• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lantik Pengurus, Rektor Puji Prestasi Organisasi Mahasiswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lantik Pengurus, Rektor Puji Prestasi Organisasi Mahasiswa"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Lantik Pengurus, Rektor Puji

Prestasi Organisasi Mahasiswa

UNAIR NEWS – Rektor UNAIR, Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak,

melantik jajaran pengurus organisasi mahasiswa (ormawa) tingkat universitas. Pengurus ormawa yang dilantik antara lain Ketua, Sekretaris, Anggota Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM), Ketua Dewan Legislatif Mahasiswa (DLM), Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Ketua dan Sekretaris Forum Komunikasi Ormawa, serta ketua seluruh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di lingkungan UNAIR. Pelantikan itu dilangsungkan pada hari Rabu (16/3) di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR. Dalam sambutan awalnya, Rektor menyampaikan selamat kepada para pengurus yang terpilih, dan yang telah mengemban amanat selama satu periode kepengurusan. Beliau berpesan agar para pimpinan ormawa tingkat universitas bisa menjalankan amanah dengan sebaik mungkin.

“Menjadi pengurus organisasi mahasiswa bukanlah tugas yang ringan, dalam melaksanakan amanat butuh yang namanya pengorbanan baik itu fisik, non-fisik, material dan spiritual,” ungkap Prof Nasih dalam sambutanya.

Prestasi yang dicapai oleh BEM UNAIR periode tahun 2015 juga mendapat apresiasi oleh Rektor. Ketua dan Wakil Ketua BEM periode tahun 2015 dinilai mengemban amanah dengan baik dalam kurun waktu sebelumnya. Di bawah kepemimpinan Febryan Kiswanto dan Hadi Subarkah, BEM UNAIR telah melaksanakan berbagai program di level nasional maupun internasional.

(2)

Jajaran pengurus ormawa tingkat UNAIR tahun 2016. (Foto: Yitno)

“Jangan lupa untuk senantiasa peka dan kritis terhadap kondisi masyarakat disekitar kampus kita. Program pengabdian masyarakat dan kepedulian terhadap pendidikan kebawah juga perlu dilaksanakan. Tahun lalu, BEM UNAIR mempunyai program yang mendapat apresiasi dari masyarakat, termasuk Walikota Surabaya dan Gubernur Jatim,” imbuh Prof. Nasih.

Beliau berharap Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR tahun 2016, dapat berbuat lebih baik lagi dan menorehkan prestasi yang gemilang.

Prof. Nasih juga memberikan apresiasi kepada anggota UKM UNAIR yang telah menorehkan begitu banyak prestasi baik di tingkat regional, nasional, bahkan internasional. Dalam pelantikan ini, kepengurusan UKM Seni Religi Airlangga juga turut disahkan sesuai dengan surat keputusan Rektor UNAIR.

Selamat bertugas, pengurus ormawa! (*) Penulis: Ahalla Tsauro

(3)

Sambut Tim Asesor, Prodi Ilmu

Perpustakaan Optimis Raih

Akreditasi A

UNAIR NEWS – Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh

koordinator beserta pengajar program studi untuk mempersiapkan diri menuju proses akreditasi. Salah satu prodi yang baru saja dilakukan visitasi oleh asesor Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi Negeri (BAN-PT) adalah S-1 prodi Ilmu Informasi dan Perpustakaan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga. Prodi ini baru didatangi oleh asesor pada Jumat (11/3) lalu.

Kepala Departemen IIP FISIP UNAIR, Dra. Rahma Sugihartati, M.Si, menyampaikan bukti-bukti fisik sesuai dengan yang tertera dalam borang penilaian BAN-PT. Bukti-bukti fisip itu diperlukan agar tim asesor dapat menilai dan membuktikan secara langsung kesesuaian antara data dan realita. Agar mencapai hasil akreditasi seperti yang diharapkan, Rahma mengatakan ada beberapa perbaikan yang telah dilakukan berkaitan dengan fasilitas, sarana prasarana, kurikulum dan sistem pengajaran.

