INSTRUMEN PENELITIAN
PENGERTIAN & JENIS-JENIS
INSTRUMEN PENELITIAN
PENGERTIAN
Sugiyono (2014:133) Instumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai
variabel yang akan diteliti
Arikunto (2013:203) Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Ridwan (2013:25) Instrumen penelitian merupakan alat bantu peneliti dalam pengumpulan data, mutu instrumen akan menentukan mutu dari data yang
dikumpulkan, sehingga tepatlah dikatakan bahwa hubungan instrumen dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait.
No. Jenis Metode Jenis Instrumen 1. Angket (questionnaire) a. Angket (questionnaire)
b. Daftar cocok (checklist) c. Skala (scala)
d. Inventori (inventory)
2. Wawancara (Interview) a. Pedoman wawancara (interview guide) b. Daftar cocok (checklist)
c. Peralatan mekanis
3. Pengamatan/Observasi (observation) a. Lembar pengamatan b. Panduan pengamatan
c. Panduan observasi (observation sheet atau observation schedule) d. Catatan anekdot (anecdotal record)
e. Skala penilaian (rating scale) f. Peralatan mekanis
g. Daftar cocok (checklist)
4. Ujian atau Tes (test) a. Soal ujian (soal tes) b. Inventori (inventory)
5. Dokumentasi a. Daftar cocok (checklist) b. Tabel
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
(Arikunto, dkk)
JENIS-JENIS Instrumen
(Arifin 2014)
Tes
• Tes merupakan suatu tehnik pengukuran yang
didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,
pernyataan, atau serangkaian tugas yang
harus dikerjakan atau dijawab oleh responden
Non-Tes
• Instrumen non tes lebih komprehensif, tidak
hanya menilai aspek kognitif saja, tetapi juga
aspek afektif, dan psikomotorik. (Sudaryono dkk
Kelebihan dan kekurangan Instrumen tes
(Arifin 2014)
Kelebihan
•Ruang lingkup item luas, bisa mencakup seluruh materi
•Dapat menghindari kemungkinan jawaban spekulatif dalam ujian.
•Jawaban bersifat mutlak, sehingga penilaian menjadi lebih objektif
•Koreksi dapat dilakukan oleh siapa saja •Pemberian skor mudah dan cepat
•Korektor tidak terpengaruh dengan baik buruknya tulisan
•Tidak mungkin ada dua orang
responden yang jawabannya sama, tetapi skornya berbeda
Kekurangan
•Sulit dalam mengonstruksi soal. •Membutuhkan waktu yang lama. •Ada kemungkinan responden
mencontoh jawaban orang lain dan berpikir pasif
•Umumnya hanya mampu mengukur proses-proses mental yang dangkal.
Jenis Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Angket
Observasi
Pedoman
Catatan berkala
(insidental
record)
Daftar Ceklis
Dokumentasi
Pedoman
Peralatan
mekanis
Pedoman
Wawancara
Catatan
Anekdot
(anecdotal
record)
Skala Penilaian
Jenins Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Angket
Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya.
Jenisnya
Terstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban.
Kelebihan
Responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti atau penilai, dan waktu relatif lama, sehingga obektifitas dapat terjamin. Informasi atau data lebih mudah dianalisis karena itemnya homogen. Dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang
jumlahnya cukup banyak
Kelebihan
Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.Hanya diperuntukkan bagi yang dapat melihat. Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada.
Kelebihan dan kekurangan Instrumen Angket
(Arifin 2014)
Jenis Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Pedoman
Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian.
Dapat pula berbentuk ceklis.
Ada dua format observasi untuk penelitian kuantitatif yaitu: Berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan diobservasi
Berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan oleh individu-individu yang diamati.
Instrumen
Dokumentasi
Dokumen yang digunakan dalam penelitian dapat berupa dokumen yang sudah ada maupun dokumen yang dirancang selama penelitian. Misalnya silabus, program tahunan, program bulanan, program mingguan,
rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan pribadi siswa, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar jawaban, dan lain-lain
Jenis Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Daftar Cek
(check list
Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati.
