• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelulusan Ujian Kompetensi Mahasiswa FK UNAIR Capai 98 Persen"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kelulusan Ujian Kompetensi

Mahasiswa FK UNAIR Capai 98

Persen

UNAIR NEWS – Satu lagi prestasi akademik yang membanggakan

mencuat dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Profesi Pendidikan Dokter (UKMPPD) periode Mei 2016 yang lalu tingkat kelulusan mahasiswa FK UNAIR mencapai 98%. Untuk itu semua dari 136 dokter baru UNAIR tersebut dilantik oleh Dekan FK, Rabu (27/7) kemarin.

“Ini merupakan peningkatan tingkat kelulusan yang sangat signifikan, melebihi universitas-universitas lain,” kata Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U., ketika memberikan sambutan dalam pelaksanaan pelantikan di Aula FK UNAIR Jl. Prof. Dr. Moestopo Surabaya.

Hadir dalam pelantikan ini antara lain Wakil Rektor III UNAIR Prof. M. Amin Alamsyah, Ir., M.Si., Ph.D., Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo Dr. Bangun Trapsila Purwaka, Sp.OG (K)., M.Kes., Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronuddin, dr., Sp.PD-KPTI., para mantan Dekan FK dan para Wakil Dekan.

Seperti diketahui UKMPPD adalah ujian akhir yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran yang telah menyelesaikan seluruh materi dalam program pendidikan profesi dokter. Dalam UKMPPD ini terdapat dua komponen yang diujikan, yaitu Computer Based Test (CBT) berupa 200 soal dalam 200 menit, serta ujian Objective Structure Clinical Examination (OSCE) yang berupa soal dalam 12 station dan harus dikerjakan dalam waktu 15 menit per stationnya.

Seiring dengan naiknya secara signifikan prestasi kelulusan UKMPPD tersebut, pinta Dekan FK Prof. Soetojo, hendaknya prestasi ini bisa dipertahankan pada masa yang akan datang.

(2)

Kepada para dokter baru diharapkan prestasi demikian juga mengiringi saat-saat menjalani internship sebagai proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan penyelarasan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dengan praktik di lapangan.

“Dalam internship itulah Anda harus bekerjasama, berhubungan baik dengan sejawat, paramedis, karyawan, dan dengan manajemen. Selain itu juga jangan lupa untuk terus belajar dan berkonsultasi dengan senior, karena belajar itu tidak ada selesainya,” tandas Guru Besar Urologi FK UNAIR ini memberi nasihat.

Sedangkan Wakil Rektor III UNAIR Prof. M Amin Alamsyah yang membacakan sambutan Rektor UNAIR menyampaikan pesan, hendaknya setelah dilantik ini dokter baru segera berkarya secara baik di masyarakat, sekaligus meningkatkan nama baik almamater. Sebagai insan berilmu, seorang dokjter hendaknya juga bisa mendatangkan kemanfaatan kepada orang lain.

“Tantangan akan selalu bertambah, itu pasti. Sehingga harus dihadapi dengan sikap yang bijak, aktif berkontribusi dalam meningkatkan pemecahan persoalan dalam upaya untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Untuk itu jangan pernah berhenti belajar karena masyarakat juga menanti perbaikan-perbaikan selanjutnya,” kata Prof. Moh Amin Alamsyah.

Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo Bangun, Trapsila Purwaka, dr., Sp.OG (K)., M.Kes., kepada para dokter baru itu juga berpesan untuk segera melaksanakan internship, segera menyelesaikannya, dan segera menjadi dokter yang sesungguhnya, karena dengan demikian akan segera juga untuk mengabdi kepada masyarakat untuk membangun wahana kesehatan seperti yang kita harapkan. Dari berbagai wejangan itulah, maka dr. Moh Edwin Prasetyo, mewakili rekan sejawatnya yang siang itu dilantik, menyatakan terima kasih atas semula pembelajaran dan nasihat-nasihat bagus yang telah disampaikan.

(3)

“Kami akan senantiasa memegang teguh kode etik dokter ini sampai di akhir hayat, karena dibalik ini terdapat tanggungjawab besar sebagai seorang dokter. Untuk itu juga tetap memohon doa dan dukungannya untuk kelak menjadi dokter yang baikd an ideal,” kata Edwin dalam sambutannya.

