• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK

CAKAR DI KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Oleh :

PRIMASARI ARISKA WIDJAYANTI

H 0808191

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehinggga penyusun dapat melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar Di Kabupaten Klaten”. Pada kesempatan ini penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan baik moril maupun materiil kepada penyusun dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penyusun tujukan terutama kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta serta selaku dosen Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam masa studi dan penyusunan skripsi.

4. Nuning Setyowati, SP.M.Sc. selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Arip Wijianto, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. R. Kunto Adi, SP, MP selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan

masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Dosen-dosen Agribisnis yang telah memberikan nasehat, motivasi dan bimbingan selama penulis menuntut ilmu.

8. Kepala Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten Klaten beserta staff yang telah membantu dalam perijinan penelitian.

9. Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Disperindagkop Kabupaten Klaten beserta staffnya yang telah memberikan bantuan dan bimbingan.

(3)

commit to user

11.Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Widjaya Santosa M.Si dan Dra. Wiwik Nur Subarjiyanti terimakasih untuk kasih sayang, doa dan semangat hidup yang dicurahkan.

12.Adikku tersayang Broshtito Danys Widjaya yang telah memberikan semangat dan doa.

13.Obaja Gilang Saputra untuk kasih sayang, sukacita, doa yang terus diberikan sampai detik ini dan selalu ada buatku.

14.Mami Mia, Papa Nug, Chynthia, Jannice dan Andreas yang selalu memberikan semangat, doa, dan kasih sayang.

15.Saudara-saudaraku tersayang 7Peoplez Inar, Inneke, Febbry, Yurike, Maria dan Christy terimakasih untuk kasih sayang dan semua waktu yang telah dihabiskan bersama, aku belajar tentang hidup dan persahabatan melalui kalian dan waktuku empat tahun terasa begitu cepat karena kalian disampingku.

16.Keluarga Wisma Risky (Arum, Tyas, Yuannida, Ayu, Ririn, Putri) yang telah memberikan semangat dan mengajarkan arti kehidupan.

17.Keluarga besar Agribisnis 2008 terimakasih atas kebersamaan dan kekeluargaan yang akan selalu jadi kenangan terindah.

18.Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

Surakarta, Oktober 2012

(4)

commit to user

4. Strategi Pengembangan Usaha ... 13

5. Analisis Perumusan Strategi ... 14

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 17

D. Asumsi... .. ... 21

E. Pembatasan Masalah... 21

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 21

III.METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian ... 24

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 24

C. Metode Penentuan Responden... 25

D. Jenis dan Sumber Data ... 28

E. Metode Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

IV.KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Alam ... 34

(5)

commit to user

1. Jumlah Penduduk ... …… 35

2. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... …… 35

3. Keadaan Penduduk Menurut Umur ... 37

C. Keadaan Perindustrian ... 38

D. Keadaan Pertanian ... 40

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... .... 42

1. Identitas Responden ... ... 42

2. Bahan-Bahan Dalam Pembuatan Keripik Cakar ... …... 44

3. Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... …... 45

4. Poses Produksi Keripik Cakar ... 48

5. Pemasaran Keripik Cakar ... 52

B. Analisis Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 52

1. Analisis Biaya ... 52

2. Penerimaan ... 54

3. Pendapatan... 55

C. Perumusan Strategi Pengembangan Usaha AgroindustriKeripik Cakar di Kabupaten Klaten ... …… 55

1. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal ... 55

2. MatrikIFE dan EFE ... 68

3. MatrikIE ... 70

4. Analisis QSPM ... 71

VI.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(6)

commit to user

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri

Pengolahan Pangan/Minuman di Kabupaten Klaten ... 3

Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 4

Tabel 3. Perbandingan Rata-rata Permintaan Produk Keripik Cakar dan Keripik Belut yang Terjual Dalam Bulan Mei-Juli 2012 di Kabupaten Klaten... 12

Tabel 4. Matrik QSP ... 19

Tabel 5. Pelaku Usaha Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 26

Tabel 6. Matriks Internal- External (IE)... 31

Tabel 7. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan serta Sex Ratio di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 36

Tabel 8. Keadaan Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011 ... 37

Tabel 9. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Usaha di Kabupaten Klaten ... 39

Tabel 10. Nilai Produksi Industri di Kabupaten Klaten Tahun 2011 ... 39

Tabel 11. Jenis-jenis Komoditi Peternakan di Kabupaten Klaten Tahun 2008-2010 ... 40

Tabel 12. Identitas Responden Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 42

Tabel 13. Alasan Mengusahakan Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 43

Tabel 14. Biaya Total Rata-rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012 ... 53

Tabel 15. Produksi dan Penerimaan Rata-Rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012 ... 54

Tabel 16. Pendapatan Rata-Rata Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Bulan Mei 2012... 55

Tabel 17. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Internal Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 60

Tabel 18. Faktor-Faktor Strategis Lingkungan Eksternal Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 67

Tabel 19. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 68

Tabel 20. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten ... 69

(7)

commit to user

Tabel 22. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Usaha Agroindustri

(8)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Identitas Responden... 81

Lampiran 2. Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 82

Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar . 85 Lampiran 4. Biaya Tetap Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 92

Lampiran 5. Biaya Tenaga Kerja Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 93

Lampiran 6. Biaya Saprodi Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 94

Lampiran 7. Biaya Variabel Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 95

Lampiran 8. Penerimaan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 96

Lampiran 9. Biaya Total Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 97

Lampiran 10. Pendapatan Usaha Agroindustri Keripik Cakar ... 98

Lampiran 11. Perhitungan Penentuan Bobot ... 99

Lampiran 12. Perhitungan Penentuan Rating ... 100

Lampiran 13. Analisis QSPM ... 102

Lampiran 14. Daftar Pertanyaan Responden ... 103

(10)

commit to user

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK CAKAR DI KABUPATEN KLATEN

Primasari Ariska Widjayanti H0808191

RINGKASAN

Primasari Ariska Widjayanti. H0808191. 2012. “StrategiPengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten”. Skripsi dengan pembimbing Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si dan Arip Wijianto, SP, M.Si. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak perkembangan sektor pertanian. Agroindustri merupakan pengolahan hasil pertanian yang merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda dan dapat meningkatkan nilai tambah. Salah satu olahan makanan yang dihasilkan adalah keripik cakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha keripik cakar di Kabupaten Klaten pada bulan Mei, untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten dan untuk mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.

Metode dasar penelitian ini adalah metode deskriptif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive, yaitu Kabupaten Klaten dengan pertimbangan yaitu daerah tersebut terdapat suatu agroindustri yang mengolah cakar ayam menjadi keripik cakar dalam skala rumah tangga. Pengambilan responden untuk analisis usaha menggunakan teknik proportional random sampling. Pengambilan responden untuk strategi pengembangan secara purposive sampling. Metode analisis data dalam analisis usaha yaitu analisis biaya, penerimaan dan pendapatan. Metode analisis data dalam strategi pengembangan yaitu dengan Matriks IFE dan Matriks EFE, Matriks IE dan Matriks QSP.

