KEBIJAKAN &
MANAJEMEN
KORBAN MASAL
INDRAVERI.M.KES
TWMS2010 3
:
peristiwa atau rangkaian peristiwa yg
mengancam dan menganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yg disebabkan baik
oleh alam dan/atau non alam maupun faktor
manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis.
(UU. NO 24 – 2007)
Korban akibat kejadian dengan jumlah
relatif banyak oleh karena sebab yang
sama dan perlu mendapatkan pertolongan
kesehatan segera dengan menggunakan
sarana, fasilitas, dan tenaga yang lebih
dari yang tersedia hari-hari.
Pengertian Korban Massal
KORBAN MASAL
Korban dalam jumlah banyak dengan masalah
kesehatan dan tidak dapat ditangani secara adekuat.
Korban masal dapat terjadi pada keadaan sehari-hari
maupun saat terjadi bencana
Sering disebabkan karena keterbatasan jumlah penolong
maupun karena keterbatasan fasilitas pertolongan (alat transportasi, komunikasi, alat kesehatan, ruang
KECELAKAAN
TRANSPORTASI
Tampak salah Gerbong ( ke – 8 ) yang terguling dan menimpa rumah penduduk. Dari Gerbong ini ada beberapa korban meninggal, tapi
CONTOH
PANDEMI INFLUENZA
1918. Pandemi influenza Spanyol (H1N1),
kematian sekitar 40-50 juta orang
1957. Pademi influenza Asia (H2N2), kematian
sekitar 2-4 juta orang.
1968. Pandemi influenza Hongkong (H3N2),
PERIODE PANDEMI
FASE .6.
penularan yg meningkat dan berkesinambungan
pada masyarakat umum
PERIODE PASCAPANDEMI
APAKAH AKAN BERULANG KEMBALI ?
SIAPKAH KITA
BAGAIMANA KITA
BELAJAR DARI
TWMS2010 13
KORBAN BENCANA
(DISASTER VICTIMS)
Pasien cedera Pengungsi
Pasien
meninggal
1
2
PENANGANAN KORBAN MASAL
PADA BENCANA
Setiap petugas harus memiliki kemampuan
melakukan analisis tentang permasalahan
korban pada kejadian bencana.
Karakteristik korban
1. Korban meninggal
BENCANA YG MENYEBABKAN
KORBAN MASAL
15 TWMS 2013
ANALISIS KORBAN
BERDASARKAN KEJADIAN BENCANA PENTING DILAKUKAN UNTUK
TWMS2010 16
Korban tenggelam
masalah utama
120.000 meninggal,
93.088 hilang ,
4.632 cedera
BELAJAR DARI PENGALAMAN
Kerusakan infrastruktur akan merupakan sumber
munculnya vektor penyakit Rusak atau hancurnya
fasilitas kehidupan yg penting, akan menjadi masalah bagi korban selamat
diperlukan
• sumber air bersih • , sumber listrik
FASILITAS KESEHATAN
Sulit mendapat bantuan dari luar daerah karena
kerusakan infrastruktur (jalan , jembatan, pelabuhan, bandara)
Bantuan internasional bukan hanya bantuan medis
teknis tetapi termasuk penunjang misalnya
telekomunikasi, tenda tenda dan air bersih, transportasi terutama helikopter.(evakuasi pasien / pengiriman tim medis kelokasi)
PERMASALAHAN PENANGANAN
KORBAN MENINGGAL MASAL
Sulit melakukan identifikasi korban,
PENANGANAN
Mitigasi : perlu perencanaan pemukiman tidak di zona
ancaman Tsunami
Saat kejadian : Korban meninggal banyak , perlu
penanganan korban mati masal (instansi mana yang akan memimpin) ancaman wabah bila terjadi
keterlambatan pemakaman.
Fasilitas kesehatan kemungkinan hilang dan
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post mortem .
