• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI. Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Dasar Basis data 2.1.1 Definisi Data

Data merupakan fakta mentah mengenai orang, tempat, kejadian (event) dan hal-hal yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.(Whitten&Bentley&Dittman,2004). Data bertindak sebagai jembatan penghubung antara komponen mesin dan manusia(Connolly&Begg,2002,p19).

Menurut Elmasri dan Navathe(1994,p2), data merupakan fakta-fakta yang telah diketahui untuk dapat disimpan dan yang mempunyai arti yang mutlak atau selengkapnya.

2.1.1.1 Hierarki Data

Menurut Mcleod(2001,p250), hierarki data adalah : 1. File

File adalah suatu kumpulan catatan data yang berhubungan dengan suatu subjek tertentu. Semua catatan yang sejenis disusun menjadi satu file.

2. Catatan (record)

Sebuah record terdiri dari semua elemen data yang berhubungan dengan suatu objek atau kegiatan tertentu.

3. Elemen data

Elemen data (data element) adalah suatu unit data terkecil dan tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang berarti.

(2)

2.1.2 Definisi Basis Data

Basis data adalah kumpulan data logikal yang saling berhubungan dan merupakan deskripsi dari data tersebut, yang didisain untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan perusahaan(Connolly&Begg,2002,p14). Selain itu basis data merupakan sebuah media yang besar untuk menyimpan data yang dapat digunakan secara bersamaan oleh berbagai departemen dan pengguna.

Basis data dapat dianggap sebagai satu set file yang saling berelasi(Whitten&Bentley&Dittman,2004,p522). Saling berelasi artinya record-record pada satu file dapat diasosiasikan atau dihubungkan dengan record-record-record-record yang pada sebuah file yang berbeda.

Secara garis besar basis data merupakan suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer, sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya(Marlinda,2004,p1).

Menurut Mcleod (2001,p258), tujuan utama dari konsep basis data adalah meminimumkan pengulangan data dan mencapai independensi data. Pengulangan data (data redudancy) adalah duplikasi data yang berarti data yang sama disimpan dalam beberapa file. Independensi data adalah kemampuan untuk membuat perubahan dalam struktur data tanpa membuat perubahan pada program yang memproses data.

Sedangkan pengertian basis data menurut Date(1990,p10), adalah suatu koleksi atau kumpulan data yang persisten digunakan oleh sistem aplikasi dari suatu perusahaan. Yang dimaksud dengan persisten adalah data yang berbeda Stu dengan

(3)

yang lainnya dan biasanya merupakan data yang bersifat sementara. Sedangkan pengertian basis data menurut Jogiyanto(1990,p13), basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan peangkat lunak untuk memanipulasinya.

Keuntungan dari basis data menurut Date(2005,p15), adalah : 1. Compactness

2. Kecepatan (speed)

3. Mengurangi pekerjaan (less drudgery) 4. Currency

2.1.2.1 Database Management System (DBMS)

Sistem database manajeman atau DBMS adalah sebuah piranti lunak yang digunakan sebagai perantara antara program aplikasi dan sistem oprerasi dan memperluas kemampuan sistem operasi untuk mengorganisir data(Valacich&George&Hoffer,1999,p666).

Menurut Connolly&Begg DBMS adalah sebuah piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara, dan mengontrol akses ke basis data. DBMS merupakan piranti lunak yang berinteraksi dengan pengguna program aplikasi dengan basis data.

Sedangkan menurut Marlinda(2004,p6) DBMS merupakan program untuk mengelola kumpulan file yang saling berkaitan. Basis data adalah kumplan datanya, sedang pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

(4)

2.1.2.1.1 Komponen DBMS

Menurut Connolly&Begg(2002,p18), terdapat 5 komponen utama yang terdapat dalam lingkungan DBMS, yaitu :

a. Perangkat Keras

Perangkat keras dapat berupa sebuah personal komputer, single mainframe, hingga jaringan komputer. Perangkat keras yang digunakan tergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang digunakan. Beberapa DBMS hanya dapat berjalan pada perangkat keras atau sistem opeasi tertentu.

b. Perangkat Lunak

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program aplikasi bersama dengan sistem operasi termasuk perangkat lunak jaringan.

c. Data

Data merupakan komponen terpenting dari DBMS, teutama dari sudut pandang end-user. Data merupakan penghubung antara komponen mesin dan komponen manusia. Basis data memiliki data operasional dan meta-data (deskripsi dari meta-data, disebut juga kamus meta-data atau sistem katalog). d. Prosedur (Procedure)

Prosedur mengacu pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan yang mengatur desain dan penggunaan dari basis data. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis data memerlukan dokumentasi prosedur (documented procedures) mengenai cara untuk menggunakan atau menjalankan program.

(5)

e. Pengguna

Komponen terakhir adalah pengguna yang terlibat dalam sistem.

Dalam DBMS terdapat 4 tipe pengguna, yaitu : 1. Data and Data Administrators

Data Administrators (DA) bertanggung jawab atas pengaturan sumber data termasuk perencanaan basis data, pengembangan dan pemeliharaan standar, aturan dan prosedur, dan konseptual/logikal desain basis data. Database Administrator (DBA) bertanggung jawab atas realisasi fisikal dari basis data, termasuk desain basis data dan implementasi, keamanan dan integritas kontrol, pemeliharaan dari sistem opeasional, dan menjamin performa dari aplikasi yang dapat memuaskan pengguna.

2. Perancangan Basis Data (Database Design) Ada 2 tipe dari database design , yaitu : i. Logical Database Design

Logical Database Desigr mengarah pada identifikasi data (entitas dan atribut), hubungan antar data, dan batasan-batasan (constrait) data yang akan disimpan dalam basis data.

ii. Physical Database Design

Physical Database Design menentukan bagaimana desain logikal dari basis data untuk direalisasikan dalam bentuk fisikal.

3. Pengembangan Aplikasi (Application Development)

Pengembang aplikasi bertanggung jawab untuk mengimplementasikan aplikasi program yang memenuhi kebutuhan end-user.

