• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Usabilitas Situs Web Pemerintah Kabupaten Mojokerto Dengan Menggunakan Discrepancy Evaluation Model (DEM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Evaluasi Usabilitas Situs Web Pemerintah Kabupaten Mojokerto Dengan Menggunakan Discrepancy Evaluation Model (DEM)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

4264

Evaluasi Usabilitas Situs Web Pemerintah Kabupaten Mojokerto Dengan

Menggunakan Discrepancy Evaluation Model (DEM)

Noor Dwi Indah Lestari1, Admaja Dwi Herlambang2, Mochamad Chandra Saputra3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1indahlestari62@student.ub.ac.id, 2herlambang@ub.ac.id, 3andra@ub.ac.id

Abstrak

Pada penelitian ini dilakukan proses evaluasi pada usabilitas situs web Kabupaten Mojokerto dengan memanfaatkan model dari Discrepancy Evaluation Model (DEM) yang berfungsi untuk mengetahui sejauh mana kesenjangan yang terjadi pada situs web. Kesenjangan yang dimaksud adalah perbedaan dari keadaan situs web saat ini (performance) dengan standar yang berupa panduan untuk pengembangan situs web. Selain itu juga digunakan alat bantu evaluasi usabilitas yaitu Website Usability Evaluation (WEBUSE) sebagai penilai dari hasil evaluasi yang nantinya dapat memberikan arahan untuk rekomendasi perbaikan seperti apa yang harus dilakukan. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa variabel Content, Organization, and Readability memiliki nilai usabilitas sebesar 0,677 dan berada pada kategori good, variabel Navigation and Links bernilai 0,585 dengan kategori moderate, variabel User Interface Design memiliki nilai 0,484 dengan kategori moderate, dan variabel Performance and Effectiveness memiliki nilai usabilitas sebesar 0,523 dengan kategori moderate. Pada penilaian dengan WEBUSE dijelaskan bahwa ketika variabel sudah masuk ke dalam level excellent, maka variabel yang tersebut telah mampu dipercaya oleh pengguna sistem. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa masih terjadi kesenjangan pada usabilitas situs web Kabupaten Mojokerto.

Kata kunci: Discrepancy Evaluation Model, Website Usability Evaluation, Evaluasi Abstract

In this research, the process of usability evaluation is using model from Discrepancy Evaluation Model (DEM) to find out the extent of the gap that occurred on the website of Kabupaten Mojokerto. The gap that was intented is the difference from the current state of the website (performance) to standards in guidelines for website development. This research also using usability evaluation tool which is Website Usability Evaluation (WEBUSE) as an evaluator of the evaluation results that give direction to recommendation for the improvement of what to do. The result from this research it is known that Content, Organization, and Readability having usability value equal to 0,677 and in good category, the value of Navigation and Links variable is 0,585 with moderate category, User Interface Design variable has value 0,484 with moderate category, and Performance and Effectiveness variable having usability value equal to 0,523 with moderate category. In assessment using WEBUSE explained that when the variable has entered into excellent level, then that variable has been able to be trusted by users of the system, so it can be seen that there is still gap on usability of Kabupaten Mojokerto website.

Keywords: Discrepancy Evaluation Model, Website Usability Evaluation, Evaluation

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Mojokerto adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Dalam proses penyampaian informasi yang diberikan kepada masyarakat, pemerintah memanfaatkan 2 jenis media, yaitu media offline

dan media online. Dalam pemanfaatan media

online, pemerintah Kabupaten Mojokerto

memanfaatkan penggunaan media sosial dan situs web untuk penyebaran informasinya.

▸ Baca selengkapnya: koleksi data pada situs web dikenal juga dengan

(2)

Kabupaten Mojokerto masih awam dan enggan memanfaatkan situs web dalam menunjang aktifitasnya seperti penyampaian informasi; adanya komplain dari masyarakat mengenai tampilan dari situs web dan beberapa fungsinya; para staff menganggap bahwa tampilan situs web kabupaten Mojokerto masih kurang menarik; tampilan gambar atau foto yang ada di situs web kerap kali tidak menyesuaikan resolusi sehingga mengakibatkan gambar atau foto pecah atau tidak jelas dan bahkan ada beberapa fungsi atau menu yang ditampilkan di situs web kabupaten Mojokerto belum bisa digunakan sebagaimana mestinya. Hal tersebutlah yang menyebabkan situs web menjadi kurang interaktif ketika digunakan (Wijanarko, 2017). Selain itu untuk penilaian mengenai situs web hanya dilakukan satu kali saja, sehingga masih dianggap kurang maksimal dalam pengembangan situs web saat ini. Permasalahan yang ditemukan pada situs web Kabupaten Mojokerto merupakan permasalahan terkait dengan usabilitas yang berhubungan dengan antarmuka. Untuk meminimalisir permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan perbaikan usabilitas pada situs web dengan cara peninjauan ulang yang berupa evaluasi pada sistem.

