• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB iii. TINJAUAN ipustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB iii. TINJAUAN ipustaka"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

21

BAB

i

II

TINJAUAN

i

PUSTAKA

A. Tinjauan iUmum iTentang iAsuransi

1. Pengertian iAsuransi idan iDasar iHukumnya

Pengertian iasuransi idalam ibahasa iBelanda, ikata iasuransi idisebut i i i i iassurantie iyang iterdiri idari iasal ikata i“assaradeur" iyang i ipenanggung

idan i“geassureede" iyang iberarti itertanggung. iKemudian idalam ibahasa

iPerancis idisebut idengan i“assurance” iyang iartinya imenanggung

isesuatu iyang ipasti iterjadi. iAdapun idalam ibahasa iLatin idisebut

i"assecurare" iyang iartinya iyaitu imeyakinkan iorang. iSelanjutnya idalam

ibahasa iInggris ikata iasuransi idisebut i"insurance" iyang imemiliki iarti

imenanggung isesuatu iyang imungkin iatau itidak imungkin iterjadi idan

iassurance iyang iberarti imenanggung isesuatu iyang ipasti iterjadi.

i(Kasmir, i2002, i276)17

Adapun menurut UU No.40 tentang Perasuransian : Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang

17Nurul iHuda idan iMohammad iHeykal, iLembaga iKeuangan iIslam i: iTinjauan iTeoretis iDan iPraktis,

(2)

22 polis karena kerugian, kerusakan, biaya yang timbul, kehilangan keuntungan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.18

Lalu menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) pengertian asuransi adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.19

Selain itu terdapat juga para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang definisi asuransi :

1. Menurut Mehr dan Cammack,

Asuransi merupakan alat untuk mengurangi risiko keuangan dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi tersebut

18 Lihat Pasal 1 ayat (1) Huruf (a) dan (b) Undang-Undang Nomor 40 Tentang Perasuransian.

(3)

23 kemudian, dibagi dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam gabungan tersebut;

2. Menurut Mark R. Green,

Asuransi sebagai lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi resiko dengan jalan mengombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah objek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu;

3. Menurut C. Arthur William Jr. dan Richard M. Heins mengemukakan pendapatnya tentang defines asuransi dalam 2 (dua) sudut pandang, yaitu:

a. Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang Penanggung;

b. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang/badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.20

Secara umum, pengertian asuransi adalah perjanjian antara penanggung (dalam hal ini perusahaan asuransi atau reasuransi) dengan tertanggung (peserta asuransi) dimana penanggung menerima pembayaran premi dari tertanggung.

Dan penanggung berjanji akan membayarkan sejumlah uang atau dana pertanggungan manakala tertanggung:

(4)

24 1. Mengalami kerugian, kerusakan, atau mengambil suatu barang atau kepentingan yang dipertanggungkan karena suatu peristiwa yang tidak pasti;

2. Berdasarkan hidup atau hilangnya nyawa seseorang.21

Indonesia sebagai sebuah negara yang berkembang, dengan perkembangan hukum dan ekonomi yang cukup pesat sudah memiliki banyak peraturan yang berkenaan dengan asuransi. Hal ini dapat diperhatikan dan dilihat dalam empat kelompok peraturan perundang-undangan :

a. Kodifikasi Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata). Ketentuan KUHPerdata yang banyak berkaitan dengan asuransi adalah buku III tentang Perikatan, Bab I (Perikatan pada umumnya, misalnya Pasal 1253-Pasal 1262), Bab II ( Perikatan yang lahir dari Perjanjian atau Kontrak, misalnya Pasal 1313, 1318, 1320, 1338, 1339, 1342 dan 1365), Bab III (Perikatan yang lahir karena Undang-Undang), Bab IV (Hapusnya Perikatan) dan Bab XV (Perjanjian Untung-untungan).

b. Kodifikasi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Ada dua cara pengaturan asuransi dalam KUHD, yaitu pengaturan yang bersifat umum dan khusus. Pengaturan yang bersifat umum terdapat dalam buku I Bab 9 Pasal 246-286 KUHD yang berlaku bagi semua jenis asuransi. Pengaturan yang bersifat khusus

(5)

25 terdapat dalam Buku I Bab 10 Pasal 287-308 KUHD dan Buku II Bab 9 serta Bab 10 Pasal 592-695 KUHD.

c. Undang-Undang Asuransi, diantaranya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian.22

3. Perjanjian Asuransi

Sri Redjeki Hartono berpendapat bahwa untuk perjanjian asuransi itu sendiri merupakan perjanjian dengan ciri dan sifat khusus jika dibandingkan dengan perjanjian lain. Salah satu ciri tersebut adalah perjanjian asuransi ini disebut juga adhesion contract atau perjanjian yang melekat pada syarat Penanggung. Pada hakikatnya syarat dan kondisi perjanjian asuransi sebagian besar ditentukan atau diciptakan sepihak oleh Penanggung/Perusahaan Asuransi, dan bukan karena adanya kata “sepakat” yang murni atau tawar menawar. Oleh karena itu, dapat dianggap bahwa kondisi perjanjian asuransi sebagian besar ditentukan sepihak oleh Penanggung. Penanggung dalam hal ini dianggap sebagai penyusun perjanjian dan seharusnya mengetahui apabila timbul pengertian yang tidak jelas dalam perjanjian tersebut.23

22 Mulhadi, Op.Cit, hlm.8.

23 Utiyafina Mardhati Hazhin dan Heru Saputra Lumban Gaol, Penyalahgunaan Keadan (Misbruik

Van Omstadigheden) dalam Perjanjian Asuransi Melalui Telemarketing, University of Surabaya

(6)

26 4. Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi

Asuransi merupakan suatu bentuk perjanjian dimana harus dipenuhi syarat sebagaimana dalam Pasal 1320 KUH Perdata, namun dengan karakteristik bahwa asuransi adalah persetujuan yang bersifat untung-untungan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1774 KUH Perdata. Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, “Suatu persetujuan untung– untungan (kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.24

Syarat-syarat umum sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, sedangkan syarat khusus diatur dalam Pasal 250 dan 251 KUHD. Dengan demikian, berdasarkan pasal-pasal KUHPerdata dan KUHD tersebut, ada 6 (enam) syarat sahnya perjanjian asuransi : 1. Kesepakatan

Tertanggung idan iPenanggung iharus imencapai ikata isepakat idalam

isetiap ihal iyang imenyangkut iperjanjian iasuransi. iKesepakatan iitu

ipada ipokoknya imeliputi ibenda iyang imenjadi iobjek iasuransi,

ipengalihan iresiko, idan ipembayaran ipremi, ievenemen idan iganti

ikerugian, isyarat-syarat ikhusus iasuransi, idan ijanji-janji ikhusus

iasuransi.

24Deny Guntara, Asuransi dan Ketentuan-ketentuan Hukum yang Mengaturnya, Justisi Jurnal Ilmu

(7)

27 2. Kecakapan i(Berwenang)

Sesungguhnya, isetiap iorang iberwenang iuntuk imembuat iperikatan,

ikecuali, ijika iia idinyatakan itidak icakap iuntuk ihal iitu i( iPasal i1329

iKUHPerdata). i

Yang itidak icakap intuk imembuat iperjanjian i(perikatan) imenurut

iPasal i1330 iKUHPerdata iadalah i: a. Anak iyang ibelum idewasa;

b. Orang iyang iditaruh idibawah ipengampuan;

c. Perempuan iyang itelah ikawin idalam ihal-hal iyang itelah

iditentukan ioleh iUndang-Undang; idan

d. Pada iumumnya isemua iorang iyang ioleh iundang-undang idilarang

iuntuk imembuat iperjanjian itertentu.

Sebagai iukuran iseseorang idianggap idewasa, imenurut iKUHPerdata

iapabila iyang ibersangkutan isudah iberusia i21 itahun iatau isudah

imenikah i(Pasal i30 iayat i(1) idan i(2)). 3. Objek iTertentu

Objek itertentu idalam iperjanjian iasuransi iadalah iobjek iyang

idiasuransikan, idapat iberupa iharta ikekayaan idan ikepentingan iserta

imelekat ipada iharta, idapat ipula ijiwa iatau iraga imanusia. iObjek

itertentu iberupa iharta ikekayaan idan ikepentingan iyang imelekat ipada

(8)

28 4. Sebab iYang iHalal

Sebab iyang ihalal, imaksudnya idisini iadalah iisi isebuah iperjanian

iasuransi iitu itidak idilarang ioleh iundang-undang, itidak ibertentangan

idengan iketertiban iumum idan ikesusilaan. iMisalnya iasuransi iyang

itidak ihalal iadalah imengasuransikan ibenda iyang idilarang iuntuk

idiperdagangkan iseperti inarkotika idan ipsikotropika, ibenda-benda

ihasil icurian, idan ilain isebagainya.