(6)

4. End-User

End-User merupakan ‘klien’ dari basis data yang telah didesain, diimplementasikan, dan sipelihara untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan. End-User dapat diklarifikasikan berdasarkan cara menggunakan sistem, yaitu :

i. Naive user

Naive user adalah pengguna yang tidak mengerti mengenai basis data dan DBMS. Naive user menggunakan basis data dengan memasukkan perintah sederhana atau menghindari menu.

ii. Shopisticated user

Shopisticated user adalah pengguna yang sudah mengerti mengenai basis data dan DBMS. Shopisticated user menggunakan high-level query language seperti SQL untuk menampilkan kebutuhan operasi.

2.1.2.1.2 Keuntungan dan Kerugian DBMS

Keuntungan DBMS menurut Connolly dan Begg(2002,p25) : 1. Penggunaan data bersama (sharing of data)

2. Mengurangi kelengkapan data

3. Menghindari ketidak konsistenan data 4. Integritas data terpelihara

5. Keamanan terjamin

6. Penyimpanan data dalam jumlah yang besa 7. Penetapan stadarisasi

(7)

9. Layanan Back Up dan Recovery semakin baik

Kerugian DBMS menurut Connolly dan Begg (2002,p29) : 1. Rumit

Karena penetapan fungsi dari DBMS yang baik, menyebabkan DBMS menjadi software yang cukup rumit. Sehingga user harus mengetahui fungsi-fungsi yang ada dengan baik, sehingga dapat memperoleh manfaatnya.

2. Ukuran

Kerumitan dan banyaknya fungsi yang ada menyebabkan DBMS memerlukan banyak software pendukung yang mengakibatkan penambahan tempat penyimpanan memori.

3. Biaya DBMS

4. Biaya tambahan hardware 5. Biaya konversi

6. Penampilan (performance)

Pada dasarnya DBMS dibuat untuk menyediakan banyak aplikasi, akibatnya mungkin beberapa aplikasi lain akan berjalan tidak seperti biasanya.

7. Dampak yang tinggi dari kegagalan

Karena sistem yang tepusat, jika seluruh pengguna dan aplikasi terakses dari DBMS maka kerusakan pada bagian manapun dari sistem akan menyebabkan operasi terhenti.

(8)

2.1.2.1.3 Karakteristik dari DBMS dan Basis Data

Menurut Atzeni (2003,p4), DBMS dan basis data memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Basis data dapat berukuran besar

Basis data dapat mengandung ribuan hingga jutaan bytes, secara umum, lebih besar daripada memori utama yang tersedia. Sebagai hasilnya, DBMS harus mengatur data dalam secondary memory.

b. Basis data dapat digunakan bersama-sama

Berbagai aplikasi dan user harus bisa mendapatkan akses ke data yang bersifat umum.

c. Database are persistent

Basis data memiliki waktu hidup yang tidak terbatas untuk menjalankan sebuah program yang digunakan.

d. DBMSs ensure reliability

Kapasitas dari sistem berguna untuk melestarikan isi dari basis data. Dalam kasus ini kegagalan perangkat keras dan lunak.

e. DBMS menjamin kerahasiaan data

Setiap user yang mengatur dengan menggunakan user name yang spesifik, pengguna tersebut dapat mengakses ke DBMS.

f. DBMS memperhatikan keefisienan

Kapasitas untuk membawa dengan menggunakan operasional yang sesuai dengan sumbernya untuk setiap user.

(9)

g. DBMS meningkatkan keefektifan

Kapasitas dari basis data dapat membuat aktifitas user lebih produktif disetiap waktu.

2.1.2.1.4 Fungsi-fungsi dari DBMS

Menurut Codd(1982), DBMS memiliki beberapa fungsi sebagai berikut : a. Data storage, retreival, and update

Sebuah DBMS harus dapat melayani pengguna dengan kemampuan untuk menyimpan, mengambil, dan meng-update data dalam basis data. b. User accessible catalog

Sebuah DBMS harus dapatmenyediakan sebuah katalog yang mendeskripsikan data yang dapat disimpan dan yang dapat diakses oleh user.

c. Mendukung transaksi

Sebuah DBMS harus melayani mekanisme transaksi yang dilakukan oleh pengguna atau aplikasi dalam mengakses dan mengubah isi dari basis data.

d. Concurrency control service

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa basis data di-update dengan benar ketika multiple user meng-update basis data secara bersamaan.

e. Pelayanan recovery

Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk perbaikan basis data pada saat kejadian yang memungkinkan basis data menjadi rusak.

(10)

f. Authorization service

Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa hanya pengguna yang memiliki hak untuk mengakses basis data. g. Mendukung komunikasi data

Sebuah DBMS harus berintegrasi dengan komunikasi perangkat luanak.

2.1.2.1.5 Multi User DBMS Architectures 2.1.2.1.5.1 Teleprocessing

Teleprocessing adalah sebuah arsitektur tradisional untuk sistem multi-user, dimana sebuah CPU terhubung dengan beberapa workstation.

Berikut adalah topologi dari teleprocessing :

(11)

2.1.2.1.5.2 File Server

File-server dihubungkan dengan beberapa workstation melalui jaringan (network). Basis data diletakkan pada file-server, DBMS dan aplikasi dijalankan pada masing-masing workstation.

Namun file-server memiliki beberapa kerugian sebagai beikut : 1. Jaringan yang padat

2. Diperlukan copy DBMS pada setiap workstation

3. kontrol concurrency, recovery, dan integrity yang lebih rumit. Arsitektur dari file-server adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2 File-server Architecture (Sumber : Connolly,2002,p57)

2.1.2.1.5.3 Client Server

Client-server adalah sebuah server yang menangani basis data dan DBMS. Client mengatur user interface dan menjalankan aplikasi.

LAN

Workstation 1 Workstation 3

Workstation 2

File server Database Request for data Files returned

(12)

Beberapa keuntungan dari client-server : 1. Akses yang lebih luas terhadap basis data 2. Dapat meningkakan performa

3. Mengurangi biaya untuk perangkat keras 4. Mengurangi biaya untuk komunikasi 5. Dapat meningkatkan konsistensi

Arsitektur dari client-server adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 Client-server Architecture (Sumber : Connolly,2002,p58)

2.1.2.2 Database Language

2.1.2.2.1 Data Definition Language (DDL)

Data Definition Language (DDL) merupakan sebuah bahasa yang memungkinkan DBA maupun pengguna untuk menggambarkan dan menamai entity, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan pada aplikasi bersamaan dengan beberapa associated integrity dan batasan keamanan(Connolly,2004,p40).

