Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
2661
Implementasi Protokol MQTT Pada Monitoring Suhu Dan Ketersediaan
Pakan Ikan Pada Akuarium
Moh. Saifud Daulah1, Dahnial Syauqy2, Rakhmadhany Primananda3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1saifud.daulah7@gmail.com, 2dahnial87@ub.ac.id, 3rakhmadhany@ub.ac.id
Abstrak
Pemberian pakan ikan umumnya masih sangat bergantung pada sumber daya manusia yang sifatnya masih manual. Selain itu mengetahui suhu dalam air akuarium juga diperlukan untuk pemeliharaan ikan. Akan tetapi masih banyak ketidak perdulian terhadap suhu dan pemberian pakan ikan yang tidak teratur. Sehingga dibutuhkan sebuah sistem otomatisasi pemberian pakan ikan dan monitoring kondisi suhu dalam air. Pada sitem ini menggunakan sensor duhu DS18B20 untuk mengetahui suhu dalam akuarium dan sensor loadcell digunakan untuk mengetahui ketersediaan pakan ikan pada wadah. Sensor loadcell digunakan untuk mengetahui perubahan berat wadah yang menampung pakan ikan, sehingga informasi tersebut diteruskan ke aplikasi. Informasi yang didapat perangkat keras dikirimkan ke aplikasi menggunakan komunikasi protokol MQTT dimana data hasil sensing. Perangkat keras bertindak sebagai publisher akan mengirimkan data ke broker. Aplikasi android yang bertindak subscriber akan menampilkan data berupa informasi suhu air, ketersediaan pakan dan penjadwalan pakan ikan berdasarkan informasi yang didapat dari perangkat keras. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan adalah rata-rata persentase error suhu sebesar 21,87%. Kemudian untuk nilai berat rata-rata pakan keluar selama 5 detik sebesar 28.29 gr. Penjadwalan untuk buka tutup pakan dilakukan setiap 1 menit sekali.
Kata kunci: sistem monitoring pakan ikan, MQTT, publisher, broker, subscraiber Abstract
Fish feeding is generally still very dependent on human resources that are still manual. Also knowing the temperature in the aquarium water is also necessary for the maintenance of fish. However, there is still much indifference to the temperature and feeding of irregular fish. So we need a system of fish feeding automation and monitoring of temperature conditions in the water. In this system using DS18B20 temperature sensor to know the temperature in the aquarium and loadcell sensor is used to determine the availability of fish feed on the container. The loadcell sensor is used to determine the change of the weight of the container that holds the fish feed, so that information is forwarded to the application. Information obtained by hardware is sent to the application using MQTT protocol communication where data is sensed. The hardware acting as a publisher will send the data to the broker. Applications android acting subscriber will display data in the form of water temperature information, the availability of feed and fish feed scheduling based on information obtained from the hardware. Based on the results of the tests performed is the average percentage error error of 21.87%. Then for the average weight value of feed out for 5 seconds of 28.29 gr. Scheduling for open feed cover is done every 1 minute.
Keywords: monitoring system fish feed, MQTT, publisher, broker, subscraiber
1. PENDAHULUAN
Pemberian pakan ikan adalah salah satu hal penting dalam pemeliharaan ikan di akuarium. Sayangnya pada saat ini sistem pemberian pakan ikan umumnya masih sangat bergantung pada
sumber daya manusia untuk pemberiannya yang sifatnya masih manual. Pemberi pakan secara sederhana dengan tangan menyebar pakan ikan langsung ke dalam aquarium. Biasanya para pemilik akuarium memiliki jadwal untuk memberikan pakan pada ikanya. Penggunaan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
sistem tersebut memiliki beberapa kekurangan, yaitu seringnya terjadi kesalahan pada penjadwalan pemberian makan ikan pada setiap pemberiannya dan kesibukan manusia pada zaman sekarang ini sulit ditebak. Hal ini akan membuat para pemilik akuarium tidak dapat mengontrol penjadwalan pemberian pakan, serta tidak dapat mengecek suhu setiap hari pada akuarium menurut Djajasewaka dan Djajadireja menyatakan bahwa suhu optimum untuk selera makan ikan adalah 25– 27oC. Suhu optimum
seperti ini akan dicapai pada pagi dan sore hari (Djajasewaka dan Djajadireja, 1990). Selain itu, ketersediaan pakan pada akuarium sehingga penjadwalan pemberiannya harus tepat agar ikan dapat tumbuh dengan baik dan sehat. Solusi yang biasanya diambil adalah meminta bantuan kepada tetangga atau pembantu (Suharmon & Bahriun, 2014).