Disampaikan Edwin, mereka menyadari bahwa kedokteran adalah ilmu yang selalu berkembang. Untuk itu pihaknya juga sadar bahwa dituntut untuk terus belajar meng-update ilmu yang pada akhirnya untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. (*)

Penulis: Bambang Bes

[Podcast] Pengmas FKH UNAIR

Garap 23 Titik di 16 Desa

Radio UNAIR – Pengabdian Masyarakat (Pengmas) yang

dilaksanakan oleh Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga, merupakan kegiatan yang digagas dari BEM FKH UNAIR melalui departemen sosial masyarakat tiap tahunnya. Kegiatan ini dilaksanakana di 4 kecamatan di Kabupaten Kediri, yakni Kecamatan Kepu, Kecamatan Puncu, dan Kecamatan Kandangan. Dipilihnya tempat-tempat tersebut karena ketiganya merupakan kecamatan yang memiliki potensi peternakan.

“Ada tiga kecamatan yang kami pilih untuk agenda pengmas kali ini, kami memilih tempat-tempat tersebut karena peternakannya menyebar dan hampir sebagian besar penduduknya beternak,” ucap tuti yang merupakan salah satu panitia pengmas.

(4)

tersebut, sebelum diberangkatkan peserta akan diberi pembekalan di fakultas pada tanggal 26-28 juli 2016. Tim pengmas sendiri akan diterjunkan mulai tanggal 29 Juli hingga 7 Agustus 2016. Selama penerjunan mahasiswa akan melakukan beberapa agenda kegiatan. Ragam kegiatan akan ditujukan kepada para peternak hewan besar yang memiliki beberapa kasus seperti diare, cacingan, dan penanganan pada saat melahirkan. Tiap kelompok akan membagi materi mereka dalam bentuk penyuluhan dan praktik penanganan kasus-kasus yang mereka temui, dalam penerjunan ini mereka didampingi oleh dosen yang berkompetensi dibidangnya.

Ada yang menarik dari pengmas kali ini, selain dari mahasiswa FKH UNAIR, acara tersebut juga diikuti oleh perwakilan mahasiswa FKH yang ada di seluruh Indonesia. Selain itu ada 5 mahasiswa dari Korea Selatan yang juga mengikuti kegiatan tersebut. Sebagai pemungkas acara yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2016, tim pengmas mengadakan acara “PET CARE” yaitu acara pemeriksaan hewan peliharaan gratis di terminal Simpang Lima Gumul – Kediri yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Kediri. (*)

Penulis : Yudira Pasada Lubis Editor : Nuri Hermawan

[Podcast] Tim KKN BBM ke-54

Tetapkan Golden Goals Capaian

Kerja

RADIO UNAIR – Sebanyak 3052 peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Belajar Bersama Masyarakat (BBM) yang ke 54 Universitas Airlangga, telah di lepas pada tanggal 22 Mei 2016 oleh wakil

(5)

rektor 1 dan disaksikan oleh beberapa perwakilan dari daerah yang menjadi titik penerjunan.

Dalam program Saga (Seputar Airlangga) radiounair.com menghadirkan perwakilan dari peserta KKN BBM ke 54 Universitas Airlangga yang diterjunkan di Desa Pomahan, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Kelompok ini terdiri dari 10 orang anggota yang merupakan mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan UNAIR. Dalam kesempatan ini, Manaf yang merupakan ketua KKN di Pomahan dan Anggi yang merupakan anggota kelompok tersebut memberikan paparan mengenai program unggulan yang akan dilakukan.

Ada beberapa kasus yang mereka temui ketika melakukan peninjauan di lapangan. Kasus yang mereka temui yaitu permasalahan kesehatan, pendidikan, dan perekonomian. Berangkat dari hal tersebut, mereka meramu dan mengonsep “Golden Goals” sebagai pencapaian tim yang akan berfokus pada ketiga permasalahan tersebut.