Evaluasi pada situs web merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kualitas dan mutu dari suatu layanan. Menurut Grendler (1996) tujuan dari evaluasi yaitu untuk menentukan apakah suatu program perlu dipertahankan, diperbaiki, atau diakhiri. Pada proses evaluasi perlu dipertimbangkan model mana yang sesuai dengan tujuan dari evaluasi itu sendiri. Untuk kasus yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Mojokerto model yang dipilih yaitu Discrepancy Evaluation Model (DEM) atau Model Kesenjangan. Pemilihan model ini digunakan untuk membandingkan atau mencari kesenjangan yang ada pada situs web Pemerintah Kabupaten Mojokerto dengan standar usabilitas yang telah ditetapkan, sehingga nantinya perbaikan yang dilakukan dapat sesuai dengan sasaran. Menurut Widoyoko (2009) model evaluasi discrepancy adalah model evaluasi yang membandingkan antara apa yang terjadi pada standar dengan apa yang terjadi di lapangan sehingga dapat ditemukan kesenjangan yang dimana hasil dari kesenjanganan tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan.

Salah satu bentuk dari alat evaluasi situs web yang dapat digunakan adalah WEBUSE

(Website Usability Evaluation Tool). WEBUSE digunakan sebagai alat ukur berupa kuesioner yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan situs web pada proses interaksi dengan pengguna. Kuesioner ini menggunakan 4 dimensi variabel sebagai kriteria usabilitas, yaitu (Chiew & Salim, 2003): (1) Content, organization and readability; (2) Navigation and link; (3) User interface design; (4) Performance and effectiveness.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari usabilitas situs web pemerintah Kabupaten Mojokerto dan kesenjangan seperti apa yang terjadi pada situs web dengan memanfaatkan kuesioner WEBUSE dan model DEM dalam proses evaluasi, sehingga nantinya pemberian rekomendasi perbaikan yang sesuai tepat pada sasaran dan sesuai dengan panduan pengembangan web yang telah diakui.

Website Usability Evaluation Tool (WEBUSE) merupakan salah satu kuesioner yang dikembangkan untuk melakukan evaluasi usabilitas web, kuesioner ini di kategorikan menjadi 4 variabel yaitu (a) Content, Organization, and Readability; (b) Navigation and Links; (c) User Interface Design; (d) Performance and Effectiveness ( Chiew &Salim, 2003). Indikator dari variabel Content, Organization, and Readability yang tepat Chiew & Salim (2003), Hasan (20014) mencakup: (1) Display space; (2) Scroll left and right; (3) Information search; (4) Up-to-date information; (5) Web advertising; (6) Follow real world conventions; (7) Hyperlink description; (8) Organisation of information; (9) No under contruction page; (10) Simple navigation menu. Indikator yang menyusun variabel Navigation and Links yang tepat menurut Chiew & Salim (2003), Nielsen (2014), dan Zheng (2015) yaitu:

(1) Orphan page; (2) Placement and content of site map or menu; (3) Information search; (4) Link colours; (5) Back button; (6) Open new browser windows; (7) Respond according to

user’s expectation; (8) Hyperlink description;

(9) Navigation aids; (10) Navigation consistency.

(3)

Use of colour; (8) Respond according to user’s expectation. Menurut Chiew & Salim (2003), Rosenholtz (2005), Nielsen (2010), Oxford (2015), Shivaskumar (n.d), dan Muntean (n.d), indikator penyusun variabel Performance and Effectiveness adalah: (1) Display space; (2) Scroll left and right (Gulir ke kanan dan kiri); (3) Accessible; (4) Information search; (5) Link colours; (6) Download time; (7) Back button; (8) Open new browser windows; (9) Respond

according user’s expectations; (10) Web

advertising; (11) Follow real world conventions; (12) Hyperlink description; (13) Consistent design; (14) Organisation of information; (15) Navigational aids; (16) Images; (17) Fancy widget; (18) Minify HTML, CSS, JS.