(11)

commit to user

STRATEGY OF OUTSTANDING CLAW CRACKERS AGROINDUSTRY IN KLATEN REGENCY

Primasari Ariska Widjayanti H0808191

SUMMARY

PRIMASARI ARISKA WIDJAYANTI. H 0808191. “STRATEGY OF OUTSTANDING CLAW CRACKERS AGROINDUSTRY IN KLATEN REGENCY”. The thesis is assisted by Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M. Si and Arip Wijianto, SP, M.Si. Agricultural Faculty of Sebelas Maret Surakarta University.

In the building of agricultural, agroindustry ia a prime mover of agricultural development. Agroindustry is a processing of agricultural corp which change fresh and original agricultural product form into different shape and increase the positive value. One of the food whim which resulted is claw crackers. The purpose of the research is to find out the number of revenue, cost and income of claw crackers enterpreneur in Klaten Regency, to see the internal and external factors which affect the developing of claw crackers agroindustry in Klaten Regency and to know priorityc alternative which can be applied in developing claw crackers agroindustry in Klaten Regency.

The basic method is descriptive. Choosing research location is done intentionally or purposive, in Klaten Regency by consideration that the area is an agroindustry place where chicken claw is processed become claw crackers in household scale. Respondent taking of exertion analysis uses Proportional Random Sampling technique. Respondent taking of developing stategy uses Purposive Sampling. Data analyzed method in exertion analysis is cost analysis, revenue, and income. Data analyzed method in developing stategy is using IFE Matrix and EFE Matrix, IE Matrixs and QSP Matrix.

(12)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian,

sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor

yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Sektor pertanian dalam

pembangunan negara mempunyai peranan yang penting karena sektor

pertanian dapat memecahkan permasalahan nasional yaitu penyediaan bahan

baku industri, peningkatan devisa, peningkatan pendapatan masyarakat dan

perluasan lapangan kerja. Pembangunan pertanian diarahkan untuk

meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kehidupan petani,

meningkatkan pendapatan petani sehingga kehidupannya lebih sejahtera dan

memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi tingkat

pengangguran. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling berperan dalam

mengembangkan pembangunan Indonesia yaitu sebagai dasar pembangunan

sektor-sektor yang lain (Setyo,2011).

Dalam arti luas, pertanian terdiri dari lima subsektor, diantaranya

adalah tanaman pangan, perikanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan

menurut Soekartawi (1999). Subsektor peternakan juga mempunyai peranan

penting dalam usaha menyejahterakan rakyat. Dalam pembangunan pertanian,

agroindustri merupakan penggerak perkembangan sektor pertanian.

Agroindustri merupakan pengolahan hasil pertanian yang merubah bentuk

produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk yang berbeda. Contoh

kegiatan agroindustri adalah pengolahan produk peternakan. Salah satu

strategi pengembangan untuk meningkatkan nilai tambah dari subsektor

peternakan adalah dengan mengolah terlebih dahulu sebelum melalui proses

pemasaran. Tindak lanjut nyata dari strategi tersebut adalah dengan

menciptakan produk olahan dalam bentuk setengah jadi atau barang jadi yang

bahan bakunya berasal dari hasil pertanian.

Agribisnis merupakan kegiatan usaha yang meliputi keseluruhan atau

(13)

commit to user

pemasaran dan lembaga penunjang yang ada hubungannya dengan pertanian.

Untuk mengembangkan sektor pertanian yang berdaya saing, agroindustri

pengolahan diharapkan mampu menjadi lokomotif dan dapat menjadi salah

satu pilihan strategis dalam menghadapi masalah perekonomian masyarakat.

Selain itu dengan adanya agroindustri pengolahan ini diharapkan mampu

meningkatkan nilai jual produk tersebut yang secara langsung akan

berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha agroindustri serta lebih banyak

menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat (Anonima, 2012).

Subsistem agroindustri merupakan subsistem yang sangat potensial

untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan karena sektor industri memberikan

kontribusi yang besar terhadap PDRB. Dengan mengembangkan sektor

industri pengolahan ini merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk

mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industri

baru di sektor pertanian, menciptakan nilai tambah, meningkatkan penerimaan

devisa dan menciptakan lapangan kerja. Sektor industri pengolahan

merupakan salah satu penyumbang dalam memantapkan perekonomian di

Indonesia. Keberadaan sektor industri pengolahan merupakan salah satu

motor penggerak yang penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia

(Soekartawi, 2001).

Kabupaten Klaten merupakan daerah yang memiliki berbagai industri

pengolahan pangan skala rumah tangga. Berdasarkan data Dinas Perindustrian

Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten (2011), industri

pengolahan pangan yang berada di Kabupaten Klaten memiliki potensi yang

menjanjikan untuk menambah sumber pendapatan di Kabupaten Klaten dan

(14)

commit to user

Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Pangan/ Minuman di Kabupaten Klaten

No. Jenis Industri Pengolahan Pangan/

Minuman

Jumlah Usaha (Unit)

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

1. Karak Beras 86 150

2. Telur Asin 62 161

3. Keripik Cakar 92 283

4. Roti/Kue Kering 38 110

5. Mie Basah 42 67

6. Kecap 6 16

7. Kacang Asin/Oven 21 30

8. Sirup 14 22

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten Tahun 2011

Berdasarkan data pada Tabel 1 diketahui bahwa ada beberapa jenis

industry pengolahan pangan/ minuman yang terdapat di Kabupaten Klaten.

Agroindustri keripik cakar merupakan agroindustri dengan jumlah unit usaha

sebanyak 92 unit dengan tenaga kerja sebanyak 283 orang. Hal ini

menunjukkan bahwa agroindustri keripik cakar merupakan salah satu

agroindustri yang mempunyai prospek dan ini perlu untuk dikembangkan.

Maka dari itu dibutuhkan suatu strategi bisnis yang baik agar menjadikan

industri ini berkembang dan dapat memberikan pendapatan daerah.

Salah satu makanan yang banyak diminati masyarakat di Kabupaten

Klaten adalah keripik cakar. Makanan ini terbuat dari cakar ayam yang

diproses sehingga menjadi keripik. Cakar merupakan sisa pemotongan ayam

setelah diambil karkasnya. Cakar ayam dijual murah di pasar-pasar yang

dihasilkan dari Rumah Potong Ayam (RPA). Dengan nilai jual cakar ayam

yang tidak terlalu tinggi maka perlu adanya alternatif pengolahan cakar ayam

yang lebih memiliki nilai jual, salah satunya adalah dengan cara pengolahan

(15)

commit to user

Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011

No. Tahun Jumlah Usaha

(Unit)

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

1. 2007 92 285

2. 2008 92 285

3. 2009 92 283

4. 2010 92 283

5. 2011 92 283

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten Tahun 2011

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa usaha

agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten dari tahun 2007 hingga 2011

jumlah pengusaha tidak mengalami perkembangan. Dengan melihat potensi

agroindustri pangan khususnya agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten

terhadap penyediaan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan

masyarakat perlu dioptimalkan. Agroindustri ini dapat dijadikan sebagai

penopang perekonomian daerah. Dalam pengembangan agroindustri tidak

selalu berjalan lancar dan banyak menghadapi faktor-faktor kendala yang

menjadi permasalahan dalam mengembangkan agroindustri keripik cakar.

