejala baru.

4.

4.    Penanganan komorbid sementara, apabila pasien baru mengetahui Penanganan komorbid sementara, apabila pasien baru mengetahui adanya penyakit komorbid atau penyakit komorbid terkontrol adanya penyakit komorbid atau penyakit komorbid terkontrol menjadi tidak terkendali saat dilakukan isolasi mandiri.

menjadi tidak terkendali saat dilakukan isolasi mandiri.

5.

5.    Pembuatan surat rujukan dan koordinasi apabila terjadi perburukan. Pembuatan surat rujukan dan koordinasi apabila terjadi perburukan.

6.

6.    Pembuatan surat keterangan selesai isolasi. Pembuatan surat keterangan selesai isolasi.

Selain dilakukan untuk pasien COVID-19 yang melakukan isolasi Selain dilakukan untuk pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri, pemantauan secara daring melalui

mandiri, pemantauan secara daring melalui telemedicine  telemedicine  dapat dilakukan  dapat dilakukan terhadap pasien COVID-19 yang melakukan isolasi terpusat pada fasilitas terhadap pasien COVID-19 yang melakukan isolasi terpusat pada fasilitas publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun publik yang dipersiapkan pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun swasta yang tidak memiliki sumber daya kesehatan yang memadai swasta yang tidak memiliki sumber daya kesehatan yang memadai terutama dokter.

terutama dokter.

(17)

Alur pemantauan pelayanan

Alur pemantauan pelayanan telemedicine  telemedicine   secara daring melalui   secara daring melalui platform yang disediakan oleh pemerintah atau swasta pada pasien platform yang disediakan oleh pemerintah atau swasta pada pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri:

COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri:

1.

1.    Pasien COVID-19 yang akan melakukan isolasi mandiri dapat Pasien COVID-19 yang akan melakukan isolasi mandiri dapat memilih salah satu platform dari data platform yang disampaikan memilih salah satu platform dari data platform yang disampaikan pada notifikasi pemerintah (melalui

pada notifikasi pemerintah (melalui Whats App  Whats App ). ).

2.

2.    Setelah menghubungi platform, pasien COVID-19 dapat melakukan Setelah menghubungi platform, pasien COVID-19 dapat melakukan konsultasi dengan dokter seputar gejala klinis yang ada, kemudian konsultasi dengan dokter seputar gejala klinis yang ada, kemudian dokter akan memberikan resep elektronik dalam bentuk PDF kepada dokter akan memberikan resep elektronik dalam bentuk PDF kepada pasien, selanjutnya pasien menyampaikan kepada fasilitas pelayanan pasien, selanjutnya pasien menyampaikan kepada fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan, untuk kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan, untuk menyiapkan obat yang dibutuhkan. Dalam hal pasien telah menyiapkan obat yang dibutuhkan. Dalam hal pasien telah mendapatkan obat dari fasilitas pelayanan kesehatan, pasien harus mendapatkan obat dari fasilitas pelayanan kesehatan, pasien harus menyampaikan kepada dokter pada saat konsultasi melalui menyampaikan kepada dokter pada saat konsultasi melalui telemedicine 

telemedicine ..

3.

3.    Resep elektronik hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali Resep elektronik hanya dapat digunakan untuk 1 (satu) kali pengambilan sediaan farmasi.

pengambilan sediaan farmasi.

4.

4.    Apoteker pada fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker pada fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan yang menerima notifikasi resep elektronik Kementerian Kesehatan yang menerima notifikasi resep elektronik dari dokter, harus menyampaikan informasi sediaan farmasi kepada dari dokter, harus menyampaikan informasi sediaan farmasi kepada pasien COVID-19 dan sediaan farmasi yang diresepkan akan pasien COVID-19 dan sediaan farmasi yang diresepkan akan disiapkan untuk segera diantar.

disiapkan untuk segera diantar.

5.

5.    Pengantaran Pengantaran sediaan sediaan farmasi farmasi harus harus memenuhi memenuhi ketentuan ketentuan pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau pengantaran sediaan farmasi, alat kesehatan, BMHP, dan/atau suplemen kesehatan dalam resep elektronik secara tertutup suplemen kesehatan dalam resep elektronik secara tertutup sebagaimana ketentuan Bab II.

sebagaimana ketentuan Bab II.

Hasil kegiatan pemantauan dicatat dan dilaporkan kepada Hasil kegiatan pemantauan dicatat dan dilaporkan kepada puskesmas setempat dimana tempat pasien melakukan isolasi mandiri.

puskesmas setempat dimana tempat pasien melakukan isolasi mandiri.

