Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sofya Azharni
Tempat / Tanggal Lahir : Manna/ 7 April 1994
Agama : Islam
Alamat : Jalan Dr.Picauly No.6 Medan 20154 Riwayat Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri 17 Kota Manna (2000-2006)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN A. Identitas
No. Responden : __________________________________________ Nama : __________________________________________ Tempat Tanggal Lahir : __________________________________________ Alamat : __________________________________________ No. Hp/Pin BB/Line : __________________________________________
B. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)*
2. Umur :
3. Pekerjaan (Kelas) : Pelajar di kelas 4. Asal Sekolah :
5. Pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker payudara: (1. YA
(dari...)** 2. TIDAK )* 6. Riwayat keluarga menderita kanker payudara: ( 1. ADA
(sebutkan...)** 2. TIDAK ADA )* Petunjuk )* : Coret yang tidak perlu
)** : Isi jika ada
C. Pengetahuan
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar 1. Kanker payudara adalah keganasan dari ....
a. Sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, termasuk kulit payudara
b. Sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara
c. Jaringan baru yang timbul dalam payudara akibat pengaruh berbagai faktor
d. Semua benar
2. Kanker payudara dapat terjadi pada .... a. Pada wanita & laki-laki
b. Remaja putri
c. Wanita umur >40 tahun d. Bukan salah satu diatas
b. Kurang dari 12 tahun c. Lebih dari 18 tahun d. Usia berapa saja
4. Kanker payudara dapat terjadi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia....
a. Kurang dari 20 tahun b. 25-35 tahun
c. Kurang dari 30 tahun d. Lebih dari 35 tahun
5. Sifat benjolan pada kanker payudara adalah .... a. Terasa Sakit
b. Benjolan hilang timbul c. Tidak sakit
d. Tidak dapat diraba
6. Bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker payudara? a. Menggunakan bra ketat dalam waktu lama
b. Tidak menyusui
c. Meminum jamu-jamuan, dan obat-obat herbal
d. Tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi atau yang bersifat karsiogenik
7. Apakah semua pemeriksaan payudara untuk deteksi dini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang profesional?
a. Ya, kanker payudara hanya dapat dideteksi dengan menggunakan alat-alat kedokteran
b. Tidak, deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan sendiri c. Semuanya hanya dapat dilakukan dokter dan perawat d. Kanker payudara tidak dapat dideteksi secara dini
8. Apa yang dimaksud dengan SADARI?
a. Pemeriksaan payudara yang dilakukan sendiri dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara
b. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga medis (dokter) dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara
c. Pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh perawat atau bidan dengan melihat dan memeriksa perubahan payudara
9. Apa tujuan dilakukannya SADARI?
a. Untuk mempermudah kita untuk menjadi tenaga medis dimasa yang akan datang
b. Untuk mengetahui adanya benjolan atau masalah lain sejak dini c. Untuk memenuhi kriteria sebelum pemeriksaan ke dokter d. Semua benar
10. Kapan sebaiknya melakukan SADARI? a. Hari pertama haid
b. Hari ke 3-5 haid c. Hari ke 7-10 haid
d. Sebelum hari haid pertama
11. Sebaiknya SADARI dilakukan setiap.... a. Hari
b. Minggu c. Bulan d. Tahun
12. Ada berapa tahap melakukan SADARI? a. 3
b. 4 c. 5 d. 6
13. Tahap kedua dalam melakukan SADARI adalah ....
a. Memperhatikan kedua payudara dengan berdiri di depan cermin b. Memperhatikan kedua payudara sambil mengangkat kedua tangan di
atas kepala, kemudian meletakkan kedua tangan di pinggang
c. Menekan masing-masing puting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk melihat apakah ada cairan yang keluar
d. Melakukan perabaan payudara sambil berdiri atau berbaring
14. Salah satu langkah SADARI adalah dengan mengangkat lengan keatas dan tangan yang lainnya menekan payudara pada sisi tangan yang diangkat. Ini bertujuan untuk?
a. Untuk merasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan kulit payudara
Lampiran 3
LEMBAR PENJELASAN
Saya yang bernama Sofya Azharni, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada pelajar.
Dalam penelitian tersebut, Saya akan memberikan kuesioner sebelum dan setelah pelaksanaan penyuluhan serta melakukan penyuluhan kepada Saudara/Saudari tentang deteksi dini kanker payudara.
Saya sangat mengharapkan kesediaan Saudara/Saudari untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bersifat sukarela tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Data Saudara/Saudari yang terkumpul akan dirahasiakan dan hanya digunakan dalam penelitian ini. Bila data dipublikasikan, kerahasiaannya tetap akan dijaga.
Jika Saudara/Saudari bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini, Lembar Pernyataan Persetujuan setelah Penjelasan harap ditandatangani.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi, dan kesediaan waktu Saudara/Saudari, saya ucapkan terimakasih.
Peneliti,
Lampiran 4
LEMBAR PERNYATAAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : ………
Umur : ………….. (tahun)
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan)
Alamat : ………..
Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan Pelajar Kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015”, maka Saya bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini untuk mengisi kusioner dan mendapatkan penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara oleh peneliti Sofya Azharni.
Demikian surat pernyataan ini untuk dipergunakan seperlunya.