Dalam usaha agroindustri keripik cakar diperlukan strategi-strategi yang dapat

diterapkan untuk dapat mengembangkan usaha tersebut.

B. Rumusan Masalah

Di Kabupaten Klaten berkembang agroindustri keripik cakar yang

berskala industri kecil. Usaha ini dilakukan dengan mempertimbangkan

besarnya biaya yang harus dikeluarkan, pendapatan yang akan diterima dan

penerimaan dari usaha yang dijalankan. Usaha pengembangan industri keripik

cakar di Kabupaten Klaten memiliki kekuatan dan peluang serta juga

dihadapkan pada kendala-kendala yang dapat berupa kelemahan dan ancaman.

Faktor-faktor tersebut sangat penting di identifikasikan sebagai pertimbangan

alternatif dan strategi pengembangan bisnis pada agroindustri keripik cakar.

(16)

commit to user

untuk meningkatkan kekuatan serta dapat mengurangi kelemahan dan mampu

mengantisipasi ancaman yang muncul.

Sehubungan dengan hal diatas, maka permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar penerimaan, biaya dan pendapatan yang diterima pengusaha

keripik cakar di Kabupaten Klaten?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap

pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten?

3. Prioritas strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam mengembangkan

agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian tentang strategi pengembangan agroindustri keripik cakar ini

mempunyai tujuan untuk :

1. Mengetahui besarnya penerimaan, biaya dan pendapatan pengusaha

keripik cakar di Kabupaten Klaten.

2. Mengetahui faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

pengembangan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.

3. Mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam

mengembangkan agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

terhadap penelitian yang dilakukan dan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakulatas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah Kabupaten Klaten, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi sumbangan pemikiran atau pertimbangan dalam menyusun suatu

kebijakan pengembangan di sektor industri khususnya subsektor industri

(17)

commit to user

3. Bagi para pengusaha keripik cakar, hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan usaha pengembangan dan

peningkatan usaha.

4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

kajian dan pertimbangan dalam melakukan penelitian pada permasalahan

(18)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Menurut Fatmawati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

Strategi Pengembangan Agroindustri Tempe di Kecamatan Pedan

Kabupaten Klaten diperoleh hasil bahwa kekuatan utama adalah kualitas

dan kuantitas tempe di Kabupaten Klaten yang bagus, usaha modal dan

resiko usaha yang kecil. Kelemahan utama dalam mengembangkan

agroindustri tempe adalah kecilnya modal dan sumber daya manusia yang

lemah. Peluang utama dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah

diversifikasi dan perkembangan teknologi pengolahan pangan. Ancaman

utama dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah kenaikan harga

sembako dan adanya tempe dari daerah lain. Alternatif strategi dalam

mengembangkan agroindustri tempe adalah perbaikan sarana dan

prasarana produksi dan sumber daya manusia serta penanaman modal

swasta dengan dukungan dari pemerintah, seperti meningkatkan dan

mempertahankan kualitas dan kuantitas tempe dan efisiensi penggunaan

sarana dan prasarana produksi. Prioritas strategi yang dapat diterapkan

dalam mengembangkan agroindustri tempe adalah perbaikan sarana dan

prasarana produksi.

Menurut Anwar Syafrudin (2007) dengan judul penelitian Strategi

Pengembangan Bisnis Kue Mochi Kacang di Kota Sukabumi diperoleh

hasil bahwa kekuatan internal utama yang dimiliki oleh perusahaan Mochi

Kaswari Lampion adalah kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan

pasar cukup tinggi dan harga jual yang relatif terjangkau. Kelemahan

utama adalah sistem akuntansi yang masih sederhana dan promosi produk

yang masih kurang. Peluang utama adalah pertumbuhan penduduk yang

tinggi, perhatian pemerintah terhadap pengembangan produk mochi

sebagai produk unggulan dan dikenalnya merk produk. Ancaman utama

adalah jaringan distribusi pemasaran pesaing yang lebih luas. Berdasarkan

(19)

commit to user

dan pelihara. Berdasarkan posisi tersebut strategi yang dapat diterapkan

adalah strategi pertumbuhan atau stabilitas. Strategi tingkat perusahaan

yang dapat dilakukan adalah dengan cara penetrasi pasar dan

pengembangan produk. Berdasar analisis matriks QSP prioritas strategi

yang dapat diterapakan perusahaan mochi adalah meningkatkan kualitas

produk dan pelayanan kepada konsumen untuk dapat meningkatkan

penjualan, memperluas jaringan, perbaikan sistem manajemen dan kualitas

sumber daya manusia untuk meningkatkan profesionalisme dan

kemampuan manajerial melalui pelatihan.

Berdasarkan hasil penelitian Widayatno (2006) dengan judul

Analisis Pengembangan Agroindustri Emping Garut Ditinjau Dari Aspek

Sosial Ekonomi di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa kekuatan

utama yang dimiliki pengrajin emping garut adalah produk yang

dihasilkan berkualitas dan memiliki ciri yang khas. Sedangkan ancaman

utama dalam menjalankan emping garut adalah dalam modal yang

digunakan. Peluang utama adalah keadaan lahan pertanian di daerah yang

masih luas. Sedangkan ancaman utama dalam menjalankan usaha emping

garut adalah kondisi cuaca waktu memproduksi emping garut. Matriks

Internal-Eksternal memperlihatkan posisi agroindustri emping garut saat

ini berada di kolom 2 yaitu posisi pertumbuhan. Berdasarkan posisi

tersebut pengrajin emping garut perlu mendukung strategi pertumbuhan

dengan konsentrasi melalui integrasi horizontal. Berdasarkan analisis

matriks QSP pengrajin emping garut dapat meningkatkan produksi dengan

menambah tenaga kerja serta mempertahankan kualitas produk dengan

menggunakan bahan baku lokal.

Menurut hasil penelitian terdahulu terdapat suatu kesamaan dengan

penelitian ini yaitu dalam memutuskan prioritas strategi agroindustri

dengan menggunakan Quantitative Strategis Planning Matrix (QSPM).

Obyek yang dikembangkan dalam penelitian terdahulu memiliki kesamaan

yaitu agroindustri. Sehingga penelitian terdahulu dapat dijadikan peneliti

(20)

commit to user

prioritas strategi yang tepat untuk mengembangkan agroindustri keripik

cakar.

B. Tinjauan Pustaka

1. Agroindustri

Menurut pendapat Suprapto (2012), dalam kerangka

pembangunan pertanian, agroindustri merupakan penggerak utama

perkembangan sektor pertanian, terlebih dalam masa yang akan datang

posisi pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan

nasional sehingga peranan agroindustri akan semakin besar. Dengan

kata lain, dalam upaya mewujudkan sektor pertanian yang tangguh,

maju dan efisien sehingga mampu menjadi leading sector dalam

pembangunan nasional, harus ditunjang melalui pengembangan

agroindustri, menuju agroindustri yang tangguh, maju serta efisien.

