• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Pengertian IFRS (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah dan Pengertian IFRS (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

IFRS dan GAAP

http://lisapurnamylullaby.blogspot.co.id/2012/03/sejarah-dan-pengertian-ifrs.html

Sejarah dan Pengertian IFRS

Di era zaman yang semakin hari semakin modern, masyarakat di berbagai belahan dunia begitu mudahnya untuk berinteraksi, termasuk dalam interaksi dagang dan berinvestasi. Karena kemajuan teknologi tersebut mendorong kemudahan manusia di seluruh dunia untuk berkomunikasi tanpa ada batas wilayah Negara atau biasa kita sebut globalisasi.

Dampak globalisasi yang semakin kuat dan berimbas kepada pasar pasar investasi membuat pihak yang terlibat berupaya untuk mempermudah dan menyeragamkan bahasa dalam berinvestasi (bahsa pelaporan keuangan dan standar keuangan). Standar pelaporan keuangan dan standar akuntansi haruslah standar yang dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat global. Sehingga diperlukan standar yang sama di seluruh dunia.

1970’an Inggris, Kanada, US membentuk Accounting International

Study Group (AISG)

1973

Organisasi professional akuntansi dr Belanda, Kanada,

Australia, Meksiko, Jepang, Prancis dan Selandia Baru

membentuk International Accounting Standard Committee

(IASC) dan menghasilkan International Accounting Standard

(IAS)

2000

IASC restrukturisasi kelembagaan dan dibentuk IASC

Foundation (IASCF) yg membawahi International Accounting

Standard Board (IASB) dan International Financial Reporting

Intepretation Committee (IIFRIC). IASB mengeluarkan

International Financial Reporting Standards (IFRS).

International Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan standar pelaporan keuangan internasional yang menjadi rujukan atau sumber konvergensi bagi standar-standar akuntansi di Negara-negara di dunia yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB) pada 1 April 2001. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS) disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasioanal (IFAC).

(2)

1. Definisi elemen laporan keuangan atau informasi lain yang berkaitan.

Definisi digunakan dalam standar akuntansi untuk menentukan apakah transaksi tertentu harus dicatat dan dikelompokkan ke dalam aktiva, hutang, modal, pendapatan dan biaya.

2. Pengukuran dan penilaian.

Pedoman ini digunakan untuk menentukan nilai dari suatu elemen laporan keuangan baik pada saat terjadinya transaksi keuangan maupun pada saat penyajian laporan keuangan (pada tanggal neraca).

3. Pengakuan

Merupakan kriteria yang digunakan untuk mengakui elemen laporan keuangan sehingga elemen tersebut dapat disajikan dalam laporan keuangan.

4. Penyajian dan pengungkapan laporan keuangan

Komponen keempat ini digunakan untuk menentukan jenis informasi dan bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu informasi dapat disajikan dalam badan laporan (Neraca, Laporan Laba/Rugi) atau berupa penjelasan (notes) yang menyertai laporan keuangan

Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Berdasar IFRS

 Elemen Laporan Keuangan

1. Neraca

2. Laporan Laba Komperhensif

3. Laporan Perubahan Ekuitas

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

6. Laporan Posisi Keuangan pada Perioda Komparatif

 Pemakai Laporan Keuangan.

Pemakai

Kepentingan

Internal

(Manajemen)

Melihat besar kecilnya laba dan mengevaluasi kinerja

keuangan perusahaan. Dan Informasi dalam laporan

keuangan dapat digunakan untuk menentukan

plan

dan

strategi perusahaan.

Eksternal

(Investor)

(3)

Pemberi

Pinjaman

(Biasanya Bank)

Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

melunasi pinjamannya.

Pemerintah dan

Badan Regulator

Lain

Untuk menganalisa CAR perusahaan, sebagai

pertimbangan kebijakan pajak, menghitung statistic

pendapatan nasional.