“Kehadiran para mahasiswa, alumni, hingga stakeholder juga dimaksudkan untuk memberi bukti fisik kepada tim asesor mengenai prodi IIP sendiri. Para mahasiswa dihadirkan untuk memberi pernyataan mengenai sistem pengajaran dan kurikulum, sementara para alumni dan stakeholder dihadirkan guna memberikan keterangan mengenai kinerja dan kualitas lulusan prodi IIP di dunia kerja,” tutur Rahma.

(4)

tim asesor berlangsung sangat baik. Untuk itu, ia cukup optimis bahwa Departemen IIP akan mendapatkan akreditasi A dari BAN-PT.

Dukungan fakultas

Peran fakultas menjadi hal yang penting dan dibutuhkan dalam proses penilaian akreditasi program studi oleh BAN-PT. Wakil Dekan III FISIP UNAIR Dra. Myrtati Dyah Artaria, M.A., Ph.D membenarkan pernyataan tersebut.

“Fakultas tentu sangat mendukung dan membantu penuh proses penilaian akreditasi prodi. Selain oleh pihak prodi, beberapa borang penilaian juga ada yang harus diisi oleh pihak fakultas. Intinya, pihak fakultas tentu selalu membantu segala persiapan yang diperlukan prodi guna menyambut penilaian akreditasi,” ungkap Myrtati. (*)

Penulis: Nourma Vidya Editor: Defrina Sukma S

Lewat

Workshop,

Dorong

Eksistensi Pusat Studi Wanita

UNAIR NEWS – Pusat Studi Wanita Universitas Airlangga (PSW

UNAIR) mengadakan ‘Workshop Nasional Metode Penelitian

Kebijakan Berperspektif Gender dalam Mendukung Pembangunan Pemberdayaan Perempuan dan Anak’, 17-18 Maret 2016. Bertempat

di Ruang Kahuripan 301 Kantor Manajemen UNAIR, dosen dan peneliti pusat studi wanita dari berbagai daerah di Indonesia ikut serta dalam acara tersebut.

(5)

panitia workshop tersebut mengatakan bahwa workshop ini diselenggarakan dalam rangka mendorong para peneliti di pusat studi wanita untuk bisa menghasilkan penelitian yang mampu mendukung kebijakan pemerintah serta dapat dipublikasikan ke dalam jurnal-jurnal internasional. Saat ini menurut catatan Emy, ada sekitar 68 pusat studi wanita yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Ada kebutuhan dari pemerintah untuk menggunakan hasil-hasil penelitian pusat studi wanita sebagai masukan kebijakan. Ke depan, kita harus menghasilkan penelitian yang berguna di dua arah yakni yang menunjang kebijakan dan mampu menembus jurnal-jurnal internasional,” ujar perempuan yang juga Ketua Asosiasi Pusat Studi Wanita/Gender dan Anak Indonesia ini.

Menurut Emy, workshop yang didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak ini juga berguna untuk meningkatkan kapasitas dari para peneliti di pusat studi wanita yang masih menghadapi banyak tantangan dalam menunjukkan eksistensinya.

“Dari sisi kelembagaan, pusat studi wanita ini menghadapi masalah. Setiap kampus punya kebijakan masing-masing mengenai keberadaan pusat studi wanita ini,” tambah perempuan yang merupakan guru besar sosiologi gender FISIP UNAIR tersebut. Ia mengatakan bahwa eksistensi pusat studi wanita di berbagai kampus secara kelembagaan harus terus diperkuat.

Alumnus Flinders University ini juga berharap, melalui workshop ini PSW UNAIR yang merupakan salah satu pusat studi wanita yang paling awal didirikan dapat berperan lebih dalam memperkuat eksistensi pusat studi wanita yang ada di berbagai daerah.

Stella Thei, salah seorang peserta dari Universitas Mataram mengaku senang dapat mengikuti workshop ini. Menurutnya, penyelenggaraan workshop semacam ini penting di tengah kondisi pasang surutnya pusat studi wanita di berbagai daerah di

(6)

Indonesia.

