Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas Pendapatan
Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng Periode
Tahun 2010-2015
Gede Eko Semara Putra
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {
gedeeko44@yahoo.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng periode tahun 2010-2015, (2) hambatan yang dihadapi dalam penerimaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng, dan (3) cara menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik efektivitas dan rasio kreteria efektivitas. Hasil penelitian menunjukkan (1) efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010-2015 sudah berada dalam kategori sangat efektif. Tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) yaitu tahun 2010 (103,32%), 2011 (114,39%), 2012 (118,18%), 2013 (170,18%), 2014 (105,58%), dan 2015 (104,66%), (2) hambatan yang dialami dalam penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal , b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi, dan (3) menanggulangi hambatan dalam penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara rutin,b) control dari masyarakat. Kata kunci: Efektivitas retribusi parkir, realisasi retribusi parkir.
Abstract
Research aims to understand (1) the effectiveness revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng a period of the year 2010-2015, (2) obstacles faced by in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng, and (3) the way reduce obstacles in receipt of parking retribution in kabupaten buleleng. The kind of research this is descriptive. Data were collected with the methods documentation and interview. Using a technique data analysis effectiveness and the ratio kreteria the effectiveness. The research results show (1) the effectiveness of the charges for parking from year 2010-2015 was already in categories very effective. The effectiveness of revenue levies parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) the 2010 (103,32 %), 2011 (114,39 %), 2012 (118,18 %), 2013 (170,18 %), 2014 (105,58 %), and 2015 (104,66 %), (2) obstacles experienced in receipt of retribution parking lot at Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Buleleng namely a) the system management control parking not yet optimal, b) there are still many parking officers who have not official, and (3) reduce obstacles in receipt of parking retribution can be done by some way namely a) control or operation routinely, b) control from the community.
PENDAHULUAN
Selaras dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
UU No. 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah,
pemerintah daerah diberi kewenangan
yang luas untuk mengurus rumah
tangganya sendiri dengan sesedikit
mungkin campur tangan pemerintah
pusat. Pemerintah daerah mempunyai hak dan kewenangan yang luas untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi
dan keuangan yang dimiliki oleh
daerahnya. Walaupun telah memiliki dasar hukum yang kuat kenyataannya
kontribusi Pendapatan Asli Daerah
terhadap pendapatan dan belanja daerah
masih kecil. Selama ini dominasi
sumbangan pemerintah pusat kepada daerah masih besar. Untuk mengurangi dominasi sumbangan pemerintah pusat serta meningkatkan pembangunan dan
memaksimalkan otonomi daerah,
Pemerintah Daerah harus lebih
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) khususnya untuk Kabupaten
Buleleng.
Menurut UU No. 33 tahun 2004, PAD terdiri dari: (1) Hasil pajak daerah, (2) Hasil retribusi daerah, (3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan (4) Pendapatan asli daerah yang lainnya. PAD menjadi
indikator keberhasilan dalam
penyelenggaraan otonomi daerah.
Semakin tinggi PAD, maka semakin tinggi pula kemampuan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhannya sendiri. Demikian pula sebaliknya, apabila PAD yang diperoleh pada daerah tersebut
semakin sedikit atau mengalami
penurunan, berarti penyelenggaraan
otonomi daerahnya belum maksimal. Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang
dipungut dari masyarakat tanpa
mendapatkan balas jasa langsung. Hal ini sesuai dengan UU no. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang mengungkapkan bahwa Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaran daerah
dan pembangunan daerah. Dengan
menggali serta meningkatkan potensi pajak daerah yang ada di daerah tersebut, maka PAD nantinya dapat digunakan untuk pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu sumber PAD adalah retribusi, retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
Retribusi menurut UU no.28 tahun 2009 adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Menurut Munawir pengertian retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan mendapatkan jasa
balik secara langsung yang dapat
ditunjuk. Paksaan yang dimaksud ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang
tidak merasakan jasa balik dari
pemerintah, tidak dikenakan iuran.
Pengertian retribusi dari aspek hukum dengan aspek ekonomis, sehingga nantinya akan kelihatan perbedaannya secara prinsipil. Dalam Hukum Pengertian Retribusi adalah pungutan oleh pejabat retribusi kepada wajib retribusi yang bersifat memaksa dengan tekenprestasi secara langsung dan dapat dipaksakan
penagihannya. Sarana hukum yang
dipergunakan untuk memaksakan
penagihan retribusi tidak berbeda dengan pajak, berupa sanksi maupun sanksi kepidanaan.
Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 73 tahun 1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perparkiran Daerah yang dimaksud dengan parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan tempat parkir adalah tempat
pemberhentian kendaraan di lokasi
pelataran atau bangunan umum. Sementara itu berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, yang dimaksud dengan penyelenggaraan fasilitas parkir adalah suatu metode perencanaan dalam menyelenggarakan fasilitas parkir kendaraan baik di badan jalan maupun di luar badan jalan.
Menurut peraturan Bupati Buleleng
NOMOR: 77 Tahun 2014 tentang
Retribusi parkir dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pelaksanaan Parkir di Tepi Jalan Umum dan Tempat Khusus Parkir. Dengan potensi yang ada di Kabupaten
Buleleng dan seiring semakin
berkembangnya tempat-tempat pariwisata dan bertambahnya pertokoan itu akan berimbas pada penyediaan tempat parkir, dengan keadaan tersebut dari tahun ke tahun pendapatan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng semakin meningkat.
Berikut akan disajikan laporan
penerimaan anggaran pendapatan daerah pemerintah Kabupaten Buleleng dari periode tahun 2010-2015 yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yaitu Kota Singaraja dan Kota Seririt. Pada tahun 2010 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target
retribusi parkir sebesar Rp
600.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 629.589.000,00. Pada tahun 2011 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target
retribusi parkir sebesar Rp
140.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 160.140.000,00. Pada tahun 2012 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target
retribusi parkir sebesar Rp
180.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 278.778.220,00. Pada tahun 2013 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target
retribusi parkir sebesar Rp
650.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 770.431.500,00. Pada tahun 2014 target
retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh target
retribusi parkir sebesar Rp
1.100.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 1.161.433.500,00. Pada tahun 2015 target retribusi parkir di Kabupaten Buleleng yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat parkir memperoleh
target retribusi parkir sebesar Rp
1.600.000.000,00 dan realisasi sebesar Rp 1.674.511.000,00. Sumber : Laporan Keuangan Dinas Pendapatan Pemerintah Kabupaten Buleleng termuat pada surat pengantar nomor : 970 / 562 / Dispenda tahun 2015.
Dengan melihat semakin
meningkatnya perekonomian Kabupaten Buleleng, hal ini terlihat dengan semakin majunya toko-toko atau swalayan, tempat
perbelanjaan, banyaknya even-even
tertentu yang ada di Kabupaten Buleleng
seperti olahraga, pameran serta
pariwisata. Semua aktivitas di atas
tentunya menggunakan sarana
transportasi apabila keberadaan
transportasi meningkat diperlukan jalan dan sebuah tempat parkir yang baik, sehingga diharapkan jumlah penerimaan pendapatan melalui kontribusi retribusi
parkir bisa lebih optimal. Dengan
demikian Dinas Pendapatan Daerah melalui pihak-pihak yang terkait perlu
menyusun rencana penetapan dan
perhitungan retribusi parkir untuk tempat-tempat yang belum terdaftar dalam perhitungan realisasi pendapatan daerah. Evaluasi terhadap penerimaan retribusi parkir perlu dilakukan untuk mengetahui apakah target penerimaan retribusi parkir untuk tahun-tahun sebelumnya dapat tercapai dan mengetahui jumlah realisasi
yang diperoleh, serta mengetahui
perkembangan penerimaan retribusi
parkir dalam mendukung penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan uraian yang
disampaikan di atas maka, perlu diadakan analisis melalui sebuah penelitian. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Tentang Efektivitas Penerimaan Retribusi Parkir Pada Dinas
Kabupaten Buleleng Periode Tahun2010-2015.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng, sasaran pengamatan difokuskan pada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Buleleng beserta jajarannya guna memperoleh data-data yang berkaitan
dengan penerimaan retribusi daerah
khususnya retribusi parkir. Penelitian ini dimaksudkan agar memperoleh gambaran
tentang tingkat efektivitas penerimaan
retribusi parkir berdasarkan potensi yang ada terhadap pajak daerah..
Berdasarkan jenis data, Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulanya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analis pada
data-dana numeric (angka) dengan
menggunakan metode penelitian ini akan
diketahui seberapa besar efektivitas
retribusi parkir, sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas
gambaran mengenai objek yang akan diteliti.
