• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Laboraturium Lingkungan (3 Klorida)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Laboraturium Lingkungan (3 Klorida)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

PERCOBAAN III KLORIDA

NAMA : MAHFUZ IDAFI NIM : H1E10701

ASISTEN : M. ENDI APRIANDI KELOMPOK : 6 (Enam)

PROGRAM STUDI LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

(2)

PERCOBAAN III KLORIDA

I. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan praktikum ini adalah untuk mengukur kandungan klorida pada air dengan metode Mohr.

II . TINJAUAN PUSTAKA

Klorin atau klorida berasal dari bahasa Yunani “cholosos”, yang berarti hijau pucat, adalah unsur kimia dengan nomor atom 17 dengan symbol Cl. Gas klor berwarna kuning kehijauan. Klorin adalah bahan kimia yang penting untuk beberapa proses penurunan air, penjangkitan dan dalam pelunturan. Klor merupakan salah satu zat desinfektan yang sering digunakan dalam pengolahan air minum. Zat kimia lain yang dapat digunakan sebagai desinfektan adalah ozon (O3), klordioksidan, dan sebagainya. Dua faktor penting yang mempengaruhi

proses desinfektan adalah waktu bereaksi dan konsentrasi zat desinfektan (Andayani, 2007).

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl−. Garam dari asam hidroklorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang disebut Natrium klorida dengan rumus kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl−. Klorida dalam senyawa kimia, satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hydrogen klorida(HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana(CH3Cl), atau sering disebut metil klorida (Panjaitan, 2009).

Hampir semua air alami mengandung ion klorida. Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai daerah. Dalam jumlah kecil tidak berpengaruh. Dalam konsentrasi tinggi, menyebabkan masalah. Biasanya konsentrasi klorida rendah. Kadar rendah atau menengah dari senyawa

(3)

ion tersebut menambah rasa segar pada air. Pada kenyataannya, dibutuhkan karena alasan tersebut. Jumlah konsentrasi yang berlebihan dari klorida akan membuat air jadi tidak enak diminum (Panjaitan, 2009).

Klorin juga digunakan secara meluas dalam pembuatan produk sehari-hari yaitu :

1. Digunakan sebagai pembunuh bakteria dan mikroba-mikroba bekal air minum dan kolam renang;

2. Digunakan secara meluas di dalam pembuatan kertas, antiseptik, bahan pewarna, makanan, racun serangga, cat lukis, produk-produk petroleum, plastik, obat-obatan, tekstil, pelarut, dan produk-produk berguna lainnya (Andayani, 2007).

Semua perairan alami mengandung klorida yang kadarnya sangat bervariasi mulai dari beberapa milligram sampai puluhan ribu milligram (air laut). Namun suatu perairan baik itu airtanah, air artesis, danau atau sungai biasanya memiliki kadar klorida yang relatif tetap. Perubahan kadar klorida dalam suatu perairan berhubungan dengan lokasi maupun waktu tertentu yang menunjukkan adanya percampuran dengan perairan lain maupun pencemaran terhadap perairan tersebut. Keberadaa ion Cl- dalam air akan berpengaruh terhadap tingkat keasinan

air. Semakin tinggi konsentrasi Cl-,berarti semakin asin air dan semakin rendah

kualitasnya. Besarnya kadar klorida dalam perairan sangat penting dalam berbagai aspek seperti dalam penelitian-penelitian tenaga panas bumi, irigasi, industri, hidrologi, dll. Pada umumnya adanya klorida dalam air menyebabkan air tersebut memiliki rasa asin (air seni mengandung ± 400 mg/liter) (Karmono, 1987)

Kebanyakan klorida larut dalam air, oleh karena itu klorida biasanya hanya ditemui di kawasan beriklim kering, atau bawah tanah. Klorida biasanya dihasilkan melalui elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen dan natrium hidroksida dengan persamaan sebagai berikut :

(4)

