FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK
BUAH MAHKOTA DEWA
(Phaleria macrocarpa
(Scheff.) Boerl.)
DENGAN BASIS HPMC
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
DHANI DWI ASTUTI
K 100080016
FAKULTAS FARMASI
FORMULASI SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) DENGAN BASIS HPMC
FORMULATION OF GEL CONTAINING ETHANOLIC EXTRACT OF MAHKOTA DEWA FRUITS (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) WITH
HPMC
Dhani Dwi Astuti, TN Saifullah Sulaiman, Rima Munawaroh
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) telah dikenal sebagai agen antioksidan karena mengandung flavonoid yang tinggi, namun pemanfaatan buah mahkota dewa belum ada yang digunakan dalam bentuk sediaan gel topikal. Konsentrasi ekstrak pada gel yang paling baik adalah sebesar 2,5% karena lebih stabil dalam penyimpanan. HPMC adalah bahan pembawa yang tidak mengiritasi kulit dan tidak toksik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi HPMC dan penambahan ekstrak terhadap sifat fisik gel dan kestabilannya setelah penyimpanan. Gel ekstrak buah mahkota dewa dibuat sebanyak empat formula dengan variasi konsentrasi HPMC 5%, 6%, 7%, dan 8% dan empat formula kontrol negatif tanpa ditambahkan ekstrak. Karakteristik gel yang diamati meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, daya sebar, dan daya lekat. Data yang diperoleh masing-masing diuji statistik menggunakan metode anava satu jalan. Hasil uji organoleptis pada empat formula gel ekstrak buah mahkota dewa adalah kental, berwarna coklat muda, berasa pahit, dan berbau khas mahkota dewa. Keempat formula tersebut memiliki pH 6 dan sama homogen. Peningkatan konsentrasi HPMC mengakibatkan peningkatan viskositas dan daya lekat, namun menurunkan daya sebar, sedangkan penambahan ekstrak mengakibatkan penurunan pH, penurunan viskositas, peningkatan daya sebar, dan memperlama daya lekat gel ekstrak. Sediaan gel yang mengandung ekstrak buah mahkota dewa 2,5% tidak stabil setelah penyimpanan.
Kata kunci: antioksidan, Phaleria macrocarpa, HPMC
ABSTRACT
gel of Phaleria macrocarpa was made with variety concentration of HPMC 5%, 6%, 7%, and 8% respectively and four formula of HPMC gel without extract. The characteristic of gel preparation consist of organoleptic, pH, homogeneity, viscosity, spreadability, and adhesion. Data obtained were statistically tested using one way ANOVA. The result of organoleptic test showed that it was thick, brown, bitter, and specific to Phaleria macrocarpa’s odor gel. All four preparations were at the same homogeny and pH at 6. The excalation of HPMC concentration was influenced to excalation of viscosity and adhesion but reduced spreadability, while addition of extract was influenced to degradation of pH, degradation of viscosity, excalation of spreadability, and excalation of gel adhesion. The gel of 2,5% Phaleria macrocarpa fruits extract couldn’t stable during storage.
Key words: antioxidant, Phaleria macrocarpa, HPMC
PENDAHULUAN
Produk kosmetik di pasaran dalam bentuk gel masih jarang ditemukan, apalagi gel yang mengandung ekstrak tanaman. Gel adalah sistem semipadat yang pergerakan medium pendispersinya terbatas oleh sebuah jalinan jaringan tiga
dimensi dari partikel-partikel atau makromolekul yang terlarut pada fase pendispersi (Allen, 2002). Basis gel merupakan bahan utama dalam formulasi sediaan gel. Basis HPMC dikenal sebagai bahan yang tidak toksik dan tidak mengiritasi (Harwood, 2006). Walaupun konsentrasi HPMC yang cocok untuk sediaan gel berkisar antara 0,1-0,6%, namun konsentrasi yang lebih kecil dari 3%
menghasilkan sediaan yang sangat encer sehingga digunakan konsentrasi HPMC di atas 3% (Suardi dkk., 2008).
