commit to user
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK
CAKAR DI KABUPATEN KLATEN
SKRIPSI
Oleh :
PRIMASARI ARISKA WIDJAYANTI
H 0808191
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehinggga penyusun dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar Di Kabupaten Klaten”. Pada kesempatan ini penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penyusun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penyusun tujukan terutama kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta serta selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam masa studi dan penyusunan skripsi.
4. Nuning Setyowati, SP.M.Sc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Arip Wijianto, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. R. Kunto Adi, SP, MP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan
masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
7. Dosen-dosen Agribisnis yang telah memberikan nasehat, motivasi dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu.
8. Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Klaten beserta staff yang telah membantu dalam perijinan penelitian.
9. Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Disperindagkop Kabupaten Klaten beserta staffnya yang telah memberikan bantuan dan bimbingan.
commit to user
11.Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Widjaya Santosa M.Si dan Dra. Wiwik Nur Subarjiyanti terimakasih untuk kasih sayang, doa dan semangat hidup yang dicurahkan.
12.Adikku tersayang Broshtito Danys Widjaya yang telah memberikan semangat dan doa.
13.Obaja Gilang Saputra untuk kasih sayang, sukacita, doa yang terus diberikan sampai detik ini dan selalu ada buatku.
14.Mami Mia, Papa Nug, Chynthia, Jannice dan Andreas yang selalu memberikan semangat, doa, dan kasih sayang.
15.Saudara-saudaraku tersayang 7Peoplez Inar, Inneke, Febbry, Yurike, Maria dan Christy terimakasih untuk kasih sayang dan semua waktu yang telah dihabiskan bersama, aku belajar tentang hidup dan persahabatan melalui kalian dan waktuku empat tahun terasa begitu cepat karena kalian disampingku.
16.Keluarga Wisma Risky (Arum, Tyas, Yuannida, Ayu, Ririn, Putri) yang telah memberikan semangat dan mengajarkan arti kehidupan.
17.Keluarga besar Agribisnis 2008 terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang akan selalu jadi kenangan terindah.
18.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Surakarta, Oktober 2012
commit to user
4. Strategi Pengembangan Usaha ... 13
5. Analisis Perumusan Strategi ... 14
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 17
D. Asumsi... .. ... 21
E. Pembatasan Masalah... 21
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 21
III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 24
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 24
C. Metode Penentuan Responden... 25
D. Jenis dan Sumber Data ... 28
E. Metode Pengumpulan Data ... 28
F. Teknik Analisis Data ... 29
IV.KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam ... 34
commit to user
1. Jumlah Penduduk ... …… 35
2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... …… 35
3. Keadaan Penduduk Menurut Umur ... 37
C. Keadaan Perindustrian ... 38
D. Keadaan Pertanian ... 40
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... .... 42
1. Identitas Responden ... ... 42
2. Bahan-Bahan Dalam Pembuatan Keripik Cakar ... …... 44
3. Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... …... 45
4. Poses Produksi Keripik Cakar ... 48
5. Pemasaran Keripik Cakar ... 52
B. Analisis Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 52
1. Analisis Biaya ... 52
2. Penerimaan ... 54
3. Pendapatan... 55
C. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha AgroindustriKeripik Cakar di Kabupaten Klaten ... …… 55
1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 55
2. MatrikIFE dan EFE ... 68
3. MatrikIE ... 70
4. Analisis QSPM ... 71
VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
commit to user
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri
Pengolahan Pangan/Minuman di Kabupaten Klaten ... 3
Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 4
Tabel 3. Perbandingan Rata-rata Permintaan Produk Keripik Cakar dan Keripik Belut yang Terjual Dalam Bulan Mei-Juli 2012 di Kabupaten Klaten... 12
Tabel 4. Matrik QSP ... 19
Tabel 5. Pelaku Usaha Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 26
Tabel 6. Matriks Internal- External (IE)... 31
Tabel 7. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan serta Sex Ratio di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 36
Tabel 8. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 37
Tabel 9. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha di Kabupaten Klaten ... 39
Tabel 10. Nilai Produksi Industri di Kabupaten Klaten Tahun 2011 ... 39
Tabel 11. Jenis-jenis Komoditi Peternakan di Kabupaten Klaten Tahun 2008-2010 ... 40
Tabel 12. Identitas Responden Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 42
Tabel 13. Alasan Mengusahakan Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 43
Tabel 14. Biaya Total Rata-rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012 ... 53
Tabel 15. Produksi dan Penerimaan Rata-Rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012 ... 54
Tabel 16. Pendapatan Rata-Rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012... 55
Tabel 17. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Internal Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 60
Tabel 18. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Eksternal Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 67
Tabel 19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 68
Tabel 20. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 69
commit to user
Tabel 22. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Usaha Agroindustri
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Identitas Responden... 81
Lampiran 2. Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 82
Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar . 85 Lampiran 4. Biaya Tetap Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 92
Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 93
Lampiran 6. Biaya Saprodi Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 94
Lampiran 7. Biaya Variabel Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 95
Lampiran 8. Penerimaan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 96
Lampiran 9. Biaya Total Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 97
Lampiran 10. Pendapatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 98
Lampiran 11. Perhitungan Penentuan Bobot ... 99
Lampiran 12. Perhitungan Penentuan Rating ... 100
Lampiran 13. Analisis QSPM ... 102
Lampiran 14. Daftar Pertanyaan Responden ... 103
commit to user
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK CAKAR DI KABUPATEN KLATEN
Primasari Ariska Widjayanti H0808191
RINGKASAN
Primasari Ariska Widjayanti. H0808191. 2012. “StrategiPengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten”. Skripsi dengan pembimbing Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si dan Arip Wijianto, SP, M.Si. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak perkembangan sektor pertanian. Agroindustri merupakan pengolahan hasil pertanian yang merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda dan dapat meningkatkan nilai tambah. Salah satu olahan makanan yang dihasilkan adalah keripik cakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha keripik cakar di Kabupaten Klaten pada bulan Mei, untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten dan untuk mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.
Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive, yaitu Kabupaten Klaten dengan pertimbangan yaitu daerah tersebut terdapat suatu agroindustri yang mengolah cakar ayam menjadi keripik cakar dalam skala rumah tangga. Pengambilan responden untuk analisis usaha menggunakan teknik proportional random sampling. Pengambilan responden untuk strategi pengembangan secara purposive sampling. Metode analisis data dalam analisis usaha yaitu analisis biaya, penerimaan dan pendapatan. Metode analisis data dalam strategi pengembangan yaitu dengan Matriks IFE dan Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks QSP.
commit to user
STRATEGY OF OUTSTANDING CLAW CRACKERS AGROINDUSTRY IN KLATEN REGENCY
Primasari Ariska Widjayanti H0808191
SUMMARY
PRIMASARI ARISKA WIDJAYANTI. H 0808191. “STRATEGY OF OUTSTANDING CLAW CRACKERS AGROINDUSTRY IN KLATEN REGENCY”. The thesis is assisted by Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M. Si and Arip Wijianto, SP, M.Si. Agricultural Faculty of Sebelas Maret Surakarta University.
In the building of agricultural, agroindustry ia a prime mover of agricultural development. Agroindustry is a processing of agricultural corp which change fresh and original agricultural product form into different shape and increase the positive value. One of the food whim which resulted is claw crackers. The purpose of the research is to find out the number of revenue, cost and income of claw crackers enterpreneur in Klaten Regency, to see the internal and external factors which affect the developing of claw crackers agroindustry in Klaten Regency and to know priorityc alternative which can be applied in developing claw crackers agroindustry in Klaten Regency.
The basic method is descriptive. Choosing research location is done intentionally or purposive, in Klaten Regency by consideration that the area is an agroindustry place where chicken claw is processed become claw crackers in household scale. Respondent taking of exertion analysis uses Proportional Random Sampling technique. Respondent taking of developing stategy uses Purposive Sampling. Data analyzed method in exertion analysis is cost analysis, revenue, and income. Data analyzed method in developing stategy is using IFE Matrix and EFE Matrix, IE Matrixs and QSP Matrix.
commit to user
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian,
sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor
yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian dalam
pembangunan negara mempunyai peranan yang penting karena sektor
pertanian dapat memecahkan permasalahan nasional yaitu penyediaan bahan
baku industri, peningkatan devisa, peningkatan pendapatan masyarakat dan
perluasan lapangan kerja. Pembangunan pertanian diarahkan untuk
meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kehidupan petani,
meningkatkan pendapatan petani sehingga kehidupannya lebih sejahtera dan
memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat
pengangguran. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling berperan dalam
mengembangkan pembangunan Indonesia yaitu sebagai dasar pembangunan
sektor-sektor yang lain (Setyo,2011).
Dalam arti luas, pertanian terdiri dari lima subsektor, diantaranya
adalah tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan
menurut Soekartawi (1999). Subsektor peternakan juga mempunyai peranan
penting dalam usaha menyejahterakan rakyat. Dalam pembangunan pertanian,
agroindustri merupakan penggerak perkembangan sektor pertanian.
Agroindustri merupakan pengolahan hasil pertanian yang merubah bentuk
produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda. Contoh
kegiatan agroindustri adalah pengolahan produk peternakan. Salah satu
strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah dari subsektor
peternakan adalah dengan mengolah terlebih dahulu sebelum melalui proses
pemasaran. Tindak lanjut nyata dari strategi tersebut adalah dengan
menciptakan produk olahan dalam bentuk setengah jadi atau barang jadi yang
bahan bakunya berasal dari hasil pertanian.
Agribisnis merupakan kegiatan usaha yang meliputi keseluruhan atau
commit to user
pemasaran dan lembaga penunjang yang ada hubungannya dengan pertanian.
Untuk mengembangkan sektor pertanian yang berdaya saing, agroindustri
pengolahan diharapkan mampu menjadi lokomotif dan dapat menjadi salah
satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah perekonomian masyarakat.
Selain itu dengan adanya agroindustri pengolahan ini diharapkan mampu
meningkatkan nilai jual produk tersebut yang secara langsung akan
berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha agroindustri serta lebih banyak
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat (Anonima, 2012).
Subsistem agroindustri merupakan subsistem yang sangat potensial
untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena sektor industri memberikan
kontribusi yang besar terhadap PDRB. Dengan mengembangkan sektor
industri pengolahan ini merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk
mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri
baru di sektor pertanian, menciptakan nilai tambah, meningkatkan penerimaan
devisa dan menciptakan lapangan kerja. Sektor industri pengolahan
merupakan salah satu penyumbang dalam memantapkan perekonomian di
Indonesia. Keberadaan sektor industri pengolahan merupakan salah satu
motor penggerak yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia
(Soekartawi, 2001).
Kabupaten Klaten merupakan daerah yang memiliki berbagai industri
pengolahan pangan skala rumah tangga. Berdasarkan data Dinas Perindustrian
Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten (2011), industri
pengolahan pangan yang berada di Kabupaten Klaten memiliki potensi yang
menjanjikan untuk menambah sumber pendapatan di Kabupaten Klaten dan
commit to user
Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Pangan/ Minuman di Kabupaten Klaten
No. Jenis Industri Pengolahan Pangan/
Minuman
Jumlah Usaha (Unit)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1. Karak Beras 86 150
2. Telur Asin 62 161
3. Keripik Cakar 92 283
4. Roti/Kue Kering 38 110
5. Mie Basah 42 67
6. Kecap 6 16
7. Kacang Asin/Oven 21 30
8. Sirup 14 22
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten Tahun 2011
Berdasarkan data pada Tabel 1 diketahui bahwa ada beberapa jenis
industry pengolahan pangan/ minuman yang terdapat di Kabupaten Klaten.
Agroindustri keripik cakar merupakan agroindustri dengan jumlah unit usaha
sebanyak 92 unit dengan tenaga kerja sebanyak 283 orang. Hal ini
menunjukkan bahwa agroindustri keripik cakar merupakan salah satu
agroindustri yang mempunyai prospek dan ini perlu untuk dikembangkan.
Maka dari itu dibutuhkan suatu strategi bisnis yang baik agar menjadikan
industri ini berkembang dan dapat memberikan pendapatan daerah.
