• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1

LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan sektor pariwisata dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembangunan, perlu diupayakan pengembangan produk-produk yang mempunyai keterkaitan dengan sektor pariwisata. Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata.

Untuk merealisasikan hal tersebut disini penulis membuat sebuah karya berupa program acara feature yang berjudul JELAJAH WISATA.Penulis memilih nama program acara tersebut karena penulis ingin menggambar penjelajahan wisata di penjuru Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke yang memiliki potensi luar biasa dalam bidang pariwisatanya. Jika di Palembang tekenal dengan jembatan Ampera, maka di Madura ada jembatan Suramadu, begitu pula jika Dieng ada Dieng Culture Festival maka di Nias ada festival lombat batu, dan tak lupa jika di Makasar kita bisa menikmati Sop Konro maka di Merauke kita bisa menikmati Papeda, yang tak kalah menariknya adalah wisata di Jawa Tengah tepatnya di daerah Banjarnegara, Wisata unggulan di Kabupaten Banjarnegara adalah Dataran Tinggi Dieng salah satunya yang menjadi

(2)

daya tarik Internasional adalah prosesi pemotongan rambut gimbal yang diadakan tiap tanggal 29 hingga 30 Juni tiap tahunnya, disana juga terdapat spot terbaik untuk melihat keindahan golden sunrisedi Gunung Pakuwaja serta dapat menikmati makanan khas Banjarnegara yaitu Mie Ongklok, Carica dan minuman penambah stamina Purwaceng.

Prosesi pemotongan rambut gimbal dikemas oleh pemerintah Banjarnegara dan Dinas Pariwisata secara terorganisir dengan diadakannya

Dieng Culture Festival, yang kali ini telah berlangsung hingga 4 kali yang

terbukti ampuh mendongrak pendapatan daerah, Dieng Culture Festival diadakan setiap tanggal 29-30 Juni tiap tahunnya. Prosesi pemotongan rambut gimbal adalah ruwatan pemotongan para anak manusia yang memiliki anugerah yang datang dari Sang Pencipta. Syarat wajib prosesi ruwatan ini adalah dengan menuruti permintaan sang anak yang beragam seperti, minta domba, buah anggur, sepeda mini hingga meminta perhiasan. Apabila sang orang tua tidak mampu memenuhi permintaan sang anak, maka pemerintah Banjarnegara wajib membantu mewujudkan permintaan demi terlaksananya event tahunan ini. Dieng terletak di daerah dataran tinggi sehinga menyuguhkan pemandangan yang indah khas pegunungan dan berhawa dingin bila dimalam hari, namun jika pagi hari dataran tinggi Dieng disulap oleh cahaya sang surya menjadi lebih indah, hal itu karena cahaya matahari yang terbit menyinari Dieng. Spot terbaik untuk melihat matahari terbit ada di Gunung Pakuwaja yang berketinggian lebih dari 2600 m dari atas permukaan laut. Dataran Tinggi Dieng juga dianugerahi daerah pertanian yang sangat subur, salah satu hasil unggulannya adalah buah Carica dan Purwocengnya. Di Dieng juga terdapat makanan khas yaitu mie ongklok yang dipadukan dengan sate sapi.

Meninjau beberapa jenis program acara yang beragam, penulis memilih progam feature untuk mengangkat potensi wisata yang ada di Dataran Tinggi Dieng.Dengan menampilkan beberapa potensi wisata yang

(3)

berbeda dengan porsi lebih untuk memikat penonton, featuredipilih sebagai eksekusi akhir konsep bertemaNegeri Para Dewa Yang Kaya Budaya. Dengan unsur entertaint yang kental,feature mampu menawarkan informasi ringan yang cenderung santai untuk disimak tanpa perlu berpikir terlalu berat untuk mengerti isi darifeatureitu sendiri.

Objek dalamfeature kali ini menampilkan beberapa potensi wisata yang ada di Dataran Tinggi Dieng yang belum banyak di sorot. Dengan demikian, penonton program feature berjudul JELAJAH WISATA ini bisa mengenal potensi-potensi wisata yang ada di Indonesia, khususnya Dataran Tinggi Dieng.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Sedikitnya masyarakat Indonesia yang mengetahui lokasi destinasi wisata di Indonesia yang tak kalah dengan destinasi di luar negeri, penulis tertarik untuk membahas nya kedalam progam acara feature. Oleh karena itu dalam hal ini penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengulas tentang suatu kota yang di kemas secara menarik

dan informatif sehingga penonton bisa menikmati suatu progam acarafeature yang berkualitas

2. Bagaimana penulis menjadi kameraman dalam memproduksi sebuah

feature JELAJAH WISATA episode Dieng

1.3 TUJUAN PEMBUATAN PROYEK AKHIR

Tujuan penulisan progam acara feature Jelajah Wisata adalah :

1. Menciptakan sebuah karya berformat feature tentang potensi wisata di daerah dataran tinggi Dieng dari sisi alam, budaya dan tradisi

2. Membuat naskah yang baik sehingga menjadi panduan dalam memproduksi progam feature sebagai kameraman

(4)

1.4 BATASAN MASALAH

Pada pembuatan program acara feature Jelajah Wisata, penulis memiliki batasan masalah agar memfokuskan progam acara ini baik dalam segi tema maupun jobdesc, berikut ini adalah batasan masalahnya :

1. Dalam pembuatan program acara feature yang berjudul “JELAJAH WISATA” penulis ingin menyampaikan informasi yang informatif,

fresh, dan update dengan kemasan berbeda agar penonton bisa

mendapatkan warna yang berbeda dalam mendapatkan sebuah informasi yang disajikan dalam bentuk audio visual.

2. Penulis menitik beratkan job kameraman dalam progam feature, sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini dikarenakan menyesuiakan dengan keterampilan dan ilmu yang diperoleh selama menempuh perkuliahan di UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO PROGRAM PENDIDIKAN PENYIARAN D-3

1.5 MANFAAT

1.5.1 Manfaat Akademis

1. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual 2. Sebagai refrensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas

Dian Nuswantoro Semarang

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang 1.5.2 Manfaat Praktis

1. Menambahkan ilmu pengetahuan tentang alam, budaya, dan tradisi khususnya tentang dataran tinggi Dieng

2. Sebagai sarana kepedulian penulis terhadap tradisi pemotongan rambut gimbal

(5)

3. Bukti penulis mampu mengaplikasikan ide kretif menjadi sebuah karya feature

1.5.3 Manfaat Sosial

1. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang melihat acara Jelajah Wisata

2. Sebagai sarana media informasi tentang tujuan wisata di Indonesia khususnya dataran tinggi Dieng.

3. Sebagai tontonan yang memberikan inspirasi dan motivasi terhadap orang yang melihat progam feature ini.

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan proposal ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Interview

Dalam proposal ini menggunakan metode interview langsung kepada narasumber yang berkaitan dengan wisata dan kebudayaan di Dataran Tinggi Dieng.

2. Study Pustaka

Mendapatkan bahan bahan dari membaca buku dari perpustakaan mencari informasi dengan browsing , mencari referensi.

3. Observasi

Dalam metode observasi ini melakukan pengamatan seputar kondisi cuaca, objek wisata yang belum begitu terkenal namun keindahannya tidak kalah bagusnya dengan tempat-tempat yang sudah terkenal.

(6)

1.6.2 Pemilihan Narasumber

Memilih narasumber yang mendukung program acara Feature JELAJAH WISATA yang bertema Negeri Para Dewa Yang Kaya Budaya diantaranya pendaki Gunung Pakuwaja Dinas Pariwisata, warga setempat, dan penjual oleh-oleh.

1.6.3 Pemilihan Lokasi

Dalam pembuatan program acara feature JELAJAH WISATA yang bertema Negeri Para Dewa Yang Kaya Budaya ini menggunakan lokasi di Dataran Tinggi Dieng Banjarnegara. Alasan pemilihan lokasi, karena di Dataran Tinggi Dieng pesona wisatanya yang indah dan kaya dengan budaya. Gunung disana juga memiliki spot terbaik untuk melihat

(7)

7 2.1 STUDI LITERATUR

2.1.1 Pengertian Informasi

Pengertian Informasi Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Informasi merupakan data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata serta terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan yang akan datang. Informasi juga dapat disimpulkan sebagai data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang maupun yang akan datang (Yogianto, 2004:26).

