• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dubes Triyono Wibowo: Kewajiban Perlindungan HAM Bukan Hanya Milik Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dubes Triyono Wibowo: Kewajiban Perlindungan HAM Bukan Hanya Milik Negara"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Dubes

Triyono

Wibowo:

Kewajiban Perlindungan HAM

Bukan Hanya Milik Negara

UNAIR NEWS – Dalam konteks Hubungan Internasional, aktor utama yang memiliki kewajiban terhadap perlindungan HAM pada dasarnya adalah negara, namun seiring berjalanya waktu kewajiban tersebut bukan menjadi milik negara lagi. Pada tahun 1974, United Nations Commission Transnational Corporations sudah menjadikan non-state actor termasuk perusahaan internasional yang memiliki tanggung jawab dan andil dalam perlindungan HAM.

Dr. (HC) Triyono Wibowo, alumni Fakultas Hukum UNAIR di sela-sela jeda Simposium Nasional yang digelar pada Selasa (26/4), menjelaskan bahwa untuk mengatasi hal tersebut Dewan HAM PBB telah menyepakati untuk dibuatkan United Nations Guiding

Principles (UNGP) yang keanggotaannya bersifat sukarela.

“Tujuan utama UNGP yakni membuat legally binding, namun yang berhasil disepakati guiding principles yang sifatnya suka rela, yang mau ikut silahkan, yang tidak mau ikut tidak apa-apa. Selang beberapa waktu kita membuat working group yang mulai menjajaki legally binding,” jelasnya.

Setelah tiga tahun berjalan, UNGP mulai membuat rencana pembuatan legally binding yang masih berada pada tatanan pendekatan yang akan diterapkan. Akan tetapi lagi-lagi terdapat resistensi dari negara maju. Bahkan dalam salah satu forum yang diselenggarakan, seluruh perwakilan negara Uni Eropa dan Amerika Serikat tidak mau ikut dan tidak mau melanjutkan pertemuan (walk out). Menurut Dubes Triyono Wibowo, resistensi dari pemilik perusahaan multinasional hingga saat ini masih besar.

(2)

memberikan landasan moral politik hukum yang mengkaitkan secara jelas isu bisnis dan HAM,” tandasnya diakhir penjelasan pilar penting UNGP.

“Yang penting dilakukan sekarang ialah bagaimana meng-internalisasikan dan menjadikan proses yang berlangsung di tingkat internasional mempunyai gaung yang luas di dalam negeri, dan kita dapat memanfaatkanya untuk pembangunan nasional yang berwawasan HAM,” imbuh peraih Doktor Honoris Causa dari UNAIR pada tahun 2013 tersebut.

Menurutnya, implementasi UNGP di Indonesia ini memiliki tantangan tersendiri. Disatu sisi, Indonesia membutuhkan investasi asing untuk urusan pembangunan, disisi lain juga punya kewajiban untuk melindungi dan mempromosikan HAM. Maka dari itu, Indonesia terus mengikuti pembahasan UNGP tersebut di level internasional agar dapa menjadi patokan dasar dalam menerapkanya di level nasonal ketika permasalahan HAM terjadi. “Salah satu sasaran yang kita harapkan adalah penajaman upaya agar UNGP ini takes its firm root di Indonesia, sehingga terdapat kepemilikan bersama diantara seluruh pemangku kepentingan, dan selanjutnya terdapat tanggung jawab bersama dalam implementasinya di Indonesia,” pungkasnya. (*)

Penulis : Muhammad Ahalla Tsauro Editor : Nuri Hermawan

Peringati

17

Agustus,

(3)

Pidato Bahasa Jawa

UNAIR NEWS – Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-71 di Universitas Airlangga diisi dengan berbagai perlombaan. Dari tiga lomba yang diadakan, ada satu lomba yang banyak mencuri perhatian penonton dan peserta. Ialah lomba presenter bahasa Jawa. Lomba presenter Bahasa Jawa diikuti oleh jajaran petinggi universitas baik unit, lembaga, maupun fakultas, serta mahasiswa asing yang menempuh studi di UNAIR.

Ada empat warga asing yang mengikuti perlombaan presenter Bahasa Jawa. Mereka terdiri dari mahasiswa asing maupun mahasiswa asing yang magang di UNAIR. Yusra, mahasiswa asing yang magang di UNAIR asal Turki bercerita perihal pengalaman pertamanya berbicara menggunakan bahasa Jawa.

“Hari ini saya bergabung mengikuti kompetisi yang sulit bagi saya. Bahasa Jawa adalah sangat sangat sulit,” ujarnya sambil tertawa.

“Saya telah di Surabaya selama enam minggu. Tinggal di sini sampai Oktober. Ini adalah pengalaman pertama kali dalam hidup saya mengikuti perayaan kemerdekaan di Indonesia. Im so excited,” ujarnya.