Supplier

Untuk menentukan kebijakan kredit terhadap perusahaan.

Pelanggan

Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan.

Karyawan

Mengetahui kelangsungan hidup perusahaan serta

mengetahui perusahaan untuk memberikan balas jasa.

Masayarakat

(termasuk

akademisi)

Sebagai bahan pembelajaran dan ilmu pengetahuan.

Selain itu dapat menjadi bahan dalam membuat tugas

akhir, artikel, makalah, dan presentasi-presentasi.

 Basis Pengukuran

1. Biaya Perolehan 2. Biaya Kini

3. Nilai Realisasi dan Penyelesaian 4. Nilai Sekarang.

IFRS di Berbagai Negara

IFRS dianggap sebagai “prinsip-prinsip berdasarkan” peraturan luas terdiri dari:

1. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) – standar yang dikeluarkan setelah tahun 2001.

2. Standar Akuntansi Internasional (IAS) – standar yang diterbitkan sebelum 2001.

3. Interpretasi berasal dari interpretasi Pelaporan Keuangan Internasional Komite (IFRIC) – yang diterbitkan setelah tahun 2001.

4. Berdiri Interpretasi Committee (SIC) – yang diterbitkan sebelum 2001. 5. Kerangka Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan.

IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.

(4)

1. Amerika = FASB dan US GAAP

2. Internasional = Eropa = dibentuk IASC yang kemudian berubah IFRS

IFRS di Amerika, terdapat standar yang terbagi dalam tiga era :

1. Standar ditentukan / disusun oleh manajemen, Standar ditentukan / disusun oleh manajemen

karena yang membutuhkan adalah pihak manajemen.

2. Standar ditentukan / disusun oleh profesi, Standar ditentukan / disusun oleh profesi karena

profesi yang bertugas untuk menyusun dan mengaudit laporan keuangan.

3. Financial Accounting Standard World (FASW), FASW lahir setelah orang menilai pihak kreditur

terlalu dominant dalam menyusun standar akuntansi keuangan. IFRS di Indonesia

1. Di Indonesia selama dalam penjajahan Belanda, tidak ada standar Akuntansi yang dipakai.

Indonesia memakai standar (Sound Business Practices) gaya Belanda.

2. Sampai Thn. 1955 = Indonesia belum mempunyai undang – undang resmi / peraturan tentang

standar keuangan.

3. Thn. 1974 = Indonesia mengikuti standar Akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI yang disebut

dengan prinsip Akuntansi.

4. Thn. 1984 = Prinsip Akuntansi di Indonesia ditetapkan menjadi standar Akuntansi.

5. Akhir Thn. 1984 = Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari

IASC.

6. Sejak Thn. 1994 = IAI sudah committed mengikuti IASC / IFRS.

7. Thn. 2008 = diharapkan perbedaan PSAK dengan IFRS akan dapat diselesaikan.

8. Thn. 2012 = Ikut IFRS sepenuhnya?

Upaya untuk memperkuat Arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan, membuat International Accounting Standard Boards (IASB) melakukan percepatan harmonisasi standar Akuntansi internasional khususnya International Financial Reporting Standard (IFRS) yang dibuat oleh IASB dan Financial Accounting Standard Boards (badan pembuat standar Akuntansi di Amerika Serikat). IFRS di Uni Eropa :

1. 1982 = IFAC mengendors IASC sebagai Global Accounting Standard.

2. 1989 = Federasi Akuntansi Eropa mengendors IASC.

3. 1994 = IASC Advisory Council Approved selaku oversight and finance.

4. 1995 = IASC & IOSCO menandatangani perjanjian agar negara – negara Uni Eropa harus mengikuti IASs.

5. 1996 = US SEC endors IASC to initiate the dev of global accounting standards.

6. 1997 = IASC Forms SIC Standing Interpretation Committee, Forms SWP (Strategy Working Party).