Kulit memiliki peran yang sangat besar dalam perlindungan tubuh dari lingkungan luar, seperti benturan fisik maupun paparan radikal bebas. Oleh karena itu, kulit memerlukan perawatan khusus untuk menangkal efek buruk dari radikal
bebas tersebut. Senyawa yang telah terbukti dapat menangkal efek negatif dari radikal bebas adalah antioksidan.
herbal 2,5% stabil dalam penyimpanan, namun belum diketahui kestabilan sediaan yang mengandung ekstrak buah mahkota dewa sebesar 2,5%. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian tentang formulasi gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC untuk mengetahui pengaruh peningkatan konsentrasi basis HPMC dan pengaruh penambahan ekstrak etanol buah mahkota dewa dengan konsentrasi 2,5% terhadap sifat fisik gel, serta untuk melihat stabilitas fisik gel setelah penyimpanan.
METODE PENELITIAN
A. Kategori dan Variabel Penelitian
1. Kategori penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian acak lengkap sama subjek.
2. Variabel penelitian
Variabel bebas adalah konsentrasi basis gel HPMC dalam gel ekstrak
etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.). Variabel terkendali antara lain umur buah mahkota dewa, asal tanaman, dan penyari ekstrak etanol, sedangkan variabel tergantung terdiri dari viskositas, pH, daya lekat, daya sebar, dan homogenitas pada sediaan gel.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Penangas air (Memmert), rotary evaporator (Stuart RE300B), pH stik (pro analisis), dan viscometer (Rion VT-04E).
2. Bahan
C. Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman mahkota dewa dilakukan di Laboratorium Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ciri-ciri tanaman mahkota dewa dicocokkan dengan ciri-ciri yang ada di buku “Flora of Java” karangan Backer dan Van Den Brink (1968), “Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta” karangan Gembong (2007) dan “Flora” karangan
Van Steenis (2005). Ciri-ciri tanaman tersebut menunjukkan kesesuaian.
2. Pembuatan ekstrak etanol 70% buah mahkota dewa dengan metode
maserasi
Simplisia kering buah mahkota dewa (Phaleria Macrocarpa (Scheff) Boerl.) dihaluskan menjadi serbuk. Serbuk simplisia sebanyak 2 kg ditambahkan 15000 ml etanol 70%, dibiarkan selama 5 hari sambil diaduk berulang-ulang dan dimaserasi sebanyak 3 kali. Ekstrak disaring dengan kain flannel dan diuapkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60ºC sampai alkohol hilang kemudian ditempatkan di atas penangas air pada suhu 60,5ºC hingga ekstrak mengental.
3. Pemeriksaan organoleptis dan kandungan flavonoid pada ekstrak
a. Uji organoleptis ekstrak
Pemeriksaan organoleptis meliputi pemeriksaan warna, rasa, dan bau terhadap ekstrak etanol buah mahkota dewa.
b. Uji kualitatif flavonoid ekstrak
4. Pembuatan gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dengan basis HPMC
Proses pembuatan gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa menggunakan konsentrasi basis HPMC yang bervariasi antara lain 5%, 6%, 7%, dan 8%.
Tabel 1. Formula sediaan gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC
BAHAN F10(%) F20(%) F30(%) F40(%) F1(%) F2(%) F3(%) F4(%)
HPMC 5 6 7 8 5 6 7 8
Propilen Glikol 15 15 15 15 15 15 15 15
Metil paraben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Ekstrak buah mahkota
dewa - - - - 2,5 2,5 2,5 2,5
Akuades (ad) 100 100 100 100 100 100 100 100
Basis HPMC dilarutkan ke dalam 50 ml akuades dengan suhu 80ºC sambil diaduk. Sementara itu, metil paraben dilarutkan dalam 5 ml air sambil dipanaskan di atas penangas air. Larutan tersebut didinginkan, lalu ditambahkan propilen glikol. Campuran metil paraben dan propilen glikol yang telah tercampur kemudian ditambahkan ekstrak buah mahkota dewa lalu ditambahkan akuades hingga volume 100 ml. Selanjutnya, campuran tersebut dimasukkan ke dalam gel HPMC yang telah dibuat sebelumnya sambil diaduk terus menerus, dan dimasukkan ke dalam wadah.