Klor berasal dari gas Cl2, NaOCl, Ca(OCl)2 atau larutan kaporit atau larutan HOCl

(asam hipoklorit). Dalam konsentrasi yang wajar, klorida tidak akan membahayakan bagi manusia. Rasa asin terhadap air merupakan pengaruh dari klorida dalam jumlah konsentrasi sebesar 250 mg/L. Oleh karena itu, penggunaan klorida dibatasi untuk kebutuhan manusia. Batas maksimal pemakaian atau pengkonsumsian klorida untuk kebutuhan manusia adalah hanya sampai 250 mg/L kandungan klorida dalam air (Andayani, 2007).

Aturan pemerintah tentang air minum merekomendasikan konsentrasi ion klorida maksimum sebesar 250mg/lt. Dengan konsentrasi yang lebih besar, air tersebut bisa menjadi masalah, khususnya untuk orang-orang yang tidak terbiasa dengan air seperti itu. Klorida menjadikan air terasa asin. Dalam kadar konsentrasi apapun, ini menjadi terasa dan tergantung dari individu masing-masing. Dalam konsentrasi tinggi, klorida menyebabkan air menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak diinginkan. Walaupun klorida sangat larut, klorida memiliki stabilitas. Stabilitas ini memungkinkan mereka bertahan dari perubahan dan tetap konstan dalam air apapun, kecuali air yang dicemari oleh industri. Klorida menyumbang total kandungan mineral pada air. Seperti yang diindikasikan di atas, total konsentrasi dari mineral mungkin memiliki efek yang bervariasi. Konsentrasi yang tinggi dari ion klorida mengakibatkan pertambahan kemampuan konduktivitas listrik air. Klorida dapat dihilangkan dari air dengan Reverse osmosis. Deionisasi (demineralisasi) atau distilasi juga akan menghilangkan klorida dari dalam air. Gas hidrogen klorida dan asam klorida adalah senyawa yang penting dalam bidang teknologi dan industri. Aspek yang mempengaruhi usia struktur beton bertulang adalah penetrasi klorida yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Korosi yang terjadi pada tulangan dapat menyebabkan kegagalan struktur (Panjaitan, 2009).

Gas klorin (Cl2), tidak menjadi penyebab polusi udara pada areal luas,

tetapi jika campurannya hanya menyebar pada wilayah yang kecil akan menjadi polutan yang sangat berbahaya. Gas klorin merupakan racun gas pertama, yang pertama kali dikembangkan pada saat perang dunia I. Pada saat itu, gas klorin banyak digunakan pada pengolahan air dan sebagai pemutih (Andayani, 2007).

(5)

Ion klorida (Cl-) tidak aktif, sedangkan Cl

2, HOCl, dan OCl- dianggap

sebagai bahan yang aktif. HOCl yang tidak terpecah adalah zat pembasmi yang paling efisien bagi bakteri. Proses desinfeksi lebih efisien pada suasana netral atau bersifat asam lemah.Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relatif rendah, sedangkan pada sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya. Konsentrasi klorida yang juga sangat tinggi pada air laut yang menguap, kemudian mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki tingkat klorida yang tinggi. (Andayani, 2007).

Untuk menentukan atau mengukur jumlah (kadar) klorida dalam air, dapat digunakan metode berikut ini:

1. Mercurie Nitrate Method (metode HgNO3)

Menentukan banyak sedikitnya kandungan klorida dengan perbandingan Mohr method (metode Mohr). Pada metode ini, diphenyl carbazone adalah indikator yang digunakan untuk menunjukkan adanya kelebihan ion Hg2+.

Hg2+ + 2Cl- HgCl

2 (K = 2,6 x 10-15)

2. Mohr Method (Argentometric)

Metode ini merupakan metode yang dapat menghasilkan hasil yang lebih memuaskan daripada metode HgNO3. Metode Mohr ini menggunakan AgNO3

sebagai zat pentitrasi dan menganjurkan menggunakan metode standar. Dalam proses titrasi ion klorida akan terbentuk klorida dengan lapisan endapan putih perak.