DVI
Disaster victim identification : biasanya digunakan pada
man made disaster seperti kecelakaan pesawat terbang, kecelakaan industri, ledakan bom- terorisme
Identifikasi diperlukan untuk legal aspek terutama untuk
keluarga yg ditinggalkan
DVI pada korban bencana dilakukan dengan mencari
kesesuaian antara data ante mortem dan data post mortem .
APA YANG KITA PELAJARI
Mitigasi
Penyiagaan masyarakat memberi pendidikan dan
pelatihan pada zona tsunamie,
Membuat sistem peringatan dini
Saat bencana :
setiap wilayah menetapkan penanganan korban mati
masal (multi sektor).
Melakukan pencegahan kemungkinan terjadinya wabah
penyakit akibat kerusakan atau banyaknya korban meninggal
5. Toru
6. Angkola
8. Sumpur
1.Seulimeum
13. Dikit 14. Ketaun
11. Suliti 15. Musi
16. Manna
17. Kumering
18.Semangko
19.Sunda 9. Sianok
7. Barumun
4. Renun 2. Aceh
3. Tripa
10. Sumani
12. Siulak
Jawa-Sumba Subductio n
Philippine Subduction
Irian Subducti on
N.
Sulawesi Subducti
on E. Molucca Subduction
Banda Sea Subducti on
W.
Molucca Subducti on
Timor Subduction S.
Sumatra Subducti
56. Sulu thrust
50. Palu-Koro
53. Poso
58. Lawanopo 57. Gorontalo
52. Walanae 55. Tolo thrust 51. Matano
54. Batui thrust
73. Sorong-Maluku 72. Sula-Sorong
71. Tarera-Aidun
70. Yapen 75. Ransiki 74. Sorong
79 Highland thrust belt 77. Manokwari trench
76. Membrano thrust tbelt
78. Lowland 34. Wetar back arc
36. Flores back arc 33. Semarang
34. Jogja 30. Bumiayu
32. Cimandiri
31. Baribis
GEMPA TEKTONIK DI
INDONESIA
http://mediadidik.blogspot.com/2009/09/segitiga-kehidupan-tips-aman-saat.html
GEMPA BUMI
Apa yang bisa kita
pelajari
MASALAH KESEHATAN TERGANTUNG
PERMASALAHAN AKIBAT GEMPA
1. STRUKTUR BANGUNAN MASIH DAPAT DIGUNAKAN/ TIDAK
2. INTALASI PEMIPAAN RUSAK/ TIDAK (SALURAN AIR, LISTRIK )
3. EVAKUASI SULIT KARENA KERUSAKAN JALAN , JEMBATAN
TWMS2010 29
KARAKTERISTIK KASUS
AKIBAT GEMPA
Banyak korban yang
meninggal sebelum regu/ team penolong tiba di lokasi (angka kematian > 10% s/d 85% jumlah penduduk)
Kebakaran dapat merupakan Bencana
sekunder pasca gempa dan jumlah korban akan
bertambah.
Trauma multiple (Terutama trauma tumpul, terbanyak
patah tulang) dan perdarahan (syok),
TWMS2010 30
PERMASALAHAN PERTOLONGAN PD GEMPA
KESULITAN RESCUE KESULITAN EVAKUASI
JUMLAH PENOLONG TERBATAS
FASILITAS PERTOLONGAN TERBATAS
JUMLAH KORBAN CEDERA BANYAK
Kebutuhan
1. Alat berat utk menyingkarkan reruntuhan
2. Alat untuk
deteksi korban dibawah
reruntuhan
3. Alat tranportasi evakuasi
Kebakaran menjadi ancaman pasca gempa
Contoh;Kebakaran hebat sesaat setelah gempa Kobe pada Tahun 1995
KEBUTUHAN AREA RAWAT SEMENTARA
PERMASALAHAN AKSES DAN ALAT TRANSPORTASI KE RS PERLU TEMPAT PENAMPUNGAN ? RS
LAPANGAN( bangun an/ tenda) dan
fasilitasnya alas tidur, air bersih
Alkes
PENANGANAN
Korban cedera banyak dalam waktu singkat.
Bila diikuti kebakaran akan menambah jumlah
korban.