5. Uji Bentuk Fisik Sediaan Gel
a. Uji organoleptis
Sediaan gel yang telah jadi dilihat bentuk fisiknya yang meliputi warna, bau dan rasa untuk mengetahui bentuk fisik gel secara visual.
b. Uji stabilitas fisik
Gel ekstrak buah mahkota dewa disimpan selama ± 1 bulan di tempat yang sejuk. Setelah itu diamati perubahan yang terjadi.
c. Uji pH
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH stick yang dicelupkan ke dalam sediaan gel, kemudian perubahan warna yang terjadi pada pH stick
dicocokkan dengan standar warna pH pada pH indikator universal.
d. Uji homogenitas
e. Uji viskositas
Sampel sediaan gel dimasukkan ke dalam beaker glass dan diletakkan di bawah gantungan spindel. Spindel dipasang pada gantungan spindel, kemudian
spindel diturunkan hingga batas tercelup ke dalam gel buah mahkota dewa, kemudian rotor dinyalakan. Diamati jarum merah pada skala, kemudian dibaca angka yang ditunjukkan oleh jarum tersebut.
f. Uji daya sebar
Sediaan gel ditimbang sebanyak 0,5 gram, lalu diletakkan gel pada kaca bulat yang di bawahnya disertai dengan skala milimeter, kemudian ditutup dengan menggunakan kaca lain yang telah ditimbang dan dibiarkan selama satu menit, lalu diukur diameter sebarnya, setelah 1 menit, ditambahkan beban 50 gram dan dibiarkan 1 menit, kemudian diukur diameter sebarnya. Hal yang sama dilakukan tiap 1 menit dengan penambahan beban 50 gram secara terus-menerus hingga diperoleh diameter yang cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap diameter sebar gel. Uji ini dilakukan sebanyak tiga kali.
g. Uji daya lekat
Gel sebanyak 0,25 gram diletakkan di atas dua gelas objek, kemudian ditekan dengan beban 1 kg selama 5 menit, setelah itu dipasang gelas objek pada alat uji lalu ditambahkan beban 80 gram pada alat uji, kemudian dicatat waktu pelepasan dari gelas objek. Uji ini dilakukan sebanyak tiga kali.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Ekstrak Etanolik Buah Mahkota Dewa
1. Hasil pengamatan uji organoleptis ekstrak etanolik buah mahkota dewa
Hasil maserasi dari 2 kg serbuk simplisia diperoleh rendemen sebanyak 457,25 g (22,86%) dengan wujud ekstrak liat yang sulit dituang, berwarna coklat tua kekuningan, berbau khas mahkota dewa, dan berasa pahit.
2. Hasil uji kandungan flavonoid dalam ekstrak
B
l formulasi ah mahkota d
s mahkota ol buah mah
ji pH gel
l uji pH men rak (pH 6). pun demikia
olong dalam n bahwa ekst
ji homogeni
PMC
l uji homoge is HPMC p h mahkota de
i viskositas
kositas meny annya maka v
. Hasil uji visko
F1o F
23,33 0,577 34
kstrak Etan hkota dewa b
ekstrak eta
nunjukkan a Itu berarti p n, pH gel e
m batas ren trak yang dit
itas gel eks
enitas menun
ositas gel ekstra
F2o F3o
4,67 0,577 280,33 0,57
nolik Buah
is gel ekstra
kan gel HP rna coklat m angkan gel berwarna pu nakan proses
k etanolik b
nan dari sua ya juga akan
ak etanolik buah
F4o F
77 301,33 1,15
8,53
Mahkota
ak etanolik b
PMC yang muda kekunin HPMC yan utih buram, ti
h mahkota
urunan ketika n ekstrak ber
ebut masih
kulit yaitu 5 pada gel HPM
lik buah m
wa gel ekstra alah homog
atau perlaku
uah mahko
atu cairan un semakin bes
h mahkota dew
F1 F2
5
0,058 9,63 0,23
Dewa den
buah mahk
ditambahka ngan, berasa ng tidak m idak berbau
a dewa den
ak buah mah en. Kehomo uan tiap form
ota dewa den
ntuk mengali sar (Gambar
wa dengan basis
F3 F
3135,67 0,577 90,3
gan Basis
kota dewa
an ekstrak a pahit, dan mengandung dan berasa
ngan basis
C ditambah erhadap pH ima karena
ngga dapat menurunkan
wa dengan
hkota dewa ogenan gel mula sama.
