ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA
PT.POLYCHEM INDONESIA TBK
SKRIPSI
Ditulis sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Syariah
ANNISA FADILA NIM. 1630 402 014
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR
i ABSTRAK
ANNISA FADILA, NIM 1630 402 014, Judul Skripsi “ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS PADA PT. POLYCHEM INDONESIA TBK” Jurusan Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah darimana sumber kas yang ada pada PT. Polychem Indonesia TBK, untuk apa saja penggunaan kas pada PT. Polychem Indonesia TBK dan bagaimana analisis sumber dan penggunaan kas pada PT. Polychem Indonesia TBK periode 2014-2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui darimana sumber kas PT. Polychem Indonesia TBK dan digunaan untuk apa kas yang ada pada PT. Polychem Indonesia Tbk periode 2014-2018. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Polychem Indonesia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan yang didapatkan dari laporan keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018 melalui situs www.idx.co.id.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Analisis sumber dan penggunaan kas pada perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk pada perioden 2014-2016 terjadi penggunaan dana yang tidak tepat karena kebutuhan dana jangka panjang yang dipenuhi oleh kebutuhan dana jangka pendek. Pada periode 2017-2018 PT. Polychem Indonesia Tbk telah melakukan pembelanjaan dengan tepat karena adanya kelebihan dana jangka panjang walaupun ada sebagian dana jangka panjang yang menutupi sebagian dana jangka pendek.
ii PENGESAHAN TIM PENGUJI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 12
C. Batasan Masalah ... 12
D. Rumusan Masalah... 12
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian ... 13
G. Defenisi Operasional ... 13
BAB II KAJIAN TEORI ... 15
A. Landasan Teori ... 15
1. Laporan Keuangan ... 15
a. Pengertian Laporan Keuangan ... 15
b. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ... 15
c. Tujuan Laporan Keuangan ... 17
d. Keterbatasan Laporan Keuangan ... 17
e. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan 19 2. Kas ... 20
a. Pengertian Kas ... 20
b. Pengendalian Kas ... 21
c. Anggran Kas... 22
d. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas ... 23
iii
f. Sistem Pengumpulan dan Pembayaran Kas ... 26
3. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas ... 27
a. Pengertian Analisis dan Sumber Penggunaan Kas... 27
b. Sumber Penerimaan Kas ... 27
c. Penggunaan Kas ... 29
4. Teori Pendekatan Pengelolaan kas ... 31
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas ... 33
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 40
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Jenis Penelitian ... 43
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 43
C. Sumber Data ... 45
D. Teknik Pengumpulan Data ... 45
E. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 47
A. Gambaran Umum Perusahaan ... 47
1. Sejarah PT. Polychem Indonesia Tbk ... 47
2. Kegiatan Usaha Perusahaan ... 49
3. Visi dan Misi PT. Polychem Indonesia Tbk ... 50
4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 50
B. Analisis dan Pembahasan ... 51
1. Analisis Sumber dan Penggunaan kas ... 51
a. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas untuk Periode Dimulai dari tahun 2013-2014... 52
b. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas untuk Periode Dimulai dari tahun 2014-2015... 57
c. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas untuk Periode Dimulai dari tahun 2015-2016... 61
d. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas untuk Periode Dimulai dari tahun 2016-2017... 66
iv
1. Sumber Kas pada PT. Polychem Indonesia Tbk ... 75
2. Penggunaan Kas Pada PT. Polychem Indonesia Tbk ... 75
BAB V PENUTUP ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ... 41 Gambar 4. 1 Struktur Organisasi PT. Polychem Indonesia Tbk ... 51
vi
Tabel 1. 3 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Arus Kas ... 8 Tabel 1. 4 PT. Polychem Indonesia Tbk Ikhtisar Keuanagan
Periode 2014-2018 ... 10 Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian... 44 Tabel 4. 1 PT.Polychem Indonesia Tbk Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember 2013-2014 ... 52 Tabel 4. 2 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Periode 31 Desember-2014 ... 53 Tabel 4. 3 PT.Polychem Indonesia Tbk Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember 2014-2015 ... 57 Tabel 4. 4 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Periode 31 Desember 2014-2015 ... 58 Tabel 4. 5 PT.Polychem Indonesia Tbk Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember 2015-2016 ... 61 Tabel 4. 6 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Periode 31 Desember 2015-2016 ... 63 Tabel 4. 7 PT.Polychem Indonesia Tbk Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember 2016-2017 ... 66 Tabel 4. 8 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Periode 31 Desember 2016-2017 ... 67 Tabel 4. 9 PT.Polychem Indonesia Tbk Laporan Perubahan Posisi Keuangan
Periode 31 Desember 2017-2018 ... 70 Tabel 4. 10 PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal perusahaan didirikan, para pemimpin perusahaan sudah menetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Tujuan ini disusun baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pemimpin perusahaan harus melaksanakan fungsi-fungsi manajemen diantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian secara baik (Hafulyon, 2010:2).
Tujuan dari suatu perusahaan didirikan adalah untuk mencapai laba dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan (going
concern). Laba adalah selisih antara pendapatan yang dikurangi semua
biaya-biaya yang terjadi akibat operasonal suatu perusahaan. Jika pendapatan lebih besar dari beban maka perusahaan memperoleh laba. Sebaliknya jika biaya-biaya lebih besar dari pendapatan maka perusahaan akan mengalami kerugian. Laba rugi suatu perusahaan akan dilihat pada laporan keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan (Financial
Reporting) adalah ikhtisar tentang keadaan keuangan suatu perusahaan
selama periode tertentu. Laporan keuangan merupakan salah satu sarana bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, baik pihak dalam (intern) maupun pihak luar perusahaan
(ekstern) mengenai kemampuan perusahaan dalam operasionalnya. Bagi
pihak dalam (intern) maupun pihak luar perusahaan (ekstern) mengenai kemampuan perusahaan dalam operasionalnya (Kasmir, 2011:208).
Perusahaan menjalankan kegiatan usahanya memerlukan dana yang memadai untuk mencapai target laba yang ditetapkan. Dana yang ada pada suatu perusahaan berasal dari internal dan eksternal. Sumber dana internal berasal dari laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode dan modal sendiri. Sedangkan sumber modal eksternal perusahaan berasal dari pinjaman oleh kreditur dan dari para investor (Martani, 2012:180).