2.1.2 Pengertian Program Acara

Menurut Gordon B. Davis 2008 dalam bukunya yang berjudul Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen progam acara adalah suatu prodak atau hasil karya suatu lembaga penyiaran yang disajikan ke masyarakat luas dengan harapan masyarakat meyukai progam progam acara televisi sehingga meningkatkan ratting televisi tersebut sehingga mengundang para investor untuk beriklan di televisi tersebut sehingga mendatangkan income untuk perusahaan televisi, berikut ini adalah contoh progam acara televisi :

(8)

News Program Buletin (Paket berita)

Berisi rangkaian berita-berita terkini (soft news, straight news, hard

news) bidang ekonomi, politik, sosial, olahraga, dan sebaginya baik secara

lokal, regional, nasional maupun internasional, biasanya berdurasi 30 menit atau lebih.

News Insert – insert berita.

Berisi info aktual berupa Straight News atau Voicer. Durasi 2-5 menit bergantung panjang-pendek dan banyak-tidaknya berita yang disajikan. Biasanya disajikan setiap jam tertentu. Bisa berupa breaking news, disampaikan penyiar secara khusus di sela-sela siaran non-berita. Majalah Udara

Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter, dan sebagainya. Berdurasi 30 menit atau lebih

Talkshow

Talkshow atau dialog interaktif atau wawancara langsung (live interview) di studio dengan narasumber, atau melalui telepon. Minimla

yang terlibat dalam progam talkshow adalah satu host dan 1 narasumber, namun biasanya yang terjadi yaitu 1 host dan beberapa narasumber.

Feature

Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest.

Documenter

Program acara yang mengangkat suatu pokok bahasan yang berdasarkan kisah nyata yang berdasarkan sudut pandang dari narasumber

(9)

terpercaya. Biasanya menguak sebuah peristiwa bersejarah maupun peristiwa penting lainnya.

Komedi

Progam acara yang mengandung unsur hiburan berupa musik, drama, tarian dan berbagai unsur laiinya yang digabungkan dan di perankan oleh beberapa orang sehingga menimbulkan gelak tawa penonton Musik

Program acara yang menyajikan acara musik yang di isi oleh beberapa musisi namun tidak menutup kemungkinan hanya menampilkan satu musisi maupun group musik. Biasanya progam musik isinya adalah penampilan dari group musik dan pemutaran video klip, durasci progam acara musik biasanya 60 menit atau lebih.

Variety Show

Variety show adalah progam acara yang mengabungkan unsur

progam acara talkshow, musik dan progam acara news. Drama

Drama adalah program acara yang menceritakan kembali sebuah cerita yang di kemas mengikuti perkembangan jaman atau permintaan pasar, mulai dari ide cerita, kostum, dekorasi, musik penggiring dan unsur drama lainnya.

Kuis

Kuis adalah progam acara yang mengajak audience utuk berinteraksi mengikuti suatu kuis yang diadakan oleh stasiun televisi dengan cara mengirimkan pesan singkat maupun menelfon ke noe line yang telah di sediakan dengan tujuan untuk mendapatkan hadiah.

(10)

2.1.3 Pengertian Feature

Feature adalah turunan dari news dapat timbul karena diawali

dengan suatu berita besar diawalnya. Ketika informasi feature sajikan maka harus mengandung 5W + 1 H dengan narasi bertutur yang kreatif dan informal. Durasi feature biasanya 10-15 menit, feature berisis paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Namun menurut para ahli feature yaitu :

Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian

feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun

tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita. Jadi feature merupakan bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya

deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa

membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca.

Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya,

Featuer harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra

yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa. Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik „‟mengisahkan

(11)

sebuah cerita‟‟. Itulah kunci perbedaan antara berita „‟keras‟‟ (spot news) dan feature.

Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata, ia menghidupkan imajinasi audience untuk menarik audience agar masuk ke dalam cerita.

Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan

feature, antara lain:

1. Mengandung segi human interest Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi, menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch-menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard

news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih

banyak menggunakan pemikiran. Mengandung unsur sastra Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra.

Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel bacaan ringan dan

menyenangkan namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita. Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur

(entertainment) sebuah surat kabar.

2.1.4 Unsur-Unsur Penulisan Feature

(12)

1. Kreatifitas (creativity). Laporan feature harus mengkreasikan sudut pandang penulis berdasarkan riset terhadap fakta-fakta yang telah ditelusuri.

2. Subjektivitas (subjectivity). Sangat mungkin menggunakan sudut pandang orang pertama, atau “saya” dengan emosi campur nalar, sebagai cara mendapatkan fakta-fakta.

3. Informatif (informativeness). Materi laporan tentang hal yang ringan, namun berguna bagi masyarakat. Seperti situasi saat peristiwa terjadi dan tidak diliput media lain.

4. Menghibur (entertainment). Laporan harus berwarna-warni terhadap berita-berita rutin seperti pembunuhan, selingkuh, bencana alam dll, sehingga pembaca larut dalam kesedihan atau malah tertawa terbahak-bahak

5. Tidak Dibatasi Waktu (unperishable). Bahwa feature tidak lapuk dimakan deadline, karena topiknya dibahas secara mendalam.

2.1.5 Jenis-Jenis Feature

1. Feature human interest

Feature human interest ialah feature yang menyajikan permasalahan-permasalahan kehidupan yang memiliki daya tarik manusiawi/ human interest, permasalahan hidup yang menyentuh rasa/ lubuk hati manusia. Ada rasa haru, takjub, simpati dari permasalahan yang disajikan. Biasanya permasalahan itu diabaikan wartawan untuk menjadi berita atau reportase, tetapi wartawan merasakan ada informasi yang mampu menyentuh hati orang lain bila mengetahuinya. Materi yang seperti ini perlu menjadi perhatian wartawan untuk dijadikan feature dalam media massa.

(13)

Feature sejarah ialah feature yang mengangkat persoalan sejarah

yang menarik untuk dicerna pembaca masa kini. Persaoalan-persoalan yang terdapat dalam peristiwa sejarah pantas disajikan kembali, sepanjang wartawan mampu menemukan sisi-sisi yang menarik. Peristiwa perjuangan, proklamasi, peristiwa G 30 S PKI, dan banyak lagi peristiwa sejarah lain yang mampu disajikan kembali menurut sudut pandang tertentu. Sajian itu berisi informasi yang menarik dan bermanfaat.

3. Feature biografi

Feature mengangkat sosok yang terkenal. Keberhasilan dan sikap

hidup seseorang yang disegani atau dikagumi amat penting diketahui oleh masyarakat. Karena dirasakan amat penting, wartawan menyajikan sosok orang itu melalui surat kabar dalam bentuk feature. Seperti kesederhanaan hidup dari orang kaya, atau pejabat rendah hati, dan lain sebagainya. Ada sisi-sisi menarik dalam perjalanan hidup mereka. Inilah yang disajikan wartawan dalam bentuk feature.

4. Feature perjalanan

Feature perjalanan objeknya hampir sama dengan reportase, sebab

perjalanan wartawan dapat dijadikan reportase. Dalam penulisan

reportase, permasalahan yang ditemui dalam perjalanan dijadikan dalam

pendalaman data dan fakta. Sedang dalam penulisan feature, permasalahan yang dijadikan feature ialah permasalahan yang dianggap penting walaupun sederhana, menarik, dan bermanfaat bagi pembaca.

5. Feature petunjuk melakukan sesuatu

Feature ini mengajarkan kepada orang lain (pembaca) untuk

melakukan sesuatu. Feature ini biasanya berbentuk tulisan-tulisan yang memberi petunjuk-petunjuk sederhana. Materinya pun sederhana, tetapi sangat bermanfaat karena sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari oleh pembaca. Contoh, tulisan yang berisi petunjuk menata ruangan sempit

(14)

hingga memberi kesan luas. Dan masih banyak lagi. Pada intinya, feature ini berbentuk praktis, mudah diterapkan untuk mengatasi persoalan kehidupan yang ditemui setiap hari.

6. Feature Ilmiah

Feature ilmiah berisi materi ilmu pengetahuan. Bisa berupa hal-hal

yang sudah diketahui pembaca atau belum diketahui, tetapi pernah didengar. Materinya ilmiah, tetapi penyajiannya secara sederhana, lincah, dan menarik.