ngan basis
ir, semakin r 1).
HPMC.
F4
F viskositas g
Semakin tin
mbar 1 menu oleh sangat
el HPMC 8%
el HPMC 8% ngan formul
n ekstrak leb kan terjadiny
el. Perbedaa
nggi konsen
ji daya seb
PMC
l uji daya se
.Hasil uji daya
. Hasil uji day
8,05
F1o
8,02 0
F1
rmula Gel HPMC 5
mula Gel HPMC 5% + Ekstrak bih rendah, s ya hidrolisis an konsentra
ntrasi basis
bar gel ekst
bar ditunjuk
a sebar gel HP
ya sebar gel ek
0,087
0,321
F
5% Formula G
% Formula Gel s pada polim asi HPMC b
HPMC mak
trak etanoli
kkan pada ga
PMC tanpa ek
kstrak etanoli rmula Gel H
(Gel HPMC
ka dibanding k, viskositas ak memiliki mer HPMC berpengaruh
ka semakin
ik buah m
ambar di baw
kstrak etanolik
k buah mahko
6,62
F3o
5,5 0
F3
la Gel
Formula Gel HPM
Formula Gel HPMC + Ekstrak
ositas. Hasil HPMC 7%)
7% + Ekstr
gkan antara f s formula g
pH asam (p sehingga m h pada keke
kental pula
ahkota dew
wah ini.
k buah mahko
ota dewa deng
2 0,404
0,866
MC 7% Formu
C 7% Formula
+
viskositas ) dan F4o rak) dan F4
formula gel gel dengan pH 4) yang menurunkan entalan gel.
H Hal ini dapa
dengan ekstr daya lekat y secara optim
Gambar 4
Keterangan : F10 = Formula at dilihat pa
rak (Gambar sentrasi HPM
emakin rend air semakin
ji daya lek
PMC
daya lekat g kat pada kul yang diperole mal oleh kulit
4. Hasil uji day
a Gel HPMC 5% bkan oleh p g ditambahk k yang sedik tambah besa
F1o
6,21 0,
menunjukka ada gel HPM
r 3). Penuru MC. Semaki dah, karena rendah sehin
kat gel ekst
gel dilakuka lit. Semakin eh dan obat y
t (Gambar 4
ya lekat gel ek
+ Ekstrak kan ekstrak l kit liat (lengk ar, sehingga
F2o F
,838,29 0,19 12,1
an terjadi p MC tanpa ek
unan daya se in tinggi kon
dengan kon ngga mempe
trak etanoli
an agar dap n tinggi kon yang terkand lebih besar d ket) mempen
ekstrak juga
3o F4o
12 4,5515,70 3,43
Formula Ge
enurunan da kstrak (Gam
ebar ini diseb nsentrasi HP dung di dala
k buah mahko
unjukkan pen HPMC, sed daripada gel ngaruhi lama a memiliki p
F1 F2
3
13,77 3,09 18,97 3
el
aya sebar se mbar 2) dan g
babkan oleh PMC, daya PMC yang ti
ya sebar.