Dalam sebuah perusahaan sumber dana bisa diperoleh dari internal dan eksternal, sumber dana internal bisa berupa; dana dari pemilik, laba ditahan dan surplus. Sedangkan sumber dana eksternal bisa berupa; pinjaman dari bank, pinjaman dari pasar modal. Selain itu sumber dana juga bisa diperoleh dari penerimaan kas dari pelanggan, penjualan investasi jangka panjang, bertambahnya utang, adanya keuntungan, penerimaan sewa, penurunan/berkurangnya aktiva lancar selain kas. Setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus dilakukan secara baik. Artinya jangan sampai perusahaan kekurangan uang kas untuk melakukan berbagai keperluan pengeluaran perusahaan. Kekurangan uang kas untuk memenuhi kewajibannya akan berakibat hilangnya kepercayaan pihak luar kepada perusahaan. Lebih dari itu kekurangan uang kas juga dapat menghambat kegiatan perusahaan. Demikian pula dengan kelebihan uang kas juga harus mampu dikelola sebaik mungkin jangan sampai terjadi penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan demikian sebuah perusahaan harus bisa melakukan manajemen kas dengan baik, sehingga dalam sebuah perusahaan tidak terjadi kelebihan (increase) kas dan kekurangan (decrease) kas.
Tujuan manajemen kas adalah untuk mengoptimalkan mekanisme pengumpulan kas dan pendistribusian kas. Kas sebagai aktiva yang paling tinggi likuiditasnya, menunjukkan bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan over investment
3
dalam kas dan berarti perusahaan kurang efektif dan mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan tidak likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan (Jumingan, 2011:97).
Dalam islam kita diajarkan bahwa kita tidak boleh boros/ berlebihan dalam menggunakan sesuatu, begitu juga dengan kas kita dianjurkan untuk tidak boros, sebagai mana firman Allah SWT dalam Q.S
Al Isra’ ayat 26 yang berbunyi:
Artinya: dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (Q.S Al
Israa’: 26).
Penjelasan dari ayat tersebut sudah sangat jelas, bahwa dalam menggunanakan/mengelola kas hendaklah kita menggunakannya di jalan yang benar serta digunakan seperlunya saja. Bisa disimpulkan bahwa dalam sebuah perusahaan manajemen kas tersebut sangat perlu demi kelangsungan hidup perusahaan tersebut dan dalam memperoleh sumber kas tersebut harus sesuai dengan syariat islam dengan cara yang halal.
Sumber kas dalam perusahaan tersebut berasal dari: penerimaan kas dari pelanggan, penjualan investasi jangka panjang, bertambahnya utang, bertambahnya modal saham, adanya keuntungan, penerimaan sewa, penurunan/berkurangnya aktiva lancar selain kas. Sedangkan penggunaan kas diantaranya disebabkan oleh bertambahnya aktiva lancar selain kas, bertambahnya aktiva tetap, berkurangnya utang, kerugian perusahaan, pembayaran deviden. Sumber-sumber kas/dana perusahaan tersebut perlu dianalisis dimaksudkan untuk melihat pengguna dari kas tersebut selama
periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas tersebut selama periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan diketahui ketetapan (efektivitas) penggunaan kas (Nofrivul, 2008:42).
Dapat disimpulkan bahwa dalam laporan posisi keuangan akan dilihat keseimbangan antara aktiva dengan pasiva yang dimiliki perusahaan. Laporan posisi keuangan menjelaskan semua aset, kewajiban serta modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Diantara aset-aset yang ada pada laporan posisi keuangan terdapat aset yang paling likuid yaitu kas. Maksudnya kas dapat digunakan secara langsung untuk keperluan organisasi perusahaan. Kas memiliki arti yang penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa adanya kas yang tersedia maka segala kegiatan produksi akan terganggu, seperti tidak dapat menyediakan bahan baku, bahan penolong, upah, gaji, pemeliharaan, penyimpanan, dan pengeluaran tunai lainnya. Begitu pentingnya kas, maka manejer harus mengelola kas dengan baik.
Laporan sumber penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir atau memperkirakan kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas yang akan datang. Sedangkan bagi kreditur atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjaman. Oleh karena itu, analisis sumber dan penggunaan kas merupakan alat analisis yang sangat penting bagi manajemen perusahaan. Dengan analisisi sumber dan penggunaan kas akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola atau mengguanakan kas yang dimiliki dengan sebaik-baiknya. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa kas sangat berperan dalam menetukan kelancaran kegiatan perusahaan.
PT. Polychem Indonesia Tbk (dahulu GT Petrochem Industries Tbk) (ADMG) didirikan tanggal 25 April 1986 dengan nama PT. Andayani Megah dan mulai berproduksi secara komersial pada tahun
5
1990. Kantor pusat ADMG berdomisili di Wisma 46 Kota BNI, Lantai 20, Jalan Jend. Sudirman, Kav. 1, Jakarta 10220, sedangkan pabriknya berlokasi di Tangerang, Karawang dan Merak. Pada tanggal 17 September 1993, ADMG memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) ADMG kepada masyarakat sebanyak 20.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp4.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Oktober 1993 (Annual Report PT. Polychem Indonesia Tbk. 2018).
Berdasarkan Kontan.co.id tanggal 25 Juni 2019 (yang diakses 28 Agustus 2019) Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) menyepakati tidak membagikan dividen dari laba tahun buku 2018. Sepanjang 2018 penjualan perusahaan memang lebih baik jika dibandingkan 2017. Akan tetapi ADMG masih mencatatkan kerugian. Tercatat, penjualan dan pendapatan usaha naik tipis 11,9% year on year (yoy) menjadi US$ 356,63 juta dari sebelumnya US$ 318,58 juta. Sementara itu, perusahaan masih mencatatkan kerugian di tahun 2018 sebesar US$ 1,25 juta. Sebagai catatan, tahun 2017 perusahaan juga merugi hingga US$ 8,13 juta.
Berdasarkan Kontan.co.id tanggal 25 Juni 2019 (yang diakses 28 Agustus 2019) Kinerja ADMG diharapkan membaik meskipun diakui ada banyak tantagan di antaranya perang dagang AS- China yang masih berlanjut, fluktuasi mata uang yang tidak stabil, serta bahan bakar dunia. Disamping itu upah minimum Karawang yang tinggi juga menjadi salah satu faktor lain. Sedikit informasi, ADMG memiliki dua pabrik yakni pabrik di Karawang dan di Merak. Tantangan di atas tercermin dari kinerja kuartal I-2019 yang menurun jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, pendapatan penjualan kuartal I-2019 sebesar US$ 68,74 juta turun 30,2% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, perusahaan mencatat rugi tahun berjalan sebesar US$ 2,1
juta, padahal tahun sebelumnya perusahaan mencatatkan laba bersih US$ 8,6 juta.