“Di sini kita bisa menimba ilmu bersama kawan-kawan dari seluruh Indonesia. Yang jelas, penelitian kita tidak boleh hanya sekadar menjadi inventaris saja namun juga harus bisa membantu mengatasi permasalahan kaum perempuan,” ujarnya. Melalui workshop ini, ia yang merupakan peneliti di pusat studi wanita namun memiliki background ilmu eksakta merasa sangat terbantu. (*)

Penulis : Yeano Andhika

Bersama Tingkatkan Budaya

Kesehatan dan Keselamatan

Kerja

UNAIR NEWS – Gerak UNAIR untuk terus berbenah kali ini datang

dari Sub Direktorat Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Sebagai unit yang mengurus berbagai bidang yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamat kerja, K3 mengadakan sosialisasi kepada jajaran pimpinan di lingkungan UNAIR. hal ini dilakukan guna untuk terus memperbaiki budaya kesehatan dan keselamatan kerja pada seluruh lingkungan kerja di UNAIR. Sosialisasi yang dilaksanakan di ruang 301 gedung kahuripan tersebut, disampaikan oleh ketua Badan Penjaminan Mutu (BPM) UNAIR, Prof. Dr. Bambang Sektyari., drh., DEA. Pada kesempatan tersebut, guru besar FKH UNAIR menjelaskan, bahwa selain untuk mengingatkan pentingnya budaya K3, sosilaisasi ini juga merupakan bagian dari tindakan perbaikan dari hasil eksternal audit AIMS.

(7)

“Perbaikan ini sebenarnya bukan semata-mata tanggungjawab satu pihak saja, tapi kita semua, makanya penting adanya sebuah koordinasi disetiap unit kerja dan terus mengevaluasi apa-apa yang perlu diperbaiki,” jelasnya.

Senada dengan ketua BPM, Mulyono, SKM, M.Kes selaku kepala Sub Direktorat K3 juga menekankan pentingnya koordinasi dan kerjasama di masing-masing untit kerja, baik di lingkungan kantor pusat maupun di lingkungan fakultas-fakultas.

“Banyak temuan-temuan yang masih perlu kita perbaiki bersama, untuk temuan di fakultas kami juga sudah mengupayakan hal-hal terbaik agar bisa merata,” jelasnya.

Di tengah jalannya sosialiasi, terdapat sesi diskusi sekaligus sesi berbagi pengalaman dalam menghidupkan budaya kesehatan dan keselamatan kerja di tiap unit. Prof. Dr. I Made Narsa, SE, M.Si., Ak., selaku kepala perpustakaan menyampaikan pentingnya fokus pada hal yang akan dilakukan dan diperbaiki. “Apa-apa yang diukur itulah yang menjadi fokus perhatian, maka dalam hal ini perlu adanya koordinasi yang fokus membenahi hal-hal yang menjadi tolak ukur,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan

Alumni Bekali Bakal Alumni

UNAIR NEWS – Tanggal 19 dan 20 Maret 2016, UNAIR akan kembali

mengadakan upacara wisuda. Banyak hal yang dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan yang dilaksanakan empat kali dalam setahun tersebut. salah satunya kegiatan pembekalan wisudawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR yang mengundang alumni.

(8)

Pembekalan wisudawan yang mengangkat tema Strategi Mengembangkan Karir dan Kewirausahaan tersebut dihadiri oleh Alumni Akuntansi UNAIR angkatan 1983, Dr. Prasetya. Pada kesempatan tersebut, alumnus yang menjabat sebagai Direktur utama Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) tersebut menjelaskan tentang kemajuan teknologi dan dinamika dunia maya. Selain itu, Laki-laki kelahiran Surabaya, 23 November 1960 juga menegaskan pentingnya untuk bersifat terbuka dan dinamis dengan perkembangan zaman mengingat persaingan SDM yang semakin tidak terbatas.