Discrepancy Evaluation Model (DEM) merupakan salah satu model evaluasi yang digunakan untuk mengukur kesenjangan yang terjadi diantara sistem yang ada saat ini (performance) dengan standar (standard) yang telah ditetapkan. Standar yang digunakan yaitu standar yang telah diakui dalam proses pengembangan situs web. Terdapat 5 tahapan yang nantinya akan dilewati saat menggunakan model DEM, yaitu: (1) Menetapkan standar untuk evaluasi; (2) Melakukan perakitan intrumen yang digunakan dalam proses evaluasi; (3) Melakukan penilaian dan analisis dari variabel; (4) Membuat suatu kebijakan; (5) Analisis manfaat biaya (optional).

2. METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data kualitatif sebagai penunjang. Sesuai dengan model yang digunakan langkah dari pengerjaan penelitian ini dibagi berdasarkan model DEM yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Metode penelitian menggunakan model kesenjangan

Tahap pertama dilakukan proses menetapkan standar variabel yang akan dievaluasi. Pada tahapan ini studi literature dan observasi awal dilakukan untuk menemukan standar yang akan digunakan.

Tahap kedua dibagi menjadi 2 proses yaitu merakit instrumen penelitian dan menentukan subyek penelitian. Kriteria dari populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah masyarakat di daerah Kabupaten Mojokerto yang sudah pernah mengakses situs web Kabupaten Mojokerto. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah teknik non-probability sampling. Pada teknik ini setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. non-probability sampling dengan menggunakan Convenience sampling.

Convenience sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada ketersediaan elemen dan kemudahan untuk mendapatkannya (Sugiarto, 2001). Hasil dari identifikasi mengenai pengguna yang telah dilakukan, terdapat 3 kelompok pengguna yaitu: (1) Pengelola situs web pemerintah Kabupaten Mojokerto; (2) Staff di kantor Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mojokerto; (3) Masyarakat di Kabupaten Mojokerto. Untuk menentukan populasi dari kelompok pengguna masyarakat di Kabupaten Mojokerto dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengguna berdasarkan maintenance

(4)

2017, dengan jumlah populasi sebanyak 9.679 pengguna. Selanjutnya dilakukan pencarian sampel pengguna, dimana sampel ini didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 10%. Sampel yang lain yaitu dari pegawai kantor Komunikasi dan Informasi Kabupaten Mojokerto dan pengelola situs web. Untuk kedua sampel ini peneliti menggunakan sampel jenuh yaitu menggunakan keseluruhan pihak yang bersangkutan untuk dijadikan sampel. Total keseluruhan dari sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian

Kelompok pengguna Jumlah Pengelola situs web 1 orang Staff kantor Kominfo

Kabupaten Mojokerto 32 orang Masyarakat Kabupaten

Mojokerto

99 orang

Total sampel 132 orang

Kemudian untuk penyusunan instrumen penelitian langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Mengembangkan spesifikasi instrumen berdasarkan indikator yang berada di tiap variabel; (2) Menetapkan poin-poin penyataan; (3) Melakukan validasi dan revisi dari pernyataan kepada validator; (4) Membuat pernyataan ke dalam instrumen penelitian yang sesuai; (5) Melakukan uji coba instrumen dengan uji pilot study; (6) Menganalisis hasil uji coba dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas; dan (7) Menetapkan sekumpulan instrumen yang telah sesuai standar. Pada penelitian ini data diperoleh secara langsung dengan cara menyebar kuesioner yang telah disusun menggunakan instrumen yang telah ditetapkan sebelumnya. Responden yang dipilih untuk mengisi kuesioner adalah responden yang pernah berinteraksi dengan menggunakan situs www.mojokertokan.go.id sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya dalam pengisian kuesioner.

Berikutnya pada tahapan ketiga dilakukan evaluasi kuesioner dengan menggunakan WEBUSE (Website Usability Evaluation) dan kemudian juga dilakukan FGD (Forum Group Discussion) yang digunakan sebagai data penunjang. Hasil dari FGD lah yang digunakan sebagi fasilitator untuk penelitian dengan metode kuantitatif. Fungsi fasilitator disini yaitu sebagai sumber hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif. Pada proses evaluasi dengan menggunakan WEBUSE pernyataan yang

diajukan merupakan hasil dari pengembangan instrumen penelitian yang telah dilakukan. Penilaian dari tiap pernyataan dimulai dari 0 hingga 1. Kemudian dilakukan proses analisis pada persebaran data dari kuesioner, yang mana difokuskan pada proses analisis indikator dari tiap variabel. Selanjutnya hasil dari analisis keseluruhan data dari hasil evaluasi kuesioner dituliskan dalam tabel final untuk mengetahui dimana letak atau posisi variabel saat ini. Penjelasannya dijabarkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Laporan Evaluasi Website Usability Secara Umum

