• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PT. BANK PANIN Tbk dan Anak Perusahaan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG

BERAKHIR

30 September 2006 dan 2005

UNAUDITED

(2)

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Unaudited

30 September 2006 dan 2005 serta untuk periode sembilan bulan

yang berakhir pada tanggal tersebut

- Neraca Konsolidasi

1 -2

- Laporan Laba Rugi Konsolidasi

3

- Laporan Saldo Laba Konsolidasi

4

- Laporan Arus Kas Konsolidasi

5 - 6

- Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi

7 – 74

INFORMASI TAMBAHAN

- Daftar I

: Informasi Neraca Tersendiri Induk Perusahaan

75 - 76

- Daftar II

: Informasi Laporan Laba Rugi Tersendiri Induk

77

Perusahaan

- Daftar III

: Informasi Laporan Saldo Laba Tersendiri Induk

78

Perusahaan

- Daftar IV

: Informasi Laporan Arus Kas Tersendiri Induk

79 - 80

(3)

SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG

TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TANGGAL-TANGGAL YANG BERAKHIR

30 SEPTEMBER 2006 DAN2005

PT. BANK PAN INDONESIA Tbk dan Anak Perusahaan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

Alamat Domisili Nomor Telepon Jabatan

: Drs. H. Rostian Sjamsudin . Bank Panin Pusat

JI. Jend Sudirman

-

Senayan

Jakarta 10270 : Jakarta : (021) 2700545 . Presiden Direktur I. Nama Alamat Kantor 2. Nama Alamat Kantor Alamat Domisili Nomor Telepon .Iabatan : Ahmad Hidayat : Bank Panin Pusat

.II..lend Sudirman -

Senayan

Jakarta 10270 : Jakarta . (021) 2700545 . Direktllr menyatakan bahwa :

1. Bertanggungjawab alas penYllsunan dan penyajian laporan kellangan konsolidasi ;

2. Laporan keuangan konsolidasi telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum;

3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasi telah dimuat secara lengkap dan benar; b. Laporan keuangan konsolidasi tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak bene

dan tidak menghilangkan informasi atall fakta material; 4. Bertanggungjawab alas sistem pengendalian intern dalam bank.

Demikianlah pernyataan ini dibllat dengan sebenarnya.

Jakarta. 30 Oktober2006. PT. Bank Pan Indonesia Tbk. Direksi

;./ ~.

(4)

Catatan 2006 2005 Rp Juta Rp Juta AKTIVA

K a s 2a 248,804 195,329

Penempatan pada Bank Indonesia 2a, 2g, 3 4,711,055 2,575,992

Giro pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 1.473 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2a, 2d, 2f, 2l 152,318 150,790 sebesar Rp 1.456 juta pada triwulan III/tahun 2005 4, 40

Penempatan pada bank lain - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 40.265 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2d, 2g, 2l,5 4,116,256 1,434,133 sebesar Rp 13.839 juta pada triwulan III/tahun 2005

Surat - surat berharga - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 58.525 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2d, 2h, 2l, 6, 40 2,257,188 1,759,121 sebesar Rp 55.854 juta pada triwulan III/tahun 2005

Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 2u - 169,454

Obligasi pemerintah 7 2,898,407 12,217,748

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali

(Reverse Repo ) - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 2l, 2t, 10 172,649 114,723

sebesar nihil pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005 Tagihan derivatif - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 48 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2d, 2i, 2l, 8, 40 1,487 10,464 sebesar Rp 110 juta pada triwulan III/tahun 2005

Kredit yang diberikan - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 1.375.732 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2d, 2j, 2k, 2l, sebesar Rp 1.233.990 juta pada triwulan III/tahun 2005 9,40

Pihak lain 16,395,387 13,351,453

Afiliasi 4,477 8,106

Jumlah 16,399,864 13,359,559

Tagihan akseptasi - setelah dikurangi penyisihan penghapusan

sebesar Rp 10.386 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2l, 2m, 12 513,241 253,869 sebesar Rp 2.566 juta pada triwulan III/tahun 2005

Penyertaan dalam bentuk saham - setelah dikurangi penyisihan

penghapusan sebesar Rp 4.044 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2d, 2l, 2p, 13, 102,857 102,498

sebesar Rp 4.170 juta pada triwulan III/tahun 2005 40 .

Pendapatan yang masih akan diterima 2o, 2v, 11 888,661 951,375

Biaya dibayar dimuka 28,484 12,261

Uang muka pajak 3,544 1,049

Aktiva pajak tangguhan 2z, 36 30,579 25,060

Aktiva tetap kepemilikan langsung - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar Rp 501.727 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2q, 14 1,221,697 1,130,118 sebesar Rp 379.757 juta pada triwulan III/tahun 2005

Aktiva Sewa Guna Usaha - setelah dikurangi akumulasi penyusutan aktiva

sewa guna usaha sebesar Rp 11.807 juta pada triwulan III/tahun 2006 dan 2n, 14 12,723 15,349 sebesar Rp 9.243 juta pada triwulan III/tahun 2005

Jumlah 1,234,420 1,145,467

Properti Terbengkalai - setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar 14 82,776 -nihil pada triwulan III/tahun 2006

Agunan yang diambil alih - setelah dikurangi penyisihan penghapusan 2r, 16 428,241 467,425 sebesar nihil pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005

Aktiva lain-lain 16 1,042,716 888,889

JUMLAH AKTIVA 35,313,547 35,835,206

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(5)

Catatan 2006 2005 Rp Juta Rp Juta KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN

Giro 2d, 17, 40 4,956,639 4,961,461

Kewajiban segera lainnya 232,390 244,272

Tabungan 2d, 17, 40 4,749,812 4,246,348

Deposito berjangka

Pihak lain 12,925,355 16,379,352

Afiliasi 2d, 17, 40 177,565 706,872

Jumlah 13,102,920 17,086,224

Sertifikat deposito - bersih 17 - 10

Simpanan dari bank lain 18 1,473,302 879,344

Kewajiban pembelian kembali surat berharga yang dijual dengan

syarat repo - 139,329

Kewajiban derivatif 2d, 2i, 19 934 33,726

Kewajiban akseptasi 2m, 20 523,627 254,208

Surat berharga yang diterbitkan (termasuk Obligasi Subordinasi) 2s, 21,25 1,675,169 1,794,433

Pinjaman yang diterima 22 197,533 383,672

Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2l, 23 8,932 28,240

Kewajiban sewa guna usaha -

-Beban yang masih harus dibayar 2v 77,293 98,221

Taksiran Pajak Penghasilan 2z 102,503 24,308

Kewajiban Pajak Tangguhan 2z, 36 542 123

Kewajiban lain-lain 24 1,365,205 932,130

Pinjaman subordinasi - -Modal pinjaman -

-Jumlah Kewajiban 28,466,801 31,106,049

Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan 26 477,199 389,574

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 100,- per saham pada triwulan III/ tahun 2006 dan 2005