Yusra tidak mempersiapkan teks presenter sebelumnya. Sehingga, dia cukup terbata-bata ketika harus melafalkan Bahasa Jawa. Namun hal ini justru membuat peserta dan penonton tertawa mendengar logatnya.

“Saya tidak mendapatkan teks sebelumnya, saya mendapatkan teks lima menit sebelum kompetisi presenter, sehingga saya baru saja membaca teksnya. Itu pengalaman pertama saya berbicara dalam bahasa Java,” katanya.

Ada empat kriteria yang digunakan untuk menilai lomba presenter bahasa Jawa. Keempat kriteria tersebut yaitu kelancaran, lafal pengucapan, performace, dan gestur tubuh.

(4)

Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak mengatakan, bukan kelihaian Bahasa Jawa yang penting dalam perlombaan kali ini.

“Kriterianya, yang penting kelancarannya. Yang kita lihat kemauan mereka untuk tetap menggunakan bahasa Jawa. Bahwa mereka tidak melihat ini bahasa mereka atau bukan. Keterlibatan mereka mau dengan Bahasa jawa meskipun tidak terlalu lancar. Bukan di bahasa Jawa-nya, melainkan lebih ke kemauan dan semangat mereka untuk bersama-sama mengisi kemerdekaan,”

ujar Prof Nasih. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh

Riset Expo 2016, UNAIR Akan

Undang Perguruan Tinggi dan

Industri se-Indonesia

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga mengundang partisipasi perguruan tinggi (Perti) se-Indonesia Timur dan kalangan industri dari berbagai daerah di Indonesia untuk ambil bagian dalam “National Research Expo 2016 Universitas Airlangga” yang akan dilaksanakan tanggal 10-12 November 2016. Pameran produk riset inovatif ini akan digelar di Gedung Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C Jl. Dr. Ir. Soekarno, Mulyorejo, Surabaya. Tahun ini merupakan NRE ketiga, yang selalu dilaksanaan dalam rangkaian peringatan Dies Natalis UNAIR.

Menurut Ketua Pelaksana NRE UNAIR 2016 Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., National Research Expo (NRE) 2016 ini akan menampilkan produk unggulan Perti, termasuk dari UNAIR, produk

(5)

LPPM PTN/PTS, hasil research and development pihak industri terkait, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan unit binaan terkait UNAIR.

”Hal diatas merupakan gebyar pamerannya, sedang menyertai itu juga dilaksanakan berbagai kegiatan. Ada seminar hasil riset, seminar halal, kompetisi paper, lokakarya penulisan, dan parade seni mahasiswa,” kata Prof. Suwarno, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UNAIR ketika memimpin rapat panitia.

Dirincinya, Animal Science Paper Competition (Kompetisi Paper Ilmiah Veteriner) Mahasiswa se-Indonesia merupakan lomba paper mahasiswa D3 dan S1 PTN-PTS se-Indonesia. Tahun ini temanya: “Kontribusi Penelitian Terhadap Inovasi Kesehatan Hewan dan Animal Welfare dalam Menghadapi Free Trade Area of the Asia

Pasific (FTA-AP) 2020”.

Dalam NRE tersebut juga akan dilaksanakan Pameran Ternak, Ikan, dan Herbal Hasil Inovasi Universitas Airlangga, khususnya ternak silang kambing perah SAFERA, dengan produksi susu pasteurisasi, youghurt. Juga dipamerkan, kambing pedaging “Burcang” (dengan diversifikasi produk daging). Sedang pameran ikan dan produk herbal diharapkan dari para stakeholder/binaan UNAIR.

Seminar dan Talk Show

Seminar yang akan dilaksanakan, antara lain tentang hasil riset UNAIR berdasarkan hasil seleksi terbaik. Acara ini dilaksanakan dua hari. Pada 11 November dirancang seminar dengan tema “Peran Stem Cell pada Terapi Penyakit Metabolik dan Menular” dengan nara sumber Prof. Dr. Fedik Abdul Rantam, drh dari Pusat Stem Cell Universitas Airlangga dan Yuyus Kusnadi, dr., Ph.D, Kepala Laboratorium Riset Kalbe Farma Grup. Sedangkan senimar tanggal 12 November tentang “Potensi Herbal sebagai Bahan Terapi pada berbagai Gangguan Kesehatan”. Disini panitia akan mengundang pemakalah Prof. Dr. Suprapto

(6)

Maat, Apt (FK UNAIR) dan Dr. Nurul Taufiq Rohman dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Samentara Seminar Halal akan dilaksanakan pada 11 November 2016. Disini akan dibahas mengenai kehalalan dan pengawasan peredaran produk halal di Indonesia. Seminar ini tahun lalu mengundang cukup banyak peminat karena terdapat kajian dari sisi agama. Kali ini pun masih seperti dulu, dan akan menghadirkan pembicara Dr. Ir. Anton Apriyantono (Mantan Menteri Pertanian), Prof. Dr. Soegijanto, Apt (LPPOM MUI Jatim), dan Tati Maryati (Ketua Pokja Halal ICMI dan Gumkemindo).

