• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI II DPR RI DENGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI II DPR RI DENGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN SINGKAT

RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM KOMISI II DPR RI DENGAN

Prof. Dr. DJOKO SURYO DAN Prof. Dr. THAMRIN A. TOMAGOLA RABU, 2 MARET 2011

---

Tahun Sidang : 2010-2011

Masa Persidangan : III

Rapat Ke : --

Sifat : Terbuka

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU)

Dengan : Prof. Dr. Djoko Suryo dan Prof. Dr. Thamrin A. Tomagola

(dihadiri 6 Anggota Komite I DPD RI)

Hari/Tanggal : Rabu, 2 Maret 2011

Pukul : 14.00 WIB - selesai

Tempat : Ruang Rapat Komisi II DPR RI (Gd. Nusantara/KK.III)

Ketua Rapat : Ganjar Pranowo/Wakil Ketua Komisi II DPR RI

Sekretaris Rapat : Arini Wijayanti, SH.,MH/Kabag.Set Komisi II DPR RI

Acara : Mencari Masukan terkait dengan RUU Keistimewaan

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Kehadiran : 30 dari 49 Anggota Komisi II DPR RI

19 Anggota izin

HADIR :

H. Chairuman Harahap, SH.,MH Ganjar Pranowo

Drs. Abdul Hakam Naja, M.Si H. Abdul Wahab Dalimunte, SH Drs. H. Amrun Daulay, MM Muslim, SH

Rusminiati, SH

Kasma Bouty, SE.,MM

Dr. H. Subiyakto, SH.,MH.,MH Khatibul Umam Wiranu, SH.,M.Hum Ir. Nanang Samodra KA, M.Sc Drs. H. Abdul Gafar Patappe Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM

Agustina Basik-Basik, S.Sos.,MM.,M.Pd Drs. Agun Gunandjar Sudarsa, Bc IP.,M.Si

Hj. Nurokhmah Ahmad Hidayat Mus Drs. H. Murad U. Nasir, M.Si

Dr. Yasona H. Laoly, SH.,MH Vanda Sarundajang

Drs. Almuzzamil Yusuf Hermanto, SE.,MM Drs. H. Rusli Ridwan, M.Si Drs. H. Fauzan Syai e

H. Chairul Naim, M.Anik, SH.,MH Drs. H. Nu man Abdul Hakim Dr. AW. Thalib, M.Si

Dra. Hj. Ida Fauziyah Hj. Mastitah S.Ag.,M.Pd.I Drs. H. Harun Al-Rasyid, M.Si Mestariany Habie, SH

IZIN :

Dr. Drs. H. Taufiq Effendi, MBA Drs. H. Djufri

Ignatius Mulyono

Dra. Gray Koes Moertiyah, M.Pd Drs. Taufiq Hidayat, M.Si

Nurul Arifin S.IP.,M.Si Dr. M. Idrus Marham Drs. Soewarno Arif Wibowo

Budiman Sudjatmiko, M.Sc.,M.Phill

Alexander Litaay

H. Rahadi Zakaria, S.IP.,MH Agus Purnomo, S.IP

Aus Hidayat Nur TB. Soemandjaja.SD H. M. Izzul Islam

Abdul Malik Haramain, M.Si Miryam S. Haryani, SE.,M.Si Drs. Akbar Faizal, M.Si

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri

(2)

I. PENDAHULUAN

Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi II DPR RI dengan Prof. Dr. Djoko Suryo dan Prof. Dr. Thamrin A. Tomagola dan dihadiri 6 Anggota Komite I DPD RI dibuka pukul 14.30 WIB oleh Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Yth. Ganjar Pranowo/F-PDI Perjuangan.

II. POKOK-POKOK PEMBICARAAN

Prof. Dr. Thamrin A. Tomagola menyampaikan paparan sebagai berikut: 1. Menyampaikan 7 (tujuh) prinsip yang menjadi fokus dalam RUU Keistimewaan DIY,

yakni :

bahwa rakyat haruslah menjadi hal yang istimewa

tidak boleh adanya concentration of power oleh satu pihak, harus adanya check

and balances dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Hak demokratisasi semua warga negara untuk dapat dipilih dan memilih tidak boleh dicabut dan dipangkas.