Modal dasar - 59.000.000.000 saham pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 20.081.791.966 saham pada 28 2,008,179 1,606,543 triwulan III/tahun 2006 dan 16.065.433.573 pada triwulan III/tahun 2005

Agio saham 28 2,255,808 1,251,719

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2c 13,986 13,985

Selisih penilaian kembali aktiva tetap 2q, 14 675,140 684,860

Laba yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual 2h, 6, 7 (3,217) (125,157)

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 27 (3,617)

-Saldo Laba 1,423,268 907,633

Jumlah Ekuitas 6,369,547 4,339,583

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 35,313,547 35,835,206

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(6)

Catatan 2006 2005

Rp Juta Rp Juta

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Bunga

Hasil bunga 2v ,30 2,889,251 1,947,549 Provisi dan komisi kredit 2x 95,344 108,462 Jumlah pendapatan bunga 2,984,595 2,056,011 Beban Bunga

Beban bunga 2v, 31 1,806,589 1,067,185 Beban lainnya selain beban bunga - -Jumlah beban bunga 1,806,589 1,067,185

Pendapatan Bunga - bersih 1,178,006 988,826

Pendapatan operasional lainnya

Provisi dan komisi selain kredit 2x, 32 104,132 77,795 Pendapatan valuta asing 2c 6,477 74,089 Pendapatan kenaikan nilai surat berharga 7,790 -Pendapatan lainnya 33 300,834 165,307 Jumlah pendapatan operasional lainnya 419,233 317,191 Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva 169,183 29,861 Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 2,667 49 Beban operasional lainnya

Beban administrasi dan umum 34 350,504 265,710 Beban personalia 35 191,656 150,857 Beban penurunan nilai surat berharga 2h - 1,378 Beban transaksi valas -

-Beban promosi 79,411 66,483

Beban lainnya 91,120 91,169

Jumlah beban operasional lainnya 712,691 575,597

PENDAPATAN/BEBAN OPERASIONAL BERSIH 712,698 700,510

PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL

Pendapatan non operasional 32,388 38,096 Beban non operasional 33,592 93,078

PENDAPATAN/BEBAN NON OPERASIONAL BERSIH (1,204) (54,982)

PENDAPATAN/BEBAN LUAR BIASA -

-LABA/RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 711,494 645,528

BEBAN (PENGHASILAN) PAJAK 2z, 36

Pajak kini (200,762) (157,569)

Penghasilan (Beban) pajak tangguhan 755 2,576 Beban pajak (200,007) (154,993)

LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS 511,487 490,535

HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (54,722) (43,606)

LABA BERSIH 456,765 446,929

LABA BERSIH PER SAHAM (dalam satuan Rupiah) aa, 37 27.29 27.82

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(7)

Catatan 2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal tahun 966,503 910,536 Laba bersih 456,765 446,929 Dividen tunai / saham - (449,832)

Saldo akhir Triwulan III 1,423,268 907,633

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(8)

2006 2005 Rp Juta Rp Juta ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI :

Bunga,provisi dan komisi kredit yang diterima 2,988,421 1,855,239 Bunga, hadiah dan provisi komisi dana yang dibayar (1,864,774) (999,769)

Pendapatan operasional lainnya 412,756 243,102

Beban operasional lainnya (625,323) (513,770)

Keuntungan (kerugian) dari transaksi valuta asing - bersih (64,187) 206,719

Penerimaan kembali kredit yang dihapusbukukan 102,620 105,594

Pendapatan (Beban) non operasional-bersih (1,267) (54,856)

Pembayaran beban pajak (130,165) (324,023)

Laba (Rugi) Operasi sebelum perubahan dalam aktiva dan kewajiban Operasi 818,081 518,236 Kenaikan/penurunan Aktiva Operasi

Penempatan pada bank lain (772,249) (1,015,780)

Efek-efek 7,981,648 (5,371,778)

Kredit yang diberikan (2,716,632) (3,591,910)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 8,511 (70,994)

Aktiva lain-lain (234,496) (313,226)

Kenaikan/penurunan Kewajiban Operasi

Giro 98,472 1,141,826

Kewajiban segera lainnya 43,252 77,209

Tabungan 890,239 2,424

Deposito berjangka (5,411,776) 10,105,182

Simpanan dari bank lain (60,810) 243,716

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - 139,329

Kewajiban lain-lain 628,829 168,115

Arus Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi 1,273,069 2,032,349 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Penurunan (Penambahan) penyertaan dalam bentuk saham (269) (285)

Pembelian aktiva tetap (224,805) (128,621)

Hasil penjualan aktiva tetap 3,706 2,513

Kas Bersih Untuk Aktivitas Investasi (221,368) (126,393)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Surat berharga yang diterbitkan (76,720) (87,813)

Biaya Emisi efek hutang -

-Pinjaman yang diterima (19,916) 186,010

Penambahan Modal disetor 401,636 -Penambahan Agio Saham 1,004,089

-Pembayaran dividen (530) (449,923)

Arus Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan 1,308,559 (351,726)

KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 2,360,260 1,554,230

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

(9)

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

PERUBAHAN DALAM KAS DAN SETARA KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN

Kas 211,336 149,022

Giro pada Bank Indonesia 2,395,294 1,084,036

Giro pada Bank Lain 146,760 136,279

Jumlah 2,753,390 1,369,337

SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA TRIWULAN III

Kas 248,804 195,329

Giro pada Bank Indonesia 4,711,055 2,575,992

Giro pada Bank Lain 153,791 152,246

Jumlah 5,113,650 2,923,567

PENAMBAHAN (PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS

Kas 37,468 46,307

Giro pada Bank Indonesia 2,315,761 1,491,956

Giro pada Bank Lain 7,031 15,967

Jumlah 2,360,260 1,554,230

(10)

1. UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. Bank Pan Indonesia Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta No. 85 tanggal 17 Agustus 1971 dari notaris Juliaan Nimrod Siregar gelar Mangaradja, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. J.A.5/81/24 tanggal 19 April 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 6 Juni 1972 Tambahan No. 210. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 10 tanggal 10 September 1999 dari notaris Fathiah Helmi, S.H., mengenai peningkatan modal dasar dari Rp 1.800 miliar menjadi Rp 5.900 miliar yang terbagi atas 23.600 juta saham. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-16343.HT.01.04.Th.99 tanggal 13 September 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 26 Nopember 1999 Tambahan No. 4720. Berdasarkan akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 100 tanggal 29 Juni 2006 dari notaris Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta, telah disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 1.606.543.510.058 menjadi sebanyak-banyaknya Rp 2.008.179.196.600 sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas VII dengan nilai nominal Rp 100 per saham atau maksimum sebesar 20.081.791.966 saham.