Category Poin

Usability

Level Usability

Detailed Report

Content, Organization and Readability

view

Navigasi dan

Links view

User Interface

Design view

Performance

and Effectivenes view

Overall

(Chiew dan Salim, 2003)

𝑥 = [∑(𝑀𝑒𝑟𝑖𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖)][𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 ] (1)

Pada Tabel 2, untuk poin usability diisi dengan nilai dari hasil pengolahan keseluruhan data yang diberikan oleh responden. Nilai yang diperoleh didapatkan dari rumus usabilitas seperti pada Persamaan (1). Pada Persamaan (1), nilai x berarti poin usabilitas yang didapatkan oleh variabel, sedangkan ∑ adalah jumlah seluruh merit untuk setiap pertanyaan dari kategori. Hasil secara keseluruhan poin usabilitas situs web adalah rata-rata nilai untuk poin usabilitas yang terbagi menjadi 5 kategori. Kategori yang didapatkan dari tiap variabel nantinya akan di letakkan pada kolom level usability. Kategori yang dapat diberikan yaitu: (1) Excellent; (2) Good, (3) Moderate; (4) Poor; (5) Bad.

Setelah diketahui level dari variabel saat ini selanjutnya dilakukan proses analisis kesenjangan dari situs web. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kesenjangan yang terjadi pada situs web pemerintah Kabupaten Mojokerto.

(5)

dan analisis kesenjangan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat suatu kebijakan berupa rekomendasi perbaikan pada variabel yang masih memiliki kerkurangan dibagian tertentu. Pembuatan rekomendasi mengikuti paduan yang berasal dari U.S. Department of Health and Human Services (HHS). Tujuan penggunaan paduan ini adalah untuk menyajikan rekomendasi penelitian dalam format yang mudah dimengerti, mudah digunakan, dan praktis.

3. HASIL

Variabel Content, Organization, and Readability memiliki sebelas indikator. Dari indikator tersebut didapatkan jumlah pernyataan sebanyak sebelas butir. Statistik deskriptif untuk variabel Content, Organization, and Readability

dalam pengkategorian nilai rata-rata (mean) dapat dilihat dalam Tabel 3 dan untuk laporan letak posisi usabilitas variabel saat ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel

Content, Organization, and Readability

Indikator Mean

(%) Kategori Display space (Tampilan

jarak) 65,81 Kuat

Scroll left and right (Gulir

ke kanan dan kiri) 73,86 Kuat Information search

(Pencarian informasi) 76,80 Kuat Up-to-date information

(Informasi terkini) 73,67 Kuat Follow real world

conventions (Mengikuti kebiasaan di dunia nyata)

75,38 Kuat Hyperlink description

(Deskripsi pranala) 73,11 Kuat Organisation of

information (Informasi terorganisasi dengan baik)

72,73 Kuat No under contruction

page (Tidak ada halaman yang sedang dalam kontruksi)

77,08 Kuat

Not deep architecture (Jangan membuat arsitektur web yang terlalu dalam)

77,84 Kuat

Simple navigation menu (Menu navigasi yang sederhana)

71,21 Kuat

Nilai Content, Organization dan

Readability 67,7%

Tabel 4. Nilai Usabilitas Variabel Content,

Organization, and Readability

Category Poin Usability

Level Usability

Content, Organization dan Readability

0,677 Good

Hasil dari dari statistik deskriptif variabel

Content, Organization and Readability

menyatakan bahwa keseluruhan indikator berada pada kategori kuat, yang berarti responden kesioner merasa bahwa indikator yang ada sudah dirasa dapat meningkatkan kinerja variabel. Berdasarkan dari nilai mean atau rata-rata yang telah dipersentasekan, diketahui bahwa indikator

display space memiliki nilai persentasase yang paling rendah yaitu 65,81%, sedangkan indikator dengan nilai tertinggi yaitu not deep architecture

dengan nilai sebesar 77,84%. Pada rata-rata nilai. Selain itu diketahui pula bahwa variabel tersebut memiliki nilai usabilitas sebesar 0.677 yang dimana menurut level usabilitas pada WEBUSE termasuk dalam kategori good. Pada level ini situs web sudah dianggap baik dalam menjalankan perannya dan memiliki nilai usabilitas yang baik dan hanya perlu sedikit pengembangan lebih lanjut agar dapat mencapai kategori yang lebih baik lagi.