7. Feature kepribadian (Profil)

Profil mengungkap manusia yang menarik. Misalnya, tentang seseorang yang secara dramatik, melalui berbagai liku-liku, kemudian mencapai karir yang istimewa dan sukses atau menjadi terkenal karena kepribadian mereka yang penuh warna. Agar efektif, profil seperti ini harus lebih dari sekadar daftar pencapaian dan tanggal tanggal penting dari kehidupan si individu. Profil harus bisa mengungkap karakter manusia itu.

Untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, penulis feature tentang pribadi seperti ini seringkali harus mengamati subyek mereka ketika bekerja; mengunjungi rumah mereka dan mewawancara teman-teman, kerabat dan kawan bisnis mereka. Profil yang komplit sebaiknya disertai kutipan-kutipan si subyek yang bisa menggambarkan dengan pas karakternya. Profil yang baik juga semestinya bisa memberikan kesan kepada pembacanya bahwa mereka telah bertemu dan berbicara dengan sang tokoh.

Banyak sumber yang diwawancara mungkin secara terbuka berani mengejutkan Anda dengan mengungkap rahasia pribadi atau anekdor tentang si subjek. Tapi, banyak sumber lebih suka meminta agar identitasnya dirahasiakan. Informasi sumber-sumber itu penting untuk memberikan balans dalam penggambaran si tokoh.

(15)

8. Feature sejarah

Feature sejarah memperingati tanggal-tanggal dari peristiwa

penting, seperti proklamasi kemerdekaan, pemboman Hiroshima atau pembunuhan jenderal-jenderal revolusi. Koran juga sering menerbitkan

feature peringatan 100 tahun lahir atau meninggalnya seorang tokoh.

Kisah feature sejarah juga bisa terikat pada peristiwa-peristiawa mutakhir yang memangkitkan minat dalam topik mereka. Jika musibah gunung api terjadi, Koran sering memuat peristiwa serupa di masa lalu.

Feature sejarah juga sering melukiskan landmark

(monumen/gedung) terkenal, pionir, filosof, fasilitas hiburan dan medis, perubahan dalam komposisi rasial, pola perumahan, makanan, industri, agama dan kemakmuran.

Setiap kota atau sekolah memiliki peristiwa menarik dalam sejarahnya. Seorang penulis feature yang bagus akan mengkaji lebih tentang peristiwa-peristiwa itu, mungkin dengan dokumen historis atau dengan mewawancara orang-orang yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa bersejarah.

9. Feature petualangan

Feature petualangan melukiskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengangkan, mungkin pengalaman seseorang yang selamat dari sebuah kecelakaan pesawat terbang, mendaki gunung, berlayar keliling dunia pengalaman ikut dalam peperangan.

Dalam feature jenis ini, kutipan dan deskripsi sangat penting. Setelah bencana, misalnya, penulis feature sering menggunakan saksi hidup untuk merekontruksikan peristiwa itu sendiri. Banyak penulis

(16)

feature jenis ini memulai tulisannya dengan aksi, momen yang paling

menarik dan paling dramatis. 10. Feature musiman

Reporter seringkali ditugasi untuk menulis feature tentang musim

dan liburan, tentang Hari Raya, Natal, dan musim kemarau. Kisah seperti itu sangat sulit ditulis, karena agar tetap menarik, reporter harus menemukan angle atau sudut pandang yang segar.

11. Feature Interpretatif

Feature dari jenis ini mencoba memberikan deskripsi dan

penjelasan lebih detil terhadap topik-topik yang telah diberitakan. Feature

interpretatif bisa menyajikan sebuah organisasi, aktifitas, trend

ataugagasan tertentu. Misalnya, setelah kisah berita menggambarkan aksi terorisme, feature interpretatif mungkin mengkaji identitas, taktik dan tujuan terotisme.

Berita memberikan gagasan bagi ribuan feature semacam ini. Setelah perampokan bank, feature interpretatif bisa saja menyajikan tentang latihan yang diberikan bank kepada pegawai untuk menangkal perampokan. Atau yang mengungkap lebih jauh tipikal perampok bank, termasuk peluang perampok bisa ditangkap dan dihukum.

12. Feature kiat (how-to-do-it feature)

Feature ini berkisah kepada pembacanya bagaimana melakukan

sesuatu hal: bagaimana membeli rumah, menemukan pekerjaan, bertanam di kebun, mereparasi mobil atau mempererat tali perkawinan. Kisah seperti ini seringkali lebih pendek ketimbang jenis feature lain dan lebih sulit dalam penulisannya (Romli, 2003).

(17)

2.1.6 Pengertian Sinematografi

Menurut Fairclough (1995) dan Jhon Fhiske (1997) Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmuyang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.

Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris

Cinematography yang berasal dari bahasa Latin kinema 'gambar'.

Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita). Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka

(18)

peralatannyapun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).

Sinematografi sangat dekat dengan film dalam pengertian sebagai media penyimpan maupun sebagai genre seni. Film sebagai media penyimpan adalah pias (lembaran kecil) selluloid yakni sejenis bahan plastik tipis yang dilapisi zat peka cahaya. Benda inilah yang selalu digunakan sebagai media penyimpan di awal pertumbuhan sinematografi. Film sebagai genre seni adalah produk sinematografi.

2.1.7 Pengertian Kamera Video dan Standar Tipe

Menurut Fairclough (1995) dan Jhon Fhiske (1997) Kamera Video adalah perangkat perekam gambar video yang mampu menyimpan gambar digital dari mode gambar analog. Kamera Video termasuk salah satu produk teknologi digital, sehingga disebut pula salah satu perangkat digitizer yang memiliki kemampuan mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan mengubah ke mode digital elektronis.

Standard Ragion Frameper second (FPS)

Secam Prancis, Timur tengan dan Afrika

25 fps

PAL

Phase Alternate Line

Indonesia, China, Australia, Uni Eropa

(19)

Tabel 2.1 : Standard broadcast video

Video/Film adalah rangkaian banyak Frame gambar yang diputar dengan cepat. Masing-masing Framemerupakan rekaman dari tahapan-tahapan dari suatu gerakan. Semakin cepat perputarannya semakin halus gerakannya, walaupun sebenarnya terdapat jeda antara frame namun manusia tidak bisa menangkap jeda tersebut.

Video analog adalah gambar dan audio yang direkam dalam bentuk sinyal magnetik pada pita magnetik, sedangkan video digital adalah gambar dan suara digital yang direkam dalam pita magnetik, tetapi menggunakan sinyal digital berupa kombinasi angka 0 dan 1

Teknik Linear dilakukan dengan memotong-motong bahan video yang diberi istilah klip dan disusun dengan menggunakan video player dan perekam (VCR-Video Cassete Recorder), bisa juga menggunakan dua player bila kita ingin memasukan effect, sehingga bisa diatur sesuai dengan potongan yang ada. Teknik Non-Linear, serupa dengan linear kita memotong-motong klip dalam editing, tetapi jauh lebih mudahkarena tinggal drag and drop tanpa kerja dari nol, begitu juga untuk memasukan effect, kita tinggal drag and drop dengan effect yang sudah tersedia. Bahkan kita dapat mengatur dengan mudah durasi dari effect yang kita pakai.

NTSC

National Television System Committee

Amerika,Jepang, Kanada, Mexico, dan Korea

(20)

2.2 LANDASAN ESTETIKA 2.2.1 Kameramen

Kameramen atau Juru kamera adalah salah satu profesi yang bertugas pada media massa televisi disamping profesi reporter, editor,

progam director, technical director, tata artistik, dan beberapa profesi

lainnya. “A real reporter is a cameramen”, atau reporter yang sesunguhnya adalah cameramen atau juru kamera. Maksudnya adalah gambar yang direkam oleh juru kamera sudah merupakan laporan yang mampu memberikan informasi.

Kameramen harus melaporkan rencana pengambilan sudut atau

angle mana saja yang akan digunakan dalam pengambilan gambar pada

sutradara agar sutradara dapat memilih gambar yang akan digunakan sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama. Pada proses produksi dilapangan, kameramen bertugas mengambil atau mengabadikan visual sebuah peristiwa yang memiliki nilai estetika, seni dan berbobot

(Djuraid, 2009).

2.2.2 Job Description Kameramen

Secara umum, persyaratan untuk menajdi juru kamera atau cameramen adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengoperasikan dan merawat kamera dengan baik dan benar 2. Merekam audio visual sebuah objek yang memiiki nilai seni, estetika

dan bobot baik secara inisiatif seorang kameramen maupun yang sudah tertulis di naskah.