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, ikan membutuhkan lingkungan yang nyaman agar dapat hidup sehat dan tumbuh optimal. Penanganan dalam pemeliharaan yang kurang baik dapat menyebabkan ikan mengalami stres, sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan mudah terserang penyakit. Suhu air yang sering berubah-ubah akan mempengaruhi kesehatan serta ikan jadi stress dan bisa juga ikan menjadi kanibalisme sesama ikan sehingga mengalami kematian dan mengurangi jumlah ikan pada akuarium. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuatlah Sistem Pemberian Pakan Otomatis dan Ketersediaan Pakan Ikan Pada Akuarium.
MQTT adalah Message Queuing Telemetry
Transport yang menggunakan
prinsip publish/subscribe, sangat sederhana dengan protokol pesan yang ringan (lightweight). Dirancang untuk memberikan latency rendah, pengiriman pesan yang terjamin dan distribusi yang efisien ke satu atau banyak penerima. MQTT adalah protokol konektivitas machine-to-machine (M2M) atau Internet of
Things (IoT) sangat ideal untuk perangkat yang
terhubung dan aplikasi mobile. Protokol ini berfokus pada meminimalkan jumlah bytes pada sebuah jalur dan penggunaan daya yang rendah. Ukuran pesan maksimal 256 MB, namun tidak benar-benar dirancang untuk mengirim sejumlah data yang besar. (MQTT.org, 2016).
Berdasarkan latar belakang tersebut, dibuatlah sistem monitoring dengan prinsip publish/subscribe dimana protokol pengiriman pesannya sangat ringan (lightweight) dan low latency. Dalam penelitian ini penulis akan mencoba mengimplementasikan MQTT untunk memonitoring Pemberian Pakan Otomatis dan Ketersediaan Pakan Pada Akuarium. Dengan memanfaatkan MQTT, pengguna dapat melihat data perangkat yang sedang dimonitor hanya dengan melakukan subscribe. Kemudian data akan ditampilkan diaplikasi android. MQTT adalah Message
Queuing
Telemetry
Transport.
Menggunakan
prinsip publish/subscribe, sangat
sederhana dan protokol pesan yang ringan (lightweight). MQTT memiliki karakteristik mentransfer data dalam paket ukuran rendah, dan ini sangat membantu untuk mengembangkan teknologi remote dengan perangkat terbatas (Chung-Nan, et al., 2017). Setelah mengintegrasikan mikrokontroler, MQTT dan Android kemudian dilakukan pengujian dan analisa aplikasi monitoring yang telah dibuat. Pengujian dan analisa meliputi fungsional dan non-fungsional dari implementasi monitoring Pemberian Pakan Otomatis dan Ketersediaan Pakan Pada Akuarium menggunakan protokol MQTT, yang diharapkan mendapatkan hasil yang dibutuhkan untuk besa diimplementasi ke masyarakat.2. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
2.1
Perancangan Perangkat KerasPerancangan sistem ini memerlukan suatu infrastruktur sebagai penunjang yang saling berkaitan satu dengan yang lain yaitu perangkat keras. Mikrokontroller yang digunakan sebagai otak proses data input adalah Arduino Uno. Input yang dipakai adalah dengan mendeteksi suhu menggunakan sensor DS18B20, scheduling waktu menggunakan rtc, dan pengukuran berat pakan menggunakan sensor loadcell. Berikut skema perancangan perangkat keras dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras pada sistem terdiri atas beberapa komponen yang meliputi arduino uno, sensor loadcell, sensor suhu DS18B20, servo MG995, dan ESP8266. Kesemuanya saling berkesinambungan untuk membentuk satu sistem. Untuk detail pin yang dipakai pada input terdiri atas pin D2 sensor DS18B20 dan pin SCK, DT sensor loadcell yang terkoneksi dengan mikrokontroler Arduino uno 3. Untuk pembuka pakan menggunakan pin D3 pada motor MG995 yang terkoneksi pin D3 arduino uno R3. Dalam penjadwalanya menggunakan RTC dengan pin SCL , SDA yang terhubung pada pin A4, A5 arduino uno R3.