Dalam kondisi perburukan maka pasien harus segera dirujuk secara Dalam kondisi perburukan maka pasien harus segera dirujuk secara online 

online   melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) milik Kementerian   melalui Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE) milik Kementerian Kesehatan. Dalam hal tidak dimungkinkan rujukan melalui SISRUTE, Kesehatan. Dalam hal tidak dimungkinkan rujukan melalui SISRUTE, maka pasien dirujuk atau pasien diberikan surat rujukan ke rumah sakit maka pasien dirujuk atau pasien diberikan surat rujukan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Selanjutnya pasien yang dirujuk tersebut untuk mendapatkan perawatan. Selanjutnya pasien yang dirujuk tersebut dilaporkan ke puskesmas setempat.

dilaporkan ke puskesmas setempat.

(18)

Alur Pelayanan Kesehatan bagi Pasien COVID-19 yang Melakukan Isolasi Alur Pelayanan Kesehatan bagi Pasien COVID-19 yang Melakukan Isolasi

Mandiri Melalui Platform

Mandiri Melalui Platform Telemedicine  Telemedicine  yang Disediakan oleh Pemerintah  yang Disediakan oleh Pemerintah atau Swasta:

atau Swasta:   

C.

C.     Tata Kelola Klinis  Tata Kelola Klinis 1.

1.     Tanpa Gejala  Tanpa Gejala a.

a.    Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk Bila terdapat penyakit penyerta/komorbid, dianjurkan untuk tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila tetap melanjutkan pengobatan yang rutin dikonsumsi. Apabila pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan pasien rutin meminum terapi obat antihipertensi dengan golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker golongan obat ACE-inhibitor dan Angiotensin Reseptor Blocker perlu berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau perlu berkonsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam atau dokter spesialis jantung. Saat ini konsultasi penyakit dokter spesialis jantung. Saat ini konsultasi penyakit penyerta/komorbid dapat dilakukan melalui aplikasi Temenin penyerta/komorbid dapat dilakukan melalui aplikasi Temenin ((Telemedicine  Telemedicine  Indonesia) atau aplikasi lain.  Indonesia) atau aplikasi lain.

b.

b.    Vitamin, dengan pilihan: Vitamin, dengan pilihan:

1)

1)    tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari);

hari);

2)

2)    tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari); 30 hari);

3)

3)    vitamin C 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari); atau vitamin C 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari); atau 4)

4)    multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink. multivitamin yang mengandung vitamin C,B, E, Zink.

c.

c.    Vitamin D: Vitamin D:

1)

1)    suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup).

hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup).

(19)

2)

2)    obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU).

IU dan tablet kunyah 5000 IU).

2.

2.    Dengan Gejala Dengan Gejala a.

a.    Vitamin dengan pilihan: Vitamin dengan pilihan:

1)

1)    tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 tablet vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari);

hari);

2)

2)    tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral (selama 30 hari); 30 hari);

3)

3)    vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 vitamin C 1-2 tablet /24 jam (selama 30 hari); atau hari); atau 4)

4)    multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, zink. multivitamin yang mengandung vitamin C, B, E, zink.

b.

b.    Vitamin D: Vitamin D:

1)

1)    suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk suplemen: 400 IU-1000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet tablet, kapsul, tablet effervescent, tablet kunyah, tablet hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup).

hisap, kapsul lunak, serbuk, sirup).

2)

2)    obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 obat: 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah 5000 IU).

IU dan tablet kunyah 5000 IU).

c.

c.    Azithromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari. Azithromisin 1 x 500 mg perhari selama 5 hari.

d.

d.    Antivirus: Antivirus:

1)

1)    Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5- 7 hari Oseltamivir (Tamiflu) 75 mg/12 jam/oral selama 5- 7 hari (terutama bila diduga ada infeksi influenza); atau

(terutama bila diduga ada infeksi influenza); atau 2)

2)    Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 Favipiravir (Avigan sediaan 200 mg) loading dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari mg/12 jam/oral hari ke-1 dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5).

ke 2-5).

e.

e.    Pengobatan simtomatis diantaranya parasetamol bila demam. Pengobatan simtomatis diantaranya parasetamol bila demam.

f.

f.    Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada. Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada.

Ketentuan mengenai tata kelola klinis dapat berkembang menyesuaikan Ketentuan mengenai tata kelola klinis dapat berkembang menyesuaikan dengan pedoman tata laksana COVID-19 yang berlaku.

dengan pedoman tata laksana COVID-19 yang berlaku.

D.