3. Mengkordinir atau bekerja sama dengan lighting dan audioman dalam pengambilan sebuah objek agar hasil yang didapat dapat maksimal dan berkesinambungan.

(21)

4. Dapat mengambil keputusan saat timbulnya masalah dan mampu bekerja sama dalam team di sebuah produksi.

5. Memahami tentang Sinematografi, memiliki wawasan luas, dan komunikatif.

2.2.3 Tugas Utama Kameramen

Seorang Kameramen mempunyai tugas utama yaitu merekam audio visual yang terdapat didalam script / rundown dan mampu memberikan berbagai contoh angel agar sutradara mampu memilih gambar sesuai dengan yang telah disepakati sebelumnya. Seorang Kameramen juga ditutut harus memiliki inisiatif pengambilan gambar agar hasil yang dihasilkan tidak monoton, dan mengevaluasi hasil rekaman yang telah di

record sebelumnya.

2.2.4 Istilah dalam Pengambilan gambar :

1. VCU : Very close-up (shot muka, dari dahi ke dagu) 2. ECU : Extreme close-up (shot yang detail)

3. BCU : Big close-up (seluruh kepala) 4. CU : Close up (dari kepala sampai dada)

5. MCU : Medium close-up (dari kepala sampai perut) 6. MS : Medium shot (seluruh badan sebelum kaki)

7. LS : Long shot (keseluruhan, ¾ sampai 1/3 tinggi layar) 8. Zoom In : Obyek seolah-olah mendekat ke kamera

(22)

10. Tilt Up : Kamera bergerak (mendongak) ke atas 11. Tilt Down : Kamera bergerak ke bawah

12. Pan Kiri : Kamera bergeser ke kiri 13. Pan Kanan : Kamera bergerser ke kanan 2.2.5 Jenis-jenis Shot :

1. Long Shot atau Full Shot, keseluruhan

2. Wide Shot atau Cover Shot, keseluruhan obyek dalam adegan 3. Close Shot atau Tight Shot, kelihatan detail

4. Shooting Groups of people, bisa single shot, two shot, three

shot sebagai gambaran keseluruhan.

2.2.6 Sudut Pengambilan Kamera

1. High Angle (Bird eye view)

Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil. 2. Low Angle

Posisi Kamera lebih rendah dari objek yang diambil 3. Fourground

Teknik pengambilan gambar yang melibatkan objek lain sebagai pemanis objek utama.

4. Objektive Kamera

Teknik pengambilan dimana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataanya.

5. Subjektive Kamera

Teknik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.

(23)

2.2.7 Gerakan Kamera

1. Panning

Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.

2. Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan. 3. Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri. 4. Tilting

Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.

5. Tilt up

Gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas. 6. Tilt down

Gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah. 7. Tracking

Tracking adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.

8. Track in

Gerak kamera mendekati obyek 9. Track out

Gerak kamera menjauhi obyek

10. Zoom

Gerakan lensa zoom mendekati atau menjauhi obyek secara optic, dengan mengubah panjang focal lensa dari sudut pandang sempit ke sudut pandang lebar atau sebaliknya.

Zoom in : mendekatkan obyek dari long shot ke close up Zoom out : menjauhkan obyek dari close up ke long shot 2.2.8 Jenis Jenis Kamera Video

(24)

Di Indonesia system televisi yang digunakan adalah sistem PAL dengan rasio 4 : 3. Selain itu jika dilihat dari segi penggunaan kamera televisi dalam memproduksi acara televisi terbagi atas :

1. Kamera Studio

2. Kamera Portable, terdiri dari :

 Kamera ENG (Electronics News Gathering) outdor

 Kamera EFP (Electronics Field Production) indor

Gambar 2.1 : Kamera amatir yang digunakan untuk harian (Handycame)

Gambar 2.2 : Kamera jenis VX dan DCR adalah kamera Profesional yang banyak digunakan dalam produksi kegiatan di Outdor

(25)

Gambar 2.3 : Kamera Jenis Digi Super Ikegami adalah Kamera yang digunakan dalam produksi di dalam Studio.

2.3 TEORI HARDWARE DAN SOFTWARE YANG DIGUNAKAN UNTUK BERKARYA

Dalam dunia penyiaran diperlukan berbagai macam Software dan

Hardwere yang terbaik agar tercipta berbagai macam prodak siaran, Software dan Hardwere yang mendukung sesuai kelasnya akan sangat

mendukung kinerja saat melakukan produksi. Software atau yang disebut perangkat lunak adalah sekumpulan progam yang dibuat sedemikian rupa untuk mengaplikasikan perintah user/penguna kepada komputer, sedangkan Hardwere atau perangkat keras adalah sekumpulan peralatan yang disatukan menjadi satu bagian yaitu komputer atau perangkat keras pendukung lainnya yang akan menjalankan perintah dari user/penguna

(26)

melalui Software yang digunakan. Berikut ini adalah Software Dan

Hardware yang digunakan selama produksi :

2.3.1 Software

2.3.1 Adobe Premier CS5

Adobe Premier CS5 adalah sebuah progam yang digunakan untuk mengedit hasil audio maupun visual yang telah kita rekam. Adobe Premier CS5 dapat di instal pada komputer dengan spek min core 2 duo, VGA 2GB, RAM 2GB, Windows 7 32bit dan Hardisk 1 T atau juga bisa di

instal di Mac OS Leopard X.

2.3.2 Adobe After Effect CS5

Adobe After Effect CS5 adalah sebuah progam yang digunakan untuk memberikan effect animasi maupun effect khusus pada suatu video. Adobe After Effect CS5 dapat di instal pada komputer dengan spek min core 2 duo, VGA 2GB, RAM 2GB, Windows 7 32bit dan Hardisk 1 T atau juga bisa di instal di Mac OS Leopard X.

2.3.3 Adobe Audition CS5

Adobe Audition CS5 adalah sebuah progam yang digunakan untuk

meng-edit project audio. Adobe Audition CS5 dapat di instal pada

komputer dengan spek min core 2 duo, VGA 2GB, RAM 2GB, Windows 7 32bit dan Hardisk1 T atau juga bisa di instal di Mac OS Leopard X. 2.4 Hardwere

2.4.4 Kamera rekam merk Sony tipe VX2200

Kamera rekam merk Sony tipe VX2200 adalah kamera rekam dengan bobot 1.6 kg dan panjang 25cm. Kamera ini dalam sekali pengisian batre selama 3jam mampu bertahan hingga 560 menit. Kamera

(27)

rekam ini memiliki resolusi 1080 full HD dan Optical Zoom 30x. Untuk media penyimpanannya kamera rekam ini mengunakan kaset mini DV. 2.4.5 Kaset Mini DV

Kaset mini Dv adalah kaset yang menggunakan pita dalam proses perekamannya, Kaset Mini Dv dapat merekam selama 90 menit dengan kualitas full HD.

2.4.6 Lampu Portabel

Lampu Portabel ini menggunakan batre kamera DSLR type LP-E5 dan BP-511A (Canon) EN-EL9 dan EN-El3a (Nikon) atau menggunakan 12 batre jenis AA. Dalam pengisian Batrey full, lampu bisa digunakan selama kurang lebih 120 menit.

2.4.7 Tripod

Tripod yang digunakan adalah jenis EXCELL VIPOD 200, tripod jenis ini memiliki tinggi maksimum 160cm dan tinggi minimum 60cm, sedangkan untuk beban maksimun tripod jenis EXCELL VIPOD 200 adalah 3kg. Tripod jenis EXCELL VIPOD 200 memiliki berat 2.5 Kg.

2.4.8 Komputer

Dalam Proses Editing dan Capturing mengunakan leptop merk Asus, Intel core i5, VGA 2GB. Ram 4Gb dan hardisk 1T.

(28)

BAB III

METODE PENCIPTAAN KARYA

3.1 Deskripsi Karya

Tema : Informasi

Judul Progam : Jelajah Wisata

Judul Acara : Negeri Para Dewa Yang Kaya Budaya

Durasi : 15 menit

Hari / Jam siar : Sabtu dan Minggu pukul 15.30 WIB

Format : Feature

Penyajian : Tapping / Playback

Sasaran : Semua Umur

Strata sosial : A,B,AB,C

Ide cerita : Terinspirasi dengan kekayaan tempat wisata di negara Indonesia yang masih belum begitu terkenal bukan hanya tempatnya yang indah saja melainkan juga nilai nilai budayanya.