Untuk mengatasi masalah kesehatan, mereka akan melakukan penyuluhan dan pengarahan seputar sanitasi kepada masyarakat desa agar perduli dan faham tentang pentingnya membuat sanitasi yang benar demi menjaga kesehatan masyarakat. Selanjutnya di bidang pendidikan akan ada kelas pemimpi, k e l a s i n i s e l a i n m e m b a n t u b e l a j a r a n a k - a n a k y a n g bersekolahjuga menjadi kelas motifasi guna menumbuhkan semangat belajar dan mengurangi jumlah siswa putus sekolah, dalam kelas ini diterangkan tentang bebagai jenis beasiswa yang akan mereka dapatkan saat mereka melanjutkan kejenjang berikutnya, selain itu akan ada 2 mahasiswa asing yang secara sukarela ikut membantu mereka menjadi pengajaran bahasa asing serta sebagai narasumber dalam “cross culture”.

Mau tahu talk show lebih lanjut? Ikuti podcast radiounair.com (*)

(6)

Editor: Nuri Hermawan

Rangkuman Berita UNAIR di

Media (26 sd 27/7)

Cek Tulang dan Saraf Firda

Kondisi Alfafirdausyah (4thn), menjadi perhatian dokter. Bukan hanya spesialis kulit dan kelamin yang menangani bocah dengan kelainan xeroderma pigmentosum itu. Spesialis anak juga ikut melakukan pemeriksaan. Menurut Alumni UNAIR, dr. Irmadita Citrashanty, SpKK, Firda, nama panggilan Alfafirdausiyah sudah dikonsultasikan ke spesialis anak. Jumat lalu, bocah asli Pamekasan itu diperiksa dokter tumbuh kembang anak. Senin, (25/7), follow up dari divisi anak dilakukan. Yakni, pemeriksaan bone age dan pemeriksaan darah lengkap. Firda juga dikonsultasikan ke dokter mata. Sayangnya, pasien tidak kooperatif dan tidak mau membuka mata. Untuk memudahkan, Irmadita tengah mengonsultasikan dengan dokter mata bagaimana mendiagnosis mata Firda. Bisa jadi akan koordinasi dengan

anestesi agar diberikan penenang mengingat kondisi pasien yang

cukup rewel.

Jawa Pos, 26 Juli 2016 halaman 40

Tambah 177 Kuota Jalur Mandiri

Jumlah peserta yang lolos seleksi jalur mandiri di UNAIR dipastikan bertambah dari rencana awal. Sebab, ada tambahan 177 kursi dari peserta yang lolos SBMPTN, tetapi tidak melakukan daftar ulang. Total, ada 2.047 calon mahasiswa baru yang diterima melalui jalur mandiri UNAIR. Kuota awal mencapai 1.840 kursi. Direktur Pendidikan UNAIR, Prof. Ni Nyoman Tri

(7)

Puspaningsih menuturkan, sebelum mengumumkan hasil tes tulis jalur mandiri, jajaran rektorat mengadakan rapat internal. Dia juga menyatakan, setelah hasil tes jalur mandiri diumumkan, peserta yang dinyatakan lolos harus segera menyiapkan kelengkapan berkas dan harus melakukan registrasi mahasiswa baru secara online pada 2-3 Agustus 2016.

Jawa Pos, 26 Juli 2016 halaman 32

Kontrol Porsinya

Di era modern, manusia dituntut serba cepat. Tidak jarang, kebutuhan diri sendiri justru terbengkalai. Pola hidup menjadi tidak karuan dan jauh dari sehat. Karena itu, di usia muda pun, banyak yang mulai terkena penyakit serius, salah satunya

diabetes mellitus (DM). Merujuk laporan hasil Riset Kesehatan

Dasar pada 2007, sebanyak 10 juta penduduk Indonesia mengalami DM. Sebagian besar berusia produktif. Penyakit jangka panjang tersebut mempengaruhi kadar hormone insulin dalam tubuh. Kondisi ini mengakibatkan glukosa dalam darah menjadi tidak terkendali. Menurut Prof. Dr. fr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD., K-EMD, dari UNAIR, imun tubuh yang buruk memengaruhi kondisi organ tubuh lain. Di antaranya, ginjal, paru-paru, dan liver. Meski demikian, Ketua Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya (PDNS) tersebut menyatakan, penderita diabetes tidak perlu khawatir karena akan tetap dapat menjalani aktivitas seperti biasanya.

