• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh. Sunarti, S. Pd (Pamong Belajar Pertama)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh. Sunarti, S. Pd (Pamong Belajar Pertama)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

P a g e 1 | 10 Gagasan Layanan PAUD Melalui Program Satu Dusun Satu PAUD bekerja sama dengan instansi dan organisasi mitra lintas sektoral Untuk meningkatkan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat Oleh

Sunarti, S. Pd (Pamong Belajar Pertama)

Indeks pembangunan manusia (IPM) di Kalimantan Barat masih rendah dibandingkan IPM nasional. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi indikator keberhasilan pembangunan. Hal ini menunjukkan masih adanya masalah pada sejumlah indikator penting, yakni pendidikan, ekonomi dan Kesehatan. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduka). IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah. Indeks pendidikan menjadi salah satu komponen dari IPM yang diukur melalui indeks rata-rata lama sekolah

dan indeks melek huruf. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan,

karena sesungguhnya

pendidikan merupakan hal yang

sangat menentukan

keberhasilan daerah tersebut.

Nilai IPM menunjukkan

pencapaian rata-rata pada

sebuah wilayah dalam tiga dimensi dasar pembangunan manusia yakni :

1. Usia yang panjang dan sehat yang diukur dengan angka harapan hidup.

2. Pendidikan, yang diukur dengan tingkat baca tulis dengan pembobotan dua per tiga, serta angka partisipasi kasar dengan pembobotan satu per tiga.

(2)

P a g e 2 | 10 3. Standar hidup layak,

yang diukur dengan

produk domestic

bruto (PDB) per kapita pada paritas daya

beli dalam mata

uang dollar AS.

Menurut

Undang-undang dasar 1945,

pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara. Setiap warga negara Indonesia berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan negara wajib untuk memfasilitasinya. Sesuai dengan undang-undang bahwa hak-hak seorang anak harus dipenuhi dengan baik. Hak anak tersebut antara lain :

1. Anak-anak berhak memiliki nama, identitas diri dan status kewarganegaraan.

2. Anak-anak berhak untuk hidup.

3. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. 4. Hak untuk beribadah menurut agamanya.

5. Hak untuk mendapatkan perlindungan.

6. Hak untuk mempunyai waktu untuk bermain dan bersantai. 7. Berhak mengemukakan pendapatnya.

Hak mendapatkan pendidikan harus diberikan kepada setiap anak. Pendidikan dapat diperoleh sejak dini, karena usia dini merupakan usia emas (golden age) bagi perkembangan anak. Melalui pendidikan anak usia dini, anak akan mengembangkan potensi dirinya dan mendapatkan stimulasi melalui pembelajaran di satuan PAUD.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan Langkah awal yang penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas. PAUD merupakan pendidikan

(3)

P a g e 3 | 10 yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan, sosio emosional, Bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Dengan demikian keberadaan PAUD sangat penting, untuk stimulasi tumbuh kembang dan membentuk karakter dan generasi yang berkualitas.

PAUD merupakan investasi generasi sumber daya manusia dalam jangka panjang. Pada masa ini, anak usia dini dipersiapkan secara matang untuk bersaing, mempunyai keterampilan tersendiri, menjadi seorang pemimpin yang handal dan berani tampil ditengah-tengah masyarakat. Selain itu, alasan pentingnya pendidikan anak usia dini adalah

1. Bisa membentuk jiwa pembelajar sejati sejak dini. Sebab pembelajaran di satuan PAUD memiliki berbagai metode dan sarana yang menyenagkan didalam kelas. Anak usia dini secara efektif. Rasa senang yang selalu dihadirkan didalam kelas PAUD mendorong anak-anak usia dini menjadi pembelajar sejati. Sehingga anak-anak di PAUD akan menyukai belajar dan selalu merasa semangat untuk terus belajar seumur hidup mereka (lifelong learner).

2. Mampu bersosialisasi sejak dini. Semakin awal kita melatih kemampuan bersosialisasi melalui pendidikan anak usia dini, maka semakin cepat anak memiliki kepercayaan diri dan mengatasi rasa malu.

3. Mampu bekerja sama sejak dini. Kemampuan ini didapatkan anak saat sejak menjalani pendidikan anak usia dini. Dalam pembelajaran PAUD, anak-anak akan mempelajari cara berbagi, bekerja sama dan bergiliran dalam kelas belajar yang menyenangkan. Kemampuan bekerja sama cukup penting untuk dilatih sejak dini.