Sedangkan talk show yang digelar mengangkat tema “Kemandirian Produk Vaksin dalam Penanggulangan Penyakit Zoonosis di Indonesia”. Diselenggarakan 12 November 2016. Disini akan menghadirkan pakar vaksin dari pihak industri vaksin manusia (PT Bio Farma Bandung) dan Vaksin Hewan (PT Vaksindo Jakarta) dan dari Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga.

Kemudian Lokakarya Penulisan Karya Tulis Ilmiah Siswa SMA/SMK se-Surabaya dilaksanakan 12 November 2016. Panitia akan mengundang siswa SMA/SMK se-Kota Surabaya. Ini sebagai upaya untuk meningkatkan kepekaan dan pemahaman siswa tentang pentingnya karya tulis ilmiah sebagai sarana menuju prestasi pada pemuda Indonesia.

“Sedangkan parade seni akan kami tampilkan karya mahasiswa UNAIR dari berbagai aktivitas seperti band, tari, teater, Al-banjari, acapella dan demo memasak,” kata Prof. Suwarno. (*) Penulis: Bambang Bes

(7)

Rusdianto Sesung, Wisudawan

Terbaik

S3

FH

karena

Mencintai Ilmu

UNAIR NEWS – Tradisi menjadi lulusan terbaik selalu dipertahankan oleh Dr. Rusdianto Sesung, S.H., MH. Buktinya, sejak Rusdianto masih di bangku SD hingga menengah atas, ia selalu lulus dengan nilai ujian nasional tertinggi. Di saat kuliah sarjana hingga doctor pun, Rusdi selalu menjadi wisudawan terbaik.

Tahun 2009 ia menjadi lulusan terbaik S-1 Fakultas Hukum Universitas Mataram dengan IPK 4,0. Lalu tahun 2011 ia juga lulus yang terbaik S-2 FH Universitas Airlangga dengan IPK 3,95. Kini, Rusdi kembali dinyatakan sebagai lulusan terbaik S-3 FH UNAIR dengan IPK 3,87. “Dari jenjang S-1 hingga S-3 saya mengambil ilmu hukum tata negara. Jadi selalu linier,” jelasnya.

Ditanya kiatnya menjadi yang terbaik, dosen FH Universitas Narotama Surabaya ini berprinsip sederhana, yakni mencintai ilmu. “Cintailah ilmu yang telah kamu pilih, sebagaimana kamu mencintai pasangan hidupmu, niscaya kejenuhan selama menyelesaikan studi akan terobati,” katanya.

Ilmu yang dimiliki juga telah ia sumbangkan pada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain sebagai mahasiswa dan dosen, ia juga menjadi tenaga ahli DPRD Provinsi Jawa Timur, DPRD Kab. Sidoarjo, konsultan hukum Pemprov Jawa Timur, Kab. Gresik, dan Kab. Tuban.

Ia meyakini pilihan untuk berkarir yang sejalan dengan bidang ilmunya merupakan pilihan tepat. “Ketika Anda sudah memilih, maka syukurilah, niscaya Allah akan menambahkan nikmat-Nya kepada kita,” kata Doktor berusia 28 tahun ini.

(8)

Dalam disertasinya, Ketua Prodi Magister Ilmu Hukum Universitas Narotama ini membahas otonomi daerah. Judulnya “Prinsip Kesatuan Hukum Nasional Dalam Pembentukan Produk Hukum Pemerintahan Daerah Otonomi Khusus atau Istimewa”. (*) Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Deprina Sukma Satiti

PIMNAS ke-29, UNAIR Unggul

Bidang Presentasi

UNAIR NEWS – Prestasi Universitas Airlangga pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun ini terbilang unggul dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dengan sejumlah 21 tim yang lolos, UNAIR mendapatkan perolehan juara III, menyusul Universitas Brawijaya pada juara I, dan Universitas Gadjah Mada pada juara II.

Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan, SH., MH., CN., mengatakan, pembinaan terhadap tim PKM memang dilakukan cukup lama. Berbagai persiapan dan fasilitas diberikan jauh-jauh hari demi menunjang keikutsertaan PIMNAS.

“Setelah dinyatakan didanai sejumlah 167 tim, kita lakukan monitoring dan pembinanan secara intensif. Setelah dinyatakan lolos finalis, selama lebih dari setengah bulan dilakukan penggemblengan, baik materi, presentasi, maupun poster,” ujar Hadi.

Berikut perolehan medali tiga besar juara umum PIMNAS kategori presentasi:

(9)

Juara Umum

Perguruan Tinggi

Medali

Emas Perak Perunggu

1 UB 6 4 2

2 UGM 5 2 3

3 UNAIR 5 3 0

Jumlah tersebut meningkat dari perolehan medali pada tahun 2015. Pada kategori presentasi, tim UNAIR mendapatkan 2 medali emas, dan 1 perak.