ahkota dew
hui seberapa is, semakin am gel dapat
ota dewa deng
ningkatan w dangkan day l HPMC tanp anya waktu m pengaruh terh
F3
3,96 20,12 3,41 29,
ediaan gel. gel HPMC
perbedaan sebar yang inggi maka
wa dengan
a lama gel lama pula t diabsorbsi
gan basis
waktu lekat ya lekat gel pa ekstrak. melekat gel hadap daya
F4
C. Hasil Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Etanolik Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) dengan Basis HPMC Setelah Penyimpanan
1. Hasil uji organoleptis
Hasil uji organoleptis sediaan gel setelah disimpan selama ±1 bulan menunjukkan warna gel HPMC tanpa ekstrak berwarna putih buram sedangkan gel yang mengandung ekstrak tetap berwarna coklat muda kekuningan. Rasa pahit dan bau khas mahkota dewa pada gel yang mengandung ekstrak juga tidak
berubah. Hal ini menunjukkan bahwa baik gel HPMC tanpa ekstrak maupun gel dengan penambahan ekstrak tidak mengalami perubahan organoleptis selama penyimpanan.
2. Hasil uji pH
Gel HPMC baik konsentrasi 5%, 6%, 7% maupun 8% tetap menunjukkan pH 7 walaupun telah disimpan selama 1 bulan. Begitu juga dengan gel HPMC yang ditambah ekstrak buah mahkota dewa menunjukkan pH 6. Hasil ini masih dapat diterima karena masih termasuk dalam rentang pH normal kulit yaitu 6-7. Jika pH terlalu asam, maka sediaan tersebut dapat mengiritasi kulit dan jika terlalu basa akan mengakibatkan kulit menjadi kering. Jadi tidak ada perubahan pada sediaan gel HPMC dan gel HPMC yang ditambah dengan ekstrak sebelum dan setelah penyimpanan.
3. Hasil uji homogenitas
Homogenitas gel ekstrak buah mahkota dewa dengan basis HPMC tidak mengalami perubahan, sehingga tidak terjadi perbedaan homogenitas antara gel
sebelum dan setelah disimpan. Kehomogenan gel ekstrak buah mahkota dewa tidak dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi dan penambahan ekstrak tetapi dikarenakan proses atau perlakuan tiap formula sama.
4. Hasil uji viskositas
Tabel 2. Perbandingan hasil uji viskositas gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC
Sediaan Gel Viskositas (dPas) (܆ഥ±SD)
Awal Setelah Penyimpanan
Gel HPMC 5% 23,33±0,577 23,67±0,289
Gel HPMC 6% 34,67±0,577 36,33±0,289
Gel HPMC 7% 280,33±0,577 281,67±0,577
Gel HPMC 8% 301,33±1,155 303,33±2,887
Gel HPMC 5% + Ekstrak Gel HPMC 6% + Ekstrak Gel HPMC 7% + Ekstrak Gel HPMC 8% + Ekstrak
8,53±0,058 9,63±0,231 35,67±0,577 90,33±0,577
8,83±0,289 10,33±0,289 36,17±0,289 90,33±0,577
Keterangan : Formula sebelum dan setelah penyimpanan.
Viskositas pada formula gel menunjukkan terjadinya sedikit peningkatan setelah penyimpanan 1 bulan. Hal ini disebabkan oleh wadah yang kurang tertutup rapat dan mengakibatkan kelembaban dalam gel berkurang. Penyimpanan yang kurang baik dapat berakibat berubahnya kekentalan sediaan gel dan akan berpengaruh juga pada daya sebar dan daya lekat gel. Namun pada formula gel HPMC 8% yang mengandung ekstrak (F4) tidak menunjukkan perubahan viskositas sehingga dapat dikatakan bahwa viskositas formula tersebut stabil.