Peneliti hanya meemberikan tanda cek (√) pada tiap-tiap aspek/ kegiatan sesuai dengan pengamatannya.
Pedoman
Wawancara
Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan responden.
Ada Tiga Bentuk Wawancara yaitu:
o Terstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut.
o Tidak terstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka sehingga
responden bebas menjawab pertanyaan. Biasanya untuk mengungkap perasaan, pikiran, dan alasan tingkah laku.
o Campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban campuran, ada yang terstruktur ada pula yang bebas.
Jenis Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Catatan
anekdot
(anecdotal
record)
Digunakan untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Catatan ini dibuat segera setelah peristiwa terjadi.
Catatan berupa bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian.
Catatan berkala
(insidental
record)
Pencatatan dilakukan menurut urutan waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan secara terus menerus, hanya pada waktu tertentu, dan
Jenis Instrumen non tes
(Arifin 2014)
Peralatan
mekanis
Digunakan untuk merekam proses observasi, wawancara, atau kegiatan penelitian yang lain.
Bentuknya meliputi kamera dan recorder. Hasil rekaman dapat berupa video, foto, rekaman suara, kaset, dan lain-lain.
Skala
Skala adalah sehimpunan butir verbal yang pada setiap butir responden memberikan jawaban dengan menyatakan tingkat kesetujuan atau
ketidaksetujuannya, atau menjawab dengan cara lain. Macam macam skala yaitu:
o Skala sikap atau menunjuk pada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap.
o Skala minat atau dorongan atau aktivitas mental yang dapat merangsang tehadap sesuatu
o Skala Penilaian, dimana tidak hanya melihat ada atau tidaknya objek yang diamati, tetapi juga mengukur intensitas fenomena yang disusun dalam tingkatan-tingkatan yang telah ditentukan.
SKALA PENGUKURAN
DALAM INSTRUMEN
MACAM-MACAM SKALA
PENGUKURAN
Skala Likert (Skala Tingkat Sumatif)
Skala Guttman
Rating Scale
Semantic Deferential
Skala Likert
Untuk mengukur persepsi atau sikap seseorang.
Setiap butir instrumen mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai sangat negatif.
Pilihan interval yang digunakan dapat bermacam-macam. Peneliti dapat
menentukan apakah pilihannya berjumlah ganjil atau genap. Model skala Likert:
Menggunakan bilangan untuk menunjukkan tingkat sikap yang dinilai. Contoh: 1, 2, 3, 4, dan seterusnya.
Menggunakan frekuensi terjadinya sikap
Contoh: Selalu, seringkali, kadang-kadang, pernah dan tidak pernah. Menggunakan istilah yang bersifat kualitatif
Contoh: Bagus sekali, baik, sedang, dan kurang
Sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Menggunakan istilah yang menunjukkan kedudukan
Contoh: Sangat rendah, di bawah rata-rata, di atas rata-rata, dan sangat tinggi. Menggunakan kode bilangan atau huruf
Contoh: “selalu” diberi kode 5, “kadang-kadang” (4), “jarang” (3), “jarang sekali” (2), dan “tidak pernah” (1).
• Pernyataan harus menggambarkan perilaku yang diinginkan dan bukan menyatakan suatu fakta, • Pernyataan harus jelas, singkat, terarah, dan tidak
mempunyai tafsiran ganda,
• Diusahakan supaya kecenderungan jawaban tidak terhimpun di satu ujung kontinum, tetapi sebagian berada di ujung lain, dan sebagian lagi terletak di tengah kontinum arah sikap tersebut
• Keseluruhan perangkat skala sikap hendaknya mencakup dua kelompok pernyataan, yaitu
pernyataan positif dan pertanyaan negatif untuk
menghindari jawaban yang strereotip dari responden • Setiap pertanyaan harus mengandung satu variabel
sikap dan tidak boleh lebih.
Petunjuk
agar skala
Likert
SKALA LIKERT
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS
S
R
TS
STS
1 Matematika merupakan mata
pelajaran favorit saya.