4. Bisa melatih konsentrasi sejak dini. Anak yang sudah belajar di PAUD, akan memiliki konsentrasi belajar. Hal ini yang tidak didapatkan jika anak langsung masuk ke sekolah dasar, tanpa mengenyam pembelajaran di

(4)

P a g e 4 | 10 PAUD, anak merasa cenderung baru belajar. Anak-anak yang mengenyam pembelajaran di satuan PAUD sudah terlatih daya konsentrasinya. Maka lingkungan PAUD merupakan tempat belajar, memiliki dukungan bagi anak usia dini untuk memiliki konsentrasi tinggi. 5. Mampu melatih kesabarannya sejak dini. Selama mengikuti pembelajaran

anak usia dini, anak-anak akan terlibat pengalaman sosial dengan teman-teman sebanyanya. Selama itu pula, anak usia dini dapat mengeksplorasi dan melatih keterampilannya untuk bersabar. Anak-anak juga akan meniru kesabaran yang dicontohkan oleh para gurunya di PAUD. Misalnya anak aakan diajarkan untuk mengantri dan menunggu giliran masing-masing.

6. Tertanam rasa hormat kepada yang lebih tua sejak dini. Selama anak mengikuti pembelajaran di PAUD, anak akan diajarkan untuk bersikap hormat kepada gurunya. Anak-anak PAUD akan melakukan yang diperintahkan oleh gurunya untuk bersikap hormat. Sehingga anak-anak PAUD pun menjadi terbiasa untuk menghormati orang laintidak sebatas gurunya saja. Akan tetapi, rasa hormat yang jauh lebih luas lagi.

7. Memiliki kepercayaan diri dan harga diri sejak dini. Pendidikan anak usia dini yang dilakukan sejak dini ternyata memiliki dampak positif terhadao kepercayaan diri mereka. Anak-anak sejak masih di PAUD akan memiliki jiwa optimis dan terbentuknya harga diri yang cukup tinggi. Mereka pun akan terdorong untuk mengeksplorasi bakat, minat dan pengetahuan mereka.

8. Terbiasa dengan keberagaman. Selama pembelajaran di satuan PAUD, amak anak-anak akan memiliki teman-teman yang berasal dari berbagai macam latar belakang. Disitu anak akan diajari untuk menghormati dan menghargai perbedaan dan keragaman terhadap sesamanya.

(5)

P a g e 5 | 10 Berdasar hal diatas, bahwa pentingnya layanan PAUD di daerah Kalimantan Barat sudah tidak diragukan lagi. Para pengambil kebijakan didaerah harus bersinergi untuk memperbanyak satuan PAUD agar seluruh anak-anak pada usia PAUD, mendapatkan layanan PAUD. Permasalahan ini harus dipikirkan bersama, bagaimana caranya agar masyarakat juga dapat menjangkau layanan PAUD tersebut dari segi biaya.

Menurut data ppid.kalbarprov.go.id per tanggal 23 Desember 2020, bahwa ada sebanyak 2031desa di 10 Kabupaten yang ada di Kalimantan barat, yaitu

No. Kabupaten/Kota Jumlah

Kecamatan Jumlah Kelurahan Jumlah Desa 1. Kab. Sambas 19 - 193 2. Kab. Mempawah 9 7 60 3. Kab. Sanggau 15 6 163 4. Kab. Ketapang 20 9 253 5. Kab. Sintang 14 16 390

6. Kab. Kapuas Hulu 23 4 278

7. Kab. Bengkayang 17 2 122

8. Kab. Landak 13 - 156

9. Kab. Sekadau 7 - 87

10. Kab. Melawi 11 - 169

11. Kab. Kayong Utara 6 - 43

12. Kab. Kubu Raya 9 - 117

13. Kota Pontianak 6 29 -

14. Kota Singkawang 5 26 -

(6)

P a g e 6 | 10 Menurut data pada aplikasi manajemen.paud-dikmas.kemendikbud.go.id jumlah satuan PAUD diKalimantan Barat sebanyak 2.982 yang terdiri dari 864 TK, 1.999 KB, 42 TPA dan 77 SPS. Sedangkan dari 2.114 desa yang ada di Kalimantan Barat, baru ada 1.244 desa yang memiliki layanan PAUD, artinya baru 58,85% desa yang mempunyai satuan PAUD. Jika dibandingkan dengan data dari dukcapil.kalbarprov.go.id, jumlah penduduk menurut kelompok umur pada semester I Tahun 2020 usia 0-4 tahun sebanyak 371.381 dan 5-9 tahun sebanyak 502.163 jiwa.