Variabel Navigation and Links memiliki sepuluh indikator. Dari indikator tersebut didapatkan jumlah pernyataan sebanyak delapan belas butir. Statistik deskriptif untuk variabel

(6)

Tabel 5. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel

Navigation and Links

Indikator Mean (%) Kategori

Orphan page (Halaman tunggal)

60,11 Kuat

Placement and content of site map or menu (Penempatan dan isi peta atau menu situs)

64,39 Kuat

Information search (Pencarian informasi)

71,40 Kuat

Link colours (Warna tautan)

75,76 Kuat

Open new browser windows (Buka jendela penjelajah baru)

62,97 Kuat

Respond according to user’s expectation (Menanggapi sesuai dengan harapan pengguna)

60,32 Kuat

Hyperlink description (Deskripsi pranala)

56,53 Cukup

Navigational aids (Navigasi bantu)

49,43 Cukup

Navigation consistency (Kekonsistenan navigasi)

54,36 Cukup

Nilai Navigation and Links 58,5%

Tabel 6. Nilai Usabilitas Variabel Navigation and Links

Category Poin

Usability Level Usability

Navigation dan Links

0,585

Moderate

Hasil penelitian diketahui bahwa indikator yang berada dalam variabel Navigation and Links berada pada kategori kuat dan cukup. Dalam hal ini berarti masih terdapat beberapa indikator yang masih dianggap kurang memadai beberapa responden. Berdasarkan dari nilai mean atau rata-rata yang telah dipersentasekan, diketahui bahwa indikator navigational aids

memiliki nilai persentasase yang paling rendah yaitu 49,43%, sedangkan indikator dengan nilai tertinggi yaitu link colours dengan nilai sebesar 75,76%. Hasil dari nilai usabilitas variabel menyatakan bahwa variabel Navigation and

Links memiliki nilai evaluasi sebesar 0.585 yang dimana menurut level usabilitas pada WEBUSE termasuk dalam kategori moderate atau cukup. Pada level ini situs web sudah sudah mampu menjalankan perannya dan memiliki nilai usabilitas yang baik, namun nilai tersebut masih belum cukup untuk mencapai nilai kesesuaian dari situs web. Maka dari itu diperlukan suatu perbaikan dan perancangan yang lebih mendetail lagi

Variabel User Interface Design memiliki delapan indikator. Dari indikator tersebut didapatkan jumlah pernyataan sebanyak sembilan belas butir. Statistik deskriptif untuk variabel User Interface Design dalam pengkategorian nilai rata-rata (mean) dapat dilihat dalam Tabel 7 dan untuk laporan letak kategori usabilitas variabel saat ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 7. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel

User Interface Design

Indikator Mean

(%) Kategori Display space

(Tampilan jarak)

49,89 Cukup

Distracting or irritating komponents (Komponen yang mengganggu atau menjengkelkan)

62,12 Kuat

Link colours (Warna

tautan) 63,26 Kuat

Consistent design (Desain yang konsisten)

64,39 Kuat

Use of colour (Penggunaan dari warna)

55,49 Cukup Respond according

to user’s expectation (Menanggapi sesuai dengan harapan pengguna)

61,17 Kuat

(7)

Tabel 8. Nilai Usabilitas Variabel User Interface Design

Category Poin

Usability Level Usability

User Interface Design

0,484

Moderatae

Diketahui bahwa pada variabel User Interface Design terdapat 2 indikator dengan kondisi cukup yaitu display space dan use of colour. Sedangkan untuk 4 indikator yang lain sudah berada dalam kategori kuat. Untuk nilai rata-rata yang telah dipersentasekan, nilai tertinggi dimiliki oleh indikator consistent design dengan nilai 64,39% dan nilai terendahnya dimiliki indikator display space

dengan nilai 49,89%. Nilai usabilitas pada variabel User Interface Design sebesar 0,484, dimana nilai tersebut termasuk dalam kategori

moderate atau cukup. Pada kondisi ini, situs web masih memiliki beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki khususnya pada bagian antarmuka sistem.