Ag+ + Cl- AgCl (Ksp = 3 x 10-10)

Indikator yang biasa digunakan untuk menentukan adanya ion Ag+ adalah

potassium chromate. Indikator ini akan mengubah warna putih perak menjadi endapan merah bata.

2Ag+ + CrO

(6)

III. ALAT DAN BAHAN A. ALAT

Alat-alat yang digunakan meliputi: labu Erlenmeyer, buret, statip, pipet, dan gelas ukur.

B. BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan meliputi: sampel (air gambut, air sumur Martapura, air sumur Cempaka, dan air irigasi), AgNO3 1/35,45 N, NaCL

0,1 N, HNO3, dan K2CrO4 10%.

IV. CARA KERJA

A. Standarisasi larutan AgNO3

1. Memipet 10 ml larutan standar NaCL 0,1 N 2. Memasukkan kedalam labu Erlenmeyer 3. Menambahkan 2-3 tetes HNO3 pekat

4. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

5. Metitrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N sampai terjadi endapan

6. Mencatat ml AgNO3 yang digunakan

B. Konsentrasi klorida

1. Memasukkan 100ml sampel air (air gambut, air sumur martapura, air sumur cempaka, air irigasi) kedalam labu Erlenmeyer.

2. Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat

3. Menambahkan 3-5 tetes K2CrO4 10%

4. Metitrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N sampai terjadi endapan

5. Mencatat ml AgNO3 yang digunakan

6. Melakukan secara duplo

V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Standarisasi larutan AgNO3

NO LANGKAH KERJA HASIL

1. Memipet 10 ml larutan standar NaCL 0,1 N.

(7)

3. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

Warna kuning

4. Menitrasi dengan larutan AgNO3

1/35,45 N

Warna putih keruh V1 = 0

V2 = 1 ml Vtitrasi = 1 ml Konsentrasi Klorida

1. Air Gambut

NO LANGKAH KERJA HASIL

1. Memasukkan 100ml sampel air gambut kedalam labu erlenmeyer

100 ml sampel air gambut

2. Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat

3. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

Warna kuning muda

4. Menitrasi dengan larutan AgNO3

1/35,45 N

Warna putih keruh V1 = 3 ml

V2 = 8,5 ml Vtitrasi = 5,5 ml 5. Melakukannya secara diplo V1 = 15,5 ml

V2 = 19,5 ml Vtitrasi = 4 ml 6. Menghitung volume titrasi rata-rata Vrata-rata = 5,5 + 4

2 = 4,75 ml

2. Air Sumur Martapura

NO LANGKAH KERJA HASIL

1. Memasukkan 100ml sampel air sumur martapura kedalam labu

100 ml sampel air sumur martapura

(8)

Erlenmeyer

2. Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat

3. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

Warna kuning bening

4. Menitrasi dengan larutan AgNO3

1/35,45 N

Warna putih keruh V1 = 0 ml

V2 = 5,2 ml Vtitrasi = 5,2 ml 5. Melakukannya secara diplo V1 = 0 ml

V2 = 5,1 ml Vtitrasi = 5,1 ml 6. Menghitung volume titrasi rata-rata Vrata-rata = 5,2 + 5,1

2 = 5,15 ml 3. Air Sumur Cempaka

NO LANGKAH KERJA HASIL

1. Memasukkan 100ml sampel air sumur cempaka kedalam labu Erlenmeyer

100 ml sampel air sumur cempaka

2. Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat Warna putih bening

3. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

Warna kuning bening 4. Menitrasi dengan larutan AgNO3

1/35,45 N

Terjadi endapan putih. V1 = 1 ml

V2 = 5 ml Vtitrasi = 4 ml 5. Melakukannya secara diplo V1 = 5,2 ml

V2 = 15,5 ml Vtitrasi = 10,3 ml 6. Menghitung volume titrasi rata-rata Vrata-rata = 4 + 1 0 , 3