Manna, 2015 Responden,
20 R20 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 13 Baik
21 R21 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 14 Baik
22 R22 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 14 Baik 23 R23 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 7 Kurang 13 Baik 24 R24 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 13 Baik
25 R25 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 9 Cukup 14 Baik
26 R26 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 9 Cukup 14 Baik
27 R27 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik 28 R28 Perempuan 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 13 Baik
29 R29 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 14 Baik
30 R30 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 6 Kurang 14 Baik
31 R31 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 11 Baik
32 R32 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 3 Kurang 11 Baik
33 R33 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 13 Baik
34 R34 Perempuan 17 XII IPS Tidak Tidak Ada 5 Kurang 10 Cukup
35 R35 Perempuan 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 3 Kurang 12 Baik
36 R36 Laki-Laki 17 XII MIPA Tidak Tidak Ada 8 Cukup 13 Baik
44 R44 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 12 Baik 45 R45 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 3 Kurang 13 Baik 46 R46 Laki-Laki 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 2 Kurang 13 Baik 47 R47 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 11 Baik 48 R48 Perempuan 16 XII MIPA Tidak Tidak Ada 4 Kurang 12 Baik
49 R49 Laki-Laki 16 XII IPS Tidak Tidak Ada 4 Kurang 14 Baik
Lampiran 10
UJI VALIDASI DAN UJI RELIABILITAS
Variabel Nomor Pertanyaan
Total Pearson Correlation
Status Alpha Status
Pengetahuan 1 0.683 Valid 0.817 Reliabel
2 -0.399 Valid
3 0.587 Valid
4 0.776 Valid
5 0.627 Valid
6 0.507 Valid
7 0.753 Valid
8 0.679 Valid
9 0.611 Valid
10 0.425 Valid
11 0.632 Valid
12 0.568 Valid
13 0.622 Valid
14 -0.29 Tidak Valid
Lampiran 11
DISTRIBUSI KARAKTERISTIK RESPONDEN
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Pernah 50 100.0 100.0 100.0
Riwayat Keluarga Penderita Kanker payudara
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Lampiran 12
DISTRIBUSI TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN
Nilai Pretest dan Posttest
Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan
N Valid 50 50
Missing 0 0
Mean 5.64 12.92
Median 6.00 13.00
Mode 7 14
Std. Deviation 2.238 1.226
Pretest Yang Dikategorikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Cukup 10 20.0 20.0 20.0
Kurang 40 80.0 80.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Posttest Yang Dikategorikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Baik 47 94.0 94.0 94.0
Cukup 3 6.0 6.0 100.0
Lampiran 13
TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Responden * Pretest Yang Dikategorikan Crosstabulation Pretest Yang Dikategorikan
Continuity Correctionb .125 1 .724
Likelihood Ratio .503 1 .478
Fisher's Exact Test .725 .363
Linear-by-Linear Association .490 1 .484
N of Valid Cases 50
Jenis Kelamin Responden * Posttest Yang Dikategorikan Crosstabulation Posttest Yang Dikategorikan
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .361 1 .548
Fisher's Exact Test 1.000 .500
Linear-by-Linear Association .348 1 .556
Lampiran 14
TINGKAT PENGETAHUAN RESPONDEN BERDASARKAN UMUR
Umur Responden * Pretest Yang Dikategorikan Crosstabulation Pretest Yang Dikategorikan
Umur Responden Pearson Correlation 1 .277
Sig. (2-tailed) .052
N 50 50
Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Pearson Correlation .277 1
Sig. (2-tailed) .052
N 50 50
Umur Responden * Posttest Yang Dikategorikan Crosstabulation Posttest Yang Dikategorikan
Umur Responden Pearson Correlation 1 .270
Sig. (2-tailed) .058
N 50 50
Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan
Pearson Correlation .270 1
Sig. (2-tailed) .058
Lampiran 15
DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN PADA PRE-TEST DAN POST-TEST TIAP PERTANYAAN
Pre-test
Definisi Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 43 86.0 86.0 86.0
1 7 14.0 14.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kejadian Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 24 48.0 48.0 48.0
1 26 52.0 52.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Usia Menstruasi Pertama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 44 88.0 88.0 88.0
1 6 12.0 12.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Usia Melahirkan Anak Pertama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 42 84.0 84.0 84.0
1 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Gejala Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 46 92.0 92.0 92.0
1 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tindakan Pencegahan Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 15 30.0 30.0 30.0
1 35 70.0 70.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Cara Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
1 24 48.0 48.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Definisi SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 28 56.0 56.0 56.0
1 22 44.0 44.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tujuan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 12 24.0 24.0 24.0
1 38 76.0 76.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Hari Pelaksanaan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 47 94.0 94.0 94.0
1 3 6.0 6.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pengulangan Pelaksanaan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 11 22.0 22.0 22.0
1 39 78.0 78.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jumlah Tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 39 78.0 78.0 78.0
1 11 22.0 22.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 32 64.0 64.0 64.0
1 18 36.0 36.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tujuan Tahapan-tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 9 18.0 18.0 18.0
1 41 82.0 82.0 100.0
Post-test
Definisi Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 6 12.0 12.0 12.0
1 44 88.0 88.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kejadian Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 3 6.0 6.0 6.0
1 47 94.0 94.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Usia Menstruasi Pertama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 5 10.0 10.0 10.0
1 45 90.0 90.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Usia Melahirkan Anak Pertama
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 7 14.0 14.0 14.0
1 43 86.0 86.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Gejala Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 7 14.0 14.0 14.0
1 43 86.0 86.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tindakan Pencegahan Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 4 8.0 8.0 8.0
1 46 92.0 92.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Cara Untuk Deteksi Dini Kanker Payudara
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 3 6.0 6.0 6.0
1 47 94.0 94.0 100.0
Definisi SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 2 4.0 4.0 4.0
1 48 96.0 96.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tujuan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 2 4.0 4.0 4.0
1 48 96.0 96.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Hari Pelaksanaan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 4 8.0 8.0 8.0
1 46 92.0 92.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pengulangan Pelaksanaan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 2 4.0 4.0 4.0
1 48 96.0 96.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jumlah Tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 2 4.0 4.0 4.0
1 48 96.0 96.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 5 10.0 10.0 10.0
1 45 90.0 90.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Tujuan Tahapan-tahapan SADARI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 0 2 4.0 4.0 4.0
1 48 96.0 96.0 100.0
Lampiran 16
UJI NORMALITAS DATA PRETEST DAN POSTTEST
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
.128 50 .039 .971 50 .255
Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan
.246 50 .000 .808 50 .000
Lampiran 17
HASIL ANALISIS UJI BEDA (WILCOXON)
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan - Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 50b 25.50 1275.00
Ties 0c
Total 50
a. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan < Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan b. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan > Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan c. Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan = Nilai Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Test Statisticsb
Nilai Pengetahuan Setelah Penyuluhan - Nilai
Pengetahuan Sebelum Penyuluhan
Z -6.170a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Lampiran 18
DOKUMENTASI
Pelaksanaan Pre-Test
Pelaksanaan Penyuluhan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin, 2010. Dasar-Dasar Pendidikan Kesehatan Masyarakat dan Promosi
Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Awaliana, U.N., 2011. “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Ibu-Ibu di RW II Desa Krikilan Masaran Sragen”. Eprints UNS. Available from: http://eprints.uns.ac.id/10141/1/193881511201104071.pdf. [Accesed 16 April 2015].
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Available from: http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesda s2012.PDF. [Accesed 24 March 2015].