Variabel Performance and Effectiveness

memiliki delapan belas indikator dimana masing-masing indikator memiliki pernyataan sebanyak dua. Dari indikator tersebut didapatkan jumlah pernyataan sebanyak dua puluh tujuh butir. Statistik deskriptif untuk variabel

Performance and Effectiveness dalam pengkategorian nilai rata-rata (mean) dapat dilihat dalam Tabel 9 dan untuk laporan letak kategori usabilitas variabel saat ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 9. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel

Performance and Effectiveness

Scroll left and right (Gulir ke kanan dan kiri)

Tabel 10. Nilai Usabilitas Variabel Performance and Effectiveness

(8)

windows dengan nilai 71,21% dan indikator dengan nilai terendah yaitu images dengan persentase nilai sebesar 49,62%. Nilai usabilitas pada variabel Performance and Effectiveness

adalah 0,552. Berdasarkan level usabilitas yang terdapat pada WEBUSE, variabel ini berada dalam level moderate atau cukup, yang berarti variabel ini masih perlu perbaikan di beberapa indikator yang masih nilai dibawah nilai rata-rata keseluruhan indikator.

Setelah diketahui hasil dari nilai statistik dan kategori usabilitas situs web saat ini selanjutnya dilakukan analisis kesenjangan. Hasil analisis variabel dengan menggunakan WEBUSE diketahui bahwa nilai variabel Content, Organization, and Readability pada situs web Pemerintah Kabupaten Mojokerto saat ini adalah 0,677. Sesuai dengan kategori pada level usabilitas, variabel Content, Organization, and Readability masih berada di kategori good atau baik. Sebagaimana prinsip dari WEBUSE, kondisi suatu variabel usabilitas yang baik dan terpercaya yaitu ketika variabel tersebut berada pada level excellent atau sangat baik, maka dari itu dapat diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan pada variabel Content, Organization, and Readability. Kesenjangan yang terjadi pada variabel ini merupakan kesenjangan yang sifatnya masih dapat ditoleransi, hal ini dikarenakan kesenjangan yang terjadi tidak terlalu besar atau bahkan minimum.

Pada variabel Navigation and Links

diketahui bahwa nilai variabel saat ini adalah 0,585. Menurut tabel hubungan poin dan level usabilitas, variabel Navigation and Links masih berada di kategori moderate atau cukup. Sehingga dapat diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan pada variabel Navigation and Links. Pada variabel ini kesenjangan yang ada termasuk dalam kondisi yang tidak terlalu besar namun masih perlu dikhawatirkan, hal ini dikarenakan nilai dari variabel berada pada nilai tengah dari kondisi poor dan good.

Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa nilai variabel User Interface Design saat ini adalah 0,484. Berdasarkan kategori dari level usabilitas, User Interface Design masih berada di kategori moderate atau cukup, sehingga dapat diketahui bahwa masih terdapat kesenjangan pada ketegori ini. Selain itu dilihat dari hasil analisis yang sebelumnya dapat diketahui bahwa variabel ini memiliki nilai yang

paling kecil diantara variabel yang lainnya. Kesenjangan yang terjadi pada variabel ini merupakan kesenjangan yang harus waspadai, hal ini dikarenakan jarak antara kategori ideal yang harus dicapai dengan kondisi saat ini memiliki jarak nilai yang cukup jauh.

Hasil analisis variabel dengan menggunakan WEBUSE diketahui bahwa nilai dari variabel

Performance and Effectiveness saat ini adalah 0,523. Berdasarkan kategori level usabilitas, nilai dari variabel ini masih berada di kategori moderate atau cukup, sehingga dapat diketahui bahwa variabel ini masih memiliki kekurangan yang menyebabkan terjadinya kesenjangan pada kinerja dari variabel. Kesenjangan yang dimiliki variabel ini memiliki kondisi yang hampir serupa dengan variabel User Interface Design

dan Navigation and Links, namun pada variabel

Performance and Effectiveness tingkat kesenjangan yang terjadi tidak lebih tinggi.

4. PEMBAHASAN

Dari proses analisis yang telah dilakukan pada variabel Content, Organization, and Readability diketahui bahwa keseluruhan nilai dari indikator dari variabel ini telah berada pada posisi yang kuat, walaupun masih terdapat 1 indikator yang memiliki nilai yang mendekati batas bawah dari nilai indikator situs web. Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa indikator yang memiliki nilai yang mendekati batas bawah dari kriteria interpretasi adalah indikator display space. Perbaikan lebih lanjut dapat dilakukan pada kategori ini, dengan harapan meningkatnya nilai pada indikator ini, meningkat pula nilai dari level usabilitas yang ada. Menurut penjelasan yang ada display space berhubungan dengan penataan dari layout dari situs webMenurut panduan yang digunakan perbaikan dari variabel ini yaitu mengarah pada: (1) Avoid cluttered display (menghindari tampilan yang berantakan dan terlalu bertumpuk); (2) Place important item in top center (meletakkan item yang penting dibagian tengah atas).

