• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INSTRUMEN PENELITIAN (METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : DR. HERI RETNAWATI)"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

INSTRUMEN PENELITIAN

(2)

PENGERTIAN & JENIS-JENIS

INSTRUMEN PENELITIAN

(3)

PENGERTIAN

Sugiyono (2014:133) Instumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang akan diteliti

Arikunto (2013:203) Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Ridwan (2013:25) Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu instrumen akan menentukan mutu dari data yang

dikumpulkan, sehingga tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait.

(4)

No. Jenis Metode Jenis Instrumen 1. Angket (questionnaire) a. Angket (questionnaire)

b. Daftar cocok (checklist) c. Skala (scala)

d. Inventori (inventory)

2. Wawancara (Interview) a. Pedoman wawancara (interview guide) b. Daftar cocok (checklist)

c. Peralatan mekanis

3. Pengamatan/Observasi (observation) a. Lembar pengamatan b. Panduan pengamatan

c. Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) d. Catatan anekdot (anecdotal record)

e. Skala penilaian (rating scale) f. Peralatan mekanis

g. Daftar cocok (checklist)

4. Ujian atau Tes (test) a. Soal ujian (soal tes) b. Inventori (inventory)

5. Dokumentasi a. Daftar cocok (checklist) b. Tabel

Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

(Arikunto, dkk)

(5)

JENIS-JENIS Instrumen

(Arifin 2014)

Tes

• Tes merupakan suatu tehnik pengukuran yang

didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,

pernyataan, atau serangkaian tugas yang

harus dikerjakan atau dijawab oleh responden

Non-Tes

• Instrumen non tes lebih komprehensif, tidak

hanya menilai aspek kognitif saja, tetapi juga

aspek afektif, dan psikomotorik. (Sudaryono dkk

(6)

Kelebihan dan kekurangan Instrumen tes

(Arifin 2014)

Kelebihan

•Ruang lingkup item luas, bisa mencakup seluruh materi

•Dapat menghindari kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian.

•Jawaban bersifat mutlak, sehingga penilaian menjadi lebih objektif

•Koreksi dapat dilakukan oleh siapa saja •Pemberian skor mudah dan cepat

•Korektor tidak terpengaruh dengan baik buruknya tulisan

•Tidak mungkin ada dua orang

responden yang jawabannya sama, tetapi skornya berbeda

Kekurangan

•Sulit dalam mengonstruksi soal. •Membutuhkan waktu yang lama. •Ada kemungkinan responden

mencontoh jawaban orang lain dan berpikir pasif

•Umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.

(7)

Jenis Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Angket

Observasi

Pedoman

Catatan berkala

(insidental

record)

Daftar Ceklis

Dokumentasi

Pedoman

Peralatan

mekanis

Pedoman

Wawancara

Catatan

Anekdot

(anecdotal

record)

Skala Penilaian

(8)

Jenins Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Angket

Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.

Jenisnya

 Terstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban.

(9)

Kelebihan

 Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga obektifitas dapat terjamin.

 Informasi atau data lebih mudah dianalisis karena itemnya homogen.  Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang

jumlahnya cukup banyak

Kelebihan

Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat.

 Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.

Kelebihan dan kekurangan Instrumen Angket

(Arifin 2014)

(10)

Jenis Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Pedoman

Observasi

 Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.

 Dapat pula berbentuk ceklis.

Ada dua format observasi untuk penelitian kuantitatif yaitu:  Berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi

 Berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati.

Instrumen

Dokumentasi

 Dokumen yang digunakan dalam penelitian dapat berupa dokumen yang sudah ada maupun dokumen yang dirancang selama penelitian.  Misalnya silabus, program tahunan, program bulanan, program mingguan,

rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan pribadi siswa, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar jawaban, dan lain-lain

(11)

Jenis Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Daftar Cek

(check list

 Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati.

 Peneliti hanya meemberikan tanda cek (√) pada tiap-tiap aspek/ kegiatan sesuai dengan pengamatannya.

Pedoman

Wawancara

 Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden.