Benita, R.N., 2012. “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Siswa SMP Kristen Gergaji”. Eprints
UNDIP. Available from:
http://eprints.undip.ac.id/37650/1/Nydia_Rena_Benita_G2A008137_Lap._ KTI.pdf. [Accesed 23 March 2015].
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Dahlan, M. Sopiyudin, 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Desen, Wan (ed), 2013. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FK UI.
Direktorat Jendral PP & PL Departemen Kesehatan RI, 2009. Buku Saku
Pencegahan Kanker Leher Rahim & Kanker Payudara. Available from:
http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/bukusaku_kanker.pdf. [Accesed 21 March 2015].
59
Elk, Ronit & Morrow, Monica, 2003. Breast Cancer for Dummies. Canada: Wiley Publishing, Inc.
Fadillah, F., 2010. “Efektivitas Penyuluhan Sadari Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang SADARI Di SMA Negeri I Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun”. Repository USU. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17155. [Accesed 18 September 2015].
Hidayati, A., Salawati, T., & Istiana, S., 2011. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi Pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak)”. Jurnal
UNIMUS. Available from:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/download/551/601. [Accesed 18 September 2015].
Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. All Cancers (excluding
non-melanoma skin cancer) Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Available from:
http://globocan.iarc.fr/old/FactSheets/cancers/all-new.asp. [Accesed 24 March 2015].
Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. Breast Cancer Estimated
Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012. Available from:
http://globocan.iarc.fr/old/FactSheets/cancers/breast-new.asp. [Accesed 24 March 2015].
Internasional Agency for Research on Cancer, 2012. World. Available from: http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_population.aspx. [Accesed 25 March 2015].
Library University of Wastern Australia, 2014. Harvard Citation Style. Available from: http://guides.is.uwa.edu.au/content.php?pid=43218&sid=318559. [Accesed 10 April 2015].
Maharani, Riri, 2010. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang SADARI Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan Tahun 2010”. Repository USU. Available from: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/23566. [Accesed 4 May 2015]. Manuaba, T.W., 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid PARABOI 2010.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 796/Menkes/SK/VII/2010. Available from:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%20796 %20ttg%20Kanker%20Rahim.pdf. [Accesed 21 March 2015].
Mubarak, W.I., Chayatin, N., Rozikin, K. & Supradi, 2007. Promosi Kesehatan:
Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Netter, Frank.H., 2011. Atlas of Human Anatomy 5 Edition. USA: Saunders Elsevier.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Permatasari, D., 2013. “Efektivitas Penyuluhan SADARI Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi SMA Negeri 2 di Kecamatan Pontianak Barat Tahun
2013”. Jurnal UNTAN. Available from:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jkf/article/viewFile/3846/3853. [Accesed 18 March 2015].
Prawirohardjo, Sarwono, 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015. Stop Kanker.
Available from:
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/i nfodatin-kanker.pdf. [Accesed 17 March 2015].
Puspitasari, M.R., 2012. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Perilaku SADARI Perawat di Ruang Rawat RS Kanker Dharmais”. Perpusatakan Universitas Indonesia. Available from:
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308532-S42494-Gambaran%20tingkatan.pdf [Accesed 12 November 2015].
61
Rasjidi, Imam, 2013. Buku Ajar Onkologi Klinik. Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko, 2008. Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisi
Data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS).
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Rochmawati, A., & Murtiningsih, 2012. “Pengaruh Penyuluhan Tentang Sadari Terhadap Pengetahuan SADARI Di MAN Mantingan Tahun 2012”. Jurnal Akbid MU. Available from: http://jurnal.akbid-mu.ac.id/index.php/jurnalmus/article/download/37/25. [Accesed 12 November 2015].
Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis Bagi Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendika Press.
Sastroasmoro, S., 2011. Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
Suastina, I.M.A.R., Ticoalu, S.H.R., & Onibala, F., 2013. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara di SMA Negeri 1 Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp), Vol. 1, No. 1, pp 1-6. Available from: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2188/1746. [Accesed 21 March 2015].
Suhita, B.M., 2008. “Pengaruh Health Education Terhadap Pengetahuan dan
Sikap Wanita Dewasa Tentang “Sadari“ Dalam Upaya Deteksi Dini Ca
Mammae di Kediri”. Eprints UNS. Available from:
http://eprints.uns.ac.id/8061/1/73920907200905171.pdf. [Accesed 16 April 2015].
Sukardja, I Dewa Gede, 2000. Onkologi Klinik. Surabaya: Airlangga University Press.
Sulastri, Thaha, R.M., & Russeng, S.S., 2012. “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Video Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012”. Jurnal Promosi Kesehatan, edisi 10, no 10, pp 1
-12. Available from:
http://repository.unhas.ac.id/bistream/handle/123456789/3620/DAFTAR%I SI%20JURNAL%20ED.10.docx?sequence=3. [Accesed 23 March 2015]. Suliani, 2014. “Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Metode
Payudara (Ca Mammae) Secara Dini pada Siswi SMU Negeri I Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2014”.
Repository USU. Available from:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/41527. [Accesed 4 May 2015]. Suprianto, Wawan, 2010. Ancaman Penyakit Kanker: Deteksi Dini &
Pengobatannya. Yogyakarta: Cahaya Ilmu.
Viviyawati, T., 2014. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pemeriksaan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMK N 1 Karanganyar”. Digilib Stikes Kusuma
Husada. Available from:
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/12/01-gdl-triviviyaw-551-1-sekripsi-4.pdf. [Accesed 12 November 2015].
Wahyuni, A.S., 2007. Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoea communication.
World Health Organization, 2013. Women’s Health. Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs334/en/. [Accesed 24 March 2015].
34
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2.Definisi Operasional
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyuluhan
Definisi operasional: Penyuluhan adalah penyampaian informasi kesehatan tentang definisi, faktor risiko, gejala, dan pencegahan kanker payudara serta pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, dan cara melakukan SADARI dengan cara ceramah dan menggunakan media elektronik berupa penayangan slide.
2. Pengetahuan
a. Definisi operasional: Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang definisi, faktor risiko, gejala, dan pencegahan kanker payudara serta pengertian, tujuan, waktu pelaksanaan, dan cara melakukan SADARI.
b. Alat Ukur: Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 14 pertanyaan dengan pilihan ganda. Skor yang diberikan untuk jawaban dari responden adalah:
Jika jawaban benar diberi skor 1
Total skor yang dapat diperoleh responden setelah mengisi kuesioner adalah 0-14
c. Kategori: Menurut Arikunto (2006) dalam Suliani (2014) tingkat pengetahuan dapat dikategorikan sebagai berikut:
Baik: dapat menjawab 75-100% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 11-14
Cukup: dapat menjawab 55-74% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 8-10
Kurang: dapat menjawab <55% pertanyaan dengan benar atau memperoleh skor 0-7
d. Skala pengukuran: Ordinal
3.3.Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu ada pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015.