Agroindustri pengolahan hasil pertanian merupakan aktivitas

yang merubah bentuk produk pertanian segar dan asli menjadi bentuk

yang berbeda sama sekali. Beberapa contoh aktivitas pengolahan adalah

penggilingan (milling), penepungan (powdering), ekstraksi dan penyulingan (extraction), penggorengan (roasting), pemintalan (spinning), pengalengan (canning) dan proses pabrikasi lainnya. Pada umumnya proses pengolahan ini menggunakan instalasi mesin atau

pabrik yang terintegrasi mulai dari penanganan input atau produk

pertanian mentah hingga bentuk siap konsumsi berupa barang yang

telah dikemas (Anonim, 2012).

Agroindustri adalah industri yang berbasis pertanian yang

kegiatannya saling berhubungan mulai proses produksi, pengolahan,

pengangkutan, penyimpanan, pendanaan, pemasaran dan distribusi

produk pertanian. Menurut pendapat Soeharjo dan Badan Agribisnis

DEPTAN dalam Soekartawi (2001) bahwa agroindustri adalah

pengolahan hasil pertanian dan kerena itu agroindustri merupakan

(21)

commit to user

subsistem penyediaan sarana produksi dan peralatan, usahatani,

pengolahan hasil, pemasaran, sarana dan pembinaan.

Dominguez dan Andriano dalam Soekartawi (2001)

mendefinisikan agroindustri sebagai involving the interrelated activities

of production, processing, transport, storage, financing, marketing and

distribution of spesific agricultural product.

Manfaat agroindustri adalah merubah bentuk dari satu jenis

produk menjadi bentuk yang lain sesuai dengan keinginan konsumen,

terjadinya perubahan fungsi waktu, yang tadinya komoditas pertanian

yang perishable menjadi tahan disimpan lebih lama, dan meningkatkan

kualitas dari produk itu sendiri, sehingga meningkatkan harga dan nilai

tambah. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Soekartawi

(2001), bahwa agroindustri dapat meningkatkan nilai tambah,

meningkatkan kualitas hasil, meningkatkan penyerapan tenaga kerja,

meningkatkan ketrampilan produsen, dan meningkatkan pendapatan.

Yang perlu diperhatikan adalah penyebaran marjin dari meningkatnya

nilai tambah tersebut antar mata rantai pemasaran. Untuk itu,

diperlukan kebijaksanaan yang dapat mendistribusikan manfaat dari

terjadinya peningkatan nilai tambah tersebut.

2. Keripik Cakar

Cakar merupakan sisa pemotongan ayam setelah diambil

karkasnya. Masyarakat mengkonsumsi cakar ayam sejauh ini terbatas

untuk sop, semur, bacem dan lain sebagainya, tetapi masih sangat

jarang masyarakat mengkonsumsi keripik cakar, selain karena sulit

didapat di pasar juga karena sulit dalam pengolahannya. Cakar ayam

dijual murah di pasar-pasar yang dihasilkan dari Rumah Potong Ayam

(RPA). Dengan nilai jual cakar ayam yang tidak terlalu tinggi maka

perlu adanya alternatif pengolahan cakar ayam yang lebih memiliki

nilai jual, salah satunya adalah dengan cara pengolahan menjadi rambak

cakar ayam. Sebagai bahan baku rambak cakar sebenarnya merupakan

(22)

commit to user

Telah banyak dimanfaatkan hasil samping dari produksi ternak

menjadi produksi yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Misalnya saja pemanfaatan cakar ayam diolah menjadi keripik cakar.

Rambak cakar ayam tergolong makanan ringan yang memiliki

sifat renyah (keras tapi mudah patah). Kerenyahan inilah sebenarnya

yang membuat rambak cakar ayam banyak disukai konsumen. Apalagi

selain renyah, rasanya juga enak, tahan lama, praktis, dan dapat

dinikmati kapan saja (Sutejo dkk, 2000).

Menurut Flead (2011), kandungan dan manfaat cakar ayam

antara lain :

a) Kandungan zat kolagen pada cakar ayam dapat menurunkan kadar

rennin dalam plasma, sehingga tidak mengungkit tekanan darah

menjadi lebih tinggi.

b) Kandungan zat kapur dan sejumlah mineral, sehingga orang yang

menderita rematik dianjurkan makan cakar ayam.

c) Kandungan hydroxyapatite yaitu salah satu makanan untuk tulang.

Mengkomsumsi cakar ayam selain dapat memelihara kekuatan

tulang, mencegah osteoporosis juga menjaga elastisitas kulit.

d) Kandungan protein kolagen dalam cakar ayam juga sangat baik bagi

pertumbuhan balita, karena protein kolagen ayam memiliki antigen

yang bersifat imunogenik yang mampu menghasilkan antibodi.

Berbagai macam produk yang memliki nilai jual tinggi tentunya

didapatkan dari kualitas produk tersebut. Dengan memanfaatkan bahan

semaksimal mungkin akan menjadikannya sebuah produk yang bernilai.

Agroindustri pengolahan memiliki peluang usaha yang menjanjikan

dengan melihat peluang-peluang yang ada di sekitarnya dan

mengolahnya menjadi sistem produksi yang baik.

Usaha keripik cakar jika dibandingkan dengan usaha pengolahan

yang lain, misalnya keripik belut sama-sama menguntungkan. Hal ini

disebabkan produk tersebut memilik rasa yang gurih dan renyah.

(23)

commit to user

salah satu makanan ringan yang praktis (dapat dinikmati kapan saja)

dan tahan lama.

Tabel 3. Perbandingan Rata-rata Permintaan Produk Keripik Cakar dan Keripik Belut yang Terjual Dalam Bulan Mei-Juli 2012 di Kabupaten Klaten

No. Bulan Keripik Cakar

(Kg)

Keripik Belut (Kg)

1. Mei 770 750

2. Juni 710 700

3. Juli 750 735

Sumber : Data Primer

Apabila dilihat dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa dalam

mengkonsumsi produk olahan tersebut, minat konsumen lebih condong

pada produk keripik cakar. Tingginya permintaan dan konsumsi

masyarakat, menjadikan peluang usaha pengolahan produk keripik

cakar sebagai ladang untuk menghasilkan keuntungan. Cakar ayam

pada umumnya menjadi bahan sisa, akan tetapi dapat dimanfaatkan

nilai rasa dan nilai ekonominya. Untuk itulah usaha pemanfaatan cakar

ayam mempunyai pangsa pasar prospektif dan peluang usaha yang

cukup menjanjikan.

3. Analisis Usaha

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan merupakan perkalian

antara produksi yang diperoleh dengan harga jual dan biasanya

produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan turun

ketika produksi berlebihan.

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam

satu masa produksi. Contohnya, biaya penyusutan peralatan, pajak

tanah. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya

sesuai dengan besarnya produksi. Tergolong dalam kelompok biaya ini

adalah biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja (Hernanto, 1993).

Menurut Downey dan Erickson (1992) Biaya tetap merupakan

biaya yang tidak berubah karena volume bisnis. Biaya variabel

(24)

commit to user

penjualan. Pertanyaan kunci dalam menentukan pembagian biaya ini

adalah apakah biaya dipengaruhi langsung oleh produk yang dijual.

Dengan kata lain, biaya tetap selalu ada tanpa menghiraukan jumlah

bisnis yang dilakukan. Segera setelah bisnis menghasilkan produk

untuk dijual, maka akan muncul sejumlah biaya tertentu, tanpa

memperdulikan ada tidaknya penjualan. Hal ini disebut biaya tetap atau

biaya tertanam (sunk cost). Sebaliknya, ada beberapa beban tambahan

yang dikeluarkan ketika produk dijual. Beban ini tidak dibebankan pada

perhitungan rugi–laba apabila penjualan belum diselesaikan. Hal ini

merupakan biaya variabel.