Hasil analisis yang telah dilakukan pada tabel 5 dan 6 diketahui bahwa pada variabel

(9)

beberapa masalah yang dianggap dapat mengurangi nilai dari indikator variabel ini. Permasalahan yang ada contohnya seperti link

yang tidak memiliki penjelasan lengkap di dalamnya, navigasi bantu yang kurang merespon, link yang tidak dapat diakses, dan link yang agak membingungkan posisinya. Berdasarkan panduan yang digunakan maka perbaikan dilakukan pada : (1) Use text for links

(pembuatan link dengan menggunakan teks untuk mempermudah pengaksesan); (2)

Link to

related contents (membuat link yang mengarahkan pada konten yang berhubungan);

(3) Use meaningful link labels (membuat label untuk sekumpulan link yang memiliki kesamaan); (4) Keep navigation-only pages short (pastikan navigasi masih dalam jangkauan yang pendek dan tidak terlalu panjang).

Pada hasil analisis yang telah dijelaskan, diketahui bahwa variabel User Interface Design

berada dalam level moderate atau cukup. Dari hasil analisis kesenjangan, diketahui bahwa penataan dari desain antar muka pengguna masih memiliki nilai yang kurang memadai di beberapa indikator. Walaupun beberapa indikator telah berada di kategori kuat, namun nilai tersebut belum mampu meningkatkan nilai usabilitas situs web. Berdasarkan tabel 5 indikator display space dan use of colours memiliki nilai yang lebih kecil daripada indikator yang lain. Namun menurut beberapa responden walaupun indikator yang lain sudah mencukupi, tapi indikator tersebut masih dirasa kurang untuk mencapai usabilitas yang sesuai harapan. Permasalahan desain yang sering diungkapkan oleh responden yaitu adanya rancangan desain yang kurang familiar; desain yang terlalu memaksakan, dan posisi peletakan fungsi atau navigasi. Rekomendasi pebaikan dari variabel ini yaitu: (1) Use dark text on plain, high-contrast backgrounds (penggunaan tulisan yang lebih gelap dan sederhana untuk latar dengan warna yang kontras).

Dari proses analisis yang telah dilakukan pada tabel 9 dan 10 diketahui bahwa hampir keseluruhan nilai dari indikator dari variabel ini berada pada kategori cukup. Walaupun terdapat indikator yang memiliki nilai kuat, namun indikator yang berada di kategori cukup mampu membuat keseimbangan nilai dari variabel

Performance and Effectiveness. Beberapa permasalahan pada variabel ini yang diungkapkan responden berdasarkan kuesioner yang telah disebar yaitu: ukuran gambar yang tidak konsisten, banyaknya gambar yang

digunakan, dan tombol kembali ke halaman sebelumnya. Sehingga rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut : (1)

Ensure that images do not slow downloads

(pastikan bahwa gambar tidak akan mempengaruhi proses download atau unduh dari halaman situs web); (2) Limit the use of images

(batasi penggunaan dari jumlah dan ukuran dari gambar untuk situs web); (3) Use familiar widgets (memilih tampilan dari menu widget yang familiar dengan pengguna situs web); (4)

Format items consistenly (melakukan format ukuran atau desain dari item secara konsisten, sehingga item tersebut tidak terlalu memakan tempat terlalu banyak).

5. KESIMPULAN

1. Variabel Content, Organization, and Readability, memiliki nilai usabilitas sebesar 0,677 dan termasuk dalam kategori

good atau baik. Variabel Navigation and Links memiliki nilai usabilitas sebesar 0,585 dan berada pada kategori moderate atau good. Nilai usabilitas variabel User Interface Design adalah 0,484 dan berada pada kategori moderate. Sedangkan variabel Performance and Effectiveness

memiliki nilai 0,523 juga berada pada kategori moderate.

2. Dari keseluruhan variabel yang digunakan belum ada yang mampu mencapi ke level usabilitas excellent (sesuai dengan ketentuan WEBUSE) atau sangat baik, sehingga dapat dikatakan bahwa masih terdapat kesenjangan yang terjadi pada keempat variabel tersebut. Kesenjangan yang terjadi merupakan kesenjangan yang masih bisa ditoleransi dikarenakan jarak dari kategori yang ingin dicapai dengan kategori saat ini tidak telalu jauh, sehingga perbaikan yang perlu dilakukan merupakan perbaikan yang bersifat minor. Perbaikan minor hanya dilakukan pada indikator dari tiap variabel yang masih dianggap kurang oleh responden berdasarkan hasil dari kuesioner.