36
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimental (pre experimental
design) dengan menggunakan rancangan one group pre-test post-test untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun 2015.
4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1.Lokasi Penelitian
Lokasi pelaksanaan penelitian ini adalah SMAN 1 Bengkulu Selatan. Sekolah ini dipilih karena masih kurangnya kegiatan penyuluhan kesehatan dan rendahnya partisipasi siswa-siswinya terhadap kegiatan pendidikan kesehatan lainnya.
4.2.2.Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama bulan Maret-Desember 2015 terhadap pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan.
4.3.Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1.Populasi Penelitian
1. Populasi target
Populasi terget dalam penelitian ini adalah pelajar Sekolah Menengah Atas.
2. Populasi terjangkau
4.3.2.Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro, 2011). Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2015-2016. Cara pemilihan sampel yang digunakan adalah
probability sampling dengan teknik simple random sampling. Agar
sampel yang kita ambil mewakili populasinya maka perlu dilakukan perhitungan jumlah sampel yang benar (Dahlan, 2009). Adapun rumus besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
: Deviat baku alfa : Deviat baku beta
S : Standar deviasi dari selisih nilai antarkelompok : Selisih minimal rerata yang dianggap bermakna
38
penelitian pendahuluan tidak memungkinkan, nilai standar deviasi bisa ditetapkan berdasarkan judgement peneliti. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Benita (2012), dalam penelitian tersebut dilakukan judgement selisih tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan sebesar 2 kali lipat perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna (S=10). Oleh karena itu peneliti menetapkan nilai standar deviasi untuk penelitian ini sebesar 10.
Berdasarkan data diatas maka dapat dilakukan perhitungan sampel sebagai berikut:
Besar sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 42 orang. Dalam penelitian ini sangat rentan untuk terjadinya sampel yang
drop out. Maka peneliti perlu mengantisipasi kemungkinan tersebut.
Menurut Sastroasmoro (2011) rumus yang dapat digunakan untuk koreksi besar sampel untuk antisipasi kemungkinan drop out adalah:
Jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam penelitian ini 47 orang. Jadi, jumlah sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 orang.
4.3.3.Kriteria Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menetapkan beberapa kriteria untuk sampel penelitian, yaitu:
1. Kriteria inklusi
a. Pelajar kelas XII SMAN 1 Bengkulu Selatan tahun ajaran 2015-2016.
b. Bersedia menjadi responden penelitian. 2. Kriteria eksklusi
a. Pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker payudara selama setahun terakhir.
b. Responden yang meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai.
4.4.Metode Pengumpulan Data 4.4.1.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti akan dilakukan uji coba di lapangan. Peneliti akan melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner tersebut.
40
dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skors total kuesioner tersebut. Menurut Riwidikdo, item pertanyaan tersebut dikatakan valid atau sahih bila > . Pertanyaan yang dinyatakan valid akan dijadikan instrumen penelitian, sementara untuk pertanyaan yang tidak valid akan dilakukan peninjauan ulang.
2. Reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Riwidikdo, 2008). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan model Alpha Cronbach. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo (2008), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7.
Uji validasi alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan pada 30 pelajar kelas XII di SMAN 2 Bengkulu Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta memiliki ciri-ciri yang sama dengan sampel penelitian. Dari 15 pertanyaan terdapat satu pertanyaan yang tidak valid. Uji reliabilitas dilakukan pada 14 pertanyaan yang telah dinyatakan valid. Nilai alpa yang didapatkan dalam uji reliabilitas ini adalah sebesar 0,817. Hal ini menunjukan variabel pengetahuan dalam penelitian ini adalah reliabel, karena nilai alpha diatas 0,7.
4.4.2.Jenis Data Penelitian
4.4.3.Rancangan Kegiatan Pengumpulan Data
Adapun rangkaian kegiatan dalam pengumpulan data ini adalah: 1. Melakukan persiapan dengan meminta izin kepada kepala sekolah
SMAN 1 Bengkulu Selatan untuk melakukan kegiatan penelitian. Membuat materi penyuluhan dalam bentuk slide dan mempersiapkan kuesioner yang akan digunakan.
2. Mengumpulkan data seluruh pelajar kelas XII SMAN 1 Bengkulu Selatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pelajar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dipilih untuk menjadi sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.
3. Mengumpulkan pelajar yang menjadi sampel dalam satu ruangan untuk meminta kesediaan menjadi responden penelitian dan meminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan. Kuesioner yang diberikan ini digunakan sebagai nilai untuk pre-test.
4. Melakukan kegiatan penyuluhan terhadap responden yang menjadi sampel. Responden mendapatkan materi penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara. Kegiatan penyuluhan dilakukan selama 45 menit.
5. Setelah penyuluhan, peneliti memberikan kembali kuesioner yang sama kepada responden sebagai nilai post-test.
4.5.Metode Pengolahan Data
Setelah data yang dibutuhkan untuk penelitian terkumpul maka data akan dimasukan ke dalam komputer dan diolah dengan menggunakan program
SPSS for windows. Adapun beberapa tahap dalam pengolahan data
(Notoatmodjo, 2010), yaitu: 1. Editing
42
2. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. 3. Data Entry
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
“software” komputer. 4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
4.6.Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini, melalui prosedur sebagai berikut : 1. Analisis Univariate (analisis deskriptif)
Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
2. Analisis Bivariate
44
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1.Hasil Penelitian
5.1.1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu Selatan (SMAN 1
Bengkulu Selatan) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “duayu top
cyber school” merupakan salah satu sekolah negeri unggulan di kabupaten Bengkulu Selatan dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional 10700973. Sekolah ini berdiri pada tanggal 25 Juli 1963 dan beralamat di Jalan Pangeran Duayu Manna.
