Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat karunia-Nya, tim penyusun
rencana strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi telah dapat menyelesaikan tugas
yang cukup berat dan menuliskan hasilnya dalam bentuk buku, yang berjudul “PERENCANAAN
STRATEGIK (RENSTRA) DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA BEKASI TAHUN 2013 –
2018”.
Renstra ini secara garis besar mengupas tentang visi, misi, tujuan strategis, serta, sasaran dan
target strategis dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi. Selain itu, juga dibahas tentang
bagaimana cara mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan indikatif
yang terhubung langsung dengan tujuan strategis yang ingin dicapai.
Dengan segala keterbatasan, perumusan dokumen Renstra ini tidak akan mungkin selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak dan lembaga yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu di sini.
Kami menyadari, Renstra ini masih banyak kekurangannya, namun demikian, kami berharap,
dengan Renstra ini semua kebijakan, program dan kegiatan yang kami susun dapat mengarahkan semua
kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh semua elemen baik aparatur pemerintah Kota Bekasi maupun
masyarakat, serta DPRD dapat mengarah kepada pencapaian tujuan dan sasaran yang telah disepakati.
Renstra ini juga diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Bekasi maupun bagi pihak lain yang memerlukannya.
Bekasi,
KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BEKASI
ERWIN EFFENDI, SH, MH NIP. 19591110 198903 1 020
Daftar Isi ... i Kata Pengantar... iii Bab I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Landasan Hukum ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Sistematika Penulisan ... 5
Bab II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ... 6
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ... 6
1. Sekretariat ... 6
2 Bidang Pendaftaran dan Informasi Penduduk. ... 9
3. Bidang Perkembangan, Proyeksi dan Penyerasian Kebijakan Kependudukan .... ... 10
4. Bidang Pencatatan Sipil ... ... 11 5. Struktur Organisasi ... 13
2.2. Sumber Daya pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ... 14
1. Kondisi Umum Pegawai ... 14
a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf ... 14
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Pangkat ... 15
c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan ... 15
d. Jumlah Pegawai yang mengikuti Diklat Penjenjangan... 16
2. Kondisi Umum Sarana Kerja ... 16
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi... 18
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi...
19
2.4.1 Lingkungan Internal ... 19
2.4.2 Lingkungan Eksternal ... 19
Bab III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 21
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi ... 21
1. Peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah ... 21
2. Sumber daya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya ... 21
3. Hambatan dan permasalahan yang perlu diantisipasi ... ... 22 B. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ...
... 23 C. Telahaan Renstra K/L dan Renstra Provinsi ...
24
D. Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ... 28
E. Penentuan Isu – Isu Strategis ... 30
F. Kondisi Internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi ... 31
G. Kondisi External Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi ... 31
Bab IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN STRATEGI ... 33
A. Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ... 33
1. Visi ... 33
2. Misi ... 34
B. Tujuan dan Sasaran ... 34
C. Strategi dan Kebijakan ... 36
1. Strategi ... 36
2. Kebijakan ... 36
Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN ... ... 37
Bab VI INDIKATOR KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ... ... 38
Bab VII PENUTUP ... ... 44
1.1. Latar Belakang
Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah Kota Bekasi memiliki wewenang lebih luas di dalam merencanakan dan melaksanakan setiap kebijakan di tingkat daerah kecuali urusan yang ditetapkan menjadi kewenangan pusat dan propinsi (UU No. 32/2004). Prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam UU No. 32/2004 ini meliputi: demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta keragaman dan potensi daerah.
Upaya untuk mendorong pembangunan di Kota Bekasi untuk mencapai visi dan misi Kota Bekasi adalah suatu hal yang sangat kompleks dan tidak mungkin dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan manajemen yang parsial dan sektoral. Untuk mendorong pembangunan di Kota Bekasi dibutuhkan suatu pendekatan yang sistemik dan sistematis yang lebih menekankan perhatian pada aspek-aspek yang fundamental dan strategis. Oleh karena itu perlu dirumuskan sebuah rencana strategis yang berisi arah kebijakan dasar dan strategi pembangunan kota yang dapat mendorong peran aktif seluruh elemen masyarakat di dalam kegiatan pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Bekasi. Dengan demikian diharapkan seluruh elemen masyarakat Kota Bekasi akan mendapatkan kesempatan dan peluang dasar yang sama untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi Kota Bekasi untuk menjadi kota yang sehat, cerdas dan ihsan.
Pemberlakuan UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional memberikan momentum yang paling tepat untuk masing-masing SKPD untuk membuat sebuah rencana strategis untuk mencapai visi dan misi SKPD yang mengacu pada visi dan misi Kota Bekasi yang tertera pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Bekasi. Rencana strategis tersebut merupakan sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk lebih mengarahkan organisasi di dalam mencapai sasaran dan target yang telah ditetapkan yang merupakan penjabaran atau turunan dari visi dan misi organisasi. Rencana strategis merupakan awal dari proses akuntabilitas suatu lembaga kepada pihak-pihak yang terkait dan berkepentingan (masyarakat/ publik, DPRD, departemen/ instansi yang terkait, lembaga swadaya masyarakat, dll) di dalam mempertanggungjawabkan pencapaian sasaran dan target yang telah ditetapkan di dalam rencana strategis.
Rencana strategis juga memberikan fokus terhadap isu-isu penting dan strategis yang dihadapi oleh organisasi serta membantu di dalam mengambil keputusan dalam menghadapi dan memberikan solusi terhadap permasalahan strategis tersebut. Rencana strategis membantu pengambil keputusan di dalam memformulasikan dan mengkomunikasikan secara jelas strategi yang perlu dilakukan untuk dapat mencapai sasaran dan target yang telah disepakati bersama.
Oleh karena itu, Rencana strategis tersebut minimal harus mencakup kebijakan, strategi dan program pembangunan yang perlu dilakukan untuk dapat mensinergikan sumber daya dan potensi yang dimiliki dengan peluang pengembangan wilayah yang dimiliki. Sumber daya tersebut bersifat spesifik lokal yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, serta sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial. Di era otonomi daerah ini, kemampuan pemerintah Kota Bekasi di dalam mengelola seluruh potensi yang ada akan sangat menentukan perkembangan Kota Bekasi ke arah yang diinginkan.
Proses penyusunan rencana strategis harus mempertimbangkan kebutuhan akan sumber daya yang dibutuhkan dalam menghadapi isu-isu dan permasalahan strategis yang telah teridentifikasi. Proses penyusunan rencana strategis ini memerlukan keterlibatan dari seluruh elemen yang terkait dan berkepentingan dengan organisasi baik dari internal maupun external organisasi. Keterlibatan semua pihak di dalam pembuatan rencana
strategis diharapkan dapat meningkatkan komitmen dan motivasi semua pihak untuk melaksanakan rencana strategis yang telah dibuat secara fokus dan konsisten serta meningkatan akuntabilitas dan rasa pertanggungjawaban terhadap pencapaian sasaran dan target yang telah ditetapkan.