Tabel 1. 1
PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2017 dan 2018 (Dalam USD)
Keterangan 2018 2017 %
Aset:
Aset lancar 124,180,421 149,564,786 -17 Aset tidak lancar 156,499,433 224,545,517 -30 Jumlah Aset 280,679,854 374,110,303 -25 Liabilitas 36,903,892 134,518,424 -73
Ekuitas 243,775,962 239,591,879 2
jumlah Liabilitas dan Ekuitas 280,679,854 374,110,303 -25
Sumber: Laporan Keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk ( www.idx.com).
Dari tabel 1.1 bisa dilihat bahwa asset lancar pada tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 17% dari tahun sebelumnya. Begitu juga dengan aset tidak lancar pada tahun 2018 juga mengalami penurunan sebesar 30% dari tahun 2017. Penurunan tersebut terjadi terutama disebabkan penyusutan aset selama tahun 2018 dan juga pelepasan aset tetap milik entitas anak. Selain aset lancar dan tidak lancar yang mengalami penurunan, liabilitas perusahaanpun juga mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 73%, Penurunan tersebut dikarenakan adanya pembayaran kembali wesel bayar perseroan dan juga pelepasan aset dan liabilitas milik entitas anak yang dijual. Selain asset yang mengalami penurunan liabilitas pun juga mengalami penurunan, penurunan tersebut dikarenakan adanya pembayaran kembali wesel bayar Perseroan. Dari tabel juga bisa dilihat bahwa pada tahun 2018 ekuitas perusahaan mengalami kenaikan sebesar 2% dari tahun 2017.
7
Tabel 1. 2
PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Laba/Rugi
31 Desember 2017 dan 2018 (Dalam USD)
Keterangan 2018 2017 %
Penjualan Bersih 356,636,089 318,584,810 12 Beban Pokok penjualan 342,042,822 305,731,501 12 Laba Kotor 14,593,267 12,853,309 14 Rugi Sebelum Pajak (1,395,757) (3,096,496) 55 Manfaat Pajak Tangguhan 824,307 1,555,662 47 Rugi tahun berjalan dari operasi
yang dilanjutkan (571,450) (1,540,834) 63 Operasi yang dihentikan (733,131) (7,097,031) 90 Rugi bersih tahun berjalan (1,304,581) (8,637,865) 85 Jumlah penghasilan komprehensif
lainnya 4,839,674 2,771,239 75
Jumlah laba (rugi) komprehensif
tahun berjalan 3,535,093 (5,866,626) 40
Sumber: Laporan Keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk ( www.idx.com).
Dari tabel 1.2 bisa dilihat bahwa pada tahun 2018 penjualan bersih yang ada diperusahaan mengalami kenaikan 12% dari tahun 2017, sama halnya dengan beban pokok yang dikeluarkan perusahaan pun juga mengalami kenaikan sebesar 12% dikarenkan perusahaan menaikkan sedikit biaya penjualannya. Selain itu, Laba kotor yang diperoleh perusahaan pun mengalami kenaikan dari tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 14%. Pada tahun 2018 rugi sebelum pajak mengalami penurunan sebesar 55% dari tahun 2017. Pada tahun 2018 juga bisa dilihat bahwa pada penghasilan komprehensif lainnya yang diterima oleh perusahaan mengalami kenaikan dari tahun 2017 sebesar 75%. Selain itu perusahaan pada tahun 2018 memperoleh keuntungan, dimana pada tahun sebelumnya perusahaan mengalami kerugian secara terus-menerus. Keuntungan yang diperoleh tercatat sebesar $ 3.535.093 dimana tahun sebelumnya perusahaan mengalami kerugian.
Berikut ini adalah Laporan Arus kas PT. Polychem Indinesia Tbk per 31 Desember 2017 dan 2018.
Tabel 1. 3
PT. Polychem Indonesia Tbk Laporan Arus Kas
31 Desember 2017 dan 2018 (Dalam USD)
Keterangan 2018 2017 %
Arus Kas Dari Aktivitas
Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 408,728,663 386,454,528 5.7 Pemabayaran kaskepada karyawan
(9,755,063)
(10,044,952) -2.9 Pebayaran kepada pemasok
(396,122,335)
(359,375,805) 10.2 Kas dihasilkan dari operasi 2,851,265 17,033,171 -83.3 Penerimaan restitusi Pajak 2,283,403 3,617,031 -36.9 Pembayaran Pajak Penghasilan
(2,410,813)
(2,720,960) -11.4 Pembayaran bunga dan beban
keuangan
(1,220,839) (1,016,658) 20.1 Kas bersih diperoleh dari
Aktivitas Operasi 1,503,016 16,913,184 -91.1 Arus kas Dari Aktivitas
Investasi
Hasil penjualan aset tetap 387,664 35,781 983.4 Penerimaan Bunga 370,724 356,587 4.0 Arus kas neto penjualan entitas
anak
(3,129,758) - 100 Pembayaran utang pembelian aset
tetap
(223,311)
(8,706) 2465.0 Pembayaran utang muka
pembelian aset tetap
(989,233)
(380,899) 159.7 Perolehan aset tetap
(1,789,306)
(1,369,350) 30.7 Penambahan aset keuangan
lainnya- bersih
(2,662,963)
(3,056) 87038.8 Kas bersih digunakan aktivitas
investasi (8,036,183)
(1,369,643) 486.7 Arus Kas Dari Aktivitas
Pedanaan
Pembayaran utang lain-lain -
(5,740,000) Pembayaran wesel bayar jangka
panjang (6,500,000)
(2,500,000) 160 Kas bersih digunakan untuk
aktivitas pendanaan (6,500,000) 8,240,000 -21.1 Kenaikan (penurunan) bersih
kas dan setara kas (13,033,167) 7,303,541 -78.4 Kas dan setara kas awal tahun 27,434,955 20,157,821 36.1 Pengaruh kurs mata uang asing (310,876) 1077.2
9
(26,407)
Kas dan setara kas awal tahun 14,090,912 27,434,955 -48.6
Sumber: Laporan Keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk ( www.idx.com).
Dari tabel 1.3 bisa dilihat bahwa kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2018 sebesar $ 1.503.016 sedangkan pada tahun 2017 tercatat sebesar $ 16.913.184 dan mengalami penurunan sebesar 91%. Hal ini dikarenakan pembayaran kepada pemasok yang meningkat sebesar 10% dari tahun 2017. Selain itu yang menyebabkan penurunan dikarenakan kas yang dihasilkan dari kegitan operasi juga mengalami penurunan sebesar 83%. Selain penurunan kas pada kegiatan operasi, kas bersih digunakan pada kegitan investasi juga mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2017 yang digunakan tercatat sebesar $ 1.369.643 sedangkan pada tahun 2018 tercatat sebesar $. 8.036.183.
