• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Pembelajaran IPA Melalui Model STAD dengan Media Puzzle Siswa Kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga yang sering menggunakan metode ceramah membuat anak kecewa karena PBMnya monoton atau bisa dikatakan tidak bervariasi. Berdasarkan informasi dari guru kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga, dalam menyampaikan pelajaran IPA guru banyak menggunakan metode ceramah, jarang menggunakan media, dan tidak melakukan tanya jawab dengan siswa secara berkala. Siswa tidak terlibat langsung dalam PBM. Hal itu membuat siswa tidak bersemangat, bosan, pasif, dan terkesan tidak tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Slameto (2007) format belajar-mengajar yang tidak bervariasi akan menyebabkan para siswa bosan, frustasi, kecewa, dan hal ini merupakan sumber pelanggaran disiplin.

PBM yang tidak bervariasi akan berjalan kurang baik atau gagal dan dapat menyebabkan prestasi belajar siswa rendah karena siswa tidak bersemangat dalam mengikuti PBM. Oleh karenanya dibutuhkan inovasi dalam pendidikan, terutama dilakukan oleh guru yang nantinya akan melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Ibrahim (dalam Suprayekti, 2008) inovasi pendidikan adalah inovasi (pembaruan) dalam bidang pendidikan dan inovasi yang dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan. Berdasarkan kutipan di atas maka perlu diadakannya inovasi dalam proses belajar mengajar. Inovasi dalam PBM yang dilakukan oleh guru dapat membantu mewujudkan sekolah yang berprestasi. Karena dengan adanya inovasi, terutama penggunaan media, dapat meningkatkan prestasi siswa.

(2)

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) yang isinya kurikulum dikembangkan sesuai dengan peserta didik. Salah satu tujuan dari KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan disini menyangkut siswa, yaitu tentang prestasi dan nilai kelulusan siswa. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tujuannya adalah untuk mengukur penguasaan kompetensi dasar untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jika kompetensi dasar dapat dikuasai oleh siswa, berarti materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik. Dengan demikian dalam pelaksanaan PBM telah tercapai keberhasilan dan prestasi belajar siswa baik.

(3)

Anak pada usia SD masih belum bisa mengabstraksi penjelasan dari guru jika guru hanya menerapkan metode ceramah. Kondisi ini terlihat ketika peneliti melakukan observasi pada 6 April 2016 di SD Negeri Mangunsari 07, aktifitas siswa cenderung lebih rendah dan terkesan monoton, siswa lebih senang diceramahi, siswa sedikit sekali yang mau bertanya, dan sedikit siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Contoh-contoh materi pelajaran yang diberikan oleh guru masih kurang terkait dengan lingkungan kehidupan siswa sehari-hari. Kondisi pembelajaran IPA yang demikian akan menimbulkan dampak kurang menggembirakan terhadap hasil belajar siswa, dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan kesan tidak baik terhadap pembelajaran IPA seperti pengetahuan IPA hanya pelajaran yang bersifat teoretis semata.

Penulis terdorong untuk melakukan sebuah penelitian guna mengkaji peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga. Inovasi pendidikan yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan baru dalam PBM yang sesuai dengan materi serta kondisi siswa. Dengan peran aktif guru yang melakukan inovasi pendidikan dalam pembelajaran, diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang dialami siswa. Karena peran seorang guru pada hakikatnya, membantu siswa dalam mengatasi masalah belajar pada khususnya dan masalah-masalah pribadi yang akan berpengaruh terhadap pencapaian belajar pada umumnya (Djam’an Satori, 2007:2.5). Inovasi pendidikan yang akan coba diterapkan dalam penilitan ini adalah pendekatan pembelajaran IPA melalui model STAD dengan menggunakan media puzzle.

Slavin (2010:143) menjelaskan bahwa model STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu model kooperatif paling sederhana dan

(4)

merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini. Pembelajaran dengan model STAD dilakukan dengan cara membuat tim belajar yang beranggotakan 4-5 siswa. Dalam membuat kelompok belajar, siswa tidak boleh memilih sendiri. Pembagian kelompok dilakukan oleh guru berdasarkan tingkatan kerjanya, jenis kelamin dan lain sebagainya (heterogen). Hal ini akan membuat kelompok lebih random. Penelitian Putri (2012) tentang Peningkatan kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif Tipe STAD Berindikator SMART pada Siswa Kelas III SDN Karangayu 01 memperoleh hasil peningkatan keterampilan guru dari kriteria baik dengan skor rata-rata 22,5 pada siklus 1 menjadi sangat baik pada siklus 2 dengan skor rata-rata 30,5. Aktivitas siswa meningkat dari kriteria cukup dengan skor 13,7 pada siklus 1 menjadi baik pada siklus 2 dengan skor rata-rata 19,3. Hasil belajar siswa meningkat, dari kondisi awal ketuntasan sebesar 34,3% (13 dari 38 siswa) menjadi 97,4% (37 dari 38 siswa) pada siklus 1 dan menjadi 100% (38 dari 38 siswa) pada siklus 2.