2 Saya tidak senang dengan
mata pelajaran matematika.
dst
Matematika merupakan mata pelajaran favorit saya.
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
Bentuk Check List
SKALA LIKERT
12 orang menjawab SS
20 orang menjawab S
5 orang menjawab R
10 orang menjawab TS
3 orang menjawab STS
Jumlah total
=
Misalnya angket tersebut diberikan pada 50 responden.
Salah satu cara menganalisis angket tersebut adalah sebagai berikut ini.
Analisis butir 1
= 12 x 5
= 60
= 20 x 4
= 80
= 5 x 3
= 15
= 10 x 2
= 20
= 3 x 1
= 3
178SKALA LIKERT
• Jumlah skor ideal untuk seluruh item
• Jumlah skor yang diperoleh dari penelitian
• Tingkat persetujuan 50 responden terhadap mata pelajaran matematika
sebagai mata pelajaran favorit adalah
• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 50 responden, skor 178
terletak pada daerah mendekati setuju.
• Jumlah total hasil respon 50 responden terhadap butir 1 adalah 178
• secara kontinum dapat digambarkan sebagai berikut ini.
Atau dengan menghitung presentasenya
= 5 x 50 = 250 = 178 = 178 250× 100% = 71,2 % dari 100 % STS TS RG S SS 50 100 150 200 250
SKALA GUTTMAN
• Skala ini mirip dengan skala Likert.
• Digunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang bersifat tegas dan
konsisten.
• Hanya ada dua interval, yaitu setuju atau tidak setuju, ya atau tidak, pernah
atau tidak pernah, positif atau negatif, dan lain sebagainya.
No
Pernyataan
Alternatif Jawaban
S
TS
1.
Penguasaan Matematika sangat membantu
dalam mempelajari bidang studi lain
Penguasaan
Matematika
sangat
membantu
dalam
mempelajari bidang studi lain.
a. Setuju
b. Tidak Setuju
Bentuk Check List
Bentuk Pilihan Ganda
Analisis pada skala ini seperti pada Likert.
Jawaban setuju diberi skor 1 dan jawaban tidak setuju diberi skor 0.
SEMANTIK DEFFERENSIAL
Skala ini untuk mengukur sikap. Tidak berbentuk pilihan ganda atau check list tetapi tersusun dalam satu garis kontinum. Berisikan serangkaian karakteristik bipolar (kata-kata berpasangan), seperti panas-dingin, populer-tidak populer, baik-tidak baik, dan lain sebagainya. Pasangan kata-kata tersebut biasanya ditampilkan dengan tujuh skala kategori jawaban. Jawaban sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak di bagian kiri, atausebaliknya. Responden memberikan tanda (X) pada salah satu skala
SEMANTIK DEFFERENSIAL
1. Menyenangkan 7
6
5
4
3
2
1
Membosankan
2. Sulit
7
6
5
4
3
2
1
Mudah
3. Bermanfaat
7
6
5
4
3
2
1
Sia-sia
4. Buruk
7
6
5
4
3
2
1
Baik
5. Menantang
7
6
5
4
3
2
1
Menjemukan
Penilaian terhadap pembelajaran matematika.
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)
Data yang diperoleh
adalah data kuantitatif
(angka) yang kemudian
ditafsirkan dalam
pengertian kualitatif.
Penilai atau responden
memilih angka pada
suatu kontinum.
Skala ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap, tetapi juga mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lain seperti status sosial, ekonomi, pengetahuan,
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)
No
Item
Pertanyaan
Skor
1.
Kesiapan memberikan kuliah.
5
4
3
2
1
2.
Ketertiban penyelenggaraan
perkuliahan.
5
4
3
2
1
3.
Kejelasan penyampaian materi.
5
4
3
2
1
4.
Pemanfaatan media dan teknologi
pembelajaran.
5
4
3
2
1
5.
Pemberian umpan balik terhadap
tugas.
5
4
3
2
1
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)
Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket yang diberikan kepada 40
responden, data dapat ditabulasikan seperti tabel berikut.