Penanganan medis , rumah sakit memerlukan
ruang penampungan yg luas, tindakan bedah
penting (fasilitas ,SDM), pencegahan tetanus.
Unit luka bakar
Permasalahan apakah RS dapat digunakan
Bila memiliki HDP
/HOSDIP
(Hospital
Disaterplan) harus
diaktivasi
1. mobilisasi SDM
2. mobilisasi faslitas, 3. menyiapkan
perluasan area pelayanan
PENANGANAN PENGUNGSI
Mass casualty
Dapur umum
35 TWMS 2013
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Gempa Jogya
1. Banyak pasien cedera/ trauma :14.220
pembedahan,, (4.115 pembedahan hari ke 1) , keterbatasan peralatan dan fasilitas di RS, perlu pencegahan komplikasi pasca bedah infeksi luka operasi (73 kasus tetnus dan 23 meninggal)
2. Terdapat 2.100.000 pengungsi , terutama bayi dan
anak memerlukan makanan bayi dan susu. Perlu vaksinasi bila pengungsian lebih dari 1 minggu utk mencegah wabah.
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Mitigasi : pada zona gempa perlu pengawasan
infrastrktr bangunan
Saat bencana perlu tim rescue dan tim medis (di
luar RS dan RS) perlu pemeriksaan RS yg masih
bisa digunakan. Perlu penambahan ruangan di RS
dan transportasi antar daerah harus dipikirkan.
Pasca bencana: pelayanan medis didaerah
pengungsian: .
Letusan tanggal 30 Agt 2010, pukul 6.23
39 TWMS 2013
PERMASALAHAN EVAKUASI
BENCANA GUNUNG MELETUS
Awan panas, lahar panas Korban meninggal
Luka bakar bagi korban Luka bakar bagi penolong
Gangguan pernafasan Debu vulkanik
PENANGANAN
Hal penting.
Perlu masker jumlah banyak ( penolong & korban).,
ANCAMAN GANGGUAN PERNAFASAN
Jumlah Korban cedera dan pengungsi banyak, Waktu
penanganan cukup lama
Penanganan medis gangguan pernafasaan, luka bakar,
KELOMPOK RENTAN
PENGUNGSI LETUSAN GN MERAPI (KAB MAGELANG) 2010
2489
24268
30145
1214 2378
57 57
10 Penyakit Terbanyak Pengungsi Merapi Periode 28 Oktober s.d 15 Desember 2010
1417
841 751 739 5370
ISPA Cepalgia Myalgia Hypertensi Batuk Pilek Gastritis Penyakit Kulit (Non Dermatitis) Dermatitis Penyakit Mata Non Conjungtivitis Diare
44
APA YG DAPAT DIPELAJARI
Jogya (Letusan Merapi).
1.
Korban sakit banyak (gangguan
pernafasan, cedera dan luka bakar,
gangguan psikologis).
2.
Pengungsi banyak memerlukan
penanganan kesehatan dalam waktu
cukup lama (usia lanjut, anak2)
Lebih dari 4.979 jiwa atau 1.040 KK di 7 kampung dari 6.186 Jiwa (1.293 KK) penduduk Wasior saat ini dalam keadaan situasi emergency dan menjadi
sasaran kegiatan tanggap darurat dari berbagai lintas sektor.
INTERNAL DISASTER
46 TWMS 2013
TWMS2010 47
PERMASALAHAN PADA KORBAN BANJIR
• Jumlah yang
meninggal biasanya tidak banyak.( kecuali banjir bandang ada korban meninggal/ tenggelam)
• Jumlah korban
yang sakit dan perlu pengobatan sekitar 0, 2- 2, 0% dari total penduduk yg terkena. Kasus Hipothermia, trauma gangguan
MASALAH KESEHATAN
Banjir bandang dapat menyebabkan banyak
korban meninggal karena tenggelam dan
hipotermia.