Berbagai fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar telah disediakan di sekolah ini seperti 24 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang multimedia, 1 laboratorium MIPA, 1 lapangan basket, dan 2 lapangan volly untuk sarana olahraga siswa-siswi. Selain itu di sekolah ini juga dilengkapi 1 ruang UKS, 1 ruang aula dan 1 bangunan masjid yang ada didalam lingkungan sekolah. SMAN 1 Bengkulu Selatan dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan didampingi 50 orang tenaga pendidik serta 15 orang staff tata usaha.
5.1.2.Karakteristik Responden
Karakteristik responden didapat berdasarkan data yang telah diisi oleh reponden pada kuesioner. Karakteristik responden tersebut berupa jenis kelamin, umur, kelas, penyuluhan sebelumnya, dan riwayat keluarga penderita kanker payudara.
Tabel. 4.1. Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 25 50,0
Perempuan 25 50,0
Umur
16 Tahun 23 46,0
17 Tahun 25 50,0
18 Tahun 2 4,0
Kelas
XII MIPA 43 86,0
XII IPS 7 14,0
Penyuluhan Sebelumnya
Pernah 0 0,0
Tidak Pernah 50 100
Riwayat Kanker
Payudara Pada Keluarga
Ada 0 0,0
Tidak Ada 50 100
46
(4%) memiliki umur 18 tahun. Jumlah responden yang berasal dari kelas XII MIPA lebih banyak dibandingkan dari kelas XII IPS yaitu 43 orang (86%) dan 7 orang (14%).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tidak ada responden yang memenuhi kriteria eksklusi. Ini terbukti dari 50 orang (100%) responden belum pernah mendapat penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara. Hal ini juga dikuti dengan seluruh responden 50 orang (100%) tidak memiliki riwayat keluarga penderita kanker payudara.
5.1.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test
Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh reponden maka didapatkan nilai pre-test dan post-test sebagai berikut:
Tabel. 4.2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Tingkat
Pengetahuan Skor
Pre-test Post-test
N % n %
Baik 11-14 0 0,0 47 94,0
Cukup 8-10 10 20,0 3 6,0
Kurang 0-7 40 80,0 0 0,0
5.1.4.Tingkat Pengetahuan Pre-test dan Post-test Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat pengetahuan saat pre-test dikelompokan berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Laki-laki 0 0,0 4 16,0 21 84,0 25 100 Perempuan 0 0,0 6 24,0 19 76,0 25 100
Dilihat dari tabel 4.3 didapatkan bahwa sebelum dilakukannya penyuluhan kelompok responden laki-laki yang memiliki pengetahuan cukup hanya 4 orang (16%), hal ini lebih sedikit dibandingkan kelompok perempuan yang memiliki tingkat pengetahuan yang sama yaitu 6 orang (24%). Untuk tingkat pengetahuan kurang terdapat 21 orang (84%) responden laki-laki, sedangkan responden perempuan yang memiliki pengetahuan kurang adalah sebanyak 19 orang (76%).
Dari tabel 4.3 di atas, dilakukan uji analisis statistika Chi-Square
tests untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan
pada pre-test. Hasil yang didapatkan value Chi-Square tests adalah 0,500 dengan p value sebesar 0,480 (>0,05). Hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan tingkat pengetahuan pada pre-test.
48
Tabel. 4.4. Distribusi Tingkat Pengetahuan Post-test Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Cukup Kurang
N % N % N % N %
Laki-laki 23 92,0 2 8,0 0 0,0 25 100 Perempuan 24 96,0 1 4,0 0 0,0 25 100
Berdasarkan tabel 4.4 tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh kelompok responden laki-laki dan perempuan setelah dilakukannya penyuluhan didominasi dengan tingkat pengetahuan baik. Hal ini terlihat jumlah responden laki-laki yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah sebanyak 23 orang (92%) dan yang memiliki tingkat pengetahuan cukup hanya 2 orang (8%). Sementara itu pada kelompok responden perempuan dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 24 orang (96%) dan 1 orang (4%) responden memiliki tingkat pengetahuan cukup.
Uji analisis statistik Chi-Square juga dilakukan pada data tabel 4.4, dari uji analisis didapatkan value Chi-Square Tests adalah 0,355 dan p
value adalah 0,552. Berdasarkan p value yang diperoleh maka p > 0,05,
maka ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden dengan tingkat pengetahuan pada post-test.
Tabel. 4.5. Distribusi Tingkat Pengetahuan Pre-test Berdasarkan Umur Umur
(Tahun)
Tingkat Pengetahuan
Total
Baik Cukup Kurang
n % N % N % N %
16 0 0,0 3 13,0 20 87,0 23 100 17 0 0,0 7 28,0 18 72,0 25 100
18 0 0,0 0 0 2 100 2 100
Dari tabel 4.5 pada kelompok umur 16 tahun hanya 3 orang (13%) responden yang memiliki tingat pengetahuan cukup dan 20 orang (87%) memiliki pengetahuan kurang. Untuk umur 17 tahun terdapat 7 orang (28%) berpengetahuan cukup dan 18 orang (72%) berpengetahuan kurang. Sementara itu responden yang memiliki umur 18 tahun semuanya memiliki tingkat pengetahuan kurang atau sebanyak 2 orang (100%).
Pada tabel 4.5 dilakukan uji Correlations untuk mengetahui hubungan antara umur dengan tingkat pengetahuan responden pada saat
pre-test. Berdasarkan uji Correlations Pearson didapatkan r-hitung
sebesar 0,277 dengan α = 5% dan p value = 0,052. Dari hasil tersebut
maka p value > 0,05, artinya tidak ada hubungan antara umur responden dengan tingkat pengetahuan pada pre-test.
50
Tabel. 4.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Post-test Berdasarkan Umur orang (8,7%) berpengetahuan cukup. Responden yang memiliki umur 17 tahun sebanyak 24 orang (96%) berpengetahuan baik dan hanya 1 orang (4%) saja pada kelompok ini yang berpengetahuan cukup. Kelompok responden yang berumur 18 tahun sebanyak 2 orang (100%) memiliki pengetahuan baik.
Data tabel 4.6 dilakukan uji Correlations Pearson untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pengetahuan responden pada
post-test. Berdasarkan uji statistika didapatkan r-hitung sebesar 0,270 dengan
α = 5% dan p value = 0,058. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara
umur responden terhadap tingkat pengetahuan pada post-test, karena p
value yang didapatkan lebih besar dari pada 0,05.
5.1.6.Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan Post-test Beradasarkan Jenis Pertanyaan
Tabel. 4.7. Distribusi Frekuensi Jawaban Pada Pre-test dan Post-test Beradasarkan Jenis Pertanyaan
No Pertanyaan
Frekuensi Responden
Pre-test Post-test
n % n %
1 Definisi Kanker Payudara 7 14,0 44 88,0 2 Faktor Risiko: Penderita Kanker Payudara 26 52,0 47 94,0
3 Faktor risiko: Usia Menstrusi Pertama 6 12,0 45 90,0
4 Faktor Risiko: Usia Melahirkan Anak ke-1 8 16,0 43 86,0 5 Gejala Kanker Payudara 4 8,0 43 86,0 6 Tindakan Pencegahan 35 70,0 46 92,0 7 Cara Mendeteksi Dini 24 48,0 47 94,0
8 Definisi SADARI 22 44,0 48 96,0
9 Tujuan SADARI 38 76,0 48 96,0
10 Hari Melakukan SADARI 3 6,0 46 92,0 11 Pengulangan SADARI 39 78,0 48 96,0 12 Jumlah Tahapan SADARI 11 22,0 48 96,0
13 Tahapan SADARI 18 36,0 45 90,0
14 Tujuan Tahapan SADARI 41 80,0 48 96,0
52
(22%) dan setelah dilakukan penyuluhan (post-test) terdapat 48 orang (96%) yang dapat menjawab dengan benar.
5.1.7.Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan
Data yang akan peneliti analisis adalah data hasil kuesioner tentang deteksi dini kanker payudara yang diisi responden. Analisis dilakukan pada data kuesioner yang diambil sebelum dilakukan penyuluhan
(pre-test) dan data kuesioner yang diambil setelah dilakukan penyuluhan
(post-test). Dengan setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Pada data pre-test dan post-test dilakukan uji normalitas sebagai syarat uji parametrik dalam hal ini adalah uji-t berpasangan (Uji t dependen). Dari uji normalitas dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk didapatkan data pre-test berdistribusi normal p value > 0,05. Pada data
post-test ditemukan data tidak berdistribusi normal p value < 0,05,
sehingga dilakukan usaha trasnformasi data, setelah dilakukan transformasi, hasil yang didapatkan data tetap tidak berdistribusi normal. Dengan demikian, untuk analisis data pengetahuan pre-test dan
post-test dilakukan uji non-parametrik yaitu uji Wilcoxon.
Tabel. 4.8. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan
Variabel Mean Z P
Pengetahuan Pre-test 5,64 -6.170 .000
Post-test 12,92
(pre-test) dan sesudah (post-(pre-test) penyuluhan terhadap pengetahuan pelajar
tentang deteksi dini kanker payudara.
5.2.Pembahasan
Penyuluhan kesehatan ditujukan untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok agar hidup sehat salah satunya melalui edukasi (pendidikan) (Ali, 2010). Penyuluhan (pendidikan) kesehatan dapat dilakukan di sekolah, karena merupakan langkah yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Hal ini dikarenakan sekolah merupakan lembaga yang dengan sengaja didirikan untuk membina dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental, moral, maupun intelektual. Pendidikan kesehatan, khususnya bagi murid utamanya untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri serta lingkungannya serta ikut aktif di dalam usaha-usaha kesehatan (Notoatmodjo, 2010). Berbagai topik kesehatan dapat dijadikan bahan dalam penyuluhan kesehatan salah satunya adalah tentang deteksi dini kanker payudara, karena sepertiga dari penyakit kanker dapat ditemukan cukup dini untuk dapat disembuhkan (Ramli, Umbas, & Panigoro, 2002).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan khususnya pelajar SMAN 1 Bengkulu Selatan. Seluruh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pelajar dari kelas XII, yang terdiri dari 25 orang laki-laki dan 25 orang perempuan serta memiliki kisaran umur antara 16 tahun sampai 18 tahun.
54
Jika dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, pada pre-test responden laki-laki lebih banyak memiliki pengetahuan kurang dibandingkan responden perempuan, walaupun tidak terdapat perbedaan yang cukup besar. Ini juga terlihat pada post-test, responden perempuan yang berpengetahuan baik sedikit lebih banyak dari pada responden laki-laki. Perbedaan tingkat pengetahuan ini dapat disebabkan oleh perbedaan minat dan pengalaman. Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu, sedangkan pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Mubarak, Chayatin, Rozikin, & Supradi, 2007). Akan tetapi berdasarkan uji statistik Chi-Square pada penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin responden terhadap tingkat pengetahuan pada pre-test maupun saat post-test.
Berdasarkan umur tingkat pengetahuan pada setiap kelompok berbeda-beda. Kelompok umur 18 tahun pada post-test 100% memiliki pengetahuan kategori baik. Hal ini berhubungan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah umur, dengan bertambahnya umur perkembangan aspek psikologis taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, Chayatin, Rozikin, & Supradi, 2007). Akan tetapi, saat dilakukannya pre-test semua responden kelompok umur 18 tahun memiliki pengetahuan kurang, sedangkan pada kelompok umur 17 tahun hanya 72%. Kekurang sesuaian antara teori yang ada pada pre-test disebabkan karena ketidakseimbangan jumlah responden pada setiap kelompok usia dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan. Dari uji Correlations Pearson, pada penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pengetahuan saat pre-test maupun pada
post-test.
telah banyak dijawab benar oleh responden. Hal ini dipengaruhi oleh kesadaran dan penalaran yang baik oleh responden, sedangkan rendahnya kemampuan responden untuk menjawab benar pada pertanyaan lainnya saat
pre-test disebabkan kurangnya informasi yang diperoleh responden.
Kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara dan resiko kanker payudara dapat mengakibatkan tidak akuratnya persepsi tentang penyakit dan kurangnya pemanfaatan teknik deteksi dini (Puspitasari, 2012).
Berdasarkan hasil uji beda (Wilcoxon) didapatkan nilai z-hitung -6,170
dengan α = 0,05 dan p value sebesar 0,000 (<0,05). Hal ini berarti ada beda
yang signifikan antara sebelum dan sesudah penyuluhan terhadap pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan pelajar kelas XII di SMAN 1 Bengkulu Selatan pada tahun 2015.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di SMK Bisnis Manajemen Administrasi Perkantoran Bina Satria Medan. Pada pre-test dengan jumlah sampel 25 orang didapatkan 14 orang (56%) memiliki pengetahuan kurang baik, sedangkan pada post-test terdapat 25 orang (100%) berpengetahuan baik. Hail analisis menggunkan uji independent sample t-test diperoleh nilai t hitung -22,179, dengan nilai p = 0,00 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan tentang SADARI efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada kelompok perlakukan, berarti ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang SADARI terhadap pengetahuan reponden dalam upaya deteksi dini kanker payudara (Maharani, 2010).