Ayu Tarantika Indreswari dari tim KUMAK “Kit Uji Merkuri dalam Air dan Kosmetik” memperoleh dua medali emas, yaitu untuk kategori presentasi serta pameran produk dan poster. Ia mengatakan, UNAIR mendukung penuh semua fasilitas yang dibutuhkan tim PKM yang lolos PIMNAS, sejak baru didanai hingga hari H pelaksanaan PIMNAS.

“Kami diberi beberapa materi dasar dan dibekali bagaimana mempersiapkan materi presentasi, finishing laporan akhir, poster, dan artikel ilmiah, dan dikoordinasi dengan proses

uploading. Dan tiga hari terakhir kami melakukan pleno atau

presentasi secara bersama-sama serta evaluasi,” ujar Ayu. Penghargaan bagi finalis PIMNAS

Hadi mengatakan, pihaknya kini sedang meminta arahan rektor untuk memberikan afirmasi terhadap mahasiswa yang lolos PIMNAS. Ada rencana untuk mahasiswa yang lolos PIMNAS, bebas dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan skripsi.

“Misal, kalau dapat medali PIMNAS bidang penelitian bisa dibebaskan dari skripsi. Kalau bidang pengmas bisa bebas dari KKN,” katanya.

Hadi mengatakan, cara ini akan menjadi stimulus mahasiswa untuk lebih aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Selain itu, ke depan, diharapkan fakultas bisa lebih

(10)

memantau iklim akademik mahasiswa.

“Agar fakultas juga ikut memantau dan memberikan iklim akademik yang kondusif terhadap penelitian-penelitian bidang PKM. Karena sekarang ada yang kurang kondusif. Mengajukan skripsi tema sama dengan PKM, ditolak. Yang seperti ini akan diminimalisir. Mau dibuat regulasi, ada aturan mainnya, sehingga fakultas tinggal menjalankan. Nanti bagaimana formulasinya ini yang akan kita kaji,” terangnya.

Dengan perolehan juara III PIMNAS tahun 2016 ini, Hadi berharap UNAIR bisa lebih maksimal lagi di tahun depan. Pihaknya juga menginginkan agar bidang sosial humaniora lebih dikuatkan lagi. Karena sebagai lembaga pendidikan berbentuk universitas, UNAIR memiliki sumber daya yang mumpuni dibandingkan perguruan tinggi non-universitas.

“Kita lemah di bidang sosial humaniora, padahal universitas adalah lumbungnya bidang ini. Ke depan, kita akan lebih memberi perhatian bidang soshum, agar UNAIR leading dibidang tersebut,” pungkasnya. (*)

Penulis: Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

Pendekar Silat UNAIR Borong

Medali di Kejurnas Rektor Cup

Nasional 2016

UNAIR NEWS – Dengan slogan andalan “Semangat Dadi Juara”, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UNAIR terus berupaya mengukir prestasi untuk almamater. Hal itulah yang kemudian mendorong

(11)

tim pencak silat UNAIR untuk membawa pulang medali dalam Kejurnas IPSI Rektor Cup Nasional 2016.

Seperti kejuaraan pencak silat pada umumnya, turnamen ini dibagi menjadi kategori fighter dan seni, baik untuk putra dan putri. Di kategori fighter, peserta dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan berat badan.

Karena terdapat kategori yang berbeda, kontingen pencak silat UNAIR yang berlaga di turnamen tersebut juga beranggotakan mahasiswa dari UKM yang berbeda-beda. Diantaranya adalah mahasiswa anggota UKM PSHT, UKM Pencak Silat Tapak Suci, dan UKM Pencak Silat Perisai Diri, yang telah diseleksi dan dilatih selama satu bulan.

Dalam turnamen yang diadakan di Universitas Negeri Makassar pada 8 – 11 Agustus tersebut, 20 mahasiswa perwakilan UNAIR berhasil menyabet beberapa emas, perak dan perunggu dengan rincian sebagai berikut :

Perolehan Emas

– Della Pramarsya (Beregu Putri) – Siti Aisyah (Beregu Putri) – Nur Choiriyah (Beregu Putri) Perolehan Perak

– Irma Suryani Mutalifa (kelas C putri) – Eni Mayang Sari (kelas D putri)

– M.A Ghufron A. (kelas G putra)

– Alfiansya Noval Siswanto (kelas H putra) – Nanda Saiful Anam (Seni Beregu Putra) – Andaru Riski (Seni Beregu Putra)

(12)

– M. Baharuddin Fatih (Seni Beregu Putra) Perolehan Perunggu

– Alfiyani Syahriyah (kelas A putri) – Abdul Azis (kelas A putra)

– Nurul Istiqomah (kelas B putri) – Rafika Olivia (kelas F putri) – Muji Wahyu (kelas F putri)

– Alfiyani Syahriyah (Beregu Putri) – Murni Muji N. (Beregu Putri)

– Indra Purwanti (Beregu Putri)

Ketua UKM PSHT UNAIR, Baharudin Fatih mengatakan, kendala yang dihadapi para anggota selama latihan ialah cedera. Selain itu, kurangnya waktu latihan juga menjadi kendala bagi kontingen UNAIR. Pasalnya, saat itu anggota yang akan berlaga masih larut dalam euforia libur lebaran.