Sebenarnya pemerintah pusat sudah lama menggalakkan program satu desa satu PAUD, dan menggalakkan pentingnya masuk PAUD sebelum pra SD. Akan tetapi di Kalimantan Barat, terutama didaerah pedesaan, program tersebut belum berjalan secara optimal. Banyak kendala yang menyebabkan program tersebut belum optimal, antara lain adalah

1. Rendahnya kesadaran orang tua tentang pentingnya PAUD, orang tua lebih suka mengajak anaknya ke kebun atau ke ladang.

2. Rendahnya kualitas layanan PAUD yang sudah ada 3. Belum meratanya pelaksanaan program PAUD

4. Tidak maksimalnya peran berbagai pemangku kepentingan untuk memajukan PAUD.

5. Kurangnya kerjasama berbagai instansi maupun organisasi lintas sectoral didesa maupun daerah tersebut.

Dari jumlah 2031 desa tersebut, setiap desa terbagi lagi ke dalam beberapa dusun dan setiap dusun terdiri dari beberapa RW dan RT. Setiap RT, sebanyak-banyaknya terdiri dari 30 kk untuk desa dan sebanyak-banyaknya 50

(7)

P a g e 7 | 10 kk untuk kelurahan yang dibentuk. Berdasarkan data tersebut, jika setiap RT ada 5 anak usia PAUD, dan didalam satu dusun itu misalnya ada 5 RT, artinya ada 25 anak usia PAUD yang berhak mendapatkan layanan pembelajaran PAUD didusun tersebut. maka untuk meningkatkan IPM Kalimantan Barat, dari sisi pendidikan, alangkah baiknya 12 Kabupaten se-Kalimantan Barat dapat menerapkan program satu dusun satu PAUD, atau jika tidak memungkinkan dapat bergabung dengan dusun lainnya. Program tersebut dapat dibentuk oleh perangkat dusun tersebut bekerja sama dengan lintas sectoral dan berbagai pemangku kepentingan, yaitu Kepala Dusun, RT, RW, dengan didukung Kepala Desa, Tim penggerak

PKK Desa, tokoh

masyarakat, tokoh

agama dan pegiat

pendidikan dan dapat bekerja sama dengan PKG (Pusat Kegiatan

Gugus PAUD) atau

gugus PAUD setempat,

HIMPAUDI, IGTKI dan lain sebagainya.

Layanan PAUD tersebut dapat dibentuk menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, misalnya Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), TK, TPA (Taman Penitipan Anak), Kelompok Bermain (KB) dan sebagainya. Pendidik PAUD dapat diambil dari penduduk setempat, yang memenuhi syarat. Pendidik PAUD dapat dilatih dan diikutkan dalam program-program pelatihan yang dilaksanakan oleh Gugus PAUD, HIMPAUDI atau IGTKI setempat. Apabila daerah tersebut ada perusahaan sawit, berarti dapat menggandeng perusahaan tersebut pada Program CSR. Didaerah kabupaten banyak terdapat perusahaan sawit. Hal ini bisa menjadi peluang bagi pemerintah daerah setempat untuk bersinergi dengan perusahaan tersebut, untuk bersama-sama memajukan

(8)

P a g e 8 | 10 layanan PAUD, baik membentuk layanan PAUD baru maupun membantu mengoptimalkan layanan PAUD yang sudah ada. Kerjasama tersebut dapat berupa bantuan operasional baik, sarana prasarana PAUD, pemberian insentif pendidik PAUD, maupun bentuk bantuan yang lainnya.

Terkait tempat pembelajaran PAUD tersebut dapat menempati balai desa, balai dusun setempat, atau rumah kepala dusun atau tempat lain yang representatif. Mengenai operasional dapat bekerjasama dengan pemerintah desa setempat. Didalam dana desa tersebut, ada alokasi pendanaan untuk bidang pendidikan, salah satunya untuk PAUD.

Yang menjadi kendala terbesar adalah menyadarkan masyarakat/orang tua anak PAUD untuk memasukkan anaknya ke satuan PAUD. Hal ini terkait dengan rendahnya kesadaran orang tua untuk mengikutsertakan anaknya ke satuan PAUD. Karena dimasyarakat pedesaan, orang tua biasanya sibuk bekerja disawah mapun diladang, sehingga lebih suka mengajak anaknya ke kebun atau ke ladang. Hal ini Sebagian besar karena factor ekonomi. Pada umunya orang tua masih memiliki keyakinan bahwa pendidikan/sekolah dilakukan secara formal melalui bangku SD. Sedangkan memasukkan anak di satuan PAUD belum mendapat perhatian serius dari orang tua. Bahkan ada juga orang tua yang berpendapat bahwa pendidikan cukup sebatas SD saja. Selain kendala finansial, hal ini juga terjadi karena kendala pengetahuan tentang pendtingnya PAUD. Untuk itu, kiranya pemerintah desa setempat harus bekerja keras menyadarkan masyarakatnya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggandeng atau menjalin Kerjasama dengan berbagai pihak, baik instansi negeri maupun swasta, dan berbagai organisasi mitra untuk emberikan penyuluhan untuk mensosialisasikan program PAUD.