LAN Client 1 Client 3 Client 2 Server (with DBMS) Database Request for data Selected data

(13)

Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang disebut Kamus Data (data dictionary).

Menurut McLeod(1998,p308), Kamus Data adalah suatu penjelasan tertulis mengenai data yang berada di dalam basis data.

Beberapa statement DDL(Connolly,2002,p167) : 1. Create table

Untuk membuat tabel dengan mengidentifikasikan tipe data untuk tiap kolom.

2. Alter table

Untuk menambah atau membuang kolom dan constraint. 3. Drop table

untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang terkait di dalamnya.

4. Create index

Untuk membuat index pada suatu tabel. 5. Drop index

Untuk membuang atau menghapus index yang telah dibuat sebelumnya.

2.1.2.2.2 Data Manipulation Language (DML)

Menurut Connolly(2002,p41), DML (Data Manipulatio Language) adalah suatu bahasa yang menyediakan kumpulan operasi yang akan diinginkan untuk mendukung operasi manipulasi data utama pada data yang diperoleh dalam

(14)

basis data. Operasi dasar manipulasi data pada data yang ada di dalam basis data, yaitu :

1. Penyisipan data baru kedalam basis data(insertion).

2. Mengubah atau modifikasi data yang disimpan di dalam basis data (modify).

3. Pemanggilan data yang ada di dalam basis data (retrieve). 4. Menghapus data dari basis data (delete).

Menurut Connolly(2002,p41-42), kita dapat membedakan DML menjadi 2 tipe yang berbeda, yaitu :

a. Procedural DML

Procedural DML adalah suatu bahasa yang memungkinkan pengguna (umumnya programmer) untuk memberi instruksi ke sistem mengenai data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pemanggilannya (retrieve). Artinya pengguna harus menjelaskan operasi pengaksesan data yang akan digunakan dengan menggunakan prosedur yang ada untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

b. Non-Procedural DML

Non-Procedural DML adalah bahasa yang memungkinkan pengguna untuk menentukan data apa yang dibutuhkan dengan menyebutkan spesifikasinya tanpa men-spesifikasikan bagaimana cara mendapatkannya.

(15)

2.1.2.2.3 Fourth Generation Language (4GL)

Bahasa yang lebih dekat dengan bahasa manusia dibandingkan dengan high-level programing languages. Biasanya dipakai untuk mengakses basis data. 4GL meliputi :

a. Query Languages

Suatu bahasa pemrogaraman yang digunakan untuk memanipulasi data dalam suatu basis data.

b. Form Generators

Merupakan fasilitas interaktif untuk membuat form input data dan tampilannya. Mendefinisikan desai tampilan, informasi apa yang akan disajikan, komponen warna pada layer dan karakteristik lainnya.

c. Report Generators

membuat laporan (reports) yang datanya diambil dari basis data. Memungkinkan user untuk mengambil data yang diperluakan untuk laporan. Lebih menekankan kepada rancangan hasil atau output, yaitu bagaimana suatu laporan akan disajikan.

d. Graphics Generators

Digunakan untuk mengambil data dari basis data, dan menyajikanya dalam bentuk grafik.

e. Aplication Generators

Fasilitas untuk menghasilkan program yang berhubungan dengan data, menentukan bagaimana menghasilkan fungsi-fungsi.

(16)

2.1.2.3 Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Aplication Lifecycle)

Untuk merancang aplikasi sistem basis data diperlukan beberapa tahapan terstruktur yang harus diikuti. Tahapan tersebut dikenal dengan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data (Database Aplication Lifecycle) atau disingkat dengan DBLC. Karena sistem basis data merupakan komponen dasar dalam sistem informasi organisasi yang lebih besar dan luas, daur hidup aplikasi basis data berkembang terhubung dengan daur hidup sistem informasi.

Sangatlah penting untuk mengetahui bahwa tahapan daur hidup sistem informasi tidaklah harus berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui feed-back loops.

Berikut ini akan ditunjukkan tahapan daur hidup aplikasi basis data pada gambar 2.4.

2.1.2.4 Entity Relationship Modelling 2.1.2.4.1 Tipe-tipe Entity

Konsep dasar dari model ER adalah Entity Types, yaitu kumpulan dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasikan oleh enterprise mempunyai eksistensi yang independent. Keberadaanya dapat berupa fisik maupun abstrak. Entity occurrence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari sebuah tipe entity. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan property-nya.

(17)

Gambar 2.4 Tahap-tahap Siklus Aplikasi Basis Data (Sumber : Connolly,2002,p272) Requirement collection and analysis System definition Database planning Conceptual database Logical database Physical database Prototyping (optional) Implementation Data conversion and loading Testing Operational maitenance Application design DBMS selection (optional) Database design

(18)

2.1.2.4.2 Tipe-tipe Relasi

Kumpulan keterhubungan yang mempunyai arti antara tipe entitas yang ada.

2.1.2.4.3 Derajat Relasi

Yaitu jumlah entitas yang berpartisipasi dalam suatu relationship. Derajat relasi terdiri dari :

a. Binary Relationship

Keterhubungan antar dua entitas. b. Ternary Relationship

Keterhubungan antar tiga entitas. c. Quaternary Relationship

Keterhubungan antar empat entitas. d. Unary Relationship

Keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.

2.1.2.4.4 Atribut

Merupakan sifat-sifat dari sebuah entity atau tipe relasi. Attribute domain adalah himpunan nilai yang diperbolehjan untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam atribut adalah :

a. Simple Attribute

Yaitu atribut yang terdiri dari satu komponen tunggal dengan keberadaan yang independen yang tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi.

(19)

b. Composite Attribute

Yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki keberadaan yang independen.

c. Single-Valued Attribute

Yaitu atribut yang memiliki nilai tunggal untuk setiap kejadian. d. Multi-Valued Attribute

Yaitu atribut yang memiliki beberapa nilai untuk setiap kejadian e. Derived Attribute

Yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak harus berasal dari satu entitas.