Rencana Strategik tersebut kemudian wajib dikomunikasikan ke seluruh elemen yang terlibat untuk membantu mengarahkan semua kegiatan yang dilakukan oleh elemen-elemen tersebut untuk memajukan kependudukan di Kota Bekasi. Selanjutnya, sangat pula dibutuhkan adanya iklim dan lingkungan yang kondusif yang didukung oleh tegaknya penegakan hukum (law enforcement) dan diterapkannya prinsip-prinsip good governance di lingkungan masyarakat maupun lingkungan pemerintahan kota untuk meningkatkan partisipasi masyarakat (investor) untuk memajukan Kota Bekasi.
1.2. Landasan Hukum
Pembentukan rencana strategis SKPD untuk pengembangan Kota Bekasi ini dibuat dengan menggunakan pendekatan berdasarkan STRATEGIC MANAGEMENT SYSTEM dan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang tertera pada UU No. 25 Tahun 2004. UU tersebut adalah salah satu pendekatan penting untuk menunjang kesinambungan pembangunan nasional serta dapat mendorong efektifitas dan efesiensi melalui sinkronisasi dan peningkatan sinergi program antara pusat dengan daerah serta program pembangunan lintas sektor di daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 juga dapat dipandang sebagai instrumen bagi pelembagaan perencanaan partisipatif. Berikut ini gambaran keterkaitan antar dokumen menurut UU No. 25 Tahun 2004 :
Gambar 1 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Dalam penyusunannya, Rencana Strategis Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Bekasi Tahun 2013-2018 ini juga memperhatikan arah dan garis kebijakan terkait yang telah dirumuskan, antara lain :
a. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
b. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Menjadi
RAPBD UU 25 TAHUN 2004 (SPPN) RINCIAN APBD RP JP DAERAH RP JM DAERAH RKA SKPD DOKUMEN PERENCANAAN DAERAH APBD RENSTRA SKPD RENJA SKPD RKP DAERAH
Undang – Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
c. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
d. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
f. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten/Kota
h. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah; i. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Wajib dan Pilihan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Kota Bekasi;
j. Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Pemerintah Kota Bekasi; k. Peraturan Walikota Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Bekasi Nomor 67 Tahun 2009
tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan utama dari pembuatan Rencana Strategis ini adalah untuk membangun sebuah Rencana Strategis yang disusun dengan menggunakan pendekatan Strategic Management System yang sifatnya sistemik dan sistematis dan mengacu pada Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang tertera pada UU No. 25 Tahun 2004.
Rencana Strategis SKPD ini menjadi dasar mekanisme pengecekan dan perimbangan (check and balances) kewenangan atas kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dan Pemerintah Kota Bekasi. Renstra SKPD ini juga diharapkan dapat membatasi peluang pengelolaan yang salah, dan peluang penyalahgunaan sumber daya serta memastikan kegiatan pembangunan sejalan dan searah dengan visi atau tujuan akhir yang ingin dicapai oleh Pemkot Bekasi.
Berikut ini adalah tujuan adanya Rencana Strategis SKPD:
Merumuskan arah kebijakan dasar dan strategi pembangunan kota yang dapat mendorong peran aktif seluruh elemen masyarakat di dalam kegiatan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera.
Merumuskan instrumen dan komitmen kebijakan anggaran jangka menengah yang dapat mengikat eksekutif dan legislatif
Merumuskan kerangka strategi dan program jangka menengah yang mengandung sasaran, outcomes dan outputs yang spesifik dan memiliki target terukur supaya memudahkan di dalam menilai kinerja organisasi
Merumuskan kebijakan, strategi dan program pembangunan yang dapat mensinergikan sumber daya atau potensi yang dimiliki dengan peluang pengembangan wilayah Bekasi untuk mewujudkan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Mengintegrasikan berbagai produk dokumen (contoh: RTRW, Dokumen Potensi Daerah, dll) ke dalam sebuah rencana strategis
Merumuskan sebuah dokumen rencana strategis yang dapat dijadikan acuan untuk proses koordinasi antar program & kegiatan yang dilakukan oleh SKPD supaya tercipta sinergi untuk pencapaian tujuan akhir yang diinginkan
Merumuskan dokumen rencana strategis yang dapat mengintegrasikan berbagai kepentingan secara vertikal dan horizontal
Meletakan fondasi dan fokus tujuan pembangunan yang hendak dicapai
Mengoptimalkan upaya dan kinerja pembangunan di Kota Bekasi
Mengarahkan program dan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh elemen organisasi untuk pencapaian visi dan misi organisasi
Memudahkan di dalam mengkomunikasikan dan mensosialisasikan ke seluruh elemen internal maupun external organisasi untuk meningkatkan komitmen dan motivasi semua pihak untuk mencapai tujuan akhir organisasi
Rencana strategis ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan acuan untuk:
Penyusunan rencana kerja SKPD (renja SKPD)
Penyusunan APBD
Pelaksanaan tugas, pelaporan dan pengendalian kegiatan SKPD
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Publik (LAKIP)
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana strategis yang dibuat untuk rentang waktu pelaksanaan lima tahunan ini memuat 7 (tujuh) komponen utama seperti yang diterakan di UU no 25 tahun 2004, yakni: Visi, Misi, Tema Strategis, Tujuan-tujuan strategis, Sasaran dan target, serta Program-program dan Kegiatan indikatif yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan akhir organisasi. Ketujuh komponen ini dilaksanakan dan diwujudkan secara partisipatif, sinergi dan berkelanjutan oleh seluruh komponen stakeholders Kota Bekasi.
Pelaporan rencana strategis ini mengacu pada kerangka acuan yang dibuat oleh Departemen Dalam Negeri. Sistematika rencana strategis ini adalah sebagai berikut:
Bab I. PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Landasan Hukum, Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya dan Sistematika Penulisan
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas pokok dan fungsi, Sumber Daya Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Bab III. ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW dan Penentuan Isu-isu Strategis
Bab IV. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi tahun 2013 – 2018.
Bab V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk periode tahun 2013 – 2018.