Salah satu makanan yang banyak diminati masyarakat di Kabupaten
Klaten adalah keripik cakar. Makanan ini terbuat dari cakar ayam yang
diproses sehingga menjadi keripik. Cakar merupakan sisa pemotongan ayam
setelah diambil karkasnya. Cakar ayam dijual murah di pasar-pasar yang
dihasilkan dari Rumah Potong Ayam (RPA). Dengan nilai jual cakar ayam
yang tidak terlalu tinggi maka perlu adanya alternatif pengolahan cakar ayam
yang lebih memiliki nilai jual, salah satunya adalah dengan cara pengolahan
commit to user
Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011
No. Tahun Jumlah Usaha
(Unit)
Jumlah Tenaga Kerja (Orang)
1. 2007 92 285
2. 2008 92 285
3. 2009 92 283
4. 2010 92 283
5. 2011 92 283
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten Tahun 2011
Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha
agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten dari tahun 2007 hingga 2011
jumlah pengusaha tidak mengalami perkembangan. Dengan melihat potensi
agroindustri pangan khususnya agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten
terhadap penyediaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan
masyarakat perlu dioptimalkan. Agroindustri ini dapat dijadikan sebagai
penopang perekonomian daerah. Dalam pengembangan agroindustri tidak
selalu berjalan lancar dan banyak menghadapi faktor-faktor kendala yang
menjadi permasalahan dalam mengembangkan agroindustri keripik cakar.
Dalam usaha agroindustri keripik cakar diperlukan strategi-strategi yang dapat
diterapkan untuk dapat mengembangkan usaha tersebut.
B. Rumusan Masalah
Di Kabupaten Klaten berkembang agroindustri keripik cakar yang
berskala industri kecil. Usaha ini dilakukan dengan mempertimbangkan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan, pendapatan yang akan diterima dan
penerimaan dari usaha yang dijalankan. Usaha pengembangan industri keripik
cakar di Kabupaten Klaten memiliki kekuatan dan peluang serta juga
dihadapkan pada kendala-kendala yang dapat berupa kelemahan dan ancaman.
Faktor-faktor tersebut sangat penting di identifikasikan sebagai pertimbangan
alternatif dan strategi pengembangan bisnis pada agroindustri keripik cakar.
commit to user
untuk meningkatkan kekuatan serta dapat mengurangi kelemahan dan mampu
mengantisipasi ancaman yang muncul.
Sehubungan dengan hal diatas, maka permasalahan yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah:
1. Berapa besar penerimaan, biaya dan pendapatan yang diterima pengusaha
keripik cakar di Kabupaten Klaten?
2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap
pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten?
3. Prioritas strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan
agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tentang strategi pengembangan agroindustri keripik cakar ini
mempunyai tujuan untuk :
1. Mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha
keripik cakar di Kabupaten Klaten.
2. Mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.
3. Mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam
mengembangkan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
terhadap penelitian yang dilakukan dan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakulatas Pertanian Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bagi pemerintah Kabupaten Klaten, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu
kebijakan pengembangan di sektor industri khususnya subsektor industri
commit to user
3. Bagi para pengusaha keripik cakar, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha pengembangan dan
peningkatan usaha.
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
kajian dan pertimbangan dalam melakukan penelitian pada permasalahan
commit to user
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Menurut Fatmawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul
Strategi Pengembangan Agroindustri Tempe di Kecamatan Pedan
Kabupaten Klaten diperoleh hasil bahwa kekuatan utama adalah kualitas
dan kuantitas tempe di Kabupaten Klaten yang bagus, usaha modal dan
resiko usaha yang kecil. Kelemahan utama dalam mengembangkan
agroindustri tempe adalah kecilnya modal dan sumber daya manusia yang
lemah. Peluang utama dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah
diversifikasi dan perkembangan teknologi pengolahan pangan. Ancaman
utama dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah kenaikan harga
sembako dan adanya tempe dari daerah lain. Alternatif strategi dalam
mengembangkan agroindustri tempe adalah perbaikan sarana dan
prasarana produksi dan sumber daya manusia serta penanaman modal
swasta dengan dukungan dari pemerintah, seperti meningkatkan dan
mempertahankan kualitas dan kuantitas tempe dan efisiensi penggunaan
sarana dan prasarana produksi. Prioritas strategi yang dapat diterapkan
dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah perbaikan sarana dan
prasarana produksi.
Menurut Anwar Syafrudin (2007) dengan judul penelitian Strategi
Pengembangan Bisnis Kue Mochi Kacang di Kota Sukabumi diperoleh
hasil bahwa kekuatan internal utama yang dimiliki oleh perusahaan Mochi
Kaswari Lampion adalah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan
pasar cukup tinggi dan harga jual yang relatif terjangkau. Kelemahan
utama adalah sistem akuntansi yang masih sederhana dan promosi produk
yang masih kurang. Peluang utama adalah pertumbuhan penduduk yang
tinggi, perhatian pemerintah terhadap pengembangan produk mochi
sebagai produk unggulan dan dikenalnya merk produk. Ancaman utama
adalah jaringan distribusi pemasaran pesaing yang lebih luas. Berdasarkan
commit to user
dan pelihara. Berdasarkan posisi tersebut strategi yang dapat diterapkan
adalah strategi pertumbuhan atau stabilitas. Strategi tingkat perusahaan
yang dapat dilakukan adalah dengan cara penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Berdasar analisis matriks QSP prioritas strategi
yang dapat diterapakan perusahaan mochi adalah meningkatkan kualitas
produk dan pelayanan kepada konsumen untuk dapat meningkatkan
penjualan, memperluas jaringan, perbaikan sistem manajemen dan kualitas
sumber daya manusia untuk meningkatkan profesionalisme dan
kemampuan manajerial melalui pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian Widayatno (2006) dengan judul
Analisis Pengembangan Agroindustri Emping Garut Ditinjau Dari Aspek
Sosial Ekonomi di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa kekuatan
utama yang dimiliki pengrajin emping garut adalah produk yang
dihasilkan berkualitas dan memiliki ciri yang khas. Sedangkan ancaman
utama dalam menjalankan emping garut adalah dalam modal yang
digunakan. Peluang utama adalah keadaan lahan pertanian di daerah yang
masih luas. Sedangkan ancaman utama dalam menjalankan usaha emping
garut adalah kondisi cuaca waktu memproduksi emping garut. Matriks
Internal-Eksternal memperlihatkan posisi agroindustri emping garut saat
ini berada di kolom 2 yaitu posisi pertumbuhan. Berdasarkan posisi
tersebut pengrajin emping garut perlu mendukung strategi pertumbuhan
dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal. Berdasarkan analisis
matriks QSP pengrajin emping garut dapat meningkatkan produksi dengan
menambah tenaga kerja serta mempertahankan kualitas produk dengan
menggunakan bahan baku lokal.
Menurut hasil penelitian terdahulu terdapat suatu kesamaan dengan
penelitian ini yaitu dalam memutuskan prioritas strategi agroindustri
dengan menggunakan Quantitative Strategis Planning Matrix (QSPM).
Obyek yang dikembangkan dalam penelitian terdahulu memiliki kesamaan
yaitu agroindustri. Sehingga penelitian terdahulu dapat dijadikan peneliti
commit to user
prioritas strategi yang tepat untuk mengembangkan agroindustri keripik
cakar.
B. Tinjauan Pustaka
1. Agroindustri
Menurut pendapat Suprapto (2012), dalam kerangka
pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama
perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang
posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan
nasional sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan
kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh,
maju dan efisien sehingga mampu menjadi leading sector dalam
pembangunan nasional, harus ditunjang melalui pengembangan
agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien.
Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas
yang merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk
yang berbeda sama sekali. Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah
penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Pada umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau
pabrik yang terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk
pertanian mentah hingga bentuk siap konsumsi berupa barang yang
telah dikemas (Anonim, 2012).
Agroindustri adalah industri yang berbasis pertanian yang
kegiatannya saling berhubungan mulai proses produksi, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi
produk pertanian. Menurut pendapat Soeharjo dan Badan Agribisnis
DEPTAN dalam Soekartawi (2001) bahwa agroindustri adalah
pengolahan hasil pertanian dan kerena itu agroindustri merupakan
commit to user
subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usahatani,
pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.
Dominguez dan Andriano dalam Soekartawi (2001)
mendefinisikan agroindustri sebagai involving the interrelated activities
of production, processing, transport, storage, financing, marketing and
distribution of spesific agricultural product.
Manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis
produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen,
terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian
yang perishable menjadi tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan
kualitas dari produk itu sendiri, sehingga meningkatkan harga dan nilai
tambah. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi
(2001), bahwa agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah,
meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
meningkatkan ketrampilan produsen, dan meningkatkan pendapatan.
Yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin dari meningkatnya
nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu,
diperlukan kebijaksanaan yang dapat mendistribusikan manfaat dari
terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.
2. Keripik Cakar
Cakar merupakan sisa pemotongan ayam setelah diambil
karkasnya. Masyarakat mengkonsumsi cakar ayam sejauh ini terbatas
untuk sop, semur, bacem dan lain sebagainya, tetapi masih sangat
jarang masyarakat mengkonsumsi keripik cakar, selain karena sulit
didapat di pasar juga karena sulit dalam pengolahannya. Cakar ayam
dijual murah di pasar-pasar yang dihasilkan dari Rumah Potong Ayam
(RPA). Dengan nilai jual cakar ayam yang tidak terlalu tinggi maka
perlu adanya alternatif pengolahan cakar ayam yang lebih memiliki
nilai jual, salah satunya adalah dengan cara pengolahan menjadi rambak
cakar ayam. Sebagai bahan baku rambak cakar sebenarnya merupakan
commit to user
Telah banyak dimanfaatkan hasil samping dari produksi ternak
menjadi produksi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Misalnya saja pemanfaatan cakar ayam diolah menjadi keripik cakar.
Rambak cakar ayam tergolong makanan ringan yang memiliki
sifat renyah (keras tapi mudah patah). Kerenyahan inilah sebenarnya
yang membuat rambak cakar ayam banyak disukai konsumen. Apalagi
selain renyah, rasanya juga enak, tahan lama, praktis, dan dapat
dinikmati kapan saja (Sutejo dkk, 2000).
Menurut Flead (2011), kandungan dan manfaat cakar ayam
antara lain :
a) Kandungan zat kolagen pada cakar ayam dapat menurunkan kadar
rennin dalam plasma, sehingga tidak mengungkit tekanan darah
menjadi lebih tinggi.
b) Kandungan zat kapur dan sejumlah mineral, sehingga orang yang
menderita rematik dianjurkan makan cakar ayam.
c) Kandungan hydroxyapatite yaitu salah satu makanan untuk tulang.
Mengkomsumsi cakar ayam selain dapat memelihara kekuatan
tulang, mencegah osteoporosis juga menjaga elastisitas kulit.
d) Kandungan protein kolagen dalam cakar ayam juga sangat baik bagi
pertumbuhan balita, karena protein kolagen ayam memiliki antigen
yang bersifat imunogenik yang mampu menghasilkan antibodi.
Berbagai macam produk yang memliki nilai jual tinggi tentunya
didapatkan dari kualitas produk tersebut. Dengan memanfaatkan bahan
semaksimal mungkin akan menjadikannya sebuah produk yang bernilai.
Agroindustri pengolahan memiliki peluang usaha yang menjanjikan
dengan melihat peluang-peluang yang ada di sekitarnya dan
mengolahnya menjadi sistem produksi yang baik.
Usaha keripik cakar jika dibandingkan dengan usaha pengolahan
yang lain, misalnya keripik belut sama-sama menguntungkan. Hal ini
disebabkan produk tersebut memilik rasa yang gurih dan renyah.
commit to user
salah satu makanan ringan yang praktis (dapat dinikmati kapan saja)
dan tahan lama.
Tabel 3. Perbandingan Rata-rata Permintaan Produk Keripik Cakar dan Keripik Belut yang Terjual Dalam Bulan Mei-Juli 2012 di Kabupaten Klaten
No. Bulan Keripik Cakar
(Kg)
Keripik Belut (Kg)
1. Mei 770 750
2. Juni 710 700
3. Juli 750 735
Sumber : Data Primer
Apabila dilihat dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa dalam
mengkonsumsi produk olahan tersebut, minat konsumen lebih condong
pada produk keripik cakar. Tingginya permintaan dan konsumsi
masyarakat, menjadikan peluang usaha pengolahan produk keripik
cakar sebagai ladang untuk menghasilkan keuntungan. Cakar ayam
pada umumnya menjadi bahan sisa, akan tetapi dapat dimanfaatkan
nilai rasa dan nilai ekonominya. Untuk itulah usaha pemanfaatan cakar
ayam mempunyai pangsa pasar prospektif dan peluang usaha yang
cukup menjanjikan.
3. Analisis Usaha
Menurut Soekartawi (2006), penerimaan merupakan perkalian
antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya
produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun
ketika produksi berlebihan.
Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam
satu masa produksi. Contohnya, biaya penyusutan peralatan, pajak
tanah. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya
sesuai dengan besarnya produksi. Tergolong dalam kelompok biaya ini
adalah biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja (Hernanto, 1993).
Menurut Downey dan Erickson (1992) Biaya tetap merupakan
biaya yang tidak berubah karena volume bisnis. Biaya variabel
commit to user
penjualan. Pertanyaan kunci dalam menentukan pembagian biaya ini
adalah apakah biaya dipengaruhi langsung oleh produk yang dijual.
Dengan kata lain, biaya tetap selalu ada tanpa menghiraukan jumlah
bisnis yang dilakukan. Segera setelah bisnis menghasilkan produk
untuk dijual, maka akan muncul sejumlah biaya tertentu, tanpa
memperdulikan ada tidaknya penjualan. Hal ini disebut biaya tetap atau
biaya tertanam (sunk cost). Sebaliknya, ada beberapa beban tambahan
yang dikeluarkan ketika produk dijual. Beban ini tidak dibebankan pada
perhitungan rugi–laba apabila penjualan belum diselesaikan. Hal ini
merupakan biaya variabel.
Pendapat Djuwari dalam Wulandari (2006) bahwa analisis
dalam produksi untuk menghitung pendapatan produksi dapat dilakukan
dengan pendekatan pendapatan, digunakan jika produksi yang dikelola
tidak berorientasi keuntungan. Pendapatan merupakan pengurangan
penerimaan dengan total biaya luar yang secara nyata dibayarkan untuk
masukan dari luar.
Menurut pendapat Soekartawi (2006) pendapatan merupakan
selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usaha produksi dengan
semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha produksi.
4. Strategi Pengembangan Usaha
Strategi merupakan proses penentuan rencana pengusaha atau
pemimpin yang berfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan,
disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan
tersebut dapat dicapai. Menurut Damanik (2011), Strategi
pengembangan sistem agribisnis adalah suatu proses fungsi produksi
yang akan menghasilkan produktivitas secara optimal dan efisien, maka
strategi itu merupakan keterpaduan dan keberkanjutan kerjasama dari
masing-masing subsistem agribisnis sedangkan menurut pendapat
Husein Umar (2001) Strategi merupakan seni dan ilmu untuk
commit to user
(evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang
memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang.
Menurut terjemahan Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001)
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa
depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang
dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya
kecepatan dari inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu
mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.
Menurut pendapat Pearce and Robinson dalam Umar (2001)
bahwa strategi adalah rencana berskala besar dengan orientasi ke masa
depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai
tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan
mengenai bagaimana, kapan dan dimana perusahaan akan bersaing,
dengan siapa sebaiknya bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus
bersaing.
5. Analisis Perumusan Strategi
Menurut Hariadi (2005) ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
a) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan
di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai
visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
b) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk
mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
c) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success
factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis
commit to user
d) Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai
alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang
dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
e) Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka
pendek dan jangka panjang.
Menurut Hunger dan Wheelen dalam Umar (2001), perumusan
strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk
manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat
dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi
menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat
commit to user
Tahap 3 (The Decisions Stage)
Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM)
Untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep Fred R.
David dalam Umar (2001) dilakukan melalui pemakaian beberapa
matriks dan 3 tahap pelaksanaan. Ketiga tahapan tersebut antara lain :
1. Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk
merumuskan strategi.
2. Tahap 2 disebut Tahap Pencocokan (Matching Stage), fokus pada
upaya menghasilkan strategi alternatif yang dapat dijalankan dengan
memadukan faktor-faktor esternal dan internal. Teknik-teknik tahap
2 terdiri dari Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats
(SWOT), Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks
Internal Eksternal (IE) dan Matriks Grand Strategy (Strategi
Induk).
3. Tahap 3 disebut Tahap Keputusan (Decision Stage) menggunakan
satu macam teknik yaitu Quantitative Strategis Planning Matrix
(QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari Tahap 1
untuk secara obyektif mengevaluasi strategi alternatif dapat
dijalankan yang diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM menunjukkan
commit to user
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah
Dalam perekonomian nasional maupun daerah, sektor agroindustri
mempunyai peranan yang penting. Di Kabupaten Klaten berkembang
agroindustri yang mengolah hasil pertanian. Salah satu hasil olahan
tersebut adalah keripik cakar. Dijalankannya usaha ini dengan
mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan selama proses
pembuatan sampai pemasaran, pendapatan yang akan diterima dan
penerimaan dari usaha yang dijalankan. Dalam mengembangkan usaha ini
terdapat kekuatan dan peluang dan juga terdapat kendala-kendala yang
dapat berupa kelemahan dan ancaman. Faktor-faktor tersebut sangat
penting diidentifikasikan sebagai pertimbangan alternatif dan strategi
pengembangan bisnis pada agroindustri keripik cakar. Sehingga dalam hal
ini, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan peluang untuk
meningkatkan kekuatan serta dapat mengurangi kelemahan dan mampu
mengantisipasi ancaman yang muncul.
Tahap-tahap dalam merumuskan strategi pengembangan usaha
keripik cakar di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :
1. Analisis Usaha
Analisis Usaha yang dilakukan meliputi besarnya penerimaan,
biaya dan pendapatan usaha keripik cakar. Biaya yang diperhitungkan
dalam penelitian ini adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam
usaha produksi keripik cakar. Biaya usaha dibagi menjadi dua yaitu
biaya tetap dan biaya tidak tetap. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan
terdiri dari biaya penyusutan peralatan. Sedangkan biaya tidak tetap
meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya transportasi,
biaya tenaga kerja dan biaya lainnya. Penerimaan merupakan hasil
produksi berupa keripik cakar yang keseluruhannya dijual. Penerimaan
usaha produksi keripik cakar merupakan hasil kali antara produksi yang
diperoleh dengan harga jual. Pendapatan usaha produksi keripik cakar
commit to user
produksi keripik cakar dengan semua biaya yang benar-benar
dikeluarkan dalam usaha produksi keripik cakar.
2. Analisis Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika
perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh
sebab itu tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan
eksternal menjadi sangat penting. Faktor internal merupakan
faktor-faktor yang terdapat pada agroindustri keripik cakar itu sendiri, seperti
sumber daya manusia, kondisi keuangan, produksi dan pemasaran. Tujuan
analisis faktor internal adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan
industri keripik cakar. Sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor-faktor yang terdapat di luar industri, seperti kebijakan pemerintah,
kondisi ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, persaingan bisnis,
keadaan alam dan kelembagaan. Analisis faktor ekternal bertujuan
untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan
ancaman dalam mengembangkan industri keripik cakar.
Dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal
digunakan Matriks Internal-Eksternal (IE) dikarenakan untuk
memposisikan agroindustri ke dalam matriks yang terdiri dari sembilan
sel. Matriks Internal Eksternal (IE) dibagi menjadi tiga bagian utama
yang mempunyai dampak strategis berbeda. Pertama divisi yang masuk
dalam sel I, II atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun. Strategi
intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan
produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
integrasi horisontal) mungkin paling tepat untuk divisi-divisi tersebut.
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII paling baik dikelola
dengan strategi pertahanan dan pelihara ; startegi penetrasi pasar dan
pengembangan produk merupakan dua strategi yang umum digunakan
untuk jenis-jenis divisi ini. Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI,
Organisasi-commit to user
organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai portofolio bisnis
di sekitar sel I dalam matriks IE (David, 2009).
3. Prioritas Strategi
Dari beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan pada
industri keripik cakar, perlu adanya penilaian untuk memutuskan
prioritas strategi yang harus diterapkan pada industri keripik cakar
tersebut. Pada tahap pemilihan strategi ini alat analisis yang digunakan
adalah Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM
digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang sesuai
dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Tujuan QSPM
adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness)
dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah terpilih, untuk
menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk
diimplementasikan (Umar, 2001).
Tabel 4. Matriks QSP
Faktor-Faktor
Kunci
Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3
AS TAS AS TAS AS TAS
Faktor-Faktor
Kunci Internal
Total Bobot
Faktor-Faktor
Kunci
Eksternal
Total Bobot
commit to user
Dari uraian tersebut dapat disusun bagan alur penelitian sebagai
teori pendekatan masalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten.
Agroindustri Keripik Cakar
Strategi Pengembangan Industri yang Efektif Matriks QSP
Faktor Internal 1. Sumber Daya
Manusia
2. Kondisi Keuangan 3. Produksi
4. Pemasaran
Faktor Eksternal 1. Kebijakan
Pemerintah
2. Keadaan Ekonomi 3. Sosial Budaya 4. Teknologi
5. Persaingan Bisnis 6. Pelanggan
7. Pemasok 8. Keadaan Alam
Matriks IE
Analisis Usaha Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Biaya Penerimaan
commit to user
D. Asumsi
1. Pengusaha keripik cakar dalam melakukan kegiatan produksi bertindak
rasional, yaitu ingin memperoleh keuntungan yang maksimal.
2. Harga sarana produksi dan hasil produksi diperhitungkan sesuai
dengan harga saat penelitian.
3. Keseluruhan hasil produksi dijual.
4. Keseluruhan input atau sarana produksi diperoleh dari pembelian.
E. Pembatasan Masalah
1. Analisis Usaha agroindustri keripik cakar pada bulan Mei 2012.
2. Analisis faktor internal dan eksternal menggunakan analisis kualitatif
yang disajikan dari hasil wawancara dengan responden dan hasil
pengamatan selama penelitian.
3. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Analisis
Usaha, Matriks Internal-Eksternal (IE) dan QSPM (Quantitative
Strength Planning Matriks).
4. Lingkungan eksternal yang dibahas meliputi kebijakan pemerintah,
keadaan ekonomi, sosial budaya, teknologi, pelanggan, pemasok,
keadaan alam dan persaingan bisnis.
5. Lingkungan Internal yang dibahas meliputi sumberdaya manusia,
pemasaran, produksi serta kondisi keuangan.
F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel
1. Keripik cakar merupakan makanan tradisional yang berasal dari
Kabupaten Klaten dengan bahan baku cakar ayam.
2. Pengusaha keripik cakar adalah orang yang mengusahakan industri
keripik cakar dari mulai proses produksi sampai pemasaran.
3. Agroindustri keripik cakar adalah produksi keripik cakar dari bentuk
bahan baku yang berupa cakar sampai produk tersebut dipasarkan.
4. Biaya usaha adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh
pengusaha dalam pembuatan keripik cakar selama satu bulan. Biaya
commit to user
5. Penerimaan usaha keripik cakar adalah nilai total dari produksi keripik
cakar yang diterima oleh pengusaha. Penerimaan dihitung dengan
mengalikan jumlah produk dengan harga jual yang dinyatakan dalam
rupiah (Rp).
6. Pendapatan usaha keripik cakar adalah selisih penerimaan dengan
biaya yang dikeluarkan.
7. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam
agroindustri yang mempengaruhi kinerja agroindustri secara
keseluruhan dan pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi kondisi
keuangan (biaya, produksi, pendapatan), sumber daya manusia
(ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia), pemasaran
(distribusi dan penjualan), dan produksi (proses pembuatan keripik).
8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam agroindustri
keripik cakar dan merupakan keunggulan bagi pelaksanaan
pengembangan suatu agroindustri keripik cakar.
9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam agroindustri
keripik cakar dan merupakan kekurangan bagi pelaksanaan
pengembangan suatu agroindustri keripik cakar yang masih bisa
dikendalikan pengusaha keripik cakar.
10.Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar agroindustri
yang mempengaruhi kinerja agroindustri dan pada umumnya belum
dapat dikendalikan sepenuhnya. Meliputi kondisi perekonomian
(perekonomian global), sosial dan budaya (kebiasaan masyarakat
dalam mengkonsumsi keripik cakar), kebijakan pemerintah (kebijakan
pemerintah yang terkait dengan agroindustri keripik cakar dan fasilitas
dari pemerintah), teknologi, keadaan alam dan persaingan bisnis.
11.Peluang adalah faktor-faktor yang berasal dari luar agroindustri keripik
cakar dan bersifat menguntungkan bagi pelaksanaan pengembangan
agroindustri keripik cakar
12.Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar agroindustri dan
commit to user
agroindustri keripik cakar yang tidak dapat dikendalikan pengusaha
keripik cakar.
13.Matrik IE adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor
internal dan eksternal serta untuk menentukan posisi agroindustri.
14.QSPM adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan
strategi alternatif untuk menentukan prioritas strategi yang dapat
diterapkan dalam pengembangan agroindustri keripik cakar.
15.Strategi pengembangan merupakan respon secara terus-menerus
maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal
serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat
commit to user
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Metode menunjukkan pada proses, prinsip serta prosedur yang
digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas permasalahan
yang sedang terjadi. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi dan membuat penjelasan secara sistematis, faktual
dan akurat yang terdapat dalam objek penelitian. Menurut Surakhmad (1994),
metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada pemecahan
masalah- masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah- masalah yang
aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian
dianalisis.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian campuran.
Penelitian campuran merupakan penggabungan antara penelitian kualitatif
dengan penelitian kuantitatif. Data kuantitatif maupun data kualitatif saling
dihubungkan satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. Keterhubungan ini
tergambar dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang terhubung selama
analisis data pada tahap pertama dan pengumpulan data pada tahap kedua
(Creswell, 2010).
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive,
yaitu penentuan daerah diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan
bahwa daerah ini terdapat suatu agroindustri yang mengolah cakar ayam
menjadi keripik cakar (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian ini
dilakukan di Kabupaten Klaten karena Kabupaten Klaten memiliki 361 unit
agroindustri pengolahan pangan/minuman (Data dapat dilihat pada Tabel 1),
commit to user
C. Metode Penentuan Responden
1. Penentuan Responden Untuk Analisis Usaha
Data yang dianalisis menurut Singarimbun dan Effendi (1989),
jumlah sampelnya harus besar karena nilai-nilai yang diperoleh
distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Jumlah sampel yang harus
diambil minimal 30 mengikuti distribusi normal. Penentuan responden
dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling.
Penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, jumlah sampel dan
responden yang akan diambil pada 8 kecamatan sesuai dengan jumlah
produsen di masing-masing kecamatan di Kabupaten Klaten. Teknik
pengambilan sampel ini dipakai peneliti dengan tujuan lebih memenuhi
keterwakilan sampel yang diambil dari produsen keripik cakar. Responden
penelitian ini adalah pengusaha keripik cakar. Dalam perhitungan
Proportional Random Sampling menggunakan rumus proporsi random
sampling dengan cara diundi (Sugiyono,2007).
n
1=
x N1 Nn
Dimana :
n1 = Banyaknya responden di setiap kecamatan
n = Banyaknya produsen keripik cakar di setiap kecamatan
N = Banyaknya produsen keripik cakar di seluruh kecamatan
N1 = Banyaknya sampel penelitian
Dengan menggunakan metode Proportional Random Sampling maka
diperoleh beberapa produsen yang dijadikan responden. Pelaku usaha
keripik cakar di Kabupaten Klaten yang terpilih sebagai responden
commit to user
Tabel 5. Pelaku Usaha Keripik Cakar di Kabupaten Klaten
No Kecamatan Desa Jumlah Produsen Sampel
Sumber : Data sekunder diolah
2. Penentuan Responden Untuk Perumusan Strategi
a. Penentuan Responden Tahap I (Identifikasi Faktor Internal dan
Faktor Eksternal)
Untuk menentukan sampel pada tahap ini terlebih dahulu
menentukan informasi kunci. Untuk memilih informan kunci secara
purposive sampling yaitu dalam pemilihan sampel secara sengaja
berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki responden dengan
kriteria orang yang berpengalaman dan mengetahui secara detail
tentang agroindustri keripik cakar. Informan kunci yang dipilih dalam
penelitian ini antara lain:
1. Informan utama :
Pengusaha agroindustri keripik cakar merupakan sumber informasi
yang utama dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang diteliti antara
lain 2 pengusaha agroindustri keripik cakar yang terdapat di
Kabupaten Klaten, dengan kriteria orang yang mengetahui seluk
commit to user
Pengambilan sampel ini diharapkan dapat mewakili pengusaha
agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.
2. Informan Pendukung:
a. Pemasok bahan baku
Pihak yang menyuplai bahan baku cakar ayam yang dibutuhkan
sebagai informan pendukung sebanyak 2 orang.
b. Konsumen keripik cakar
Pihak yang mengkonsumsi keripik cakar yang dibutuhkan sebagai
informan pendukung sebanyak 2 orang. Sampel yang dipilih
berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki responden
dengan kriteria orang yang telah lama mengkonsumsi keripik
cakar.
c. Instansi pemerintah
Instansi pemerintah yang ikut berperan dalam pengembangan
agroindustri keripik cakar sehingga diperlukan sebagai informasi
pendukung. Instansi pemerintah yang terkait adalah Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten
Klaten yang diambil sebanyak 1 orang.
b. Penentuan Responden Tahap II (Skor Strategi Matrik IE)
Responden pada tahap ini merupakan responden yang
berpengalaman dan mengetahui secara detail tentang agroindustri
keripik cakar. Penentuan responden secara purposive sampling dengan
kriteria tertentu. Responden Matrik IE yaitu pengusaha agroindustri
keripik cakar di Kabupaten Klaten.
c. Penentuean Responden Tahap III (Bobot dan Nilai Daya Tarik
dalam QSPM)
Dalam menentukan bobot dan Attractiveness Score (AS) dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang berisi faktor-faktor internal dan
eksternal serta alternatif strategi yang akan dirumuskan untuk menjadi
prioritas strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan usaha
commit to user
menentukan bobot dan nilai daya tarik dilakukan secara sengaja atau
purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang dalam pemilihannya
melalui pilihan-pilihan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang
dimiliki oleh pelaku usaha dengan kriteria tertentu yang ditetapkan atau
dikehendaki oleh peneliti (Mardikanto, 2010). Responden yang
digunakan dalam menentukan bobot dan nilai daya tarik yaitu
pengusaha keripik cakar yang berpengalaman cukup lama dan
Pemerintah daerah Kabupaten Klaten dari Disperindagkop dan UKM.
Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan
bahwa responden tersebut lebih mengetahui kondisi usaha keripik cakar
di Kabupaten Klaten.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau
lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari
Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten dan Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten. Data sekunder
tersebut meliputi keadaan umum daerah penelitian, keadaan
perekonomian, keadaan penduduk serta data-data lain yang berhubungan
dengan kajian dalam penelitian ini.
2. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber
primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut
(Tatang, 1990). Pada penelitian ini, data diperoleh melalui wawancara
langsung dengan menggunakan kuisioner. Narasumber dari penelitian ini
adalah pengusaha keripik cakar, instansi pemerintah yaitu Dinas
Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dan
commit to user
E.Metode Pengumpulan Data
1. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengambilan data yang digunakan
untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara
langsung kepada responden melaui tanya jawab yang didasarkan pada
daftar pertanyaan atau kuisioner.