D.     Tenaga  Tenaga Kesehatan Kesehatan yang yang Melakukan Melakukan Pemantauan Pemantauan Isolasi Isolasi Mandiri Mandiri melalui melalui Telemedicine 

Telemedicine     Tenaga

 Tenaga kesehatan kesehatan yang yang melakukan melakukan pemantauan pemantauan isolasi isolasi mandiri mandiri merupakan dokter/dokter spesialis atau tenaga kesehatan lain yang merupakan dokter/dokter spesialis atau tenaga kesehatan lain yang ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan.

ditetapkan oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan.

E.

E.    Aplikasi Aplikasi Aplikasi

Aplikasi telemedicine  telemedicine   yang digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan   yang digunakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan

dalam melakukan pemantauan secara daring pada pasien COVID-19 yang

dalam melakukan pemantauan secara daring pada pasien COVID-19 yang

melakukan isolasi mandiri berupa aplikasi milik pemerintah atau aplikasi

melakukan isolasi mandiri berupa aplikasi milik pemerintah atau aplikasi

(20)

milik swasta yang teregistrasi dan sesuai dengan standar, sesuai dengan milik swasta yang teregistrasi dan sesuai dengan standar, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ketentuan peraturan perundang-undangan.

F.

F.    Pembiayaan Pembiayaan

Pembiayaan pemantauan secara daring melalui

Pembiayaan pemantauan secara daring melalui telemedicine  telemedicine   terhadap   terhadap pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri meliputi biaya pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri meliputi biaya konsultasi dan pemantauan, dan biaya pelayanan obat-obatan. Biaya konsultasi dan pemantauan, dan biaya pelayanan obat-obatan. Biaya konsultasi dan pemantauan tidak diberikan penggantian, sedangkan konsultasi dan pemantauan tidak diberikan penggantian, sedangkan biaya pelayanan obat-obatan diberikan penggantian yang dibebankan biaya pelayanan obat-obatan diberikan penggantian yang dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan fasilitas perjanjian kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan dan pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(21)

BAB IV BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pedoman pelayanan Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pedoman pelayanan telemedicine 

telemedicine   pada masa pandemi COVID-19 dilakukan oleh Kementerian   pada masa pandemi COVID-19 dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dan dinas kesehatan daerah Kesehatan, dinas kesehatan daerah provinsi, dan dinas kesehatan daerah kabupaten/kota berdasarkan kewenangan masing-masing sesuai dengan kabupaten/kota berdasarkan kewenangan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pembinaan dan pengawasan dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pembinaan dan pengawasan dilakukan dalam rangka pelaksanaan pemantauan jarak jauh melalui

pemantauan jarak jauh melalui telemedicine  telemedicine   pada pasien COVID-19 yang   pada pasien COVID-19 yang bermutu dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga dapat bermutu dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga dapat mengendalikan lonjakan kasus konfirmasi yang harus mendapatkan mengendalikan lonjakan kasus konfirmasi yang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

perawatan di rumah sakit.

(22)

BAB V BAB V PENUTUP PENUTUP

Dengan disusunnya pedoman pelayanan

Dengan disusunnya pedoman pelayanan telemedicine  telemedicine  pada masa pandemi  pada masa pandemi COVID-19 ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan antara dokter COVID-19 ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan antara dokter dengan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan dan pasien COVID-19 yang dengan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan dan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang melakukan isolasi mandiri tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal dengan tetap memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan optimal dengan tetap memperhatikan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

pasien.

MENTERI KESEHATAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ttd.

BUDI G. SADIKIN

BUDI G. SADIKIN

Referensi

Dokumen terkait

Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar.. Ketelitian

Pada masa pandemi COVID-19 beberapa platfrom aplikasi telemedicine sudah tergabung dalam ATENSI (Aliansi Telemedik Indonesia) yang telah menjalin kerja sama

Beberapa pendekatan yang akan digunakan pada genetic algorithm untuk melakukan segmentasi dokumen ini diantaranya adalah optimisasi internal cohesion, optimisasi

Perbedaan dari penelitian ini adalah peneliti membandingkan telemedicine dengan non- telemedicine untuk mengukur kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan yang

Jaminan Kesehatan Warganegara Dalam Pilkada Serentak di Masa Pandemi Covid-19; Perlindungan Hak Asasi Manusia Oleh Pemerintah Pada Masa Pandemi Covid-19; Reformasi Layanan

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/vidio yang disajikan dan akan dijawab

1) Penularan COVID-19 terutama melalui droplet yang dilepaskan saat orang yang sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2 batuk atau berbicara, dan aerosol yang diproduksi

Pria yang tidak merokok juga memiliki kualitas hidup yang lebih baik. dibandingkan