Pendapat Djuwari dalam Wulandari (2006) bahwa analisis

dalam produksi untuk menghitung pendapatan produksi dapat dilakukan

dengan pendekatan pendapatan, digunakan jika produksi yang dikelola

tidak berorientasi keuntungan. Pendapatan merupakan pengurangan

penerimaan dengan total biaya luar yang secara nyata dibayarkan untuk

masukan dari luar.

Menurut pendapat Soekartawi (2006) pendapatan merupakan

selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usaha produksi dengan

semua biaya yang dikeluarkan dalam usaha produksi.

4. Strategi Pengembangan Usaha

Strategi merupakan proses penentuan rencana pengusaha atau

pemimpin yang berfokus pada tujuan jangka panjang perusahaan,

disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan

tersebut dapat dicapai. Menurut Damanik (2011), Strategi

pengembangan sistem agribisnis adalah suatu proses fungsi produksi

yang akan menghasilkan produktivitas secara optimal dan efisien, maka

strategi itu merupakan keterpaduan dan keberkanjutan kerjasama dari

masing-masing subsistem agribisnis sedangkan menurut pendapat

Husein Umar (2001) Strategi merupakan seni dan ilmu untuk

(25)

commit to user

(evaluating) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang

memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang.

Menurut terjemahan Hamel dan Prahalad dalam Umar (2001)

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus menerus serta dilakukan berdasarkan sudut

pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa

depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang

dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya

kecepatan dari inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen

memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu

mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.

Menurut pendapat Pearce and Robinson dalam Umar (2001)

bahwa strategi adalah rencana berskala besar dengan orientasi ke masa

depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai

tujuan perusahaan. Strategi mencerminkan pengetahuan perusahaan

mengenai bagaimana, kapan dan dimana perusahaan akan bersaing,

dengan siapa sebaiknya bersaing dan untuk tujuan apa perusahaan harus

bersaing.

5. Analisis Perumusan Strategi

Menurut Hariadi (2005) ada beberapa langkah yang perlu

dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:

a) Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan

di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai

visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

b) Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk

mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang

akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.

c) Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success

factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis

(26)

commit to user

d) Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai

alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang

dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

e) Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka

pendek dan jangka panjang.

Menurut Hunger dan Wheelen dalam Umar (2001), perumusan

strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, dilihat

dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategi meliputi

menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat

(27)

commit to user

Tahap 3 (The Decisions Stage)

Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM)

Untuk menentukan strategi utama berdasarkan konsep Fred R.

David dalam Umar (2001) dilakukan melalui pemakaian beberapa

matriks dan 3 tahap pelaksanaan. Ketiga tahapan tersebut antara lain :

1. Tahap 1 meringkas informasi masukan dasar yang diperlukan untuk

merumuskan strategi.

2. Tahap 2 disebut Tahap Pencocokan (Matching Stage), fokus pada

upaya menghasilkan strategi alternatif yang dapat dijalankan dengan

memadukan faktor-faktor esternal dan internal. Teknik-teknik tahap

2 terdiri dari Matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats

(SWOT), Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks

Internal Eksternal (IE) dan Matriks Grand Strategy (Strategi

Induk).

3. Tahap 3 disebut Tahap Keputusan (Decision Stage) menggunakan

satu macam teknik yaitu Quantitative Strategis Planning Matrix

(QSPM). QSPM menggunakan informasi masukan dari Tahap 1

untuk secara obyektif mengevaluasi strategi alternatif dapat

dijalankan yang diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM menunjukkan

(28)

commit to user

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Dalam perekonomian nasional maupun daerah, sektor agroindustri

mempunyai peranan yang penting. Di Kabupaten Klaten berkembang

agroindustri yang mengolah hasil pertanian. Salah satu hasil olahan

tersebut adalah keripik cakar. Dijalankannya usaha ini dengan

mempertimbangkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan selama proses

pembuatan sampai pemasaran, pendapatan yang akan diterima dan

penerimaan dari usaha yang dijalankan. Dalam mengembangkan usaha ini

terdapat kekuatan dan peluang dan juga terdapat kendala-kendala yang

dapat berupa kelemahan dan ancaman. Faktor-faktor tersebut sangat

penting diidentifikasikan sebagai pertimbangan alternatif dan strategi

pengembangan bisnis pada agroindustri keripik cakar. Sehingga dalam hal

ini, perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan peluang untuk

meningkatkan kekuatan serta dapat mengurangi kelemahan dan mampu

mengantisipasi ancaman yang muncul.

Tahap-tahap dalam merumuskan strategi pengembangan usaha

keripik cakar di Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut :

1. Analisis Usaha

Analisis Usaha yang dilakukan meliputi besarnya penerimaan,

biaya dan pendapatan usaha keripik cakar. Biaya yang diperhitungkan

dalam penelitian ini adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam

usaha produksi keripik cakar. Biaya usaha dibagi menjadi dua yaitu

biaya tetap dan biaya tidak tetap. Adapun biaya tetap yang dikeluarkan

terdiri dari biaya penyusutan peralatan. Sedangkan biaya tidak tetap

meliputi biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya transportasi,

biaya tenaga kerja dan biaya lainnya. Penerimaan merupakan hasil

produksi berupa keripik cakar yang keseluruhannya dijual. Penerimaan

usaha produksi keripik cakar merupakan hasil kali antara produksi yang

diperoleh dengan harga jual. Pendapatan usaha produksi keripik cakar

(29)

commit to user

produksi keripik cakar dengan semua biaya yang benar-benar

dikeluarkan dalam usaha produksi keripik cakar.

2. Analisis Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika

perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh

sebab itu tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan

eksternal menjadi sangat penting. Faktor internal merupakan

faktor-faktor yang terdapat pada agroindustri keripik cakar itu sendiri, seperti

sumber daya manusia, kondisi keuangan, produksi dan pemasaran. Tujuan

analisis faktor internal adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor

internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan

industri keripik cakar. Sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor-faktor yang terdapat di luar industri, seperti kebijakan pemerintah,

kondisi ekonomi, sosial dan budaya, teknologi, persaingan bisnis,

keadaan alam dan kelembagaan. Analisis faktor ekternal bertujuan

untuk mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan

ancaman dalam mengembangkan industri keripik cakar.

Dalam mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal

digunakan Matriks Internal-Eksternal (IE) dikarenakan untuk

memposisikan agroindustri ke dalam matriks yang terdiri dari sembilan

sel. Matriks Internal Eksternal (IE) dibagi menjadi tiga bagian utama

yang mempunyai dampak strategis berbeda. Pertama divisi yang masuk

dalam sel I, II atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun. Strategi

intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan

produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan,

integrasi horisontal) mungkin paling tepat untuk divisi-divisi tersebut.

Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII paling baik dikelola

dengan strategi pertahanan dan pelihara ; startegi penetrasi pasar dan

pengembangan produk merupakan dua strategi yang umum digunakan

untuk jenis-jenis divisi ini. Ketiga, divisi yang masuk ke dalam sel VI,

(30)

Organisasi-commit to user

organisasi yang sukses adalah yang berhasil mencapai portofolio bisnis

di sekitar sel I dalam matriks IE (David, 2009).

3. Prioritas Strategi

Dari beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan pada

industri keripik cakar, perlu adanya penilaian untuk memutuskan

prioritas strategi yang harus diterapkan pada industri keripik cakar

tersebut. Pada tahap pemilihan strategi ini alat analisis yang digunakan

adalah Quantitative Strategic Planning Matriks (QSPM). QSPM

digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang sesuai

dengan lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Tujuan QSPM

adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness)

dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah terpilih, untuk

menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk

diimplementasikan (Umar, 2001).

Tabel 4. Matriks QSP

Faktor-Faktor

Kunci

Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3

AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor-Faktor

Kunci Internal

Total Bobot

Faktor-Faktor

Kunci

Eksternal

Total Bobot

(31)

commit to user

Dari uraian tersebut dapat disusun bagan alur penelitian sebagai

teori pendekatan masalah sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Teori Pendekatan Masalah Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten.

Agroindustri Keripik Cakar

Strategi Pengembangan Industri yang Efektif Matriks QSP

Faktor Internal 1. Sumber Daya

Manusia

2. Kondisi Keuangan 3. Produksi

4. Pemasaran

Faktor Eksternal 1. Kebijakan

Pemerintah

2. Keadaan Ekonomi 3. Sosial Budaya 4. Teknologi

5. Persaingan Bisnis 6. Pelanggan

7. Pemasok 8. Keadaan Alam

Matriks IE

Analisis Usaha Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Biaya Penerimaan

(32)

commit to user

D. Asumsi

1. Pengusaha keripik cakar dalam melakukan kegiatan produksi bertindak

rasional, yaitu ingin memperoleh keuntungan yang maksimal.

2. Harga sarana produksi dan hasil produksi diperhitungkan sesuai

dengan harga saat penelitian.

3. Keseluruhan hasil produksi dijual.

4. Keseluruhan input atau sarana produksi diperoleh dari pembelian.

E. Pembatasan Masalah

1. Analisis Usaha agroindustri keripik cakar pada bulan Mei 2012.

2. Analisis faktor internal dan eksternal menggunakan analisis kualitatif

yang disajikan dari hasil wawancara dengan responden dan hasil

pengamatan selama penelitian.

3. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Analisis

Usaha, Matriks Internal-Eksternal (IE) dan QSPM (Quantitative

Strength Planning Matriks).

4. Lingkungan eksternal yang dibahas meliputi kebijakan pemerintah,

keadaan ekonomi, sosial budaya, teknologi, pelanggan, pemasok,

keadaan alam dan persaingan bisnis.

5. Lingkungan Internal yang dibahas meliputi sumberdaya manusia,

pemasaran, produksi serta kondisi keuangan.

F. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel

1. Keripik cakar merupakan makanan tradisional yang berasal dari

Kabupaten Klaten dengan bahan baku cakar ayam.

2. Pengusaha keripik cakar adalah orang yang mengusahakan industri

keripik cakar dari mulai proses produksi sampai pemasaran.

3. Agroindustri keripik cakar adalah produksi keripik cakar dari bentuk

bahan baku yang berupa cakar sampai produk tersebut dipasarkan.

4. Biaya usaha adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh

pengusaha dalam pembuatan keripik cakar selama satu bulan. Biaya

(33)

commit to user

5. Penerimaan usaha keripik cakar adalah nilai total dari produksi keripik

cakar yang diterima oleh pengusaha. Penerimaan dihitung dengan

mengalikan jumlah produk dengan harga jual yang dinyatakan dalam

rupiah (Rp).

6. Pendapatan usaha keripik cakar adalah selisih penerimaan dengan

biaya yang dikeluarkan.

7. Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat di dalam

agroindustri yang mempengaruhi kinerja agroindustri secara

keseluruhan dan pada umumnya dapat dikendalikan. Meliputi kondisi

keuangan (biaya, produksi, pendapatan), sumber daya manusia

(ketersediaan dan kemampuan sumber daya manusia), pemasaran

(distribusi dan penjualan), dan produksi (proses pembuatan keripik).

8. Kekuatan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam agroindustri

keripik cakar dan merupakan keunggulan bagi pelaksanaan

pengembangan suatu agroindustri keripik cakar.

9. Kelemahan adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam agroindustri

keripik cakar dan merupakan kekurangan bagi pelaksanaan

pengembangan suatu agroindustri keripik cakar yang masih bisa

dikendalikan pengusaha keripik cakar.

10.Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar agroindustri

yang mempengaruhi kinerja agroindustri dan pada umumnya belum

dapat dikendalikan sepenuhnya. Meliputi kondisi perekonomian

(perekonomian global), sosial dan budaya (kebiasaan masyarakat

dalam mengkonsumsi keripik cakar), kebijakan pemerintah (kebijakan

pemerintah yang terkait dengan agroindustri keripik cakar dan fasilitas

dari pemerintah), teknologi, keadaan alam dan persaingan bisnis.

11.Peluang adalah faktor-faktor yang berasal dari luar agroindustri keripik

cakar dan bersifat menguntungkan bagi pelaksanaan pengembangan

agroindustri keripik cakar

12.Ancaman adalah faktor-faktor yang berasal dari luar agroindustri dan

(34)

commit to user

agroindustri keripik cakar yang tidak dapat dikendalikan pengusaha

keripik cakar.

13.Matrik IE adalah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor

internal dan eksternal serta untuk menentukan posisi agroindustri.

14.QSPM adalah alat yang digunakan untuk melakukan evaluasi pilihan

strategi alternatif untuk menentukan prioritas strategi yang dapat

diterapkan dalam pengembangan agroindustri keripik cakar.

15.Strategi pengembangan merupakan respon secara terus-menerus

maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman dari faktor eksternal

serta kekuatan dan kelemahan dari faktor internal yang dapat

(35)

commit to user

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode menunjukkan pada proses, prinsip serta prosedur yang

digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban atas permasalahan

yang sedang terjadi. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi dan membuat penjelasan secara sistematis, faktual

dan akurat yang terdapat dalam objek penelitian. Menurut Surakhmad (1994),

metode deskriptif adalah metode yang memusatkan diri pada pemecahan

masalah- masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah- masalah yang

aktual. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian

dianalisis.

Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian campuran.

Penelitian campuran merupakan penggabungan antara penelitian kualitatif

dengan penelitian kuantitatif. Data kuantitatif maupun data kualitatif saling

dihubungkan satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. Keterhubungan ini

tergambar dari penelitian kuantitatif dan kualitatif yang terhubung selama

analisis data pada tahap pertama dan pengumpulan data pada tahap kedua

(Creswell, 2010).