2.1.2.4.5 Key

Yaitu suatu cara yang digunakan untuk menentukan suatu entitas secara unik, dan descriptor. Jenis-jenis key adalah sebagai berikut :

a. Candidate Key

Yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasi setiap kejadian atau record secara unik.

b. Primary Key

Yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasi atau record dari suatu entitas secara unik.

c. Composite Key

(20)

2.1.2.4.6 Structural Constraints

Batasan utama pada relasi disebut multiplicity, yaitu jumlah atau range, dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang berhubungan melalui suatu relasi.

Relasi yang paling umum adalah binary relationship. Macam-macam binary relationship adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tipe Binary Relationship

Entity 1 Entity 2 Tipe Binary Relationship a. 1..1 1..1 One-to-one Relationship b. 1..* 1..* One-to-many Relationship c. *..* *..* Many-tomany Relationship

2.1.2.4.7 Multiplicity for Complex Relationship

Merupakan jumlah atau range dari kejadian yang mungkin dari suatu entitas dalam relasi n-ary ketika nilai entitas yang lain (n-1) diketahui. Multiplicity dibentuk dari 2 macam batasan pada relasi, yaitu :

a. Kardinalitas

Menjelaskan jumlah maksimum dari kejadian relasi yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi dalam relaso tersebut.

b. Participation

Yaitu menetapkan apakah seluruh atau sebagian entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi

(21)

2.1.2.5 Normalisasi

Normalisasi adalah suatu teknik analisa data yang mengatur atribut data dalam kelompok untuk membentuk entitas yang non-redundant, stabil, fleksibel,dan mudah beradaptasi. Normalisasi merupakan teknik atau langkah yang menempatkan model data menjadi First Normal Form (1NF), Second Normal Form (2NF), Third Normal Form (3NF), Boyce-Codd Normal Form (BCNF), dan seterusnya.

Berikut ini merupakan pengertian dari setiap tahapan normalisasi : 1. First Normal Form (1NF)

Secara sederhana sebuah entitas berada dalam kondisi First Normal Form (1NF) jika tidak ada atribut yang dapat memiliki lebih dari satu nilai untuk contoh entitas tunggal. Atribut yang dapat memiliki banyak nilai sebenarnya mendeskripsikan entitas terpisah, mungkin sebuah entitas dan hubungan. 2. Second Normal Form (2NF)

Sebuah entitas berada dalam kondisi Second Normal Form (2NF) jika sudah berada dalam 1NF dan jika nilai semua atribut nonprimary-key tergantung pada primary-key lengkap bukan hanya sebagian. Atribut non-key yang hanya tergantung pada sebagian primary-key seharusnya dipindahkan ke entitas lain dimana partial-key tersebut sebenarnya merupakan full-key.

3. Third Normal Form (3NF)

Entitas berada dalam Third Normal Form (3NF) jika telah berada dalam 2NF dan jika atribut key nya tidak tergantung pada atribut nonprimary-key lainnya. Atribut non-nonprimary-key yang tergantung pada atribut non-nonprimary-key lainnya harus dipindahkan atau dihapus.

(22)

4. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Menurut Connolly(2002,p398) BCNF adalah sebuah relasi dimana setiap penentu atau determinan adalah candidate-key. Untuk menguji apakah suatu relasi sudah dalam bentuk BCNF, dilakukan identifikasi semua determinan dan memastikan bahwa determinan tersebut adalah candidate-key. Determinan adalah sebuah atribut atau kumpulan atribut, dimana beberapa atribut yang lain masih bergantung penuh secara fungsional (full functional dependency). Perbedaan antara 3NF dan BCNF dalam hal functional dependency. A→B, 3NF mengizinkan ketergantungan ini dalam sebuah relasi jika B adalah atribut primary-key dan A bukan candidate-key. Sedangkan dalam BCNF ketergantungan ini tetap ada dalam sebuah relasi, dimana A harus sebuah candidate-key.

5. Fourth Normal Form (4NF)

Menurut Connolly dan Begg(2002,p407), normalisasi keempat dilakukan untuk menghilangkan multy-valued dependency.

6. Fiftht Normal Form (5NF)

Menurut Connolly dan Begg(2002,p407), normalisasi kelima menyebabkan relasi tidak mempunyai join dependency.

2.1.2.6 Fase Rancangan Basis Data

2.1.2.6.1 Perancangan Basis Data Konseptual

Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam suatu perusahaan secara independen dari seluruh perkembangan fisikal.

(23)

2.1.2.6.2 Perancangan Basis Data Logikal

Proses konstruksi model informasi yang digunakan dalam perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak tergantung pada kebutuhan DBMS dan pertimbangan fisikal.

2.1.2.6.3 Perancangan Basis Data Fisikal

Proses memproduksi penjelasan implementasi basis data pada secondary storage, menguraikan basis relasi, organisasi file, rancangan index agar akses data menjadi efisien, dan segala hal yang berhubungan dengan batasen integritas, dan ukuran keamanan.

2.1.2.6.4 Faktor Kesuksesan Rancangan Basis Data

Faktor-faktor yang mensukseskan perancangan basis data adalah : 1. Kemungkinan bekerja secara interaktif dengan users.

2. Mengikuti metodologi yang telah terstruktur terhadap seluruh proses pembangunan model data.

3. Penggunaan pendekatan data-driven.

4. Pertimbangan struktur perusahaan dan kendala integritas ke dalam model data.

5. Pengkombinasian konseptualisasi, normalisasi, dan teknik validasi transaksi ke dalam metodologi pemodelan data.

6. Menggunakan diagram untuk merepresentasikan model data sebanyak mungkin.

(24)

7. Menggunakan Database Design Language (DDL) untuk menunjukkan data semantik tambahan yang tidak dapat dengan mudah ditunjukan dalam bentuk diagram.

