PIALA
OSCAR:
Kriteria
Khusus
yang
Diperluka
n untuk
Mencapai
Kemenang
an
Muhammad Asep Yudistira
Firdaus Indra Kusuma
Davied Arbian Martcellino
XI-A
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas karya tulis ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SAW beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Tugas karya tulis yang diberi judul “Piala Oscar: Kriteria Khusus yang Diperlukan untuk Mencapai Kemenangan” ini ialah suatu karya tulis yang terbentuk dari hasil kerja sama kelompok dimana tugas ini merupakan prasyarat dari aspek penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam penyelesaian karya tulis ini, penulis masih banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurang spesifik dan kurang lengkapnya informasi yang didapatkan penulis karena hanya mengandalkan informasi dari internet sebagai bahan penyusun karya tulis. Pada akhirnya karya tulis ini dapat diselesaikan meskipun masih terdapat banyak kekurangan.
Penyusunan karya tulis ini tak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Akhmad Afwa, guru Bahasa Indonesia penulis sekaligus pembimbing dalam pengamatan.
2. Bapak Anachyu Hibban, pengelola laboratorium komputer SMA pengamatan.
Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunia-Nya serta keridhoan-Nya kepada kita semua. Seperti kata pepatah bahwa tiada gading yang tak retak, begitu juga karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa tugas karya tulis ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis berharap pembaca untuk memberikan segala saran dan kritik yang membangun demi kemajuan pada masa-masa mendatang. Harapan penulis adalah semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis baik pembaca.
Semarang, 28 Februari 2015
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar... ...1
Daftar Isi... ...3
Bab 1 Pendahuluan...5
1. Latar Belakang...5
2. Rumusan Masalah... ... ... ...6
3. Tujuan Penelitian...7
4. Manfaat Penelitian...7
Bab 2 Landasan Teori...8
1. Film...8
2. Piala Oscar...10
Bab 3 Metode Penelitian...15
1. Tempat dan Waktu Penelitian...15
2. Metode Penelitian...16
3. Sumber Data...16
4. Analisis Data...16
Bab 4 Hasil dan Pembahasan...18
1.1. Film
Terbaik...18
1.2. Aktor Utama Terbaik...19
1.3. Aktris Utama Terbaik...20
1.4. Aktor Pendukung Terbaik...22
1.5. Aktris Pendukung Terbaik...23
2. Pembahasan Penulis...24
Bab 5 Penutup...27
1. Kesimpulan...27
2. Saran...28
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Salah satu aspek psikologis yang menggerakkan manusia dalam aktivitas-aktivitasnya, dan merupakan salah satu faktor utama mengapa manusia harus
berusaha adalah kebutuhan. Manusia melakukan setiap hal, seperti makan, tidur, dan bekerja, untuk memenuhi kebutuhan. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, sebagai
manusia, kita akan merasa hilang.
Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan dibagi menjadi tiga: primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang wajib terpenuhi untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari, seperti makan dan pakaian. Kebutuhan sekunder, adalah sesuatu yang harus dipenuhi agar kehidupan manusia tetap berjalan baik, contohnya adalah komunikasi dan hiburan.
kebutuhan untuk bersenang-senang lebih tinggi dibandingkan manusia di atas 18 tahun (sudah dewasa), dan untuk memenuhinya, mereka membutuhkan hiburan. Penelitian juga membuktikan hiburan mampu menyegarkan kondisi fisik dan psikis, memberikan inspirasi, dan alat untuk berinteraksi serta menonjolkan kepribadian diri.
Salah satu jenis hiburan yang paling diminati oleh masyarakat adalah menonton film. Buktinya adala dengan ramainya bioskop yang dibuat di kota-kota besar dan juga ramainya pengunjung situs-situs unduh film di internet. Film, yang diciptakan pertama kali pada abad ke-19 oleh Lumiere bersaudara dapat diartikan sebagai karya cipta seni dan budaya sebagai salah satu media komunikasi audio-visual yang dipertunjukkan dengan sebuah sistem.