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive,

yaitu penentuan daerah diambil secara sengaja berdasarkan pertimbangan

bahwa daerah ini terdapat suatu agroindustri yang mengolah cakar ayam

menjadi keripik cakar (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian ini

dilakukan di Kabupaten Klaten karena Kabupaten Klaten memiliki 361 unit

agroindustri pengolahan pangan/minuman (Data dapat dilihat pada Tabel 1),

(36)

commit to user

C. Metode Penentuan Responden

1. Penentuan Responden Untuk Analisis Usaha

Data yang dianalisis menurut Singarimbun dan Effendi (1989),

jumlah sampelnya harus besar karena nilai-nilai yang diperoleh

distribusinya harus mengikuti distribusi normal. Jumlah sampel yang harus

diambil minimal 30 mengikuti distribusi normal. Penentuan responden

dalam penelitian ini menggunakan teknik Proportional Random Sampling.

Penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, jumlah sampel dan

responden yang akan diambil pada 8 kecamatan sesuai dengan jumlah

produsen di masing-masing kecamatan di Kabupaten Klaten. Teknik

pengambilan sampel ini dipakai peneliti dengan tujuan lebih memenuhi

keterwakilan sampel yang diambil dari produsen keripik cakar. Responden

penelitian ini adalah pengusaha keripik cakar. Dalam perhitungan

Proportional Random Sampling menggunakan rumus proporsi random

sampling dengan cara diundi (Sugiyono,2007).

n

1

=

x N1 N

n

Dimana :

n1 = Banyaknya responden di setiap kecamatan

n = Banyaknya produsen keripik cakar di setiap kecamatan

N = Banyaknya produsen keripik cakar di seluruh kecamatan

N1 = Banyaknya sampel penelitian

Dengan menggunakan metode Proportional Random Sampling maka

diperoleh beberapa produsen yang dijadikan responden. Pelaku usaha

keripik cakar di Kabupaten Klaten yang terpilih sebagai responden

(37)

commit to user

Tabel 5. Pelaku Usaha Keripik Cakar di Kabupaten Klaten

No Kecamatan Desa Jumlah Produsen Sampel

Sumber : Data sekunder diolah

2. Penentuan Responden Untuk Perumusan Strategi

a. Penentuan Responden Tahap I (Identifikasi Faktor Internal dan

Faktor Eksternal)

Untuk menentukan sampel pada tahap ini terlebih dahulu

menentukan informasi kunci. Untuk memilih informan kunci secara

purposive sampling yaitu dalam pemilihan sampel secara sengaja

berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki responden dengan

kriteria orang yang berpengalaman dan mengetahui secara detail

tentang agroindustri keripik cakar. Informan kunci yang dipilih dalam

penelitian ini antara lain:

1. Informan utama :

Pengusaha agroindustri keripik cakar merupakan sumber informasi

yang utama dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang diteliti antara

lain 2 pengusaha agroindustri keripik cakar yang terdapat di

Kabupaten Klaten, dengan kriteria orang yang mengetahui seluk

(38)

commit to user

Pengambilan sampel ini diharapkan dapat mewakili pengusaha

agroindustri keripik cakar di Kabupaten Klaten.

2. Informan Pendukung:

a. Pemasok bahan baku

Pihak yang menyuplai bahan baku cakar ayam yang dibutuhkan

sebagai informan pendukung sebanyak 2 orang.

b. Konsumen keripik cakar

Pihak yang mengkonsumsi keripik cakar yang dibutuhkan sebagai

informan pendukung sebanyak 2 orang. Sampel yang dipilih

berdasarkan kesesuaian karakteristik yang dimiliki responden

dengan kriteria orang yang telah lama mengkonsumsi keripik

cakar.

c. Instansi pemerintah

Instansi pemerintah yang ikut berperan dalam pengembangan

agroindustri keripik cakar sehingga diperlukan sebagai informasi

pendukung. Instansi pemerintah yang terkait adalah Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten

Klaten yang diambil sebanyak 1 orang.

b. Penentuan Responden Tahap II (Skor Strategi Matrik IE)

Responden pada tahap ini merupakan responden yang

berpengalaman dan mengetahui secara detail tentang agroindustri

keripik cakar. Penentuan responden secara purposive sampling dengan

kriteria tertentu. Responden Matrik IE yaitu pengusaha agroindustri

keripik cakar di Kabupaten Klaten.

c. Penentuean Responden Tahap III (Bobot dan Nilai Daya Tarik

dalam QSPM)

Dalam menentukan bobot dan Attractiveness Score (AS) dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang berisi faktor-faktor internal dan

eksternal serta alternatif strategi yang akan dirumuskan untuk menjadi

prioritas strategi yang dapat digunakan dalam mengembangkan usaha

(39)

commit to user

menentukan bobot dan nilai daya tarik dilakukan secara sengaja atau

purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang dalam pemilihannya

melalui pilihan-pilihan berdasarkan kesesuaian karakteristik yang

dimiliki oleh pelaku usaha dengan kriteria tertentu yang ditetapkan atau

dikehendaki oleh peneliti (Mardikanto, 2010). Responden yang

digunakan dalam menentukan bobot dan nilai daya tarik yaitu

pengusaha keripik cakar yang berpengalaman cukup lama dan

Pemerintah daerah Kabupaten Klaten dari Disperindagkop dan UKM.

Responden dalam penelitian ini dipilih berdasarkan pertimbangan

bahwa responden tersebut lebih mengetahui kondisi usaha keripik cakar

di Kabupaten Klaten.

D. Jenis dan Sumber Data

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi atau

lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten dan Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten. Data sekunder

tersebut meliputi keadaan umum daerah penelitian, keadaan

perekonomian, keadaan penduduk serta data-data lain yang berhubungan

dengan kajian dalam penelitian ini.

2. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber

primer, yaitu sumber asli yang memuat informasi atau data tersebut

(Tatang, 1990). Pada penelitian ini, data diperoleh melalui wawancara

langsung dengan menggunakan kuisioner. Narasumber dari penelitian ini

adalah pengusaha keripik cakar, instansi pemerintah yaitu Dinas

Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Klaten dan

(40)

commit to user

E.Metode Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara

Wawancara merupakan metode pengambilan data yang digunakan

untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara

langsung kepada responden melaui tanya jawab yang didasarkan pada

daftar pertanyaan atau kuisioner.

2. Metode Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti

sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai obyek yang akan

diteliti.

3. Metode Pencatatan

Pencatatan ini dilakukan dengan mencatat hasil wawancara pada

kuisioner dan mencatat data sekunder dari instansi atau lembaga yang

mempunyai keterkaitan dengan daerah penelitian.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Usaha

a. Biaya Produksi

Biaya yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya yang

benar-benar dikeluarkan dalam usaha produksi keripik cakar. Nilai total

biaya pada usaha agroindustri keripik cakar adalah penjumlahan dari

nilai total biaya tetap (TFC) dan nilai total biaya variabel (TVC) yang

digunakan dalam kegiatan produksi keripik cakar.

TC = TFC + TVC

Dimana :

TC = Biaya total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)

TFC = Total biaya tetap usaha agroindustri keripik cakar (Rp)

(41)

commit to user

b. Penerimaan Usaha

Hasil produksi berupa keripik cakar yang keseluruhannya dijual.

Penerimaan usaha agroindustri keripik cakar (TR) merupakan hasil kali

antara produksi yang diperoleh (Y) dengan harga jual (Py).