MASALAH

Mengulik mengenai dataran tinggi Dieng yang merupakan daerah tertinggi di pulau jawa lengkap dengan segala aktifitas yang terdapat disana mulai dari tempat wisata, budaya dan kuliner .

(29)

TUJUAN

Memberikan informasi kepada audience mengenai Dataran Tinggi Dieng secara lengkap dengan segala polemik dan yang terjadi Dataran Tinggi Dieng secara lugas, ringan dan fress.

3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek Keunikan Program

Program acara feature ini tercipta karena berkaitan juga dengan geliat pariwisata di Indonesia yang akhir-akhir ini sudah semakin meningkat. Selain itu keberadaan berbagai acara wisata di televisi juga sebenarnya menggambarkan bahwa masyarakat Indonesia secara umum adalah Penikmat Wisata. Feature Jelajah Wisata membahas mengenai suatu daerah yang memiliki potensi wisata yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas karena minimnya informasi, Jelajah wisata mencoba menyampaikan informasi tersebut dalam bentuk format siaran televisi bergender feature yang dikemas menarik dan informative.

Episode kali ini Jelajah Wisata akan mengulas mengenai wisata di daerah Wonosobo tepatnya di daerah datara tinggi Dieng, disana team Jelajah wisata akan menginformasikan tentang acara Dieng Culture Festival 2013 dan melihat keindahan golden sunrise di puncak gunung Pakuwaja serta tak lupa mencicipi makanan khas Dieng yaitu buah Carica, Mie Ongklok dan Purwocengnya.

3.3 Komparasi Program

Program acara feature yang berjudul “Jelajah Wisata” ini terinspirasi karena Indonesia adalah negara yang terdiri dari jutaan pulau yang tersebar di daerah yang sangat luas, di Indonesia terdapat banyak sekali perbedaan antara daerah satu dengan yang lainnya, keragaman inilah yang membentuk Indonesia menjadi negara yang cantik, mulai dari keragaman suku, agama, ras, bahasa daerah, keindahan alam.

(30)

Kelebihan : Progam acara Feature Jelajah Wisata menginformasikan suatu

destinasi wisata yang memiliki unsur budaya, seni, dan tujuan

wisata unggulan. Dalam progam ini juga diinformasikan bahwa dibalik lokasi tujuan wisata yang sudah populer ternyata masih banyak lokasi yang tak kalah indahnya, seperti di dataran tinggi Dieng yang terkenal dengan bukit Sikunir untuk melihat Golden Sunrise, ternyata masih ada spot terbaik yaitu di Gunung Pakuwaja.

Kekurangan : Kekurangan progam Feature Jelajah Wisata adalah masyarakat cenderung merasa bosan dengan banyaknya progam yang berjenis Feature dan lokasinya di tempat tempat yang sama antar progam acara satu dengan prpgam acara yag lainnya. Saat ini hanya kota kota besar saja yang terlihat menonjol dan terekspose oleh media massa, tentu saja Indonesia tidak hanya terdiri dari kota-kota besar namun masih banyak sekali daerah yang belum terekspose. Ini tentu saja dimanfaatkan oleh para broadcaster sebagai dasar ide dalam pembuatan sebuah program acara feature yang mengupas suatu tempat yang dikemas secara menarik, berikut ini adalah komparasi progam Jelajah Wisata :

1. Dalam pembuatan program acara Feature ini saya juga mengomparasi dengan program yang saya buat dengan program acara sejenis yang sudah tayang terlebih dahulu seperti 100 hari Keliling Indonesia yang ditayangkan di Kompas Tv dengan konsep petualangan Keliling Indonesia, dengan penyajian Tapping / playback yang di pandu oleh host laki-laki sama seperti program yang akan saya buat program acara ini diharapkan akan menjadi tayangan yang penuh petualangan, tantangan, sekaligus perjuangan sarat makna untuk menemukan wajah negeri yang sebenarnya.

Kelebihan : Progam 100 hari Keliling Indonesia menginformasikan lokasi lokasi baru yang memiliki potensi wisata yang belum diketahui oleh masyarakat pada umumnya dan kelebihan lain acara ini

(31)

adalah menginformasikan bahwa wisata tidak harus mahal, hal itu dibuktikan dengan konsep acara yang mengharuskan host melakukan perjalan keliling Indonesia dengan biaya terbatas. Kelemahan : Progam 100 hari Keliling Indonesia banyak mengunjungi lokasi

baru dan saran pra sarana menuju lokasi tersebut belum ditunjang baik oleh pemerintah, sehingga masyarakat yang tertarik mengunjungi lokasi tersebut terkadang mengurungkan niat karena faktor sarana dan prasarana yang belum tersedia 2. Selain 100 hari keliling indonesia komparasi progam Jelajah kota adalah

Redaksi siang akhir pekan yang di siarkan di Trans7 setiap hari sabtu dan minggu jam 11.30. Redaksi siang akhir pekan dipandu oleh host pria atau wanita yang memiliki sifat ceria, energik dan menarik. Kemasan editing redaksi siang akhir pekan dibuat mengikuti pasar saat ini yang dikemas secara menarik, simpel dan informative.

Kelebihan : Progam Redaksi Siang Akhir Pekan menginformasikan suatu lokasi wisata dengan cara mereka yang energik, ceria dan fun. Gaya pengemasannya juga dibuat sedemikian rupa agar audience betah untuk menyaksikan progam Redaksi Siang sampai selesai.

Kelemahan : Kelemahan Progam Redaksi Siang Akhir pekan adalah tujuan wisata yang di informasikan terkadang lokasinya terdapat di luar negeri dan membutuhkan biaya yang banyak untuk menuju ke lokasi tersebut, sehingga hanya sedikit masyarakat yang mampu untuk berpergian menuju lokasi yang di informasikan oleh progam Redaksi Akhir Pekan

(32)

3. Jelajah Wisata

Jelajah Wisata adalah progam acara televise bergenre feature yang menginformasikan sebuah lokasi yang memiliki nilai budaya, wisata, kuliner dan sejarah. Jelajah Wisata dipandu oleh host pria yang memiliki sifat

energik dan ceria. Jelajah Wisata mencoba memberikan refrensi kepada

masyarakat untuk berpergian ke destinasi yang memiliki nilai plus tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak.

Kelebihan : Jelajah Wisata menginformasikan sebuah destinasi yang mengandung unsur wisata, budaya, kuliner dan sejarah. Jelajah Wisata juga memberikan alternative pilihan spot untuk menikmati sebuah keindahan alam dengan cara yang berbeda. Kelemahan : Jelajah Wisata adalah progam baru dengan format feature yang

berusaha menampilkan alternative pilihan yang tentunya masih kalah pamor dengan progam acara lain yang sudah mempunyai nama.

3.4. Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis 3.4.1. Konsep Kreatif

Pembuatan Progam Jelajah Wisata memiliki Konsp kreatif yaitu menyampaikan sebuah informasi dengan kemasan yang menarik, fresh dan inspiratif. Jelajah Wisata terdiri dari 3 segmen yang didalamnya berisi informasi mengenai budaya, sejarah, wisata dan kuliner. Dalam penyajian Jelajah Wisata dikemas dengan perpaduan editing audio visual yang menarik sehinga audience menyaksikan progam Jelajah Wisata dari awal hingga akhir. SINOPSIS

Progam acara feature “ JELAJAH WISATA” adalah sebuah acara yang mengulas mengenai sebuah kota di Indonesia serta memberikan informasi kepada pemirsa mengenai sebuah kota secara beragam mulai dari bangunan

(33)

yang menjadi ikon sebuah kota, wisata alam yang indah, wisata religi yang menyejukkan hati, budaya yang luhur hingga wisata kuliner yang menggugah selera dan diulas segala polemik yang terjadi di kota secara lugas, ringan dan fress. JELAJAH WISATA tayang setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 15.30 wib dan memiliki durasi 15 menit. Jelajah Kota dipandu oleh pembawa acara seorang pria berusia 25 tahun dan wanita yang memiliki perwatakan Enerjik, pintar, atraktif dan ceria.

Episode kali ini JELAJAH WISATA akan membahas dataran tinggi Dieng tepatnya di Kabupaten Banjarnegara yang merupakan dataran tertinggi di pulau jawa lengkap dengan segala aktifitas yang terdapat disana mulai dari tempat wisata, budaya dan kuliner.