Ada Tiga Bentuk Wawancara yaitu:

o Terstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut.

o Tidak terstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga

responden bebas menjawab pertanyaan. Biasanya untuk mengungkap perasaan, pikiran, dan alasan tingkah laku.

o Campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban campuran, ada yang terstruktur ada pula yang bebas.

(12)

Jenis Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Catatan

anekdot

(anecdotal

record)

 Digunakan untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan ini dibuat segera setelah peristiwa terjadi.

 Catatan berupa bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian.

Catatan berkala

(insidental

record)

 Pencatatan dilakukan menurut urutan waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan secara terus menerus, hanya pada waktu tertentu, dan

(13)

Jenis Instrumen non tes

(Arifin 2014)

Peralatan

mekanis

 Digunakan untuk merekam proses observasi, wawancara, atau kegiatan penelitian yang lain.

 Bentuknya meliputi kamera dan recorder. Hasil rekaman dapat berupa video, foto, rekaman suara, kaset, dan lain-lain.

Skala

 Skala adalah sehimpunan butir verbal yang pada setiap butir responden memberikan jawaban dengan menyatakan tingkat kesetujuan atau

ketidaksetujuannya, atau menjawab dengan cara lain. Macam macam skala yaitu:

o Skala sikap atau menunjuk pada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap.

o Skala minat atau dorongan atau aktivitas mental yang dapat merangsang tehadap sesuatu

o Skala Penilaian, dimana tidak hanya melihat ada atau tidaknya objek yang diamati, tetapi juga mengukur intensitas fenomena yang disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.

(14)

SKALA PENGUKURAN

DALAM INSTRUMEN

(15)

MACAM-MACAM SKALA

PENGUKURAN

Skala Likert (Skala Tingkat Sumatif)

Skala Guttman

Rating Scale

Semantic Deferential

(16)

Skala Likert

Untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang.

Setiap butir instrumen mempunyai gradasi dari

sangat positif sampai sangat negatif.

Pilihan interval yang digunakan dapat bermacam-macam. Peneliti dapat

menentukan apakah pilihannya berjumlah ganjil atau genap. Model skala Likert:

Menggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat sikap yang dinilai. Contoh: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.

Menggunakan frekuensi terjadinya sikap

Contoh: Selalu, seringkali, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah. Menggunakan istilah yang bersifat kualitatif

Contoh: Bagus sekali, baik, sedang, dan kurang

Sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Menggunakan istilah yang menunjukkan kedudukan

Contoh: Sangat rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi. Menggunakan kode bilangan atau huruf

Contoh: “selalu” diberi kode 5, “kadang-kadang” (4), “jarang” (3), “jarang sekali” (2), dan “tidak pernah” (1).

(17)

• Pernyataan harus menggambarkan perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta, • Pernyataan harus jelas, singkat, terarah, dan tidak

mempunyai tafsiran ganda,

• Diusahakan supaya kecenderungan jawaban tidak terhimpun di satu ujung kontinum, tetapi sebagian berada di ujung lain, dan sebagian lagi terletak di tengah kontinum arah sikap tersebut

• Keseluruhan perangkat skala sikap hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, yaitu

pernyataan positif dan pertanyaan negatif untuk

menghindari jawaban yang strereotip dari responden • Setiap pertanyaan harus mengandung satu variabel

sikap dan tidak boleh lebih.

Petunjuk

agar skala

Likert

(18)

SKALA LIKERT

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

SS

S

R

TS

STS

1 Matematika merupakan mata

pelajaran favorit saya.

2 Saya tidak senang dengan

mata pelajaran matematika.

dst

Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya.

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Bentuk Check List

(19)

SKALA LIKERT

12 orang menjawab SS

20 orang menjawab S

5 orang menjawab R

10 orang menjawab TS

3 orang menjawab STS

Jumlah total

=

Misalnya angket tersebut diberikan pada 50 responden.

Salah satu cara menganalisis angket tersebut adalah sebagai berikut ini.

Analisis butir 1

= 12 x 5

= 60

= 20 x 4

= 80

= 5 x 3

= 15

= 10 x 2

= 20

= 3 x 1

= 3

178

(20)

SKALA LIKERT

• Jumlah skor ideal untuk seluruh item

• Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian

• Tingkat persetujuan 50 responden terhadap mata pelajaran matematika

sebagai mata pelajaran favorit adalah

• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden, skor 178

terletak pada daerah mendekati setuju.