8. Membangun kamus data untuk menambah diagram model data dan DBDL.

9. Berkeinginan untuk mengulangi langkah-langkah yang telah dilakukan.

2.1.2.6.5 Garis Besar Metodologi Perancangan Basis Data

2.1.2.6.5.1 Membangun Model Konseptual Data Lokal Untuk Setiap User View

Perancangan basis data konseptual adalah proses konstruksi sebuah model informasi yang digunakan didalam suatu perusahaan, dan tidak tergantung pada semua perbandingan fisikal. Berikut merupakan tahapan-tahapan perncangan :

1. Identifikasi tipe entity.

Mengidentifikasi tipe utama entity yang dibutuhkan oleh view. 2. Identifikasi tipe relasi.

Mengidentifikasi hubungan utama yang terdapat diantara tipe-tipe entity yang telah diidentifikasi. Langkah-langkah yang dapat digunakan sebagai berikut :

a. Menggunakan entity-relationship(ER) diagram. b. Menentukan multiplicity constraint dari tipe relasi. c. Memeriksa setiap entity memiliki minimal satu relasi.

(25)

3. Identifikasi tipe dan menggabungkan atribut-atribut pada tiap

entity.

Menghubungkan atribut-atribut dengan entity atau tipe relasi yang cocok.

4. Menentukan atribut domain.

Menentukan domain-domain untuk atribut dalam model data konseptual.

5. Menentukan atribut dari candidate dan primary key.

Mengidentifikasi candidate-key untuk setiap tipe entity. Jika terdapat lebih dari satu candidate-key, maka akan dipilih salah satu untuk menjadi primary-key dari entity tersebut.

6. Mempertimbangkan konsep pemodelan enchanced (optional step). Menentukan penggunaan konsep pemodelan yang lebih baik, seperti specialization, generalization, aggregation, dan composition.

7. Cek model terhadap redundancy.

Mengecek apakah terdapat redundancy pada model.

8. Validasi model konseptual lokal terhadap transaksi user.

Untuk memastikan model konseptual lokal menyediakan transaksi yang dibutuhkan oleh view.

9. Meninjau ulang model konseptual data lokal terhadap user . Untuk meninjau ulang model konseptual data local terhadap user untuk memastikan model merupakan representasi yang sebenarnya dari view.

(26)

2.1.2.6.5.2 Membangun dan Memvalidasi Model Logikal Data Lokal Untuk Setiap View

Bertujuan untuk membangun model data logikal lokal dari data model konseptual data lokal yang mewakili view tertentu dari perusahaan dan kemudian memvalidasi model guna memastikan model tersebut benar secara terstruktur (menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan model pendukung transaksi yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan tahapan dalam membuat model logikal data lokal :

1. Menghilangkan fitur yang tidak sesuai dengan model relasi (optional step).

Untuk memperbaiki model konseptual data local dengan menghilangkan fitur-fitur yang tidak cock dengan model relasional. Meliputi :

a. Menghilangkan tipe relasi many-to-many (*..*).

b. Menghilangkan tipe relasi recursive many-to-many (*..*). c. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks.

d. Menghilangkan tipe atribut multi-valued.

2. Menentukan relasi untuk model logikal data local.

Terdapat enam struktur yang terdapat dalam model data setelah relasi ditentukan, yaitu :

a. Strong Entity Types b. Weak Entity Types

(27)

d. One-to-one (1..1) Binary Relationship Types

Menetukan bagaimana membuat relasi untuk menunjukkan keikutsertaan dari batasan-batasan berikut :

1. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Dua Sisi. Relasinya disatukan seperti terlihat dibawah ini :

Client (clientNo, fName, lName, telNo, prefType, maxRent, staffNo)

Primary Key clientNo

Foreign key staffNo references Staff(staffNo)

2. Tipe Relasi Partisipasi Mandatory Satu Sisi.

Relasinya dirancang dengan menggunakan identifikasi entity parent dan child.

Gambar 2.5 Tipe Relasi Mandatory Satu Sisi

Client (clientNo, fName, telNo, staffNo) Primary Key clientNo

Foreign Key staffNo references Staff(staffNo)

Preferences (clientNo, prefType, maxRent) Primary Key clientNo

Foreign Key clientNo references Client(clientNo) Untuk relasi mandatory satu sisi Primary pada entity parent dijadikan Primary Key pada entity child

(28)

3. Tipe Relasi One-to-One Partisipasi Optional Dua Sisi.

Untuk relasi One-to-One partisipasi optional dua sisi tidak dapat digabung seperti pada mandatory dua sisi dalam satu relasi sehingga penggunaannya seperti pada relasi One-to-One partisipasi satu sisi.

Gambar 2.6 Tipe Relasi One-to-One Partisipasi Optional Dua Sisi

e. One-to-one (1..1) Recursive Relationship Types

Penanganan relasi seperti ini mengikuti aturan relasi One-to-One. f. Superclass/subclass Relationship Types

Mengidentifikasi superclass entity sebagai parent entity dan subclass entity sebagi child entity. Pedoman untuk menunjukkan hubungan adalah merupakan sebuah hubungan superclass/subclass berdasarkan pada participation dan disjoimt constraint, seperti yang ditunjukkan pada table 2.2.

Staff(StaffNo, fName, lName, Sex, Position, DOB) Primary Key (staffNo)

Client (clientNo, fName, telNo, staffNo) Primary Key (clientNo)

Alternate Key (telNo)

Foreign Key staffNo references Staff(staffNo) Taruh Primary Key StaffNo ke dalam attribute Client untuk relasi 1..*

(29)

Tabel 2.2 Superclass/subclass Relationship Types

Participation Constraint

Disjoint Constraint

Relasi Yang Dibutuhkan

Mandatory Nondisjoint {AND}

Satu relasi

Optional Nondisjoint {AND}

Dua relasi : satu relasi untuk superclass dan satu lagi untuk semua subclass yang dihubungkan dengan foreign key.

Mandatory Disjoint {OR} Banyak relasi dimana setiap kombinasi superclass dan subclass mempunyai satu relasi tanpa dihubungkan dengan foreign key.

Optional Disjoint {OR} Banyak relasi satu untuk superclass dan setiap subclass mempunyai satu relasi yang dihubungkan dengan foreign key.

3. Validasi relasi dengan menggunakan normalisasi.

Melakukan validasi relasi model logikal data local dengan menggunakan teknik normalisasi.