TREATMENT

Nama Progam : Jelajah Wisata

Episode : Negeri Para Dewa Yang Kaya Budaya Jam Tayang : Sabtu dan Minggu Pukul 15.30

Durasi : 15 Menit

Adegan 1 : Tune buka progam acara.

Adegan 2 : Insert gambar suasana kota Banjarnegara

Adegan 3 : Host membuka acara dengan menginformasikan lokasi yang akan dikunjungi

Adegan 4 : Insert apa itu DCF2013, kesenenian, budaya, kuliner dan wisata Adegan 5 : Insert gambar Kegiatan Dieng Culture Festival 2013

(34)

Adegan 7 : Insert gambar Kegiatan Dieng Culture Festival 2013

Adegan 8 : Host berbincang dengan salah satu anak rambut gimbal yang belum di ruwat

Adegan 9 : Insert gambar anak anak yang berambut gimbal Adegan 10 : Insert Wawancara Host dengan anak berambut gimbal Adegan 11 : Insert gambar Kegiatan Dieng Culture Festival 2013 Segmen 2, lalu masuk ke bridging.

Adegan 12 : Bridging

Adegan 13 : Insert perjalanan menuju gunung pakuwaja dan pemandangan di sekitar puncak pakuwaja

Adegan 14 : Host opening saat di guung Pakuwaja dan wawancara Narasumber

Adegan 15 : Insert stablish gambar sunrise

Adegan 16 : Insert perjalanan host saat turun gunung Adegan 17 : Host menjelaskan buah Carica

Adegan 18 : Insert pemandangan pertanian di sekitar Gunung Pakuwaja Segmen 3, lalu masuk bridging.

Adegan 19 : bridging

Adegan 20 : Insert kawah Sikidang

Adegan 21 : Host wawancara dengan turis Adegan 22 : Insert kawah Sikidang

Adegan 23 : Host mencoba mie ongklok Adegan 24 : Host mengajak mencari oleh oleh

(35)

Adegan 25 : Host membeli oleh oleh Adegan 26 : Host Closing

SHOOTING SCRIPT

Nama Progam : Jelajah Wisata

Episode : Negeri Para Dewa Yang Kaya Budaya Jam Tayang : Sabtu dan Minggu Pukul 15.30

Durasi : 15 Menit

No. Angle kamera Video Audio Durasi

1. Tune Buka Musik Etnis 00‟‟15‟

‟ Segmen 1

Opening + Dieng Culture Festival 2. 1. Kamera Stay

2. Zoom Out 3. Till Up 4. Pen Kiri 5. Blur Fokus

Insert gambar suasana kota Banjarnegara

Backsound 00‟25”

3. 1. Kamera Stay 2. Till Up

3. Medium Shoot

Host Opening Backsound 00‟‟24‟ ‟

4. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot

Insert apa itu DCF, kesenenian, budaya, kuliner dan wisata

(36)

3. Medium Shoot 4. Close up 5. 1. Kamera Moving 2. Full Shoot 3. Medium Shoot 4. Close up

Insert gambar Kegiatan dieng culture festival

Backsound 00‟40” 6. 1. Kamera Stay 2. Pen Kiri 3. Medium Shoot Host menjelaskan DCF 2013 Backsound 00‟27‟‟ 7. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot

Insert gambar Kegiatan dieng culture festival

Musik Etnis 00‟‟30”

8. 1. Handheld 2. Two Shoot

Host berbincang dengan salah satu anak rambut gimbal yang belum di ruwat

Backsound 00‟39”

9. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot

Insert gambar anak anak yang berambut gimbal

Backsound 00‟15

10 1. Handheld 2. Medium Shoot

Host menunjukan Rambut Gimbal yang telah

dipotong

Backsound 00‟20‟‟

11. 1. Handheld 2. Medium Shoot

Insert Kegiatan Dieng Culture Festifal 2013

Backsound 00‟40‟‟

12. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot

Insert suasana di pelataran candi Arjuna

(37)

3. Mediun Shoot Segmen 2 Gunung pakuwaja 13. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot 3. Mediun Shoot

Insert perjalanan menuju gunung pakuwaja dan pemandangan di sekitar puncak Gunung Pakuwaja

Backsound 00‟30‟‟

14. 1. Kamera Stay 2. Two Shoot 3. Mediun Shoot

Host narasi di puncak pakuwaja dilanjutkan wawancara dengan Narasumber 02‟00‟‟ 15. 1. Kamera Stay 2. Full Shoot

Insert stablish gambar sunrise 00‟05‟‟ 16. 1. Handheld 2. Full Shoot 3. Low Angle 4. Fourground

Insert Perjalanan turun dari Gunung Pakuwaja

Backsound 00‟20‟‟ 17. 1. Handheld 2. Medium Shoot Host menjelaskan tanaman Carica 00‟27‟‟ 18. 1. Handheld 2. Full Shoot 3. Pen Kanan 4. Tiil Up Insert pemandangan pertanian di sekitar Gunung pakuwaja Backsound 00‟45‟‟ Segmen 3 Kawah + kuliner

(38)

19. 1. Handheld 2. Full Shoot

Insert kawah Sikidang Back-sound 00‟30‟‟

20. 1. Handheld 2. Medium Shoot 3. Three Shoot

Insert gambar Wawancara antara doni dengan turis

Back-sound 00‟50‟‟

21. 1. Handheld 2. Full Shoot

Insert kawah Sikidang Back-sound 00‟20‟‟

22. 1. Handheld 2. Medium Shoot

Host mencoba mie ongklok

Backsound 02‟00

23. 1. Handheld 2. Medium Shoot

Host mengajak ke tempat oleh oleh

Backsound 00‟15‟‟

24. 1. Handheld 2. Full Shoot

Insert gambar Doni mengejar penjual ronde

Backsound 00‟05‟‟

25. 1. Handheld 2. Medium Shoot 3. Two Shoot

Insert Host berbelanja oleh oleh

Backsound 02‟00

26. 1. Handheld 2. Medium Shoot

(39)

27. Credit Titele 00‟20‟‟

28. Durasi Total 15‟40‟‟

Tabel 3.1 : Shooting Script

3.4.2. Konsep Teknis

Dalam pembuatan sebuah feature harus memperhatikan alat dan bahan yang digunakan agar tidak menghambat proses kerja semakin banyak alat pendukung yang digunakan maka semakin mempermudah. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan saat roduksi :

a) Video

NO JENIS JUMLAH

1 Kamera SONY VX 1000 2 unit

b) Audio

NO JENIS JUMLAH

1 Audio Zoom 1 unit

2 Headphone 1 unit

c) Editing

NO JENIS JUMLAH

1 Komputer Editing 1 unit

(40)

2 Kaset Mini DV 3 unit

3 Kabel FireWire 1 unit

d) PERLENGKAPAN

1 Tripod Kamera 1 unit

2 Lighting 1 unit

3 Battery Kamera 4 unit

4 Battrey Audio Jenis AA 2 unit

5 Kabel Rol 2 unit

6 Charger Kamera 2 unit

Tabel 3.2 : Alat dan Bahan Baku

Peralatan yang digunakan Kameramen

(41)

Gambar 3.2 : Lampu Portabel

Gambar 3.3 : Tripod

Pada saat produksi Kameramen mengunakan kamera Sony VX 2200, Kameramen menggunakan perpaduan teknik pengambilan gambar seperti zoom in, zoom

out, pen kanan, pen kiri, till up, tiil down, fourground, low angle, two shoot, three shoot

dan teknik lainnya, hal ini digunakan untuk memberikan variasi gambar agar menghasilkan pengambilan audio visual yang baik. Selain mengunakan Tripod, pengambilan gambar juga dilakukan dengan cara handheald, cara ini dipilih untuk menunjang mobilitas kameramen saat pengambilan gambar.