Bab VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi mempunyai tugas membantu Walikota dalam
memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas pada bidang Kependudukan dan Catatan Sipil yang
meliputi urusan pendaftaran dan informasi penduduk, perkembangan, proyeksi dan penyerasian kebijakan
kependudukan serta pencatatan sipil. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kependudukan
Kota Bekasi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. perumusan dan penetapan rencana strategis dan rencana kerja Dinas sesuai dengan visi dan misi
Daerah;
b. penetapan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan urusan lingkup bidang Kependudukan dan
Catatan Sipil;
c. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas Sekretariat, Bidang-Bidang dan Kelompok Jabatan
Fungsional;
d. pembinaan administrasi perkantoran;
e. pemberian pelayanan dan pembinaan kepada unsur terkait di bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
serta pelaksanaan hubungan kerja sama dengan SKPD, lembaga/instansi terkait dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan Dinas;
f. pembinaan dan pengembangan karir pegawai Dinas;
g. pelaksanaan tugas selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
h. penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Dinas sesuai ketentuan yang berlaku;
i. pemberian laporan pertanggungjawaban tugas Dinas kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan
laporan kinerja Dinas sesuai ketentuan yang berlaku.
j. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Walikota.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Kependudukan dibantu oleh :
1. SEKRETARIAT
(1) Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan teknis administratif kegiatan dan ketatausahaan
yang meliputi urusan Perencanaan, Umum dan Kepegawaian, serta Keuangan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat mempunyai
fungsi :
a. pengkoordinasian penyusunan dan perumusan bersama kebijakan, petunjuk teknis serta
rencana strategis Dinas;
b. penyusunan bersama program kerja dan rencana kegiatan Dinas berdasarkan pada visi dan
misi Dinas;
c. penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Sekretariat;
d. pengelolaan ketatausahaan perkantoran serta penelaahan dan pengkajian konsep naskah
dinas dan produk hukum lingkup Dinas;
e. pembinaan dan pengendalian administrasi keuangan dan kepegawaian Dinas;
f. perumusan bahan rencana kebutuhan belanja langsung dan belanja tidak langsung serta
bahan rencana kebutuhan, pemanfaatan dan pemeliharaan barang inventaris Dinas;
g. penyelenggaraan pelayanan kehumasan;
h. pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas bawahan;
i. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Dinas;
j. penyusunan bahan laporan pelaksanaan kegiatan Sekretariat dan kegiatan Dinas secara
berkala.
(3)
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),
Sekretaris mempunyai rincian tugas :
a. memimpin, mengatur, mengarahkan tugas Sekretariat dan mengkoordinasikan tugas
Bidang-Bidang;
b. menyusun bahan visi dan misi sesuai bidang tugasnya untuk dirumuskan menjadi konsep
visi dan misi Dinas;
c. menyusun dan merumuskan bersama rencana strategis Sekretariat dan mengkoordinasikan
rencana strategis Bidang-Bidang;
d. mengkoordinasikan serta menghimpun bahan perumusan kebijakan dan/atau petunjuk
teknis sebagai bahan penetapan kebijakan pimpinan;
e. mengkoordinasikan, menghimpun serta merumuskan bersama pedoman kerja sebagai
bahan penetapan kebijakan pimpinan;
f. menyusun, merumuskan, serta menetapkan program kerja dan rencana kegiatan
Sekretariat sesuai dengan rencana strategis dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh
Kepala Dinas menurut skala prioritas;
g. mengkoordinasikan serta menghimpun bahan program kerja, skala prioritas rencana
kegiatan dan kebutuhan anggaran Bidang sebagai RKA Dinas serta bahan laporan kinerja
Dinas dari masing-masing Bidang;
h. menyusun konsep rencana kebutuhan anggaran belanja tidak langsung, kebutuhan
perlengkapan Dinas sebagaimana ketentuan yang berlaku;
i. memfasilitasi pelaksanaan pengadaan kebutuhan rutin maupun operasional dan
mendistribusikan kepada para Kepala Bidang, Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian, pejabat
fungsional lainnya dan staf pelaksana Dinas;
j. memfasilitasi penyelenggaraan kehumasan Dinas sesuai prosedur pelayanan terhadap
masyarakat yang membutuhkan data atau informasi tugas/kegiatan yang dilaksanakan
Dinas;
k. memfasilitasi pengadministrasian serta penyampaian informasi, instruksi, nota dinas
dan/atau surat-surat yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pada bidang-bidang;
l. mengkoordinasikan, menghimpun dan mengelola arsip naskah dinas, dokumen, data
pegawai;
m. melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengisian daftar hadir pegawai Dinas,
selanjutnya dilaporkan kepada Kepala Dinas;
n. mengkoordinir pengumpulan data pejabat yang wajib mengisi LHKPN di lingkungan SKPD;
o. mengoreksi dan memaraf hasil penyusunan Analisa Jabatan, Informasi Jabatan, dan
Standar Kompetensi Jabatan Stuktural
p. mengoreksi dan memaraf rancangan Prosedur Tetap / Standard Operating Procedure (SOP)
dari Bidang/unit kerja terkait di lingkungan Dinas;
q. mengontrol penyelenggaraan administrasi umum, urusan rumah tangga, pemeliharaan dan
inventarisasi barang serta kepegawaian Dinas;
r. mewakili Kepala Dinas dalam pelaksanaan tugas sehari-hari apabila Kepala Dinas sedang
dinas luar atau berhalangan atau atas petunjuk pimpinan;
s. meneliti dan memaraf setiap naskah dinas yang akan disampaikan kepada pimpinan baik
untuk ditandatangani atau sebagai bahan laporan, masukan atau permintaan petunjuk,
kecuali naskah yang bersifat rahasia dan/atau pada saat yang tidak memungkinkan serta
mendesak ditindaklanjuti;
t. mengkoordinasikan penyusunan nota perhitungan retribusi daerah kepada Bidang/unit kerja
terkait di lingkungan Dinas;
u. mengkoordinasikan penyusunan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), Surat
Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKRDLB), Surat Ketetapan Retribusi Daerah
Tambahan (SKRDT), Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) serta rekapitulasi SKRD,
SKRDLB, SKRDT, dan STRD kepada Bidang/unit kerja terkait di lingkungan Dinas;
v. meneliti dan memaraf setiap konsep Rekomendasi/Nota Pertimbangan/Surat Keterangan
dan/atau jasa pelayanan publik lainnya yang disampaikan oleh Bidang terkait;
w. memberikan pertimbangan teknis dan/atau administratif terkait kebijakan-kebijakan strategis
lingkup Sekretariat kepada Kepala Dinas;
x. memberikan masukan, saran dan informasi kepada Kepala Dinas dan/atau Kepala Bidang di
lingkungan Dinas terkait pelaksanaan tugas lingkup Dinas;
y. mengidentifikasi permasalahan berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan serta
memberikan alternatif pemecahan masalah;
z. melakukan koordinasi teknis dengan Kepala Bidang dalam pelaksanaan tugasnya;
aa. melakukan koordinasi dengan jajaran Pemerintah baik setingkat Kabupaten/Kota,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintahan Pusat maupun instansi vertikal dalam rangka
penyelenggaraan tugas sesuai kebijakan Kepala Dinas;
bb. mengarahkan, mendistribusikan, memonitoring, mengevaluasi dan mengawasi pelaksanaan
tugas lingkup Sekretariat;
cc. membina, mengevaluasi dan memotivasi kinerja bawahan dalam upaya peningkatan
produktivitas kerja dan pengembangan karier;
dd. melaksanakan pengawasan melekat secara berjenjang terhadap pegawai di lingkup
Sekretariat sesuai ketentuan yang berlaku;
ee. memberikan sanksi sesuai kewenangan tingkatan eselonnya atas pelanggaran disiplin
staf/bawahan sesuai ketentuan yang berlaku;
ff. merumuskan bahan laporan kinerja Sekretariat;
gg. merumuskan dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas secara
administratif kepada Kepala setiap akhir tahun anggaran atau pada saat serah terima
jabatan;
hh. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
wewenang bidang tugasnya.