Bank berkedudukan di Jakarta dengan 36 kantor cabang di Indonesia, 1 (satu) kantor perwakilan di Singapura, 1 (satu) cabang di Cayman Islands. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung Panin Centre Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Jumlah karyawan Bank untuk triwulan III/tahun 2006 dan 2005 masing-masing 3.681. dan 3.296 karyawan.

Sesuai dengan pasal 2 (dua) Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha-usaha bank umum dalam arti kata seluas-luasnya di dalam maupun di luar negeri.

Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 18 Agustus 1971, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.KEP-205/DDK/II/8/1971 tanggal 18 Agustus 1971. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 5/2-Kep.Dir. tanggal 21 April 1972, Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

Bank tergabung dalam kelompok usaha Panin Group. Susunan pengurus Bank pada tanggal 30 September 2006 adalah sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Enrique Valdez Bernardo *) Wakil Presiden Komisaris / : Drs. H. Bambang Winarno

Komisaris Independen

Komisaris Independen : Drs. H.R Deddi Anggadiredja, MBA Komisaris Independen : Drs. Riyanto

Komisaris : Suwirjo Josowidjojo

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Drs. H. Rostian Sjamsudin Wakil Presiden Direktur : Chandra Gunawan Wakil Presiden Direktur : Roosniati Salihin Direktur Kepatuhan : Iswanto Tjitradi

Direktur : Drs. Johnny

Direktur : H. Ahmad Hidayat

Direktur : Lionto Gunawan

Direktur : John Mark Winders

Direktur : Edy Heryanto

(11)

Komite Audit

Ketua : Drs. H. Bambang Winarno

Anggota : Priatna Atmadja

Samsyuar Halim

b. Anak Perusahaan

Bank merupakan pemegang saham terbesar dibandingkan dengan kepemilikan pihak lain serta memiliki pengaruh signifikan atas manajemen anak perusahaan berikut:

Domisili Jenis Usaha Tahun Operasi Jumlah Aktiva Komersial 30 September 2006

2006 2005 Rp juta

PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFI) Jakarta Lembaga pembiayaan 39.80% 39.80% 1982 760,956 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) Jakarta Asuransi 39.79% 49.74% 1980 308,324 PT Panin Sekuritas Tbk (PS) Jakarta Sekuritas 40.02% 40.02% 1989 724,757 PT Panin Investment Management (PIM) Jakarta Sekuritas 19.61% - - 1,737

Dimiliki PS sebesar 49%

Persentase Pemilikan Anak Perusahaan

Pada bulan Desember 2005 AMAG melakukan Penawaran Umum Saham kepada masyarakat sehingga pemilikan Bank menurun dari 49,74% menjadi 39,79%. Bank masih sebagai pemegang saham terbesar dan memiliki pengaruh signifikan atas manajemen AMAG.

Pada tahun 2005 PS melakukan konsolidasi laporan keuangan PIM karena memiliki pengendalian atas manajemen PIM. PS menyajikan kembali laporan keuangan tahun 2005 dengan mengkonsolidasikan laporan keuangan PIM tahun 2005. Bank tidak menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasi tahun 2005 karena pengaruhnya tidak signifikan (jumlah aktiva PIM pada tanggal 30 September 2005 adalah 0,005% dari jumlah aktiva konsolidasi Bank).

c. Penawaran Umum Efek Bank Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 28 Oktober 1982, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. SI-014/PM/E/1982 untuk melakukan penawaran umum atas 1.637.500 saham Bank kepada masyarakat.

Penawaran umum terbatas telah dilakukan berulang kali dan yang terakhir adalah Penawaran Umum Terbatas VII yang telah memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No.S-791/BL/2006 tanggal 28 Juni 2006 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya sejumlah 4.016.358.393 saham disertai dengan waran sebanyak-banyaknya sejumlah 4.016.358.393 waran Seri IV yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham.

Penawaran Umum Perdana dan Terbatas yang telah dilakukan oleh Bank adalah sebagai berikut:

Nilai Harga

Jumlah Nominal Penawaran

Tahun Keterangan Saham Saham Per saham

Rp Rp

1982 Penawaran Umum Perdana 1.637.500 1.000 3.475

1983 Penawaran Umum Kedua 3.162.500 1.000 3.550

1989 Penawaran Umum Terbatas I 3.200.000 1.000 4.500

1990 Penawaran Umum Terbatas II 3.830.931 1.000 13.000

(12)

1998 Penawaran Umum Terbatas V 702.105.395 500 500

1999 Penawaran Umum Terbatas VI 1.225.406.221 250 1.100

2006 Penawaran Umum Terbatas VII 4.016.358.393 100 350

Pada tanggal 30 September 2006, sejumlah 19.831.791.966 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Penawaran Umum Obligasi

Pada tanggal 28 Desember 1999, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya No. S 2682/PM/1999 untuk melakukan penawaran obligasi Bank Panin I Tahun 2000 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 500 miliar. Pada tanggal 15 Maret 2000, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan pad a Bursa Efek Surabaya.

Penawaran Umum Obligasi Subordinasi

Pada tanggal 5 Juni 2003, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dengan suratnya S -1279/PM/2003 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Bank Panin I tahun 2003 kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 1,3 triliun. Pada tanggal 23 Juni 2003, seluruh obligasi subordinasi tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan 2 metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank lain.

Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp).

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Bank dan entitas yang dikendalikan oleh Bank (dan anak perusahaan) yang disusun sampai dengan 30 September setiap periodenya. Pengendalian dianggap ada apabila Bank mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.

Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aktiva bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.

Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Bank.

(13)

c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Bank, kecuali untuk cabang di luar negeri yaitu Cayman Islands diselenggarakan dalam satuan Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB. Keuntungan atau kerugian yang timbul sebagai akibat dari penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dicatat sebagai laba rugi tahun berjalan.

Pembukuan cabang Cayman Islands diselenggarakan dalam mata uang Dollar Amerika Serikat. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan gabungan, aktiva dan kewajiban moneter cabang di luar negeri pada tanggal neraca dijabarkan dengan menggunakan kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB, sedangkan pendapatan dan beban serta arus kas dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata selama periode yang bersangkutan. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.

d Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :

1) Perusahaan baik langsung maupun yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Bank (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2) Perusahaan asosiasi;

3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Bank yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Bank);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Bank yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Bank serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Bank dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Bank.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

e. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

f. Giro Pada Bank Lain

(14)

g. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka yang belum diamortisasi.