Banjir yang terjadi pelahan tidak banyak yang
PENANGANAN
Penanganan kesehatan terutama pada
pengungsian (perhatikan kelompok rentan) ,
pemeriksaan kesehatan periodik,
Permasalahan kesehatan berhubungan dengan
Penyiapan area pengungsi
Mass casualty
Dapur umum
PENANGANAN
Aktivasi kegiatan pra Rumah sakit menjadi
penting baik pelayanan kesehatan individu
maupun kesehatan masyarakat..
Memerlukan tempat penampungan luas, dapur
umum, jamban dalam jumlah banyak, mobilisasi
SDM dan loistik, memberikan edukasi pada
TWMS2010 52
KARAKTERISTIK
KORBAN TANAH LONGSOR
PERMASALAHAN
Tergantung besar/ kekuatan angin, luas daerah
yang terkena, infrastruktur yang rusak
Korban cedera (multiple trauma ) karena
tertimpa benda melayang (
flyng object)
seperti
pada kasus gempa bumi.
BENCANA NUBIKA/
NBC DISASTER
NUCLEAR DISASTER
• Nuclear bomb , kebocoran reaktor nuklir, kecelakaan pembawa
bahan nuklir (di Indonesia Bandung- Serpong)
Masalah kesehata :
Direct trauma Trauma tumpul/ penetrans disertai panas (Thermal injury) Acute radiation syndrome
Kerusakakan sel ( stem cell) pada sumsum tulang, infeksi, perdarahan, GI syndrome (diarrhea,dehydrasi, perdarahan GI tract)
CNS syndrome (edema & inflamasi otak) Bila > 70 rad) maka seluruh tubuh terpapar
PENANGANAN MEDIS TRAUMA DAN LUKA BAKAR, RADIASI & KONTAMINASI
BIOTERORISME
Bahan biologi yg mudah menular dan membuat kepanikan (Anthrax, Botulism, Plague, Small pox, Tularemia,Viral
Hemorrhagic Fevers
Penegakkan diagnosis klinis penting pra Rumah sakit,
TERORISME/ BENCANA INDUSTRI / BENCANA KIMIA
CHEMICAL DISASTER
Selalu perlu dekontaminasi (mengurangi
paparan bahan kimia pada tubuh manusia)
Permasalahan kesehatan tergantung jenis
bahan kimia;
menyebabkan gangguan pernafasan) perlu alat bantu nafas. mengenai kulit, percikan ke mata,
masuk sirkulasi darah
CLASSIFICATION OF
CHEMICAL AGENT
TOXIC AGENTS
producing injury or death
Nerve agents (anticholinesterase)
Chocking agents (chlorine, phosgene)
Blisters agents (mustard, lewisite-riot control agents) Blood agents (cyanogens
INCAPACITATING AGENTS
Tim medis khusus siap dengan proteksi
diri (
Hazmat
team
)
Petgas medis tidak boleh menjadi korban akibat paparan bahan kimia
Prinsip meminimalkan paparan bahan kimia pada tubuhj
korban dan life saving.
Perhatikan pembuangan limbah utk tidak menambah jumlah
KESIAPAN RUMAH SAKIT RUJUKAN
perlu ada area dekontaminasi
Sekat pembatas (devider) dan shower dihalaman pintu masuk IGD
Singapore General Hospitalwer juga turun Code zebra (activation of the
Tim pelaksana lanjutan telah siap dengan warna pakaian berbeda dan tugas tetap melakukan
Dekontaminasi dilapangan menggunakan tenda yg dilengkapi dengan shower dan dibagian bawah
terdapat tempat pembuangan limbah
Jenis tenda ini Untuk pasien Yg masih
PERMASALAHAN
Jumlah korban bervariasi
Jenis kasus bervariasi
Penanganan kesehatan memerlukan:
Triase,(sistem seleksi korban berdasarkan kegawat
daruratannya utk memberikan prioritas pelayanan)
Transportasi . Evakuasi tergantung lokasi kejadian , SDM terlatih,
Tergantung :
1. Kepadatan penduduk ,
2. Geografidaratan/kepulauan )
3. Ada/ tidak infra struktur transportasi,
komunikasi
4. Ada/ tdk Rumah sakit/ Fas kesehatan
5. Organisasi, koordinasi, tata kerja
BUKAN HANYA MASALAH MEDIS TEKNIS
EMERGENCY MEDICAL SERVICE SYSTEM
Emergency Dep HCU, ICU, OR
Resources :
Personnel, Facilities, Equipment
Organization Procedures
PERMASALAHAN DALAM PENANGANAN
BENCANA
(Disaster problem)
1. Pada umumnya tidak ada persiapan (unprepared) 2. Tidak didahului adanya pemberitahuan (no notice) 3. Adanya risiko bagi petugas (high personnel risk)
PRINSIP PENANGANAN MUSIBAH DGN
KORBAN MASAL
Diperlukan kerjasama berbagai unit kerja dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada (efisiensi
sumber daya)
TWMS2010 72
Keberhasilan penanganan
Dipengaruhi komponen;
1.Organisasi
2.