2. BIDANG PENDAFTARAN DAN INFORMASI PENDUDUK
(1) Bidang Pendaftaran dan Informasi Penduduk mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas pada bidang yang meliputi penerbitan
identitas dan pendaftaran penduduk, pengembangan sistem dan teknologi informasi
kependudukan serta monitoring, evaluasi, dokumentasi dan pelaporan kependudukan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pendaftaran dan
Informasi Penduduk mempunyai fungsi:
2. perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup bidang
tugasnya;
3. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan
Dinas pada bidang yang meliputi penerbitan identitas dan pendaftaran penduduk,
pengembangan sistem dan teknologi informasi kependudukan serta monitoring, evaluasi,
dokementasi dan pelaporan kependudukan, yaitu :
a. fasilitasi pelaksanaan sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi
peraturan perundang-undangan serta pelayanan pada penerbitan identitas dan
pendaftaran penduduk dalam sistem administrasi kependudukan;
b. fasilitasi pelaksanaan pengelolaan sistem dan teknologi informasi kependudukan serta
pengembangan sistem administrasi kependudukan; dan
c. fasilitasi pelaksanaan pembinaan, pengendalian, pengawasan, monitoring, evaluasi,
dokumentasi serta pelaporan dan informasi penduduk.
4. pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait;
5. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya;
6. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Dinas;
7. penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.
3 . BIDANG PERKEMBANGAN, PROYEKSI DAN PENYERASIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN
(1) Bidang Perkembangan, Proyeksi dan Penyerasian Kebijakan Kependudukan mempunyai
tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas
pada bidang yang meliputi pengarahan kuantitas dan pengembangan kualitas penduduk,
penataan, penyusunan indikator serta proyeksi dan analisis dampak kependudukan serta
penataan persebaran, perlindungan dan pemberdayaan serta pengembangan wawasan
kependudukan.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perkembangan,
Proyeksi dan Penyerasian Kebijakan Kependudukan mempunyai fungsi :
1. penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
2. perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup bidang tugasnya; 3. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas
pada bidang yang meliputi pengarahan kuantitas dan pengembangan kualitas penduduk, penataan, penyusunan indikator serta proyeksi dan analisis dampak kependudukan serta penataan persebaran, perlindungan dan pemberdayaan serta pengembangan wawasan kependudukan, yaitu :
a. fasilitasi penetapan kebijakan, pengendalian dan pengawasan kuantitas dan pengembangan kualitas penduduk;
b. fasilitasi pelaksanaan pendayagunaan, pemantauan, pengawasan, pengkoordinasian dan sosialisasi penyusunan indikator, proyeksi serta analisis dampak kependudukan dan kebijakan kependudukan; dan
b. fasilitasi penetapan kebijakan mobilitas/penataan persebaran penduduk, perlindungan penduduk dalam konteks pembangunan berwawasan kependudukan.
4. pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; 5. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya; 6. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Dinas; 7. penyiapan bahan laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.
4. BIDANG PENCATATAN SIPIL
(1) Bidang Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam memimpin,
mengendalikan, dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas pada bidang yang meliputi pencatatan
perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak, pencatatan kelahiran, kematian,
adopsi anak dan ganti nama serta dokumentasi dan informasi pencatatan sipil.
(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Pencatatan
Sipil mempunyai fungsi :
1. penyusunan program kerja dan rencana kegiatan Bidang;
2. perumusan kebijakan, petunjuk teknis serta rencana strategis sesuai lingkup bidang tugasnya; 3. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas
pada bidang yang meliputi pencatatan perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak, pencatatan kelahiran, kematian, adopsi anak dan ganti nama serta dokumentasi dan informasi pencatatan sipil, yaitu :
a. pelaksanaan legalisasi perkawinan, perceraian, pengakuan dan pengesahan anak; b. fasilitasi pencatatan, kelahiran, adopsi anak dan ganti nama; dan
c. fasilitasi sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervisi, dan konsultasi peraturan perundang-undangan serta pengawasan dokumentasi dan informasi pencatatan sipil.
4. pelaksanaan hubungan kerjasama pelaksanan tugas dengan SKPD terkait; 5. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dalam lingkup tugasnya; 6. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai perintah Kepala Dinas;
5. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Bekasi Nomor 67 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi, maka kedudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
merupakan perangkat daerah yang mempunyai tugas dalam menyelenggarakan pelayanan administrasi masyarakat yang berada di wilayah Kota Bekasi.
KEPALA DINAS KEPALA BIDANG PENDAFTARAN DAN INFORMASI KEPENDUDUKAN KEPALA SEKSI PENERBITAN IDENTITAS DAN PENDAFTARAN PENDUDUK KEPALA SEKSI MONITORING EVALUASI DOKUMENTASI DAN PELAPORAN PENDUDUK KEPALA SEKSI PENGEMBANGAN SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI KEPENDUDUKAN KEPALA BIDANG PERKEMBANGAN, PROYEKSI DAN PEYERASIAN KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN KEPALA SEKSI PENGARAHAN KUANTITAS DAN PENGEMBANGAN KUALITAS PENDUDUK KEPALA SEKSI PENATAAN, PENYUSUNAN INDIKATOR SERTA PROYEKSI DAN ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN KEPALA SEKSI PENATAAN PERSEBARAN, PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SERTA PENGEMBANGAN WAWASAN KEPENDUDUKAN KEPALA BIDANG PENCATATAN SIPIL KEPALA SEKSI PENCATATAN PERKAWINAN, PERCERAIAN, PENGAKUAN DAN PENGESAHAN ANAK KEPALA SEKSI PENCATATAN KELAHIRAN, KEMATIAN, ADOPSI
ANAK DAN GANTI NAMA KEPALA SEKSI DOKUMENTASI DAN INFORMASI PENCATATAN SIPIL SEKRETARIAT KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN
Berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, susunan organisasi, tugas pokok dan fungsi serta tata kerja pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi, maka kedudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan perangkat daerah yang mempunyai tugas dalam menyelenggarakan pelayanan administrasi masyarakat yang berada di wilayah Kota Bekasi.