Penempatan pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi penyisihan penghapusan.

h. Surat-surat Berharga

Surat-surat berharga diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan sebagai berikut:

(i) Investasi surat berharga diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

(ii) Investasi surat berharga yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya dicatat sebagai komponen ekuitas dan diakui sebagai penghasilan atau beban pada saat laba atau rugi tersebut direalisasi.

(iii) Surat berharga hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan/atau diskonto yang belum direalisasi.

Untuk surat-surat berharga yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga penawaran pasar yang terjadi di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk merealisasi aktiva tersebut. Untuk surat-surat berharga yang tidak mempunyai harga penawaran pasar, estimasi atas nilai wajar surat berharga ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aktiva bersih surat berharga tersebut.

Investasi dalam unit penyertaan di reksadana dinilai berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) pada tanggal neraca.

Surat-surat berharga disajikan di neraca konsolidasi setelah dikurangi penyisihan penghapusan.

Untuk surat berharga individual dalam kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo atau kelompok tersedia untuk dijual, bila terjadi penurunan nilai wajar di bawah biaya perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang bersifat permanen, maka biaya perolehan surat berharga individual harus diturunkan sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan investasi surat berharga ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan surat berharga hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

i. Tagihan dan kewajiban derivatif

Tagihan dan kewajiban derivatif disajikan sebesar keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi yang berasal dari kontrak derivatif untuk tujuan trading. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tersebut dihitung dari selisih antara nilai kontrak dengan nilai wajar instrumen derivatif pada tanggal laporan dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa.

(15)

j. Kredit

Kredit diakui pada saat pencairannya sebesar pokok kredit. Kredit dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan Bank yang belum dilunasi oleh debitur setelah dikurangi penyisihan penghapusan. Untuk kredit yang direstrukturisasi, dalam pokok kredit termasuk bunga dan biaya lain yang dialihkan menjadi pokok kredit. Bunga yang dialihkan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.

Perlakuan akuntansi untuk kredit yang dibeli dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 4/7/PBI/2002 tanggal 27 September 2002. Kredit yang dibeli dari BPPN dinyatakan sebesar pokok kredit atau baki debet. Dalam hal terjadi selisih antara pokok kredit atau baki debet dengan nilai pembelian kredit maka dibukukan sebagai berikut :

(i) Apabila Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur maka selisih dibukukan sebagai Pendapatan Ditangguhkan;

(ii) Apabila Bank tidak membuat perjanjian kredit baru dengan debitur maka selisih dibukukan sebagai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP);

(iii) Pendapatan Ditangguhkan dan PPAP disajikan sebagai pos pengurang dari kredit yang bersangkutan.

Pengakuan pendapatan atas kredit yang dibeli dari BPPN berdasarkan penerimaan kas (cash basis) dilakukan untuk kredit dengan kualitas lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Dalam hal Bank membuat perjanjian kredit baru dengan debitur, pembayaran dari debitur diakui sebagai pengurang pokok kredit dan/atau pendapatan bunga sesuai dengan perjanjian kredit baru. Apabila Bank tidak membuat perjanjian kredit baru maka seluruh pembayaran diakui sebagai pengurang pokok kredit dan kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga.

k. Restrukturisasi Kredit Bermasalah

Restrukturisasi kredit bermasalah dengan modifikasi persyaratan kredit dicatat prospektif, dan tidak mengubah nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi, kecuali jika saldo kredit tercatat melebihi jumlah nilai tunai penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru kredit, maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian hasil restrukturisasi. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat sebagai pengembalian pokok kredit dan penghasilan bunga sesuai dengan proporsinya.

l. Penyisihan Penghapusan

Aktiva Produktif serta Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi

Aktiva produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, tagihan derivatif, kredit, tagihan akseptasi, penanaman neto sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen, penyertaan termasuk komitmen dan kontinjensi pada transaksi rekening administratif.

Penyisihan penghapusan aktiva produktif serta estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi berdasarkan penelaahan terhadap kualitas masing-masing aktiva produktif, komitmen dan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Pada tahun 2005, penentuan kualitas aktiva produktif dan penyisihan penghapusan aktiva produktif mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005. Berdasarkan keputusan Bank Indonesia di atas, aktiva produktif dan estimasi komitmen dan kontijensi diklasifikasikan dalam 5 (lima) kategori dengan besarnya persentase penyisihan penghapusan sebagai berikut:

(16)

Klasifikasi Persentase

Lancar Minimum 1,00 %

Dalam perhatian khusus Minimum 5,00 %

Kurang lancar Minimum 15,00 %

Diragukan Minimum 50,00 %

Macet Minimum 100,00%

Pada tahun 2005, persentase penyisihan penghapusan di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aktiva produktif yang diklasifikasikan lancar.

Estimasi kerugian untuk komitmen dan kontinjensi yang dibentuk diakui sebagai beban dan kewajiban dalam akun “Estimasi Kerugian Komitmen dan Kontinjensi”.

Aktiva produktif dihapusbukukan dari penyisihan penghapusan aktiva produktif pada saat manajemen berpendapat bahwa aktiva produktif tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit untuk ditagih. Penerimaan kembali aktiva produktif yang telah dihapuskan dicatat sebagai penambahan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang bersangkutan selama tahun berjalan.

Piutang Ragu-Ragu

Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu atas penanaman neto sewa guna usaha, piutang pembiayaan konsumen, tagihan anjak piutang dan piutang lain-lain berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang tersebut pada akhir tahun.

m. Tagihan dan kewajiban akseptasi

Tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar nilai Letter of Credit (L/C) atau nilai realisasi L/C yang diaksep oleh bank pengaksep (accepting bank). Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi penyisihan penghapusan.

n. Sewa Guna Usaha

Kontrak sewa guna usaha yang dilakukan anak perusahaan dikategorikan sebagai direct financing lease apabila memenuhi semua kriteria sebagai berikut:

• Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.

• Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.

• Masa sewa guna usaha minimum dua tahun.

Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut diatas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).

Tagihan sewa guna usaha disajikan sebesar nilai pokok pinjaman yang belum dibayar dikurangi penyisihan penghapusan tagihan sewa guna usaha.

(17)

Finance Lease

Penanaman neto dalam aktiva yang disewagunausahakan diperlakukan dan dicatat sebagai penanaman neto sewa guna usaha yang terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi)

yang akan diterima pada akhir masa sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income), dan simpanan jaminan (security deposit).

Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) dengan harga perolehan aktiva yang disewagunausahakan dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui (unearned lease income) yang dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto dalam sewa guna usaha.

