• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode Tahun"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan

Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode

Tahun 2010-2015

Gede Eko Semara Putra

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {

gedeeko44@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng periode tahun 2010-2015, (2) hambatan yang dihadapi dalam penerimaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng, dan (3) cara menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan (1) efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010-2015 sudah berada dalam kategori sangat efektif. Tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) yaitu tahun 2010 (103,32%), 2011 (114,39%), 2012 (118,18%), 2013 (170,18%), 2014 (105,58%), dan 2015 (104,66%), (2) hambatan yang dialami dalam penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal , b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi, dan (3) menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara rutin,b) control dari masyarakat. Kata kunci: Efektivitas retribusi parkir, realisasi retribusi parkir.

Abstract

Research aims to understand (1) the effectiveness revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng a period of the year 2010-2015, (2) obstacles faced by in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng, and (3) the way reduce obstacles in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng. The kind of research this is descriptive. Data were collected with the methods documentation and interview. Using a technique data analysis effectiveness and the ratio kreteria the effectiveness. The research results show (1) the effectiveness of the charges for parking from year 2010-2015 was already in categories very effective. The effectiveness of revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) the 2010 (103,32 %), 2011 (114,39 %), 2012 (118,18 %), 2013 (170,18 %), 2014 (105,58 %), and 2015 (104,66 %), (2) obstacles experienced in receipt of retribution parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng namely a) the system management control parking not yet optimal, b) there are still many parking officers who have not official, and (3) reduce obstacles in receipt of parking retribution can be done by some way namely a) control or operation routinely, b) control from the community.

(2)

PENDAHULUAN

Selaras dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

UU No. 33 tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah,

pemerintah daerah diberi kewenangan

yang luas untuk mengurus rumah

tangganya sendiri dengan sesedikit

mungkin campur tangan pemerintah

pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi

dan keuangan yang dimiliki oleh

daerahnya. Walaupun telah memiliki dasar hukum yang kuat kenyataannya

kontribusi Pendapatan Asli Daerah

terhadap pendapatan dan belanja daerah

masih kecil. Selama ini dominasi

sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar. Untuk mengurangi dominasi sumbangan pemerintah pusat serta meningkatkan pembangunan dan

memaksimalkan otonomi daerah,

Pemerintah Daerah harus lebih

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) khususnya untuk Kabupaten

Buleleng.

Menurut UU No. 33 tahun 2004, PAD terdiri dari: (1) Hasil pajak daerah, (2) Hasil retribusi daerah, (3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan (4) Pendapatan asli daerah yang lainnya. PAD menjadi

indikator keberhasilan dalam

penyelenggaraan otonomi daerah.

Semakin tinggi PAD, maka semakin tinggi pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Demikian pula sebaliknya, apabila PAD yang diperoleh pada daerah tersebut

semakin sedikit atau mengalami

penurunan, berarti penyelenggaraan

otonomi daerahnya belum maksimal. Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang

dipungut dari masyarakat tanpa

mendapatkan balas jasa langsung. Hal ini sesuai dengan UU no. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengungkapkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan

kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran daerah

dan pembangunan daerah. Dengan

menggali serta meningkatkan potensi pajak daerah yang ada di daerah tersebut, maka PAD nantinya dapat digunakan untuk pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu sumber PAD adalah retribusi, retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Menurut Munawir pengertian retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan mendapatkan jasa

balik secara langsung yang dapat

ditunjuk. Paksaan yang dimaksud ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang

tidak merasakan jasa balik dari

pemerintah, tidak dikenakan iuran.

Pengertian retribusi dari aspek hukum dengan aspek ekonomis, sehingga nantinya akan kelihatan perbedaannya secara prinsipil. Dalam Hukum Pengertian Retribusi adalah pungutan oleh pejabat retribusi kepada wajib retribusi yang bersifat memaksa dengan tekenprestasi secara langsung dan dapat dipaksakan

penagihannya. Sarana hukum yang

dipergunakan untuk memaksakan

penagihan retribusi tidak berbeda dengan pajak, berupa sanksi maupun sanksi kepidanaan.

Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 73 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran Daerah yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan tempat parkir adalah tempat

pemberhentian kendaraan di lokasi

(3)

pelataran atau bangunan umum. Sementara itu berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, yang dimaksud dengan penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan maupun di luar badan jalan.

Menurut peraturan Bupati Buleleng

NOMOR: 77 Tahun 2014 tentang

Retribusi parkir dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pelaksanaan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir. Dengan potensi yang ada di Kabupaten

Buleleng dan seiring semakin

berkembangnya tempat-tempat pariwisata dan bertambahnya pertokoan itu akan berimbas pada penyediaan tempat parkir, dengan keadaan tersebut dari tahun ke tahun pendapatan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng semakin meningkat.

Berikut akan disajikan laporan

penerimaan anggaran pendapatan daerah pemerintah Kabupaten Buleleng dari periode tahun 2010-2015 yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yaitu Kota Singaraja dan Kota Seririt. Pada tahun 2010 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target

retribusi parkir sebesar Rp

600.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 629.589.000,00. Pada tahun 2011 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target

retribusi parkir sebesar Rp

140.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 160.140.000,00. Pada tahun 2012 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target

retribusi parkir sebesar Rp

180.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 278.778.220,00. Pada tahun 2013 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target

retribusi parkir sebesar Rp

650.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 770.431.500,00. Pada tahun 2014 target

retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target

retribusi parkir sebesar Rp

1.100.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 1.161.433.500,00. Pada tahun 2015 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh

target retribusi parkir sebesar Rp

1.600.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 1.674.511.000,00. Sumber : Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pemerintah Kabupaten Buleleng termuat pada surat pengantar nomor : 970 / 562 / Dispenda tahun 2015.

Dengan melihat semakin

meningkatnya perekonomian Kabupaten Buleleng, hal ini terlihat dengan semakin majunya toko-toko atau swalayan, tempat

perbelanjaan, banyaknya even-even

tertentu yang ada di Kabupaten Buleleng

seperti olahraga, pameran serta

pariwisata. Semua aktivitas di atas

tentunya menggunakan sarana

transportasi apabila keberadaan

transportasi meningkat diperlukan jalan dan sebuah tempat parkir yang baik, sehingga diharapkan jumlah penerimaan pendapatan melalui kontribusi retribusi

parkir bisa lebih optimal. Dengan

demikian Dinas Pendapatan Daerah melalui pihak-pihak yang terkait perlu

menyusun rencana penetapan dan

perhitungan retribusi parkir untuk tempat-tempat yang belum terdaftar dalam perhitungan realisasi pendapatan daerah. Evaluasi terhadap penerimaan retribusi parkir perlu dilakukan untuk mengetahui apakah target penerimaan retribusi parkir untuk tahun-tahun sebelumnya dapat tercapai dan mengetahui jumlah realisasi

yang diperoleh, serta mengetahui

perkembangan penerimaan retribusi

parkir dalam mendukung penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan uraian yang

disampaikan di atas maka, perlu diadakan analisis melalui sebuah penelitian. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Tentang Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas

(4)

Kabupaten Buleleng Periode Tahun2010-2015.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng, sasaran pengamatan difokuskan pada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng beserta jajarannya guna memperoleh data-data yang berkaitan

dengan penerimaan retribusi daerah

khususnya retribusi parkir. Penelitian ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran

tentang tingkat efektivitas penerimaan

retribusi parkir berdasarkan potensi yang ada terhadap pajak daerah..

Berdasarkan jenis data, Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulanya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analis pada

data-dana numeric (angka) dengan

menggunakan metode penelitian ini akan

diketahui seberapa besar efektivitas

retribusi parkir, sehingga menghasilkan

kesimpulan yang akan memperjelas

gambaran mengenai objek yang akan diteliti.

Jenis dan sumber data, jenis data penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dan dihitung tetapi dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti. Dalam hal ini data seperti informasi sumber-sumber PAD. Data kuantitaif adalah data berupa angka yang dapat dihitung secra nyata. Dalam hal ini data kuatitatif seperti jumlah Retribusi Parkir yang diterima dan seberapa telah terrealisasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data skunder. Data primer berupa wawancara terhadap pihak dari dinas pendapatan kabupaten buleleng. Data skunder dalam penelitian adalah catatan pendapatan Retribusi parkir yang di terima dan yang telah terrealisasi.

