• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rahmita Eka Putri, S.Pd 1 Drs.Wahyu Pramono, M.Si 2 Ikhsan Muharma Putra, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiolgi STKIP PGRI Sumatra Barat ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rahmita Eka Putri, S.Pd 1 Drs.Wahyu Pramono, M.Si 2 Ikhsan Muharma Putra, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiolgi STKIP PGRI Sumatra Barat ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perubahan Pola Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang Program Studi Pendidikan Sosiologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatra Barat

(2016)

Rahmita Eka Putri, S.Pd1 Drs.Wahyu Pramono, M.Si2 Ikhsan Muharma Putra, M.Si3 Program Studi Pendidikan Sosiolgi

STKIP PGRI Sumatra Barat ABSTRAK

Trans padang merupakan salah satu angkutan kota yang ada dikota Padang yang beroperasi sejak 14 februari 2014, perilaku pengguna layanan Trans Padang dengan penggunaan layanan angkutan umum yang lain sangat berbeda mulai dari tata tertib dan peraturan-peraturan yang ada didalam bus Trans Padang. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Perubahan pola perilaku pengguna layanan Trans Padang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Infrastruktur, struktur dan suprastruktur Marvin harris. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif untuk mengembangkan permasalahan yang akan diteliti, pengambilan informan menggunakan mekanisme disengaja (purposive). Dalam pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dengan observasi dan wawancara mendalam dan data skunder melalui studi dokumen, unit analisis data adalah individu dan analisis data terdiri dari tahap pengumpulan data, reduksi data dan penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perubahan pola perilaku pengguna layanan Trans Padang yaitu dengan dimunculkannya Trans Padang ini pemerintah ingin memaksa masyarakat agar lebih tertib dan disiplin dalam berkendaraan umum dengan menunggu bus dengan antri di halte yang telah disediakan, mau berjalan kaki menuju halte terdekat, dengan adanya Trans Padang ini masyarakat mulai terbiasa untuk menjaga kebersihan, antri, disiplin, memprioritaskan tempat duduk terhadap kelompok masyarakat tertentu (manula, ibu hamil, membawa anak kecil dan orang berkebutuhan khusus) dan meminimalisir adanya perilaku kriminal serta pelecehan seksual. Kata Kunci : Perubahan sosial, Transportasi, Trans Padang dan Perilaku

ABSTRACT

Bus of public transportation, Trans Padang is one of the public transportation that existing in Padang city and has been operated since february 14th 2014, the behavior of Trans Padang service users are very different, start from code of conduct, the rules on Trans Padang the aim of this research was to describe also Trans Padang users. The theories of this research are infrastructure, structure and super structure from Marvin Harris This research is qualitative wit the type of descriptive research to develop the problems that will be investigated in this research where the informan was choosen with purposive sampling, in collecting the data is used primary data that obtained through observasion and unstructure interview, mean while secondary data obtained from document study. The analysis of unit data is individual and the data analysis consist of technique of the collecting data, data reduction and data presented and conclussion. From the finding of the research the changes of societies behavior of Trans Padang service users, the result of this research is the goverment want to enforce the code of conduct to the societies and to be discipline in used public transportation with the queve waiting the bus at the bus stop, that provided by the goverment, want to walk to the nearest bus stop, the societies have become habitual to keep the cleanlines, the queving, discipliness, will prioritised the certain people seat, and minimalized the criminalization and racial harassment.

Key words : Social changes, Transportation, Trans Padang, and Behavior

1

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatra Barat 2012

2

Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatra Barat

3

(4)

PENDAHULUAN

Transportasi memang telah banyak dibahas, diantaranya oleh Kamaluddin (1987) yang mengungkapkan bahwa transportasi merupakan salah satu bentuk sarana penghubung yang penting dalam kehidupan manusia, transportasi adalah sarana untuk pemindahan orang dan barang dari satu tempat ke tempat yang lainnya sehingga kebutuhan akan sarana transportasi yang memadai akan terus meningkat seiring perkembangan zaman dan ragam kebutuhan manusia itu sendiri. Pentingnya sarana transportasi tersebut tercermin dari meningkatnya kebutuhan akan sarana angkutan dari mobilitas orang dan barang disetiap daerah di Indonesia, bahkan dari luar negeripun dapat memenuhi kebutuhan akan jasa transportasi. Pemerintah telah berusaha untuk mengantisipasi dengan selalu memperbaiki dan meningkatkan sistem sarana transportasi menuju arah yang lebih efesinsen. Efesiensi transportasi yang ingin dicapai tidak hanya pada pada sistem dan daya angkutannya, melainkan keefesiensian waktu dan biaya angkutan yang harus dikeluarkan (Kamaluddin, 1987:9 dalam Rahmiati, 2014:1).

Pada saat ini Transportasi sangat dibutuhkan oleh semua kalangan sebagai alat untuk bepergian dari suatu tempat ke tempat lainnya, mulai dari transportasi darat, laut dan udara semuanya memiliki peran dan fungsi masing-masing. Indonesia merupakan daerah yang banyak memiliki kendaraan pribadi dengan tingkat kemacetan yang tinggi, bagi sebagian orang kendaraan pribadi lebih efektif dan efesien sebagai alat transportasi, karena tidak perlu repot untuk mencari maupun menunggu kendaraan umum. Masalah transportasi di kota-kota besar tidak terlepas dari karakter masyarakat perkotaaan yang heterogen dan kompleks, karena sumberdaya diperkotaan yang cenderung serba terbatas menyebabkan terjadinya perebutan pemanfaatannya. Kemacetan lalu lintas merupkan contoh nyata perebutan pemanfaatan infrastruktur transportasi perkotaan (Hendratno,2009:5). Namun bagi sebagian orang lain transportasi umum lebih baik untuk digunakan saat keadaan jalan macet. Ada beberapa Transportasi umum di Indonesia misalnya, angkot, becak, bemo, bus kota dan busway.

Alat transportasi umum cukup memberikan kemudahan bagi penumpangnya dengan harga yang relatif murah dan terjangkau bagi konsumen.Moda transportasi penumpang adalah moda transportasi yang dirancang untuk memindahkan orang beserta barang bawaan dalam jumlah terbatas, Beberapa transportasi massal darat yang ada di Indonesia antara lain kereta api, monorel,

busway, bus kota, dan angkot. Mereka

memiliki ciri-ciri seperti, kereta api maupun

monorel ia melewati jalan baja atau rel, busway, bus kota maupun angkot melewati

jalan raya (Miro, 2012:40).

Sebelum adanya Transportasi umum Bus Rapid Transit atau Trans Padang, masyarakat menggunakan Angkot ataupun Bus Kota, untuk transportasi public/ umum dalam kota, Angkot atau Bus Kota punya rute masing-masing yang diatur oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang, salah satu rute angkot adalah rute Lubuk Buaya ke Pasar raya, rute ini diisi oleh angkot warna orange dan putih, selain angkot ada juga Bus Kota yang juga berangkat dari Lubuk Buaya menuju Pasar Raya yang melewati trayek yang sama dengan Trans Padang. Jalan Khatib Sulaiman, ada beberapa rute angkot yang melewati jalan tersebut, seperti angkot biru dan kuning dari arah Siteba melewati Lapai, menuju Basko Grand Mall, Air Tawar, maupun Pasar Raya. Namun angkot dan Bus Kota seringkali tidak tertib dan disiplin dalam berkendara, sering menaik dan menurunkan penumpang di persimpangan jalan maupun traffic light.

Perilaku yang kurang tertib yang dicerminkan masyarakat Kota Padang dalam berkendaraan umum selama ini, seperti dalam menggunakan angkot maupun bus kota, adalah tidak adanya keteraturan dalam naik maupun turun disembarang tempat, karena tidak ingin berjalan kaki ke tempat tujuan meskipun dengan jarak yang dekat. Beberapa orang yang tidak ramah, perilaku penumpang yang suka buang sampah sembarangan, bahkan didalam angkot, terjadinya tindak kriminal seperti copet bahkan pelecehan seksual, dan supir angkot yang terkadang ugal-ugalan membuat para penumpang resah.

(5)

Beberapa faktor yang mendorong diadakannya Trans Padang di Kota Padang adalah dilatar belakangi oleh kondisi umum Angkutan Kota yang sembraut sehingga tidak ada kenyamanan, dan survei Dishub (Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika) Kota Padang dari tahun 2005 penurunan pengguna kendaraan umum 3-5% pertahunnya (karena angkutan kota yang kurang nyaman dan banyaknya kendaraan pribadi) sehingga kemacetan pada jam sibuk (Wawancara dengan Bapak Indra Noferi kepala UPT Trans Padang).

Trans Padang merupakan Armada Transportasi Bus Rapid Transit milik Pemko (Pemerintah Kota) Padang berjumlah 15 unit yang merupakan Hibah Kementrian Perhubungan dan pada pertengahan bulan april 2016 ditambah 10 unit armada Trans Padang, fasilitas Trans Padang yang dilengkapi dengan AC (Air Conditioner), pegangan tangan untuk penumpang berdiri, tulisan berjalan (Running Text) untuk memudahkan mengetahui halte tujuan, kamera (cctv) untuk keamanan dan kenyamanan perjalanan penumpang, Trans Padang memiliki halte yang berada di sepanjang koridor I dari Lubuk buaya hingga halte Imam Bonjol yang berjumlah 32 (Brosur Promosi Dishub Kominfo Kota Padang).

Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 2009, tentang pelayanan publik, pelayanan publik didefinisikan sebagai kegiatan atau rangkaian dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Haryoto, 2013:286-287).

Karakter orang sebagai objek yang dipindahkan ini memang subjektif untuk diamati, sangat sulit untuk menentukan dan mengidentifikasi karakteristik orang sebagai objek yang dipindahkan secara lengkap dan sempurna. Karakteristik orang atau (benda bernyawa) sebagai benda yang dipindahkan sangat dipengaruhi oleh hal-hal seperti lingkungan tempatnya berada, ekonomi (tingkat pendapatan), status sosial, lokasi tujuan perjalanan, maksud perjalanan, jarak

yang harus ditempuhnya dan faktor-faktor lain misalnya usia, jenis kelamin dan sebagainya. Namun demikian, secara umum orang atau benda sebagai objek yang dipindahkan memiliki karateristik yang hampir sama, yaitu selama dalam perjalanan ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standar mutu yang telah dijelaskan berimbang dengan pengorbanan yang telah dikeluarkannya (Miro, 2012:13).

Penelitian ini menggunakan teori infrastruktur, struktur dan suprastruktur dari Marvin Harris Infrastuktur dalam masyarakat merupakan suatu komponen paling dasar dalam pengertian bahwa tanpa itu, maka dia tidak akan mungkin bertahan secara fisik. Teknologi terdiri dari informasi, peralatan, teknik yang dengannya manusia beradaptasi dengan lingkungan fisiknya (Lenski, 1970 dalam Sanderson, 2011:60).Struktur sosial selalu merujuk kepada pola perilaku aktual, sebagai lawan dari kesan-kesan atau konsepsi-konsepsi mental yang dimiliki orang tentang pola-pola tersebut. Struktur sosial berisi apa yang dilakukan orang secara aktual, bukan apa yang mereka katakan mereka lakukan, bukan pula apa yang mereka lakukan atau yang mereka pikir harus mereka lakukan (Sanderson, 2011:61).Suprastruktur Ideologis meliputi cara-cara yang telah terpolakan, yang dengan cara tersebut para anggota masyarakat berpikir, melakukan konseptualisasi, menilai dan merasa, sebagai lawan dari apa yang mereka lakukan secara aktual. Kalau struktur merujuk pada perilaku, maka superstruktur merujuk pada pikiran (Sanderson, 2011:62).

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dengan metode penelitian Desain Deskriptif. Penelitian sosial menggunakan format deskriptif bertujuan untuk mengkritik kelemahan penelitian kuantitatif (yang terlalu positivisme), serta juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dimasyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi,

(6)

situasi, ataupun fenomena tertentu. (Bungin, 2011:68) .

Metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai metode penelitian Ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif yang telah diperoleh dan dengan tidak menganalisis angka-angka (Afrizal, 2014:13).

Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan metode Purposive

sampling. Artinya pemilihan informan

dengan mekanisme disengaja, sebelum melakukan penelitian para peneliti menetapkan kriterian tertentu yang mesti terpenuhi oleh orang yang akan dijadikan sumber informasi, karena objek yang akan diteliti oleh peneliti sudah jelas. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, peneliti telah mengetahui identitas orang-orang yang akan dijadikan informan penelitiannya sebelum penelitian dilakukan (Afrizal,2014:140). Dalam penelitian kriteria informan penelitian nya adalah segala sesuatu yang terkait dengan Trans Padang diantaranya : 1. Masyarakat yang menggunakan jasa Trans Padang minimal empat kali dalam seminggu, seperti pelajar, mahasiswa, karyawan dan pegawai negeri, masyarakat secara umum.

2. Supir dan Pramugara Bus Trans Padang 3. Instansi pemerintah yaitu Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang yang merupakan UPT Trans Padang.

Jenis data yang ada dala penelitian ini ada dua yaitu data Primer dan data Skunder

,

Metode yang digunakan

d

alam penelitian ini digunakan metode observasi (pengamatan), wawancara dan studi dokumen Unit analisisnya adalah individu yaitu pengguna layanan Bus Trans Padang.

Analisis data menggunakan analisis Model analisis menggunakan model analisis interaktif (Milles dan Huberman, 1992: 16-20) yaitu : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data merupakan tahap penemuan data di lapangan dengan membuat catatan lapangan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, pengumpulan data dilakukan dalam

beberapa proses observasi dan wawancara sehingga data yang didapat oleh peneliti jenuh. 2. Reduksi data Hasil Observasi dan Wawancara akan dikelompokkan agar memudahkan peneliti untuk menyimpulkan. 3.Penyajian dataMaksudnya dalam penelitian ini adalah informasi yang diberikan informan tentang semua yang berkaitan dengan “Perubahan Pola Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang”, kemudian disingkat dan diambil inti sarinya berkaitan dengan penelitian. 4. Kesimpulan dataPenarikan kesimpulan dan verifikasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Perubahan Pola Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang. Data yang terkumpul nantinya dianalisa sesuai dengan model analiasa interaktif (Interactive Model

Of Analysis).

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Trans Padang yang baru berjalan lebih kurang 2,5 tahun di Kota Padang ini memberikan perubahan yang cukup positif perilaku masyarakat pengguna layanan Trans Padang, kembali pada budaya antri masyarakat ketika menunggu Bus, budaya jalan kaki menuju pada Halte terdekat, tidak membuang sampah dijalan atau dalam Bus. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di lapangan ditemukan bahwa terdapat berbagai macam tanggapan dari masyarakat, khususnya pengguna layanan dari angkutan bus Trans Padang dan dari pihak Pramugara dan sopir maupun UPT (Unit Pelaksana Teknis) Trans Padang (Putri, 2016:43).

Trans Padang adalah Bus Rapid

Transit (BRT) atau angkutan massal yang

ada di Kota Padang, dengan jumlah Halte 71 pulang pergi pada Koridor I, jumlah armada 15 unit dan pada bulan juni tahun 2016 ditambah 10 unit armada Trans Padang dengan kapasitas orang yang lebih banyak akan dioperasikan di Koridor I yaitu di jalur Batas Kota sampai Pusat Kota. Pada saat ini fasilitas Trans Padang ada 20 bangku tempat duduk, 20 pegangan tangan bagi yang berdiri. Di lengkapi dengan ac, cctv, running

text untuk memudahkan melihat halte

tujuan, ketika ingin menggunakan Trans Padang kita harus berjalan menuju Halte yang ditentukan, dan mengantri ketika akan masuk ke dalam Bus mendahulukan orang yang turun dari pada yang akan naik, untuk

(7)

karcis sudah ada pramugara di dalam Bus Trans Padang yang akan memberikan ketika penumpang sudah masuk ke dalam Bus, dan ada juga fasilitas BRIZZI kartu dari BRI yang akan ada limit waktu penggunaan karcis, maka semua pengguna layanan Trans Padang akan menggunakan BRIZZI untuk bertransaksi melakukan pembayaran Trans Padang, Pengoperasian Bus Trans Padang ada pengawasan dari Dishub, mereka akan mengecek karcis pada penumpang yang menggunakan jasa layanan Transportasi Trans Padang, setiap Bus Trans Padang beroperasi 7 rit per hari dengan dua shift yaitu pagi dan siang, shift pagi tiga kali putaran untuk supir dan siang empat kali putaran, dan bagi pramugara baik shift pagi atau siang sama-sama tiga setengah kali putaran (Putri, 2016:43-44).

1. Identifikasi Perubahan Pola Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang

Kehadiran Trans Padang di tengah masyarakat Kota Padang cukup di apresiasi, karena dulu masyarakat bepergian dengan menggunakan Angkot dan Bus kota, mulai dari yang ugal-ugalan di jalanan, keadaan yang bising, bahkan suka berhenti secara mendadak. Menjadikan Trans Padang sebagai pilihan yang tepat untuk bepergian saat ini, Trans Padang memberikan perubahan pada perilaku orang yang menggunakan jasa layanannya seperti berjalan kaki menuju halte terdekat, membiasakan antri, mendahulukan orang yang turun dari pada yang naik, disiplin, tidak membuang sampah sembarangan memberikan tempat duduk kepada manula, ibu hamil dan ibu yang membawa anak kecil (Putri, 2016:44)

1.1 Perilaku Menjaga Kebersihan

Dengankehadiran Trans Padangmasyarakat Kota Padang mulai menyadari pentingnya perilaku untuk menjaga kebersihan, apalagi setelah adanya Perda Kota Padang Nomor 21 Tahun 2012 tentang membuang sampah sembarangan yang ditetapkan oleh pemerintah Kota Padang, dari hasil observasi peneliti melihat, masyarakat sudah jarang untuk membuang sampah sembarangan di dalam Bus Trans Padang, karena Trans Padang yang dilengkapi dengan kamera cctv dan jarang terlihat ada yang makan atau minum di

dalam Bus Trans Padang, dan para penumpang tidak bisa membuang sampah melalui jendela karena jendela juga tidak bisa dibuka (Putri, 2016:47).

1.2 Perilaku Tidak Merokok

Dengan fasilitas ac yang ada didalam Bus Trans Padang ada larangan bahwa penumpang maupun sopir atau pramugara tidak boleh merokok didalam Bus untuk kenyamanan bersama (Putri, 2016:49).