Apabila aktiva yang disewagunausahakan dijual kepada penyewa guna usaha sebelum masa sewa guna usaha berakhir, maka perbedaan antara harga jual dengan penanaman neto dalam sewa guna usaha, dicatat sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Apabila aktiva yang disewagunausahakan ditarik/dimiliki kembali (repossessed) dan kemudian dijual, maka biaya perolehan aktiva tersebut dikeluarkan dari akun yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang terjadi dicatat dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Operating Lease

Aktiva yang disewagunausahakan dicatat berdasarkan harga perolehan.

Pembayaran sewa guna usaha (lease payments) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan sewa. Pendapatan sewa diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa sewa guna usaha.

Penyusutan aktiva yang disewagunausahakan dilakukan dalam jumlah yang layak dengan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aktiva tetap – pemilikan langsung (lihat kebijakan akuntansi mengenai aktiva tetap – pemilikan langsung).

Apabila aktiva yang disewagunausahakan dijual, maka perbedaan antar nilai buku dan harga jual diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.

Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun berjalan.

Pelunasan sebelum masa berakhirnya kontrak pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

o. Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.

Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat pengembalian bunga efektif.

Pelunasan sebelum masa berakhirnya kontrak pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan.

Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun yang bersangkutan.

(18)

p. Penyertaan dalam Bentuk Saham Investasi pada perusahaan asosiasi

Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.

Penghasilan dan aktiva dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dicatat dengan mengunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Bank atas aktiva bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Bank atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Bank mempunyai kewajiban atau melakukan pembayaran kewajiban perusahaan asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.

Penyertaan lainnya

Penyertaan dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20%, yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk investasi jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan

Perubahan nilai investasi yang disebabkan karena terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Bank dan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.

q. Aktiva Tetap

Aktiva tetap, kecuali aktiva tertentu yang dinilai kembali, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aktiva tertentu telah dinilai kembali berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai independen sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Peningkatan nilai aktiva karena penilaian kembali dikreditkan pada selisih penilaian kembali aktiva tetap dalam akun ekuitas.

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo-menurun-ganda (double declining balance method), kecuali untuk bangunan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:

Persentase

Bangunan 5 %

Golongan I 50 %

Golongan II 25 %

Aktiva tetap Golongan I dan II milik anak perusahaan disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 2 – 5 tahun (catatan 50).

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aktiva tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah untuk jumlah tercatat atau nilai realisasi, dan termasuk dalam aktiva lain-lain.

(19)

Bila nilai tercatat suatu aktiva melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai.

Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, sedangkan pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aktiva tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.

r. Agunan Yang Diambil Alih

Tanah dan aktiva lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan Yang Diambil Alih dalam kelompok “Aktiva lain-lain”.

Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan ke dalam akun penyisihan penghapusan aktiva produktif. Sedangkan selisih lebih nilai realisasi bersih di atas saldo kredit, agunan yang diambil alih diakui maksimum sebesar saldo kredit dan selisihnya dicatat dalam catatan administratif Bank.

Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan agunan.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.

s. Biaya Emisi Emisi Obligasi

Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus. Selisih antara harga pembelian obligasi dengan jumlah tercatat obligasi diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada tahun berjalan.

Emisi Obligasi Subordinasi

Biaya emisi obligasi subordinasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi subordinasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama 5 (lima) tahun dengan metode garis lurus.

t. Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali

Surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) diakui sebagai tagihan sebesar harga penjualan yang disepakati dikurangi pendapatan bunga diterima di muka. Selisih antara harga beli dan harga jual kembali efek diakui sebagai pendapatan bunga diterima di muka dan diamortisasi selama jangka waktu sejak efek tersebut dibeli hingga dijual kembali.

u. Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) diakui sebagai kewajiban sebesar harga pembelian yang disepakati dikurangi beban bunga yang dibayar di muka. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali surat berharga diakui sebagai beban bunga yang dibayar di muka dan diamortisasi selama jangka waktu sejak surat berharga tersebut dijual hingga dibeli kembali.

(20)

v. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual, kecuali pendapatan bunga atas kredit dan aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet (“non performing”) serta piutang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen yang macet. Pendapatan bunga atas aktiva nonperforming yang belum diterima dilaporkan sebagai tagihan kontinjensi. Pendapatan bunga dari kredit dan aktiva produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar diakui pada saat pendapatan tersebut telah diterima. Pendapatan bunga yang diakui tetapi belum tertagih harus dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan nonperforming.

Seluruh penerimaan yang berhubungan dengan kredit nonperforming, kecuali untuk kredit yang diklasifikasikan kurang lancar dan piutang sewa guna usaha dan pembiayaan konsumen yang macet diakui terlebih dahulu sebagai pengurang pokok kredit dan piutang. Kelebihan penerimaan dari pokok kredit diakui sebagai pendapatan bunga pada tahun berjalan.

Pendapatan bunga yang ditangguhkan dari kredit yang direstrukturisasi diakui sebagai pendapatan secara proporsional pada saat diterima pembayaran angsuran pokok.

w. Pengakuan Pendapatan dan Beban Underwriting

Merupakan pendapatan premi dan beban klaim anak perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi.

Pendapatan Premi

Premi dari asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi dari polis bersama diakui sebesar pangsa premi yang diperoleh anak perusahaan.

Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan masa pertanggungannya.

Premi belum merupakan pendapatan dihitung secara agregratif dengan menggunakan persentase sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia (KMK) No. 424/KMK.06/2003, yaitu 40% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 bulan dan 10% dari premi neto untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 bulan.

Penurunan (kenaikan) premi belum merupakan pendapatan adalah selisih antara premi belum merupakan pendapatan periode berjalan dan periode lalu.

Anak perusahaan mereasuransikan sebagian risiko atas akseptasi pertanggungan yang diperoleh kepada perusahaan asuransi lain dan perusahaan reasuransi. Jumlah premi dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diperoleh. Pembayaran atau kewajiban atas transaksi reasuransi retrospektif diakui sebagai piutang reasuransi sebesar kewajiban yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi tersebut.

Penyajian pendapatan premi dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi dan penurunan (kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Pendapatan premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.

(21)

Beban Klaim

Beban klaim meliputi klaim yang disetujui (settled claims), klaim dapat proses penyelesaian (outstanding claims) termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan (claims incurred but not yet reported) dan beban penyelesaian klaim.

Klaim diakui sebagai beban pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim yang diperoleh dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrograsi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.

Jumlah klaim dalam proses penyelesaian (estimasi klaim retensi sendiri) ditentukan berdasarkan estimasi kerugian yang menjadi retensi sendiri dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian pada tanggal neraca, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi tahun terjadinya perubahan.

Penyajian beban klaim dalam laporan laba rugi menunjukkan jumlah klaim bruto, klaim reasuransi, dan kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. Klaim reasuransi disajikan sebagai pengurang klaim bruto.