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan

data dengan menggunakan metode

dokumentasi dan wawancara. Metode

dokumentasi yaitu barang-barang tertulis

yang digunakan peneliti dalam penelitian seperti artikel, catatan, laporan, termasuk juga media internet, dan sebagainya. Dalam

penelitian ini metode dokumentasi

digunakan untuk mendapatkan data berupa catatan pengelolaan retribusi parkir baik yang telah terealisasi dan belum terealisasi. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data primer dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan kepada

subjek penelitian. Teknik wawancara

digunakan untuk mendapatkan informasi dari kepala dinas dan staf pemerintah Dinas

Pendapatan Daerah (DISPENDA)

Kabupaten Buleleng mengenai

program-program yang akan dilaksanakan.

Pengujian instrument dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitaian ini adalah satistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006), statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum/generalisasi.

Analisis deskriptif akan

mengetahui dan menggambarkan setiap data yang berhasil dikumpulkan dengan menggunakan metode Analisis efektivitas. Untuk menghitung Efektivitas Retribusi Parkir, maka rumus yang digunakan adalah

Sumber: Dinas Pendapatan Daerah

(Dispenda)

Efektivitas suatu organisasi

dikatakan baik apabila rasio yang dicapai minimal 90% sampai dengan 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi jika organisasi tersebut mampu memperoleh lebih besar dari itu, adapun kreteria rasio efektivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Rasio efektivitas digunakan untuk

memudahkan dalam memberikan

simpulan dari perhitungan yang telah dilakukan melalui analisis efektivitas. Adapun rasio efektivitas yang digunakan

(5)

Depdagri,Kemendagri no 690.900.327, yaitu:

1) hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika pencapaiannya di atas 100% dapat dikatakan sangat efektif.

2) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika

tingkat pencapaiannya 90-100%

dapat dikatakan efektif.

3) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 80-89% dapat dikatakan cukup efektif.

4) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 60-79% dapat dikatakan kurang efektif.

5) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya <60% dapat dikatakan tidak efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Berasarkan perhitungan yang

dilakukan melalui analisis efektivitas, dapat dipaparkan efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) periode tahun 2010-2015 sebagai berikut. Tahun 2010 Rp.600.000.000:Rp.629.589.000 X 100% = 103,32% Tahun 2011 Rp.140.000.000:Rp.160.140.000 X 100 % = 114,39% Tahun 2012 Rp.180.000.000 : Rp.278.778.220 X 100% = 118,18% Tahun 2013 Rp.650.000.000 : Rp.770.431.500 X 100% = 170,18% Tahun 2014 Rp.1.100.000.000 : Rp. 1.161.433.500 X 100% = 105,58% Tahun 2015 Rp.1.600.000.000 : Rp.1.647.511.000 X 100% = 104,66%

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa pada

tahun 2010, pemerintah Kabupaten

Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi

tempat khusus parkir yang ada di

Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 600.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2010 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 629.589.000. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan

retribusi parkir periode tahun 2010

mencapai 103,32%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Pada tahun 2011, pemerintah

Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 140.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2011 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 160.140.000. Dari retribusi yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng ditargetkan untuk oprasional

pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2011 mencapai 114,39%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas

retribusi parkir yang dipakai acuan

penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2011 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Pada tahun 2012, pemerintah

Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 180.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2012 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 278.778.220. Dari retribusi yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng ditargetkan untuk oprasional

pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2012 mencapai 118,18%.

(6)

Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas

retribusi parkir yang dipakai acuan

penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Pada tahun 2013, pemerintah

Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 650.000.000. Dari retribusi yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng ditargetkan untuk oprasional

pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Dari

target tersebut pada tahun 2013

mendapatkan retribusi sebesar Rp.