5. Ada iKepentingan iYang iDapat iDiasuransikan

Pada iPasal i250 iKUHD iyang imenyebutkan ibahwa i“apabila iseseorang iyang itelah imengadakan isuatu ipertanggungan iuntuk idiri

isendiri, iatau iapabila iseorang iyang iuntuknya itelah idiadakan isuatu

ipertanggungan, ipada isaat idiadakannya ipertanggungan iitu itidak

imempunyai isuatu ikepentingan iterhadap ibarang iyang

idipertanggungkan, imaka isi ipenanggung itidaklah idiwajibkan

imemberikan iganti irugi. 6. Pemberitahuan

Kewajiban ipemberitahuan ioleh iPasal i251 iKUHD i“tidak ibergantung

ipada iadanya iitikad ibaik iatau itidak idari itertanggung”. iApabila

itertanggung ikeliru imemberitahukan, itanpa ikesengajaan, ijuga

imengakibatkan ibatalnya iasuransi, ikecuali ijika itertanggung idan

(9)

29

iini idinyatakan idengan itegas idalam ipolis idengan iklausula i“sudah idiketahui”.25

Apabila isyarat-syarat itersebut itelah iterpenuhi, imaka isecara iotomatis

iperjanjian itersebut itelah imengikat ikedua ibelah ipihak. iHal iini

idiperkuat ioleh iPasal i1338 iKUHPerdata i“Setiap iperjanjian iyang

idibuat isecara isah imaka imengikat isebagai iundang-undang ibagi

imereka iyang imembuatnya”. iOleh ikarena iitu, iapabila isuatu

iperusahaan iasuransu isudah imenerbitkan isuatu ipolis isebagai ibukti

ikesepakatan iamtara ipenanggung idan itertanggung idengan i syarat-syarat iyang isudah idisepakati idan isudah iditandatangani ioleh ikedua

ibelah ipihak, imaka iperjanjian itersebut isudah isah. iSehingga i i i iselanjutnya imunculah ihak idan ikewajiban idiantara i ikedua i ibelah i ipihak i itersebut. iHak i i ipenanggung i i iadalah i i imenerima ipembayaran

idalam i ibentuk i itunai i itiap ibulannya i i iatau i i iyang i i ibiasa i idisebut

ipremi, isedangkan itertanggung imenerima i i i iklaim i iapabila i i i iterjadi

irisiko.26

5. Prinsip-Prinsip iDasar iDalam iPerjanjian iAsuransi

Prinsip-prinsip ihukum iyang isering idigunakan idi idalam ipraktik

iperusahaan iasuransi ikerugian ipada iumumnya idan i

25 iMulhadi, iOp.Cit, ihlm. i47-48.

26 iAditama iSetya iPrakoso, iNjatrijani iRinitami, idan iPrananingtyas iParamita, i iPolis iAsuransi iJiwa

iSebagai iAlat iBukti iPenuntutan iKlaim iDalam iPerjanjian iAsuransi iJiwa i( iStudi idi iPT iAsuransi

(10)

30 perusahaan iasuransi ikerugian inegara ipada ikhususnya, ibaik iitu iasuransi

ikerugian imaupun iasuransi ijiwa iadalah isebagai iberikut: i

a. Itikad iBaik i(Good iFaith iPrinciple) i

Prinsip iItikad iBaik i(Good iFaith iPrinciple) iini isering idihubungkan

idengan ibentuk ilatinnya iyaitu iuberimai ifide iyaitu ipercaya iatas idasar

iitikad ibaik. iDalam iperjanjian iasuransi iunsur isaling ipercaya iantara

ipenanggung idan itertanggung iitu isangat ipenting. iPenanggung

ipercaya ibahwa itertanggung iakan imemberikan isegala

iketerangannya idengan ibenar. iDalam itertanggung ijuga ipercaya

ibahwa ikalau iterjadi iperistiwa, ipenanggung iakan imemberikan iatau

imembayar iganti irugi.27

b. Prinsip iKeseimbangan i(Indemnitiy iPrinciple) i

Dalam iPrinsip iKeseimbangan i(Indemnitiy iPrinciple) iAsuransi

isebagaimana idisimpulkan idari ipasal i246 iKUHD imerupakan

iperjanjian ipenggantian ikerugian. iGanti irugi idi isini imengandung iarti

ibahwa ipenggantian ikerugian idari ipenanggung iharus iseimbang

idengan ikerugian iyang isungguh-sungguh ididerita ioleh itertanggung.

iAkibat idari iganti irugi itersebut imenimbulkan isuatu ikeseimbangan,

idimana idemikian iitu isesuai idengan iprinsip ikeseimbangan. iMenurut

iketentuan ipasal iini, ijika ibenda isudah idiasuransikan idengan inilai

ipenuh, itidak iboleh ilagi idiasuransikan iuntuk iwaktu iyang isama idan

27 iSiswadi, iPrinsip-Prinsip iHukum iDalam iPraktik iAsuransi iSebagai iSolusi iMenghindari iKerugian

iAtas iPeristiwa iYang iTerjadi iPada iLembaga iPerasuransian, iJurnal iUmmul iQura iInstitut iPesantren

(11)

31

iatas ievenemen iyang isama. iJika imasih idiadakan iasuransi iyang

ikedua, imaka iasuransi ikedua iini ibatal. iAsuransi isemacam iini idisebut

iasuransi irangkap i(double iinsurance), iasuransi irangkap idengan inilai

ipenuh idilarang ioleh iundang-undang. iUntuk imencegah iadanya

ipenggantian ikerugian iyang imelebihi idari ikerugian iyang ididerita

idan imengharuskan iadanya ikeseimbangan iantara ipenggantian

ikerugian idengan inilai ibenda iyang idiasuransikan.28 c. Prinsip iKepentingan i

Yang iDapat iDiasuransikan i(Insurable iInterest) iDalam iPrinsip

iKepentingan iYang iDapat iDiasuransikan i(Insurable iInterest)

iBergandengan idengan iprinsip iganti-rugi, itimbul ipengertian ibahwa

iorang iharus imempunyai iapa iyang idisebut iinsurable iinterest ipada

iharta imilik iyang idipertanggungkan iitu. iPrinsip iini idapat idijabarkan

iapabila iseorang iyang itelah imengadakan ipertanggungan iuntuk idiri

isendiri, iatau iapabila iseorang iyang iuntuknya itelah idiadakan isuatu

ipertanggungan, ipada isaat idiadakan ipertanggungan iitu itidak

imempunyai ikepentingan iterhadap ibarang iyang idipertanggungkan,

iitu imaka iPenanggung itidaklah idiwajibkan imemberikan igani-rugi.

iuntuk imemberikan igantirugi. iJadi idalam isetiap ipertanggungan

iharus iada ikepentingan iatas ibenda iyang idipertanggungkan. I

(12)

32 d. Prinsip iSubrogasi i(Subrogation iPrinciple) i

Dalam iPrinsip iSubrogasi i(Subrogation iPrinciple)Apabila iterjadi

iperistiwa iyang itidak idiharapkan iitu ibetul-betul iterjadi, imaka

itertanggung idapat imenuntut ipenanggung iuntuk imemberikan iganti

irugi iakan itetapi iapabila isebab iterjadinya ikerugian iitu idiakibatkan

ioleh ipihak iketiga, imaka iberarti itertanggung idapat imenuntut

ipenggantian ikerugian idari idua isumber. iSumber ipertama idari

ipenanggung idan isumber ikedua idari ipihak iketiga iyang itelah

imenimbulkan ikerugian iitu. iPenggantian ikerugian idari idua isumber

iini ijelas ibertentangan idengan iasas idalam iperjanjian iasuransi iitu

isendiri iyaitu iasas iidemnitiy idan iasas ihukum itentang ilarangan

imemperkaya idiri isendiri imelawan ihukum i(tanpa ihak). iSebaliknya

iapabila ipihak iketiga idibebaskan ibegitu isaja idari iperbuatannya iyang

itelah imenyebabkan ikerugian ibagi itertanggung, isangatlah itidak iadil. Demikian iprinsip-prinsip idasar iasuransi ipada iumumnya, inamun

idi idalam ibuku iMan iSuparman idan iEndang idicantumkan itiga

iprinsip ilagi, idimana iprinsip iini idipandang iberlaku ijuga idalam

iasuransi, iketiga iprinsip iitu iadalah: i

1. Prinsip iSebab iAkibat i(Causalitiy iPrinciple)

Prinsip iSebab iAkibat i(Causalitiy iPrinciple) iTimbulnya

ikewajiban ipenanggung iuntuk imengganti ikerugian ikepada

iTertanggung iapabila iperistiwa iyang imenjadi isebab itimbulnya

(13)

33 2. Prinsip iKontribusi i

Dalam iPrinsip iKontribusi iapabila idalam isuatu ipolis

iditandatangani ioleh ibeberapa ipenanggung, imaka i masing-masing ipenanggung iitu imenurut iimbangan idari ijumlah iuntuk

imana imereka imenandatangani ipolis, imemikul ihanya iharga

iyang isebenarnya idari ikerugian iitu iyang ididerita ioleh

itertanggung. iPrinsip ikontribusi iini iterjadi iapabila iada iasuransi

iberganda i(duoble iinsurance). 3. Prinsip iFollow iThe iFortunis i

Pada iPrinsip iini ihanya iberlaku ibagi ireasuransi, isebab idi isini

ihanya ipenanggung ipertama idan ipenanggung iulang. iDalam ihal

iini ipenanggung iulang imengikuti isuka-duka ipenanggung

ipertama. iPrinsip iini imenghendaki ibahwa itindakan ipenanggung

iulang itidak iboleh imempertimbangkan isecara itersendiri

iterhadap iobyek iasuransi, iakibatnya isegala isesuatu itermasuk

iperaturan idan iperjanjian iyang iberlaku ibagi ipenanggung

ipertama, iberlaku ipula ibagi ipenanggung iulang.29 B. Tinjauan iUmum iTentang iPerlindungan iKonsumen

1. Pengertian iHukum iPerlindungan iKonsumen

Sebagai isuatu ikonsep, i"konsumen" itelah idiperkenalkan ibeberapa

ipuluh itahun ilalu idi iberbagai inegara idan isampai isaat iini isudah ipuluhan

inegara imemiliki iundang- iundang iatau iperaturan ikhusus iyang

(14)

34

imemberikan iperlindungan ikepada ikonsumen itermasuk ipenyediaan

isarana iperadilannya. iSejalan idengan iperkembangan iitu, iberbagai

inegara itelah ipula imenetapkan ihak-hak ikonsumen iyang idigunakan

isebagai ilandasan ipengaturan iperlindungan ikepada ikonsumen. iDi

isamping iitu, itelah ipula iberdiri iorganisasi ikonsumen iInternasional,

iyaitu iInternational iOrganization iof iConsumer iUnion i(IOCU). iDi

iIndonesia itelah ipula iberdiri iberbagai iorganisasi ikonsumen iseperti

iYayasan iLembaga iKonsumen iIndonesia i(YLKI) idi iJakarta, idan

iorganisasi ikonsumen ilain idi iBandung, iYogyakarta, iSurabaya, idan

isebagainya.) iIstilah ikonsumen iberasal idari ialih ibahasa idari ikata

iconsumer i(Inggris- iAmerika), iatau iconsument/konsument i(Belanda).

iPengertian idari iconsumer iatau iconsument iitu itergantung idalam iposisi

imana iia iberada/ iSecara iharafiah iarti ikata iconsumer iadalah i(lawan idari

iprodusen) isetiap iorang iyang imenggu- inakan ibarang. iTujuan

ipenggunaan ibarang iatau ijasa inanti imenentukan itermasuk ikonsumen

ikelompok imana ipengguna itersebut. iBegitu ipula iKamus iBahasa

iInggris-Indonesia imemberi iarti ikata iconsumer isebagai ipemakai iatau

ikonsumen.)30

Untuk idapat imengetahui imengenai ipengertian iserta ipemahaman

itentang ihukum iperlindungan ikonsumen isecara ilebih ijelas idan iluas,

imaka iberikut iakan idijelaskan ipenjelasan imengenai ihukum

(15)

35

iperlindungan ikonsumen iyang iditemukan idi idalam iberbagai iliterature

idan itelah idikemukakan ioleh ipara ipakar iahli ihukum. a. Menurut iMochtar iKusumaatmadja, i

Definisi iHukum iPerlindungan ikonsumen iadalah ikeseluruhan i asas-asas iserta ikaidah-kaidah ihukum iyang imengatur imengenai ihubungan

idan imasalah iantara iberbagai ipihak iyang isatu idengan ipihak iyang

ilainnya, idan iberkaitan idengan ibarang iatau ijasa ikonsumen idi idalam

ipergaulan ihisup imasyarakat. b. Menurut iAz. iNasution, i

Hukum iKonsumen imerupakan ikeseluruhan iasas-asas idan i kaidah-kaidah iyang ibersifat imengatur ihubungan idan imasalah iantara

iberbagai ipihak isatu isama ilain iberkaitan idengan ibarang idan iatau

ijasa ikonsumen, idi idalam ipergaulan ihidup.31

Tampaknya iperlakuan ihukum iyang ilebih ibersifat imengatur idan/atau

imengatur idengan idiimbuhi iperlindungan, imerupakan ipertimbangan

itentang iperlunya ipembedaan idari ikonsumen iitu. iAz. iNasution

imenegaskan ibeberapa ibatasan itentang ikonsumen, iyakni:

a. Konsumen iadalah isetiap iorang iyang imendapatkan ibarang iatau ijasa

idigunakan iuntuk itujuan itertentu;

b. Konsumen iantara iadalah isetiap iorang iyang imendapatkan

ibarang/jasa ilain iatau iuntuk idiperdagangkan i(tujuan ikomersial); c. Konsumen iakhir, iadalah isetiap iorang ialami iyang imendapat idan

imenggunakan ibarang idan/atau ijasa iuntuk itujuan iemmenuhi

ikebutuhan ihidupnya ipribadi, ikeluarga idan iatau irumah itangga idan

itidak iuntuk idiperdagangkan ikembali i(nonkomersial).32

Perlindungan iKonsumen iadalah iistilah iyang idipakai iuntuk

imenggambarkan iperlindungan ihukum iyang idiberikan ikepada

31 iWuria iEli iDewi, iHukum iPerlindungan iKonsumen, iYogyakarta: iGraha iIlmu, i2015, ihlm. i4. 32 iCelina iTri iSiwi iKristiyanti, iOp.Cit, ihlm. i25.

(16)

36

ikonsumen idalam iusahanya iuntuk imemenuhi ikebutuhannya idari ihal-hal

iyang idapat imerugikan ikonsumen iitu isendiri. iDalam ipasal i1 iangka i1

iUndang-Undang iNomor i8 itahun i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen

idisebutkan:

“Perlindungan iKonsumen iadalah isegala iupaya iyang imenjamin

iadanya ikepastian ihukum iuntuk imemberi iperlindungan ikepada

ikonsumen.”33

2. Asas iPerlindungan iKonsumen

Berikut ini akan di jelaskan lebih lanjut mengenai masing-masing asas-asas perlindungan hukum terhadap konsumen secara lebih rinci, sebagaimana yang telah tercantum di dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, antara lain adalah:

1. Asas Manfaat

Asas manfaat ini dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya yang dilakukan dalam penyelenggaraan penyelesaian permasalahan perlindungan konsumen, harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan, sehingga tidak akan ada pihak yang merasakan adanya diskriminasi.34

33 iJanus iSidabalok, iHukum iPerlindungan iKonsumen, iBandung: iPT. iCitra iAditya iBakti, i2014, ihlm. i7. 34 iWuria iEli iDewi, iOp.Cit, ihlm. i10

(17)

37 2. Asas Keadilan

Asas Keadilan ini dalam perlindungan hukum konsumen Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen maupun produsen (pengusaha) untuk dapat memperoleh haknya masing- masing, dan juga melaksanakan kewajibannya secara adil sehingga tidak memberatkan salah satu pihak. Asas keadilan ini menghendaki bahwa dalam pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tersebut, antara konsumen dan produsen (pengusaha) dapat berlaku adil melalui perolehan hak maupun pelaksanaan kewajibannya yang dilakukan secara seimbang, oleh karena itulah undang-undang perlindungan konsumen telah mengatur secara jelas mengenai hak dan kewajiban yang dimiliki oleh konsumen maupun produsen (pelaku usaha). 3. Asas Keseimbangan

Asas Keseimbangan menyatakan bahwa untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, produsen (pengusaha), dan Pemerintah dalam arti materiil maupun spiritual." keseimbangan ini menghendaki agar konsumen, produsen (pengusaha), dan pemerintah dapat memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan serta penegakan hukum terhadap perlindungan konsumen. Kepentingan antara konsumen, produsen (pengusaha), dan Pemerintah tersebut harus diatur dan diwujudkan

(18)

38 secara seimbang sesuai dengan hak maupun kewajibannya masing- masing di dalam pergaulan hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara.

4. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Asas keamanan dan keselamatan konsumen ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan, kenyamanan dan keselamatan kepada konsumen di dalam penggunaan, pemakaian, pemanfaatan serta mengkonsumsi barang dan/ atau jasa yang dikonsumsinya. Kedua asas ini menghendaki agar dengan adanya jaminan hukum tersebut, maka konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsi atau dipakainya dan sebaliknya, sehingga produk barang dan/ atau jasa yang digunakan atau dikonsumsi tersebut tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa konsumen maupun harta bendanya. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen membebankan sejumlah kewajiban maupun larang yang harus dipatuhi oleh produsen (pelaku usaha) di dalam memproduksi dan mengedarkan produk barang atau jasa yang dihasilkannya.

5. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum ini dimaksudkan agar baik produsen (pelaku usaha) maupun konsumen dapat mentaati hukum serta memperoleh keadilan di dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, dan Negara yang memberikan jaminan kepastian hukum. Dengan

(19)

39 demikian dapat diartikan bahwa Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini mengharapkan agar aturan-aturan mengenai hak dan kewajiban yang terkandung di dalam undang-undang ini, dapat diwujudkan dalam pergaulan hidup masyarakat dan kehidupan sehari-hari sehingga masing-masing pihak dapat memperoleh keadilan, sebagaimana telah diatur dan ditetapkan oleh undang-undang.35

3. Kualifikasi iPeristiwa iKerugian iPada iKonsumen

Jika suatu peristiwa yang merugikan konsumen telah terjadi, misalnya, timbul kerugian karena memakai atau mengonsumsi suatu poduk, yang pertama kali dicari adalah apakah kualifikasi hukum dari peristiwa yang menimbulkan kerugian itu. Apakah terdapat hubungan kontraktual anntara produsen-pelaku usaha dan konsumen atau tidak terdapat hubungan hukum diantara mereka.

Jika ditemukan ada hubungan kontraktual antara prosuden-pelaku usaha dan konsumen, langkah berikuntya adalah mencari bagian-bagian dari kontrak/perjanjian yang mungkin tidak dipenuhi sehingga menimbulkan kerugian pada konsumen. Jika ditemukan ada bagian dari perjanjian/kontrak yang tidak dipenuhi, untuk sementara dapat dikualifikasikan sebagai peristiwa wanprestasi.

Jika ternyata tidak terdapat hubungan kontraktual antara produsen-pelaku usaha dan konsumen, harus dicari saluran lain, yaitu dengan

(20)

40 mengonstruksikan fakta-fakta pada peristiwa itu ke dalam suatu perbuatan melawan hukum. Dengan demikian, satu langkah awal penyelesaian sengketa konsumen sudah terlampaui dengan mengetahui kualifikasi peristiwa kerugian pada konsumen itu disebabkan oleh perbuatan wanprestasi ataukah perbuatan melawan hukum.

1. Perbuatan yang Merugikan Konsumen sebagai Perbuatan Wanprestasi

Mencari dan menemukan ada tidaknya hubungan kontraktual antara produsen pelaku usaha dan konsumen kadang-kadang tidak mudah dilakukan, kalau ternyata ada perjanjian/kontrak, baik dalam bentuk yang sederhana sekalipun antara produsen dan konsumen, dengan mudah dapat disimpulkan bahwa mereka terikat secara kontraktual. Akan tetapi, dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Maka langkah berikutnya adalah mencari atau mengumpulkan fakta-fakta sekitar terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian itu lalu merekonstrusikannya menjadi sebuah kontrak/perjanjian. Untuk dapat dimasukkan ke dalam saluran perjanjian/kontrak, maka harus dipenuhi syarat-syarat minimal dari kontrak sebagaimana diatur di dalam peraturan perundang-undangan ( Pasal 1320 KUH Perdata).

Misalnya, iuntuk imengetahui idan imenentukan iapakah iproduk

idiperoleh imelalui ijual ibeli i(untuk imengatakan iada iperikatan ijual

ibeli), imaka iperlu idiperiksa iapakah iada ifakta-fakta itentang

(21)

41

iharganya. iHal iini iuntuk imembedakannya idari ikemungkinan iyang

itimbul ikarena imemakai iatau imengonsumsi ibarang iyang iseharusnya

ibelum idiedarkan, itetapi idicuri idari igudang ipabrik imilik i produsen-pelaku iusaha-pembuat. iUntuk iini idapat idibuktikan idengan ibon

ifaktur iatau ibon ipembelian, isaksi, iatau iketerangan ikonsumen iyang

ibersangkutan. i

Setelah idipastikan ibahwa ibarang idiperoleh imelalui ijual ibeli, iyang

iberarti iada ihubungan ikontraktual iantara iprodusen-pelaku i usaha-penjual idan ikonsumen-pembeli, imaka idicarilah ibagian-bagian

imana idari ikontrak/perjanjian ijual ibeli iitu iyang itidak idipenuhi ioleh

iprodusen-pelaku iusaha-penjual. iUntuk iini iperlu idiperhatikan

ikewajiban-kewajiban ipenjual isebagaimana iterdapat idi idalam

iundang-undang idan iperjanjian/kontrak iserta isegala imacam igaransi

iatau ijaminan iyang iada. i

Mungkin idi idalam ikontrak itidak ijelas idisebutkan iapa isaja iyang

imenjadi ikewajiban ipenjual. iKalau idemikian, iketentuan i undang-undanglah iyang iberlaku. iSebaliknya, imungkin ijuga idi idalam

ikontrak idikemukakan ibeberapa ihal iyang imengecualikan ikewajiban

ipenjual idari iketentuan iundang-undang. iMaka idalam ihal iseperti iini

iberlakulah iisi ikontrak iitu. iKalau iada ikewajiban iyang itidak

idipenuhi, ibaik imenurut ikontrak imaupun imenurut iundang iundang,

(22)

42 2. Perbuatan iyang iMerugikan iKonsumen isebagai iPerbuatan iMelawan

iHukum i

Dalam ikaitannya idengan iperlindungan ikonsumen, ikhususnya

imenentukan itanggung ijawab iprodusen-pelaku iusaha ikepada

ikonsumen iyang imenderita ikerugian ikarena iproduk icacat, imaka

ifakta-fakta isekitar iperistiwa iyang imenimbulkan ikerugian iitu

iterlebih idahulu idikualifisir imenjadi isuatu iperbuatan imelawan

ihukum. iArtinya, iharus idapat iditunjukkan ibahwa iperbuatan

iprodusen-pelaku iusaha iadalah iperbuatan imelanggar ihukum, ibaik

iitu iberupa ipelanggaran iterhadap ihak-hak ikonsumen, iatau i produsen-pelaku iusaha itelah imelakukan iperbuatan iyang ibertentangan idengan

ikewajiban ihukumnya isendiri, imelanggar ikesusilaan, iataupun itelah

imelakukan isesuatu iyang ibertentangan idengan ikepatutan idalam

ipergaulan ihidup imasyarakat idalam iberalankan iusahanya,

ikhususnya ikepatutan idalam ihal iberproduksi idan imengedarkan

iproduknya. i

Misalnya, idalam ikasus ikeracunan ipangan, iapakah iperistiwa iitu

itermasuk idalam ikategori iperbuatan imelawan ihukum, imaka iharus

idiperiksa iapakah iterpenuhi iunsur-unsur iperbuatan imelawan ihukum

isebagaimana itelah iditerangkan idi iatas. iArtinya, iperlu idiperhatikan

ifakta-fakta idan ikemudian iditerjemahkan ike idalam iunsur-unsur itadi.

(23)

43 a. Apakah idalam iperistiwa iitu iada ipelanggaran iterhadap ihak

ikonsumen? iatau i

b. Apakah idalam iperistiwa iitu iprodusen-pelaku iusaha itelah

ibertindak ibertentangan idengan ikewajibannya imenurut i undang-undang? iatau i

c. Apakah iprodusen-pelaku iusaha itelah imelakukan ipelanggaran

iterhadap inorma-norma ikesusilaan?atau

d. Apakah iprodusen-pelaku iusaha itelah imelakukan iperbuatan iyang

itidak ipatut idalam iberproduksi idan/atau imengedarkan iproduknya

iatau isebaliknya itelah ilalai imengambil ilangkah-langkah iyang

ipatut iguna imenjaga ikeselamatan ikonsumen? i

Kalau isatu isaja idari ipertanyaan idi iatas idapat idijawab idengan iya,

idapat idipastikan ibahwa itelah iterjadi iperistiwa iperbuatan imelawan

ihukum. iAkan itetapi, ikonsumen isebagai ipenggugat ijuga iharus idapat

imembuktikan iterjadinya ikesalahan iprodusen-pelaku iusaha isebagai

itergugat idalam ihal iterjadinya iperistiwa iyang imenimbulkan ikerugian

iitu, iyaitu ikesalahan, ibaik idalam ibentuk ikesengajaan imaupun ikelalaian,

idalam imembuat/memproduksi ihingga imemasarkan iproduknya

isehingga iproduk imengandung icacat, iyang ipada iakhirnya icacat iitu

imenimbulkan ikerugian ipada ikonsumen isetelah imemakai iatau

imengonsumsinya. i

Perlu idibuktikan ipula ibahwa ikerugian iitu imerupakan iakibat

(24)

44

idikonsumsi iitu. iDengan ikata ilain, iperlu idibuktikan iadanya ihubungan

ikausalitas iantara iperbuatan iyang isalah idan ikerugian iyang itimbul iitu.

iYang imendekati iharapan iadalah idengan imenggunakan

ipertanggungjawaban ikhusus isebagaimana idimaksud idalam iPasal i1367

iKUH iPerdata iitu ibahwa iseseorang ibertanggung ijawab iatas ikerugian

iyang idisebabkan ioleh ibarang iyang iberada idalam ipengawasannya.

iPersoalannya iadalah idiperlukan ipenafsiran iyang ihati-hati idan icermat,

iyaitu itentang: i

a. Apakah itanggung ijawab iproduk itermasuk idi idalamnya iatau itidak. b. Apakah iproduk iyang iberedar idan imenimbulkan ikerugian iitu imasih

idalam ikategori iberada idalam ipengawasan iprodusen-pelaku iusaha. i

c. Apakah iyang imenjadi idasar ipertanggungjawabannya, ikesalahan

iataukah irisiko. i

Pertanyaan-pertanyaan idi iatas itidak imendapat ipenjelasan ilebih

ilanjut idi idalam iKUH iPerdata. iKalaupun iPasal i1367 iKUH iPerdata iitu

idapat iditerima isebagai idasar iketentuan itentang itanggung ijawab iproduk,

itetap itersisa ipersoalan itentang idasar ipertanggungjawaban, iapakah

ikesalahan iataukah irisiko isebab idalam ipasal itersebut itidak idisebutkan

imengenai ihal iitu, isebagaimana idi idalam iPasal i1365 iKUH iPerdata.36

(25)

45 C. Tinjauan iUmum iTentang iPerlindungan iKonsumen iBerdasarkan iPengaturan iOJK iNomor. i1/POJK.07/2013 iTentang iPerlindungan iKonsumen iPada iSektor iJasa iKeuangan

1. Pengertian

Globalisasi idalam isistem ikeuangan idan ipesatnya ikemajuan idi ibidang

iteknologi iinformasi iserta iinovasi ifinansial itelah imenciptakan isistem

ikeuangan iyang isangat ikompleks, idinamis, idan isaling iterkait i antar-subsektor ikeuangan ibaik idalam ihal iproduk imaupun ikelembagaan.

iBeberapa ihal iyang imenjadi iperhatian iOtoritas iJasa iKeuangan idiantaranya

ipengawasan isektor ijasa ikeuangan iyang iterintegrasi i(konglomerasi), ipraktik

iperlindungan iKonsumen iyang isama idi isemua isektor ijasa ikeuangan,

itindakan iyang imencerminkan imoral ihazard idan ibelum ioptimalnya

iperlindungan iKonsumen isektor ijasa ikeuangan.37

Perlindungan ikonsumen idi isektor ijasa ikeuangan ibertujuan iuntuk

imenciptakan isistem iperlindungan ikonsumen iyang iandal, imeningkatkan

ipemberdayaan ikonsumen, idan imenumbuhkan ikesadaran iPelaku iUsaha iJasa

iKeuangan imengenai ipentingnya iperlindungan ikonsumen isehingga imampu

imeningkatkan ikepercayaan imasyarakat ipada isektor ijasa ikeuangan.