Fasilitas (sarana & prasarana)
3.
Komunikasi
4.
Dokumentasi & data
BENCANA/
KORBAN MASAL
JUMLAH KORBAN YG DAPAT
DISELAMATKAN
PERMASALAHAN:
1. Jumlah korban 2. Kondisi korban 3. Keadaan Geografi
4. Kemudahan
mendapat fasilitas
5. SDM
TERGANTUNG
1. Organisasi 2. Fasilitas
3. Komunikasi
4. Data/ Documen
5. Manajemen
TINDAKAN/ OPERASIONAL
DIPERLUKAN POSKO (OPERATION CENTER)
(CONTOH DINEGARA LAIN)
MEDICAL STAFF
POLICE OFFICER FIRE BRIGADE
SOCIAL
PERLU FASILITAS- TRANSPORTASI
HELP...!AMBULANS STANDAR ???
(KENDARAAN , PETUGAS, PERALATAN)
Perlu Fasilitas
komunikasi
Radio HF
TATA KERJA
PRA RUMAH SAKIT (dilokasi kejadian)
DI RUMAH SAKIT (terutama kesiapan
IGD)
ANTAR RUMAH SAKIT (koordinasi
PRA RUMAH SAKIT
(PRE HOSPITAL
)
PENANGANAN DI LAPANGAN
DI AREA
MUSIBAH
LAKUKAN PENILAIAN AREA TSB AMAN ATAU TIDAK UNTUK PENOLONG, LAKUKAN KERJA SAMA UTK PENGAMANAN LOKASI
LAKUKAN PENILAIAN CEPAT ADAKAH ANCAMAN KEMATIAN ATAU TIDAK
LAKUKAN pertolongan pertama/stabilisasi-evakuasi
PENANGANAN DALAM KOORDINASI DGN
PEMBAGIAN AREA BENCANA
(BILA TDK LUAS) DILAPANGAN
(k RED ZONE (area penyelamatan)
Lokasi bencana, lokasi kerja tim rescue, polisi,” tim medis” tergantung aman /tdk utk melakukan pertolongan pertama
YELLOW ZONE (area pertolongan
medis)
Lokasi pos lapangan dan tim pendukung
GREEN ZONE (area penunjang)
Lokasi utk media masa, lokasi menunggu bagi keluarga korban, lokasi utk
pemberian penjelasan / info, utk tim relawan
PENOLONG PERTAMA PADA KASUS GAWAT DARURAT
MEDICAL FIRST RESPONDER
(orang awam, petugas pemberi layanan publik,
dokter & perawat)
82 TWMS 2013
Bagaimana masyarakat
PENOLONG PERTAMA SECARA MEDIS
(MEDICAL FIRST RESPONDER)
TRIAGE TREAT
TRANSPORT
AREA TRIAGE
Lakukan seleksi korban
Untuk memberikan prioritas
pelayanan
ARUS PELAYANAN KORBAN DILAPANGAN prinsip satu arah tidak bersilang
(“3 T rule” ; TAG/TRIASE – TREAT – TRANSFER)
RAWAT
(area pendukung, Info publik)
Ke
BAGAIMANA MEMBUAT
RUMAH SAKIT LAPANGAN
PERLU
KEBUTUHAN DI LAPANGAN
RUMKIT LAP
PEDOMAN
EVAKUASI MEDIS
DIREKTORAT BINA PELAYANAN MEDIK DASARDEPARTEMEN KESEHATAN Edisi 1 - 2007
Pada setiap kegawat daruratan medik diperlukan upaya untuk memindahkan penderita/ korban ke fasilitas pelayanan medik agar mendapat
pelayanan medik yang dibutuhkan.