Beban klaim disajikan sebagai beban operasional lainnya.

x. Pengakuan Pendapatan Dan Beban Provisi Dan Komisi

Provisi dan komisi yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan terkait dengan jangka waktu diperlakukan sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi secara sistematis selama jangka waktunya. Untuk kredit yang dilunasi sebelum jatuh temponya, saldo pendapatan provisi dan/atau komisi yang ditangguhkan, diakui pada saat kredit dilunasi.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.

y. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya

Bank memberikan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Bank juga membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003.

Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aktiva program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aktiva program.

z. Pajak Penghasilan

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

(22)

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aktiva dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aktiva dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aktiva pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aktiva dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aktiva dan kewajiban pajak kini.

aa. Laba Per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif perubahan nilai nominal saham.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

bb. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Bank dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Bank dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

Aktiva dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aktiva tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

(23)

3. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Rupiah

Giro Bank Indonesia 1,413,496 2,161,463

Sertifikat Bank Indonesia - net 3,094,609 -Call Money Bank Indonesia - net - 249,889

Jumlah 4,508,105 2,411,352

Dollar Amerika Serikat

Giro Bank Indonesia 202,950 164,640

Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia 4,711,055 2,575,992

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 6/15/PBI/2004 tanggal 28 Juni 2004 yang diubah dengan peraturan Bank Indonesia No. 7/29/PBI/2005 tanggal 6 September 2005 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas. Giro wajib minimum Bank pada tanggal 30 September 2006 adalah Rp 1.222.180 juta untuk mata uang Rupiah dan USD 21 juta untuk mata uang asing dan pada tanggal 30 September 2005 adalah Rp 2.108.913 juta untuk mata uang Rupiah dan USD 15 juta untuk mata uang asing.

Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, Bank telah memenuhi Giro Wajib Minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

4. GIRO PADA BANK LAIN

2006 2005

Rp Juta Rp Juta Pihak hubungan istimewa

Bank

Dollar Australia 2,279 4,780

Dollar Selandia Baru 174 579

Jumlah 2,453 5,359 Penyisihan kerugian (25) (54) Jumlah - bersih 2,428 5,305 Pihak ketiga Bank Rupiah 6,158 7,793

Dollar Amerika Serikat 68,788 65,550

Yen Jepang 40,401 30,970 Dollar Singapura 14,198 15,518 Euro 8,907 13,158 Lainnya 6,409 7,221 Anak Perusahaan Rupiah 6,058 6,198

Dollar Amerika Serikat 419 479

Jumlah 151,338 146,887

Penyisihan penghapusan (1,448) (1,402)

Jumlah - bersih 149,890 145,485

(24)

Kolektibilitas giro pada bank lain pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 dikelompokkan lancar.

Mutasi penyisihan penghapusan giro pada bank lain sampai dengan triwulan III/tahun 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal tahun 1,423 1,295

Penyisihan penghapusan (pemulihan) tahun berjalan 50 161

Saldo akhir Triwulan III 1,473 1,456

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan giro pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya giro pada bank lain.

5. PENEMPATAN PADA BANK LAIN

Penempatan pada bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:

Pihak

Tingkat bunga hubungan Pihak

Jenis penempatan Jangka waktu rata-rata istimewa ketiga Jumlah Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rupiah Bank Call money 3 - 32 hr 9.91 - 595,000 595,000 Anak Perusahaan Deposito berjangka 10.06 - 119,243 119,243 Jumlah - 714,243 714,243 Valuta Asing Bank Call money

Dollar Amerika Serikat 3 - 33 hari 5.27 - 3,044,250 3,044,250 Dollar Australia 8 - 10 hr 5.82 - 143,052 143,052 Euro 7 - 10 hr 3.05 - 115,752 115,752 Dollar Singapura 7 - 10 hr 3.30 - 128,431 128,431 Anak Perusahaan Deposito berjangka 5.00 10,793 10,793 Jumlah - 3,442,278 3,442,278 Jumlah - 4,156,521 4,156,521 Penyisihan penghapusan - (40,265) (40,265) Jumlah Penempatan pada Bank Lain - Bersih - 4,116,256 4,116,256

(25)

Pihak

Tingkat bunga hubungan Pihak

Jenis penempatan Jangka waktu rata-rata istimewa ketiga Jumlah Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rupiah Bank Call money 3 - 5 hr 5.57 - 233,000 233,000 Anak Perusahaan Deposito berjangka 9.17 - 64,022 64,022 Jumlah - 297,022 297,022 Valuta Asing Bank Call money

Dollar Amerika Serikat 3 hr 3.53 - 802,620 802,620 Dollar Australia 7 hr 2.23 - 123,554 123,554 Euro 7 hr 5.18 - 115,174 115,174 Dollar Singapura 6 - 14 hr 2.09 - 109,602 109,602 Jumlah - 1,150,950 1,150,950 Jumlah - 1,447,972 1,447,972 Penyisihan penghapusan - (13,839) (13,839) Jumlah Penempatan pada Bank Lain - Bersih - 1,434,133 1,434,133

2005

Kolektibilitas penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 dikelompokkan lancar.

Mutasi penyisihan penghapusan penempatan pada bank lain selama triwulan III/tahun 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal 32,179 2,969

Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan 8,086 10,870

Saldo akhir Triwulan III 40,265 13,839

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan penempatan pada bank lain adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya penempatan pada bank lain.

(26)

6. SURAT – SURAT BERHARGA

Berdasarkan jenis dan tujuan investasi surat-surat berharga, adalah sebagai berikut:

2006 2005

Pihak hubungan Pihak Pihak hubungan Pihak

Jenis penempatan istimewa ketiga Jumlah istimewa ketiga Jumlah Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rupiah

Dimiliki hingga jatuh tempo Bank

Obligasi lainnya - bersih 3,331 365,369 368,700 4,895 367,887 372,782 Medium Term Note - bersih - - - - 50,000 50,000 Wesel tagih - bersih - 20,563 20,563 - 1,560 1,560 Anak perusahaan

Penyertaan unit reksadana - - - - 2,140 2,140 Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo 3,331 385,932 389,263 4,895 421,587 426,482 Tersedia untuk dijual

Bank

Obligasi lainnya - bersih 24,678 676,367 701,045 25,275 225,343 250,618 Medium Term Note - bersih - - - - 85,000 85,000 Penyertaan unit reksadana - 11,952 11,952 - 11,496 11,496 Anak Perusahaan

Obligasi lainnya - 8,725 8,725 - 55,000 55,000 Penyertaan unit reksadana - 13,700 13,700 - - -Jumlah tersedia untuk dijual 24,678 710,744 735,422 25,275 376,839 402,114 Diperdagangkan