Pengertian iKonsumen: iPasal i1 iangka i15 iUU iOJK. i“Konsumen iadalah

ipihak-pihak iyang imenempatkan idananya idan/atau imemanfaatkan

ipelayanan iyang itersedia idi iLembaga iJasa iKeuangan iantara ilain inasabah

37 iLihat idi iPenjelasan iPOJK iNomor. i1/POJK.07/2013 iTentang iPerlindungan iKonsumen iPada iSektor

(26)

46

ipada iPerbankan, ipemodal idi iPasar iModal, ipemegang ipolis ipada

iPerasuransian, idan ipeserta ipada iDana iPensiun, iberdasarkan iperaturan

iperundang-undangan idi isektor ijasa ikeuangan.”Dengan ipencantuman idalam

iketentuan iumum, imaka imasalah ikonsumen imerupakan imasalah ipenting

idalam iUU iOJK. iDi isamping iitu, iUU iOJK imemberikan ipengertian iyang

iluas idan iumum iterhadap ikonsumen. iPengertian ikonsumen idalam iUU iOJK

itidak imembatasi ipengertian ikonsumen idalam iindividu isaja idan ipemodal idi

iPasar iModal idiakui isebagai ikonsumen. iPerlindungan ikonsumen idalam iUU

iOJK imencakup iperlindungan ikonsumen iyang ilebih ikompleks idan ilengkap.

iDengan icakupan iyang isemakin iluas iini, imaka ijangkauan itugas idan

iwewenang iserta itanggungjawab iperlindungan ikonsumen iOJK ijuga

isemakin iluas idi ibidang ijasa ikeuangan. iMelalui iUU iOJK idibentuk ilembaga

iOJK idengan itujuan iagar ikeseluruhan ikegiatan idi idalam isektor ijasa

ikeuangan imampu imelindungi ikepentingan iKonsumen idan imasyarakat.38 i

2. Hubungan iUndang-Undang iPerlindungan iKonsumen idengan i Undang-Undang iOJK

Seperti iyang iada ididalam ipenjelasan iumum iUUPK itelah idikemukakan

ibahwasanya iUUPK imerupakan iundang-undang ipayung ihukum i(umbrella

iact) iyang imengintegrasikan idan imemperkuat ipenegakan ihukum idi ibidang

iperlindungan ikonsumen. iSebagai iUndang-Undang ipayung, imaka iUUPK

iharus imenjadi idasar ibagi ipembentukan iperundang-undangan ilain iyang

38 iInosentius iSamsul, iPerlindungan iKonsumen iJasa iKeuangan iPasca iPembentukan iOtoritas iJasa

(27)

47

imengatur itentang iperlindungan ikonsumen. iUndang-Undang ilain iyang

imengatur itentang iperlindungan ikonsumen iharus ididasarkan ipada iUUPK. i

Sebelas itahun ikemudian isejak iberlakunya iUUPK, itepatnya itahun i2011

iterbit iUU iNo i21 iTahun i2011 itentang iOtoritas iJasa iKeuangan ijo iPeraturan

iOtoritas iJasa iKeuangan iNo. i1/POJK.07/ i2013 iTentang iPerlindungan

iKonsumen iSektor iJasa iKeuangan. iDengan iPOJK itentang iPerlindungan

iKonsumen iSektor iJasa iKeuangan itelah imenciptakan iera ibaru idalam

iperlindungan ikonsumen ikarena isecara ispesifik imengatur iperlindungan

ikonsumen ijasa ikeuangan iyaitu ikonsumen iperbankan, iasuransi, ipasar imodal

idan ijuga ipelaku ijasa ikeuangan inon ibank iantara ilain iperusahan ipembiayaan.

iDi idalam iPeraturan iOJK iNomor i1/POJK.07/2013 itentang iPerlindungan

iKonsumen iSektor iJasa iKeuangan idiatur itentang: iPrinsip-prinsip

iperlindungan ikonsumen; iKewajiban-kewajiban iPelaku iUsaha iKeuangan

iterhadap iKonsumen, iseperti imisalnya: ikewajiban itentang iinformasi

iproduk, ikewajiban imenggunakan ifrasa iyang imudah idimengerti, iinformasi

itentang ihak idan ikewajiban ikonsumen; ipedoman ipenetapan ibiaya iatau

iharga iproduk, imemperhatikan ikesesuaian iantara ikebutuhan idan

ikemampuan ikonsumen idengan iproduk iyang iditawarkan; iLarangan iPelaku

iUsaha iJasa iKeuangan imenggunakan istrategi ipromosi iproduk iyang

imerugikan ikonsumen, iseperti imisalnya: imemaksa ikonsumen, imenawarkan

iproduk imelalui isarana ikomunikasi ipribadi ikonsumen itanpa ipersetujuan

ikonsumen; iKeseimbangan, ikeadilan idan ikewajaran idalam ipembuatan

(28)

48

ibaku idan ilarangan ipengalihan itanggungjawab iatau ikewajiban iPelaku

iUsaha iJasa iKeuangan ikepada iKonsumen; iLayanan ikhusus iPUJK iuntuk

ikonsumen idengan ikebutuhan ikhusus; iMekanisme iPengaduan iKonsumen

idan iklasifikasi ibesar ikerugian iKonsumen iyang idapat iditerima iOJK, iserta

ifasilitator iyang imelaksanakan ipenyelesaian ipengaduan; iKewenangan iOJK

iatas ikepatutan iPUJK; idan iSanksi iadministratif.

Dapat idisimpulkan bahwa kedua iundang-undang idan iperaturan

ipelaksanaan itersebut i isecara isubstansi imengatur itentang ibagaimana

imelindungi ikonsumen idan ikarenanya iperlu idijelaskan ibagaimana

ihubungan idi iantara ikedua iundang-undang itersebut, iserta iperlu idijelaskan

ikriteria iyang idapat imenjadi idasar iuntuk imenentukan ipelaksanaan

iperlindungan ikonsumen iberdasarkan iUUPK idan/atau iberdasarkan

iUUOJK.39

3. Penyelesaian iSengketa iKonsumen iJasa iKeuangan

Berdasarkan iPasal i30 iUUOJK, ikewenangan iOJK idalam ikonteks

iperlindungan ikonsumen imeliputi: i

a. Memerintahkan iatau imelakukan itindakan itertentu ikepada iLembaga

iJasa iKeuangan iuntuk imenyelesaikan ipengaduan iKonsumen iyang

idirugikan iLembaga iJasa iKeuangan idimaksud; b. Mengajukan igugatan: i

39Rachmanto, iPenyelesaian iSengketa iKonsumen iAkibat iPerjanjian iBaku idan iKlausula iBaku iPasca

iKeberlakuan iUndang-Undang iNomor i21 iTahun i2011 iTentang iOtoritas iJasa iKeuangan, iJurnal

(29)

49

 untuk imemperoleh ikembali iharta ikekayaan imilik ipihak iyang

idirugikan idari ipihak iyang imenyebabkan ikerugian, ibaik iyang

iberada idi ibawah ipenguasaan ipihak iyang imenyebabkan ikerugian

idimaksud imaupun idi ibawah ipenguasaan ipihak ilain idengan iitikad

itidak ibaik; idan/atau

 untuk imemperoleh iganti ikerugian idari ipihak iyang imenyebabkan

ikerugian ipada iKonsumen idan/atau iLembaga iJasa iKeuangan

isebagai iakibat idari ipelanggaran iatas iperaturan i perundang-undangan idi isektor ijasa ikeuangan. i

Hal ilain iyang iberkaitan idengan ipenyelesaian isengketa ikonsumen iadalah

ibahwa iOJK idiberi ikewenangan ikhusus isebagai ipenyidik isebagaimana

idimaksud idalam iKitab iUndang-Undang iHukum iAcara iPidana, iseperti

iditegaskan idalam iPasal i49 iayat i1 iUUOJK. iHal iini iidentik idengan iapa iyang

idi iatur idalam iPasal i59 iayat i1 iUUPK. iLebih ilanjut, ipenyelesaian isengketa

ikonsumen idalam iUUOJK idiatur idalam iPeraturan iOJK iNo.

i1/POJK.07/2013 itentang iPerlindungan iKonsumen iJasa iKeuangan, iPasal i39

iyang imenyatakan:

1) Dalam ihal itidak imencapai ikesepakatan ipenyelesaian ipengaduan,

iKonsumen idapat imelakukan ipenyelesaian isengketa idi iluar ipengadilan

iatau imelalui ipengadilan. i

2) Penyelesaian isengketa idi iluar ipengadilan isebagaimana idimaksud ipada

(30)

50 3) Dalam ihal ipenyelesaian isengketa itidak idilakukan imelalui ilembaga

ialternatif ipenyelesaian isengketa isebagaimana idimaksud ipada iayat i(2),

iKonsumen idapat imenyampaikan ipermohonan ikepada iOtoritas iJasa

iKeuangan iuntuk imemfasilitasi ipenyelesaian ipengaduan iKonsumen

iyang idirugikan ioleh ipelaku idi iPelaku iUsaha iJasa iKeuangan. i

Dari iapa iyang itelah idiuraikan idi iatas itentang ipenyelesaian isengketa

ikonsumen idalam iranah ijasa ikeuangan, imaka idapat idisimpulkan ibahwa,

ipenyelesaian isengketa ikonsumen ijasa ikeuangan idapat idilakukan imelalui

imekanisme ipenyelesaian idi iluar ipengadilan iatau ipengadilan, iapabila

ikesepakatan ipenyelesaian ipengaduan ioleh iOJK itidak itercapai

ikesepakatan. iMenurut iKetua iDewan iKomisioner iOJK, iMuliaman iD.

iHadad, iperaturan iOJK itentang iLembaga iAlternatif iPenyelesaian iSengketa,

iapabila iterjadi iSengketa ikonsumen, iharus idiselesaikan ioleh ilembaga ijasa

ikeuangan i(internal idispute iresolution) idan iapabila itidak iterjadi

ikesepakatan, imaka ipenyelesaian isengketa idilakukan imelalui ilembaga

ialternatif ipenyelesaian isengketa idi iluar ilembaga ijasa ikeuangan i(external

idispute iresolution). i

Penyelesaian isengketa iyang idilakukan imelalui iLembaga iAlternatif

iPenyelesaian iSengketa idalam iOJK, itidak idapat idiartikan isama iseperti

ipenyelesaian isengketa ialternatif ipada iumumnya iyang imeliputi inegosiasi,

imediasi, ikonsiliasi idan iarbitrase iyang iterdapat idalam iUUPK.