Media puzzle sendiri adalah suatu inovasi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna untuk membantu peserta didik mencapai kompetensi melalui pengalaman belajar kontekstual dengan unsur bermain di dalamnya. Puzzle merupakan sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna, dan hubungan benda-benda, yang termasuk puzzle adalah berbagai benda tiga dimensi yang bisa dibongkar-pasang oleh anak. Rasa puas yang dialami anak karena mampu memecahkan masalah merupakan salah satu manfaat puzzle. Selain itu, bermain dengan puzzle juga mempertajam persepsi anak tentang gambar, warna, dan benda-benda. Tarigan (2009) menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permainan dan siswa dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crosswords puzzle, anagram, dan palindron.

(5)

puzzle karena siswa SD masih menyukai pembelajaran yang terdapat unsur

bermain di dalamnya karena anak pada usia ini memiliki karakteristik suka bermain (learning by doing and play). Yang dimaksud bermain disini bukan berarti siswa hanya belajar sambil bermain melainkan belajar dengan kebermaknaan. Penggunaan media puzzle dalam PBM dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD NegeriMangunsari 07 Salatiga.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul adalah dalam pembelajaran IPA di kelas, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan masih jarang menggunakan media. Siswa kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran IPA karena permbelajaran yang masih berpusat kepada guru.Hal ini berujung pada rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran IPA yang terkesan monoton dan kurang menarik. Hampir semua siswa kelas IV di SD Negeri Mangunsari 07 beranggapan bahwa pelajaran IPA itu membosankan.

Hal ini berakibat kepada rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPA yang diajarkan karena materi yang disampaikan oleh guru kurang bisa diterima dengan baik oleh sebagian siswa. Terbukti saat dilakukan ulangan harian semester I tahun 2015/2016 dalam mata pelajara IPA materi “Kerangka Pada Manusia” dengan kriteria ketuntasan minimun (KKM) 70, dari 24 siswa sebanyak 15 siswa (62,5%) mendapat nilai dibawah KKM (<70) sedangkan sisanya 9 siswa (37,5%) mendapat nilai ≥70. Dapat terlihat bahwa siswa yang belum mencapai KKM masih sangat banyak jika dibandingkan dengan siswa yang mencapai KKM.

1.3 Rumusan Masalah

(6)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui pembelajaran yang menggunakan model STAD dengan media puzzle pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga semester 2 tahun pelajaran 2015/2016.

1.5 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat sekaligus, baik secara teoretis maupun secara praktis.

a. Manfaat Teoretis

1. Jika hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar, maka mendukung teori Slavin (dalam Wina,2008:242) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif model STAD merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.

2. Jika hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar, maka mendukung teori Tarigan (2009) yang menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permainan dan siswa dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crosswords puzzle, anagram, dan palindron.

3. Jika hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar, maka mendukung teori Adenan (2008) yang menyatakan bahwa puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Puzzle dan games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil.

b. Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

(7)

2. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru sebagai fasilitator dan mediator dalam melakukan inovasi sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan profesionalisme guru IPA di SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga dengan menulis penelitian ilmiah yang memberikan solusi bagi permasalahan pembelajaran IPA.

4. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Agitasi pada proses churning harus dilakukan dengan benar agar pembentukan mentega menjadi maksimal selain itu pengocokan atau penumbukan mentega tidak bisa

I , tanggal 25 Januari 2017 pukul 12:00 didapatkan data Subyektif yaitu klien mengatakan akan menerima keadaan yang dialami sekarang ini, dan data Obyektif yang

Peningkatan pertumbuhan tanaman padi yang disebabkan perlakuan benih den- gan agens hayati dapat dilihat pada beberapa peubah yang diamati seperti tinggi tanaman, jumlah anakan,

Vaksin Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada umur 1 bulan dan 3 hingga 6 bulan.. Imunisasi ini untuk

Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Kegunaannya Melalui Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III

Moreover, incorporation of nickel particle on MCF silica materials resulted in a decrease in textural parameters like total surface area, total pore volume, cell size

Kacang hazelnut juga sangat baik mencegah kanker atau memiliki sifat anti-karsinogenik karena memiliki alpha-tocopherol, yaitu varian Vitamin E yang dikenal memiliki kekuatan

Sebagian besar kolam renang ternyata tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun (2014), hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh