37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan jenis eksperimen yang merupakan observasi di bawah kondisi buatan dibuat peneliti dengan tujuan untuk menyelidiki adanya hubungan sebab akibat dengan cara memberi perlakuan (Slameto, 2012: 89). Perlakuan dilakukan guna untuk menguji hipotesis untuk mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang telah direncanakan oleh peneliti. Pendekatan penelitian menggunakan layanan konseling kelompok behavioral dengan menggunakan eksperimen dengan tujuan meningkatkan self
efficacy siswa yang rendah. Pendekatan
behavioristik memandang bahwa manusia memiliki kecenderungan positif dan negatif sehingga manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial budaya (Corey, 2013: 195).
Penelitian menggunakan desain pre-eksperimental (nondesigns) dengan bentuk one-group pretes-posttest design. Penelitian dilakukan dalam bentuk layanan konseling kelompok behavioral. Layanan konseling kelompok sepuluh kali pertemuan (1 minggu 3 kali).
38
layanan konseling kelompok behavioral sepuluh pertemuan. Setelah mendapatkan layanan konseling kelompok akan mendapatkan tes akhir untuk mengetahui hasil layanan konseling kelompok. Dengan demikian hasil perlakuan (layanan konseling kelompok) dapat diketahui akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2013: 112). Adapun desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir Kelompok
Konseling O1 X O2
Gambar 3.1: Desain Penelitian Keterangan:
O1 = nilai pretest (sebelum mendapatkan konseling
kelompok)
X = layanan konseling kelompok behavioral
O2 = nilai posttest (setelah mendapatkan konseling
kelompok)
39
perbandingan. Kelompok diberikan skala self efficacy
dua hari sebelum perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan terakhir diberi tes akhir (post-test).
3.1.1 Kriteria Metode Eksperimen
Kriteria metode eksperimen (Slameto, 2013: 90) adalah (1) masalah yang dipilih merupakan masalah yang dapat dipecahkan. (2) Faktor yang dicobakan didefinisikan seterang-terangnya. (3) Percobaan dilaksanakan dengan desain yang cocok sehingga hasil dapat maksimal. (4) Diperlukan ketelitian dalam observasi dan ketepatan ukuran. (5) Metode, materi, dan referensi yang digunakan dilukiskan sejelas-jelasnya. (6) Interprestasi serta uji statistik dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter yang dicari.
3.1.2 Langkah-Langkah Pokok Penelitian
40
instrumen penelitian, (g) merancang prosedur pengumpulan data, (g) merumuskan hipotesis nol. (6) Melaksanakan eksperimen. (7) Mengatur data dan menganalisis data. (8) Menerapkan tes signifikansi. (9) Membuat interprestasi hasil penelitian.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Kendal tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian berjumlah 11 siswa SMA kelas XI IPS yang mempunyai skor rendah pada inventori self efficacy
dari 112 siswa dengan cara mengukur self efficacy
memakai inventori self efficacy kepada siswa kelas XI IPS. Berdasarkan data tersebut siswa yang self
efficacy rendah berjumlah 11 siswa mendapat
konseling kelompok behavior. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu.
3.3 Instrumen Penelitian
Istrumen penelitian ini menggunakan skala psikologis dan alat pengumpul datanya inventori self efficacy yang diadaptasi dari inventori yang disusun Albert Bandura. Selain itu peneliti juga menggunakan daftar pertanyaan untuk mengukuhkan dalam pencarian anggota kelompok untuk dikenakan treatment. Pada saat treatment
41
treatment dilakukan. Treatment berupa konseling kelompok behavioral sebanyak 10 pertemuan. Jumlah item kisi-kisi penelitian berjumlah 55 item adapun uji validitas dan reliabilitas bebagai berikut. 3.3.1 Uji Validitas Skala Self Efficacy
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya indikator atau kuesioner dari masing-masing variabel. Uji validitas menggunakan validitas konstruk, yaitu mengacu sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori yang menjadi dasar penyusunan instrumen (Widoyoko, 2012: 145). Suatu instrumen dikatakan valid apabila memiliki sumbangan yang besar terhadap skor total. Instrumen mempunyai validitas tinggi apabila skor pada butir mempunyai kesejajaran dengan skor total.