“Namun hal tersebut tak mematahkan semangat mereka saat bertanding,” ujar Baharudin. “Total latihan kita hanya dua minggu, memang terasa kurang. Sempat merasa nervous, tapi kita harus optimis untuk menang dan melakukan yang terbaik,” imbuh Nanda Saiful Anam, Anggota UKM PSHT UNAIR.

Baharudin menambahkan, dengan adanya latihan gabungan ini, mereka bisa bertukar pikiran tentang pencak silat dari masing-masing UKM pencak silat yang ada di UNAIR.

“Untuk event kedepan yang melibatkan gabungan pencak silat di UNAIR lagi ada di Lampung, di Kejurnas antar perguruan tinggi juga. Harapannya, dengan gabungan antar pencak silat di UNAIR ini bisa menguatkan formasi kita dan bisa menyabet juara umum,” pungkass Baharudin.(*)

(13)

Penulis : Faridah Hari Editor : Dilan Salsabila

Mahasiswa

Sastra

Jepang

Terbantu Native Speaker yang

Jadi Asisten Dosen

UNAIR NEWS – Sudah delapan tahun ini, Jurusan Sastra Jepang menjalin kerjasama dengan Ashinaga Foundation. Salah satu bentuknya, yayasan dari Jepang itu mengirimkan dua orang

native speaker untuk menjadi asisten dosen. Menariknya, usia

mereka relatif sama dengan para mahasiswa. Umumnya, mereka adalah mahasiswa semester enam atau tujuh di kampus masing-masing.

Tahun ini, dua asisten dosen dari Jepang itu adalah Seira Oie dan Kenya Yoshida. Seira merupakan mahasiswi semester tujuh dari Universitas Kuansei Gakuin. Sementara Kenya merupakan mahasiswa semester tujuh Universitas Tenri.

“Mereka membaur dengan para mahasiswa. Para mahasiswa biasa jalan-jalan bareng dengan mereka. Bahkan, ke luar kota,” kata Ghulam Bintang Syahrial, salah satu mahasiswa Sastra Jepang. Dia mengatakan, kehadiran native sangat membantu proses perkuliahan. Para mahasiswa bisa langsung mempraktekkan ilmu dan kemampuan bahasa Jepang pada orang asli negeri Sakura. Bahkan, dua orang itu juga mengajar kaligrafi huruf kanji.

Baik Seira maupun Kenya merasa senang sudah bisa berkenalan dengan mahasiswa Indonesia. Mereka mendapat banyak pengalaman menarik. Sayangnya, per tanggal 1 Maret 2016, dua mahasiswa

(14)

asal Nippon itu bakal pulang ke kampung halaman.

“Saya akan sangat merindukan teman-teman di sini,” kata Seira saat ditemui di gedung Fakultas Ilmu Budaya Selasa (23/2) lalu. “Kehangatan kawan-kawan tidak akan mungkin bisa kami lupakan,” tambah Kenya.

Para native dari Ashinaga Foundation biasanya datang ke Indonesia sejak April tiap tahun. Lantas, berakhir pada Februari tahun berikutnya. Selain mengirimkan mahasiswa Jepang untuk berbagi ilmu di Indonesia, yayasan ini juga memberi peluang summer course untuk para mahasiswa. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Puluhan Sivitas Kedokteran

Hewan Selamatkan Paus yang

Terdampar

UNAIR NEWS – Sivitas akademika Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) turut berkontribusi dalam proses evakuasi mamalia jenis paus pilot yang terdampar di perairan Probolinggo, Jawa Timur. Dari 32 paus, sampai berita ini diturunkan ada 4 ekor yang sudah berhasil dievakuasi oleh tim gabungan FKH UNAIR, dinas, dan masyarakat setempat.

Sekitar dua tim yang terdiri dari 18 mahasiswa dan 3 dosen diberangkatkan dalam dua hari secara bergiliran oleh FKH UNAIR pada Rabu sore (15/6)dan Kamis pagi (16/6).

Salah satu pengajar FKH UNAIR yang turut mendampingi proses evakuasi paus adalah M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D. Ia mendapatkan laporan dari nelayan setempat, terkait adanya

(15)

mamalia yang masuk ke perairan Probolinggo sekitar dua minggu lalu. Namun, pada saat itu, pihaknya belum mengetahui jenis mamalia yang dimaksud. Kebetulan, saat itu Yunus sedang mengadakan bimbingan teknis (bimtek) kepada pegawai perikanan dan kelautan wilayah setempat.