Waktu berkembang dan terus berkembang, Pembuatan film semakin marak dan dengan bertambahnya jumlah film, semakin bervariasi juga penontonnya. Penonton yang bervariasi ini akan berpikir, “Apakah bagus film yang baru saja saya saksikan? Lebih bagus yang mana, film ini atau film itu?” dan setumpuk pertanyaan lain. Ini menyebabkan mereka membandingkan film satu dan yang lainnya, dan menyebutkan kebaikan serta keburukan film-film tersebut. Beberapa orang berani maju dan memberi komentar mengenai film-film itu dan menyebut diri mereka sebagai kritikus.
Sampai akhirnya pada tahun 1929, kritikus-kritikus beserta para ahli film Amerika Serikat berkumpul dan berencana untuk membuat sebuah penghargaan bagi film-film yang muncul di layar lebar. Mereka ingin menghargai semua orang yang terlibat di dalamnya. Mereka membuat sebuah acara penghargaan tersebut yang diberi nama The Academy Awards, atau lebih sering kita kenal dengan piala Oscar.
Sejak saat itu, piala Oscar dijadikan sebagai penghargaan terbesar dalam dunia perfilman, dan setiap individu yang mendapatkannya—atau bahkan hanya
dinominasikan untuk memenangkannya—akan dikenang sepanjang masa sebagai “A, si peraih Oscar.” Tidak ada satupun pembuat film atau aktor yang tidak ingin
mendapatkan piala tersebut. Mereka terus berebutan untuk menjadi yang terbaik dan memenangkan piala tersebut.
2. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang terpapar dalam karya ilmiah ini adalah:
1. Apa saja kriteria-kriteria khusus yang biasanya menarik perhatian The Academy untuk memberikan piala Oscar?
2. Apa saja genre-genre yang menarik perhatian The Academy untuk memberikan piala Oscar?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kriteria-kriteria khusus yang biasanya menarik perhatian The Academy untuk memberikan piala Oscar.
2. Mengetahui genre film yang menarik perhatian The Academy untuk memberikan piala Oscar.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mampu membantu para pembuat film untuk membuat sebuah film yang mendapat kans besar untuk memenangkan piala Oscar.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Film
Ada beberapa pengertian yang diterima masyarakat mengenai definisi sebuah film. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terbitan Balai Pustaka (1990 : 242), film adalah selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan di bioskop). Film juga diartikan sebagai lakon (cerita) gambar hidup. Dari definisi yang pertama, kita dapat membayangkan film sebagai sebuah benda yang sangat rapuh, ringkih, hanya sekeping Compact Disc (CD). Sedangkan film diartikan sebagai lakon artinya adalah film tersebut merepresentasikan sebuah cerita dari tokoh tertentu secara utuh dan berstruktur.
Pengertian lebih lengkap dan mendalam tercantum jelas dalam pasal 1 ayat (1) UU Nomor 8 Tahun 1992 tentang perfilman di mana disebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dan dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronika, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem mekanik, elektronik dan/atau lainnya. Sedangkan film maksudnya adalah film yang secara keseluruhan diproduksi oleh lembaga pemerintah atau swasta atau pengusaha film di Indonesia, atau yang merupakan hasil kerja sama dengan pengusaha film asing.
Sedangkan undang-undang terbaru mengenai perfilman, yaitu pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009, dinyatakan bahwa film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan.
mempengaruhi orang, baik bersifat negatif ataupun positif bergantung dari pengalaman dan pengetahuan individu. Tetapi secara umum film adalah media komunikasi yang mampu mempengaruhi cara pandang individu yang kemudian akan membentuk karakter suatu bangsa.
Pada dasarnya, film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu kategori film cerita (fiksi) dan non cerita (non fiksi). Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukkan di bioskop dengan harga tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan, yang juga lebih dikenal dengan sebutan film dokumenter. (Sumarno, 1996:10)
Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing-masing. Film cerita (fiksi) agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah justru penonton yang menjadi aktor/aktris di film tersebut. Dalam pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis, yaitu berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan proses teknis berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi film yang siap ditonton. Keberhasilan dalam segala bidang inilah yang merupakan faktor-faktor penentu mengapa penonton memilih-milih film yang akan ditonton, dan juga syarat utama untuk bisa memenangkan piala Oscar.