2.2. SUMBER DAYA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
1. Kondisi Umum PegawaiJumlah pegawai keseluruhan yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi pada tahun 2015 sebanyak 125 orang dan pada tahun 2017. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut:
Tabel II.1.
Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi Tahun 2015
No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %
1. PNS 67 53.60
2. Kontrak/Honorer 58 46.40
Jumlah 125 100
Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi Tahun 2017
No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %
1. PNS 76 38.19
2. Kontrak/Honorer 123 61.81
Jumlah 199 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer.
a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf
Sesuai dengan Perda Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas Daerah Pemerintah Kota Bekasi, maka pengisian formasi jabatan struktural di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdiri dari eselon II,III dan IV. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel II.2.
Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang menduduki jabatan dan staf tahun 2015
No Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Eselon II 1 0.8
2. Eselon III 5 3.2
4. Staf 108 86.4
Jumlah 125 100
Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang menduduki jabatan dan staf tahun 2017
No Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Eselon II 1 0.50
2. Eselon III 4 2.01
3. Eselon IV 15 7.53
4. Staf 179 89.94
Jumlah 199 100
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat
Kondisi pada saat tahun 2015 jumlah 125 Pegawai yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdapat 27,2 % pegawai yang berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 7,2 % pegawai yang berstatus golongan II sebanyak 18,4 % dan golongan I sebanyak 0,8%. Namun masih ada pegawai yang bersatatus TKK yaitu 46,4 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut
Tabel II.3.
Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan Pangkat/Golongan tahun 2017
N0 Golongan Jumlah (orang ) %
1. IV 9 7.2 2. III 34 27.2 3. II 23 18.4 4. I 1 0.8 4 TKK 58 46.4 Jumlah 125 100
Kondisi pada saat tahun 2017 jumlah 125 Pegawai yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terdapat 17,08% pegawai yang berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 6,5% pegawai yang berstatus golongan II sebanyak 13,06% dan golongan I sebanyak 1%. Namun masih ada pegawai yang bersatatus TKK yaitu 61,80%. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut
Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan Pangkat/Golongan tahun 2017
N0 Golongan Jumlah (orang ) %
1. IV 13 6.5 2. III 34 17.08 3. II 26 13.06 4. I 2 1 4 TKK 123 61.80 Jumlah 199 100
c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih mendominasi yaitu sebesar 50,4 %, sedangkan yang paling rendah yaitu tingkat Strata-2 sebesar 7,2 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel II.4.
Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berdasarkan Pendidikan tahun 2015.
N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %
1. Strata-2 ( S2 ) 9 7.2
2. Strata-1 ( S1 ) 40 32
3. Sarjana Muda/ D3 13 10.4
4. SLTA/SMK 63 50.4
2. Kondisi Umum Sarana Kerja
Sarana kerja yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi tergolong cukup memadai ini bisa terlihat dalam tabel di Bawah ini :
Tabel II.8.
Sarana Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
No Uraian Banyaknya Satuan
1 Gedung 1.894 Unit (2 Lantai)
M2
2 Listrik 1 Jaringan
3 Telpon 2 Line (1 Fax)
4 Ruang Rapat 1 Ruang
5 Ruang Arsip 2 Ruang
6 Musholla 2 Buah
7 Kendaraan Roda 4 8 Unit
8 Kendaraan Roda 2 8 Unit
9 Meja Rapat 1 Set
10 Ac 23 Unit
11 Komputer Pc 65 Unit
12 Komputer Notebook 5 Unit
13 Meja Kerja 52 Unit
14 Kursi Kerja 67 Unit
16 Rak Arsip 45 Unit
17 Infokus 1 Unit
18 Jaringan Internet 1 Jaringan
19 Lemari Arsip 6 Unit
Dari tabel II.8 dapat dilihat bahwa perbandingan antara luas gedung dan jumlah pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebesar 1.894 M2 : 1, hal ini mengidikasikan bahwa setiap satu orang pegawai memiliki ruang sebanyak 2.3 M2.
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA BEKASI
Pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi didasari oleh Standar Pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat yakni tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri. Adapun Indikator KInerja Pelayanan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi adalah sebagaimana berikut :
1. Cakupan Penerbitan Kartu Tanda Penduduk (KTP) 2. Cakupan Kepemilikan Kartu Keluarga
3. Cakupan Penerbitan Akta Kelahiran 4. Cakupan Kepemilikan Akta Perkawinan 5. Cakupan Penerbitan Akta Kematian 6. Ketersediaan Data Kependudukan
Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tahun 2015 Semester 1 sebesar 2.384.136 jiwa dan yang sudah memiliki KTP-el sebesar 1.371.157 jiwa dan jumlah wajib KTP-el sebesar 1.813.685 jiwa jadi sisanya sebesar 442.528 jiwa.
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN
CATATAN SIPIL KOTA BEKASI
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini dengan
menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan internal meliputi Strength
(Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan). Sedangkan Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity
(Peluang) dan Ancaman Threaths (ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal
dan eksternal antara lain sebagai berikut :
2.4.1. Lingkungan Internal
Kekuatan (S)
- Adanya kebijakan yang mengatur pengelolaan administrasi kependudukan
- Adanya komitmen yang tinggi dari Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap pelayanan Administrasi Kependudukan
- Jumlah aparatur yang memadai
- Tersedianya database Kependudukan yang berbasis Teknologi Informasi - Adanya peran serta dari Instansi lain dan masyarakat
- Keinginan masyarakat untuk memiliki akte catatan sipil dan administrasi kependudukan masih tinggi
Kelemahan (W)
- Belum optimalnya pemanfaatan database administrasi kependudukan - Kemampuan sumber daya manusia yang tidak merata
- Kurangnya akurasi data administrasi kependudukan
- Kurangnya Sarana dan Prasarana Pelayanan Administrasi Kependudukan
- Belum efektifnya sistem pengendalian dan evaluasi, baik metodologi, pelaksanaan maupun penggunaannya
2.4.2. Lingkungan External
Peluang (O)
- Tingkat kebutuhan masyarakat terhadap dokumen kependudukan cukup tinggi
- Tingginya pertumbuhan ekonomi sebagai peluang peningkatan laju pertumbuhan penduduk - Tingginya jumlah penduduk
- Kepercayaan pimpinan daerah, DPRD dan masyarakat terhadap Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Ancaman (T)
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang prosedur pelayanan administrasi kependudukan yang berbasis Teknologi Informasi
- UU Nomor 23 tahun 2006 Tentang Administrasi kependudukan
- Masih adanya anggapan dari masyarakat bahwa akta catatan sipil dan administrasi kependudukan tidak begitu penting
BAB III ISU – ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
A. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
1. Peran SKPD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah;
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan urusan pemerintah daerah Dinas Kependudukan yang dalam hal ini memiliki program penataan administrasi kependudukan berimplementasi kepada kegiatan antara lain : 1. jemput bola kegiatan administasi kependudukan,
2. sosialisasi kegiatan administasi kependudukan, 3. operasi yustisi dan pembinaan kependudukan
2. Sumberdaya SKPD dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya;
Sumber daya yang ada pada Dinas kependudukan berprinsip kepada penataan arsip dengan gedung yang permanen terpisah dari pelayanan kantor karena arsip yang terdapat pada Disdukcasip merupakan arsip seumur hidup yang tidak dapat dimusnahkan, SDM dan Kelengkapan Pelayanan.