4. Validasi terhadap transaksi user.

Peminjaman relasi pada model logikal data lokal menyokong semua kebutuhan user view.

(30)

5. Mendefinisikan batasan-batasan integritas.

Menentukan batasan integritas yang diberikan oleh user view, yaitu : a. kebutuhan data

b. integritas entity c. integritas referensial d. attribute domain constraint e. batasan perusahaan

6. Meninjau ulang model logikal data lokal terhadap NEED user. Bertujuan untuk memastikan model logikal data lokal dan mendukung dokumentasi yang menjelaskan model tersebut sebagai representasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2.1.6.5.3 Membangun dan Memvalidasi Model Data Logikal Data Global Tujuannya adalah mengkombinasikan suatu model logikal data lokal individual ke dalam sebuah model logikal data global yang merepresentasikan suatu perusahaan. Memiliki tahapan sebagai berikut :

1. Menggabungkan model logikal data lokal ke dalam logikal data global.

Bertujuan untuk menggabungkan suatu model logikal data lokal ke dalam suatu global data model dari suatu perusahaan.

Beberapa tugas dari pendekatan ini adalah sebagai berikut :

a. meninjau ulang nama dan isi dari suatu entity atau relasi dan candidate key.

(31)

c. Menggabungkan entity atau relasi dari model data lokal. d. Memasukkan (tanpa penggabungan) entity atau relasi yang

unik pada setiap model data lokal.

e. Menggabungkan relasi atau foreign key dari model data lokal. f. Memasukkan (tanpa penggabungan) relasi atau foreign key

yang unik pada setiap model data lokal.

g. Periksa untuk entity, relasi, foreign key yang hilang. h. Periksa foreign key.

i. Memeriksa batasan integritas.

j. Membuat ER global atau diagram relasi. k. Meng-update dokumentasi.

2. Memvalidasi model logikal data global.

Bertujuan untuk memvalidasi relasi yang dibuat dari model logikal data global dengan menggunakan teknik normalisasi dan juga memastikan bahwa relasi yang dibuat mendukung transaksi.

3. Memeriksa model untuk pengembangan di masa yang akan datang.

Menentukan bagian mana yang akan berubah di masa yang akan datang dan juga memperhatikan supaya model logikal data global dapat mengakomodasi perubahan tersebut.

4. meninjau ulang model logikal data global dengan user.

Memastikan model data global merepresentasikan kebutuhan perusahaan yang sebenarnya.

(32)

2.1.2.6.5.4 Menerjemahkan Model Logikal Data Global Menjadi Target DBMS

Untuk memproduksi sebuah skema relasional basis data dari model logikal data global yang dapat diimplementasikan sebagai target DBMS. Memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Merancang basis relasi

Bertujuan untuk memutuskan bagaimana merepresentasikan base relation yang diidentifikasikan dalam model logikal data global pada DBMS yang dipakai.

2. Merancang representasi derived data

Bertujuan untuk menentukan bagaimana merepresentasikan suatu data turunan pada model logikal data global pada target DBMS.

3. merancang enterprise constraint

merancang batasan perusahaan untuk target DBMS.

2.1.2.6.5.5 Merancang Representasi Fisikal

Menentukan file organization yang optimal untuk menyimpan base relation dan index yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang dapat diterima, cara dimana relasi dan tuple akan ditempatkan pada secondary storage. Tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis transaksi

Bertujuan untuk mengerti fungsi dari suatu transaksi yang akan dijalankan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting.

(33)

2. Memilih organisasi file

Menentukan organisasi file yang paling efisien untuk masing-masing base relation.

3. Pemilihan indexes

Menentukan apakah penambahan index akan meningkatkan kinerja dari suatu sistem.

4. Memperkirakan kebutuhan kapasitas penyimpanan

Memperkirakan ukuran kapasitas disk yang diperlukan untuk basis data.

2.1.2.6.5.6 Perancangan User View

Merancang user view yang telah teridentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan menganalisis tingkat siklus hidup aplikasi basis data relasional.

2.1.2.6.5.7 Perancangan Mekanisme Security

Bertujuan untuk merancang tingkat keamanan untuk basis data yang dispesifiksn oleh user. Ada 2 tipe keamanan pada basis data, yaitu :

a. Keamanan sistem, yaitu keamanan sistem mencakup akses dan penggunaan basis data pada tingkatan sistem, seperti username dan password.

b. Keamanan Data, yaitu menangani akses dan penggunaan objek basis data (seperti relasi dan tampilan) dan tindakan yang dapat diperoleh pada objek oleh user.

(34)

2.1.3 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagaram (DFD) atau diagram alran data merupakan model proses yang digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah sistem dan tugas atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sinonimnya antara lain dengan bubble atau grafik tarnsformasi. Data Flow Diagram memiliki beberapa simbol, antara lain :

1. Persegi panjang bersudut tumpul

menyatakan proses atau bagaimana tugas dikerjakan. Simbol tersebut digambarkan dalam warna proses dari kerangka kerja sistem informasi.

2. Persegi empat menyatakan agen eksternal – batasan sistem tersebut. Simbol tersebut digambarkan dengan warna interface dari kerangka kerja sistem informasi.

3. Kotak dengan ujung terbuka menyatakan

data store, terkadang file atau basis data. Simbol tersebut digambarkan dengan warna data dari kerangka kerja sistem informasi.

4. Simbol aliran data, diatas tanda panah

(35)

2.1.4 State Transition Diagram (STD)

Menurut Whitten(2004,p673), State Transition Diagram(STD) merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi screen yang dapat terjadi selama satu sesi pengguna.

1. State, disimbolkan dengan segi empat. Simbol state :

2. Transition state atau state perubahan disimbolkan dengan panah berarah. Simbol transition state :

3. State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau suatu benda pada waktu tertentu atau kondisi tertentu. Contohnya adalah menunggu user mengisi password, menunggu instruksi berikutnya, menunggu nada panggilan dan sebagainya.

4. Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem. Contohnya adalah sebuah sinyal, interrupt, atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke state menunggu, menunggu Y atau memindahkan aktifitas X ke aktifitas Y.

5. Action adalah yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state atau merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran atau tampilan.