Jawa Pos, 26 Juli 2016 halaman 4

Patah Tulang Tak Perlu Operasi Kedua untuk Pengambilan Sekrup

Dunia kedokteran belakangan ini semakin maju, namun masih banyak kelemahan dan butuh pengembangan untuk penyempurnaan. Salah satunya adalah permasalahan tulang, seperti kanker tulang dan patah tulang. Untuk kanker tulang, biasanya harus mengurangi massa tulang atau bahkan amputasi sehingga butuh tulang tambahan. Sedangkan untuk patah tulang, biasanya membutuhkan platina untuk menyambung, namun masih menyisakan

(8)

masalah karena harus operasi lagi yang menimbulkan lubang pada t u l a n g a k i b a t p e n g a m b i l a n p l a t i n a . H a l i n i y a n g melatarbelakangi mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi, Andini Isfandiary, Imroatus Sholikhah, Risma Dwi Laksana, Yukiko Irliyani, dan Ahmad Nurianto untuk menemukan biofiller atau pengganti massa tulang dari ekstrak daun sirsak serta s e k r u p t u l a n g a n t i b a k t e r i b e r b a s i s k o m p o s i t n a n o

hidroksiapatit poly. Penelitian ini dilakukan untuk mencari

solusi atas permasalahan tulang. Jawa Pos, 27 Juli 2016 halaman 13

Polisi Pertama Peraih Gelar Doktor Ilmu Sosial UNAIR

Menjadi anggota Polri pertama yang mendapat gelar Doktor dari program studi Ilmu Sosial Fisip UNAIR, tentu menjadi kebanggaan sendiri bagi Kompol Alex Reynold Situmorang. Disertasi yang diusung perwira polisi yang kini menjabat Kasubag Pangkat Robinkar SDM Polda Jatim itu membahas Perpolisian Masyarakat (Polmas) dari perspektif teori Habermas tentang demokrasi deliberative. Ujian terbuka Alex selesai tepat dua jam. Setelah dinyatakan lulus, lalu disematkan toga, satu per satu undangan menyalami Alex. Selama ujian, Gedung A FISIP mendadak dipenuhi puluhan polisi sebagai undangan akademik ujian terbuka Alex.

Surya, 27 Juli 2016 halaman 11 dan 12, Jawa Pos, 27 Juli 2106 halaman 25 dan 35

Sempat Ditegur karena Marahi Istri sendiri

Diantara 98 dokter spesialis FK UNAIR yang dilantik pekan lalu, terselip kisah sukses pasangan suami istri Taufiq Fatchur- Dini Heryani. Profesionalitas mereka diuji dalam perjalanan menjadi dokter spesialis bedah saraf (SpBS). Taufiq dan Dini merupakan teman satu angkatan. Keduanya berkenalan saat pendaftaran. Enam bulan berselang, mereka memutuskan menikah. Tahun pertama pernikahan, sempat ada konflik karena masalah di rumah sakit dibawa ke rumah. Pengalaman menjalani

(9)

program pendidikan program spesialis akan menjadi bekal berharga. Lima tahun menimba ilmu dokter saraf sekaligus belajar professional akan mereka terapkan.

Jawa Pos, 27 Juli 2016 halaman 28 Penulis : Afifah Nurrosyidah

Editor : Dilan Salsabila

FKG UNAIR Berikan Banyak

Kontribusi terhadap Kesehatan

Gigi di Indonesia

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas

Airlangga kembali meluluskan para dokter gigi dan dokter gigi spesialis baru ke tengah-tengah masyarakat. Dekan FKG Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, didampingi Wakil Dekan I, II, dan III menyerahkan ijazah kepada setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang baru dilantik.

Pelantikan dan pengambilan sumpah dilaksanakan di Graha BIK IPTEK-DOK, Fakultas Kedokteran UNAIR, pada Selasa (26/7). Pelantikan juga dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Coen, dekanat, serta kerabat.

Dokter gigi yang dilantik berjumlah 47 orang, sedangkan dokter gigi spesialis berjumlah 10 orang. Dokter gigi spesialis yang baru dilantik terdiri dari 5 orang berasal dari Departemen Penyakit Mulut, dan 5 orang lainnya dari Departemen Orthodonsia.

Dalam sambutannya, Darmawan menyampaikan bahwa FKG UNAIR banyak berkontribusi meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan

(10)

mulut di Indonesia. Terhitung sejak tahun 1948, FKG telah meluluskan 5.143 dokter gigi.