770.431.500. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan

retribusi parkir periode tahun 2013

mencapai 170,18%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Pada tahun 2014, pemerintah

Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp.1.100.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp.1.161.433.500,00. Dari retribusi yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng ditargetkan untuk oprasional

pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2014 mencapai 105,58%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas

retribusi parkir yang dipakai acuan

penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2014 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Pada tahun 2015, pemerintah

Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp.1.600.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp.1.674.511.000,00. Dari retribusi yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng ditargetkan untuk oprasional

pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2015 mencapai 104,66%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas

retribusi parkir yang dipakai acuan

penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.

Berdasarkan kreteria rasio efektivitas, penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah periode tahun 2010-2014 berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada angka lebih dari 100%. Hal ini sesuai dengan kreteia rasio efektivitas.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah

ditentukan sebelumnya. Adapun

penghambat yang dimaksud adalah

sebagai berikut.

A. Sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal

Dalam Unit Pelaksanaan Daerah

Pengelola Perparkiran merupakan unit

pelaksana teknis operasional Dinas

Pendapatan dibidang Pengelolaan Parkir

fungsi sistem pengendalian dan

pengawasan menjadi tugas dari seksi petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan

berfungsi untuk melaksanakan

pengendalian dan pengawasan

pengelolaan perparkiran yang meliputi

sistem dan prosedur perijinan

penyelenggaraan, pemungutan atau

(7)

yang menyebabkan belum optimalnya peranan pengawasan retribusi parkir antara lain :

1) Dari petugas parkir (aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang, aspek lalu

lintas, aspek keamanan, adanya

pungutan liar dari preman-preman. 2) Dari unit pelaksanaan daerah pengelola

perparkiran( banyaknya petugas parkir yang tidak resmi, lahan parkir yang berbatasan langsung dengan jalan raya,

masih kurangnya petugas untuk

melakukan pengawasan dan

penertiban).

B. Masih banyak petugas parkir tidak resmi

Dengan adanya Unit Pelaksana

Pengelola Perparkiran yang berada di bawah Dinas Pendapatan yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola pendapatan asli daerah berupa retribusi dan parkir , yang secara penuh mengelola parkir di

wilayah Kabupaten Buleleng dengan

beberapa pertimbangan, salah satunya yaitu berupa penanganan petugas parkir yang tidak resmi. Sehubungan dengan adanya permasalahan dan keluhan dari beberapa masyarakat pengguna parkir maka perlu adanya penanganan khusus. Dalam hal ini dinas tekait telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi dengan

adanya permasalahan tersebut.

Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi harus ditindaklanjuti yaitu

dengan dilakukannya penertiban atau

operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi.

Berdasarkan kendala-kendala yang

ada dalam pelaksanaan penerimaan

retribusi parkir di Kabupaten Buleleng,

makadapat disimpulkan bahwa inti

persoalan dalam pelaksanaan perparkiran adalah sistem pengawasan pengelolaan perparkiran yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau petugas parkir liar. Permasalahan ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi polemik.

Pelaksanaan penerimaan retribusi

parkir di Kabupaten Buleleng, pengendalian dan pengawasan menjadi tugas dari seksi

petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan

berfungsi untuk melaksanakan

pengendalian dan pengawasan

pengelolaan perparkiran yang meliputi

sistem dan prosedur perijinan

penyelenggaraan, pemungutan atau

pengelolaan parkir. Pengawasan maupun

penanganan tetap dilakukan yang

sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk menekan seminimal mungkin

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh

pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera, permasalahan ini memang sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak dapat diselesaikan secara langsung, tetapi perlu penanganan yang serius dilakukan seefisien mungkin dan mengena semaksimal mungkin baik bagi pendapatan asli daerah maupun bagi para pengguna jasa parkir itu sendiri. Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi

harus ditindaklanjuti yaitu dengan

dilakukannya penertiban atau operasi

secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari

dimana petugas dinas sudah tidak

melakukan operasi lagi. Adapun prosedur menjadi petugas parkir yang resmi, dengan persyaratan sebagai berikut :

a) Mengisi surat permohonan.

b) Menyerahkan foto copy identitas diri. c) Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. d) Mengisi surat kesanggupan setor. e) Mengisi surat pernyataan sanggup

mentaati kewajiban sebagai juru

parkir.