56
sebelum dan sesudah di berikan penyuluhan tentang SADARI adalah diterima (Fadillah, 2009).
Dalam penelitian lain yang dilakukan pada siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak, didapatkan responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 55 orang (100%), tetapi setelah penyuluhan 53 orang (96,4%) dikategorikan berpengetahuan baik. Berdasarkan hasil uji beda (Wilcoxon) diperoleh diperoleh z-hitung pengetahuan siswi tentang kanker payudara (sebelum dan sesudah penyuluhan) sebesar 6,456 dan diperoleh
p-value (0,000) < 0,05 sehingga ada perbedaan pengetahuan tentang kanker
payudara sebelum dan sesudah penyuluhan (Hidayati, Salawati, & Istiana, 2011).
Selain itu penelitian mengenai pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan SADARI terhadap pengetahuan remaja putri pernah dilakukan di SMK N 1 Karanganyar. Hasil yang didapatkan dari uji Wilxocon adalah
p-value = 0,000. Hal ini menunjukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan
tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara terhadap pengetahuan remaja putri (Viviyawati, 2014).
Di MAN Mantingan juga telah dilakukan penelitian serupa mengenai pengaruh penyuluhan tentang SADARI terhadap pengetahuan siswi kelas 2. Terdapat 58 siswi yang menjadi responden dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata pre-test sebesar 47,45 dan nilai rata-rata
post-test sebesar 70,55. Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai p (0,000) <
α (0,05) maka artinya ada beda nilai pre-test dan post-test. Dengan demikian
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan dan setelah dilakukan penyuluhan. Tingkat pengetahuan responden sebelum penyuluhan berada dalam kategori kurang (80%), setelah dilakukan penyuluhan tingkat pengetahuan responden menjadi kategori baik (94%). Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara responden laki-laki dan perempuan, tetapi tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan. Pada setiap kelompok umur memiliki perbedaan tingkat pengetahuan, akan tetapi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara umur dengan tingkat pengetahuan. Dengan demikian penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara efektif dalam meningkatkan pengetahuan pelajar kelas XII mengenai deteksi dini kanker payudara.
6.2.Saran
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Anatomi Payudara
Payudara merupakan organ penting dalam kehidupan manusia sejak dari neonatus atau periode bayi yaitu untuk kelanjutan kehidupan sehubungan dengan produksi ASI yang dibutuhkan pada periode itu sampai masa kehidupan dewasa, di mana payudara sebagai salah satu lambang keperempuan (Prawirohardjo, 2011). Bentuk payudara biasanya kubah (dome) yang bervariasi antara bentuk konikal pada nulipara hingga bentuk pendulous pada multipara (Prawirohardjo, 2011). Kelenjar payudara wanita dewasa belum pernah melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah menyusui bentuknya cenderung menurun dan mendatar sedangkan kelenjar payudara wanita lanjut usia mengalami atrofi bertahap (trans. Japaries, 2013).
Gambar 2.1. Kelenjar Payudara Potongan Anterolateral Sumber Netter, 2011
8
Gambar 2.2. Kelenjar Payudara Potongan Sagital Sumber Netter, 2011
Payudara mendapat vaskularisasi dari 2 arteri utama yaitu arteri mammaria interna dan arteri torakalis lateralis. Kurang lebih 60% payudara mendapat perdarahan dari arteri perforantes mammaria interna yaitu meliputi bagian medial dan sentral dan bagian kranial. Bagian atas dan lateral payudara diperdarahi oleh arteri torakalis lateralis. Sebagian kecil payudara juga diperdarahi oleh arteri torakoakromialis cabang pektoralis, cabang arteria interkostalis III, IV serta a/v subkapular dan torakodorsalis. Sementara itu, terdapat tiga grup vena dalam yang keluar dari payudara (Prawirohardjo, 2011), yaitu:
1. Vena interkostalis: yang melintang di regio posterior dari payudara dari interkosta 2 sampai interkosta 6 dan mengalirkan darah vena ke vena vertebralis bagian posterior dan akhirnya ke v. Azigos untuk berakhir di vena cava superior.
3. Vena mammaria interna: merupakan pleksus vena terebesar yang mengalirkan darah vena dari payudara. Vena ini kemudian bermuara di v.inominata.
Gambar 2.3. Vaskularisasi Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011
10
Gambar 2.4. Saluran Limfe pada Kelenjar Payudara Sumber Netter, 2011
Seiring bertambahnya usia payudara terus tumbuh dan berkembang yang dipengaruhi oleh hormon. Hormon estrogen melancarkan pertumbuhan payudara sedangkan progesteron menghambat. Kedua hormon ini bersama-sama menyebabkan perkembangan duktus, lobulus, dan alveolus dari jaringan payudara (Prawirohardjo, 2011). Perkembangan payudara dari masa pubertas sampai kepada maturitas, dibedakan dalam lima fase yaitu:
Tabel 2.1. Fase Perkembangan Payudara Fase I
Usia Pubertas
Preadolesen elevasi dari nipple dengan tidak adanya massa glandular teraba atau tidak ada pigmentasi areola Fase II
Usia 11,1 + 1,1 tahun
Timbulnya jaringan glandular subareolar nipple dan payudara tampak sebagian tonjolan di dinding dada Fase III
Usia 12,2 + 1,09 tahun
Meningkatnya massa glandular dengan pembesaran payudara dan meningkatnya diameter dan pigmentasi dari areola. Kontur payudara dan nipple berada pada satu dataran
Fase IV
Usia 13,2 + 1,15 tahun
Pembesaran areola dan pigmentasi bertambah, nipple dan areola mulai berbentuk tonjolan tersendiri di payudara Fase V
Usia 15,3 + 1,7 tahun
Akhir dari masa pertumbuhan adolesen payudara dengan kontur yang licin dengan tidak adanya pengerasan areola dan nipple
2.2.Kanker Payudara
2.2.1.Definisi Kanker Payudara
Istilah kanker merujuk ke semua tumor ganas yang sering digunakan masyarakat awam (trans. Japaries, 2013). Kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker (Pusdatin Kemenkes RI, 2015). Kanker merupakan penyakit neoplastik dengan perjalanan alamiah yang bersifat fatal. Tidak seperti sel-sel tumor jinak, sel kanker menunjukan sifat invasi dan metastatis, serta sangat anaplastik. Istilah kanker kadang-kadang digunakan sebagai sinonim istilah karsionoma (Dorlan, 2012).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 796 tahun 2010, kanker payudara adalah keganasan dari sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Suprianto (2010) berpendapat bahwa kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel.
Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi itulah yang disebut kanker payudara (Suprianto, 2010).
2.2.2.Epidemiologi Kanker Payudara
Berdasarkan riset dari Internasional Agency for Research on
Cancer (IARC) pada tahun 2012, kanker payudara menjadi kanker
12
Tabel 2.2. Angka Kejadian dan Kematian Kanker pada Wanita di Dunia
Kanker Incidence Mortality
Jumlah (%) Jumlah (%)
Sumber Internasional Agency for Research on Cancer (IARC), 2012.
Di Indonesia kanker payudara adalah penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi kedua. Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2013 angka kejadian kanker payudara adalah 0,5‰ atau sebanyak 61.682. Di bawah ini adalah prevalensi kejadian kanker payudara beberapa provinsi di Indonesia.
Tabel 2.3. Prevalensi Kanker Payudara di Indonesia
Provinsi ‰ Diagnosis Dokter Estimasi Jumlah Absolut
Sumatera Utara 0,4 2.682
Sulawesi Selatan 0,7 2.975
Sumber Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI, 2015.
2.2.3.Etiologi dan Faktor Risiko Kanker Payudara
1. Diet, faktor yang dapat memperberat seperti peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pasca monopause, diet ala barat yang tinggi lemak (western style), dan minuman beralkohol.
2. Hormon dan faktor reproduksi
a. Menarche atau menstruasi pertama pada usia relatif muda (kurang dari 12 tahun)
b. Menopause atau mati haid pada usia relatif lebih tua (lebih dari 50 tahun)
c. Belum pernah melahirkan d. Infertilitas
e. Melahirkan anak pertama pada usia relatif lebih tua (lebih dari 35 tahun)
f. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama g. Tidak menyusui
3. Radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudara
4. Riwayat keluarga, telah diketahui gen berperan terjadinya kanker payudara yaitu BRCA1, BRCA2 dan juga pemeriksaan histopatologi faktor proliferasi p53 germaline mutation. Adanya riwayat menderita kanker pada keluarga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit:
a. Tiga atau lebih keluarga (saudara ibu/klien atau bibi) dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium
b. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium usia di bawah 40 tahun
c. Adanya keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara dan ovarium
d. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
14
1. Usia lebih dari 65 tahun
2. Riwayat keluarga menderita kanker payudara 3. Mutasi gen BRCA2
4. Klinefelter’s syndrome (Laki-laki yang memiliki X kromosom
berlebih)
5. Penderita penyakit hati, seperti sirosis
6. Terpapar radiasi dari tatalaksana kanker di daerah toraks 7. Mendapat terapi kanker prostat dengan estrogen-related drugs 8. Obesitas
2.2.4.Manifestasi Klinis Kanker Payudara
Sebagian besar bermanifestasi sebagai massa payudara yang tidak nyeri. Lokasi massa kebanyakan di kuadran lateral atas, umumnya lesi soliter, konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang (stadium lanjut dapat terfiksasi ke dinding toraks). Massa cenderung membesar bertahap, dalam beberapa bulan bertambah besar secara jelas (trans. Japaries, 2013).
Benjolan yang semakin lama semakin membesar dan melekat pada kulit, menimbulkan perubahan pada kulit payudara dan puting payudara. Itulah yang membuat puting payudara tertarik ke dalam (retraksi), serta berwarna merah mudah atau kecoklatan sampai menjadi oedema, sehingga terlihat seperti kulit jeruk, mengerut, atau timbul borok pada payudara. Semakin lama, borok membesar dan mendalam. Inilah yang akan menghancurkan seluruh payudara (Suprianto, 2010).
2.2.5.Penegakan Diagnosa Kanker Payudara
Dalam penegakan diagnosa kanker payudara diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Anamnesis
Harus mencakup status haid, perkawinan, partus, laktasi, dan riwayat kelainan payudara sebelumnya, riwayat kanker pada keluarga, fungsi kelenjar tiroid, penyakit ginekologi, dan lainnya. Terkait riwayat penyakit sekarang terutama harus perhatikan waktu timbulnya massa, kecepatan pertumbuhan, dan hubungan dengan haid (trans. Japaries, 2013).
2. Pemeriksaan Fisik
Tahapan dalam pemeriksaan payudara (Clinical Breast Examination) adalah sebagai berikut (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2010): a. Persiapan: menjelaskan kepada pasien tindakan yang akan
dilakukan dan meminta pasien untuk membuka pakaian mulai pinggang ke atas.
b. Inspeksi: perhatikan bentuk, ukuran, puting, kerutan atau lekukan, ruam atau nyeri pada kulit. Lihat puting susu dan perhatikan bentuk dan ukuran serta arah jatuhnya puting (minta pasien membungkuk) tergantung seimbang atau tidak.
16
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan (Manuaba, 2010), adalah:
T4/ LABC, klinis dan stologi mencurigakan)
b) Bone survey, sama dengan diatas dan tidak tersedia fasilitas
untuk bone scan.
c) CT-scan
d) MRI (penting untuk mengevaluasi “volume tumor”)
b. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus (Fine Needle Aspiration Biopsy/ FNAB/ FNA)
Dilakukan pada lesi/tumor payudara yang klinis dan radiologi/imaging dicurigai ganas. Di negara maju akurasi FNAB sangat baik sehingga dapat dijadikan standar diagnosis pasti KPD. Di Indonesia, akurasi FNAB sudah semakin baik (>90%) sehingga pada beberapa senter dapat direkomendasikan penggunaan FNAB.
c. Pemeriksaan Histopatologi (Gold Standard Diagnostic)
1) Stereotactic biopsy dengan bantuan USG atau mammogram
pada lesi nonpalpabel
2) Core Neddle Biopsy (micro-specimen)
3) Vacum assisted biopsy (mammotome)