Jenis dan sumber data, jenis data penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dan dihitung tetapi dapat memberikan informasi tambahan bagi peneliti. Dalam hal ini data seperti informasi sumber-sumber PAD. Data kuantitaif adalah data berupa angka yang dapat dihitung secra nyata. Dalam hal ini data kuatitatif seperti jumlah Retribusi Parkir yang diterima dan seberapa telah terrealisasi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data skunder. Data primer berupa wawancara terhadap pihak dari dinas pendapatan kabupaten buleleng. Data skunder dalam penelitian adalah catatan pendapatan Retribusi parkir yang di terima dan yang telah terrealisasi.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data dengan menggunakan metode
dokumentasi dan wawancara. Metode
dokumentasi yaitu barang-barang tertulis
yang digunakan peneliti dalam penelitian seperti artikel, catatan, laporan, termasuk juga media internet, dan sebagainya. Dalam
penelitian ini metode dokumentasi
digunakan untuk mendapatkan data berupa catatan pengelolaan retribusi parkir baik yang telah terealisasi dan belum terealisasi. Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data primer dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan lisan kepada
subjek penelitian. Teknik wawancara
digunakan untuk mendapatkan informasi dari kepala dinas dan staf pemerintah Dinas
Pendapatan Daerah (DISPENDA)
Kabupaten Buleleng mengenai
program-program yang akan dilaksanakan.
Pengujian instrument dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitaian ini adalah satistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2006), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum/generalisasi.
Analisis deskriptif akan
mengetahui dan menggambarkan setiap data yang berhasil dikumpulkan dengan menggunakan metode Analisis efektivitas. Untuk menghitung Efektivitas Retribusi Parkir, maka rumus yang digunakan adalah
Sumber: Dinas Pendapatan Daerah
(Dispenda)
Efektivitas suatu organisasi
dikatakan baik apabila rasio yang dicapai minimal 90% sampai dengan 100%, tetapi alangkah lebih baik lagi jika organisasi tersebut mampu memperoleh lebih besar dari itu, adapun kreteria rasio efektivitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Rasio efektivitas digunakan untuk
memudahkan dalam memberikan
simpulan dari perhitungan yang telah dilakukan melalui analisis efektivitas. Adapun rasio efektivitas yang digunakan
Depdagri,Kemendagri no 690.900.327, yaitu:
1) hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika pencapaiannya di atas 100% dapat dikatakan sangat efektif.
2) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika
tingkat pencapaiannya 90-100%
dapat dikatakan efektif.
3) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 80-89% dapat dikatakan cukup efektif.
4) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya 60-79% dapat dikatakan kurang efektif.
5) Hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir jika tingkat pencapaiannya <60% dapat dikatakan tidak efektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Berasarkan perhitungan yang
dilakukan melalui analisis efektivitas, dapat dipaparkan efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (DISPENDA) periode tahun 2010-2015 sebagai berikut. Tahun 2010 Rp.600.000.000:Rp.629.589.000 X 100% = 103,32% Tahun 2011 Rp.140.000.000:Rp.160.140.000 X 100 % = 114,39% Tahun 2012 Rp.180.000.000 : Rp.278.778.220 X 100% = 118,18% Tahun 2013 Rp.650.000.000 : Rp.770.431.500 X 100% = 170,18% Tahun 2014 Rp.1.100.000.000 : Rp. 1.161.433.500 X 100% = 105,58% Tahun 2015 Rp.1.600.000.000 : Rp.1.647.511.000 X 100% = 104,66%
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa pada
tahun 2010, pemerintah Kabupaten
Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi
tempat khusus parkir yang ada di
Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 600.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2010 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 629.589.000. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan
retribusi parkir periode tahun 2010
mencapai 103,32%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2010 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Pada tahun 2011, pemerintah
Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 140.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2011 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 160.140.000. Dari retribusi yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng ditargetkan untuk oprasional
pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2011 mencapai 114,39%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas
retribusi parkir yang dipakai acuan
penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2011 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Pada tahun 2012, pemerintah
Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 180.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2012 mendapatkan retribusi sebesar Rp. 278.778.220. Dari retribusi yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng ditargetkan untuk oprasional
pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2012 mencapai 118,18%.
Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas
retribusi parkir yang dipakai acuan
penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Pada tahun 2013, pemerintah
Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 650.000.000. Dari retribusi yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng ditargetkan untuk oprasional
pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Dari
target tersebut pada tahun 2013
mendapatkan retribusi sebesar Rp.