(5)

8. 1999 = G7 Finance Ministers and IMF Support IASs Strengthen International Financial Structure.

9. 2000 = IASB new chairman Sir David Tweedie appointed.

10. 2001 = IASB dilahirkan sebagai pengganti IASC. Isinya untuk melakukan convergensi ke global Accounting standards dengan kualitas :

 Single Set and High Quality.

 Transparant dan komparabel Laporan Keuangan.

 Berguna bagi pemain Pasar Modal dunia.

Perkembangan Konvergensi

International Financial Reporting

Standards

(IFRS) di

Indonesia

International Financial Reporting Standards (IFRS) menjadi trend topic yang hangat bagi akuntan dan top manajemen pada perusahaan-perusahaan yang sudah terjun di Bursa Efek global dan juga para akademisi serta para Auditor yang akan melakukan pemeriksaan pada perusahaan-perusahaan yang sudah menerapkan IFRS tersebut. Maka pada tanggal 17-22 Januari 2011 telah diadakan Pelatihan Internasional “TOT” untuk IFRS dan Penyusunan Kamus Akuntansi Indonesia yang diselenggarakan oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

Pada pelatihan tersebut ada banyak hal menarik yang disampaikan oleh para pembicara dari anggota DSAK IAI dan akademisi UGM yaitu Dr. Setiyono, Kantor Akuntan Publik PWC Djohan Pinnarwan, SE., BAP, dari Akademisi UGM yaitu Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA dan Prof. Dr. Suwardjono, M Sc. Pada Pelatihan tersebut secara umum peserta yang berpartisipasi sebagian besar adalah para akademisi dan staf akuntansi dan Auditor.

Sebelum membahas lebih detail tentang perkembangan di Indonesia, tentu kita akan bertanya kenapa di Indonesia harus melakukan konvergensi IFRS? Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu tidak lepas dengan kepentingan global yaitu agar dapat meningkatkan daya informasi dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia disamping itu Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 forum, Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 secara prinsip-prinsip G20 yang dicanangkan sebagai berikut:

1. Strengthening Transparency and Accountability 2. Enhancing Sound Regulation

3. Promoting integrity in Financial Markets 4. Reinforcing International Cooperation

5. Reforming International Financial Institutions

(6)

Pada periode 1973-1984, Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah membentuk Komite Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia untuk menetapkan standar-standar akuntansi, yang kemudian dikenal dengan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Pada periode 1984-1994, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian menerbitkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 (PAI 1984). Menjelang akhir 1994, Komite standar akuntansi memulai suatu revisi besar atas prinsip-prinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi tersebut menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan, yang sebagian besar harmonis dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.

Pada periode 1994-2004, ada perubahan Kiblat dari US GAAP ke IFRS, hal ini ditunjukkan. Sejak tahun 1994, telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan lainnya dibuat sendiri.

Pada periode 2006-2008, merupakan konvergensi IFRS Tahap 1, Sejak tahun 1995 sampai tahun 2010, buku Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terus direvisi secara berkesinambungan, baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru. Proses revisi dilakukan sebanyak enam kali yakni pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1999, 1 April 2002, 1 Oktober 2004, 1 Juni 2006, 1 September 2007, dan versi 1 Juli 2009. Pada tahun 2006 dalam kongres IAI (Cek Lagi nanti) X di Jakarta ditetapkan bahwa konvergensi penuh IFRS akan diselesaikan pada tahun 2008. Target ketika itu adalah taat penuh dengan semua standar IFRS pada tahun 2008. Namun dalam perjalanannya ternyata tidak mudah. Sampai akhir tahun 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru mencapai 10 standar IFRS dari total 33 standar.