(10)

link yang tepat agar lebih mudah diakses pengguna, membuat label yang tepat untuk sekelompok link yang memiliki sifat yang sama, dan menjaga desain navigasi agar tetap konsisten. Pada variabel User Interface Design perbaikan diarahkan pada pemilihan warna yang tepat untuk tulisan dan latar belakang. Rekomendasi perbaikan untuk variabel terakhir yaitu Performance and Effectiveness lebih ditujukan pada pemilihan ukuran grafis yang sesuai untuk situs web, pembatasan penggunaan grafis yang berlebihan, penggunaan aplikasi tambahan yang mudah untuk dipahami, dan penataan desain yang konsisten.

6. DAFTAR RUJUKAN

Chiew, T.K. & Salma Salim. 2003. Webuse: Website Usability Evaluation Tool. Malaysian Journal of Computer Science, 6 (1), 47-57.

Leavitt, M.O. & Shneiderman. 2007. Research-Based Web Design & Usability Guidelines. Washington: U.S. Government Printing Office.

Hasan, L. 2014. Evaluating the Usability of Educational Websites Based on Students' Preferences of Design Characteristics. International Arab Journal of e-Technology, 3 (3), 179-192. Muntean, C. H., Jennifer McManis & John Murphy. 2001. The Influence of Web Page Images on the Performance of Web Servers. Dublin City University. Nielsen, J. 2014. A Link is a Promise. Nielsen

Nourman Group. [online] Tersedia di:<https://www.nngroup.com/articles/l ink-promise/> [Diakses 27 Maret 2017].

Provus, M. 1969. The Discrepancy Evaluation Model : An Approach to Local Program Improvement and Development.

Washington D.C. Pittsburg Public

Schools.

Rosenholtz, R., Yuanzhen Li, Jonathan Mansfield, & Zhenlan Jin. 2005.

Feature congestion: a measure of display. In Proceedings of the SIGCHI Conference on Human Factors in Computing Systems, Portland, Oregon, USA, 761-770.

Shivakumar, S. 2007. Presentation tier performance optimization. [online]

Tersedia di:

<https://www.infosys.com/manufacturi ng/resource-center/Documents/web-performance-optimization.pdf>.

Sridevi, S. 2014. User Interface Design. International Journal of Computer Science and Information Technology Research, 2 (2), 415-426.

Sugiarto. 2001. Teknik Sampling. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

U.S. Department of Health & Human Services.

User Experience Basics. User Experience Basics. [online] Tersedia di: <https://www.usability.gov/what-and-why/user-experience.html>[Diakses 12 April 2017].

Widoyoko, E.P. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wijanarko, A. 2017. Wawancara pada kantor Pusat Data Elektronik Kabupaten Mojokerto. [wawancara] Komunikasi personal, 16 Januari 2017, 09:20.

Gambar

Gambar 1. Metode penelitian menggunakan model  kesenjangan
Tabel 2. Laporan Evaluasi Website Usability Secara Umum
Tabel 3. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel Content, Organization, and Readability
Tabel 7. Nilai Statistik Deskriptif Indikator Variabel User Interface Design
+2

Referensi

Dokumen terkait

Proses ini mencakup pengecekan limit credit client jika limit Client mencukupi maka Media Plan dapat dibuat tetapi jika sudah mendekati atau melebihi limit maka akan

Perilaku Aktivitas Fisik dan Masalah Kesehatan Responden Dalam jurnal ini tidak dijelaskan data mana yang menunjukan bahwa perumahan margahayu B lebih banyak melakukan

 Stadium I, merupakan tahap kanker yang hanya ditemukan pada paru-paru4. dan belum menyebar ke kelenjar getah

Profil pemahaman konsep siswa yang terdeteksi dengan mengimplementasikan produk, diantaranya adalah siswa masih kesulitan dalam memahami makna dari sebanding dan

Dengan pengajaran terprogram dengan tipe linier and branching yang diterapkan oleh guru Aqidah Akhlak ini, ditemukan perbedaan tingkat kemampuan di kalangan

Menurut Setiadi (2003), kebutuhan yang diaktifkan tersebut diekspresikan kepada keputusan perilaku dan pembelian sehingga diperoleh dua manfaat yaitu dari manfaat

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: pertama, tata cara pengujian qanun Aceh melalui executive review belum memenuhi syarat seperti yang

Dengan asupan udara pembakaran yang sama untuk setiap operasi, gas mempan bakar yang dihasilkan dari proses gasifikasi batok kelapa diduga mempunyai nilai kalor