3. Hambatan dan permasalahan yang perlu diantisipasi. 1. Potensi dan permasalahan pelayanan SKPD; dan
A. PERMASALAHAN 1. INTERNAL
- Infrastruktur kurang memadai - Sumber Daya Aparatur belum optimal 2. EKSTERNAL
- KTP
a. Keterbatasan Alat Rekam b. Jaringan mengalami gangguan c. Pencetakan e-KTP butuh waktu lama d. Partisipasi masyarakat masih minim - CATATAN SIPIL
a. Pemilik Akte Kelahiran belum 100%
b. Penilaian masyarakat bahwa persyaratan terlalu terbelit – belit, HIGH COST B. UPAYA
1. INTERNAL
- Penguasaan bidang tugas dan standard operation (SOP) 2. EKSTERNAL
- KTP-el
a. Pemanfaatan alat perekaman KTP-el
b. Koordinasi rutin dengan bagian telematika dan provider lainnya
B. Telahaan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir
periode perencanaan.Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan
produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana organisasi akan dibawa
dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus dilaksanakan.
Berdasarkan perda no. 11 tahun 2013 serie E tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kota Bekasi Tahun 2013 -2018 bahwa Visi Kota Bekasi adalah “ BEKASI MAJU,
SEJAHTERA IHSAN “
Pernyataan Misi
Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) , Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi.
Misi Kota Bekasi adalah:
Misi Pertama :Menyelenggarakan tata kelola kepemerintahan yang baik; Misi Kedua :
Membangun prasarana dan sarana yang serasi dengan dinamika dan pertumbuhan kota; Misi Ketiga :
Meningkatkan kehidupan sosial masyarakat melalui layanan pendidikan kesehatan dan layanan sosial lainnya;
Misi Keempat :
Meningkatkan perekonomian melalui pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah, peningkatan investasi, serta penciptaan iklim usaha yang kondusif
Misi Kelima :
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai
tugasnya yaitu membantu Walikota dalam memimpin, mengendalikan, dan mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum yang menjadi kewenangan Dinas
pada bidang Kependudukan dan Catatan Sipil yang meliputi urusan pendaftaran dan informasi
penduduk, perkembangan, proyeksi dan penyerasian kebijakan kependudukan serta pencatatan sipil
dan dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Kependudukan Kota Bekasi mempunyai
fungsi sebagai berikut:
a. perumusan dan penetapan rencana strategis dan rencana kerja Dinas sesuai dengan visi dan
misi Daerah;
b. penetapan pedoman dan petunjuk teknis penyelenggaraan urusan lingkup bidang
Kependudukan dan Catatan Sipil;
c. pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas Sekretariat, Bidang-Bidang dan Kelompok
Jabatan Fungsional;
d. pembinaan administrasi perkantoran;
e. pemberian pelayanan dan pembinaan kepada unsur terkait di bidang Kependudukan dan
Catatan Sipil serta pelaksanaan hubungan kerja sama dengan SKPD, lembaga/instansi terkait
dalam rangka penyelenggaraan kegiatan Dinas;
f. pembinaan dan pengembangan karir pegawai Dinas;
g. pelaksanaan tugas selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang;
h. penyusunan dan penyampaian laporan keuangan Dinas sesuai ketentuan yang berlaku;
i. pemberian laporan pertanggungjawaban tugas Dinas kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah dan laporan kinerja Dinas sesuai ketentuan yang berlaku.
j. penyelenggaraan tugas lain yang diberikan oleh Walikota
Ditinjau dari sisi tugas perencanaan, secara umum tugas Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah, namun
secara khusus, tugas dan fungsi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil berkontribusi langsung
dalam mendukung pencapaian misi ke 1 yaitu Menyelenggarakan Tata Kelola Pemerintahan Yang
Baik.
C. Telahaan Renstra K/L dan Renstra Provinsi
Dalam Renstra Kementrian Dalam Negeri dijelaskan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran Prioritas Pembangunan Nasional serta Visi, Misi, Tujuan, dan sasaran Strategis Kementerian Dalam Negeri Tahun 2010-2014, upaya dan langkah strategik utama adalah “ Memperjaga dan Memperkuat stabilitas penyelenggaraan sistem pemerintahan dalam negeri “. Stabilitas politik dalam negeri dan pemerintah dalam negeri adalah parameter pokok kebijakan Kementerian dalam Negeri yang dilaksanakan secara berkesinambungan sejak periode RPJM pertama
tahun 2004-2009 dalam kerangka RPJPN Tahun 2005-2025. Sejalan dengan itu, dalam kerangka pencapaian target pembangunan 2010-2014 terdapat prioritas-prioritas khusus yang secara langsung mendukung Program 5 (lima) Tahun (P5T), baik secara eksplisit telah termuat dalam RPJMN 2010-2014 maupun yang secara langsung menjadi bagian penugasan Kepada Menteri Dalam Negeri. Untuk mewujudkan hal tersebut, digunakan pendekatan berupa prinsip-prinsip RENSTRA kemendagri
1. Desentralisasi dan Otonomi Daerah, yaitu dengan mamperkuat penyelenggaraan pemerintah daerah guna meningkatkan pelayanan dan hasil-hasil pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat;
2. Pembangunan berkelanjut, yaitu keseluruhan proses pembangunan yang dilakukan saling berkaitan antara kegiatan sebelumnya dengan rencana selanjutnya atau kegiatan yang satu dengan kegiatan lainnya dalam suatu rangkaian tahan yang saling terintegrasi;
3. Tata kepemerintahan yang baik, yaitu menerapkan tata pengelolaan yang baik ( good governance ) guna membentuk birokrasi yang di dukung dengan langkah-langkah reformasi birokrasi di lingkungan kementrian dalam Negeri.