770.431.500. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan
retribusi parkir periode tahun 2013
mencapai 170,18%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas retribusi parkir yang dipakai acuan penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Pada tahun 2014, pemerintah
Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp.1.100.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp.1.161.433.500,00. Dari retribusi yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng ditargetkan untuk oprasional
pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2014 mencapai 105,58%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas
retribusi parkir yang dipakai acuan
penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2014 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Pada tahun 2015, pemerintah
Kabupaten Buleleng mentargetkan retribusi parkir yang tersebar di 24 (dua puluh empat) lokasi tempat khusus parkir yang ada di Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp.1.600.000.000. Dari target tersebut pada tahun 2014 mendapatkan retribusi sebesar Rp.1.674.511.000,00. Dari retribusi yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng ditargetkan untuk oprasional
pemerintahan, pembangunan fisik, dan pembiayaan gaji bagi petugas parkir. Setelah dihitung dengan analisis efektivitas didapatkan hasil yang menunjukkan tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir periode tahun 2015 mencapai 104,66%. Berdasarkan kreteria penelitian efektivitas
retribusi parkir yang dipakai acuan
penelitian, dapat dikatakan bahwa pada tahun 2015 pengelolaan retribusi parkir di Kabupaten Buleleng dalam kriteria sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya pada kisaran lebih dari 100%.
Berdasarkan kreteria rasio efektivitas, penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah periode tahun 2010-2014 berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada angka lebih dari 100%. Hal ini sesuai dengan kreteia rasio efektivitas.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah
ditentukan sebelumnya. Adapun
penghambat yang dimaksud adalah
sebagai berikut.
A. Sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal
Dalam Unit Pelaksanaan Daerah
Pengelola Perparkiran merupakan unit
pelaksana teknis operasional Dinas
Pendapatan dibidang Pengelolaan Parkir
fungsi sistem pengendalian dan
pengawasan menjadi tugas dari seksi petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan
berfungsi untuk melaksanakan
pengendalian dan pengawasan
pengelolaan perparkiran yang meliputi
sistem dan prosedur perijinan
penyelenggaraan, pemungutan atau
yang menyebabkan belum optimalnya peranan pengawasan retribusi parkir antara lain :
1) Dari petugas parkir (aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang, aspek lalu
lintas, aspek keamanan, adanya
pungutan liar dari preman-preman. 2) Dari unit pelaksanaan daerah pengelola
perparkiran( banyaknya petugas parkir yang tidak resmi, lahan parkir yang berbatasan langsung dengan jalan raya,
masih kurangnya petugas untuk
melakukan pengawasan dan
penertiban).
B. Masih banyak petugas parkir tidak resmi
Dengan adanya Unit Pelaksana
Pengelola Perparkiran yang berada di bawah Dinas Pendapatan yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola pendapatan asli daerah berupa retribusi dan parkir , yang secara penuh mengelola parkir di
wilayah Kabupaten Buleleng dengan
beberapa pertimbangan, salah satunya yaitu berupa penanganan petugas parkir yang tidak resmi. Sehubungan dengan adanya permasalahan dan keluhan dari beberapa masyarakat pengguna parkir maka perlu adanya penanganan khusus. Dalam hal ini dinas tekait telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi dengan
adanya permasalahan tersebut.
Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi harus ditindaklanjuti yaitu
dengan dilakukannya penertiban atau
operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi.
Berdasarkan kendala-kendala yang
ada dalam pelaksanaan penerimaan
retribusi parkir di Kabupaten Buleleng,
makadapat disimpulkan bahwa inti
persoalan dalam pelaksanaan perparkiran adalah sistem pengawasan pengelolaan perparkiran yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau petugas parkir liar. Permasalahan ini harus segera diselesaikan agar tidak menjadi polemik.
Pelaksanaan penerimaan retribusi
parkir di Kabupaten Buleleng, pengendalian dan pengawasan menjadi tugas dari seksi
petugas pengendalian dan pengawasan. Petugas pengendalian dan pengawasan
berfungsi untuk melaksanakan
pengendalian dan pengawasan
pengelolaan perparkiran yang meliputi
sistem dan prosedur perijinan
penyelenggaraan, pemungutan atau
pengelolaan parkir. Pengawasan maupun
penanganan tetap dilakukan yang
sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk menekan seminimal mungkin
pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera, permasalahan ini memang sudah menjadi permasalahan yang serius yang tidak dapat diselesaikan secara langsung, tetapi perlu penanganan yang serius dilakukan seefisien mungkin dan mengena semaksimal mungkin baik bagi pendapatan asli daerah maupun bagi para pengguna jasa parkir itu sendiri. Permasalahan mengenai petugas parkir yang tidak resmi
harus ditindaklanjuti yaitu dengan
dilakukannya penertiban atau operasi
secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi. Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari
dimana petugas dinas sudah tidak
melakukan operasi lagi. Adapun prosedur menjadi petugas parkir yang resmi, dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Mengisi surat permohonan.
b) Menyerahkan foto copy identitas diri. c) Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. d) Mengisi surat kesanggupan setor. e) Mengisi surat pernyataan sanggup
mentaati kewajiban sebagai juru
parkir.