Dari data tersebut bisa dilihat bahwa kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan dari tahun 2017 ke tahun 2018 juga mengalami penurunan sebesar 21%. Pada tahun 2017 kas mengalami kenaikan sebesar $7.303.541 sedangkan pada tahun 2018 kas mengalami penurunan tercatat sebesar $ 13.033.167 atau setara 78%. Kurang bagusnya manajemen kas dalam suatu perusahaan bisa menyebabkan penurunan kas secara terus menurus di suatu perusahaan Berikut ini adalah ikhtisar laporan keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk periode 2014-2018.
Tabel 1. 4
PT. Polychem Indonesia Tbk Ikhtisar Keuanagan
Periode 2014-2018 (Dalam Dolar Amerika Serikat)
Deskripsi 2014 % 2015 % 2016 % 2017 % 2018 % Kas 28,437,832 18 30,853,541 8 20,157,821 (35) 27,434,955 36 14,090,912 (49) Persediaan 78,033,665 (29) 61,283,901 (21) 57,819,311 (6) 61,916,793 7 6,746,999 (89) Aset Lancar 65,090,396 (40) 58,867,146 (10) 54,467,398 (7) 60,213,038 11 103,342,510 72 Aset Tidak Lancar 294,504,622 (7) 296,005,644 1 248,402,992 (16) 224,545,517 (10) 156,499,433 (30) Liabilitas Jangka Pendek 67,254,662 (27) 59,097,702 (12) 71,253,970 21 69,487,329 (2) 26,463,482 (62) Liabilitas Jangka Panjang 103,900,353 (30) 93,144,835 (10) 64,135,047 (31) 65,031,095 1 10,440,410 (84) Ekuitas 294,911,960 (8) 267,767,695 (9) 254,458,505 (5) 239,591,879 (6) 243,775,962 2 Penjualan 449,082,197 (11) 310,873,522 (31) 279,954,690 (10) 318,584,810 14 356,636,089 12 Laba/Rugi (24,505,918) 3,904 (22,886,611) (7) (22,309,190) (3) (5,866,626) (74) 3,535,093 160
11
Dilihat tabel 1.4 dapat dijelaskan bahwa terjadinya penurunan kas pada tahun 2016 dan tahun 2018. Selain kas yang mengalami penurunan aset lancar juga mengalami penurunan dari tahun 2015-2016 dan tahun 2018. Pada data ikhtisar keuangan juga bisa dilihat bahwa aset tidak lancar mengalami penurunan selama empat tahun terakhir tersebut terjadi terutama disebabkan oleh adanya depresiasi dan pengurangan serta penambahan aset. Hutang jangka pendek mengalami penurunan tahun 2015-2018, Penurunan tersebut dikarenakan telah ditandatanganinya nota kesepakatan restrukturisasi antara Perseroan dengan penjamin untuk penjadwalan kembali wesel bayar. Hutang jangka panjang pada perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2015- 2018, penurunan tersebut tersebut karena adanya penjadwalan kembali wesel bayar perseroan. Pada laporan tersebut juga bisa dilihat bahwa ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan juga mengalami penuruna dari tahun 2015-2018. Pada akun penjualan mengalami penurunan pada tahun 2014 penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan penjualan poliester sebesar 15,6%, penurunan penjualan kimia sebesar 6,1% dan penurunan penjualan nilon sebesar 13,6%. Pada empat tahun terakhir yaiu tahun 2014-2017 perusahaan mengalami kerugian secara terus menerus kecuali pada tahun 2018.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa manajemen harus dapat menentukan berapa kas yang harus tersedia agar mampu memenuhi kewajibannya apabila sudah jatuh tempo. Oleh karena itu, analisis sumber dan penggunaan kas merupakan alat analisis keuangan yang sangat penting bagi manajemen perusahaan, Dengan analisis sumber dan kas, akan dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelolah atau menggunakan kas yang dimilikinya sebaik-baiknya. Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas Pada PT. Polychem Indonesia Tbk”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Kas mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 35% dan tahun 2018 sebesar 49% .
2. Aset lancar mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 40%, tahun 2015 sebesar 10%, dan tahun 2017 sebesar 7%.
3. Aset tidak lancar mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 7%, tahun 2016 sebesar 16%, tahun 2017 sebesar 10%, dan tahun 2018 sebesar 30%.
4. Total Aset mengalami penurunan dari tahun 2014-2018.
5. Pengukuran kinerja keuangan PT. Polychem Indonesia Tbk dilihat dari analisis sumber dan penggunaan kas.
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut, dilakukan pembatasan masalah pada penurunan nilai kas pada laporan keuangan melalui analisis sumber dan penggunaan kas pada PT. Polychem Indonesia Tbk tahun 2014-2018. D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa perubahan kas pada PT. Polychem Indonesia Tbk pada periode 2014-2018?
2. Darimana saja sumber kas yang diperoleh PT. Polychem Indonesia Tbk periode 2014-2018?
3. Untuk apa saja penggunaan kas pada PT.Polychem Indonesia TBK periode 2014-2018?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis sumber kas pada PT. Polychem Indonesia Tbk 2. Untuk menganalisis penggunaan kas pada PT. Polychem Indonesia
13
F. Manfaat Penelitian dan Luaran Penelitian 1. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
1) Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi gelar Serjana Ekonomi (SE) di IAIN Batusangkar.
2) Sebagai bahan pembanding antara teori yang didapat dalam perkuliahan dengan fakta di lapangan.
b. Bagi Perusahaan
1) Diharapkan dapat memberikan manfaat maupun masukan-masukan untuk perbaikan dan penyempurnaan terhadap kekurangan yang mungkin ada sehingga memotivasi perusahaan untuk lebih meningkatkan manajemen kas nya sehingga mencapai target yang ingin dicapai.
2) Untuk memberikan informasi pada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk
c. Bagi Akademik
1) sebagai tambahan wacana akademik di IAIN Batusangkar 2) Untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta bermanfaat
sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2. Luaran Penelitian
Adapun luaran penelitian analisis sumber dan penggunaan kas ini adalah untuk publikasi jurnal dan skripsi.
G. Defenisi Operasional 1. Sumber kas
Sumber kas menunjukkan darimana sumber-sumber kas diperoleh dalam menjalankan kegiatan operasional suatu perusahaan. Sumber kas yang ada pada perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk ini menunjukkan kas dan setara kas yang terdiri dari hasil penjualan secara tunai, hasil penagihan piutang, pendapatan dari bunga bank, jasa
giro dan deviden, pengurangan aktiva tetap, penerimaan yang bukan penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi, dan lain-lain hutang jangka pendek, penambahan modal sendiri oleh pemilik dan lain-lain.