Strategi pencapain program tersebut dilaksanakan dalam koridor kebijakan startegik yang berupakan kebijakan prioritas kementerian Dalam Negeri tahun 2010-2014, yang meliputi :
1. Menjaga persatuan dan kesatuan serta melanjutkan pengembangan system politik yang demokratis dan berkedaulatan rakyat, yang di dukung oleh situasi dan kondisi yang kondustif.
2. Mendukung pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan pemerintah yang desentralistik.
3. Mendorong pembangunan daerah yang berkeseimbangan, serta meningkatkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan pembangunan secara partisipatif.
4. Mendorong penyelenggaraan prinsip-prinsip tata pemerintah yang baik dan penerapan reformasi birokrasi.
Program 3 : Penataan Administrasi Kependudukan (P3)
Program ini merupakan program teknis dengan tujuan terciptanya administrasi Kependudukan.
Indikator Kinerja Program adalah meningkatkan tertib Database Kependudukan berbaris NIK Nasional dan pelayanan dokumen Kependudukan, terwujudnya pemberian NIK pada setiap penduduk. Koneksitas NIK dengan indentitas Kependudukan dan tersedianya regulasi daerah tentang administrasi Kependudukan, serta terwujudnya Perencanan dan keserasian Kebijakan, Kependudukan, yang diukur dari :
1. Jumlah Kabupaten/Kota yang database Kependudukan tersambung (on-line) dengan provinsi dan nasional. 2. Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan konsolidasi data Kependudukan secara Nasional, berjenjang untuk
menwujudkan NIK tunggal;
3. Jumlah Kabupaten/Kota yang melakukan Prmutakhirandatabase Kependudukan Kabupaten/kota.
4. Jumlah Kabupaten/Kota yang telah terpenuhi jaringan Komunikasi, serta sarana dan prasarana SIAK di daerah maupun data center Kependudukan secara on-line.
5. Jumlah Kabupaten/Kota yang memberikan Nomor Induk Kependudukan (NIK) Kepada setiap penduduk; 6. Jumlah K/L yang dapat mengakses database Kependudukan berbaris NIK Nasional dan atau digunakan
7. Jumlah Kependudukan/kota yang menerapkan SIAK dalam pelayanaan administrasi kependudukan secara tersistem dan utuh;
8. Jumlah Kabupaten/kota yang melaksanakan perekaman biodata, foto, dan sidik jari penduduk secara terintegrasi di daerah;
9. Jumlah SDM yang disediakan Kabupaten/Kota dalam pengelolaan SIAK dan petugas registrasi; 10. Jumlah kabupaten/kota tahap pertama yang menerapkan KTP barbasis NIK Nasional;
11. Jumlah penduduk e_KTP berbasis NIK dengan perekam sidik jari;
12. Jumlah daerah yang menerapkan perda sebagai amanat UU No. 23 Tahun 2006 dalam penyelenggaraan administrasi Kependudukan;
13. Peresentase Pemda (kabupaten/kota) yang memiliki perencanan Kependudukan; 14. Sosialisasi administrasi Kependudukan secara terus menerus kepada masyarakat;
15. Pelaksana program adalah Direktorat Jendal Kependudukan dan Pencatatan Sipil melalui 7(tujuh) kegiatan yaitu:
a. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
b. Pembinaan Administrasi Pendaftaran Penduduk; c. Pembinaan Administrasi Pencatatan sipil; d. Pengelolaan Informasi Kependudukan;
e. Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan ( SAK ) terpadu; f. Penetapan Pengembangan kebijakan kependudukan; serta
g. Penyerasian Kebijakan dan Perencanan Kependudukan;
Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD Pemerintah Kota Bekasi (2013-2018), prioritas pembangunan Kota Bekasi diarahkan pada :
a. Peningkatan Kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan dan kesehatan maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan.
b. Revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan melalui pembangunan maupun pengembangan agribisnis, agro-industri serta koperasi, usaha mikro/Kecil dan menengah.
c. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja.
d. Peningkatan Kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan lingkungan hidup secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian daerah.
e. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.
f. Peningkatan kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan sosial keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau tingkat peradaban masyarakat yang tinggi.
Dalam Renstra Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun
global, permasalahan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar
globalisasi membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang berdampak pada
munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Dalam konteks ketatanegaraan, arus globalisasi juga
mendorong akselerasi proses demokratisasi dan desentralisasi yang melahirkan situasi paradoksal, antara
semakin membaiknya kebebasan sipil (civil liberty) dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan
kapasitas tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik belum sepenuhnya
sesuai harapan. Percepatan arus informasi dan modal juga berdampak pada meningkatnya pemanfaatan
berbagai sumber daya alam yang memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan
lintas-batas antarnegara, percepatan penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta masalah tenaga kerja
Indonesia di luar negeri.
Berbagai masalah tersebut juga mencerminkan rumitnya tantangan yang harus dihadapi bangsa dan
negara Indonesia. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas seluruh instansi pemerintah,
termasuk Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) yang diberi tugas dalam perencanaan pembangunan nasional,
untuk mengatasi permasalahan dan tantangan tersebut. Peran Kementerian PPN/Bappenas sangat
strategis, karena perencanaan merupakan pijakan awal untuk menentukan arah pembangunan nasional
dengan mengoptimalkan sumber daya dan melibatkan para pelaku pembangunan nasional. Untuk itu,
Kementerian PPN/Bappenas dituntut memiliki kemampuan untuk menjembatani kesenjangan dan
menekan egoisme yang dapat menghambat pencapaian target dan tujuan pembangunan nasional sesuai
amanat Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem
perencanaan pembangunan nasional, yaitu: a) untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan; b)
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan
antarfungsi pemerintah, serta antara pusat dan daerah; c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; d) mengoptimalkan partisipasi masyarakat;
dan e) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan
berkelanjutan. Untuk mencapai kelima tujuan tersebut, maka Kementerian PPN/Bappenas
Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun 2013 - 2018
menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan yang belum terselesaikan, namun
juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di masa yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang
strategis dan berdekatan dengan ibukota negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent of
development (agen pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu yang bersifat lokal
dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan yang dihadapi Jawa Barat antara lain
kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan,
terbatasnya kesempatan kerja, mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi
permasalahan tersebut diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis
Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan kesempatan lapangan kerja, peningkatan
aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis,
perdagangan, jasa dan industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan
serta penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa Barat.
Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi Kota Bekasi masuk dalam wilayah 4 yaitu : Wilayah Bogor,
dengan lingkup kerja Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten
Cianjur dan Kota Depok. Dengan kategori permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :
a. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah, seperti infrastruktur jalan dan jembatan, persampahan serta air bersih;
b. Pemantapan kawasan lindung;
c. Penataan daerah otonom sesuai dengan aspirasi dari bawah serta mengikuti mekanisme yang telah ditentukan;
d. Belum optimalnya pelayanan pemerintah terhadap wilayah bagian selatan; e. Belum dimilikinya kelembagaan ekspor produk perikanan Jawa Barat;
f. Perlunya peningkatan penanggulangan dan pemberantasan penyakit menular; g. Belum adanya kebijakan yang jelas tentang mitigasi dan penanggulangan bencana;
h. Perlunya pemekaran pemerintahan daerah yang sesuai dengan aspirasi dari bawah serta mengikuti mekanisme yang telah ditentukan;
i. Belum optimalnya pengembangan agribisnis;
j. Perlunya peningkatan sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan.
D. Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bekasi tahun
2005 - 2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya
pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian
Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai konservasi;(b)
meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai kawasan konservasi air dan tanah,
melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan
ruang yang tidak dapat mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang
dapat mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat khususnya pada daerah-daerah
tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan pengembangan desa–desa
potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan
antara kegiatan perdesaan dan perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang
yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan pembangunan dalam
mewujudkan sistem kota-kota. Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan
struktur ruang; dan kebijakan pengembangan pola ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta mengakomodasikan pembagian peran dengan
kabupaten/kota dan bersifat saling melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.
Namun demikian masih terdapat berbagai isu strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan
dengan penataan ruang ini. Pertama adalah masih terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang di Kota
Bekasi. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pembangunan wilayah di Kota Bekasi antara Kota
Bekasi Bagian Barat dengan bagian Kota Bekasi lainnya. Isu ketimpangan ini harus direspon secara cepat
oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan dijadikan acuan utama dalam menetapkan lokasi
pembangunan sehingga ketimpangan pembangunan wilayah yang terjadi dapat dikurangi secara bertahap.
Isu selanjutnya berkaitan dengan semakin meningkatnya konversi lahan pertanian ke non pertanian dan
konversi lahan di kawasan lindung. Hal ini terjadi karena pengaruh kegiatan ekonomi seperti kegiatan
investasi industri, jasa maupun pemukiman, perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih
fungsi lahan di Kota Bekasi terutama terjadi pada berubahnya fungsi hutan baik primer maupun sekunder
menjadi fungsi perkebunan bahkan semak belukar, berubahnya fungsi sawah menjadi fungsi permukiman
dan budidaya lainnya. Alih fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang yang telah
direncanakan sebelumnya. Sebagai akibatnya produksi dan produktivitas pertanian semakin menurun dan
kondisi lingkungan juga menurun. Mengingat sektor pertanian dan lingkungan alam masih menjadi
keunggulan Kota Bekasi khususnya dalam lingkup wilayah Jabodetabek, maka kondisinya yang semakin
menurun akan mengancam ketahanan pangan Kota Bekasi. Kondisi ini menuntut Bappeda untuk semakin
kreatif dalam merancang berbagai upaya perlindungan dan pengamanan terhadap lahan-lahan pertanian
yang produktif agar tidak dialihfungsikan untuk kepentingan lain yang merugikan pembangunan pertanian
daerah.
Isu lainnya yang perlu diperhatikan adalah berkembangnya aktivitas pertambangan dan galian yang tidak
memperhatikan tata-ruang dan dampak lingkungan. Barang tambang pada dasarnya merupakan sumber
daya alam yang bernilai ekonomi dan dapat diekstrak untuk meningkatkan pendapatan, namun sangat
perlu dilakukan upaya untuk meminimalkan dampak lingkungan. Lingkungan yang rusak akan dapat
mengancam potensi ekonomi lainnya yang dimiliki Kota Bekasi seperti pariwisata dan pertanian. Oleh
karena itu, Bappeda perlu menyusun rencana yang lebih berwawasan lingkungan.
Jika ditelaah aspek lingkungan hidup, maka wilayah Kota Bekasi memiliki potensi berbagai jenis sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan. Namun pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan selain tenaga air, saat ini masih belum optimal.
Isu strategis yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah terjadinya kerusakan
lingkungan di daerah-daerah pertambangan, dan pembangunan kawasan-kawasan industri. Kondisi ini
dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air, maupun suara sehingga dapat mengurangi kualitas
kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri. Demikian pula alih fungsi lahan secara berlebihan dan
tidak sesuai dengan peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Hal ini dapat
mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang timbul seperti erosi, banjir, polusi dan lain-lain.
Pembangunan ekonomi yang kurang bijaksana akan memberi dampak negatif terhadap kualitas
lingkungan. Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara berlebihan akan mempengaruhi aktifitas
pertanian di Kota Bekasi. Semakin banyak jaringan jalan yang ada, maka kegiatan pertanian akan semakin
terdesak akibat berkurangnya lahan pertanian. Pemanfaatan air bersih secara berlebihan juga dapat
mengakibatkan menurunnya kuantitas dan kualitas sumber air khususnya air tanah. Pemanfaatan potensi
pertambangan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan akibat lahan galian yang
ditinggalkan.
Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup tersebut, maka Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil perlu merancang berbagai rencana pembangunan yang ramah lingkungan. Sebagai implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tentang lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Selanjutnya perumusan rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan berbagai sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen penting lainnya dalam perencanaan berwawasan administrasi kependudukan adalah ketersediaan data dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan, sehingga kedepan perancangan sistem data dan informasi lingkungan hidup semakin penting. E. Penentuan Isu – Isu Strategis
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara laindimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunankarena dampaknya yangsignifikan bagi SKPD dimasa datang.Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Isu – isu Strategis yang ada pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah sebagai berikut: 1. Penerbitan KTP Elektronik
2. Kecepatan pelayanan dalam penerbitan Administrasi Kependudukan 3. Penyediaan data kependudukan yang akurat
4. Kenyamanan dalam pelayanan Administrasi Kependudukan F. Kondisi Internal Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bekasi
Berikut ini adalah kondisi internal yang dihadapi oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil : 1. Kekuatan ( Strength / S )
a. Adanya kebijakan yang mengatur pengelolaan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang memadai
b. Adanya komitmen yang tinggi dari Pemerintah atas pelayanan kependudukan dan catatan sipil c. Kondisi geografis Kota Bekasi sebagai daerah penyangga ibu kota