PSAK disahkan 23 Desember 2009:

1. PSAK 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan

2. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas

3. PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan KeuanganTersendiri

4. PSAK 5 (revisi 2009): Segmen Operasi

5. PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama

6. PSAK 15 (revisi 2009): Investasi Pada Entitas Asosiasi

7. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

8. PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset

9. PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi

10. 10.PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang

Dihentikan

Interpretasi disahkan 23 Desember 2009:

1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

(7)

3. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan

4. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik

5. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

PSAK disahkan sepanjang 2009 yang berlaku efektif tahun 2010:

1. PPSAK 1: Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan

Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol

2. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang

3. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang bermasalah

4. PPSAK 4: Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi Perbankan, PSAK 42: Akuntansi

Perusahaan Efek, dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana

5. PPSAK 5: Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999)

tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing PSAK yang disahkan 19 Februari 2010:

1. PSAK 19 (2010): Aset tidak berwujud

2. PSAK 14 (2010): Biaya Situs Web

3. PSAK 23 (2010): Pendapatan

4. PSAK 7 (2010): Pengungkapan Pihak-Pihak Yang Berelasi

5. PSAK 22 (2010): Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)6. PSAK 10 (2010): Transaksi

Mata Uang Asing (disahkan 23 Maret 2010

6. ISAK 13 (2010): Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri

Exposure Draft Public Hearing 27 April 2010

1. ED PSAK 24 (2010): Imbalan Kerja

2. ED PSAK 18 (2010): Program Manfaat Purnakarya

3. ED ISAK 16: Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

4. ED ISAK 15: Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya.

5. ED PSAK 3: Laporan Keuangan Interim

6. ED ISAK 17: Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

Exposure Draft PSAK Public Hearing 14 Juli 2010

1. ED PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

2. ED PSAK 50 (R 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian

3. ED PSAK 8 (R 2010): Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

4. ED PSAK 53 (R 2010): Pembayaran Berbasis Saham

Exposure Draft PSAK Public Hearing 30 Agustus 2010

1. ED PSAK 46 (Revisi 2010) Pajak Pendapatan

(8)

3. ED PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi 4. ED ISAK 18: Bantuan

Pemerintah-Tidak Ada Relasi Specifik dengan Aktivitas Operasi

4. ED ISAK 20: Pajak Penghasilan-Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

Sahamnya

Kendala dalam harmonisasi PSAK ke dalam IFRS

1. Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya

2. IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih

dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.

3. Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

dan acapkali ini tidaklah mudah.

4. Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode

akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.

5. Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.

6. Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

Manfaat Konvergensi IFRS secara umum adalah:

a. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan Standar Akuntansi

Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).

b. Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modalsecara

global.

d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan untuk

melakukanearning management

1. Reklasifikasi antar kelompok surat berharga (securities) dibatasi cenderung dilarang.

2. Reklasifikasi dari dan ke FVTPL, DILARANG

3. Reklasifikasi dari L&R ke AFS, DILARANG

4. Tidak ada lagi extraordinary items

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf/ifrs.pdf

http://www.iaiglobal.or.id/berita/detail.php?catid=&id=98

(9)

http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Pelaporan_Keuangan_Internasional

Apa itu GAAP?

GAAP adalah singkatan dari Generally Accepted Accounting

Principles atau Prinsif-prinsif Standar Akuntansi Keuangan berlaku

umum. GAAP adalah standar umum akuntansi dan perusahaan go public

yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dan yang digunakan oleh

bisnis untuk mengatur informasi keuangan mereka menjadi catatan transaksi

akuntansi yang ringkas dalam pelaporan keuangan, serta mengungkapkan

informasi pendukung tertentu.