Bank

Obligasi lainnya - bersih - 17,771 17,771 - 2,827 2,827 Anak perusahaan

Obligasi lainnya - 5,012 5,012 - - -Penyertaan unit reksadana 74,507 - 74,507 93,274 - 93,274 Saham - 50 50 - 83,493 83,493 Jumlah diperdagangkan 74,507 22,833 97,340 93,274 86,320 179,594 Jumlah Surat-surat Berharga - Rupiah 102,516 1,119,509 1,222,025 123,444 884,746 1,008,190 Penyisihan penghapusan (280) (47,312) (47,592) (302) (47,383) (47,685)

(27)

2006 2005 Pihak hubungan Pihak Pihak hubungan Pihak

Jenis penempatan istimewa ketiga Jumlah istimewa ketiga Jumlah Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Dollar Amerika Serikat

Dimiliki hingga jatuh tempo Bank

Wesel tagih - bersih - 147,514 147,514 - 47,844 47,844 Jumlah dimiliki hingga jatuh tempo - 147,514 147,514 - 47,844 47,844 Tersedia untuk dijual

Bank

Obligasi lainnya - bersih - 843,228 843,228 - 758,941 758,941 Jumlah tersedia untuk dijual - 843,228 843,228 - 758,941 758,941 Diperdagangkan

Bank

Obligasi lainnya - bersih - 102,946 102,946 - - -Jumlah diperdagangkan - 102,946 102,946 - - -Jumlah Surat-surat Berharga - Dollar Amerika Serikat - 1,093,688 1,093,688 - 806,785 806,785 Penyisihan penghapusan - (10,933) (10,933) - (8,169) (8,169)

Jumlah Surat-surat Berharga Bersih - Dollar Amerika Serikat - 1,082,755 1,082,755 - 798,616 798,616 Jumlah Surat-Surat Berharga - Bersih 102,236 2,154,952 2,257,188 123,142 1,635,979 1,759,121

2006 2005

Tingkat bunga rata-rata per Triwulan III

Rupiah 13,73% 10,16%

Valuta Asing 7,71% 5,45%

Jangka waktu surat-surat berharga sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

2006 2005

Rupiah

Obligasi 5 -18 tahun 1 - 17 tahun

Medium term note - 2 - 3 tahun

Dollar Amerika Serikat

Obligasi 1 - 10 tahun 2 - 10 tahun

Kolektibilitas surat-surat berharga pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:

Klasifikasi 2006 2005 Rp Juta Rp Juta Surat-surat Berharga Lancar 2,278,851 1,774,649 Macet 36,862 40,326 Obligasi pemerintah Lancar 2,898,407 12,567,748 Jumlah 5,214,120 14,382,723

Surat-surat Berharga yang digunakan sebagai sinking fund

atas pelunasan obligasi subordinasi (600,000) (350,000)

Jumlah - Bersih 4,614,120 14,032,723

Penyisihan kerugian (58,525) (55,854)

(28)

Mutasi penyisihan penghapusan surat-surat berharga selama triwulan III/tahun 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal tahun 53,099 112,285

Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan 5,426 (56,431)

Saldo akhir Triwulan III 58,525 55,854

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan surat-surat berharga tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya surat-surat berharga tersebut.

7. OBLIGASI PEMERINTAH

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Diperdagangkan Rupiah

Nilai perolehan - bersih 226,508

-Dollar Amerika Serikat

Nilai perolehan - bersih 120,445

-Jumlah Obligasi Pemerintah untuk diperdagangkan 346,953

-Tersedia untuk dijual Rupiah

Nilai perolehan - bersih 2,371,918 7,579,010

Dollar Amerika Serikat

Nilai perolehan - bersih - 21,018

Jumlah Obligasi Pemerintah tersedia untuk dijual 2,371,918 7,600,028

Dimiliki Hingga Jatuh Tempo Rupiah

Nilai nominal - bersih - 4,419,588

Dollar Amerika Serikat

Nilai nominal - bersih 179,536 198,132

Jumlah Obligasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo 179,536 4,617,720

Jumlah Obligasi Pemerintah 2,898,407 12,217,748

8. TAGIHAN DERIVATIF

Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan swap untuk tujuan trading.

Bank bertindak sebagai perantara transaksi swap. Transaksi swap terdiri dari kontrak swap mata uang. Transaksi tersebut merupakan komitmen untuk melunasi kewajiban dalam mata uang asing dengan kurs yang ditentukan terlebih dahulu.

Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul sebagai akibat dari adanya perubahan nilai potensial fluktuasi kurs mata uang, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank. Jangka waktu dari pembelian dan penjualan berjangka valuta asing pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 masing-masing berkisar antara 3 sampai 96 hari dan 3 sampai 96 hari.

(29)

Rincian transaksi derivatif pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :

Nilai pasar Tagihan dari kontrak derivatif

Transaksi Beli Jual Tagihan

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Pihak ketiga Forward 9,630 9,765 135 Swap 845,012 846,412 1,400 Penyisihan penghapusan (48) Jumlah - bersih 1,487 Jumlah 854,642 856,177 1,487 2006

Nilai pasar Tagihan dari kontrak derivatif

Transaksi Beli Jual Tagihan

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Pihak hubungan istimewa

Forward 35,597 35,614 17 Swap 35,875 36,118 243 Penyisihan kerugian (3) Jumlah - bersih 257 Pihak ketiga Swap 1,059,626 1,069,940 10,314 Penyisihan penghapusan (107) Jumlah - bersih 10,207 Jumlah 1,131,098 1,141,672 10,464 2005

Kolektibilitas tagihan derivatif pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 dikelompokkan lancar.

Mutasi penyisihan penghapusan tagihan derivatif adalah sebagai berikut:

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal tahun 48 10

Penyisihan tahun berjalan - 100

Saldo akhir Triwulan III 48 110

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya tagihan derivatif tersebut.