2. Penggunaan Kas
Pada penggunaan kas ini akan terlihat penggunaan kas dalam suatu perusahaan. Penggunaan kas ini akan menyebabkan kas berkurang dalam suatu perusahaan. Penggunaan kas pada perusahaan PT. Polychem Indonesia Tbk ini terdapat pada pembayaran untuk keperluan operasional perusahaan, pembayaran pada kreditur, penambahan/pembelian aktiva tetap, pembayaran deviden atau pengembalian modal, pembayaran kepada pemerintah seperti pembayaran pajak, cukai, materai, dan lain-lain.
15 BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan
Akuntansi adalah seni daripada pencatatan, penggolongan dan ringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara yang setepat- tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Definisi akuntansi tersebut diketahui bahwa peringkasan dalam hal ini dimaksudkan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan yang dapat diartikan sebagai laporan keuangan, laporan keuangan adalah: Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan) (Munawir, 2014:5).
Laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar keuangan yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas serta perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu format sendiri secara terpisah. Ikhtisar posisi keuangan tercermin dalam laporan keuangan yang disebut neraca (Samryn, 2011:30).
b. Jenis-Jenis Laporan Keuangan 1) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah
aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu (Kartikahadi, 2012:119).
2) Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas yang bukan berasal dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnyasebagai pemilik, misalnya setoran modal atau pembagian deviden (Kartikahadi, 2012:120).
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan salah satu laporan yang berisi informasi utama yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan perubahan yang terjadi yaitu peningkatan atau penurunan pada aset bersih pemilik (owners) (Kartikahadi, 2012:169) 4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun untuk menjelaskan jumlah penerimaan (receipts) dan pengeluaran (disbursements/payments) kas selama suatu periode pelaporan, sumber penerimaan dan sasaran pengeluaran tersebut, serta bertambah atau berkurangnya saldo akhir kas dibandingkan saldo awal periode usaha (Kartikahadi, 2012:203).
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memnuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan (Kartikahadi, 2012:134).
17
Jadi dapat disimpulkam terdapat 5 jenis laporan keuangan yaitu: laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
c. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut SAK No 1, tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
3) Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardshipi), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Sofyan, 2011:125).
Jadi dapat disimpulkan tujuan laporan keuangan yaitu : menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai, dan untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen.
d. Keterbatasan Laporan Keuangan
1) Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu
tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final. Karena itu semua jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likuidasi atau realisasi dimana dalam interim report ini terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh Akuntan atau managemen bersangkutan.
2) Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Laporan keungan dibuat berdasarkan anggapan going concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga perolehannya atau pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap tersebut sebesar akumulasi depresiasinya.
3) Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga.
4) Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor- faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan (Munawir,20:9-10)
19
e. Pihak-pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Pembuatan laporan keuangan ditujukan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak, baik dalam (intern) perusahaan maupun pihak luar perusahaan (ekstern). Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut adalah:
1) Pemegang saham, kepentingan pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan adalah untuk melihat kemajuan perusahaan yang dimilikinya dalam suatu periode. Kemajuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam menciptakan laba dan pengembangan aset yang dimiliki. Dari laporan keuangan tersebut pemilik dapat menilai sampai sejauh mana pengembangan usaha tersebut telah dijalankan oleh manajemen. Disamping itu analisis laporan keuangan akan memberikan gambaran bagaimana prospek perusahaan untuk masa yang akan datang, sehingga dari analisis tersebut pemilik dapat mengambil keputusan apakah akan mempertahankan perusahaan atau menjual perusahaan tersebut.
2) Manajemen, arti penting laporan keuangan bagi pihak manajemen adalah untuk menilai kinerja manajemen perusahaan dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Selain itu juga untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya yang dimilkinya.
3) Kreditor, kreditor adalah pihak penyandang dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Laporan keuangan bagi kreditor untuk melihat kemanan dana dari pinjaman yang diberikan pada perusahaan yang bersangkutan, serta melihat kemampuan debitur untuk membayar kewajiban-kewajiban. Bagi debitur keamanan dananya merupakan faktor utama dalam pemberian kredit, sehingga resiko dari dana yang
dipinjamkan dapat diminimalisir walaupun tingkat keuntungan yang akan diterima oleh kreditur kecil.
4) Pemerintah, bagi pemerintah laporan keuangan digunakan untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan aktivitas usahanya. Laporan keuangan sekaligus berfungsi untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap Negara, terutama pembayaran pajak yang menjadi kewajiban perusahaan.
5) Karyawan, laporan keuangan berfungsi untuk melihat kondisi keuangan perusahaan sebenarnya. Dengan mengetahui ini mereka dapat melihat kinerja mereka sehingga boleh mengharapkan adanya peningkatan kesejahteraan apabila perusahaan mengalami keuntungan dan sebaliknya perlu melakukan perbaikan jika perusahaan mengalami kerugian. 6) Investor, investor adalah pihak yang akan atau ingin
menanamkan modalnya di perusahaan. Penanaman modal dapat mereka lakukan baik dalam pembelian obligasi yang ditawarkan ataupun saham.
Sebelum membeli saham obligasi yang ditawarkan, pihak investor terlebih dahulu mempelajari prospek perusahaan, terutama dari laporan yang disajikan untuk beberapa periode. Perusahaan yang tidak memiliki prospek tidak akan menarik minat mereka (Kasmir, 2011:208-210).
2. Kas
a. Pengertian Kas
Kas merupakan mata uang dan koin yang ada di tangan perusahaan dalam laci petty cash, cash register, atau dalam rekening cek dan pasar uang (Martin, 2010:270).
Menurut standar akuntansi keuangan tahun 1994, yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
21
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan (Agoes, 2012:166).
Kas merupakan aktiva moneter yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan diterima secara umum sebesar nilai nominalnya. Disamping itu untuk dapat dikategorikan sebagai kas, maka kas juga harus memenuhi persyaratan siap dan bebas digunakan, dengan arti kata tidak dibatasi penggunaannya. Dari sudut pandangan lainnya kas merupakan aktiva paling likuid yang dimiliki perusahaan dapat berupa uang kertas maupun uang logam (koin), baik yang berada ditempat penyimpanan uang perusahaan maupun di tempat penyimpanan lainnya (bank) dalam bentuk giro (cheking accounting) dan sejenisnya (Niki, 2006:137).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas adalah alat pembayaran yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan yang mana alat pembayaran tersebut bersifat bebas dan siap digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dan diterima secara umum sebesar nilai nominalnya.
b. Pengendalian Kas
Perusahaan harus melakukan prosedur yang baik untuk mengendalikan kas, yaitu:
1) Menyetorkan uang kas ke bank minimal satu kali sehari. Semua tagihan yang diterima oleh perusahaan harus disetorkan kebank, paling sedikit satu kali sehari. Hal ini dapat mengecilkan kemungkinan terjadi kecurangan dalam penggunaan kas.