Selanjutnya, setelah layanan PAUD tersebut berjalan, program tersebut harus dikelola dengan baik, dengan dukungan semua pihak, agar pelayanan PAUD tersebut berkualitas. Hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak, mulai

(9)

P a g e 9 | 10 dari masyarakat setempat, kepala dusun dan perangkatnya, kepala desa beserta perangkatnya, maupun para organisasi mitra dan Dinas Pendidikan setempat. Dukungan Dinas Pendidikan setempat sangat penting untuk keperluan administrasi serta pembinaan dan dukungan dana bantuan baik pusat maupun dari pemerintah daerah setempat. Dalam hal ini pemerintah daerah dapat mengupayakan terlaksananya program PAUD untuk seluruh masyarakat dengan biaya terjangkau bagi orang tua. Dengan demikian, para orang tua dapat bekerja dengan tenang, sementara anaknya mendapatkan pembelajaran dan stimulasi perkembangan anak yang tepat.

Untuk menuju layanan PAUD berkualitas, maka pengelola PAUD harus memiliki pengetahuan cara mengelola PAUD berkualitas. Maka penting sekali bagi pengelola PAUD untuk mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan tentang PAUD, baik manajemennya dan sebagainya. Dapat juga dengan mengikuti studi banding/magang ke satuan PAUD lain yang berkualitas. Sehingga hasil dari diklat maupun studi banding tersebut dapat diterapkan di satuan PAUD dusun tersebut.

Selama ini, yang terjadi, beberapa program PAUD yang sudah ada belum berjalan secara maksimal. Seperti posyandu dan BKB yang ada disetiap dusun belum berjalan secara optimal. Maka pemerintah daerah setempat perlu mensosialisasikan Kembali tentang pentingnya kegiatan posyandu dan BKB. Para kader posyandu dan BKB perlu mendapatkan pelatihan tentang PAUD dan stimulasi tumbuh kembang anak. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat dapat menjalin kerjasama kemitraan dengan perguruan tinggi terutama jurusan PAUD.

Peran pemerintah daerah setempat dalam hal ini sangat urgent. Pemerintah daerah harus mengalokasikan APBD khususnya sektor pendidikan minimal 20%. Layanan PAUD harus diperbanyak di daerah dusun atau daerah pedesaan, karna sebagian masyarakat di kabupaten tinggal di wilayah

(10)

P a g e 10 | 10 pedesaan. Pemerintah daerah juga perlu memperbanyak stakeholder dengan menjalin kerjasama kemitraan dengan berbagai instansi dan organisasi mitra untuk melaksanakan PAUD.

Harapannya kedepan, apabila program ini dapat dilaksanakan diseluruh kabupaten yang ada di Kalimantan Barat, maka hasilnya akan kita petik 10 sampai dengan 20 tahun yang akan datang. Karena tujuan PAUD adalah untuk mengembangkan seluruh potensi anak, agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh. Karenanya berbicara tentang pendidikan anak usia dini, artinya membicarakan sebagai investasi masa depan bangsa. Melalui program satu dusun satu PAUD dapat meningkatkan IPM Kalimantan Barat.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap kedua dari penelitian ini adalah pengevaluasian dengan seksama kepatuhan label menggunakan semua butir, lima butir utama dan butir-butir yang berhubungan dengan keamanan

Bakery merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam pembuatan berbagai jenis bread atau roti.. Breat atau roti merupakan

Aktivitas yang dilakukan warga di ruang – ruang publik perumahan Mlaten seperti bertanam, beternak (ayam), mandi, mencuci (MCK) serta menjemur pakaian merupakan

Jika dibandingkan dengan α = 0,05 maka A syimp Sig (2-tailed) < α, dengan demikian maka Ho ditolak yang artinya terdapat pengaruh implementasi metode Transcutaneous

Secara operasional penelitian ini meneliti pengaruh pembelajaran dengan pendekatan integrasi-interkoneksi berbasis Al-Qur’an pada materi perbandingan terhadap hasil

Allhamdulillahirabbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah serta ridho-Nyalah skripsi dengan judul “ PENGARUH KUALITAS LAYANAN

Pada Gambar 8 terdapat grafik dengan garis biru yang merupakan garis untuk menandakan debit observasi yang diambil dari data debit pada Stasiun Lubuk Ambacang,

Dengan ungkapan puji syukur alhamdulillah ke hadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ Analisis