(42)

3.5 PROSES BERKARYA

3.5.1 PRA-PRODUKSI

1. Team Produksi

Produser menentukan dan memilih kru produksi sesuai dengan kebutuhan kelompok kerja yang telah disusun, berikut ini adalah susunan team produksi Jelajah Wisata :

No Nama Job

1. Efista Windiana A Produser 2. Alvina Andrie M Kameramen 3. Bintang Fajar R Editor

4. Dwi Rama Doni Host

Tabel 3.3 : Jobdes

2. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi dilakukan disekitar daerah Kabupaten Wonosobo tepatnya di daerah dataran tinggi Dieng. Hal itu diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya pra produksi. Saat melakukan hunting lokasi pun produser tidak mengalami kesulitan. Berikut ini lokasi yang akan dituju selama produksi :

No Lokasi Kota

1. Alun Alun Banjarnegara Banjarnegara

2. Gunung Pakuwaja Dieng / Banjarnegara

3. Komplek Candi Arjuna Dieng / Banjarnegara

4. Kawah Sikidang Dieng / Banjarnegara

5. Telaga Warna Dieng / Banjarnegara

6. Pusat Oleh-Oleh dan Kuliner Dieng / Banjarnegara

(43)

3. Mempelajari semua naskah yang sudah disetujui oleh produser

FULL SKRIP PROGAM ACARA JELAJAH WISATA EDISI DIENG

NO ITEM VIDEO AUDIO NARASI DURASI JENIS

Naskah / Skenario 1 TUNE BUKA Animasi 2D/3D Musik Etnis - 00‟‟15‟‟ VT

Segmen 1

Opening + Dieng Culture Festival

2 Insert gambar suasana kota wonosobo Back-sound - 00‟25” VT 3 Narasi pembuka Host

- Hai pemirsa, saat ini anda sedang

menyaksikan progam baru bernama jelajah wisata, pada episode pertama kali ini, saya akan mengajak kalian dataran tinggi Dieng, mau tau serunya ? tetap di jelajah wisata

00‟‟24‟‟ VT

4 dubbing Insert apa itu dieng, kesenenian , budaya, kuliner Musik Etnis

Kali ini kita memiliki beberapa destinasi tujuan wisata di dataran tinggi Dieng,

(44)

dan wisata antaranya kita akan mengikuti tradisi pemotongan rambut gimbal yang merupakan event internasional dan menjadi salah satu daya tarik

wisatawan baik lokal maupun turis mancanegara, setelah itu kita akan mendaki gunung pakuwaja untuk melihat sunrise, gunung pakuwaja adalah lokasi dimana kita bisa melihat keindahan golden sunrise terbaik di dataran tinggi dieng dan terakhir kita akan melihat kawah sikidang dan tak lupa mencicipi kenikmatan kuliner di kota dieng yang terkenal dengan buah carica dan purwocengnya 5 dubbing Insert gambar Kegiatan dieng culture festival Musik Etnis Jika di Rio de Janerio ada goyang samba maka di dataran tinggi Dieng ada Dieng Culture Festival, Dieng Culture Festival

(45)

adalah event tahunan yang telah sukses digelar 3 tahun terakhir dan terbukti ampuh untuk mendongkrak pemasukan daerah lewat event berskala internasional ini, event dieng culture festival sendiri di hadiri oleh angota DPR RI komisi X, duta besar Slovakia untuk Indonesia, Dinas Pariwisata dan dinas terkait lainnya. Dieng Culture Festival adalah prosesi ruwatan pemotongan rambut gimbal yang melegenda dan pertunjukan kesenian, semua yang hadir dibuat kagum dengan pertunjukan oleh para penari yakso yang bak prajurit perkasa dari khahyangan dieng yang melebur dengan akulturasi budaya.

(46)

5 Narasi host Narasi host saat di acar dieng culture festival Back-sound

Nah kembali lagi bersama saya Doni di acara jelajah wisata, kali ini saya berada di Dieng Culture Festival, tepatnya di komplek candi Arjuna, kenapa hari ini sangat ramai ? karena ada prosesi pemotongan rambut gimbal, mau tau serunya seperti apa? Yuk kita lihat

00‟27‟‟ VT 6 Insert gambar Insert gambar Kegiatan dieng culture festival Musik Etnis - 00‟‟30” VT 7 Host berbincang dengan peserta pemotong-an rambut gimbal Nah di jelajah wisata kita juga menampilkan korban yang sudah menjalani proses pemotongan rambut gimbal…

Ini adalah 2 anak yang rambutnya belum dipotong, nah dik besok mau minta apa kalo?

(47)

Dia minta cakololo… 8 dubbing Insert gambar anak anak yang berambut gimbal Back-sound Syarat wajib terlaksana prosesi pemotongan rambut gimbal adalah dengan menuruti kemauan sang anak dalam meminta sesuatu agar mau dipotong

rambutnya,

permintaan masing masing anak

beragam, mulai dari mainan, makanan, hinga hewan ternak

VT 8 Narasi host melihat rambut yang telah dipotong Back-sound

Ini adalah salah satu wujud dari rambut gimbal yang telah dipotong…

Dapat dlihat disini juga telah

disediakan berbagai hasil bumi dan makanan yang telah di doakan dan siap untuk disantap bersama – sama

(48)

9 Dubbing Insert gambar Kegiatan dieng culture festival Back-sound Setelah prosesi pemotongan rambut gimbal kita langsung disuguhkan dengan aneka sajian-sajian yang siap untuk disantap bersama-sama. 00‟40‟‟ VT 10 Insert gambar Kegiatan dieng culture festival Back-sound DCF sendiri merupakan event tahunan yang selalu sukses dan terbukti dengan penuhnya antusiasme masyarakat yang ingin melihat prosesi pemotongan rambut gimbal, bahkan tempat penginapan di sekitar lokasi ritualpun sudah penuh karna banyaknya

masyarakat dari luar kota ingin menyaksikan acara DCF tersebut, nah demi kenyaman anda diharapkan memesan tempat penginapan jauh jauh hari sebelum acara di mulai atau bisa mengikuti camping ground yang disediakan oleh panitia yang

(49)

berlokasi di sekitar candi arjuna.

Segmen 2

Gunung pakuwaja

11 Insert perjalanan menuju gunung pakuwaja dan pemandan gan di sekitar puncak pakuwaja Back-sound 00‟30‟‟ VT 12 Host narasi di puncak pakuwaja dilanjut-kan wawanca-ra dengan tour gaet

Nah pemirsa saat ini saya sedang berada di gunung pakuwaja yang terletak di tengah – tengah pulau jawa, well katanya disini adalah pakunya pulau jawa.

Saya kurang begitu tahu lengkapya, untuk itu yuk kita tanya tanya dengan warga sekitar sekaligus pendaki

Doni : Halo pak, dengan bapak siapa?

(50)

Narasumber : dengan pak habib

Doni : pak bisa dijelaskan gunung pakuwaja ini tingginya berapa. Lokasinya dimana dan info lainnya?

Narasumber : kita saat ini sedang berada di gunung pakuwaja dan di ketinggian sekitar 2600n meter dari atas permukaan laut.

Kalo ditarik dari sisi barat dan timur kita termasuk di daerah wonosobo dan di sisi sana adalah daerah pantura, jogya dan jawa timur

Yang besar itu adalah gunung sindoro, yang agak berkabut adalah gunung merapi, merbabu dan

(51)

gunung lawu di karanganyar.

Doni : nah pemirsa disini adalah spot terbaik untuk melihat golden sunrise… seperti apa golden sinrisenya? Mari kita lihat 13 Insert stablish gambar sunrise dan peman-dangan 00‟‟45‟‟ VT 14 Insert perjalanan host saat turun gunung Back-sound 00‟20‟‟ VT 15 Host menjelas-kan tanaman carica

Ini adalah buah carica, buah carica sendiri adalah tanaman khas daerah dieng, dan uniknya lagi buah ini hanya tumbuh di 3 darah dunia, yaitu chili, meksiko dan dieng… buah carica yang berwarna kuning menandakan sudah matang dan yang hijau

(52)

menandakan belum matang 16 dubbing Insert peman-dangan pertanian di sekitar gunung paku waja Back-sound Selain di anugerahi pemandangan alam yang luar biasa, dataran tinggi dieng juga di anugerahi dengan lahan pertanian yang bisa di acungi jempol, hal ini terbukti dengan banyaknya lahan pertanian, terutama kentang yang merupakan hasil pertanian masyarakat dieng. Kentang dari dieng ini konon adalah yang terbaik di indonesia dan daerah pemasarannya sudah tersebar ke seluruh penjuru indonesia. 00‟ 45‟‟ Vt

Segmen 3

Kawah + kuliner

17 dubbing Insert kawah Back-sound Nah di daerah dieng ini terdapat sebuah kawah yang lokasi letusan kawah, selalu berpindah pindah, oleh masyarakat sekitar dinamakan kawah 00‟30‟‟ Vt

(53)

sikidang karena sifat dari kawah yang suka

berpindah pindah lokasi tersebut, namun ada satu kawah terbesar yang lokasinya tetap. Jadi kalo mau melihat seperti apa keindahan kawah sikidang diharapkan menggunakan masker karena bau belerangnya sangat menyengat. Disekitar kawah juga ditumbuhi tanaman yang bisa dikonsumsi, salah satunya adalah buah blackberry, rasa buah ini adalah manis dan sedikit asam. 18 Narasi host dan insert wawan-cara Insert gambar Wawan-cara antara doni dengan turis Kawah si kidang ini juga ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik local maupun mancanegara… salah satunya adalah wisatawan

(54)

ini

Doni : hai…

Turis : hai…

Doni : whats your name and what your come from?