Harus diterapkan prinsip musyawarah mufakat, sebagaimana nila-nilai pancasila. Dalam menghadapi masalah yang mengaitkan sejarah masa lalu, tentunya harus melihat realita dan kondisi objektif saat sekarang, dan melihat apa yang akan terjadi di masa depan, dengan menjadikan bentuk kompromi sebagai bagian yang utama dari penyelesaian.

Ke depan RUUK DIY, tidak boleh membuka peluang munculnya dualisme pemerintahan, pembagian kewenangan haruslah jelas.

Sebaiknya diterapkan masa transisi dua tahun untuk mengujicobakan RUU, dengan mempertimbangkan asumsi dari berbagai pihak, sehingga dapat diketahui sejauhmana masalah timbul.

2. Bahwa Keistimewaan DIY yang dimiliki oleh setingkat provinsi, harus dipahami secara holistik, bukan hanya pada persoalan pemilihan atau penetapan, tapi hal lainnya harus meniadi perhatian, sebagai satu kesatuan.

3. Menyampaikan masukan terhadap beberapa pasal-pasal draft RUU K DIY:

Dalam ketentuan umum, point 4 dan 5 sebaiknya tidak menggunakan istilah warisan budaya, dicari rumusan yang tepat.

Dalam Draft RUUK DIY, harus mengakomodir nilai-nilai budaya keraton yang sangat hierarkis, dengan nilai-nilai budaya rakyat yang sangat legaliter.

Terhadap istilah Gubernur Utama, dan Wakil Gubernur utama dalam Draft RUUK DIY, adalah suatu bentuk kompromi yang maksimal, yang ditawarkan oleh Pemerintah. Dan secara pribadi menyatakan sepakat jika Sri Sultan dan Sri Paku diposisikan sebagai pemimpin yang menangani bidang sosial dan budaya, serta posisi gubernur dan wakil gubernur memiliki otoritas di bidang politik dan ekonomi, dimana posisi tersebut diisi melalui mekanisme pemilihan sesuai era demokrasi, bahwa pemimpin rakyat haruslah dipilih rakyat (demikian halnya Gubernur dan Wakil Gubernur).

Istilah melembagakan Kasultanan dan Kadipatenalaman sebaiknya tidak digunakan, tetapi digunakan istilah lain yakni formalisasi, mengingat sebelumnya kedua lembaga tersebut sudah melembaga di masyarakat.

Sebaiknya dalam pasal 4 draft RUU K DIY, asas dari keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dipisah dalam dua bagian terpisah, yakni yang bersifat nasional dan lokal.

Dalam mempertahankan tradisi, membangun dan mengokohkan proses demokrasi haruslah memiliki kesesuaian antara suara rakyat, dengan suara Sri Sultan selaku raja.

(3)

Mengusulkan agar dalam Pasal 5 ayat 1 huruf c Draft RUUK DIY, sebaiknya dibedakan antara plurality (keberagaman kelompok), dan multyculturalisme (keragaman budaya), maka sebaiknya ditambahkan klausul tatanan budaya. Dengan demikian budaya diberi ruang untuk dapat tumbuh.

Mengusulkan agar urutan posisi Pasal 5 ayat 1 Draft RUUK DIY, dirubah di posisi terakhir dalam pasal 5.

Dalam Pasal 5 ayat 3 Draft RUU K DIY, istilahnya lebih tepat digunakan pemberdayaan masyarakat , disamping digunakan istilah pengembangan kemampuan masyarakat .

Dalam Pasal 5 ayat 4 huruf a Draft RUU K DIY, sebaiknya istilah pengayoman dan pembimbingan diganti dengan istilah pendorongan fasilitas rakyat . Dalam Bab V Draft RUUK DIY, terkait Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama, merupakan bentuk kompromi maksimal melalui penetapan Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama, namun dalam konsep ini terdapat ketidakjelasan, apakah wewenang hanya sebatas di bidang sosial budaya, lalu bagaimana bidang ekonomi dan politik, jika tidak ada pemisahan, maka bisa terjadi benturan.