“Di Perum Peruri sendiri kami selalu berinovasi untuk menyesuaikan tuntutat zaman, salah satu contohnya jika hari ini sudah mulai marak e-money, ke depan kami juga akan mengubah strategi uang kartal ke uang digital,” ungkapnya. Selain mendapat pemaparan dari alumni, pembekalan wisudawan yang dilaksanakan di Aula Fadjar Notonagoro tersebut juga diisi materi seputar SDM dari direktur SDM dan Umum Perum Peruri, Noor SDK Devi. Alumnus ITB tersebut menekankan pentingnya memilih pekerjaan yang dapat dilakukan dengan hati, tahu tujuan, dan pekerjaan yang sesuai kemampuan.

“Dalam memasuki dunia kerja, penting bagi kita semua untuk tahu siapa kita? Apa yang akan kita kerjakan di sini? Ke depan kita mau jadi apa?, 3 hal itu yang perlu diperhatikan,” tegasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan

(9)

Panggung Dunia

UNAIR NEWS – Pertemuan Majelis Wali Amanat (MWA) sebelas

Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) yang berlangsung selama dua hari, pada tanggal 17 – 18 Maret 2016 telah menghasilkan komunike bersama. Komunike bersama itu disepakati dan ditandatangani oleh perwakilan MWA dari 11 PTN-BH yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen, Universitas Airlangga.

Usai membuahkan komunike bersama, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, memimpin konferensi pers yang dihadiri oleh Ketua MWA UNAIR Sudi Silalahi, Wakil Ketua MWA Universitas Padjajaran H. Obsatar Sinaga, serta Rektor Unpad Prof. Dr. dr. med. Tri Hanggono Achmad.

Dalam acara yang berlangsung selama dua hari itu, akhirnya terbentuk forum yang mewadahi pimpinan MWA PTN-BH. Forum tersebut bernama ‘Forum Kerjasama Majelis Wali Amanat Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum’. Dengan adanya forum yang mewadahi pimpinan MWA PTN-BH, Sudi berharap bahwa pimpinan MWA bisa bersinergi dan solid.

“Dengan adanya forum kerjasama ini, kami lebih bersinergi untuk dapat memperjuangkan kebutuhan perguruan tinggi secara bersama-sama,” tutur Sudi seraya meresmikan forum tersebut. Ketua MWA UNAIR melanjutkan, ada target yang hendak dicapai oleh anggota forum kerjasama MWA PTN-BH. Diantaranya adalah dengan membantu perguruan tinggi negeri untuk mencapai target peringkat 500 besar perguruan tinggi terkemuka di dunia.

“Menembus peringkat 500 kampus top dunia sesuai dengan target Kemenristek-Dikti bukanlah hal yang mudah. Ada banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, misalnya sumber daya manusia, regulasi, pengelolaan keuangan. Kalau sudah menghadapi persoalan begitu, kita tidak ingin jawaban saja, tapi harus ada tindak lanjutnya,” terang Ketua MWA UNAIR itu.

(10)

Wakil Ketua MWA Unpad yang hadir dalam acara itu juga menambahkan bahwa akan diselenggarakan pertemuan lanjutan untuk membahas permasalahan terkini di perguruan tinggi. Dalam pertemuan lanjutan, pihak MWA PTN-BH ini akan kembali mengundang seluruh stakeholder yang berkaitan dengan pengelolaan pendidikan.

“Kami juga punya tugas untuk menguatkan tata kelola universitas untuk mencapai target 500 besar perguruan tinggi terkemuka di dunia. Kami juga perlu mengadakan pertemuan-pertemuan lanjutan seperti yang disampaikan oleh Ketua MWA UNAIR, untuk menyusun skema transisi PTN-BH terutama pada persoalan tanggung jawab keuangan. Kami juga akan mengundang

stakeholder terkait seperti Kementerian Keuangan, Komisi X DPR

yang membidangi pendidikan, dan Kemenristek-Dikti. Kami ingin semua stakeholder ini bertemu dalam satu meja dan mereka tak lagi bisa saling melempar urusan,” tutur Obsatar.