Tetapi kesadaran dari masyarakat (petugas parkir yang tidak resmi) sangatlah rendah, untuk itu perlu adanya kontrol dari masyarakat pada umumnya.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi

oleh Dinas Pendapatan Kabupaten

Buleleng adalah sistem pengawasan

terhadap pengelolaan parkir yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau ilegal, maka dinas terkait melakukan upayaupaya guna mengatasi masalah yang dihadapi agar

(8)

pendapatan dari sektor parkir bisa maksimal.

PEMBAHASAN

Dari penelitian yang telah dilakukan penulis melalui metode dokumentasi, dapat dijelaskan bahwa retribusi parkir yang

diterima oleh pemerintah kabupaten

buleleng dari tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami fluktuasi, dimana jumlah rupiah yang diterima cendrung mengalami perubahan. Efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2015

pada dinas pendapatan daerah (

Dispenda), di Kabupaten Buleleng

peneriman retribusi sudah berada dalam kategori sangat efektif. Namun tidak semua tingkat efektivitas berada dalam angka lebih dari 100%, ini disebabkan karena ada target yang tidak dapat terealisasi dengan maksimal. Hal ini sudah sesuai dengan

teori dari Depdagri,Kemendagri no

690.900.327 yang menyatakan bahwa, jika tingakat efektivitas atau hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir, jika tingkat pencapaiannya pada angka lebih dari 100%, maka dapat dikatakan dalam kategori sangat efektif. Adapun tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng

tahun 2010(103,32%), tahun 2011

(114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%).

Temuan ini sejalan dengan teori efektivitas yang disebutkan oleh Menurut Mardiasmo (2002:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya walaupun dengan biaya yang lebih besar karena disini efektivitasnya hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai

tujuan yang ditetapkan. efektivitas

merupakan salah satu keteria yang

digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggung jawaban tertentu dan menurut Bastian (2005:336) efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan dan prosedur dari organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Efektivitas merupakan

kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,

menyangkut bagaimana melakukan

pekerjaan yang benar. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feisly Kesek dengan judul efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Manado dan penelitian yang dilakukan oleh Dedyanto

dengan judul analisis efektivitas

pendapatan retribusi parkir provinsi DKI

Jakarta, dengan tujuan mengukur

efektivitas retribusi parkir dengan

menggunakan analisis deskriftif dengan pendekatan kualitatif.

Dalam merealisasi retribusi parkir yang jumlahnya tidak sedikit memang bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan strategi yang tepat, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, hingga

evaluasinya. Terlebih lagi retribusi parkir merupakan dana yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya adalah:

1) Sistem pengawasan pengelolaan

parkir yang belum optimal, ini

disebabkan karena beberapa factor yaitu dari petugas parkir (a) aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang (b) aspek lalu lintas (c) aspek keamanan (d) adanya pungutan liar dari preman-preman, dan factor dari unit pelaksanaan daerah pengelola

perparkiran yaitu (a) banyaknya

petugas parkir yang tidak resmi (b)

lahan parkir yang berbatasan

langsung dengan jalan raya (c) masih kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan dan penertiban.

2) Masih banyak petugas parkir tidak resmi, Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi.

Hambatan yang muncul dalam

(9)

pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng dapat ditanggulangi dengan cara:

1) Pengawasan maupun penanganan tetap dilakukan yang sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk

menekan seminimal mungkin

pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan oleh pelanggar.

2) Dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi dan perlu adanya

kontrol dari masyarakat pada

umumnya.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan analisis data, maka dapat dibuat simpulan hal-hal sebagai berikut:

1) Efektivitas penerimaan retribusi parkir

pada dinas pendapatan daerah

(Dispenda) Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai dengan 2015 berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitas tiap tahun berada pada angka lebih dari 100% (sangat efektif). Tingkat evektivitas

masing-masing tahun yaitu, tahun

2010(103,32%), tahun 2011

(114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%). 2) Adapun hambatan yang dialami dalam

penerimaan retribusi parkir pada dinas

pendapatan daerah (Dispenda)

Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal , b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi 3) Untuk menanggulangi hambatan dalam

penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara

rutin,b) adanya control dari

masyarakat. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah sampai di atas, peneliti dapat memberikan saran sebaigi berikut:

1) Untuk sistem pengawasan parkir yang

belum optimal perlu dilakukan

pengawasan secara rutin untuk

menekan seminimal mungkin

pelanggaran-pelanggaran yang

dilakukan oleh pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera.