• Jumlah total hasil respon 50 responden terhadap butir 1 adalah 178

• secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut ini.

Atau dengan menghitung presentasenya

= 5 x 50 = 250 = 178 = 178 250× 100% = 71,2 % dari 100 % STS TS RG S SS 50 100 150 200 250

(21)

SKALA GUTTMAN

• Skala ini mirip dengan skala Likert.

• Digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang bersifat tegas dan

konsisten.

• Hanya ada dua interval, yaitu setuju atau tidak setuju, ya atau tidak, pernah

atau tidak pernah, positif atau negatif, dan lain sebagainya.

No

Pernyataan

Alternatif Jawaban

S

TS

1.

Penguasaan Matematika sangat membantu

dalam mempelajari bidang studi lain

Penguasaan

Matematika

sangat

membantu

dalam

mempelajari bidang studi lain.

a. Setuju

b. Tidak Setuju

Bentuk Check List

Bentuk Pilihan Ganda

Analisis pada skala ini seperti pada Likert.

Jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.

(22)

SEMANTIK DEFFERENSIAL

Skala ini untuk mengukur sikap. Tidak berbentuk pilihan ganda atau check list tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Berisikan serangkaian karakteristik bipolar (kata-kata berpasangan), seperti panas-dingin, populer-tidak populer, baik-tidak baik, dan lain sebagainya. Pasangan kata-kata tersebut biasanya ditampilkan dengan tujuh skala kategori jawaban. Jawaban sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri, atau

sebaliknya. Responden memberikan tanda (X) pada salah satu skala

(23)

SEMANTIK DEFFERENSIAL

1. Menyenangkan 7

6

5

4

3

2

1

Membosankan

2. Sulit

7

6

5

4

3

2

1

Mudah

3. Bermanfaat

7

6

5

4

3

2

1

Sia-sia

4. Buruk

7

6

5

4

3

2

1

Baik

5. Menantang

7

6

5

4

3

2

1

Menjemukan

Penilaian terhadap pembelajaran matematika.

(24)

RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)

Data yang diperoleh

adalah data kuantitatif

(angka) yang kemudian

ditafsirkan dalam

pengertian kualitatif.

Penilai atau responden

memilih angka pada

suatu kontinum.

Skala ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap, tetapi juga mengukur persepsi responden terhadap

fenomena lain seperti status sosial, ekonomi, pengetahuan,

(25)

RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)

No

Item

Pertanyaan

Skor

1.

Kesiapan memberikan kuliah.

5

4

3

2

1

2.

Ketertiban penyelenggaraan

perkuliahan.

5

4

3

2

1

3.

Kejelasan penyampaian materi.

5

4

3

2

1

4.

Pemanfaatan media dan teknologi

pembelajaran.

5

4

3

2

1

5.

Pemberian umpan balik terhadap

tugas.

5

4

3

2

1

(26)

RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)

Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket yang diberikan kepada 40

responden, data dapat ditabulasikan seperti tabel berikut.

No

Responden

Jawaban responden untuk item nomor

Jumlah

1

2

3

4

5

1

5

4

3

4

2

2

3

5

4

1

3

3

4

3

2

1

3

40

3

3

1

2

3

Jumlah

18

16

13

12

790

(27)

RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)

• Jumlah skor kriterium maksimal

• Jumlah skor hasil pengumpulan data

• Kualitas dosen menurut 40 responden

• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, skor 790 terletak

pada daerah mendekati baik.

= 5 x 5 x 40 = 1000

= 790

= 790

1000× 100% = 79% dari 100%.

• Jumlah total skor dari seluruh responden adalah 790

• Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut.

Atau dengan menghitung presentasenya

STB TB C B SB 200 400 600 800 1000

(28)

Skala Tunderstone

Responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.

Hasil akhirnya berupa sehimpunan butir pertanyaan sikap yang dapat digunakan untuk memberikan skor sikap kepada individu.

Setiap butir diberi nilai skala yang menunjukkan kekuatan sikap yang terkandung di dalam butir.

Umumnya setiap butir mempunyai asosiasi nilai yang berbeda-beda dan terurut antara 1 sampai 10.

(29)

SKALA TUNDERSTONE

(

)

1. Saya senang belajar Matematika.

(

)

2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.

(

)

3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari

bidang studi lain.

(

)

4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.

(

)

5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.

(

)

6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya

dalam matematika.

(

)

7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.

(

)

8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.

(

)

9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif.

(

)

10 Pelajaran Matematika tidak menantang.

Petunjuk: Pilihlah 5 pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda

(30)

No. Item Pertanyaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Nilai

8

3

7

10

2

9

1

5

6

4

SKALA TUNDERSTONE

Kriteria penilaian setiap butir dan nilai akhir adalah sebagai berikut ini.

( ) 1. Saya senang belajar Matematika.

( ) 2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.

( ) 3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. ( ) 4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.

( ) 5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.

( ) 6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. ( ) 7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.

( ) 8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.

( ) 9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ( ) 10 Pelajaran Matematika tidak menantang.

6 + 7 + 8 + 9 + 10

5 = 8

1 + 2 + 3 + 4 + 5

5 = 3

(31)

SKALA TUNDERSTONE

(

)

1. Saya senang belajar Matematika.

(

)

2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.

(

)

3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari

bidang studi lain.

(

)

4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.

(

)

5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.

(

)

6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya

dalam matematika.

(

)

7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.

(

)

8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.

(

)

9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif.

(

)

10 Pelajaran Matematika tidak menantang.

(32)

SKALA TUNDERSTONE

Kriteria

Contoh hasil rekapitulasi data responden A yang memilih butir 1, 3, 4, 6, dan 8.

No. Item Pertanyaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jawaban Responden

1

2

3

4

5

Nilai

Nilai =

Kesimpulan:

8

7

10

9

5

7 + 10 + 9 + 8 + 5 5 = 7,8

Responden A mempunyai respon yang tinggi terhadap pelajaran Matematika

No. Item Pertanyaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Nilai

8

3

7

10

2

9

1

5

6

4

Nilai tertinggi = 6 + 7 + 8 + 9 + 10

5 = 8 Nilai terendah =

1 + 2 + 3 + 4 + 5

(33)

LANGKAH-LANGKAH

PENYUSUNAN INSTRUMEN

PENELITIAN DAN

(34)

PERTIMBANGAN PENGGUNAAN

TEHNIK PENGUMPULAN DATA

(SUGIYONO)

Angket digunakan bila jumlah responden banyak, dapat membaca

dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.

Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia,

proses kerja, gejala alam, dan responden atau lingkupnya kecil.

Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden

secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit.

Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang

lengkap, akurat, dan konsisten.

(35)

MEMPERTIMBANGKAN PEMILIHAN

DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN

PENELITIAN (MARGONO)

Masalah dan variabel yang diteliti harus jelas dan spesifik sehingga dapat menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan dengan mudah.

Sumber data atau informasi dan jumlah keragamannya harus diketahui terlebih dahulu sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan item dalam instrumen penelitian.

Keterampilan instrumen sebagai alat pengumpul data, baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.

Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instumen harus jelas, peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.

(36)

LANGKAHMENYADUR INSTRUMEN

BAKU YANG DIKEMBANGKAN DALAM

BAHASA ASING (ARIFIN)

Menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butirnya. Hal ini dilakukan untuk memahami konstruksi variabel yang diukur, kisi-kisi, butir-butir, dan cara penafsiran jawaban.

Menerjemahkan setiap butir instrumen ke dalam Bahasa Indonesia. Penerjemahan ini harus dilakukan oleh dua orang secara terpisah.

Memadukan kedua terjemahan tersebut oleh orang ketiga.

Menerjemahkan kembali ke dalam bahasa asalnya. Hal ini untuk mengetahui kebenaran penerjemahan.

(37)

JIKA INSTRUMEN DIKEMBANGKAN OLEH PENELITI SENDIRI, TERDAPAT

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN YANG HAMPIR BAKU. MENURUT SUMADI

(2014:53); MARGONO (2010 155-157); & ARIFIN (2014:244), SECARA UMUM

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN ADALAH SEBAGAI BERIKUT INI.

Pengembangan spesifikasi instrumen Membuat kisi-kisi atau layout instrumen Penulisan butir-butir pertanyaan atau pernyataan

Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan Penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan ke dalam perangkat instrumen Uji coba instrumen Analisis uji coba

Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen Penentuan perangkat akhir instrumen

(38)

CONTOH INSTRUMEN SUATU

PENELITIAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP

MATH BOOK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS

VII SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

(39)

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Pop-up math book dalam pembelajaran matematika materi

Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi

2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?

3. Bagaimana pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?

(40)

Tujuan Pengembangan

Tujuan dari Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghasilkan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.

3. Untuk mengetahui pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.

(41)

K O N S E P

Analyze Design Develop Implement Evaluate

mengidentifikasi alasan kemungkinan untuk sebauh kesenjangan pelaksanaan Verifikasi performa yang diinginkan dan metode pengujian yang tepat Menghasilkan produk dan memvalidasi produk penelitian pembelajaran Menyiapkan lingkungan belajar dan mengikutser-ta peserta didik Menilai kualitas produk pembelajaran dan prosesnya, sebelum dan sesudah implementasi P R O S E D U R 1. Memvalidasi Kesenjangan Pelaksanaan 2. Menetapkan Tujuan 3. Menganalisis Pembelajar

4. Sumber daya yang tersedia 5. Membuat Rencana Kerja 1. Mengadakan inventaris yang dibutuhkan 2. Menyusun Tujuan Pelaksanan atau pengembanga n 3. Menghasilkan Strategi Pengujian 1. Uji Coba Perorangan 2. Uji Coba Kelompok Kecil 3. Uji Coba Lapangan 1. Menyiapk-an guru 2. Menyiapk-an siswa 1. Level 1 persepsi 2. Level 2 pengetahuan 3. Level 3 pelaksanaan

Model Pengembangan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE. Model ini sesuai

dengan namanya terdiri dari lima tahap utama yaitu (A)nalisis, (D)esign, (D)evelopment,

(I)mplementation, dan (E)valuation yang dilakukan dengan tahap yang sistematik.

(42)

Berikut Instrumen Penelitian Pengembangan

yang Digunakan.

(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)

SEKIAN DAN

TERIMA KASIH

Gambar

Tabel 3.1 tabel ADDIE (R.M. Branch. 2009 : 3)

Referensi

Dokumen terkait

Produk pemikiran hukum Islam yang berupa peraturan perundang- undangan di negara-negara Islam bersifat mengikat; bahkan daya ikatnya lebih luas dalam masyarakat. Orang yang

Seperti yang telah diketahui, bahwa generator yang digunakan pada PLTA Cirata unit 2 tidak menggunakan magnet permanen, maka medan magnet yang digunakan untuk membangkitkan

acidophilus 2B4 pada tikus yang diinfeksi EPEC dapat mencegah kejadian diare, mempertahankan jumlah eritrosit, nilai hematokrit, serta kadar hemoglobin tikus dalam

tuberculosis.( Okkels et al. Salah satu anggota PPE yang menjadi kandidat vaksin adalah PPE Rv 1168c. Diketahui pula bahwa kelompok ini terkonservasi pada mikobakteri

sifat mekanis tersebut maka perlu diberikan proses perlakuan panas (heat treatmen), karena material yang mengalami pengerjaan dingin akan menyimpan sejumlah tegangan

kelumpuhan plexus brachialis setelah puhan plexus brachialis setelah meng menganalisa 4 analisa 4 infant dengan paralisis yang infant dengan paralisis yang identik pada identik

Artinya, “Apakah engkau takut akan disia-siakan oleh Dzat Yang Mengatur segala urusan dari langit ke bumi?” Dengan kata lain, “Apakah kamu takut untuk digagalkan cita-citamu

Pada Tugas Akhir ini, digunakan salah satu algoritma Partitional Clustering, suatu algoritma yang mengelompokkan data sejumlah k cluster berdasarkan inputan user yaitu Fuzzy C-Means