2. Metode Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti
sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan
diteliti.
3. Metode Pencatatan
Pencatatan ini dilakukan dengan mencatat hasil wawancara pada
kuisioner dan mencatat data sekunder dari instansi atau lembaga yang
mempunyai keterkaitan dengan daerah penelitian.
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Usaha
a. Biaya Produksi
Biaya yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya yang
benar-benar dikeluarkan dalam usaha produksi keripik cakar. Nilai total
biaya pada usaha agroindustri keripik cakar adalah penjumlahan dari
nilai total biaya tetap (TFC) dan nilai total biaya variabel (TVC) yang
digunakan dalam kegiatan produksi keripik cakar.
TC = TFC + TVC
Dimana :
TC = Biaya total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)
TFC = Total biaya tetap usaha agroindustri keripik cakar (Rp)
commit to user
b. Penerimaan Usaha
Hasil produksi berupa keripik cakar yang keseluruhannya dijual.
Penerimaan usaha agroindustri keripik cakar (TR) merupakan hasil kali
antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py).
TR = Y . Py
Dimana :
TR = Penerimaan usaha agroindustri keripik cakar
Y = Produksi yang diperoleh (kg)
Py = Harga jual (Rp)
c. Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha agroindustri keripik cakar (Pd) adalah selisih
antara penerimaan yang diperoleh dari usaha agroindustri keripik cakar
dengan semua biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam usaha
produksi keripik cakar.
I = TR-TC
Dimana:
I = Pendapatan usaha agroindustri keripik cakar (Rp)
TR = Penerimaan total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)
TC = Biaya produksi total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)
2. Analisis Perumusan Strategi
a. Matriks Internal- External (IE)
Menurut David (2009), Matriks IE (Internal- External)
bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU (Strategic Business Unit)
commit to user
Pada sumbu X dari IE Matriks skornya ada tiga, yaitu: skor mulai
dari 1,00 sampai 1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah,
skor dari 2,00 sampai 2,99 menyatakan bahwa posisi rata-rata dan skor
3,00 sampai 4,00 adalah kuat. Pada sumbu Y dari IE Matriks skor 1,00
sampai 1,99 adalah rendah, skor antara 2,00 sampai 2,99 adalah sedang
dan skor 3,00 sampai 4, 00 adalah tinggi.
IE Matriks memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu:
1. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel I, II atau IV dapat
digambarkan sebagai Growth and Build. Strategi-strategi yang cocok
bagi Usaha Keripik Cakar ini adalah Strategi Intensif seperti Market
Penetration, Market Development dan Product Development atau
strategi terintegrasi seperti Backward Integration, Forward
Integration dan Horizontal Integration.
2. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel-sel III, V atau VII paling
commit to user
Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi Market
Penetration dan Product Development.
3. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel VI, VIII atau IX dapat
menggunakan strategi Harvest atau Divestitude.
Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang
mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I.
b. Analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matriks)
QSPM merupakan teknik untuk melakukan evaluasi pilihan
strategi alternatif secara obyektif. Tujuan QSPM adalah untuk
menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi
yang telah dipilih untuk menentukan strategi mana yang dianggap
paling baik untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik
untuk diimplementasikan.
Langkah-langkah mengembangkan QSPM antara lain:
1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan SBU
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM.
2. Memberi weight pada masing-masing external and internal key
success factors.
3. Meneliti matriks-matriks pada stage 2 dan mengidentifikasi strategi
alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan.
Mencatat strategi-strategi tersebut di bagian atas baris QSPM.
Kemudian mengelompokkan strategi-strategi tersebut ke dalam
kesatuan yang mutually exclusive.
4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan
kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih.
Attractiveness Score (AS) ditetapkan dengan cara meneliti
masing-masing external and internal key success factors. Menentukan
bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi
yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar
maka strategi-strateginya harus dibandingkan relatif pada faktor
commit to user
masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari
satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai Attractiveness
Score adalah 1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=menarik dan
4=sangat menarik.
5. Menghitung Total Attractiveness Score. Total Attractiveness Score
didapat dari perkalian weight (tahap 2) dengan Attractiveness Score
pada masing-masing baris. Total Attractiveness Score menunjukkan
Relative Attractiveness dari masing-masing alternatif strategi.
6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score. Menjumlahkan semua
Total Attractiveness Score pada masing-masing kolom QSPM. Dari
beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif staretegi
yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut
menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa
commit to user
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Keadaan Alam
Kabupaten Klaten yang berslogan “Klaten Bersinar” terdiri dari 26
kecamatan dan 391 desa dengan luas wilayah 65.556 ha (26.222,400 km2)
yang terdiri dari lahan pertanian 39.781 ha atau sebesar 60,68 % dan lahan
bukan pertanian seluas 25.775 ha atau sebesar 39,32 %. Jumlah penduduk
Kabupaten Klaten sebesaar 1.311.019 jiwa. Kabupaten Klaten secara
geografis terletak antara 110°26’14”-110°47’51” Bujur Timur dan
7°32’19”-7°48’33” Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Klaten, antara lain :
Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali
Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran, yaitu :
Sebelah Utara : Dataran Lereng Gunung Merapi
Sebelah Timur : Membujur Daratan Rendah
Sebelah Selatan : Dataran Gunung Kapur
Ketinggian daerah Kabupaten Klaten adalah sekitar 3,72 % terletak
diantara ketinggian 0–100 m di atas permukaan laut. Terbanyak 83,52 %
terletak diantara ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut dan sisanya
12,76 % terletak diantara ketinggian 500–2.500 m di atas permukaan laut.
Berdasarkan klasifikasi tanah di Kabupaten Klaten terdapat lima jenis tanah
yaitu tanah litosol (bahan induk dari skis kristalin and batu tulis), regosol
kelabu (bahan induk berupa abu dan pasir vulkanik intermedier), grumosol
kelabu tua (bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier), komplek
regosol kelabu dan kelabu tua (bahan induk berupa batu apurnapal) dan
regosol coklat kelabuan (bahan induk berupa abu dan pasir vulkan
intermedier).
Daerah Kabupaten Klaten terbentang diantara Daerah Istimewa