Tetapi kesadaran dari masyarakat (petugas parkir yang tidak resmi) sangatlah rendah, untuk itu perlu adanya kontrol dari masyarakat pada umumnya.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kendala yang dihadapi
oleh Dinas Pendapatan Kabupaten
Buleleng adalah sistem pengawasan
terhadap pengelolaan parkir yang belum optimal dan masih banyaknya petugas parkir yang tidak resmi atau ilegal, maka dinas terkait melakukan upayaupaya guna mengatasi masalah yang dihadapi agar
pendapatan dari sektor parkir bisa maksimal.
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilakukan penulis melalui metode dokumentasi, dapat dijelaskan bahwa retribusi parkir yang
diterima oleh pemerintah kabupaten
buleleng dari tahun 2010 sampai dengan 2015 mengalami fluktuasi, dimana jumlah rupiah yang diterima cendrung mengalami perubahan. Efektivitas penerimaan retribusi parkir dari tahun 2010 sampai dengan 2015
pada dinas pendapatan daerah (
Dispenda), di Kabupaten Buleleng
peneriman retribusi sudah berada dalam kategori sangat efektif. Namun tidak semua tingkat efektivitas berada dalam angka lebih dari 100%, ini disebabkan karena ada target yang tidak dapat terealisasi dengan maksimal. Hal ini sudah sesuai dengan
teori dari Depdagri,Kemendagri no
690.900.327 yang menyatakan bahwa, jika tingakat efektivitas atau hasil perbandingan antara realisasi dengan target retribusi parkir, jika tingkat pencapaiannya pada angka lebih dari 100%, maka dapat dikatakan dalam kategori sangat efektif. Adapun tingkat efektivitas penerimaan retribusi parkir pada dinas pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng
tahun 2010(103,32%), tahun 2011
(114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%).
Temuan ini sejalan dengan teori efektivitas yang disebutkan oleh Menurut Mardiasmo (2002:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya walaupun dengan biaya yang lebih besar karena disini efektivitasnya hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai
tujuan yang ditetapkan. efektivitas
merupakan salah satu keteria yang
digunakan untuk menilai prestasi kerja dari suatu pusat pertanggung jawaban tertentu dan menurut Bastian (2005:336) efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan dimana efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan dan prosedur dari organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas merupakan
kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
menyangkut bagaimana melakukan
pekerjaan yang benar. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Feisly Kesek dengan judul efektivitas dan kontribusi penerimaan pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah kota Manado dan penelitian yang dilakukan oleh Dedyanto
dengan judul analisis efektivitas
pendapatan retribusi parkir provinsi DKI
Jakarta, dengan tujuan mengukur
efektivitas retribusi parkir dengan
menggunakan analisis deskriftif dengan pendekatan kualitatif.
Dalam merealisasi retribusi parkir yang jumlahnya tidak sedikit memang bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan strategi yang tepat, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasinya. Terlebih lagi retribusi parkir merupakan dana yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah di Kabupaten Buleleng.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan melalui metode wawancara, penulis menemukan beberapa hal yang dapat menghambat penerimaan retribusi parkir sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya adalah:
1) Sistem pengawasan pengelolaan
parkir yang belum optimal, ini
disebabkan karena beberapa factor yaitu dari petugas parkir (a) aspek lokasi atau lahan parkir yang kurang (b) aspek lalu lintas (c) aspek keamanan (d) adanya pungutan liar dari preman-preman, dan factor dari unit pelaksanaan daerah pengelola
perparkiran yaitu (a) banyaknya
petugas parkir yang tidak resmi (b)
lahan parkir yang berbatasan
langsung dengan jalan raya (c) masih kurangnya petugas untuk melakukan pengawasan dan penertiban.
2) Masih banyak petugas parkir tidak resmi, Petugas parkir yang tidak resmi biasanya beroperasi pada malam hari dimana petugas dinas sudah tidak melakukan operasi lagi.