Turis : marica and marco, we come from italia…

Doni : wowww… italia…

Gladiator… Ok, how do you now aboaut this place?

Turis : we now from google and searching and recommended from tour gaed.

Doni : what do you think about Indonesia ?

(55)

Turis : this great country and growing up very fast… Doni : what do you statement about Indonesia? Turis : my statsment people Indonesia very kind and smilling people if I tak I picture

Nah itu tadi wawancara saya dengan turis mancanegara… 19 dubbing Insert kawah sikidang Back-sound Setelah keliling area kawah ternyata membuat saya lapar... bagaimana kalau kita mencari makanan khas dieng... 00‟20‟‟ vt 20 Narasi host Host mencoba mie ongklok

Doni : Halo buk… Saya dari

semarang, makanan khas wonosobo apa nih

(56)

buk?

Penjual : mie ongklok mas, dimakan sama sate cocok banget mas…

Doni : ok buk saya pesen ya…

Penjual : ini mas pesennanya sudah datang… Doni : oh ini ya buk yang namanya mie ongklok… Penjual : iya mas… ini mie yang disiram dengan kuah namanya low, ada sayurannya…

Yuk kita nikmati mie ongklok dan sate sapinya…

(57)

21 dubbing Insert cara pembu-atan mie ongklok Back-sound Mie ongklok adalah mie yang disiram yang siram dengan kuah khusus yang berwarna coklat kental yang menghasilkan rasa yang khas dan nikmat, makanan pelengkap mie ongklok adalah sate sapi. 22 Narasi host Narasi doni saat akan mencari oleh oleh Akhirnya kenyang juga… habis ini saya akan mencari oleh oleh khas dideng wonosobo, karena tak

lengkap bila kita tak mencari oleh oleh… 00‟15 vt 23 Insert gambar Insert perjalanan host mencari oleh oleh (doni mengejar bakul ronde dan berjalan menuju lokasi oleh oleh) 00‟5‟‟ vt

(58)

24 Host membeli oleh oleh dan melaku-kan sedikit wawan-cara dengan penjual oleh oleh Back-sound Sekarang saya sudah berada di salah satu pusat oleh oleh dieng… oleh olehnya ada beragam mulai dari carica dan susu purwoceng…

Doni : halo buk, mau lihat dong oleh olehnya…

Penjual : iya mas silahkan… Doni: berapa harga caricanya ? Penjual : satunya 12 ribu mas sedangkan untuk susu purwoceng 30 ribu isi 6…

Doni : saya coba ya buk

caricanya…

Penjual : iya mas silahkan…

(59)

Doni : rasanya manis krenyes krenyes seger… Penjual : kalo susu purwocengnya buat keperkasaan dan kesehaatan Doni : wooww keperasaan buk ? oke deh buk saya beli caricanya 2 dan susu

purwocengnya satu…

Nah pemirsa saya akan menjelajah lagi, jadi jangan kemana mana… 25 Narasi host (closing) Host closing Setelah berkeliling di daerah dataran tinggi dieng samapailah kita diujung waktudan saatnya kita berpisah, nantikan jelajah wisata episode 00‟15 vt

(60)

mendatang… 26 Credit Title Nama kru dan jabatan 00‟‟30‟‟ VT 27 Durasi total 15‟40‟‟

Tabel 3.4 Full Skrip

4. Mengimplementasikan naskah ke dalam sebuah bentuk dan gerak serta tata letak kamera melalui floor plan kamera.

5. Menguasai macam – macam segi kamera agar sesuai dengan kualitas gambar yang akan di pakai untuk proses produksi.

6. Berdiskusi tentang ilustrasi yang akan di ambil dalam segi floor plan dengan sang sutradara.

6. Pengecekan Alat.

Sebelum proses produksi dilaksanakan, pengecekan alat dilakukan. Karena apabila peralatan mengalami kendala saat produksi maka akan berakibat sangat fatal. Sesampai di lokasi pun, para kru kembali mengecek peralatan. Saat berpindah lokasi, pengecekan peralatan tetap dilakukan dengan penuh ketelitian. Hingga akhir proses produksi, seluruh kru memastikan tidak ada peralatan yang tertinggal.

(61)

3.5.2. PRODUKSI

3.5.2.1 Peralatan yang digunakan

No Alat Keterangan

1

Gambar 3.4 Kamera Sony VX 2200

Kamera Merk Sony tipe VX 2000

 Resolution: Sony claims "full" 1080 HD

 Sensor: changed to 3 x 1/4” ClearVid CMOS

 Zoom: increased to 20x optical zoom (30x digital)

 Lens/filter: decreased to 62mm/bayonet mount

 Optical Image Stabilizator (OIS, SteadyShot 4 settings)

 Video out: included HDMI

 Weight: reduced to 1.6 kg

 Batre up to 560 minutes

2.

Gambar 3.5 Lampu Portbel

Lampu Portabel

 Menggunakan batre type LP-E5 dan BP-511A (Canon) EN-EL9 dan EN-El3a (Nikon) atau menggunakan 12 batre jenis AA

 Dalam pengisian Batrey full, lampu bisa digunakan selama

(62)

kurang lebih 120 menit 3.

Gambar 3.6 Tripod

Tripod jenis EXCELL VIPOD 200

 Tinggi maksimum 160cm

 Tinggi minimum 60cm

 Beban maksimum 3kg

 Berat Tripod 2.5 kg

Table 3.6 Peralatan yang digunakan

c. Kegiatan Shooting

Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.antara lain :

1. Shooting Outdoor

Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor adalah :

 cahaya matahari ( hard, soft )

 reflector ( silver, gold )

 camera setting ( irish, speed, white balance, focus)

Gambar

Tabel 2.1 : Standard broadcast video
Gambar 2.2 : Kamera jenis VX dan DCR adalah kamera Profesional yang banyak  digunakan dalam produksi kegiatan di Outdor
Gambar 2.3 : Kamera Jenis Digi Super Ikegami adalah Kamera yang digunakan dalam  produksi di dalam Studio
Tabel 3.1 : Shooting Script
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah user mentukan ingin mencari informasi jalur Trans Jogja dengan menggunakan pencarian kata kunci, maka flowchart pencarian kata kunci ini berfungsi untuk

Kata dasar dari karyawan adalah karya yang berarti kerja, sehingga pengertian karyawan adalah orang yang berkerja pada sebuah organisasi atau perusahaan, dimana

Deformitas merupakan perubahan atau kerusakan pada bagian tubuh yang terjadi akibat trauma, misalnya terjadi fraktur kepala, kompresi, ketegangan, atau pemotongan

Dari data penelitian, diperoleh solusi awal biaya angkut total pada bulan Februari 2017 menggunakan metode Fuzzy North West Corner sebesar Rp1. Dan untuk menentukan optimalitas

Biodistribusi pada mencit jantan menunjukkan partikel yang terdistribusi didalam paru adalah 84,85% sedangkan persentase partikel di dalam hati sebesar 1,54%.. Rasio partikel

Di kalangan Persyarikatan Muhammadiyah, melalui Majlis Tarjih dalam memandang hukum wakaf tidak terikat dengan pendapat madzhab fikih dan tidak pula menggunakan metode

30a Total Eksposur, tidak termasuk dampak dari penyesuaian terhadap pengecualian sementara atas penempatan giro pada Bank Indonesia dalam rangka memenuhi ketentuan giro wajib

Berdasarkan peta geologi pada Gambar IV.3 bahwa kedua lintasan di atas memotong batas antara Formasi Cijulang dengan Hasil Gunungapi Tua (gunung Sawal).. Bahkan di bagian