Dalam Pasal 10 huruf a Draft RUUK DIY, ada ketidakjelasan wewenang Gubernur Utama dan Wakil Gubernur Utama dalam hal memberi arahan umum kebijakan, hal ini perlu diperjelas.

Dalam Pasal 11 huruf a Draft RUUK DIY, bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur Utama berhak menyampaikan usul dan/atau pendapat kepada Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan Kewenangan Istimewa, kewenangan istimewa yang dimaksud dalam point ini perlu diperjelas apakah hanya dalam area umum, bidang sosial budaya atau bagaimana.

Prof. Dr. Djoko Suryo menyampaikan paparan sebagai berikut:

Memberikan pemaknaan Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta yang dirumuskan dalam beberapa landasan konseptual keistimewaan yakni

1. Landasan Yuridis/Legal Formal,

yakni menegaskan bahwa Negara mengakui keistimewaan yang dimiliki DIY yang didasarkan atas pengakuan yuridis/legal/hukum sebagaimana tercantum pada Pasal 18B ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945, UU Nomor 22 Tahun 1948, UU Nomor 3 Tahun 1950, UU Nomor 9 Tahun 1955, UU Nomor 1 Tahun 1957, UU Nomor 18 Tahun 1965 dan UU Nomor 55 Tahun 1974.

Pengakuan hukum menegaskan bahwa DIY diakui secara sah sebagai daerah berkedudukan istimewa dan memiliki kewenangan khusus untuk menyelenggarakan pemerntahan setingkat Provinsi berdasarkan kekhususan dan keistimewaan yang dimilikinya yaitu keistimewaan berdasarkan sejarah, budaya, hak asal usul menurut UUD 1945.

Secara historis faktual dan empiris, keistimewaan yuridis formal pada dasarnya telah dimiliki dan dilaksanakan secara aktual dalam penyelenggaraan pemerintahan DIY yang berlangsung sejak 1945 hingga kini.

Secara historis legal formal pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah Provinsi DIY telah berlangsung dan terlaksana secara lancar, aman, tentram dan damai sesuai dengan UUD 1945 dan UU terkait.

2. Landasan Historis/Sejarah Faktual

menegaskan bahwa fakta dan peristiwa penting yang mendasari landasan yuridis formal mencakup peristiwa-peristiwa historis yakni :

peristiwa bergabungnya Negeri Ngayogyakarta Hadiningrat di bawah Sultan Hamengku Buwana IX, dan Pura Kadipaten Pakualaman dibawah Sri Paduka Paku Alam VIII ke dalam wilayah NKRI, sebagaimana terekam dalam Amanat 5

(4)

September 1945. Peristiwa ini diawali dengan pemberian ucapan selamat melalui kawat dari Sultan HB IX kepada Soekarno-Hatta atas diproklamasikannya RI tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta, dimana surat tersebut dikirim pada 18 Agustus 1945. Dan melalui Piagam Penetapan Kedudukan 19 Desember 1945, wilayah Negari Ngayogyakarta Hadiningrat diakui dan ditetapkan menjadi wilayah NKRI dibawah pimpinan Sultan HB IX.

Peristiwa ketika Yogyakarta menjadi Ibukota RI (1946-1949) dan menjadi Kota Revolusi atau Kota Perjuangan (1945-1949), yang secara faktual menjadi bagian dari sejarah negara RI dan sejarah masyarakat dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Peristiwa ketika Yogyakarta menjadi penyelamat dan jembatan emas dalam perjuangan RI mencapai kemenangan dan kedaulatan Negara RI oleh Pemerintah kerajaan Belanda dan dunia Internasional. Kemenangan perjuangan telah dapat mewujudkan berdirinya NKRI yang dilaksanakan sejak berakhirnya perang kemerdekaan (1945-1959), yang dicapai melalui perjuangan fisik (militer) dan non fisik (diplomasi), yang semuanya dilakukan melalui kendali perjuangan dari Yogyakarta.

3. Landasan Historis Sosio-Kultural

bahwa keistimewaan DIY perlu juga dilihat dari landasan kekhususan dan kekhasan dari latar belakang sosial dan budaya dari masyarakat keraton Jawa-Islam Ngayogyakarta Hadiningrat yang telah hidup dari pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-21 sekarang.