No
Responden
Jawaban responden untuk item nomor
Jumlah
1
2
3
4
5
1
5
4
3
4
2
2
3
5
4
1
3
3
4
3
2
1
3
⋮
40
3
3
1
2
3
Jumlah
18
16
13
12
790
RATING SCALE (SKALA PENILAIAN)
• Jumlah skor kriterium maksimal
• Jumlah skor hasil pengumpulan data
• Kualitas dosen menurut 40 responden
• Jadi berdasarkan data yang diperoleh dari 40 responden, skor 790 terletak
pada daerah mendekati baik.
= 5 x 5 x 40 = 1000
= 790
= 790
1000× 100% = 79% dari 100%.
• Jumlah total skor dari seluruh responden adalah 790
• Secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut.
Atau dengan menghitung presentasenya
STB TB C B SB 200 400 600 800 1000
Skala Tunderstone
Responden untuk memilih pertanyaan yang ia setujui dari beberapa pertanyaan yang menyajikan pandangan yang berbeda-beda.
Hasil akhirnya berupa sehimpunan butir pertanyaan sikap yang dapat digunakan untuk memberikan skor sikap kepada individu.
Setiap butir diberi nilai skala yang menunjukkan kekuatan sikap yang terkandung di dalam butir.
Umumnya setiap butir mempunyai asosiasi nilai yang berbeda-beda dan terurut antara 1 sampai 10.
SKALA TUNDERSTONE
(
)
1. Saya senang belajar Matematika.
(
)
2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.
(
)
3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari
bidang studi lain.
(
)
4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.
(
)
5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.
(
)
6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya
dalam matematika.
(
)
7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.
(
)
8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.
(
)
9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif.
(
)
10 Pelajaran Matematika tidak menantang.
Petunjuk: Pilihlah 5 pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda
No. Item Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
8
3
7
10
2
9
1
5
6
4
SKALA TUNDERSTONE
Kriteria penilaian setiap butir dan nilai akhir adalah sebagai berikut ini.
( ) 1. Saya senang belajar Matematika.
( ) 2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.
( ) 3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain. ( ) 4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.
( ) 5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.
( ) 6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya dalam matematika. ( ) 7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.
( ) 8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.
( ) 9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif. ( ) 10 Pelajaran Matematika tidak menantang.
6 + 7 + 8 + 9 + 10
5 = 8
1 + 2 + 3 + 4 + 5
5 = 3
SKALA TUNDERSTONE
(
)
1. Saya senang belajar Matematika.
(
)
2. Saya pasrah terhadap ketidakberhasilan saya dalam Matematika.
(
)
3. Penguasaan Matematika akan sangat membantu dalam mempelajari
bidang studi lain.
(
)
4. Jika ada pelajaran kosong saya lebih suka belajar matematika.
(
)
5. Saya merasa asing jika ada teman yang membicarakan matematika.
(
)
6. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan dan kemampuan saya
dalam matematika.
(
)
7. Pelajaran Matematika sangat menjemukan.
(
)
8. Matematika adalah mata pelajaran favorit saya.
(
)
9. Belajar Matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif.
(
)
10 Pelajaran Matematika tidak menantang.
SKALA TUNDERSTONE
Kriteria
Contoh hasil rekapitulasi data responden A yang memilih butir 1, 3, 4, 6, dan 8.
No. Item Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jawaban Responden
1
2
3
4
5
Nilai
Nilai =
Kesimpulan:
8
7
10
9
5
7 + 10 + 9 + 8 + 5 5 = 7,8Responden A mempunyai respon yang tinggi terhadap pelajaran Matematika
No. Item Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
8
3
7
10
2
9
1
5
6
4
Nilai tertinggi = 6 + 7 + 8 + 9 + 10
5 = 8 Nilai terendah =
1 + 2 + 3 + 4 + 5
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN INSTRUMEN
PENELITIAN DAN
PERTIMBANGAN PENGGUNAAN
TEHNIK PENGUMPULAN DATA
(SUGIYONO)
Angket digunakan bila jumlah responden banyak, dapat membaca
dengan baik, dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia.
Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia,
proses kerja, gejala alam, dan responden atau lingkupnya kecil.
Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden
secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit.
Gabungan ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang
lengkap, akurat, dan konsisten.
MEMPERTIMBANGKAN PEMILIHAN
DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN
PENELITIAN (MARGONO)
Masalah dan variabel yang diteliti harus jelas dan spesifik sehingga dapat menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan dengan mudah.
Sumber data atau informasi dan jumlah keragamannya harus diketahui terlebih dahulu sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan item dalam instrumen penelitian.
Keterampilan instrumen sebagai alat pengumpul data, baik dari keajegan, kesahihan maupun objektivitasnya.
Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instumen harus jelas, peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.
LANGKAHMENYADUR INSTRUMEN
BAKU YANG DIKEMBANGKAN DALAM
BAHASA ASING (ARIFIN)
Menelaah instrumen asli dengan mempelajari panduan umum (manual) instrumen dan butir-butirnya. Hal ini dilakukan untuk memahami konstruksi variabel yang diukur, kisi-kisi, butir-butir, dan cara penafsiran jawaban.
Menerjemahkan setiap butir instrumen ke dalam Bahasa Indonesia. Penerjemahan ini harus dilakukan oleh dua orang secara terpisah.
Memadukan kedua terjemahan tersebut oleh orang ketiga.
Menerjemahkan kembali ke dalam bahasa asalnya. Hal ini untuk mengetahui kebenaran penerjemahan.
JIKA INSTRUMEN DIKEMBANGKAN OLEH PENELITI SENDIRI, TERDAPAT
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN YANG HAMPIR BAKU. MENURUT SUMADI
(2014:53); MARGONO (2010 155-157); & ARIFIN (2014:244), SECARA UMUM
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN ADALAH SEBAGAI BERIKUT INI.
Pengembangan spesifikasi instrumen Membuat kisi-kisi atau layout instrumen Penulisan butir-butir pertanyaan atau pernyataan
Telaah dan revisi butir-butir pertanyaan atau pernyataan Penyusunan butir-butir pertanyaan atau pernyataan ke dalam perangkat instrumen Uji coba instrumen Analisis uji coba
Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen Penentuan perangkat akhir instrumen
CONTOH INSTRUMEN SUATU
PENELITIAN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN POP-UP
MATH BOOK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS
VII SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat di identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran Pop-up math book dalam pembelajaran matematika materi
Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi
2. Bagaimana persepsi siswa terhadap penggunaan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?
3. Bagaimana pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi?
Tujuan Pengembangan
Tujuan dari Penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghasilkan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan media Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui pencapaian siswa melalui hasil belajar dengan menggunakan Pop-up Math Book berbasis pendekatan saintifik sebagai media pembelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Datar di kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi.
K O N S E P
Analyze Design Develop Implement Evaluate
mengidentifikasi alasan kemungkinan untuk sebauh kesenjangan pelaksanaan Verifikasi performa yang diinginkan dan metode pengujian yang tepat Menghasilkan produk dan memvalidasi produk penelitian pembelajaran Menyiapkan lingkungan belajar dan mengikutser-ta peserta didik Menilai kualitas produk pembelajaran dan prosesnya, sebelum dan sesudah implementasi P R O S E D U R 1. Memvalidasi Kesenjangan Pelaksanaan 2. Menetapkan Tujuan 3. Menganalisis Pembelajar
4. Sumber daya yang tersedia 5. Membuat Rencana Kerja 1. Mengadakan inventaris yang dibutuhkan 2. Menyusun Tujuan Pelaksanan atau pengembanga n 3. Menghasilkan Strategi Pengujian 1. Uji Coba Perorangan 2. Uji Coba Kelompok Kecil 3. Uji Coba Lapangan 1. Menyiapk-an guru 2. Menyiapk-an siswa 1. Level 1 persepsi 2. Level 2 pengetahuan 3. Level 3 pelaksanaan