(30)

9. KREDIT YANG DIBERIKAN

Rincian kredit yang diberikan per 30 September 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut :

a. Jenis Pinjaman

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Rupiah

Pinjaman Tetap 11,494,033 9,263,277

Pinjaman Rekening Koran 3,757,371 2,178,955

Pembiayaan Bersama 77,000 110,602

Pinjaman karyawan 36,931 33,443

Anjak Piutang - bersih 9,625 17,261

Kredit kepada Bank 3,492 2,484

Kredit lainnya 2,313 40,207

15,380,765 11,646,229 Kredit yang dibeli dari BPPN 221,352 434,719

Jumlah 15,602,117 12,080,948

Valuta Asing

Pinjaman Tetap 1,669,010 1,894,464

Pembiayaan Bersama 433,536 580,827

Pinjaman Rekening Koran 20,966 636

Kredit lainnya 47,449 31,035

2,170,961 2,506,962 Kredit yang dibeli dari BPPN 2,518 5,639

Jumlah 2,173,479 2,512,601

Jumlah Kredit yang Diberikan 17,775,596 14,593,549

Penyisihan Penghapusan (1,375,732) (1,233,990)

Jumlah Kredit yang Diberikan - Bersih 16,399,864 13,359,559

b. Sektor Ekonomi 2006 2005 Rp Juta Rp Juta Industri 3,029,640 2,462,367 Jasa 3,434,639 2,749,514 Konsumsi 5,058,354 5,129,546 Properti 1,954,902 1,626,348 Perdagangan 3,586,442 2,155,677 Kontruksi 451,280 172,545 Lain-lain 260,339 297,552

Jumlah Kredit yang diberikan 17,775,596 14,593,549

Penyisihan penghapusan (1,375,732) (1,233,990)

(31)

c. Jangka waktu

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Kurang dari atau sama dengan 1 tahun 5,555,327 3,520,434

Lebih dari 1 tahun 12,220,269 11,073,115

Jumlah Kredit yang diberikan 17,775,596 14,593,549

Penyisihan penghapusan (1,375,732) (1,233,990)

Jumlah Kredit yang diberikan - bersih 16,399,864 13,359,559

Berikut adalah informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit:

1. Tingkat bunga rata-rata untuk kredit dalam mata uang Rupiah pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005 adalah 15.88% dan 12,80%, sedangkan dalam valuta asing adalah 6,84% dan 5,47%.

2. Kredit dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual dan jaminan lain yang umumnya diterima oleh perbankan.

3. Pinjaman tetap terdiri dari kredit untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Kredit untuk modal kerja dan investasi terdiri dari pinjaman jangka panjang, tetap, berulang dan diskonto, sedangkan kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit konsumsi lain.

Pinjaman tetap, rekening koran dan lainnya dalam Rupiah berjangka waktu 4 hari sampai 20 tahun, sedangkan kredit dalam valuta asing berjangka waktu antara 2 bulan sampai 9 tahun. Kredit dalam rangka pembiayaan bersama dalam Rupiah berjangka waktu 1 tahun sampai 5 tahun sedangkan dalam valuta asing berjangka waktu 4 tahun sampai 9 tahun.

4. Keikutsertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 10,00% sampai dengan 61.54% per triwulan III/tahun 2006 dan 8,46% sampai dengan 61,54% per triwulan III/tahun 2005.

5. Kredit kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli kendaraan, rumah, dan keperluan lainnya yang dibebani bunga sebesar 6% per tahun dengan jangka waktu 1 sampai dengan 10 tahun. Pembayaran kredit dibayar kembali dengan pemotongan gaji setiap bulan.

6. Dalam jumlah kredit termasuk kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 29.182 juta dan Rp 28.399 juta, setelah dikurangi penyisihan penghapusan sebesar Rp 295 juta dan Rp 287 juta masing-masing pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005.

7. Bank melakukan penyelamatan kembali atas kredit yang diberikan untuk beberapa debitur dengan saldo pada triwulan III/tahun 2006 dan 2005 sebesar Rp 12.424 juta dan Rp 311.245 juta.

8. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 September 2006 dan 2005 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK .

(32)

9. Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi adalah: 2006 2005 Rp Juta Rp Juta Jasa 1,136,614 1,442,157 Perdagangan 441,631 154,945 Industri 586,447 987,106 Lain-lain 1,406,458 1,149,824

Jumlah Kredit Bermasalah 3,571,150 3,734,032

Atas kredit bermasalah tersebut, bank telah membentuk cadangan khusus penyisihan penghapusan aktiva produktif sebesar Rp 1.173.761 juta tahun 2006 dan Rp 1.077.031 juta tahun 2005.

10. Pada tanggal 30 September 2006 dan 2005, kredit yang disalurkan dengan sistim penyaluran kredit melalui lembaga pembiayaan PT. Verena Oto Finance dan PT. Clipan Finance Indonesia Tbk, berupa kredit kendaraan motor dan mobil sebesar Rp 564.011 juta dan Rp 740.443 juta.

11. Berikut ini adalah saldo kredit per 30 September 2006 dan 2005 berdasarkan kolektibilitas menurut Ketentuan Bank Indonesia:

Klasifikasi Rp Juta % Rp Juta %

Lancar 14,204,446 79.91 10,859,517 74.41

Dalam Perhatian Khusus 2,184,284 12.29 2,411,087 16.52

Kurang Lancar 445,491 2.51 579,005 3.97

Diragukan 87,614 0.49 138,393 0.95

Macet 853,761 4.80 605,547 4.15

Jumlah Kredit 17,775,596 100.00 14,593,549 100.00

Penyisihan kerugian (1,375,732) (1,233,990)

Jumlah Kredit - Bersih 16,399,864 13,359,559

2006 2005

12. Mutasi penyisihan penghapusan kredit selama triwulan III/tahun 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:

2006 2005

Rp Juta Rp Juta

Saldo awal tahun 1,160,518 944,311

Penyisihan tahun berjalan 112,914 185,798

Pelunasan kredit yang telah dihapusbukukan 102,620 105,593 Penghapusan selama tahun berjalan (320) (1,712)

Saldo akhir Triwulan III 1,375,732 1,233,990

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penghapusan kredit tersebut di atas adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran pertama kali matang gonad ikan kebogerang di hulu sungai Citarum didapatkan pada ukuran 14,5 cm pada bulan Agustus dan 15 cm pada bulan September. Ikan kebogerang

Setelah dilakukan validasi produk oleh beberapa validator ahli materi, ahli media, dan uji coba lapangan menunjukkan bahwa buku petunjuk praktikum layak diterapkan dalam

Berdasarkan hasil Evaluasi terhadap dokumen penawaran dan Penetapan pemenang No 82/Pan/dikpora/2011, tanggal 3 Nopember 2011, maka bersama ini diumumkan kepada

Upaya peningkatan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas diperlukan pengembangan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan keamanan negara; pengembangan

1) Keluarga sejahtera dan Keluarga prasejahtera ikut secara aktif melakukan usaha-usaha peningkatan pendapatan dalam bidang pertanian, perikanan, perkebunan dan

menarik. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya untuk tetap mempertahankan perhatian saya. Selagi saya bekerja pada pembelajaran ini, saya percaya

Hal ini konsisten dengan pandangan bahwa manajer memiliki informasi privat yang disampaikan dalam bentuk kebijakan dividen (perusahaan akan membayar dividen lebih banyak jika

Suardana (2007) menyatakan, inkuri terbimbang berorientasi pada aktivitas kelas yang berpusat pada siswa dan memungkinkan siswa belajar memanfaatkan berbagai sumber