2.2
Sensor Suhu DS18B20Sensor suhu DS18B20 adadah sensor yang tahan air dan sebagai alat pendeteksi suhu didalam akuarium sehingga dapat mengetahui suhu dalam akuarium tersebut. Adapun untuk perancangan perangkat sensor suhu dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Skematik Sensor Suhu DS18B20
Untuk pin-pin sensor DS18B20, pin data dihubungkan di pin D2 arduino, resistor disini digunakan sebagai penghambat arus dari Vcc ke data, sedangkan Gnd dihubungkan dengan Gnd yang di arduino.
2.3 Sensor Loadcell
Sensor Loadcell pada sistem ini sebagai alat
pengukur berat pakan ikan yang ditempatkan di bawah wadah pakan ikan sehingga dapat menghitung berat dan sisa pakan ikan yang berada di wadah pakan. Sensor loadcell berupa sebatang besi yang menjalankan sistem fungsinya ketika ada tekanan akan mendapatkan nilai, data akan dikirim ke HX711 sebagai konverter. Berikut skematik dari loadcell dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Skematik Sensor Loadcell
Perancangan terhadap sensor loadcell meliputi beberapa pin-pin yang dihubungkan ke Arduino. Adapun pin vcc HX711 disambungkan pada pin Vcc arduino , Gdn dengan Gdn, sck dengan D6, data dengan D7. Sementara loadcell ke HX711 excitation+ (E+) atau Vcc berwarna merah, excitation- (E-) atau gnd berwarna hitam, Output+ (O+), Signal+ (S+)+ atau Amplifier+ (A+) berwana putih, Output- (O-), Signal- (S-)+ atau Amplifier- (A-) berwarna hijau.
3.4
Perancangan MekanikPerancangan mekanik dirancang untuk sistem agar perangkat dapat berjalan dengan fleksibilitas kerjanya. Adapun perancangan mekanik meliputi sensor loadcell yang diletakkan di bawah wadah dan motor servo diletakkan di samping lubang keluar pakan. Untuk pemasangan wadah pakan ikan ini diletakan di atas akuarium sehingga ketika pakan membuka atau menutup dapat langsung keluar pakan ikan di akuarium. Desain wadah dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Peracangan Mekanik
Desain wadah pakan perancangan dibuat dengan ukuran panjang 30 cm dan tinggi 10 cm. Lebar 15.5 cm untuk yang belakang lebarnya dilebihi agar pengeleman diluar biar cocok. Sementara yang depan dibuat 15 cm untuk menyesuaikan, pengeleman buat yang depan didalam sehingga tidak melebihi yang
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
dibelakang. Lubang keluar pakan sendiri berukuran 1 cm dan dasar wadah pakan ikan bersifat miring agar pakan bisa turun.
2.5
Perancangan Perangkat LunakPerangkat lunak pada sistem ini berupa code program yang dibuat dalam software mikrokontroller yang bernama Arduino IDE. Program yang dibuat dengan menerapkan mqtt sebagai komunikasi antara alat dengan sistem. Perancangan perangkat lunak dimulai dari input masing-masing sensor yaitu sensor DS18B20, RTC, dan sensor loadcell. Flowchart pada perancangan perangkat lunak dapat di lihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Flowchart Perangkat Lunak
Implementasi MQTT ke dalam sistem pemberian pakan dibagi menjadi 3 bagian antara lain publisher, broker, dan subscriber. Protokol MQTT berada di dua perangkat yaitu ESP8266 dan Android Studio. Data dari sensor suhu DS18B20, RTC, sensor Loadcell akan diproses oleh mikrokontroler Arduino Uno, yang nanti akan dikirim ke ESP8266. Data dari ESP8266 akan dikirim ke broker menggunakan protokol MQTT. Ketika subscriber melakukan request maka data akan dikirim oleh broker.