“Pendidikan dokter gigi dimulai pada tahun 1928, namun data lulusan dapat ditelusuri sejak 1948. FKG melahirkan 5.143 dokter gigi. Artinya, kita berkontribusi sebesar 18,76% dari sekitar 23 ribu dokter gigi tingkat nasional,” tutur Darmawan yang disambut tepuk tangan dari hadirin.

Ia menambahkan, diantara 47 orang, terdapat 8 lulusan yang berhasil menyelesaikan profesi dokter gigi selama 3 semester. Terkait dengan dokter gigi spesialis, FKG UNAIR telah meluluskan 799 dokter gigi spesialis sejak tahun 1990. Tahun 1990 merupakan awal pendidikan dokter gigi spesialis di UNAIR. Apabila dihitung dalam persentase, FKG UNAIR mampu menyediakan 27,5% tenaga dokter gigi spesialis dari 2.905 dokter gigi spesialis di Indonesia.

Salah satu prosesi pengambilan sumpah pada dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang baru dilantik. (Foto: UNAIR NEWS)

(11)

Menurut Darmawan, rasio dokter gigi dan dokter gigi spesialis terhadap penduduk di Indonesia masih berada pada angka 1:9000. Jumlah ini masih kecil bila dibandingkan Singapura dan Brunei Darussalam yang berada pada angka 1:2000.

“Apakah jumlah itu cukup atau tidak bergantung pada kiprah masing-masing dokter gigi. Saya berpesan, jagalah nama baik almamater, berpeganglah selalu pada science adjustment, etika kedokteran, dan estetika,” tutur tambahnya.

Direktur RSGM UNAIR Prof. Coen dalam sambutannya menambahkan, para lulusan baru agar senantiasa memerhatikan higienitas dan sanitasi peralatan medis. Hal itu perlu dilakukan agar pasien tak tertular penyakit menular. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Airlangga Summer Program,

Ajak Mahasiswa LN Pelajari

Jamu dan Gamelan

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga punya beragam cara untuk

menarik minat mahasiswa luar negeri. Salah satunya adalah melalui kegiatan yang ditawarkan International Office and Partnership (IOP) yaitu Airlangga Summer Program (ASP) tahun 2016. Kali ini, IOP mengangkat tema ‘Indonesian Traditional Medicine and Cultures’. Dalam kegiatan ASP 2016, IOP mengajak 21 mahasiswa asing dari berbagai universitas terkemuka di dunia untuk mempelajari budaya tradisional Jawa mulai tanggal 25 Juli sampai 5 Agustus 2016.

(12)

“Sebuah kebanggaan bagi UNAIR bisa menjadi tuan rumah bagi mahasiswa dari Asia, Eropa, bahkan Amerika. Kalian bisa mengenal beragam budaya di Indonesia selama 10 hari. Saya berharap kalian dapat menikmati seluruh proses kegiatan ASP ini,” sambut Direktur Pendidikan Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih pada pembukaan ASP 2016 di Aula Kahuripan, Senin (25/7).

Pada kegiatan ASP 2016 kali ini, peserta dikenalkan dengan obat-obatan tradisional (jamu) dan musik tradisional Indonesia. Pada materi obat-obatan, peserta diberi pemaparan mengenai praktik pengobatan tradisional. Sedangkan, pada materi musik tradisional, peserta diajak untuk memainkan alat-alat musik gamelan.

Pada Selasa, (26/7), peserta ASP 2016 disuguhi oleh penampilan Badan Semi Otonomi FIB UNAIR, Pakar Sajen, yang menampilkan musik gamelan di Aula Siti Parwati. Setelah menyaksikan penampilan dari Pakar Sajen, para peserta terlihat tertarik dengan mencoba memainkan instrumen khas Jawa tersebut.

Tawarkan kredit

Dewi Sartika, M.Ed, selaku Manajer Kelas Internasional IOP UNAIR menjelaskan, pelaksanaan ASP 2016 ini berbeda dengan tahun 2015. Kali ini, mahasiswa peserta ASP akan mendapatkan transfer kredit sebelas mata kuliah yang diikuti selama program berlangsung.