2 = 7,15 ml 4. Air Irigasi

(9)

NO LANGKAH KERJA HASIL 1. Memasukkan 100ml sampel air

irigasi kedalam labu erlenmeyer

100 ml sampel air irigasi 2. Menambahkan 2 tetes HNO3 pekat

3. Menambahkan 3-5 tetes larutan indikator K2CrO4 10%

Warna kuning bening

4. Menitrasi dengan larutan AgNO3

1/35,45 N

Warna putih keruh V1 = 8,5 ml V2 = 59,5 ml Vtitrasi = 51 ml PERHITUNGAN

1. Standarisasi Larutan AgNO3

A. Normalitas AgNO3 = = = 1 N B. Faktor Ketelitian = = = 10 2. Konsentrasi Klorida A. Air Gambut V rata-rata titrasi = 4,75 ml Konsentrasi =

(10)

=

= 10 x 4,72 x 10 = 472 mg/l

B. Air Sumur Martapura V rata-rata titrasi = 5,15 ml Konsentrasi =

=

= 10 x 5,12 x 10 = 512 mg/l

C. Air Sumur Cempaka V rata-rata titrasi = 7,15 ml Konsentrasi =

=

= 10 x 7,12 x 10 = 712 mg/l

(11)

D. Air Irigasi V titrasi = 51 ml Konsentrasi = = = 10 x 50,7 x 10 = 5.070 mg/l B. PEMBAHASAN

Klorida adalah merupakan anion pembentuk Natrium Klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air. Kadar klorida pada air air minum harus memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai dengan Permenkes, RI No 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002, yakni 250 mg/l. Sumber klorida dalam air berasal dari mineral yang ada dalam tanah, baik itu tanah penutup (top soil) atau mineral dalam batuan di dalam tanah. Selain itu sumber klorida lainnya dapat berasal dari air limbah domestik atau air urine manusia dan juga dapat berasal dari air laut yang terbawa oleh air hujan.

1. Standarisasi larutan AgNO3

Standarisasi larutan AgNO3 dilakukan dengan mengambil larutan

NaCl 0,1 N dalam labu erlenmayer sebanyak 10 ml yang ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 10%, penambahan HNO3

bertujuan agar terjadi suasan netral, sedangkan penambahan K2CrO4 10%

bertujuan agar terjadi perubahan fisik (warna) larutan pada saat ekuivalen, dan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga warna

larutan berubah menjadi putih keruh. Pada titrasi didapat volume AgNO3

(12)

perhitungan didapat normalitas AgNO3 adalah 1 N dan faktor ketelitian

AgNO3 adalah 10, yang nantinya faktor ketelitian AgNO3 ini digunakan

untuk menghitung konsentrasi klorida pada sampel. AgNO3(aq) + NaCl-(aq) AgCl(s) + NaNO3- (aq)

2. Konsentrasi klorida air gambut

Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air gambut dilakukan dengan mengambil 100 ml sampel air gambut dan ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 10%, dan kemudian dititrasi

dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga warna larutan berubah menjadi

putih keruh. Titrasi dilakukan secara duplo (dua kali) agar lebih teliti. Pada titrasi pertama didapat volume AgNO3 1/35,45 N 5,5 ml dan yang kedua 4

ml, sehingga rata-ratanya 4,75, setelah dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 472 mg/l. Tingginya konsentrasi klorida pada air gambut dipengaruhi oleh kandungan mineral yang ada dalam tanah gambut.