2) Membentuk sistem kas kecil. Untuk pembayaran yang tidak terlalubesar jumlah uangnya dikeluarkan dengan uang kas kecil. Metode pencatatan kas kecil terdiri dari dua metode, yaitu sistem dana tetapdan sistem berubah/fluktuasi.
3) Setiap pembayaran kepada pemasok dan penerimaan pembayaran sebaiknya di transfer lewat rekening bank.
4) Digunakan CCTV untuk pengawasan terhadap kas.
5) Menggunakan sistem voucher untuk setiap pembayaran, sehingga setiap pembayaran melibatkan lebih dari satu karyawan.
6) Melakukan cek fisik uang kas secara mendadak. 7) Melakukan rekonsiliasi kas.
Sebuah sistem pengendalian yang baik adalah sebagai berikut: 1) Adanya sistem yang mudah ditelusuri, maksudnya adanya
prosedur dan dokumentasi yang dapat diperiksa dari laporan keuangan sampai ke dokumen asal.
2) Karyawan yang berintegritas tinggi dan memiliki keahlian untuk melaksanakan tugas dalam perusahaan.
3) Adanya dokumentasi sehingga memungkinkan untuk diperiksa kembali oleh pihak lain, baik dari internal perusahaan maupun pemeriksaan dari luar perusahaan.
4) Adanya pemisahan tugas, yaitu adanya pemisahan tanggung jawab, pemisahan pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh untuk melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas adalah seorang staf akuntansi, yang melakukan pembayaran adalah stafkas kecil, yang menyimpan uang kas adalah kepala kasir, yangmelakukan pengecekan sampai dengan persetujuan pembayaran kas adalah direktur, pemilik, atau manajer akuntansi (Sumarsan,2011:2-3).
c. Anggran Kas
Perencanaan menyangkut pelaksanaan kegiatan/operasional pada masa yang akan datang. Sedangkan masa yang akan datang penuh dengan ketidakpastian, agar penyimpanan antara realisasi dan rencana tidak terlalu besar maka dibutuhkan anggaran sebagai alat pengawasan bagi manajemen. Pola penerimaan dan pengeluaran kas setiap hari pada masa yang akan datang tidak dapat diketahui dengan pasti. Agar perusahaan tidak mengalami
23
kesulitan kas pada masa-masa yang akan datang, maka diperlukan anggaran kas sebagai alat bantu bagi manajemen dalam pengelolaan kas.
Anggaran kas berisikan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas, sehingga dengan demikian dapat diketahui kapan perusahaan mengalami surplus dan kapan perusahaan mengalami defisit kas. Juga dapat diketahui jumlah kekurangan kas sehingga manajemen dapat menentukan sumber dana untuk menutupi defisit kas tersebut.
Menentukan anggaran kas terlebih dahulu ditentukan anggaran kas operasional yang berisikan estimasi penerimaan kas dan estimasi pengeluaran kas karena operasional perusahaan, sehingga dapat dilihat/diketahui defisit dan surplus kas. Kemudian dilanjutkan dengan menentukan anggaran kas finansial yaitu estimasi penerimaan dan pengeluaran kas karena kebijaksanaan pembelanjaan (Nofrivul, 2008:60).
d. Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kas
Seiring dengan perubahan kas yang terjadi dalam suatu periode, maka jumlah uang kas juga dari waktu ke waktu akan selalu berubah. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari berbagai sumber yang dimiliki. Kemudian perubahan juga terjadi dalam penggunaan uang kas untuk berbagai kegiatan perusahaan. Akibat dari perubahan ini terkadang terjadi kekurangan uang kas. Artinya, bank harus segera mencari tambahan kas untuk menutupi kekurangan tersebut. Begitupula bila terjadi kelebihan uang kas, pihak manajemen harus segera menggunakan secara optimal, sehingga tidak ada uang kas yang menganggur.
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang kas, yaitu:
1) Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya, perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai maupun secara kredit. Bila dilakukan secara tunai, maka otomatis langsung berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat ke depan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas bertambah.
2) Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membelisejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan, atau barangkeperluan lainnya, yang tentunya akan berakibat mengurangi jumlah uang kas.
3) Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Hal iniperusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan untuk membiayai aktiivitas perusahaan, seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya pemeliharaan yang tentunya akan berkurang.
4) Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman. Artinya jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan pinjaman ke bank atau lembaga lain, maka perusahaan tentu akan membayar angsuran (cicilan) pinjaman tersebut, selama beberapa waktu, hal ini tentunya akan mengakibatkan berkurangnya uang kas.
5) Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal lain dapat juga terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.
6) Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun
25
pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapata ini akan mempengaruhi jumlah uang kas.
7) Adanya penerimaan dari pinajaman. Dalam hal ini perusahaan memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam, seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menambah jumlah uang kas dalam periode tersebut.
Disamping faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perubahan jumlah uang kas, yaitu:
1) Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva. 2) Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur
ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.
3) Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, amortisasi dan deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan pengeluaran kas).
4) Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi.
5) Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham. 6) Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba.
7) Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki (Kasmir, 2011: 192-194).
e. Manajemen Kas yang Efisien
Strategi dasar yang harus digunakan oleh perusahaan dalam mengelola kasnya adalah sebagai berikut:
1) Membayar utang dagang selambat mungkin asal jangan sampai mengurangi kepercayaan pihak supplier kepada perusahaan, tetapi memanfaatkan setiap potongan tunai (cash discount) yang menguntungkan dalam perusahaan.
2) Mengatur perputaran persediaan secepat mungkin tetapi hindarilah risiko kehabisan persediaan yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan pada masa-masa
selanjutnya (konsumen kehilangan kepercayaan kepada perusahaan).
3) Kumpulkan piutang secepat mungkin tetapi jangan sampai mengakibatkan kemungkinan menurunnya volume penjualan pada masa yang akan datang karena ketatnya kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam penjualan kredit dan pengumpulan piutang (Syamsudin, 2013:234).
f. Sistem Pengumpulan dan Pembayaran Kas
Sistem pengumpulan kas mempunyai tujuan untuk mempercepat perusahaan bisa memanfaatkan kas. Salah satu cara adalah dengan menggunakan concentration banking. Dengan cara ini, perusahaan menetapkan berbagai pusat pengumpulan pada berbagai wilayah, sesuai dengan penyebaran penjualannya, dan tidak hanya satu pusat pengumpulan (di kantor pusat).
Apabila perusahaan bisa menggunakan draft, perusahaan bisa menunda pengeluaran kas Karena draft tersebut perlu dikonfirmasi oleh perusahaan yang mengeluarkan sebelum bank membayar kepada mereka yang menyerahkan draft tersebut. Selama menunggu konfirmasi tersebut, perusahaan sebenarnya menunda pembayaran yang harus dilakukan.