“Yang berbeda adalah tahun ini kita menawarkan kredit mata kuliah, ada tiga belas kali perkuliahan. Jadi mahasiswa nanti akan mendapatkan nilai, dan nilanya itu nanti bisa ditransfer,” ujar Dewi.

Ke depan, Dewi berharap, seluruh fakultas di UNAIR dapat memberikan penawaran program pada kegiatan ASP, sehingga para peserta ASP bisa mengetahui keunggulan UNAIR dari berbagai bidang.

(13)

“Kita coba tahun depan menawarkan lebih banyak lagi tema untuk ASP, salah satunya adalah safari program. Ini adalah kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan. FKH itu akan memberikan perkuliahan tentang exotic

animal and wild life medicine, dan FPK akan memberikan

perkuliahan tentang marine biology,” ujar Dewi. (*) Penulis : Dilan Salsabila

Editor : Defrina Sukma S.

PIH

Ingin

Tingkatkan

Kerjasama dengan Semua Pihak

UNAIR NEWS – Memasuki semester kedua tahun 2016, Ketua Pusat

Informasi dan Humas (PIH) Drs. Suko Widodo, M.Si, mengadakan rapat evaluasi kinerja bersama seluruh kru dari berbagai divisi. Rapat evaluasi ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas kinerja untuk mendukung pencapaian target universitas dan penyebarluasan informasi kampus secara resmi kepada publik. Rapat dilaksanakan di ruang kerja PIH Amerta 204, Senin (25/7).

Dalam rapat itu, Suko menjelaskan bahwa PIH ingin meningkatkan dan mempererat hubungan internal dengan seluruh sivitas akademika. Karena sivitas akademika adalah mitra utama informasi sekaligus pelaksana berbagai kegiatan, prestasi, maupun penelitian.

“PIH itu membutuhkan berbagai kerjasama di lingkungan UNAIR sebagai partner untuk memproduksi informasi. PIH ini akan bertugas menyebarluaskan informasi. Kami berharap kerjasama dari berbagai fakultas itu untuk memasok informasi, karena tugas kami adalah menyebarluaskan informasi,” tutur Suko.

(14)

Sejak awal tahun 2016, PIH telah melakukan berbagai perubahan mendasar di bidang produksi dan penyebarluasan informasi. Di bidang produksi berita, PIH didukung oleh Direktorat Sistem Informasi telah memiliki laman portal resmi yang memberitakan kegiatan, prestasi, maupun penelitian sivitas akademika secara

up to date yakni news.unair.ac.id.

“UNAIR News (news.unair.ac.id) merupakan satu-satunya portal universitas yang paling aktif di Indonesia,” tutur Suko.

Di bidang media monitoring, kini berita positif tentang UNAIR lebih banyak dimuat oleh media massa. “Menurut hasil evaluasi, hasilnya luar biasa. Kalau dulu berita UNAIR dimuat media massa mungkin dalam satu bulan maksimal lima berita. Sekarang, tiada hari tanpa berita UNAIR,” imbuhnya.

Suko menambahkan, kedepan PIH dan pemangku kepentingan harus lebih memanfaatkan perkembangan teknologi digital. “Pemanfaatkan teknologi digital adalah pilihan utama dalam mendistribusikan informasi,” terang pengajar pada Departemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNAIR itu. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

KEIN Ajak UNAIR Diskusi

Roadmap Industri Nasional

2045

UNAIR NEWS – Komite Ekonomi dan Industri Nasional Indonesia

(15)

sebagaimana instruksi Presiden RI Joko Widodo. Dalam perancangan roadmap tersebut, akademisi Universitas Airlangga menjadi bagian dari delapan perguruan tinggi di Indonesia yang turut menyumbangkan pikiran. Pada Selasa (26/7) bertempat di Aula Kahuripan 301, pimpinan dan anggota KEIN bertandang ke UNAIR untuk mendiskusikan hal tersebut.

Arif Budimanta selaku Wakil Ketua KEIN mengatakan, UNAIR merupakan perguruan tinggi ke lima yang telah diajak oleh KEIN dalam rangka menyusun roadmap industri nasional 2016 – 2045. Selain UNAIR, ada pula Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Cenderawasih. “UNAIR adalah salah satu center of excellence yang terkemuka di Indonesia, dan memiliki kekhasan di bidang tropical

medicine, dan tropikal farmaka. Ini merupakan salah satu

diferensiasi yang dimiliki oleh UNAIR. Bidang medicine dan obat-obatan sangat diperlukan di Indonesia, khususnya yang berbasis pada tropika,” ujar Arif.