“Kita sempat prediksi, beberapa hari ke depan akan ada beberapa mamalia yang terdampar. Prediksi itu ternyata betul kejadian. Kami (FKH UNAIR, red) yang bekerjasama dengan dinas kelautan dan perikanan langsung berangkat atas persetujuan pimpinan FKH UNAIR,” tutur Yunus selaku ketua tim evakuasi dari FKH UNAIR .

Dalam proses evakuasi itu, tim penyelamatan gabungan terdiri dari akademisi FKH UNAIR, pihak dinas kelautan dan perikanan, kepolisian dan militer, kecamatan, dan warga setempat. Menurut Yunus, langkah pertama yang perlu dilakukan setelah diketahui ada mamalia laut terdampar adalah mensterilisasi wilayah sejauh seratus meter dari manusia.

“Mamalia laut itu sangat berbahaya kalau kita lakukan kontak langsung, karena badannya besar dan belum lagi kibasan ekornya. Di samping itu, mamalia laut juga berpotensi membawa patogen-patogen yang tidak kita ketahui, apakah dia sedang sakit sebagai carrier atau reservoir,” imbuh Yunus.

Setelah upaya sterilisasi area dilakukan, maka dilakukan penanganan mamalia. Kondisi paus yang terdampar di perairan Probolinggo bermacam-macam. Ada diantara mereka yang meninggal dan masih hidup. Yunus dan tim memprioritaskan untuk menyelamatkan paus yang masih hidup. Salah satu tantangan tim gabungan dalam evakuasi kali ini adalah lokasi paus terdampar yang nyangkut di muara perairan bakau.

“Kebetulan yang di pesisir Gending, lokasi pausnya terpencar, karena dia masuk ke muara-muara sungai yang bercabang. Nah, kesulitannya di situ. Pada bagian luar muara, perairan tergolong dangkal. Pas masuk ke dalam muara, perairannya juga

(16)

agak dalam. Kondisi mereka ada yang bunting, tapi akhrinya induk dan anak mati. Ada juga yang mati entah karena capek atau stress. Ada yang masih hidup. Sebisa mungkin kepala mereka diarahkan ke laut, dan blow hole jangan tertutup air dan pasir,” tutur Yunus.

(Paling Kanan), M. Yunus, drh., M.Kes., Ph.D., salah satu dosen yang mendampingi tim FKH UNAIR yang mengevakuasi paus pilot di Probolinggo. (Foto: UNAIR NEWS)

Dalam prosesnya, tim gabungan mengevakuasi paus sampai pukul satu malam. “Sampai nyemplung ke laut. Kasihan paus itu. Ada yang nyantol ke akar mangrove. Bayangkan, mamalia sebesar itu

nyantol dan ada bagian tubuhnya yang terluka. Tapi kita

lakukan evakuasi, karena kalau air laut surut bisa lebih susah lagi prosesnya,” imbuh Yunus.

Namun, karena malam sudah semakin larut dan air kian surut, satu ekor paus terdampar baru bisa diselamatkan pada Kamis pagi. Dari sembilan ekor paus yang sudah mati, para tim ahli langsung melakukan nekropsi.

(17)

Selain melakukan evakuasi, tim FKH UNAIR juga melakukan penelitian terhadap paus terdampar. “Selain untuk penelitian dan aspek medis, sekaligus sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa. Saat ini, sudah ada empat sampel paus yang sudah dinekropsi karena keterbatasan alat. Kita harus menyesuaikan keadaan setempat dan keadaan hewan,” ujar Yunus.

Berikutnya, akan ada pengujian sampel dari sisi patologi,

parasit, dan serangkaian uji lainnya. Dari situ dapat

terlihat, faktor-faktor yang membawa paus terdampar di perairan Probolinggo. “Ada banyak prediksi. Ada pasang rob yang tidak beraturan di wilayah Samudera Hindia dan membuat dia kebingungan. Kedua, rob ini membawa makanannya paus ke perairan dangkal, sehingga paus ini memburu sumber makanan. Ketiga, dia menghindar dari predator seperti Paus Orca. Keempat, dia bermigrasi dari suhu ekstrim ke suhu hangat,” tutur Yunus.

Meskipun sebanyak 9 ekor paus itu ditemukan mati akibat terdampar, Yunus mengatakan jumlah tersebut tergolong sedikit daripada mamalia-mamalia laut lainnya yang pernah terdampar. Hal ini juga berkat kerjasama tim gabungan, sehingga proses evakuasi yang berjalan cepat.