Yang idimaksud idengan iLembaga iAlternatif iPenyelesaian iSengketa

(31)

51 a) mempunyai ilayanan ipenyelesaian isengketa isedikitnya; imediasi,

iajudikasi, idan iarbitrase; i

b) mempunyai iperaturan iyang imeliputi: ilayanan ipenyelesaian isengketa;

iprosedur ipenyelesaian isengketa; ibiaya ipenyelesaian isengketa; ijangka

iwaktu ipenyelesaian isengketa; iketentuan ibenturan ikepentingan idan

iafiliasi ibagi imediator, iajudikator, idan iarbiter; idan ikode ietik ibagi

imediator, iajudikator, idan iarbiter;

c) menerapkan iprinsip iaksesibilitas, iindependensi, ikeadilan, idan iefisiensi

idan iefektivitas isetiap iperaturan;

d) mempunyai isumber idaya iuntuk idapat imelaksanakan ipelayanan

ipenyelesaian isengketa; idan

e) didirikan ioleh iLembaga iJasa iKeuangan iyang idikoordinasikan ioleh

iasosiasi idan/atau ididirikan ioleh ilembaga iyang imenjalankan ifungsi iself

iregulatory iorganization. i40

D. Tinjauan iUmum iTentang iPenyelesaian iSengketa iKonsumen 1. Sengketa iKonsumen

Sengketa idalam ipengertian isehari-hari idimaksudkan isebagai isuatu

ikeadaan idi imana ipihak-pihak iyang imelakukan iupaya-upaya iperniagaan

imempunyai imasalah iyaitu imenghendaki ipihak ilain iuntuk iberbuat iatau

itidak iberbuat isesuatu itetapi ipihak ilainnya imenolak iatau itidak iberlaku

idemikian. iSengketa ijuga idapat idimaksudkan isebagai iadanya

iketidakserasian iantara ipribadi-pribadi iatau ikelompok-kelompok iyang

(32)

52

imengadakan ihubungan ikarena ihak isalah isatu ipihak iterganggu iatau

idilanggar.41

Adapun imengenai ipengertian idari isengketa ikonsumen iitu isendiri

imenurut imenteri iperdagangan idalam isurat ikeputusannya iadalah: i

“Yang idimaksud idengan isengketa ikonsumen iadalah isengketa

iantara ipelaku iusaha idengan ikonsumen iyang imenuntut iganti irugi

iatau ikerusakan, ipencemaran idan/atau iyang imenderita ikerugian

iakibat imengkonsumsi ibarang iatau imemanfaatkan ijasa.”42 i

Maka iberdasarakan iuraian idi iatas, isengketa ikonsumen iadalah

isengketa iyang iterjadi iantara ikonsumen idi isatu ipihak idan ipelaku iusaha

iatau iprodusen idi ipihak ilain. iKonsumen isebagai ipengguna/pemakai

ibarang idan/atau ijasa idan ipelaku iusaha iatau iprodusen isebagai ipenyedia

ibarang iatau ijasa. ibarang iatau ijasa iyang idapat imenjadi iobjek isengketa

iadalah iproduk ikonsumen iyaitu, i ibarang iatau ijasa iyang iumumnya

idigunakan ikonsumen iuntuk imemenuhi ikebutuhan ihidupnya, ikeluarga,

irumah itangga idan itidak iuntuk idiperdagangkan. iSengketa ikonsumen

iterjadi ikarena iadanya iketidakpuasan ikonsumen iterhadap isuatu iproduk

iatau ikerugian iyang idialami ikonsumen ikarena ipenggunaan iatau

ipemakaian ibarang iatau ijasa. iSetiap ikali ikonsumen imembeli ibarang,

iharus iwaspada iagar itidak imenderita ikerugian. i

41 iArif iRahman, iPenyelesaian iSengketa iKonsumen iMelalui iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen

i(BPSK) iKota iSerang, iJurnal iIlmu iHukum iSekolah iTinggi iKeguruan idan iIlmu iPendidikan i(STKIP)

iPelita iPratama, iVol. i2 iNo. i1, iJuni i2018, ihlm. i27.

42 iPemerintah iRepublik iIndonesia, iSurat iKeputusan iMenteri iPerindustrian idan iPerdagangan iNomor:

(33)

53 Menurut iKimberly iJade iTillman: i“once ia iconsumer ia iparticular

iproduct iincluding ipersonal iinjury, iinjury iti ithe iproduct iit iself isome

iother iproperty, iand ipure ieconomic iloss.” iDengan idemikian idapat

idikatakan ibahwa ibentuk isengketa ikonsumen ikarena ikerugian iyang

idapat idialami ikonsumen iadalah: i

1. Cacat itubuh/Fisik i(Personal iInjury);

2. Cacat iFisik i(Injury ito iThe iProduct iit iSelf/Some iOther iProperty); 3. Kerugian iEkonomi i(Pure iEconomic iLoss).43

2. Penyelesaian iSengketa iKonsumen

Menurut iUUPK ipasal i45 iayat i2 i“Penyelesaian isengketa ikonsumen

idapat iditempuh imelalui ipengadilan iatau idi iluar ipengadilan

iberdasarkan ipilihan isukarela ipara ipihak iyang ibersengketa”. i44

Berdasarkan iketentuan iini, ibisa idikatakan ibahwa iada idua ibentuk

ipenyelesaian isengketa ikonsumen, iyaitu imelalui ipengadilan iatau idi iluar

ijalur ipengadilan. i

a. Penyelesaian isengketa imelalui ipengadilan i

Penyelesaian isengketa ikonsumen imelalui ipengadilan imengacu

ipada iketentuan iperadilan iumum iyang iberlaku idi iIndonesia.Dalam

ihal ituntutan idiajukan imelalui ipengadilan, idipersoalkanlah iproses

ihal iatau itahapan-tahapan ipemeriksaan ituntutan iganti irugi

isehubungan idengan ipertanggungjawaban iprodusen/pelaku iusaha.

43 iArif iRahman, iLoc.Cit.

(34)

54

iCara ipenyelesaian isengketa ikonsumen iyang imelalui ipengadilan,

iyang iberdasarkan ipada iketentuan iPeradilan iUmum iyang iberlaku idi

iIndonesia. iMenurut iPasal i48 iUndang-Undang iNomor i8 iTahun i1999

itentang iPerlindungan iKonsumen, ipenyelesaian isengketa ikonsumen

imelalui ipengadilan imengacu ipada iketentuan itentang iperadilan

iumum.45 iIni iberarti ihukum iacara iyang idipakai idalam itata icara ipersidangan idan ipemeriksaan iperkara iadalah iberdasarkan iHerziene

iInlands iRegeling i(HIR) iyang iberlaku iuntuk iwilayah iJawa idan

iMadura iatau iRechtsreglemen iBuitengewesten i(RBg.) iyang iberlaku

ibagi idaerah iluar iJawa idan iMadura. iKeduanya itidak imempunyai

iperbedaan iyang ipalam imendasar i(prinsipiil).46 i

a. Pengajuan igugatan i

Dalam ihukum iacara iperdata iyang ikini isampai ikini iberlaku idi

iIndonesia, idikenal iasas ihakim ibersifat imenunggu iatau ihakim iyang

ibersifat ipasif, iartinya, ibahwa iinisiatif iberperkara idatang idari i pihak-pihak iyang imemiliki ikepentingan.

Dalam ikaitan iini iPasal i46 iayat i(Undang-Undang iNomor i8 iTahun

i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen) imenentukan: i

1. Gugatan iatas ipelanggaran ipelaku iusaha idapat idilakukan ioleh: a. seorang ikonsumen iyang idirugikan iatau iahli iwaris iyang

ibersangkutan; i

45 iIbid., iPasal i48.