Latar filosofi dan sosio kultural masyarakat DIY secara spesifik perlu dipahami karena telah menjadi sumber kekuatan dan kemampuan adaptasi, akulturasi, inovasi dan kreativitas masyarakat DIY dalam menghadapi tantangan perubahan jaman sehingga mampu melancarkan dinamika perjalan sejarahnya secara berkesinambungan dan berkelanjutan dari masa lampau hingga masa kini. Sumber kekuatan mendasar terletak pada nilai-nilai ajaran filosofi, moral, dan spiritual, nilai sosio kultural, dan nilai-nilai tersebut dapat disimak dalam karya-karya tekstual filsafat, keagamaan, sastra, seni, estetika, paugeran, angger-angger, tata sosial, adat istiadat, tata pemerintahan dan berbagai nilai-nilai budaya lokal Jawa lainnya.

Pandangan dunia budaya Jawa hakekatnya masih hidup dan berdampingan dan bahkan mendasari kehidupan budaya modern yang berkembang dilingkungan masyarakat di DIY.

4. Landasan Historis-Filosofis Kepemimpinan Kultural-Rasional atau Legal-Rasional-Kultural.

bahwa secara historis pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY yang berlangsung selama ini adalah melekat dengan kedudukan Sultan HB sebagai pemimpin kultural (raja) Negari Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Sri Paku Alam sebagai pemimpin kultural (Adipati) Kadipaten Pura Pakualaman.

Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY yang melekat dengan kedudukan Sultan dan Sri Paku Alam selama ini telah mengisyaratkan sebagai perpaduan melekatnya bentuk kepemimpinan legal rasional yang berlaku pada Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur dan bentuk kepemimpinan kultural yang berlaku pada kedudukan Sultan dan Sri Paku Alam. Pengisian jabatan yang telah berlangsung sejak tahun 1945 hingga masa kini telah berjalan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan tanpa hambatan, dan diterima oleh masyarakat DIY.

Beberapa alasan yang mendasari kelekatan jabatan kepemimpinan legal-rasional dan kedudukan kepemimpinan kultural tersebut tidak bertentangan dan sebaliknya bersinergi dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan dan mewujudkan pelayanan publik secara efektif, produktif dan akseptable bagi rakyat dan masyarakat DIY.

(5)

III. KESIMPULAN/PENUTUP

Terhadap masukan dan pendapat yang disampaikan oleh Pakar, akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi fraksi-fraksi dalam menyusun Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) guna dibahas lebih lanjut pada pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Pemerintah.

Rapat ditutup pukul 17.00 WIB.

JAKARTA, 2 MARET 2011 PIMPINAN KOMISI II DPR RI KETUA, ttd GANJAR PRANOWO A-365

Referensi

Dokumen terkait

Kendaraan umum (public transportation), yaitu sarana transportasi yang digunakan untuk bersama (orang banyak), kepentingan bersama, mendapat pelayanan yang sama, mempunyai arah

Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada bagian administrasi keuangan KUD Tepad Jaya, bahwa pendapatan KUD Tepad Jaya selalu mengalami penurunan setiap

regresi, model yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang.. 16 mempengaruhi permintaan wortel, tomat, dan brokoli organik adalah linier berganda. Faktor-faktor

Tapi yang bikin Lupus sebel, karena oleh Mami dan Papi Lupus dianggap anak kecil yang masih takut sama setan?. Dan akan merengek-rengek

Pedoman pemimpin ini akan mem- bantu Anda dalam menerapkan asas- asas yang bersifat ajaran yang akan menolong anggota membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk menjadi

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data profil pendidikan jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

Agar tidak menggunakan istilah yang telah baku dalam hukum pertanahan nasional (pencabutan hak atas tanah yang bersumber pada Pasal 18 UUPA, berbeda konotasinya)?. Bagaimana

Asumsi pentingnya adalah small economy dengan perfect capital mobility.Model Mundell-Fleming menunjukkan efek kebijakan ekonomi (economy policy) pada perekonomian terbuka