Kalau pembayaran gaji dilakukan dengan menggunakan
cheque maka pembayaran pada akhir minggu akan memaksa cheque tersebut baru bisa diuangkan awal minggu depan. Ini juga
merupakan cara untuk menunda pengeluaran kas. Meskipun demikian, umumnya sekarang menjadi makin banyak perusahaan yang membayarkan gaji para karyawannya dengan langsung memasukkan gaji tersebut ke rekening karyawan di bank (yang melakukan kerja sama dengan perusahaan) sehingga cara untuk menunda pengeluaran kas seperti ini menjadi tidak bisa lagi dilakukan (Suad, 2011:39).
27
3. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
a. Pengertian Analisis dan Sumber Penggunaan Kas
Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salahsatu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Akan tetapi suatu perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over
investment dalam kas dan berarti perusahaan kurang efektif dalam
mengelola kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan. Dari uraian tersebut terlihat bahwakas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan (Jumingan, 2011:97).
Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan diketahui struktur pembiayaan perusahaan periode bersangkutan, sehingga dapat diketahui ketepatan (efektivitas) penggunaan kas. Disamping itu pihak stakeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang terjadi terutama bagi kreditur dan pemegang saham. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas membutuhkan laporan keuangan dari dua periode akuntansi kemudian memperhatikan perubahan-perubahan dari elemen-elemen laporan keuangan tersebut (Nofrivul, 2008:42).
b. Sumber Penerimaan Kas
Sumber penerimaan kas dapat dipenuhi dari berbagai sumber yang ada. Hanya saja untuk memilih salah satu atau lebih dari sumberkas yang ada harus memiliki kriteria tertentu yang telah
ditetapkan manajemen, terutama yang berkaitan dengan untung ruginya menggunakan sumber penerimaan kas yang dipilih. Oleh karena itu, pihak manajemen terutama tugas seorang manajer keuangan untuk mencari sumber kas agar kebutuhan kas dapat segera terpenuhi.
Berikut ini beberapa sumber penerimaan kas yang dapat dipenuhi diluar dari pinjaman yang disediakan kreditor yaitu: 1) Penjualan barang secara tunai
2) Pembayaran piutang oleh pelanggan 3) Hasil penjualan aktiva tetap
4) Penjualan saham dalam bentuk kas 5) Pengeluaran surat utang jangka pendek 6) Pengeluaran surat utang jangka panjang 7) Penerimaan dari sewa
8) Penerimaan dari sumbangan
9) Pengembalian kelebihan pajak. Artinya adanya kelebihan pembayaran pajak pada masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan (Kasmir, 2011: 195-196).
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari:
1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau adanya penurunan aktiva tida lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.
2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas. 3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek
(wesel) maupun jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, utang jangka panjang lainnya) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.
29
4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai, adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan dan sebagainya.
5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah atau adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode sebelumnya (Jumingan, 2011:97-98).
c. Penggunaan Kas
Disamping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga harus menginventarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka penggunaan kas juga terjadi akibat berbagai hal yang harus dikelola secara baik. Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas sesuai dengan neraca yang telah disusun. Sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut ini hal-hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yaitu:
1) Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk indutri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai.
2) Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara mingguan.
3) Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya.
4) Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi.
5) Pembayaran pajak, yaitu pajak yang harus dibayar dan merupakan kewajiban perusahaan baik pajak badan maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha-usaha perusahaan.
6) Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkn oleh perusahaan dalam rangka mempromosikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik untuk membelinya. 7) Pembayaran persekot, artinya perusahaan uang sebagai uang
muka baik terhadap pembelian barang atau pengerjaan barang atau pengerjaan suatu kegiatan perusahaan.
8) Pembayaran angsuran pinjaman (pokok + bunga), hal ini dilakukan apabila perusahaan memiliki pinjaman terhadap pihak lain misalnya bank. Biasanya pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap bulan.
9) Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini perusahaan membeli surat berharga yang dibeli usianya tidak lebih dari 1 tahun, seperti wesel atau sertifikat deposito.
10) Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat berharga yang dibeli usianya lebih dari 1 tahun, baik berbentuk obligasi maupun saham.
11) Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan membeli saham mereka yang sudah dijual untuk maksud-maksud tertentu.
12) Pengambilan kas oleh pemilik, dalam hal ini pemilik perusahaan mengambil sejumlah uang untuk keperluan tertentu. Penggunaan kas ini harus disusun sedemikian rupa dalam suatu rencana pengeluaran kas. Ada kas yang memang harus segera dikeluarkan pada saat dibutuhkan dan ada pula yang memiliki
31
jangkawaktu tertentu pengeluarannya. Artinya, pengeluaran tersebut menunggu jatuh temponya, namun tetap harus dianggarkan, agar tidak mengganggu pengeluaran yang lain (Kasmir, 2011: 197-198).
Adapun tahap-tahap dalam analisis sumber dan penggunaan kas adalah:
1) Membuat laporan perubahan neraca pada dua periode, serta membuat perubahan-perubahan yang terjadi pada neraca dan laporan laba-rugi.
2) Mengelompokan perubahan-perubahan yang terjadi pada neracayang memperbesar dan memperkecil kas.
3) Mengelompokan informasi dari laporan laba-rugi atau laporan perubahan modal yang memperbesar dan memperkecil kas. 4) Membuat konsolidasi dari perubahan yang memperbesar dan
memperkecil kas dalam laporan sumber dan penggunaan kas (Nofrivul, 2008:45).
4. Teori Pendekatan Pengelolaan kas
Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan dapat menguji secara teoritis apakah pembelanjaan didalam perusahaan tersebut sudah menggunakan sumber dana yang tepat atau belum. Ukuran ketetapan perusahaan dapat didasarkan pada beberapa pendekatan, anta lain:
a. Pendekatan Hedging
Strategi pendanaan ini membiayai setiap aktiva dengan dana dan jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut menjadi kas. Dengan demikian variasi jangka pendek aktiva lancar akan dibiayai dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri, demikian pula untuk aktiva tetap. Strategi pendanaan hedging mendasarkan diri atas matching
principle, yang menyatakan bahwa sumber dana hendaknya
dana tersebut hanya untuk keperluan jangka pendek, maka sumber dana jangka pendek bisa dipergunakan. Sebaliknya penggunaan untuk jangka panjang seharusnya dibiayai dengan sumber dana jangka panjang pula. Dengan menyelaraskan antara struktur aktiva dan struktur hutang perusahaan, maka resiko yang dihadapi adalah penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan.