(35)

55 b. kelompok ikonsumen iyang imempunyai ikepentingan iyang

isama; i

c. lembaga iperlindungan ikonsumen iswadaya imasyarakat iyang

imemenuhi isyarat, iyaitu iberbentuk ibadan ihukum iatau

iyayasan, iyang idalam ianggaran idasarnya imenyebutkan

idengan itegas ibahwa itujuan ididirikannya iorganisasi itersebut

iadalah iuntuk ikepentingan iperlindungan ikonsumen idan itelah

imelaksanakan ikegiatan isesuai idengan ianggaran idasarnya; i

d. pemerintah idan/atau iinstansi iterkait iapabila ibarang idan/atau

ijasa iyang idikonsumsi iatau idimanfaatkan imengakibatkan

ikerugian imateri iyang ibesar idan/atau ikorban iyang itidak

isedikit.47

Dalam isengketa ikonsumen, ipihak-pihak iyang idigugat iadalah

iprodusen, iyaitu isemua ipihak iyang iikut iserta idi idalam ipenyediaan

idan iperedaran iproduk ihingga isampai ike itangan ikonsumen. iJadi,

isangat imungkin iterdiri iatas ibeberapa iorang i(pihak) iyang iberbeda.

iDalam ihal iseperti iini ijika itergugat iada ibeberapa iorang, idapat idipilih

idi itempat itinggal isalah isatu itergugat isebagai itempat imengajukan

igugatan. iPada iumumnya igugatan iitu idiajukan isecara itertulis.

iNamun idemiklan, igugatan idapat idiajukan isecara ilisan. iPengajuan

igugatan idisertai idengan ipembayaran isejumlah iuang iadministrasi.

iDalam igugatan, ipenggugat imengemukakan idalil-dalil iyang iberupa

(36)

56

idasar ituntutan iyang idisebut idengan imenguraikan ikejadian.Uraian

itentang ikejadian imerupakan ipenjelasan iduduknya iperkara,

isedangkan iuraian itentang ihukum imerupakan iuraian itentang iadanya

ihak iatau ihubungan ihukum iyang imenjadi idasar iyuridis idari ituntutan. Di isini ikonsumen isebagai ipenggugat imenguraikan idengan ijelas

ihubungan ihukum iantara iprodusen idan ikonsumen isampai ipada

iperistiwa iadanya ikerugian iyang ididerita ikonsumen. iHubungan

ihukum iitu idapat iberupa ihubungan iyang itimbul ikarena iadanya

iperjanjian i(kontrak) iatau idapat ipula iberupa ihubungan ihukum iyang

itimbul ikarena iterjadinya iperistiwa imelanggar ihukum. iJadi, iada idua

iperistiwa iyang idapat idiajukan isebagai idasar ihak ikonsumen iuntuk

imengajukan ituntutan, iyaitu iperistiwa iwanprestasi idan iperbuatan

imelanggar ihukum. iPada ibagian iakhir igugatan idimuat ipetitum, iyaitu

ituntutan iapa iyang ioleh ipenggugat idiminta iatau idiharapkan iakan

idiputuskan ioleh ihakim. iJadi, ipetitum iitu iakan imendapatkan

ijawabannya idi idalam idictum iatau iamar iputusan.48

b. Pemeriksaan idan ipembuktian

Pada iPasal i1865 iKUH iPerdata imengatur imengenai ipembuktian:

“Setiap iorang iyang imendalilkan ibahwa iia imempunyai isesuatu

ihak, iatau iguna imengeguhkan ihaknya isendiri imaupun

imembantah isuatu ihak iorang ilain, imenunjuk ipada isuatu

(37)

57 iperistiwa, idiwajibkan imembuktikan iadanya ihak iatau iperistiwa

itersebut”.49

Yang idimaksudkan idisini ijika iseseorang iyang imempunyai isuatu

ihak, iingin imendapatkan ihaknya iatau imembantah ihak iorang ilain

imakan iharus idibuktikan idengan iadanya isuatu ihak iatau iperistiwa

itersebut. iJikalau, igugatan iatas iganti ikerugian ididasarkan ipada

iperistiwa iwanprestasi, ipenggugat iperlu imembuktikan:

1. Adanya ibagian-bagian idari ikewajiban iyang itidak idipenuhi ioleh

iprodusen; idan

2. Adanya ihubungan iperikatan i(kontrak, iperjanjian); i

Jikalau igugatan iganti ikerugian ididasarkan ipada iperistiwa iperbuatan

imelawan ihukum, iharuslah idibuktikan:

1. Timbulnya ikerugian ibagi ikonsumen-penggugat;

2. Adanya iperbuatan imelawan ihukum, ibaik iberupa ipelanggaran

ihak ikonsumen, ipelanggaran iterhadap ikewajiban iberhati-hati,

ipelanggaran inorma ikesusilaan, imaupun ipelanggaran inorma

ikepatutan;

3. Adanya ikesalahan idari iprodusen-pelaku iusaha, ibaik iberupa ike

isengajaan imaupun ikelalaian;

4. Adanya isejumlah ikerugian iyang ididerita ikonsumen-penggugat; 5. Adanya ihubungan ikausal iantara iperbuatan imelawan ihukum

isalah iitu idan ikerugian. i

(38)

58 Pembuktian iterhadap ihal-hal idi iatas idilakukan imenurut ialat-alat

ivane iatur idi idalam iundang-undang. iMenurut iPasal i284 iRBg. i/164

iHIR iatau iD i1866 iKUH iPerdata, ialat-alat ibukti iyang idapat idiajukan

iadalah isurat, ipersangkaan, ipengakuan, idan isumpah. iMembuktikan

idalam iarti iyuridis itidak ilain iberarti imemberi idasar-dasar iyang

icukup ikepada ihakim iyang imemeriksa iperkara iyang ibersangkutan

iguna imemberi ikepastian itentang ikebenaran iperistiwa iyang

idiajukan. ijalan ipembuktian, imenjadi ijelas ibagi ihakim itentang

ihukumnya isuatu iperkara isehingga imemudahkan ihakim iuntuk

imengonstatir iperistiwanya, imengualifikasi, idan ikemudian

imengonstituirnya. i

Dengan iMenurut iSudikno iMertokusumo, iyang iharus idibuktikan

idalam iperkara iperdata iadalah iperistiwa iyang idiajukan isebagai idasar

ihak, imeneguhkan ihaknya, iataupun iuntuk imenyangkal ihak iorang

ilain, ijadi ibukan ihukumnya. iYang idimaksud idi isini iadalah ihal-hal

iyang ioleh ipihak ilawan itidak itelah idiakuinya idan ibukan ipula

imerupakan isuatu ihal iyang itidak iperlu idibuktikan, imisalnya, ikarena

isudah imerupakan ikebenaran iumum. iPada idasarnya ipihak iyang

imengemukakan isuatu iperistiwa iitulah iyang ibebani ipembuktian.

iAkan itetapi, iuntuk imencapai ikeadilan, idalam ipraktiknya ipembagian

ibeban ipembuktian iitu ibaru idirasakan iadil idan itepat iapabila iyang

idibebani ipembuktian iadalah ipihak iyang ipaling isedikit idirugikan

(39)

59

ihakim iharus ibertindak iarif idan ibijaksana iserta itidak iboleh iberat

isebelah.

Dalam ihubungannya idengan itanggung ijawab iproduk, ipada

igugatan iyang idiajukan ikonsumen iyang iberada idalam ihubungan

ikontrak ijual ibeli, iia iharus imembuktikan iwanprestasi i tergugat-produsen. iWanprestasi iyang iharus idibuktikan iitu imeliputi iseluruh

ikewajiban iyang itidak idilaksanakan ioleh iprodusen isebagai itergugat,

iyaitu ikewajiban-kewajiban iyang itidak idilaksanakan imenurut

iperjanjian ijual ibeli itermasuk ikewajiban iuntuk imenanggung icacat

itersembunyi, iJadi, ipedoman iuntuk imembuktikan idipenuhi iatau

itidak idipenuhinya ikewajiban iprodusen ipenjual iadalah iperjanjian

iyang isudah iada. iDi isini, inorma iyang idilanggar iadalah inorma

ikontraktual. iPada igugatan iyang ididasarkan ipada iwanprestasi,

ikonsumen-penggugat itidak iperlu imembuktikan iadanya ikesalahan

itergugat isehingga iia iwanprestasi. iJadi, icukup idengan imenunjukkan

ibukti-bukti ibahwa iprodusen itergugat itelah itidak imelaksanakan

ikewajibannya idengan ibaik. i

Pada igugatan ipenggantian ikerugian iberdasarkan iperbuatan

imelawan ihukum, ikonsumen-penggugat iharus imembuktikan ibahwa

iprodusen itergugat itelah ibersalah imelakukan isesuatu isehingga

imenimbulkan ikerugian ipada ikonsumen-penggugat. iPembuktian

itentang iadanya ikesalahan iitu imutlak idilakukan ikarena idasar

(40)

60

ihal iini iterlalu isulit ibagi iseorang ikonsumen-penggugat ikarena iia

itidak imengetahui ibagaimana iseluk-beluk iproses iproduksi.

iSementara iitu, iprodusen-pelaku iusaha-tergugat iakan ilebih imudah

imengajukan ipembuktian ilawan ikarena iia ibenar-benar imemahami

iproses iproduksi iitu idengan ibaik idan imempunyai isarana, imisalnya,

ilaboratorium iuntuk imengajukan ipembuktian ilawan.50

2. Penyelesian isengketa idi iluar ipengadilan i

Penyelesaian isengketa idi iluar ipengadilan iBerikut iini iadalah

ipenyelesaian isengketa ikonsumen iyang idapat iditempuh idi iluar

ipengadilan:

1. Penyelesaian isengketa isecara idamai ioleh ipada ipihak isendiri

Penyelesaian isengketa ikonsumen idapat idilakukan isendiri

ioleh ipihak iyang iberperkara isebagaimana idimaksud idalam iPasal i43

iayat i(2) iUUPK. iPenyelesaian isecara idamai itersebut idilakukan ioleh

ipelaku iusaha idan ikonsumen, itanpa imelalui ibadan iperadilan itertentu

idengan itidak imelanggar iundang-undang iperlindungan ikonsumen

imaupun iperaturan iperundangan iterkait. iPenyelesaian isecara idamai

ioleh ipihak iyang ibersengketa itersebut idilakukan iterlebih idahulu

(41)

61

isebelum iadanya iusaha ihukum ilain. iHal iini isejalan idengan

ipenjelasan idalam iPasal i45 iayat i(2) iUUPK.51

2. Penyelesaian isengketa imelalui iBadan iPenyelesaian iSengketa

iKonsumen

Lembaga iyang iberwenang iuntuk imenyelesaiakan isengketa i i i ikonsumen idisebut idengan iBadan iPenyelesaian iSengketa

iKonsumen i(BPSK). iMenurut iPasal i49 iayat i(1) iUUPK iPemerintah

imembentuk ibadan ipenyelesaian isengketa ikonsumen idi iDaerah

iTingkat iII iuntuk ipenyelesaian isengketa ikonsumen idi iluar

ipengadilan.Penyelesaian imelalui iBPSK idilakukan idengan

imenggunakan imekanisme ikonsiliasi, imediasi iatau iarbitrase.

iPenyelesaian idengan imenggunakan iBPSK idianggap icepat, imudah

idan imurah.Cepat ikarena iundang iundang imenentukan idalam

itenggang iwaktu i21 ihari ikerja, iBPSK iwajib imemberikan

iputusannya. iMudah ikarena iprosedur iadminsitratif idan iproses

ipengambilan iputusan iyang isangat isederhana. iMurah ikarena iterletak

ipada ibiaya iperkara iyang iterjangkau. iPada iprinsipnya ipenyelesaian

isengketa ikonsumen idiusahakan idapat idilakukan isecara idamai,

isehingga idapat imemuaskan ipara ipihak iyang ibersengketa i(win-win

isolution).Menurut iLeo iKanowitz, iPenyelesaian isengketa idi iluar

51 iMia iHadiati, idan iMariske iMyeke iTampi, iEfektivitas iMediasi idalam iPenyelesaian iSengketa

iKonsumen ioleh iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen i(BPSK) idi iDKI iJakarta, iJurnal iHukum

(42)

62

ipengadilan i isengketa idi iluar ipengadilan imemiliki ikadar iketerikatan

ikepada iaturan imain iyang ibervariasi, idari iyang ipaling ikaku idalam

imenjalankan iaturan imain isampai ikepada iyang ipaling irelaks.52

E. Tinjauan iUmum iTentang iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen 1. Badan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen

Untuk imembantu ipenyelesaian isengketa ikonsumen idi iluar

ipengadilan, iundang-undang iperlindungan ikonsumen iini itelah

imemperkenalkan isebuah ilembaga iyang ibernama iBadan iPenyelesaian

iSengketa iKonsumen i(BPSK). iPenyelesaian isengketa ikonsumen

imelalui iBPSK itermasuk ipenyelesaian isengketa idi iluar ipengadilan idan

imirip idengan ibadan iarbitrase. iBadan iini imerupakan ibadan ihasil

ibentukan ipemerintah iyang iberkedudukan idi iibu ikota idaerah iTingkat iII

iKabupaten/Kota i(Pasal i49 iayat i(1) iUndang-Undang iNomor i8 iTahun

i1999 itentang iPerlindungan iKonsumen).

Badan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen i(BPSK) iadalah ilembaga

iyang imemeriksa idan imemutus isengketa ikonsumen, iyang ibekerja

iseolah-olah isebagai isebuah ipengadilan.53 iDengan iadanya iBPSK iini

imasyarakat ikhususnya iadalah ikonsumen idapat imemperoleh ijaminan

ijaminan ikepastian ihukum idalam imenuntut ihak-hak ikeperdataannya

ikepada ipelaku iusaha iyang itidak iberitikad ibaik idalam imenjalankan

iusahanya idan icenderung imerugikan ikonsumen. iSebagaimana itelah

52 iIbid., ihlm. i70.

(43)

63

itercantum idalam iPasal i47 iUndang-Undang iPerlindungan iKonsumen,

imaka iBPSK ibertujuan iuntuk imenyelesaikan isengketa iyang iterjadi

iantara ikonsumen idan ipelaku iusaha, isehingga iakan imencapai

ikesepakatan idiantara imereka imengenai ibentuk idan ibesar iganti

ikerugian, iatau itindakan itertentu iuntuk imenjamin itidak iakan iterjadi

ikembali ikerugian iyang itelah ididerita ioleh ikonsumen.54 i

2. Tugas iDan iWewenang iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen

Tugas idan iWewenang iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen

i(BPSK) iada idi idalam iPasal i52 iUndang-Undang iPerlindungan

iKonsumen imeliputi i:

a. melaksanakan ipenanganan idan ipenyelesaian isengketa ikonsumen,

idengan icara imelalui imediasi iatau iarbitrase iatau ikonsiliasi;

b. memberikan ikonsultasi iperlindungan ikonsumen;

c. melakukan ipengawasan iterhadap ipencantuman iklausula ibaku; i

d. melaporkan ikepada ipenyidik iumum iapabila iterjadi ipelanggaran

iketentuan idalam iUndang-undang iini;

(44)

64 e. menerima ipengaduan ibaik itertulis imaupun itidak itertulis, idari

ikonsumen itentang iterjadinya ipelanggaran iterhadap iperlindungan

ikonsumen; i

f. melakukan ipenelitian idan ipemeriksaan isengketa iperlindungan

ikonsumen;

g. memanggil ipelaku iusaha iyang ididuga itelah imelakukan ipelanggaran

iterhadap iperlindungan ikonsumen;

h. memanggil idan imenghadirkan isaksi, isaksi iahli idan/atau isetiap

iorang iyang idianggap imengetahui ipelanggaran iterhadap i Undang-undang iini;

i. meminta ibantuan ipenyidik iuntuk imenghadirkan ipelaku iusaha,

isaksi, isaksi iahli, iatau isetiap iorang isebagaimana idimaksud ipada

ihuruf ig idan ihuruf ih, iyang itidak ibersedia imemenuhi ipanggilan

ibadan ipenyelesaian isengketa ikonsumen;

j. mendapatkan, imeneliti idan/atau imenilai isurat, idokumen, iatau ialat

ibukti ilain iguna ipenyelidikan idan/atau ipemeriksaan; i

k. memutuskan idan imenetapkan iada iatau itidak iadanya ikerugian idi

(45)

65 l. memberitahukan iputusan ikepada ipelaku iusaha iyang imelakukan

ipelanggaran iterhadap iperlindungan ikonsumen;

m. menjatuhkan isanksi iadministratif ikepada ipelaku iusaha iyang

imelanggar iketentuan iUndang-undang iini.55

3. Tata iCara iPenyelesaian iSengketa iKonsumen iMelalui iBadan iPenyelesaian iSengketa iKonsumen i( iBPSK)

Sebagai ibagian idari ipenyelesaian isengketa ialternatif i(alternative

idispute iresolution), imaka itata icara ipenyelesaiaan isengketa ikonsumen

imelalui iBPSK isangat isederhana idan isejauh imungkin idihindari isuasana

iformal. iBerikut iini iakan idiuraikan iprosedur ipenyelesaian isengketa

ikonsumen imelalui iBPSK iyang iterdiri idari i3 i(tiga) itahap, iyaitu: i

1. Tahap iPermohonan iPersyaratan i

Pengaduan iSetiap ikonsumen iyang idirugikan ioleh ipelaku iusaha

idapat imengajukan ipermohonan ipenyelesaian isengketa ikonsumen

imelalui iBPSK iterdekat. iPermohonan itersebut idapat idilakukan ioleh

ikonsumen iyang ibersangkutan, iahli iwarisnya, iatau ikuasanya. Permohonan idiajukan imelalui iSekretariat iBPSK idapat idilakukan

isecara itertulis imaupun isecara ilisan. iApabila ipermohonan idiajukan

isecara itertulis, imaka isecretariat iBPSK iakan imemberikan itanda

iterima ikepada ipemohon. iSedangkan iapabila ipermohonan idiajukan

Referensi

Dokumen terkait

Populasi sampel adalah seluruh penderita diabetes mellitus tipe 2 baik dengan atau tanpa penyakit penyerta yang tercatat sebagai pasien yang menjalani

Manfaat yang didapat masyarakat dari upaya untuk memperkenalkan jamu tradisional kepada anak melalui game adalah memperoleh pengetahuan tentang jenis-jenis jamu dan

painting, dan tempat asal penulis yang kental akan akulturasi etnis oriental Tionghoa. dan Melayu maka dari itu penulis akan memb uat tugas akhir yang berjudul

Berdasarkan hasil observasi, dalam kehidupan keagamaan dan kemasyarakatan warga Nahdliyyin di desa Mayong Lor, tampak bahwa acara maulidan banyak mewarnai kegiatan

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi yang tepat pada zat pengatur tumbuh auksin dan pupuk cair NPK serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan setek batang

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan mengenai Persepsi Pengguna Terhadap Layanan Ruang Baca Perpustakaan Umum (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Pengguna

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan berpedoman pada

Subyek penelitian adalah pasien berusia 0-14 tahun yang didiagnosis mengalami dermatitis atopik dan orang tua yang mengantarkan untuk berobat di poli anak dan