Tingkat kevalidan instrumen dapat ditentukan, apabila r hitung > r tabel = valid dan r hitung < r tabel =
tidak valid. Pengujian dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Nilai r hitung
merupakan hasil korelasi jawaban responden pada masing-masing instrumen yang dianalisis dengan program spss versi 16 dan outputnya bernama
corrected item correlation. Sedangkan untuk mendapatkan r tabel dilakukan dengan tabel r product moment.
3.3.2 Uji Reliabilitas Skala Self Efficacy
42
dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas suatu instrumen atau kuesioner dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha (α), yaitu apabila
nilai cronbach’s alpha (α) lebih besar (>) 0,60 maka
instrumen atau kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai cronbach’s alpha (α) lebih kecil (<) 0,60 maka instrumen atau kuesioner tidak reliabel. Uji reliabilitas menggunakan alat uji SPSS versi 16.
3.3.3 Validitas dan Reliabilitas Inventori Self Efficacy
Inventori Self Efficacy diuji coba terhadap siswa SMA Negeri 1 Kendal yang bukan sebagai subjek penelitian. Berdasarkan data lampiran 3 perihal hasil uji coba instrumen inventori self efficacy
sebagai berikut:
3.3.3.1 Keyakinan Diri dalam Memperoleh Sumber Daya Sosial dengan kode DS.
Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation
diketahui data terendah 0,654 dan tertinggi 0,848, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,856.
3.3.3.2 Keyakinan Diri untuk Prestasi Akademis dengan kode PA.
43
3.3.3.3 Keyakinan Diri untuk Pembelajaran Mandiri dengan kode PM.
Sebanyak sepuluh item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,400 dan tertinggi 0,907, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,776.
3.3.3.4 Keyakinan Diri untuk Keterampilan Waktu Luang dan Kegiatan Ekstrakurikuler dengan kode KE.
Sebanyak delapan item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,436 dan tertinggi 0,737, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,750.
3.3.3.5 Keyakinan Peraturan Diri dengan kode PD. Sebanyak delapan item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation diketahui data terendah 0,437 dan tertinggi 0,678, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,731.
3.3.3.6 Keyakinan Untuk Memenuhi Harapan Orang Lain dengan kode HO.
Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation
44
3.3.3.7 Keyakinan Diri Sosial dengan kode KD. Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation
diketahui data terendah 0,672 dan tertinggi 0,871, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,820.
3.3.3.8 Keyakinan Diri Asertif dengan kode KDA. Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation
diketahui data terendah 0,427 dan tertinggi 0,756, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,773.
3.3.3.9 Keyakinan Diri Untuk Meminta Dukungan Orangtua dan Masyarakat dengan kode DO.
Sebanyak empat item dengan hasil pengolahan data bagian Corrected Item-Total Correlation
diketahui data terendah 0,436 dan tertinggi 0,825, sedangkan reliabilitas instrumen diperoleh angka Alpha 0,771.
Berdasarkan r hitung hasil uji coba instrumen inventori self efficacy semua item melebihi r tabel
45
dapat direkomendasi bahwa inventori self efficacy
dapat dipergunakan untuk mengambil data penelitian.
2.4 Pengukuran Self Efficacy
Macam-macam pengukuran self efficacy meliputi: skala self efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C)
Muris P dan Children’s Self-Efficacy Skala. Dalam penelitian ini menggunakan inventori bernama Children’s Self-Efficacy Skala yang diadaptasi dari inventori milik Albert Bandura. Children’s Self-Efficacy merupakan skala keyakinan diri anak-anak dirancang untuk membantu mendapatkan pemahaman yang lebih baik perihal yang sulit bagi siswa. Siswa memberi penilaian 1-100 sesuai kondisi siswa sebanyak 9 aspek penilaian.