1.3 Disiplin

Perilaku masyarakat sudah mulai disiplin, mau menunggu orang yang turun dari Bus untuk keluar terlebih dahulu, namun masih ada yang di arahkan oleh pramugara terlebih dahulu. Didalam Bus mereka juga teratur untuk duduk bagian perempuan kedepan dan laki-laki arah kebelakang, namun disaat jam-jam sibuk seperti pagi pukul (06.00-09.00) volume penumpang bus penuh karena orang-orang hendak melakukan aktifitas yang ada dipusat kota, karena disana adalah pusat perkantoran, rumah sakit dan sekolah, siang pukul (11.00-15.00) masyarakat umum yang akan pergi melakukan kegiatan administrasi atau kerumah sakit baik pergi maupun pulang. Dan sore (15.00-18.00) anak sekolah maupun karyawan yang akan pulang setelah beraktifitas seharian penumpang Trans Padang juga ada yang berdessak-desakkan, pada titik halte seperti halte Pos Indonesia, halte SMK.N 3, SMP.N I, halte Yosudarso dan halte Gubernur sangat dipadati calon penumpang bus Trans Padang (Putri, 2016:51).

1.4 Memprioritaskan Tempat Duduk Kepada Kelompok Tertentu

Didalam Bus Trans Padang sudah tertera beberapa peraturan salah satu nya untuk memprioritaskan tempat duduk kepada Ibu hamil, Ibu yang membawa anak kecil, manula dan orang-orang yang berkebutuhan khusus. Seyogyanya mereka yang terbiasa dengan nilai dan norma yang ada ditengah masyarakat, melihat masyarakat yang sudah dikelompokkan tadi secara otomatis mereka akan langsung memberikan tempat duduk kepada yang lebih membutuhkan (Putri, 2016:56).

(8)

1.5 Menurunkan Tingkat Kriminalitas DiangkutanUmum

Kehadiran Trans Padang pada awalnya untuk mengurangi tingat kemacetan jalan raya yang padat karena banyak kendaraan pribadi, juga untuk mengurangi tindak kriminalitas seperti pencopetan yang marak terjadi didalam angkot seperti kehilangan handphone, uang dan sebagainya, untuk itu di Trans Padang digunakan cctv untuk memantau perilaku pengguna layanan Trans Padang, juga didalamnya ada seorang sopir bus dan seorang pramugara yang juga akan memperhatikan para pengguna layanan Trans Padang(Putri, 2016:59).

1.6 Meminimalizir Tindak Pelecehan Seksual Diangkutan Umum

Hal yang tabu yang terjadi di masyarakat Kota Padang selama peneliti melakukan observasi juga tidak ada yang peneliti lihat dan rasakan, bahwa adanya pelecehan seksual di dalam Bus Trans Padang (Putri, 2016:62).

2.Tanggapan tentang Aturan/Peraturan Trans Padang

Aturan/Peraturan adalah norma yang harus di patuhi oleh oleh masyarakat agar masyarakat menjadi tertib teratur dan terarah, dengan adanya peraturan masyaraka dipaksa untuk merubah perilaku yang kurang disiplin selama ini menjadi lebih baik dan teratur. Peraturan yang di buat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar hidup sehat dan lebiih disiplin terhadap waktu, maupun meningkatkan budaya antri yang sudah menjadi cirikhas bangsa Indonesia (Putri, 2016:64).

3. Perubahan Bagi Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang

Trans Padang merupakan salah satu infrastruktur baru di bidang Teknologi yang ada di Kota Padang dengan beberapa aturan dan standar pelayanan yang ada di dalamnya dan didukung penuh oleh Walikota bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Padang, tujuan utama dihadirkan Trans Padang banyak hal yang menjadi latar belakang dihadirkannya Trans Padang ini (Putri, 2016:66).

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Trans Padang merupakan salah satu moda Transportasi massal yang ada di Kota Padang, tujuan diadakannya Trans Padang ini untuk mengurangi kemacetan lalu lintas Kota Padang yang dalam perencanaan nya akan dibuka lima koridor Trans Padang, namun saat ini yang aktif baru koridor I saja, yaitu Trayek batas kota hingga pusat kota, yang jumlah penumpagnya padat setiap senin sampai jumat, hingga terkadang terjadi desak-desakan penumpang didalam bus.

Kaitan permasalahan penelitian dengan teori yang digunakan yaitu ketika Marvin Harris membahas adanya Infrastruktur, struktur dan suprastruktur adalah masyarakat mampu menerima adanya Infrastruktur baru dari perubahan teknologi menghasilkan struktur atau aturan dan norma baru sehingga menjadi sebuah perilaku yang terpolakan dan menjadi terbiasa dengan ada perubahan perilaku mereka selama ini. Pada dasarnya masyarakat dapat menerima perubahan yang ada, mampu merubah perilaku yang selama ini kurang terpolakan, naik dan turun kendaraan umum sembarangan, sehingga mampu merubah perilaku masyarakat agar lebih disiplin dan teratur.

Namun dalam kenyataannya tidak semua struktur (peraturan) atau perilaku masyarakat dapat berubah secara keseluruhan masih ada beberapa orang yang tidak mengindahkan peraturan tersebut, masih ada yang membuang sampah sembarangan walaupun sudah didalam Trans Padang yang jelas-jelas sudah ada peraturan didalamnya (Putri, 2016:74).

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut:

1. Masyarakat harus lebih memperhatikan untuk membuang sampah pada tempatnya, agar tidak menimbulkan samaph yang berserakan dimanapun berada.

2. Bagi masyarakat yang belum terbiasa dengan peraturan di Trans Padang agar mencoba untuk terbiasa dengan sabar untuk menunggu dan mengantri Bus. 3. Bagi para pelajar yang menggunakan

(9)

Ibu hamil dan orang yang berebutuhan khusus yang naik ke atas Bus Trans Padang.

4. Dan bagi peneliti selanjutnya juga bisa untuk meneliti “Pemanfaatan Trans Padang sebagai Moda anguktan massal bagi masyarakat pengguna transportasi umum” (Putri, 2016:76)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana

Haryoto, Edie. 2013. Transportasi Pro

Rakyat. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem

Transportasi. Jakarta: Erlangga

Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data

Kualitatif. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press)

Sanderson, Stephen K. 2011. Macro

Sosiologi: Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosiologi,

Edisi Kedua. Jakarta:

PT.Rajagrafindo Persada Dokumen :

Brosur Promosi Dishubkominfo Kota Padang

Jurnal :

Hendratno, Edie Toet. 2009. Masalah

Transportasi Kota Dilihat dengan Pendekatan Hukum, Sosial dan Budaya

Karya Ilmiah :

Rahmiati. 2014. Dinamika Keberadaan Transportasi Bemo di Kota Padang. Skripsi. Padang : STKIP PGRI SUMBAR

Putri, Rahmita Eka. 2016. Perubahan Pola Perilaku Pengguna Layanan Trans Padang. Skripsi. Padang : STKIP PGRI SUMBAR

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Shafee, Roselan dan Sahandri Ghani (2011) menyatakan terdapat empat Batasan yang perlu diambil kira dalam penggunaan humor di sekolah rendah iaitu kawalan

Pada umumnya laki-laki lebih tinggi daripada perempuan, maka lebih banyak laki-laki yang mengalami ND dibandingkan perempuan (Tanenberg, 2009).. Faktor risiko yang

Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi

Dari illustrasi diatas kanan , bahwasanya konfigurasi dengan satu site yang sama namun terdapat beberapa fungsi ini, dan dekat dengan transit stop ini dapat memudahkan

Prosedur Masukan Keluaran yang Diharapk an Hasil yang Didapat Kesimp ulan 1 Mengisi Bukti Memorial per unit organisasi Klik Sub Menu Bukti Memorial Keluar Form

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Pada Gambar 5 disajikan kurva pertumbuhan sel selama fermentasi berlangsung dengan perlakuan variasi kadar di-kalium hidrogen fosfat sedangkan pada Gambar 6 dan Gambar 7,

Pada penelitian Wijaya dkk melakukan penelitian perancangan aplikasi pemesanan catering menggunakan metode HCD dan menghasilkan rancangan desain dengan nilai