Hambatan yang muncul dalam
pendapatan daerah (Dispenda) Kabupaten Buleleng dapat ditanggulangi dengan cara:
1) Pengawasan maupun penanganan tetap dilakukan yang sebelumnya dilakukan satu kali dalam satu minggu sekarang menjadi dua kali dalam satu minggu, dilakukan secara rutin untuk
menekan seminimal mungkin
pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh pelanggar.
2) Dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi dan perlu adanya
kontrol dari masyarakat pada
umumnya.
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Berdasarkan analisis data, maka dapat dibuat simpulan hal-hal sebagai berikut:
1) Efektivitas penerimaan retribusi parkir
pada dinas pendapatan daerah
(Dispenda) Kabupaten Buleleng tahun 2010 sampai dengan 2015 berada pada kategori sangat efektif, karena tingkat efektivitas tiap tahun berada pada angka lebih dari 100% (sangat efektif). Tingkat evektivitas
masing-masing tahun yaitu, tahun
2010(103,32%), tahun 2011
(114,39%), tahun 2012 (108,18%), tahun 2013 (170,18%), tahun 2014 (93,92%) dan tahun 2015 (104,66%). 2) Adapun hambatan yang dialami dalam
penerimaan retribusi parkir pada dinas
pendapatan daerah (Dispenda)
Kabupaten Buleleng yaitu a) sistem pengawasan pengelolaan parkir yang belum optimal , b) masih banyak petugas parkir yang belum resmi 3) Untuk menanggulangi hambatan dalam
penerimaan retribusi parkir dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) penertiban atau operasi secara
rutin,b) adanya control dari
masyarakat. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah sampai di atas, peneliti dapat memberikan saran sebaigi berikut:
1) Untuk sistem pengawasan parkir yang
belum optimal perlu dilakukan
pengawasan secara rutin untuk
menekan seminimal mungkin
pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh pelanggar. Sehingga dapat menimbulkan efek jera.
2) Untuk mengurangi petugas parkir yang
belum resmi yaitu dengan cara
dilakukannya penertiban atau operasi secara rutin terhadap petugas parkir yang tidak resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Keputusan Bupati Buleleng No 550/124 (dua puluh empat)/HK/2014 Tentang Penetapan Tempat Khusus Parkir Di Kabupaten Buleleng
---UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
pemerintah Daerah Kabupaten
Buleleng
---UU No. 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat Dan Daerah
Kabupaten Buleleng
---UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Kabupaten Buleleng
---Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Retribusi Parkir di Kabupaten Buleleng
---Peraturan Bupati Buleleng No 2 Tahun 2015 Tentang Peninjauan Tarif Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umumm
---Peraturan Bupati Buleleng No 77 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Parkir Di Tepi Jalan Umum Dan Tempat Khusus Parkir
---Peraturan Daerah Kabupaten
Buleleng No 27 Tahun 2011 Tentang Retribusi Tempat Khusus Parkir
---Peraturan Daerah Kabupaten
Buleleng No 22 Tahun 2011 Tentang Retribusi Pelayanan Parkir Di Tepi Jalan Umum
---Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah
Anonim. Definisi dan Pengertian Retribusi
Parkir (diakses pada
http://www.definisi- pengertian.com/2015/05/definisi-dan-pengertian-retribusi-parkir.html ) pada senin tgl 2 november)
Depdagri. Kepmendagri No.6090.900327. Kreteria Rasio Efektivitas. Online (diakses 24 (dua puluh empat) April 2015).
Diunduh dari internet,
(http://www.bugis-pos.com/warkop-di-sul-sel), diakses
pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 11.26 WITA
Diunduh dari internet,
(http://www.cakrawalaberita.com/provi nsi), diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 11.55 WITA
Diunduh dari internet,
(http://www.antara-sulawesiselatan.com/ daerah),
diakses pada tanggal 8 agustus 2015 pukul 20.16 WITA
Kesek Feisly. 2013. Efektivitas Dan
Kontribusi Penerimaan Pajak Parkir
Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kota Manado. Skripsi (tidak
diterbitkan) Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi
Pelayanan Publik. Yogyakarta:
Pembaruan.
Madriasmo.2002. Akuntasi Sektor Publik. Yogjakarta : Andi Offset.
M. Djafar Saidi. 2007. Pembaruan Hukum Pajak. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma.
2013.. Singaraja :
UndikshaUniversitas Pendidikan
Ganesha.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : CV. Alfabeta.
Siahaan, P. Marihot. 2010. Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. PT.