Salah satu mahasiswa FKH UNAIR yang turut mengevakuasi paus, Ma’ruf, mengatakan bahwa ini merupakan pengalaman menarik baginya. “Hal ini merupakan salah satu aktivitas learning by

doing karena langsung mengobservasi dan mengevakuasi satwa

liar air,” ujar ketua kelompok minat dan profesi veteriner pet and wild animal tersebut.(*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor : Dilan Salsabila

(18)

Kusnanto Tekuni Keperawatan

Sejak SLTA

UNAIR NEWS – Menekuni ilmu keperawatan sedari muda menjadi jalan yang dipilih Dr. Kusnanto, S.Kep., M.Kes. Laki-laki kelahiran Mojokerto, 29 Agustus 1968 tersebut mengatakan bahwa sebelum menempuh program sarjana keperawatan di Universitas Padjajaran Bandung, ia lebih dulu mendalami ilmu keperawatan di Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) setara SLTA dan kemudian ia juga mendalami ilmu keperawatannya di Akademi Keperawatan. Dari latar belakang pendidikan seperti itulah, Kusnanto pun mahir dalam bidang fundamental of nursing dan medical

surgical nursing.

“Untuk lebih mematangkan keilmuan yang sudah saya tekuni, saya juga melanjutkan master dan doktoralnya di bidang keperawatan di UNAIR,” terangnya.

Untuk memanfaatkan ilmu yang ditekuni, Kusnanto yang kini menjabat sebagai Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan UNAIR, aktif dalam asosiasi keperawatan, seperti Indonesian Nursing National Association dan The Association of Indonesian Nursing Education. Selain itu, beberapa karya ilmiahnya pun juga telah dipublikasikan, tercatat beberapa jurnal yang terpublikasikan antara lain Self care management model-holistic psicospiritual

care Development toward the independence and blood sugar level and HbA1C of type 2 diabetes mellitus patients, di tahun

2012. Tidak hanya itu, Kusnanto juga turut berperan aktif dalam berbagai pengabian masyarakat.

“Dalam pengabdian masyarakat, pada tahun 2012, saya memberikan pelatihan manajemen stress melalui penerapan metode progressive muscle relaxation pada kelompok paguyuban penderita diabet di wilayah kerja puskesmas Kebonsari Surabaya,” imbuhnya.

(19)

Dari berbagai karya dan ketekunannya dalam mengembangkan dan mengabdikan keilmuan Fundamental of Nursing, Medical Surgical

Nursing, Tak ayal, kalau Kusnanto mendapatkan berbagai

penghargaan, seperti Piagam penghargaan Dirjen Dikti, tahun 2006. Piagam Penghargaan Ketua PMI Propinsi Jawa Timur, tahun 2014 dan Piagam Penghargaan Walikota Surabaya, tahun 2014. Kusnanto juga menuliskan buku Pengantar Profesi dan Praktik keperawatan profesional yang terbit tahun 2004. Dintanya mengenai alasan menekuni keperawatan dasar, Kusnanto menjelaskan bahwa itu sudah bagian dari pendidikan yang diambil sejak masih muda.

“Kalau saya mengambil keperawatan dasar, karena itu yang mendasari ilmu keperwatan. Saya dilahirkan jadi perawat sejak SPK, Akademi Keperawatan, Sarjana Keperawatan, hingga doktor, itulah yang mendasari saya mengambil fokus keperawatan dasar,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor : Faridah Hari

Irma

Josefina

Savitri,

Keluarga Berperan Sentral di

Balik Keberhasilan Perempuan

UNAIR NEWS – Bagi Irma Josefina Savitri, DDS, Sp.Perio, Ph.D, keluarga adalah tempat berlabuh yang menenangkan. Di rumah, penyuka warna merah ini mendapatkan kekuatan dan cita-cita. Maka itu, sesibuk apapun kegiatan di kampus, kedekatan dengan keluarga tetap yang utama.

(20)

tangan di rumah adalah ‘meditasi’ saat ingin keluar dari rutinitas,” kata salah satu dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) yang menamatkan program doktor di Hiroshima University tersebut saat diwawancara UNAIR News Rabu lalu (20/4).

Aktifitas perempuan kelahiran 16 November 1979 ini memang tergolong padat. Selain mengajar, dokter gigi yang mengenyam pendidikan postdoctoral di The Forsyth Institute Amerika Serikat ini juga tercatat sebagai anggota tim pengembang kerjasama dan Humas FKG. Di samping itu, dia dipercaya sebagai Kepala Unit Pelayanan Fungsional (UPF) Periodonsia Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM). Tak hanya itu, istri dari Udijanto Tedjosasongko ini tergabung dalam tim Program Pendidikan Internasional (PPI) di bawah Direktorat Pendidikan UNAIR.

Bekerja dalam tim dan berorganisasi adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mantan aktifis ini. Namun, menjadi Humas FKG sejak awal tahun 2016, adalah hal baru baginya. Humas, kata ibu dari Amanda Sachiko Tedjosasongko dan Ahmad Rizky Yukio Tedjosasongko ini, memiliki peran penting dalam kegiatan promosi dan penyalur informasi ke masyarakat. Ada empat domain dalam lalu lintas informasi yang dilakukan Humas FKG. Yaitu, mahasiswa, dosen FKG, alumni dan masyarakat luar FKG (baik di lingkup UNAIR maupun umum).