Salah satu alasan untuk menggunakan GAAP adalah agar pembaca

laporan keuangan dibeberapa perusahaan memiliki dasar yang memadai

untuk perbandingan, karena semua perusahaan yang menggunakan GAAP

telah membuat laporan keuangan dengan menggunakan aturan yang

sama.

yang termasuk susunan GAAP yaitu :

1. Laporan keuangan

2. Aktiva

3. Kewajiban

4. Keadilan

5. Pendapatan

6. Beban

7. Penggabungan usaha

8. Derivatif dan lindung nilai

9. Nilai wajar

(10)

12. Non moneter transaksi

13. Kejadian setelah tanggal neraca

Khusus industri akuntansi, seperti maskapai penerbangan, kegiatan

ekstraktif, dan perawatan kesehatan GAAP berasal dari pernyataan dari

serangkaian disponsori pemerintah entitas akuntansi, di mana Dewan

Standar Akuntansi Keuangan (FASB) adalah yang terbaru. Komisi Sekuritas

dan Bursa juga masalah pernyataan akuntansi melalui Buletin Akuntansi Staf

dan pengumuman lain yang hanya berlaku untuk perusahaan publik yang

diadakan, dan yang dianggap sebagai bagian dari GAAP. GAAP

dikodifikasikan ke dalam Kodifikasi Standar Akuntansi (ASC), yang tersedia

online

dan

(lebih

terbaca)

dalam

bentuk

cetakan.

GAAP digunakan terutama oleh perusahaan melaporkan hasil keuangan

mereka di Amerika Serikat. International Financial Reporting Standards, atau

IFRS, adalah kerangka akuntansi yang digunakan di sebagian besar

negara . GAAP jauh lebih dari aturan berbasis dari IFRS. IFRS lebih berfokus

pada prinsip-prinsip umum dari GAAP, yang membuat IFRS kerja jauh lebih

kecil, bersih, dan lebih mudah dipahami daripada GAAP.

Ada beberapa kelompok kerja yang secara bertahap mengurangi

perbedaan antara GAAP dan kerangka kerja akuntansi IFRS, sehingga

akhirnya harus ada perbedaan kecil dalam hasil yang dilaporkan bisnis jika

beralih antara dua kerangka kerja.

Diposkan 23rd May 2012 oleh Aade Riidwan

Perbedaan Spesifik antara IFRS dengan US GAAP

Perbedaan terbesar antara US GAAP dan IFRS adalah bahwa keseluruhan menyediakan kurang

detail. panduan tentang pengakuan pendapatan, misalnya, secara signifikan lebih kecil dari

GAAP luas. IFRS juga mengandung relatif sedikit instruksi spesifik industri.

(11)

lakukan tetap, paling salah satu dari yang dapat menghasilkan hasil yang dilaporkan sangat

berbeda, tergantung pada perusahaan industri dan individu fakta-fakta dan keadaan.

Contoh:

IFRS tidak mengizinkan Last In, First Out (LIFO).

IFRS menggunakan metode langkah tunggal untuk write-downs kerusakan daripada

langkah kedua metode yang digunakan dalam US GAAP, membuat write-downs lebih mungkin.

IFRS memiliki batas probabilitas yang berbeda dan pengukuran objektif untuk

kemungkinan.

IFRS tidak mengizinkan utang untuk pelanggaran perjanjian yang telah terjadi harus

diklasifikasikan sebagai non-arus pengabaian kecuali kreditur diperoleh sebelum tanggal neraca.

Kerangka konseptual pelaporan keuangan yang kita kenal selama ini sebagaimana yang diadopsi

dalam buku ajar di kampus-kampus adalah kerangka konseptual berdasarkan USGAAP. Sejalan

dengan konvergensi International Financial Reporting Standar (IFRS) kedalam Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), mau tidak mau kita harus merubah mindset kita mengikuti

kerangka konseptual IFRS tersebut.

Ada beberapa perbedaan dasar antara kedua standar tersebut sebagaimana dijelaskan dalam

tabel-tabel dibawah ini. Pada dasarnya batang tubuh kerangka konseptual tersebut masih sama,

yaitu level 1: tujuan laporan keuangan, level 2: karakteristik kualitatif dan element laporan

keuangan, dan level 3: Asumsi dasar, Prinsip dan kendala.