2.6
Perancangan Aplikasi AndroidPerancangan aplikasi pada android digunakan untuk sebagai hasil monitoring pada smartphone. Sangat bermanfaat dan efisien dikarenakan akuisisi data dari sistem dikirimkan langsung ke smartphone pengguna. Flowchart pada perancangan aplikasi android dapat di lihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Flowchart Perancangan Android
Untuk perancangannya dimulai dari pembuatan halaman menu login. Pada halaman ini user harus memasukan username dan password, jika user memasukan username dan password salah maka akan ada notifikasi “Login Gagal!”. Apabila user memasukan username dan password dengan benar maka akan ada notifikai “Login Berhasil!” dan menuju halaman ”Monitoring Pakan Ikan”. Dimana pada halaman ini akan menampilkan informasi berupa suhu, pakan buka atau tutup, dan berat pakan.
2.7
Implementasi Perangkat Keras
Implementasi perangkat keras berupa pemasangan komponen Arduino Uno, sensor DS18B20, motor MG995, RTC, ESP8266, sensor loadcell. Implementasi dari perangkat keras ini berupa prototype. Implementasi perangkat keras ini, dapat ditunjukan pada Gambar 7.
Gambar 7. Alat Tampak dari Atas dan Depan Alat tampak dari atas sehingga bisa melihat isi pakan ikan, dan alat tampak dari depan dapat melihat ukuran lubang dan buka tutup pakan ikan yang keluar ke dalam akuarium.
3. PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pengujian pada penelitian ini digi menjadi 5 yaitu pengujian nilai sensor suhu DS18B20 terhadap nilai thermometer, pengujian nilai sensor loadcell, pengujian nilai RTC, pengujian ketersediaan pakan di wadah pakan, pengujian delay dari hardware ke aplikasi.
3.1 Pengujian suhu DS18B20
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui selisih nilai sensor dengan nilai thermometer. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan sensor ke dalam air dan thermometer. Pengujian terhadap suhu meliputi tiga kondisi dimana pengaruh terhadap keadaan di sekitar perangkat. Untuk percobaan pertama yang dilakukan pengukuran suhu terhadap kondisi air hangat. Pengujian suhu terhadap air hangat dapat dilihat pada hasil Tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Pengujian sensor suhu DS18B20 terhadap kondisi air hangat
No. Sensor Thermometer Presntasis
Error 1 66°C 43°C 53,49% 2 66°C 43°C 53,49% 3 66°C 43°C 53,49% 4 60°C 42°C 42,85% 5 60°C 42°C 42,85% 6 58°C 41°C 41,46% 7 57°C 41°C 39,02% 8 55°C 39°C 41,02% 9 55°C 39°C 41,02% 10 53°C 38°C 39,47% Rata-rata error 34,118%
Bersadasarkan Tabel 1 dalam melakukan 10 kali percobaan sehingga mendapat nilai rata-rata error 34,118%. Terjadinya error disebabkan karena dalam pengukuran thermometer menempel ujung indikator dan tidak sepenuhnya dimasukkan ke dalam air.
Untuk percobaan kedua yang dilakukan pengukuran suhu terhadap kondisi air dingin. Pengujian suhu terhadap air dingin dapat dilihat pada hasil Tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Pengujian sensor suhu DS18B20 terhadap kondisi air dingin
No. Sensor Termometer
Presentasi Error 1 18°C 26°C 30,75% 2 17°C 25°C 32% 3 16°C 23°C 30.43% 4 15°C 21°C 28,87% 5 15°C 19°C 21,05% 6 15°C 19°C 21,05% 7 14°C 16°C 12,5% 8 14°C 16°C 12,5% 9 13°C 15°C 13,33% 10 13°C 15°C 13,33% Rata-rata error 21,581%
Bersadasarkan Tabel 2 dalam melakukan 10 kali percobaan sehingga mendapat nilai rata-rata error 21,581%. Terjadinya error disebabkan karena dalam pengukuran thermometer menempel ujung indikator dan tidak sepenuhnya dimasukkan ke dalam air.
Untuk percobaan ketiga yang dilakukan pengukuran suhu terhadap kondisi air biasa normal. Pengujian suhu terhadap air biasa normal dapat dilihat pada hasil Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3. Pengujian sensor suhu DS18B20 terhadap kondisi air normal biasa
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Bersadasarkan Tabel 3 dalam melakukan 10 kali percobaan sehingga mendapat nilai rata-rata error 21,87%. Terjadinya error disebabkan karena dalam pengukuran thermometer menempel ujung indikator dan tidak sepenuhnya dimasukkan ke dalam air.