5. Hasil uji daya sebar
Hasil uji daya menyebar gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC setelah disimpan selama 1 bulan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan hasil uji daya sebar gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC
Sediaan Gel Daya Sebar (cm2) (܆ഥ±SD)
Awal Setelah Penyimpanan
Gel HPMC 5% 8,05±0,087 7,68±0,176
Gel HPMC 6% 6,68±0,125 5,98±0,126
Gel HPMC 7% 6,62±0,404 5,58±0,247
Gel HPMC 8% 4,17±0,076 4,08±0,076
Gel HPMC 5% + Ekstrak Gel HPMC 6% + Ekstrak Gel HPMC 7% + Ekstrak Gel HPMC 8% + Ekstrak
8,02±0,321 6,38±0,076 5,50±0,866 5,40±1,201
7,73±0,369 6,85±0,444 6,65±0,390 5,83±0,028
Keterangan :Formula sebelum dan setelah penyimpanan.
sesuai sehingga meningkatkan kelembaban dalam gel dan membuat daya sebarnya meningkat. Peningkatan konsentrasi HPMC juga berpengaruh terhadap daya sebar gel. Semakin tinggi konsentrasi HPMC, maka semakin kecil kemampuan
menyebar gel.
6. Hasil uji daya lekat
Hasil uji daya lekat gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC setelah penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perbandingan hasil uji daya lekat gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa dengan basis HPMC
Sediaan Gel Daya Lekat (detik) (܆ഥ±SD)
Awal Setelah Penyimpanan
Gel HPMC 5% 6,21±0,833 6,93±1,365
Gel HPMC 6% 8,29±0,193 10,77±1,804
Gel HPMC 7% 12,12±4,548 13,8±1,758
Gel HPMC 8% 15,70±3,434 19,2±2,722
Gel HPMC 5% + Ekstrak Gel HPMC 6% + Ekstrak Gel HPMC 7% + Ekstrak Gel HPMC 8% + Ekstrak
13,77±3,093 18,97±3,955 20,12±3,413 29,58±6,819
15,23±1,266 22,4±1,833 29,67±0,737
38,6±5,122
Keterangan :Formula sebelum dan setelah penyimpanan.
Perbandingan hasil uji daya lekat antara formula awal dengan formula setelah penyimpanan menunjukkan peningkatan (Tabel 4), karena suhu
penyimpanan yang berubah-ubah sehingga menyebabkan kadar air dalam gel berkurang dan gel melekat lebih lama. Lama lekat gel berbanding lurus dengan meningkatnya konsentrasi HPMC dan juga viskositas. Semakin tinggi konsentrasi HPMC, semakin besar pula viskositas dan semakin lama gel tersebut melekat pada kulit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian yang diakukan diatas, maka dapat disimpulkan:
1. Peningkatan konsentrasi basis HPMC dalam gel ekstrak etanolik buah
mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) mengakibatkan peningkatan viskositas dan daya lekat gel namun daya sebarnya menurun. Penambahan ekstrak buah mahkota dewa mengakibatkan penurunan viskositas, memperlama daya lekat, meningkatkan daya sebar, dan
2. Sediaan gel ekstrak etanolik buah mahkota dewa tidak stabil setelah penyimpanan.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti menyarankan agar dilakukan formulasi gel dengan menggunakan ekstrak tanaman lain yang mengandung antioksidan untuk mengetahui potensinya jika diformulasikan menjadi sediaan
topikal.
DAFTAR ACUAN
Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, Second Edition, 301, American Pharmaceutical Association, Washington, D. C.
Das, K., Dang, R., dan Machale, M. U., 2009, Formulation and Evaluation of A Novel Herbal Gel of Stevia Extract, Iranian Journal of Dermatology, Vol. 12, No. 4, 117-121.
Harwood, R. J., 2006, Hydroxypropyl Methylcellulose, In: Rowe, R. C., Shesky, P. J., dan Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Fifth Edition, 346, Pharmaceutical Press, UK.
Soeksmanto, A., Hapsari, Y., dan Simanjuntak, P., 2007, Kandungan Antioksidan pada Beberapa Bagian Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa
(Scheff) Boerl.) Thymelaceae, Jurnal Penelitian, 8 (2), 92-95.