TR = Y . Py

Dimana :

TR = Penerimaan usaha agroindustri keripik cakar

Y = Produksi yang diperoleh (kg)

Py = Harga jual (Rp)

c. Pendapatan Usaha

Pendapatan usaha agroindustri keripik cakar (Pd) adalah selisih

antara penerimaan yang diperoleh dari usaha agroindustri keripik cakar

dengan semua biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam usaha

produksi keripik cakar.

I = TR-TC

Dimana:

I = Pendapatan usaha agroindustri keripik cakar (Rp)

TR = Penerimaan total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)

TC = Biaya produksi total usaha agroindustri keripik cakar (Rp)

2. Analisis Perumusan Strategi

a. Matriks Internal- External (IE)

Menurut David (2009), Matriks IE (Internal- External)

bermanfaat untuk memposisikan suatu SBU (Strategic Business Unit)

(42)

commit to user

Pada sumbu X dari IE Matriks skornya ada tiga, yaitu: skor mulai

dari 1,00 sampai 1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah,

skor dari 2,00 sampai 2,99 menyatakan bahwa posisi rata-rata dan skor

3,00 sampai 4,00 adalah kuat. Pada sumbu Y dari IE Matriks skor 1,00

sampai 1,99 adalah rendah, skor antara 2,00 sampai 2,99 adalah sedang

dan skor 3,00 sampai 4, 00 adalah tinggi.

IE Matriks memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu:

1. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel I, II atau IV dapat

digambarkan sebagai Growth and Build. Strategi-strategi yang cocok

bagi Usaha Keripik Cakar ini adalah Strategi Intensif seperti Market

Penetration, Market Development dan Product Development atau

strategi terintegrasi seperti Backward Integration, Forward

Integration dan Horizontal Integration.

2. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel-sel III, V atau VII paling

(43)

commit to user

Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi Market

Penetration dan Product Development.

3. Usaha Keripik Cakar yang berada pada sel VI, VIII atau IX dapat

menggunakan strategi Harvest atau Divestitude.

Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang

mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I.

b. Analisis QSPM (Quantitative Strategies Planning Matriks)

QSPM merupakan teknik untuk melakukan evaluasi pilihan

strategi alternatif secara obyektif. Tujuan QSPM adalah untuk

menetapkan kemenarikan relatif dari strategi-strategi yang bervariasi

yang telah dipilih untuk menentukan strategi mana yang dianggap

paling baik untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik

untuk diimplementasikan.

Langkah-langkah mengembangkan QSPM antara lain:

1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan SBU

perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM.

2. Memberi weight pada masing-masing external and internal key

success factors.

3. Meneliti matriks-matriks pada stage 2 dan mengidentifikasi strategi

alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan.

Mencatat strategi-strategi tersebut di bagian atas baris QSPM.

Kemudian mengelompokkan strategi-strategi tersebut ke dalam

kesatuan yang mutually exclusive.

4. Menetapkan Attractiveness Score (AS) yaitu nilai yang menunjukkan

kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih.

Attractiveness Score (AS) ditetapkan dengan cara meneliti

masing-masing external and internal key success factors. Menentukan

bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi

yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar

maka strategi-strateginya harus dibandingkan relatif pada faktor

(44)

commit to user

masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari

satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai Attractiveness

Score adalah 1=tidak menarik, 2=agak menarik, 3=menarik dan

4=sangat menarik.

5. Menghitung Total Attractiveness Score. Total Attractiveness Score

didapat dari perkalian weight (tahap 2) dengan Attractiveness Score

pada masing-masing baris. Total Attractiveness Score menunjukkan

Relative Attractiveness dari masing-masing alternatif strategi.

6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score. Menjumlahkan semua

Total Attractiveness Score pada masing-masing kolom QSPM. Dari

beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif staretegi

yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut

menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa

(45)

commit to user

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Keadaan Alam

Kabupaten Klaten yang berslogan “Klaten Bersinar” terdiri dari 26

kecamatan dan 391 desa dengan luas wilayah 65.556 ha (26.222,400 km2)

yang terdiri dari lahan pertanian 39.781 ha atau sebesar 60,68 % dan lahan

bukan pertanian seluas 25.775 ha atau sebesar 39,32 %. Jumlah penduduk

Kabupaten Klaten sebesaar 1.311.019 jiwa. Kabupaten Klaten secara

geografis terletak antara 110°26’14”-110°47’51” Bujur Timur dan

7°32’19”-7°48’33” Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Klaten, antara lain :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta)

Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi tiga dataran, yaitu :

Sebelah Utara : Dataran Lereng Gunung Merapi

Sebelah Timur : Membujur Daratan Rendah

Sebelah Selatan : Dataran Gunung Kapur

Ketinggian daerah Kabupaten Klaten adalah sekitar 3,72 % terletak

diantara ketinggian 0–100 m di atas permukaan laut. Terbanyak 83,52 %

terletak diantara ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut dan sisanya

12,76 % terletak diantara ketinggian 500–2.500 m di atas permukaan laut.

Berdasarkan klasifikasi tanah di Kabupaten Klaten terdapat lima jenis tanah

yaitu tanah litosol (bahan induk dari skis kristalin and batu tulis), regosol

kelabu (bahan induk berupa abu dan pasir vulkanik intermedier), grumosol

kelabu tua (bahan induk berupa abu dan pasir vulkan intermedier), komplek

regosol kelabu dan kelabu tua (bahan induk berupa batu apurnapal) dan

regosol coklat kelabuan (bahan induk berupa abu dan pasir vulkan

intermedier).

Daerah Kabupaten Klaten terbentang diantara Daerah Istimewa

Gambar

Tabel 22. Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Usaha Agroindustri
Gambar 1.  Kerangka Teori Pendekatan Masalah Strategi Pengembangan     Usaha Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten .............
Tabel 1. Jenis, Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Industri Pengolahan Pangan/ Minuman di Kabupaten Klaten
Tabel 2. Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja Agroindustri Keripik Cakar di Kabupaten Klaten Tahun 2007-2011
+7

Referensi

Dokumen terkait

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 92 Indikator kinerja dan pendanaan Satuan kerja Perangkat Daerah pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi disusun dengan

Setelah melakukan analisa dan perancangan sistem class dan inheritance bangun datar , maka kita dapat mengambil suatu kesimpulan dan saran sesuai dengan

Bank BRISyariah dengan tujuan untuk mengetahui tingkat Profitabilitas Pembiayaan Mikro dan Strategi yang dilakukan oleh PT.. Bank BRISyariah untuk menyalurkan dana

Snoek menjelaskan bahwa pengangkatan seorang hakim bagi Israel di dalam konteks PL tidak dapat dilepaskan dari tugas kepemimpinan yang dibebankan Allah

Sementara dalam penelitian kali ini penulis akan berfokus terhadap beberapa tujuan dan indikator yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Daerah istimewa Yogyakarta

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel korupsi mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi meski tidak signifikan, sementara variabel lain yang mempunyai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima variabel yang digunakan untuk secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di negara- negara OKI adalah tenaga kerja

Kata “Benda hitam” pada bahasa Slang yang digunakan memiliki makna yang berbeda dari kata aslinya, jika dalam bahasa sehari- hari benda hidam merupakan suatu benda yang