2) Untuk mengurangi petugas parkir yang

belum resmi yaitu dengan cara

dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Keputusan Bupati Buleleng No 550/124 (dua puluh empat)/HK/2014 Tentang Penetapan Tempat Khusus Parkir Di Kabupaten Buleleng

---UU No. 32 Tahun 2004 Tentang

pemerintah Daerah Kabupaten

Buleleng

---UU No. 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat Dan Daerah

Kabupaten Buleleng

---UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng

---Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Retribusi Parkir di Kabupaten Buleleng

---Peraturan Bupati Buleleng No 2 Tahun 2015 Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umumm

---Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Parkir Di Tepi Jalan Umum Dan Tempat Khusus Parkir

---Peraturan Daerah Kabupaten

Buleleng No 27 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir

---Peraturan Daerah Kabupaten

Buleleng No 22 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum

(10)

---Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah

Anonim. Definisi dan Pengertian Retribusi

Parkir (diakses pada

http://www.definisi- pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-retribusi-parkir.html ) pada senin tgl 2 november)

Depdagri. Kepmendagri No.6090.900327. Kreteria Rasio Efektivitas. Online (diakses 24 (dua puluh empat) April 2015).

Diunduh dari internet,

(http://www.bugis-pos.com/warkop-di-sul-sel), diakses

pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 11.26 WITA

Diunduh dari internet,

(http://www.cakrawalaberita.com/provi nsi), diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 11.55 WITA

Diunduh dari internet,

(http://www.antara-sulawesiselatan.com/ daerah),

diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 20.16 WITA

Kesek Feisly. 2013. Efektivitas Dan

Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir

Terhadap Pendapatan Asli

Daerah Kota Manado. Skripsi (tidak

diterbitkan) Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi

Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaruan.

Madriasmo.2002. Akuntasi Sektor Publik. Yogjakarta : Andi Offset.

M. Djafar Saidi. 2007. Pembaruan Hukum Pajak. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma.

2013.. Singaraja :

UndikshaUniversitas Pendidikan

Ganesha.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.

Siahaan, P. Marihot. 2010. Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah. PT.

Referensi

Dokumen terkait

Namun, peraturan perundang-undangan tersebut tidak lagi memenuhi tuntutan pertumbuhan dan perkembangan Jakarta sebagai Ibukota Negara dan semangat desentralisasi sesuai dengan

Hasil penelitian diperoleh bahwa dari 10 sub mesin pada Mesin Insulation Moulding didapatkan 8 komponen kritis dan komponen kritis yang memiliki kegagalan potensial diantaranya;

Optimisme yang tinggi, disertai dengan upaya kreatif akan sangat membantu dalam upaya tersebut, (2) pihak-pihak terkait, utamanya pemerintah diharapkan dapat memberikan

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengembangan media pembelajaran fisika berbasis lagu dan

Untuk memudalikan dalam penelitian yang sasarannya sudah jelas yaitu Upaya Guru Menggunakan Metode Tanya Jawab Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Al-Qur'an Hadits Di

Mrayung merupakan gabungan berbagai gaya seni pedalangan bisa dilihat dari iringan dan wujud wayang tidak hanya menempelkan gaya, melainkan mengabungkan dua bentuk gaya

Untuk saya, pertemuan ini sangat bermanfaat, terutama untuk mendengar masalah yang dihadapi oleh Odha di negara dan wilayah lain dan untuk belajar dari pengalaman mereka..

untuk bersikap jeli dalam menganalisis setiap bukti yang diperoleh agar tidak terkecoh pada urutan ditemukannya bukti- bukti tersebut sehingga auditor dapat