Media yang dimaksimalkan dalam menjalankan tugas kehumasan antara lain, website UNAIR, prospectus FKG UNAIR, televisi, radio dan berbagai media sosial. “Menjadi Humas adalah salah satu cara melaksanakan pengabdian pada masyarakat,” tegas perempuan yang hobi travelling, menjahit cross stitch dan beres-beres rumah tersebut.

Jangan Tunda Pekerjaan

Jika dilihat dari begitu banyaknya tanggung jawab yang diemban, timbul pertanyaan, bagaimana membagi waktu dan bisa tetap konsisten? Irma menjelaskan, semua tak lepas dari

(21)

perkara mind set. Bila sejak awal pola pikir sudah ditata sedemikian rupa, langkah selanjutnya bakal lebih mudah.

“Saya yakin, semua yang saya peroleh merupakan kesempatan untuk bermanfaat bagi orang lain. Pekerjaan sebagai pendidik, peneliti dan pelaku bidang manajerial adalah passion saya. Kuncinya, selalu terbuka dan tetap excited pada hal baru,” papar dia.

Perempuan yang takut kupu-kupu ini mengatakan, keluarga (orang tua, suami, dan anak-anak) selalu memiliki peran sentral dalam keberhasilan seorang perempuan. Dukungan moral dan psikologis dari orang-orang terdekat sangat penting. Hal itu pula yang dirasakannya.

Di sisi lain, komitmen untuk menjadi pribadi yang disiplin merupakan faktor penentu kesuksesan dalam bekerja. “Saya tidak pernah menunda pekerjaan. Semua pekerjaan saya usahakan selesai saat itu juga, secepat dan sebaik mungkin,” urai dia. Bantuan kecanggihan teknologi seperti komputer dan smart phone harus dioptimalkan. Kebiasaan menuliskan schedule dengan rapi dan berpikir terkonsep serta mengutamakan solusi adalah keharusan.

Semua itu bakal membantu seseorang untuk meringkas dan menyelesaikan pekerjaan. “Tapi yang jelas, apa yang saya kerjakan tidak akan ada artinya tanpa dukungan tim dan arahan Kepala Departemen dan seluruh jajaran pimpinan di FKG,” ungkap dia.

Tetap Giat Penelitian

Perempuan yang suka belajar sejarah ini juga masih giat melakukan penelitian. Bahkan, sejumlah penelitiannya sempat masuk jurnal internasional. Setidaknya, di rentang 2014 hingga 2015, ada tiga riset yang bertengger di publikasi level dunia. Antara lain berjudul, miR-584 Expressed in Human Gingival

(22)

Epithelial Cells is Induced by Porphyromonas Gingivalis Stimulation and Regulates Interleukin-8 Production via Lactoferrin Receptor dan Irsogladine maleate inhibits Porphyromonas gingivalismediated expression of tolllike receptor 2 and interleukin-8 in human gingival epithelial cells. Juga, The differential expression of mgl mRNA by Porphyromonas gingivalis affects the production of methyl mercaptan.

“Bidang ilmu saya adalah preventive medicine untuk penyakit periodontal. Hingga saat ini, saya masih terlibat dalam pembuatan preventive medicine bersama-sama peneliti dari Jepang,” kata dia.

Lulusan pendidikan dokter gigi UNAIR pada 2004 ini berharap, FKG selalu menjadi institusi yang research-based, innovative,

well-organized and positive thinking educational institution.

(*)

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari kesadaran serta kepedulian akan hal tersebut pada tanggal 01 Juni 2012 kami membentuk suatu paguyuban kesenian tradisional jathil kreasi baru dengan nama

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Karakteristik responden pada penelitian dengan judul gambaran penggunaan obat tradisional untuk pengobatan sendiri pada masyarakat di Desa Jimus Polanharjo Klaten dapat dilihat

1 Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi audit intern telah menyampaikan laporan pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

Pengetahuan pasangan usia subur tentang tingkat pemasangan dan pencabutan KB implant di Dusun Purworejo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul sebagian besar kategori

Supardjo,B.A 810,5 MPLPG SMA Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMA.Dominikus Wonosari 1254 5927 Kab.. ENDRA KARDIYANA 1.568 L SMK Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMK

dan iterasi local search maka semakin memberikan peluang yang lebih besar mendapatkan solusi yang lebih baik namun disisi lain dibutuhkan waktu yang lebih lama dalam

Sediaan sabun cair antikeputihan kombinasi ekstrak etanol kulit buah duku (Lansium domesticum Corr.) dengan biji buah papaya (Carica Semen, L) memiliki aktivitas