3. Konsentrasi klorida air sumur Martapura

Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Martapura dilakukan dengan mengambil 100 ml sampel air sumur Martapura dan ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 10%, dan

kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga warna larutan

berubah menjadi putih keruh. Titrasi dilakukan secara duplo (dua kali) agar lebih teliti. Pada titrasi pertama didapat volume AgNO3 1/35,45 N 5,2

ml dan yang kedua 5,1 ml, sehingga rata-ratanya 5,15, setelah dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 512 mg/l. Tingginya konsentrasi klorida pada air sumur Martapura dipengaruhi oleh kandungan mineral yanga ada disekitar sumur dan kegiatan sehari-hari masyarakat di sekitar sumur tersebut.

(13)

Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air sumur Cempaka dilakukan dengan mengambil 100 ml sampel air sumur Cempaka dan ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 10%, dan

kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga warna larutan

berubah menjadi putih keruh. Titrasi dilakukan secara duplo (dua kali) agar lebih teliti. Pada titrasi pertama didapat volume AgNO3 1/35,45 N 4

ml dan yang kedua 10,3 ml, sehingga rata-ratanya 7,15, setelah dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 712 ml/l. Tingginya konsentrasi klorida pada air sumur Cempaka dipengaruhi oleh kandungan mineral yanga ada disekitar sumur dan kegiatan sehari-hari masyarakat di sekitar sumur tersebut.

5. Konsentrasi klorida air irigasi

Penentuan konsentrasi klorida pada sampel air irigasi dilakukan dengan mengambil 100 ml sampel air irigasi dan ditambahkan 2 tetes HNO3 pekat dan 4 tetes indikator K2CrO4 10%, dan kemudian dititrasi

dengan larutan AgNO3 1/35,45 N hingga warna larutan berubah menjadi

putih keruh. Pada titrasi didapat volume AgNO3 1/35,45 N 51 ml, setelah

dilakukan perhitungan didapat konsentrasi klorida adalah 5070 mg/l. Tingginya konsentrasi klorida pada air irigasi dipengaruhi oleh kandungan mineral yang ada dalam tanah, selain itu juga dipengaruhi oleh penggunaan pupuk pada kegiatan pertanian.

Dari semua jenis air sampel yang diamati didapatkan konsentrasi klorida pada semua jenis sampel diatas standar Permenkes, RI No 907/ Menkes/ SK/ VII/ 2002, yakni 250 mg/l. Yang artinya air gambut, air sumur Martapura, air sumur Cempaka, dan air irigasi tidak memenuhi standar untuk dijadikan air minum, karena kandungan klorida yang cukup tinggi. Konsentrasi tinggi, klorida menyebabkan air menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak diinginkan. Sehingga tidak baik untuk digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

(14)

VI. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan:

1. Pengukuran klorida dalam air dapat dilakukan dengan metode mohr. 2. Konsentrasi klorida pada sampel air gambut adalah 472 mg/l.

3. Konsentrasi klorida pada sampel air sumur Martapura adalah 512 mg/l. 4. Konsentrasi klorida pada sampel air sumur Cempaka adalah 712 ml/l. 5. Konsentrasi klorida pada sampel air irigasi adalah 5070 mg/l.

6. Konsentrasi klorida pada air dipoengaruhi oleh kandungan mineral tanah, keadaan alam dan kegiatan masyarakat disekitar badan air. 7. Air gambut, air sumur Martapura, air sumur Cempaka, dan air irigasi

tidak cocok untuk dijadikan air minum karena kandungan klorida yang tinggi.

(15)

DAFTAR PUSTAKA Andayani, P. 2007 Klorida

http://environmental-ua.blogspot.com/2009/04/klorida.html Diakses tanggal 26 Oktober 2009.

Karmono, dan Cahyono, J., 1978. Pengantar Penentuan Kwalitas Air. Yogyakarta: Laboratorium Hidrologi, Universitas Gadjah Mada.

Panjaitan. R. R,2009 Research of Chloride Test In Sulphate Acid Commodity http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202009/Bab%203.pdf Diakses tanggal 19 Oktober 2009.

(16)

Referensi

Dokumen terkait