Pada kesempatan ini, para akademisi dari berbagai fakultas dan lembaga di UNAIR memaparkan potensi masing-masing unit. Mereka memberikan saran dan usulan mengenai roadmap industri nasional 2016 – 2045.

Nantinya, roadmap ini dijadikan sebagai karya yang yang dihasilkan oleh KEIN, pemikiran para akademia di perguruan tinggi, maupun para praktisi yang berkecimpung di sektor industri dan dunia usaha.

Dengan diadakan pertemuan ini, Arif berharap kerjasama tidak hanya berhenti pada pertemuan kali ini. “Bukan hanya dalam penyusunan roadmap, tapi kita akan berlanjut terus nanti dalam kajian maupun men-develop fellowship- fellowship dibidang industri,” ungkapnya.

Arif juga mengatakan, usai pertemuan ini akan diadakan pertemuan lebih lanjut dengan akademia KEIN. “Lebih lanjut

(16)

tentu saja Rektor UNAIR akan menentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses penyusunan roadmap ini,” pungkasnya.

Ekonomi desa

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pangan KEIN Benny Pasaribu mengatakan, meskipun membahas perekonomian nasional, roadmap industri tetap berpihak pada ekonomi desa. “Mengacu pada Nawacita, kita mesti tetap berpihak pada ekonomi desa. Kita juga mesti berfokus pada pilihan industri apa yang akan kita geluti,” tegasnya.

Menurutnya, Indonesia harus menentukan terlebih dahulu jenis industri yang akan dijadikan fokus agar strategi kebijakan bisa segera diimplementasikan.

Sejalan dengan Benny, Prof. Djoko Mursinto Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR mengatakan, jika Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka ekonomi desa akan lebih berdaya. “Undang-undang kita itu sudah benar, tapi implementasinya nol,” tegasnya. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

Pertama di UNAIR, Ujian Tesis

Magister dengan Film

UNAIR NEWS – Ada yang berbeda dari ujian tesis pada jenjang

magister Program Studi Media dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, pada Rabu (20/7) lalu. Untuk pertama kalinya, karya tesis berupa film

(17)

diujikan dalam sidang magister.

Adalah Intan Tetty Parsaulian Siringoringo, pembuat tesis film pendek berjudul ‘Dekonstruksi Sanksi Disiplin karena Perceraian dalam Sebuah Tata Tertib Institusi Sinode Gereja pada Produksi Film Semi Dokumenter’ yang diujikan di hadapan empat dosen penguji. Tesis ini dikerjakan di bawah bimbingan pengajar Departemen Komunikasi Prof. Dra. Rachmah Ida, M.Comm, Ph.D. Di penghujung sidang, tesis film pendeknya mendapat nilai A dari para penguji.

Mengapa Intan memilih membuat film? Menurut lulusan Desain Komunikasi Visual, Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Australia, dirinya ingin membuat film semi dokumenter tentang perjalanan pelayanan hidup kakak kandungnya semasa hidup. Menanggapi ide dari Intan, dosen pemimbing tesisnya Prof. Rachmah Ida memintanya untuk membuat eksegesis sebagaimana tesis pada umumnya.

“Film ini memiliki tujuan penting dan sebagai persembahan untuk kakak saya, Hisar, yang meninggal dunia dua tahun lalu,” tutur Intan.

Film berjudul ‘Pisau Putih’ itu terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh kakaknya sendiri. Kakak Intan merupakan pendeta yang diancam pemecatan oleh sebuah sinode gereja akibat masalah rumah tangga.

“Ada satu poin dalam tata tertib pendeta yang dikeluarkan oleh sebuah sinode gereja, bahwa pendeta yang rumah tangganya bermasalah seperti melakukan perceraian dengan istri atau suami, akan langsung mendapatkan sanksi disiplin berupa permberhentian secara tetap (pemecatan) tanpa melihat kasus per kasus,” tutur Intan.