Evakuasi medik atau medical evacuation
(Medevac) dengan menggunakan sarana
transportasi darat (ambulans, kereta api dll),
transportasi air (kapal sungai, kapal laut dll)
transportasi udara (pesawat rotary wing,
TRANSPORTASI PASIEN GAWAT DARURAT
(GD) PRA RUMAH SAKIT
Memprioritaskan pasien G.D yg memerlukan pelayanan
RS dengan segera, Stabilkan dulu untu Airway & Breathing problem.
Awak (kru) ambulans terampil dalam pertolongan GD
(mampu melakukan life support, mengawasi stabilisasi korban)
Dilengkapi fasilitas life support (A,B,C problem) Dilengkapi alat komunikasi (sbl sampai RS tujuan
TRANSPORTASI PASIEN TIDAK G.D.
Pasien tdk dalam keadaan G.D / tidak perlu
pertolongan segera, dapat dievakuasi tanpa
menggunakan ambulans, digunakan kendaraan
tergantung fasilitas transport tersedia. Tujuan ke tempat penampungan yg ditentukan
Korban meninggal dievakuasi ke R.S dgn fasilitas
forensik, sebaiknya menggunakan dgn kendaraan
TWM Ambulance
service mei 2007 92
AMBULANS TYPE II –USA
AMBULANS UDARA
FIXED WING (jarak jauh) ROTARY WING (perlu
tempat pendaratan)
Memerlukan persyaratan
khusus
Ambulans sungai (tidak pada sungai arus
deras)
PERMASALAHAN
Bila rujukan pasien tdk dimungkinkan (daerah
terpencil, pedalaman, kepulauan, tertinggal)
diperlukan
penguatan Puskesmas
(SDMnya,
Fasilitasnya) dan
dijalankan
rujukan
konsultasi
dengan menggunakan teknologi
komunikasi dan media.
POLA PELAYANAN RUJUKAN
RUJUKAN PASIEN
RUJUKAN KONSULTASI
PELAYANAN KOMUNIKASI/TELEMEDICINE
(peningkatan jangkauan pelayanan)
PELAYANAN DOKTER TERBANG (menggunakan
fasilitas transportasi yang tersedia)
PENANGANAN
Hospital Disaster Plan
Internal disaster plan (bencana terjadi di RS)
External disaster plan (bencana terjadi diluar RS :
mengirim tim kelapangan, menerima korban di RS)
Memerlukan perencanaan
1. Organisasi & tata kerja (tata laksana)
2. Sumber daya : SDM, fasilitas (peralatan/ obat) & dana
PELAJARAN DARI KEJADIAN SEBENARNYA . Kebakaran di
RSU NUSA TENGGARA BARAT
UNIT RADIOLOGI
PERENCANAAN RUMAH SAKIT PADA
PENANGANAN KORBAN MASAL
Mobilisasi SDM
(petugas medis: dokter/
perawat , nonmedis: keamanan, staf penunjang
komunikasi/ farmasi/ gizi/ lab dll)
Mobilisasi sarana – prasarana
(
ambulans,
peralatan medis, bahan medis habis pakai, obat
dll)
Perluasan area kegiatan
di rumah sakit
AKSES MASUK
OUTPATIENT DEPARTMENT (POLIKLINIK)
EMERGENCY
DEPARTMENT (ED)
APRIL 2011 TWMS 2011 105
SIAPKAH KITA ...?
BAGAIMANA SEKARANG APAKAH KITA SUDAH SIAP
april 2011 TWMS