Di akhir acara forum, Unpad telah didapuk menjadi ketua sekaligus tuan rumah pertemuan Forum Kerjasama MWA PTN-BH. Penyelenggaraan pertemuan MWA sebelas PTN-BH diselenggarakan atas inisiatif MWA UNAIR dan MWA Institut Pertanian Bogor. Pertemuan ini dilangsungkan untuk membahas kesamaan masalah yang dihadapi oleh PTN-BH secara bersama-sama. (*)

Penulis: Defrina Sukma S

Dirjen

Dikti

Berikan

(11)

Klinis

UNAIR NEWS – Direktur Jenderal Sumber Daya, Ilmu Pengetahuan

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kemenristek Dikti, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D, memberikan sosialisasi bertema ‘Sosialisasi Karir Dosen Klinis’ di hadapan dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, dan Universitas Islam Malang. Sosialisasi itu dilakukan di Aula Rumah Sakit UNAIR pada Kamis (17/3). Jajaran pimpinan UNAIR seperti Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Direktur RS, serta Dekan FK turut hadir dalam kesempatan itu.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U, ketika diwawancarai mengatakan hampir separuh pengajar di FK UNAIR berstatus dosen pendidik klinis. Sedangkan, sebagian pengajar lainnya berstatus sebagai dosen akademis yang memperoleh status dari Kemenristek-Dikti.

“Supaya mereka (dosen pendidik klinis) memiliki kenaikan karir, maka mereka harus mengurus NIDK (nomor induk dosen khusus). Sekarang sedang diurus. Mengurusnya itu mudah, hanya kadang-kadang tergantung dengan kemauan masing-masing orang. Kita pacu agar mereka bisa meningkatkan diri,” tutur Prof. Soetojo.

Dari sekitar 200 pengajar FK UNAIR yang sedang mengurus NIDK, baru sekitar 4 pengajar yang persyaratannya diterima oleh Dikti. Dekan FK UNAIR itu menambahkan bahwa peraturan yang ditetapkan Dikti dalam pengurusan NIDK itu kerap kali berubah. “Persyaratan yang mereka ajukan ditolak karena belum lengkap. Ini disebabkan oleh peraturan dari Dikti yang berubah-ubah. Ada dari mereka yang disuruh untuk melengkapi nomor induk ketika menjadi mahasiswa, dan sebagainya,” tutur Guru Besar bidang Urologi FK UNAIR.

Menanggapi hal ini, Ghufron berjanji agar direktorat yang tengah dipimpinnya kini segera memroses berkas pengajuan NIDK

(12)

yang dikirim oleh pihak FK UNAIR. “Paling lama sekitar satu bulan lah. Tolong saya diingatkan,” tutur Ghufron.

“Kami berusaha memberikan pengakuan dengan terobosan kepada para dokter dengan nomor induk dosen khusus agar para dokter itu bisa memproses (kenaikan karirnya) sampai ke jenjang profesor, asal memenuhi syarat dan memenuhi rekomendasi. Itu berlaku paling tidak pada tahun 2016. Di UNAIR saja jumlahnya bisa sekitar 200-an. Di Indonesia, ada sekitar 74 fakultas kedokteran. Jadi, ada sekitar 1400 sampai 1500 NIDK,” imbuh Dirjen Dikti itu.

NIDK ini merupakan kebijakan pemerintah untuk menambah kecukupan rasio dosen dan mahasiswa. Pihak kampus bisa mengajukan NIDK seorang dosen yang berasal dari kalangan praktisi yang memiliki kemampuan mengajar. Salah satu profesi yang bisa memberikan pengajaran adalah dokter. Dengan kepemilikan NIDK, seorang dosen berpotensi untuk menambah jenjang karirnya hingga ke tingkat profesor sesuai dengan syarat yang diajukan oleh Kemenristek-Dikti. (*)

Penulis: Defrina Sukma S

Komisi X DPR Bawa Angin Segar

untuk Kalangan PTN-BH

UNAIR NEWS – Kehadiran Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Dr. H.

Abdul Kharis Almasyhari dalam Sesi II Pertemuan Forum Komunikasi Majelis Wali Amanat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MWA PTN-BH), di Universitas Airlangga, 17 Maret 2016 kemarin, benar-benar membawa angin segar bagi kalangan PTN, khususnya PTN-BH. Bagaimana tidak, Komisi di DPR-RI yang antara lain membidangi pendidikan dan kebudayaan ini mengaku

(13)

“pro” dengan perguruan tinggi. Selain Wakil dari Komisi X pada Sesi II ini juga tampil sebagai pembicara adalah Dr. Ir. Subandi Sardjoko, M.Sc., Deputi Menteri Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas.

Menanggapi Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu tentang besarnya BOPTN (Bantuan Operasional PTN) tahun 2016 agar tidak menurun, Abdul Kharis sepakat dan menyatakan dalam pembahasan di DPR pihaknya terang-terangan tidak mengubah sepeser pun dari nominal yang diusulkan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) akhir 2015 sebesar Rp 5,5 triliun. Jumlah ini meningkat Rp 1 triliun dibanding BOPTN 2015. Tetapi dalam koreksinya, Kementerian Keuangan rencananya hanya akan memberikan BOPTN tahun 2016 sebesar Rp 3,7 triliun, berarti malah turun Rp 1,8 triliun.

”Saya jujur disini, saya merekomendasikan kepada pemerintah dengan tidak mengubah sama sekali dari yang diusulankan Majelis Rektor, karena kami pikir dalam membuat rancangan BOPTN itu tidak seahli perguruan tinggi. Lagian untuk apa, kita kan ingin PTN kita ini naik kelas,” kata Abdul Kharis, Kamis (17/3) siang.

Alasan DPR, dengan besaran BOPTN lebih tinggi dari tahun lalu maka bagi PT akan memudahkan aksesnya kepada masyarakat, karena besaran BOPTN sebagai bagian dari anggaran maka akan memengaruhi Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dengan BOPTN yang meningkat, maka UKT bisa tetap atau makin kecil, bahkan maunya mahasiswa biaya pendidikan tinggi itu bisa gratis. Tetapi kenyataannya dana pemerintah ini jauh dibawah yang dibutuhkan oleh PT.

Kharis juga membenarkan dengan anggaran pemerintah untuk PT yang meningkat, maka ini merupakan salah satu peran pemerintah melalui politik anggaran yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi.

(14)

dengan instansi yang mengurusi pendidikan tinggi seperti Kemenristek Dikti, Bappenas, dan Kemenkeu, untuk membahas secara tuntas hal-hal yang berkaitan dengan pembinaan PT, anggaran dan pemeriksaan keuangan di BPK, serta arah lain kemana PT kita diarahkan,” tandas Dr. Abdul Kharis Almasyhari. (*)

Penulis: Bambang Bes

Publikasi Ilmiah Jadi Kunci

Menuju World Class University

UNAIR NEWS – Salah satu hal yang menjadi fokus dalam pertemuan

Majelis Wali Amanat (MWA) sebelas PTN BH hari pertama adalah terkait dengan optimalisasi dukungan pemerintah bagi PTN BH untuk bisa mencapai world class university (WCU). Status PTN BH yang disandang perguruan tinggi diharapkan mampu membuat PTN BH bergerak lebih cepat menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.

Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D yang hadir dalam acara tersebut menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendukung PTN BH sehingga bisa masuk dalam peringkat 500 besar dunia. Namun demikian, menurutnya untuk bisa menjadi perguruan tinggi berkelas dunia, kampus wajib meningkatkan publikasi ilmiahnya. “Masih banyak dosen-dosen kita yang ‘tidur’,” ujarnya sambil mengingatkan bahwa posisi Indonesia masih jauh tertinggal dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand terkait dengan jumlah publikasi ilmiah.

(15)

guru besar yang produktivitas penelitiannya justru menurun setelah dikukuhkan menjadi guru besar.

“Kita sudah kirim surat edaran kepada para rektor agar memfasilitasi para guru besar agar tetap produktif,” tambahnya. Pihaknya juga mengaku tidak segan akan menurunkan anggaran yang diberikan kepada perguruan tinggi jika tidak mampu melaksanakan hal tersebut.

Menurutnya dosen tidak boleh lebih disibukkan dengan urusan-urusan administratif yang justru mengurangi waktu mereka untuk melakukan penelitian, yang tentu saja pada akhirnya membuat mereka kurang produktif dalam menerbitkan publikasi ilmiah. Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi saat ini bukan lagi sekadar agen pendidikan, lebih dari itu perguruan tinggi punya kewajiban untuk menjadi penggerak ekonomi melalui berbagai inovasi riset yang dihasilkan.

Pria yang sebelumnya merupakan Wakil Menteri Kesehatan tersebut juga mengungkapkan bahwa pemerintah mulai tahun ini telah menganggarkan dana untuk merekrut dosen peneliti asing di perguruan tinggi.

“APBN 2016 kita anggarkan untuk 40 orang, di APBN-P 2016 kita buat jadi 100 orang,” ungkapnya. Menurutnya, para dosen peneliti asing yang direkrut nantinya benar-benar harus memiliki standar yang baik sehingga kehadirannya bisa memberikan dampak bagi perguruan tinggi yang bersangkutan. Mereka diharapkan dapat bekerjasama dengan dosen lokal untuk bisa menghasilkan penelitian-penelitian berkualitas yang nantinya bisa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah. (*)

(16)

Mahasiswa Antusias Ikuti

Persiapan

Wisuda

UNAIR

Periode Maret

UNAIR NEWS – Para mahasiswa-mahasiswi lulusan terbaik UNAIR

yang akan diwisuda pada Sabtu (19/3) dan Minggu mendatang (20/3) melaksanakan persiapan Kamis (17/3) siang di Airlangga Convention Center (ACC). Mereka tampak antusias mengikuti gladi kotor kali ini.

Mereka diarahkan oleh panitia untuk melakukan sejumlah simulasi prosesi. Misalnya, penerimaan piagam dari Rektor, pembacaan janji wisudawan, dan lain sebagainya. Meski sekadar persiapan, para mahasiswa tersebut tampak serius mengikuti semua petunjuk panitia. “Saya awalnya tidak menyangka akan menjadi salah satu wisudawan berprestasi,” kata I Gusti Agung Bagus Angga Putra, mahasiswa Administrasi Negara FISIP.

Pemuda yang bersama timnya pernah meraih peringkat kedua lomba cerdas cermat tingkat nasional Utsawa Dharma Gita ini mengutarakan, menjadi seorang wisudawan dari kampus sebesar UNAIR adalah kebanggaan tersendiri. “Ini merupakan salah satu pencapaian yang akan saya ingat sepanjang hidup,” kata dia. Wakil Direktur Pasca Sarjana Prof. Dr. Anwar Ma’ruf, M.Kes, drh yang hadir dalam persiapan tersebut berpesan pada para calon wisudawan agar tidak terlambat datang dalam prosesi sakral nanti. Terlebih, bagi para lulusan terbaik atau berprestasi yang tempat duduknya sudah ditentukan dan bakal diminta maju ke hadapan hadirin. “Yang jangan dilupakan pula adalah sarapan. Pastikan kondisi fisik baik saat mengikuti prosesi tersebut. Ke salon, boleh. Tapi, jangan lupa sarapan,” ungkapnya di hadapan para peserta gladi kotor. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Mengerti dan memahami konsep dasar perencanaan geometrik jalan raya, yakni: klasifikasi jalan, penampang melintang jalan, kriteria perencanaan, alinyemen

Ketika Anda menekan tab worksheet, Excel 2007 akan menam p p ilkan isi dari Worksheet  ilkan isi dari Worksheet  yang bersangk . yang bersangk  u

Bahasa Melayu di provinsi Jambi merupakan turunan dari cabang Austronesia dalam rumpun Malayik yakni bahasa Melayu yang bersejajar dengan Bahasa (isolek) Kerinci dan

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Hasil penelitian berdasarkan faktor kesediaan benih menunjukan bahwa apabila benih yang ada di penangkar habis biasanya para petani yang menggunakan benih bersertifikat lebih

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Gratia Husada Farma terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah dikemukakan di atas, yaitu kapasitas gudang untuk menyimpan banyaknya bahan baku yang

Tujuan membaca permulaan kelas satu dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai dengan tujuan Kompetensi Dasar, yaitu siswa dapat membaca nyaring kata-kata dan