6. Display pada layar (screen) akan menghasilkan kalkulasi dan sebagainya.

State 1

State 2 Condition

(36)

2.1.5 Arsitektur Sistem Basis Data

Menurut Connolly(2004,p34), Arsitektur Basis Data (Three- Level ANSI-SPARC Architecture) yaitu :

1. External Level

Merupakan tingkatan user dimana setiap grup user mempunyai view-nya masing-masing tergantung pada kebutuhan informasi tiap grup.

2. Conceptual Level

Menggambarkan data apa saja yang tesimpan di dalam basis data dan hubungan antar data tersebut.

3. Internal Level

Representasi fisik dari basis data, pada level ini dijelaskan bagaimana data disimpan dalam basis data.

Tujuan dari Three-Level ANSI-SPARC Architecture adalah untuk menghasilkan data independence. Data independence artinya basis data mempunyai identitas yang terpisah dari aplikasi yang menggunakannya (seperti program komputer, formulir, dan laporan). Pemisahan identitas tersebut memungkinkan untuk mengubah basis data yang telah didefinisikan tanpa mempengaruhi aplikasi terkait.

2.1.6 Perancangan Basis Data Berbasiskan Web

Terdapat dua hal yang harus dipertimbangkan dalam merancang web database (Eaglestone,2002,p262) :

1. Desain web-page

(37)

b. Kumpulan web-data , desain hubungan untuk petunjuk didalam maupun diantara web pages.

c. Desain antar muka web, merancang fitur-fitur antar muka dari web. 2. Desain hubungan antara web-page dan basis data

a. Web Database Logical Mapping

Definisi pemetaan antara data yang ditampilkan dalam halaman web dan data yang tersimpan di dalam basis data.

b. Web Database Physical

Implementasi mekanisme dimana data dilakukan antara web pages dan basis data dengan kinerja cepat dan bebas kesalahan.

2.1.6.1 Struktur Pada Basis Data Berbasiskan Web

Struktur ditampilkan berdasarkan tingkatan abstraksi yang mirip dengan basis data secara konvensional, yaitu :

1. Model data web konseptual

Memperlihatkan susunan informasi yang ditampilkan oleh halaman web. 2. Model data web logikal

Memperhatikan struktur konseptual halaman web yang akan ditampilkan. 3. Model data web fisikal

(38)

Gambar 2.7 Web-Database Design

The Organization

Requirement Analisys

Description of The Organization and System Requirement

Data Analysis Web Data Analysis

Conceptual Data Model Conceptual Web Data Model

Logical Database Design Logical Web Database Design

Logical Data Model Logical Web Data Model

Physical Database Design Physical Web Database Design

(39)

2.1.6.2 Teknologi Web

Menurut Abdul Kadir(2005), dari sisi teknologi yang digunakan unutk membentuk web dinamis, terdapat dua macam pengelompokan, yaitu :

1. Teknologi pada sisi klien

Teknologi web pada sisi klien diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dari HTML ke klien. Kelemahan pendekatan ini adalah adanya kemungkinan bahwa browser pada klien tidak mendukung fitur kode perluasan HTML . kelebihannya yaitu memungkinkan penampilan yang bersifat dinamis.

2. Teknologi pada sisi server

Teknologi web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode di dalam server sehingga kode sampai pada pemakai yang berbeda dengan kode asli yang ada pada server. Beberapa keuntungan pada sisi server, yaitu :

a. Mengurangi lalu lintas jaringan dengan cara menghindari percakapan bolak-balik antara klien dan server.

b. Mencegah masalah yang tidak kompatibel.

c. Klien dapat berinteraksi dengan data yang ada pada server. d. Mencegah klien mengetahui rahasia kode.

2.1.6.3 Metode Analisa Data

1. Bottom-up data analysis 2. Top-down data analysis

(40)

2.2 Teori Pendukung Apikasi Basis Data 2.2.1 Informasi

Menurut McLeod(2001,p15), informasi adalah data yang telah diproses atau data yang mempunyai arti.

2.2.2 Sistem

Menurut McLeod(2001,p11), sistem didefinisikan sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengam maksud yang sama untuk suatu tujuan.

2.2.3 Internet

Menurut Eaglestone(2001), internet merupakan kumpulan jaringan komputer seluruh dunia yang saling berhubungan. Internet terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Intranet

Situs web atau grup dari situs yang dimiliki oleh suatu organisasi, hanya dapat diakses oleh anggota-anggota organisasi terdekat.

b. Extranet

Sebuah internet yang dapat diakses oleh lingkungan luar yang memiliki wewenang.

2.2.4 World Wide Web

WWW dibuat pertama kali oleh Sir Tim-Berner Lee pada tahun 1989 pada organisasi CERN di Jenewa, Swiss. WWW merupakan sistem yang terhubung ke luar dan terdiri dari dokumen hypertext yang diakses melalui internet. Untuk mengakses diperlukan web browser atau melalui hyperlink. Web browser kamudian

(41)

meminta sumber yang diinginkan dengan mengirimkan permintaan HTTP ke web server pada alamat tertentu.

Pada beberapa kasus, HTML akan diminta terlebih dahulu dan segera dikirimkan melalui web browser. Web browser kemudian akan menampilkan sesuai dengan HTML dan bahasa lainya. Berbagai gambar dan sumber daya lainnya disertakan pada layar yang dilihat oleh pengguna. Sebagian besar halaman web memiliki hyperlink ke halaman lain yang berhubungan atau untuk mengambil data, dokumen sumber, penjelasan atau keterangan, serta sumber-sumber lainnya.

2.2.4.1 Hyper Text Transfer Protocol (HTTP)

HTTP merupakan suatu aturan atau protokol yang digunakan untuk transfer halaman web melalui internet. Transaksi HTTP terdiri dari empat tahapan, yaitu : 1. Koneksi

Client melakukan koneksi dengan web-server. 2. Permintaan

Client mengirim permintaan ke web-server. 3. Respon

Web-server mengirim respon kepada client. 4. Selesai

Koneksi ditutup oleh web-server.

2.2.4.2 Hyper Text Markup Language (HTML)

HTML merupakan bahasa dokumen utama yang digunakan untuk mendesain hamper seluruh halaman di web.

(42)

2.2.4.3 Browser

Browser adalah perangkat lunak navigasi yang berfungsi sebagai penunjuk dan penuntun sekaligus menampilkan apa yang dijumpai di internet bagi pengguna.

2.2.4.4 Web-server

Program komputer yang bertanggung jawab untuk menerima permintaan HTTP dari klien dan menyediakan respon HTTP beserta data-data tambahannya.

2.2.5 PHP

PHP merupakan bahasa penulisan pada sisi server (server-side scripting language) yang didesain khusus untuk jaringan. Dalam halaman HTML, dapat disertakan kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman web dikunjungi. Kode PHP akan diinterpretasikan pada web-server dan membuat HTML atau output yang akan dilihat oleh pengunjung.

PHP merupakan produk open source sehingga semua orang memiliki akses terhadap source code. Seluruh orang dapat menggunakan, mengubah atau memodifikasi, dan mendistribusikan ulang tanpa dikenakan biaya.

2.2.5.1 Sejarah PHP

PHP diciptakan pada tahun 1994. pada mulanya PHP merupakan hasil kerja dari Rasmus Lerdorf. PHP diadaptasikan oleh banyak orang berbakat dan telah mengalami tiga kali penulisan utama yang membawa kita pada produk siap pakai

(43)

seperti saat ini. Pada bulan Januari 2001, digunakan pada lima juta domain diseluruh dunia dan angka ini bertambah secara cepat.

PHP pada mulanya merupakan singkatan dari Personal Home Page, namun diubah dengan persetujuan konvensi GNU (Gnu’s Not Unix) recursive naming. Saat ini, dinamakan PHP Hypertext Prepocessor.

2.2.5.2 Keunggulan PHP

PHP memiliki banyak keunggulan dibandingkan produk sejenis, yaitu : 1. Performa yang tinggi.

2. Antar muka dengan banyak sistem basis data.

3. Library yang telah disertakan untuk banyak tugas umum pada jaringan.

4. Murah.

5. Mudah dipelajari dan digunakan. 6. Portabilitas.

7. Ketersediaan source code.

2.2.6 MySQL

MySQL merupakan sebuah sistem manajemen basis data relasional yang tangguh dan sangat cepat. Sebuah basis data yang memungkinkan untuk menyimpan secara efisien, mencari, menyusun, dan receive data. MySQL server mengendalikan akses terhadap data untuk memasyikan pengguna yang berbeda dapat bekerja pada waktu yang bersamaan, menyediakan akses yang cepat, dan memestikan hanya pengguna

(44)

yang terotorisasi yang mendapatkan akses. Maka dapat dikatakan MySQL sebagai multi-user, multi-threaded server.

MySQL menggunakan SQL (Structural Query Language), yang merupakan bahasa query standar yang digunakan diseluruh dunia. MySQL dipublikasikan pada tahun 1996. MySQL tersedia secara open source, akan tetapi tersedia juga dalam lisensi komersil.

2.2.6.1 Keunggulan MySQL

Keunggulan dari MySQL, antara lain : 1. Performa

2. Murah

3. Mudah digunakan (user friendly) 4. Portabilitas

5. Ketersediaan source code

2.2.7 Perancangan Layar

2.2.7.1 Tujuan perancangan Layar

Menurut Shneiderman (1998), tujuan perancangan layar adalah sebagai berikut :

1. Penentu sasaran masyarakat pemakai dan tugas masing-masing. 2. Menentukan desain yang baik bagi suatu komunitas.

(45)

2.2.7.2 Pedoman Membangung Homepage

Menurut Jakob Nielsen(2002), terdapat sepuluh pedoman kegunaan terpenting dari suatu homepage, yaitu :

1. Menyertakan satu tagline kalimat.

2. Menulis judul window pada tampilan yang baik pada search engine dan bookmark.

3. Mengelompokkan informasi perusahaan dalam tempat yang dapat dibedakan.

4. Menegaskan tugas utama situs. 5. Menyertakan kotak pencarian. 6. Tampilkan contoh isi situs.

7. Awali nama link dengan kata kunci terpenting.

8. tawarkan akses yang mudah untuk fitur homepage yang baru. 9. Jangan memformat isi kritis secara berlebihan.

Gambar

Gambar 2.1 Teleprocessing topology (Sumber : Connolly,2002,p56)
Gambar 2.2 File-server Architecture (Sumber : Connolly,2002,p57)
Gambar 2.3 Client-server Architecture (Sumber : Connolly,2002,p58)
Gambar 2.4 Tahap-tahap Siklus Aplikasi Basis Data (Sumber : Connolly,2002,p272) Requirement collection and analysis System definition Database planning Conceptual database Logical  database Physical  database Prototyping (optional)  Implementation  Data co
+4

Referensi

Dokumen terkait

I Nyoman Jaka Alit Wiratama dan Desak Ketut Sintaasih (2013) Pengaruh Kepemimpinan, Diklat, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Tirta Mangutama Kabupaten

Puji syukur tercurahkan hanya kepada ALLAh SWT, tuhan semesta alam karena berkat rahmad dan ridhonya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul STUDI

Simpulan dari penulisan skripsi ini ialah e-marketing dapat memudahkan Pantai Mutiara Sports Club dalam mensosialisasikan informasi – informasi seputar Pantai Mutiara Sports Club

Pasal 33 UUD 1945 ini juga dikenal sebagai pasal yang mengatur mengenai ideologi dan politik ekonomi negara Indonesia, yang mana di dalamnya memuat ketentuan

terlampir dalam dokumen tersebut, surat pernyataan kesediaan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang ditandatangani oleh Ketua Koperasi

No.. Maka didapat harga t = 16 maka dengan menggunakan metode Mogi 2 akan diperoleh bahwa gempa susulan akan berakhir pada hari ke 33 setelah gempa utama terjadi. Dari hasil

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat- Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul PENGARUH PENGGUNAAN HANDPHONE TERHADAP

SRT akan mencakup enam fungsi kerja sebagai berikut: (i) penyebaran informasi terkait program yang ada, dan terutama pada program jaminan sosial yang baru saja diluncurkan,