Kesullitan penggunaan strategi hedging adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan skedul pembayran hutang. Selalu terdapat unsur ketidakpastian, karena itu muncul tradeoff antara profitabilitas dan resiko. Semakin besar margin of safety yang disediakan dalam penentuan jangka waktu pinjaman untuk menutup kemungkinan penyimpangan arus kas bersih, semakain aman bagi perushaan, tetapi akibatanya perusahaan akan cenderung mencari dana yang melebihi jangka waktu dana tersebut akan dipergunakan dalam perusahaan, dengan kata lain akan terjadi kecendrungan dana meganggur, yang berarti penurunan profitabilitas. Dengan kata lain resio rendah profitabilitas juga rendah.
b. Pedekatan Konservatif
Pendekatan ini memberikan Margin of safety yang cukup besar. Yaitu sebagian aktiva lancar bukan permanen, didanai dengan pendanaan jangka panjang (yaitu dengan hutang jangka panjang, modal sendiri, dan pendanaan spontan). Dengan kata lain, kalau diperkirakan dana tersebut akan diperlukan untuk enam bulan, perusahaan mungkin mencari pinjaman dengan jangka waktu 12 bulan. Semakin besar margin of safety ini, semakin konservatif kebijakan pendanaan yang dianut.
c. Pendekan Agresif
Kalau pada cara pendanaan konservatif perusahaan lebih mementingkan factor keamanan, maka cara pendanaan agresif perusahaan berani menanggunng resiko. Tradeoff yang diharapkan
33
adalah memperoleh profitabilitas yang tinggi. Stretegi ini berarti mendanani sebagian kebutuhan jangka panjang dengan pendanaan jangka pendek. Apabila suku bunga kreditjangka pendek memang lebih renah dari jangka panjang maka strategi ini akan dikompensir dengan profitabilitas yang tinggi (Husnan, 2004:171-173) .
5. Laporan Sumber dan Penggunaan Kas
Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa yang akan mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya (Jumingan, 2011:96-97).
Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kasadalah untuk:
1) Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber kas.
2) Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan penggunaan kas.
3) Untuk mengetahui sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber maupun penggunaan kas.
4) Untuk mengetahui apakah sumber-sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan dengan efektif dan efisien.
5) Untuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang.
6) Sebagai alat perencanaan kas mendatang.
7) Sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjaman (Kasmir,2011:199).
Jadi dapat disimpulkan Laporan sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan atau menunjukkan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan. Subjek laporan perubahan kas adalah sumber dan penggunaan kas. Perlu diperhatikan bahwa sumber kas tidak hanya dari operasi tetapi masih banyak sumber penerimaan kas lainnya, begitu pula penggunaannya tidak hanya untuk membiayai operasi. Oleh karena itu, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan perubahan kas) sifatnya atau scope-nya lebih luas daripada laporan laba rugi baik yang penyusunannya berdasarkan cash basis maupun accrual basis.
Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kasadalah untuk:
1) Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber kas.
2) Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan penggunaan kas.
3) Untuk mengetahui sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber maupun penggunaan kas.
4) Untuk mengetahui apakah sumber-sumber dan penggunaan kas sudah dilakukan dengan efektif dan efisien.
5) Untuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan datang.
6) Sebagai alat perencanaan kas mendatang.
7) Sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjaman (Kasmir, 2011:199).
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan yang menghasilkan kesimpulan berkaitan dengan sumber dan penggunaan kas.
35
Penelitian yang peneliti lakukan sudah ada yang diteliti oleh peneltian sebelumnya.
1. Penelitian yang dilakukan oleh James Marcel Kaunang tahun 2013 yang menggunakan tentang Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) cabang Manado Timur selama dua tahun yaitu tahun 2010-2011, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Sumber kas berasal dari 3 (tiga) aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan, tetapi sumber kas terbesar dan berpengaruh adalah dari aktivitas operasi.
b. Pada dasarnya aktivitas perusahaan adalah baik, hal ini dibuktikan bahwa sumber kas yang terbesar berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih yang merupakan sumber kas utama bagi perusahaan.
c. Pembelian pembangkit listrik dan pemeliharaanya berpotensi mengurangi harta perusahaan, serta jumlah kas yang menganggur pada perusahaan selama 2 tahun.
Persamaan yang dilakukan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama melakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan kas, sedangkan perbedaan penelitian ini dengna penelitian yang dilakukan oleh James Marcel Kaunang yaitu, peneliti hanya meneliti dari mana sumber kas dan bagaimana penggunaan kas tersebut dan peneliti tidak membahas bagaimana kinerja pada sebuah perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rukmini tahun 2015 yang melakukan penelitian tentang Analisis Laporan Sumber Dan Penggunaan Kas Pada Kud Tani Makmur Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
a. Sumber kas terbesar tahun 2013 berasal dari bertambahnya kewajiban jangka panjang yaitu berupa simpanan lain-lain.
b. Penggunaan kas terbesar tahun 2013 digunakan untuk penyimpanan dana dalam bentuk Deposito.
c. Pada periode tahun 2013 terjadi kenaikan kas hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 sumber kas lebih besar dari penggunaan kas.
Persamaan yang dilakukan oleh penelitian adalah sam-sama meneliti tentang analisisi sumber dan penggunaan kas, sedangkan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rukmini dengan yang peneliti lakukan adalah pada perusahaan yang akan diteliti, periode penelitian yang digunakan.
3. Peneliti yang dilakukan oleh Fitra Arlina tahun 2016 dengan penelitian yang membahas tentang Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas Dalam Mendukung Tingkat Likuiditas Pada Pt. Perkebunan Nusantara II (Persero) Tanjung Morawa, dengan hasil penelitian sebagai berikut: Secara parsial sumber kas signifikan dan berpengaruh terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan PTPN II Tanjung Morawa. Berdasarkan pengujian F statistik disimpulkan bahwa secara bersama-sama sumber dan penggunaan kas tidak signifikan berpengaruh pada tingkat likuiditas pada perusahaan PTPN II Tanjung Morawa.
Penelitian yang dilakukan oleh fitra yang membahas sumber dan penggunaan kas sama dengan penelitian yang penulis lakukan dan perbedaan peneliti tidak untuk menilai tingat likuiditasnya perusahaan yang akan diteliti, dan metode penelitian yang digunakan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Kholifah pada tahun 2016 dengan penelitian yang membahas tentang Analisa Sumber dan Penggunaan Kas terhadap Upaya Menjaga Likuiditas, dengan hasil penelitian sebagai berikut:
Dari hasil studi terhadap KJKS Ar-Rahmah kita dapat mengetahui hasil dari sumber kas yang didapat pada periode tahun 2013 dan tahun 2014 adalah Rp 284.792.931,68 dan penggunaan kas yang digunakan