Poin itulah yang ingin didekonstruksi oleh Intan. Ia menggunakan teori dekonstruksi Jacques Derrida dan metode penelitian visual yang dicetuskan oleh Gillian Rose untuk menganalisis ‘Pisau Putih’ yang berdurasi 30 menit itu. Intan

(18)

menekankan, seharusnya para sinode gereja mempertimbangkan kasus per kasus yang dialami oleh pendeta.

“Jika si pendeta adalah korban, itu artinya ia sedang mengalami suatu kekecewaan dan sakit hati. Dalam keadaan d e m i k i a n , s e h a r u s n y a p e n d e t a p e r l u d i b i m b i n g d a n direhabilitasi. Tidak perlu sampai harus dipecat,” tutur Intan.

Proses Produksi Film

Dalam pembuatan tesis film, Intan berperan baik di depan kamera maupun belakang layar. Ia melakoni peran dari tahap pra produksi, pelaksanaan syuting, hingga pasca produksi. Intan berperan sebagai produser, penulis naskah, pembuat story

board, dan aktor. Namun, ia tetap terlibat dalam kerjasama tim

yang terdiri dari kameramen, penata cahaya, penata suara, fotografer, visual FX, serta para aktor dan aktris yang berperan dalam film.

Untuk menekan biaya produksi, Intan menggunakan peralatan dari rumah produksi milik suami, busana milik pribadi, dan lokasi pengambilan gambar yang terbatas.

“Semakin sedikit area lokasi tempat syuting, akan semakin menekan biaya produksi. Sebab kita tidak perlu membawa banyak peralatan berat berpindah-pindah dari satu area ke area lain, sehingga hemat waktu transportasi dan hemat biaya produksi. Mayoritas area syuting selain di rumah pribadi, juga di gereja, dan Rumah Sakit Universitas Airlangga,” tutur Intan yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif sebesar 3,49. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

(19)

Banggakan Almamater, UKM

Panahan Kalungi Medali Perak

Asean University Games

UNAIR NEWS – UKM Panahan Universitas Airlangga (UNAIR) kembali

mengukir prestasi untuk almamater tercinta. Setelah berhasil memborong emas di ajang Surabaya Archery Open Tournament 2016 pada Mei lalu, kini UKM Panahan UNAIR berhasil membawa pulang tiga perak di ajang Asean University Games (AUG) 2016 yang digelar pada tanggal 10 hingga 19 Juli 2016 lalu.

Tiara Sakti Ramadhani (FISIP) dan Della Adisty Handayani (FEB) adalah dua anggota UKM Panahan UNAIR yang diberangkatkan ke Singapura untuk mengikuti ajang AUG 2016 bersama dengan peserta dari berbagai kampus lain di Indonesia . Keduanya dipilih secara langsung oleh Badan Pembina Olahraga Indonesia (BAPOMI) untuk mewakili UNAIR dalam ajang tersebut.

Di kompetisi tersebut, Della berhasil mendapatkan medali perak di kategori beregu Compound Putri. Sedangkan Tiara berhasil mengantongi dua medali perak di kategori beregu Compund Putri dan Mix Team Compund .

Tiara mengungkapkan, bahwa dirinya baru pertama kali mengikuti ajang AUG 2016 ini. “Kalau buat aku, pertandingan gede international seperti ini baru pertama kali, biasanya kalo international itu hanya open tournament bukan multievent,” ujar Tiara.

Lain halnya dengan Della, putri bungsu dari Atlet Panah Nasional Lilies Handayani ini sudah sering kali bertanding dan mewakili Indonesia di ajang Sea Games, Asian Games dan Asian Grand Prix. Della mengaku bahwa untuk AUG 2016 ini tidak ada

(20)

persiapan khusus dan lebih santai dalam bertanding.

“Tidak ada persiapan yang benar – benar khusus, karena saya fokus nya untuk PON, jadi AUG ini sebagai ajang uji coba saja,” tutur Della.

Di kategori beregu Compund Putri pada AUG 2016 , Della dan timnya melawan peserta dari Malaysia di putaran final dengan skor 227- 218 dan membawa pulang medali Perak. Baik Della maupun Tiara berharap, dengan prestasi yang ia dan tim dapatkan sekarang, bisa memberikan inspirasi bagi mahasiswa yang lain untuk mengukir prestasi dan membawa harum nama almamater.

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

Referensi

Dokumen terkait