Berikut adalah Perbedaan keduanya:

Level 1: Tujuan Laporan Keuangan:

US GAAP

IFRS

Menyediakan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan investasi dan kredit.

Menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar

pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menyediakan informasi yang berguna untuk

memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus

kas masa depan perusahaan

Pengguna adalah investor, karyawan, pemberi

pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya,

pelanggan, pemerintah dan masyarakat.

(12)

Level 2: Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi

US GAAP

IFRS

Relevan – terdiri dari:

Nilai prediksi – membantu pengguna

memprediksi hasil dari kejadian masa lalu, saat ini

dan masa depan.

Nilai umpan balik – membantu pengguna

mengkonfirmasi dan membetulkan nilai prediksi

sebelumnya.

Tepat waktu – tersedia sebelum kehilangan

kapasitas untuk mempengaruhi keputusan

Relevan – terdiri dari:

Nilai prediksi

Nilai konfirmasi

Materialitas

Dapat dipercaya – terdiri dari:

Disajikan dengan jujur

Netral

Dapat diferivikasi

Dapat dipercaya – terdiri dari:

Disajikan dengan jujur

Netral

Substansi mengungguli bentuk

Kehati-hatian (dimana ada ketidakpastian,

kesalahan dalam menyediakn informasi dan menjamin

adanya konservatisme.

Kelengkapan

Dapat dibandingkan

Dapat dibandingkan

Konsisten

Level 2: Element Laporan Keuangan

US GAAP

IFRS

Pemeliharaan modal (diperoleh dari revaluasi asset dan

kewajiban)

(13)

Beban

Kerugian

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Asumsi dasar

US GAAP

IFRS

1.

Kelangsungan usaha

2.

Entitas ekonomi

3.

Unit moneter

4.

Periodisitas

5.

Kelangsungan usaha

6.

Basis akrual

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Prinsip

US GAAP

IFRS

1.

Biaya historis

2.

Pengakuan pendapatan

3.

Kesesuaian

4.

Pengungkapan penuh

1.

Biaya historis

2.

Biaya sekarang (apa yang harus dibayar

hari ini untuk mendapatkan aset. Ini sering

diperoleh dalam penilaian yang sama dengan

nilai wajar)

3.

Nilai realisasi (jumlah kas yang dapat

diperoleh saat ini jika asset dilepas

4.

Nilai wajar

5.

Pengakuan pendapatan

6.

Pengakuan beban

7.

Pengungkapan penuh

Level 3: Pengakuan dan pengukuran – Kendala

US GAAP

IFRS

1. Biaya dan manfaat

2. Materialitas

3. Praktik Industri

4. Konservatisme

1.

Keseimbangan antara biaya dan manfaat

2.

Tepat waktu

Referensi

Dokumen terkait

Menghubungkan sikap yang dilakukan Pak Eko dan teman- temannya dengan makna sila kedua dengan hanya memenuhi 1 kriteria dari 3 kriteria yang diharapkan.. Sebagaian

Prinsip kerja rem tromol dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol

Dari hasil penelitian untuk keahlian karyawan Departemen Services dalam memberikan pelayanan diperoleh jawaban responden sebesar 38% menjawab cukup memuaskan, kesabaran pelayanan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor produksi modal (K) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan petani di Indonesia pada α =5%, faktor

Pada percobaan ini telah berhasil dilakukan kondensasi dibenzalaseton dengan dua cara dan juga dilakukan reaksi cannizzaro pada benzaldehid sehingga menghasilkan benzil

Peluang dan ancaman merupakan faktor Eksternal dalam pengembangan sayuran prima di Kota Samarinda, ada beberapa aspek yang dapat dijadikan peluang dan ancaman

Rosdakarya.. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan mendorong pula untuk meningkatkan, setidak-tidaknya mempertahankan, apa yang telah dicapainya. b) Menambahkan keyakinan

Based on definition above, it can be conclude that classroom management is all the process of activities in class that can make good atmosphere and students