3.2 Pengujian sensor Loadcell
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui selisih nilai sensor dengan nilai timbangan. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan benda diatas sensor dan timbangan. Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil seperti tabel 4.
Tabel 4. Pengujian sensor Loadcell
No Benda Timbangan Sensor Error
1 Buku 1250 gr 1927 gr 54,16 % 2 Gelas 320 gr 605 gr 89,06 % 3 Hardisk 210 gr 486 gr 36,19 % 4 Baterai Laptop 310 gr 597 gr 92,58% 5 Charger Laptop 460 gr 656 gr 42,60 % 6 Setrika 720 gr 983 gr 36,52 % 7 Beras 1340 gr 1576 gr 17,61 % 8 Parfum Ruangan 350 gr 620 gr 77,14 % 9 Monitor 1500 gr 1808 gr 20,53 % 10 Sepatu 364 gr 676 gr 46,16 % Rata-rata error 51,255%
Berdasarkan Tabel 4 dalam melakukan 10 kali percobaan didapat nilai rata-rata 51,255%. Terjadinya error disebabkan karena dalam pengukuran sensor loadcell tata letak dari sensor tidak menempel dan terdapat ambang batas jarak sensor loadcell dengan dasar wadah pakan ikan.
3.3 Pengujian nilai RTC
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui didetik berapa yang diseting pada RTC untuk membuka pakan ikan. Sehingga dapat dilihat penjadwalan pemberian pakan ikan terlaksana atau tidak. Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil seperti tabel 5.
Tabel 5. Pengujian nilai RTC
No. Detik ke Keterangan
Buka Tidak 1 17:50:27 Ya _ 2 17:51:29 Ya _ 3 17:52:30 Ya _ 4 17:53:25 Ya _ 5 17:54:26 Ya _ 6 17:55:27 Ya _ 7 17:56:29 Ya _ 8 17:57:30 Ya _ 9 17:58:25 Ya _ 10 17:59:26 Ya _ 11 18:00:27 Ya _ 12 18:01:29 Ya _ 13 18:02:30 Ya _ 14 18:03:25 Ya _ 15 18:04:26 Ya _ 16 10:05:27 Ya _ 17 18:06:29 Ya _ 18 18:07:30 Ya _ 19 18:08:25 Ya _ 20 18:09:26 Ya _
Berdasarkan Tabel 5 dalam melakukan 20 kali percobaan penjadwalan pemberian pakan ikan diperoleh hasil sesuai dan keluaran berupa karakter “ya“, keluaran tersebut berarti wadah pakan ikan terbuka.
3.4 Pengujian Ketersediaan Pakan
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa sisa pakan yang berada di wadah pakan. Pengujian dilakukan dengan cara meletakkan pakan dalam wadah dan dijalankan sistem. Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil seperti tabel 6.
Tabel 6. Pengujian Ketersediaan Pakan
No. Pakan Awal Sisa Pakan Pakan
Keluar 1 988.22 gr 957.72 gr 30.5 gr 2 957.72 gr 927.98 gr 29.74 gr 3 927.98 gr 890.60 gr 37.38 gr 4 890.60 gr 869.28 gr 21.32 gr 5 869.28 gr 846.76 gr 22.52 gr
Rata-rata pakan keluar 28.29 gr
Bersadasarkan Table 5 dalam melakukan 5 kali percobaan pemberian pakan ikan secara
No. Sensor Termometer
Presentasi Error 1 25°C 32°C 21,87% 2 25°C 32°C 21,87% 3 25°C 32°C 21,87% 4 25°C 32°C 21,87% 5 25°C 32°C 21,87% 6 25°C 32°C 21,87% 7 25°C 32°C 21,87% 8 25°C 32°C 21,87% 9 25°C 32°C 21,87% 10 25°C 32°C 21,87% Rata-rata error 21,87%
terjadwal didapatkan nilai rata-rata pakan keluar sebanyak 28.29%.
3.5 Pengujian Delay
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui selisih dari alat ke aplikasi. Diperoleh hasil dealy tertutup dengan rata-rata 7,34 detik.
Tabel 7. Pengujian Delay alat ke aplikasi (tertutup)
Tertutup
Percobaan Alat Aplikasi Delay
1 01:01.4 01:08.4 7 2 02:02.6 02:11.9 9.3 3 03:03.7 03:10.5 6.8 4 04:04.9 04:13.3 8.4 5 05:06.0 05:13.0 7 6 00:27.1 00:34.0 6.9 7 01:28.2 01:35.2 7 8 02:29.6 02:36.5 6.9 9 03:30.5 03:37.5 7 10 04:25.8 04:32.9 7.1 Rata-rata Delay 7.34
Berdasarkan Tabel 7 diatas dalam melakukan 10 kali percobaan. Pengiriman data delay terutup dari alat ke aplikasi didapatkan rata-rata 7.34 detik.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui selisih dari alat ke aplikasi. Diperoleh hasil dealy terbuka dengan rata-rata 7,34 detik.
Tabel 8. Pengujian Delay alat ke aplikasi (terbuka)
Terbuka
Percobaan Alat Aplikasi Delay
1 00:58.3 00:59.4 1.1 2 01:59.4 02:00.6 1.2 3 03:00.6 03:01.7 1.1 4 04:01.7 04:03.0 1.3 5 05:02.8 05:04.1 1.3 6 00:24:0 00:25.1 1.1 7 01:25.1 01:26.7 1.6 8 02:26.5 02:27.7 1.2 9 03:27.6 03:28.9 1.3 10 04:22.9 04:24.1 1.2 Rata-rata Delay 1.24
Berdasarkan Tabel 8 diatas dalam melakukan 10 kali percobaan. Pengiriman data delay terutup dari alat ke aplikasi didapatkan rata-rata 1.24 detik.
4. PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah, pengujian beserta hasil analisis terhadap data uji didapat beberapa kesimpulan, berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil.
1. Sistem monitoring suhu dan ketersediaan pakan ikan di akuarium dirancang menggunakan sensor ds18b20 untuk mendeteksi suhu, sensor loadcell sebagai penimbang berat pakan, RTC untuk penjadwalan pakan ikan dan esp8266 sebagai alat penghubung antara hardware dan android serta MQTT sebagai komunikasi dari mikrokontroler (publihser) dikirim ke esp8266 sebagai broker (mosquitto) dan akan ditampilkan ke aplikasi android sebagai outputnya.
2. Implementasi komunikasi MQTT dalam memonitoring suhu dan ketersediaan pakan diakuarium dilakukan dengan cara data suhu dan ketersediaan pakan hasil sensing dari sistem akan di publish ke broker menggunakan modul esp8266 subscreber akan meriques data dari subscreber ke broker akan ditampilkan ke aplikasi android. 3. Pengguna dapat memonitoring sistem secara
realtime menggunakan apliksi android namun dari hasil dari pengujian yang dilakukan terdapat waktu delay antara dari pergerakan alat dengan yang ditampilkan diaplikasi android. Dari melakukan 10 ali percobaan yang dilakukan didapatkan hasil delay ketika pakan terbuka waktu delay dengan rata-rata 1.24 detik dan ketika pakan tertutup waktu delay dengan rata-rata 7.34 detik.
5. DAFTAR PUSTAKA
Chung-Nan, L., Tian-Hsiang, H., Chen-Ming, W. & Ming-Chun, T., 2017. INTERNET OF THINGS ITS APLICATIONS. In: Kaohsiung: s.n., pp. 259-261.
Djajasewaka dan Djajadireja, 1990. Pakan Ikan. Makanan Ikan.
MQTT.org, 2016. MQTT. [Online] Available at: http://mqtt.org/faq [Accessed 12 Mei 2017].
Mqtt, 2014. MQTT. [Online]
Available at: http://mqtt.org/faq [Accessed 14 January 2017].
Pratama, M. A. S., 2015. RANCANG BANGUN
PENGATURAN KECEPATAN
KONVEYOR UNTUK SISTEM
SORTIR BARANG.
Suharmon, R. & Bahriun, T. A., 2014. Perancangan Alat Pemberi Makan Ikan
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Ootomatis dan Pemantau Keadaan Akuarium Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535. SINGUDA ENSIKOM, Volume VII, p. 49.
Tani, A., 2014. Panduan Lengkap Budidaya
Ikan Nila. [Online]
Available at:
http://alamtani.com/budidaya-ikan-nila.html