Genre film cerita yang diterima oleh masyarakat adalah:
1. Aksi
2. Petualangan
3. Komedi
5. Drama
6. Epik (yang biasanya dilakukan dengan anggaran besar, termasuk drama sejarah atau fantasi)
7. Horor
8. Musikal
9. Perang
10.Thriller (biasanya penuh dengan ketegangan) 11.Western (berhubungan dengan koboi)
12. Animasi
13. Fiksi Ilmiah
14. Romantis
2. Piala Oscar
Perencanaan tentang pembuatan sebuah penghargaan bagi insan-insan berbakat di dunia film dimulai pada tahun 1927, ketika Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) dibentuk oleh 36 orang yang bergerak dalam industri film.Mereka kemudian memilih aktor film Douglas Fairbanks, Sr sebagai ketua pertama. Sebuah makan malam anggota-anggota AMPAS yang digelar di Crystal Ballroom Hotel, Baltimore, Los Angeles, merupakan waktu pertama saat ide untuk menyelenggarakan Academy Awards muncul, yang langsung disetujui oleh semua peserta. Pada tahun 1929, AMPAS untuk pertama kalinya memberikan penghargaan Academy. Penghargaan ini adalah pengakuan keunggulan dalam industri film. Penghargaan ini menjadi standar tetap industri perfilman yang telah diakui.
pemilihan suara untukmenentukan siapa yang layak menerima penghargaan. Proses pemungutan suara dimulai pada bulan November setiap tahun. Studio film, perusahaan penerbitan dan distributor film, sebelumnya memulai upaya mereka untuk memberikan informasi kepada anggota pemungutan suara dari AMPAS untuk melihat film mereka.
Bulan Januari, surat suara dari Academy Awards didistribusikan ke anggota pemungutan suara, yang memiliki satu bulan untuk membuat nominasi mereka dan mengembalikannya ke kantor Price Waterhouse. Price Waterhouse adalah sebuah layanan profesional yang digunakan untuk tabulasi suara. Mereka menjamin keamanan pemungutan suara dengan hanya merekrut dua orang untuk bekerja menghitung suara hingga mengetahui hasil pemungutan suara penghargaan sebelum perhelatan digelar.
Pada bulan Februari, Price Waterhouse mengumumkan hasil nominasi. Anggota pemilihan suara kemudian menerima surat suara untuk memberikan suara mereka untuk memilih pemenang dalam setiap kategori. Mereka kemudian kembali ke layanan tabulasi. Meskipun banyak dari empat belas kategori Oscar telah berubah sejak 1927, penghargaan masih termasuk dalam penghargaan ini termasuk aktor, produser, sutradara, penulis skrip, dan teknisi.
Bahkan nama-nama beberapa penghargaan telah berubah. Sebagai contoh,
penghargaan Best Picture dikenal sebagai penghargaan Best Production sebelum tahun 1933. Pada tahun itu, dua penghargaan Best Picture diberikan. Satu, untuk film Wings dalam kategori Best Production dan film Sunrise untuk Best Unique and Artistic Picture.
Setelah penghargaan tahun itu kategori yang terakhir dihapuskan. Sampai tahun 1939, penghargaan itu disebut "Academy Award of Merit". Patung Oscar pertama diberikan kepada aktor Emil Jannings dalam Kategori Best Actor untuk perannya di The Last Command dan
The Way of All Things.
sebut sebagai Academy Award of Merits menjadi Oscar. Staf Academy memakai nama kecil ini pada tahun 1939.
Ada jugaversi-versi lain tentangpenamaanpialaini, sepertiaktris Bette Davis yang mengklaimbahwasosokpatungtersebutmiripdengansuaminya, Harmon Oscar Nelson, dantentangseorangkolumnis Sidney Skolsky yang
menyatakanbahwadiamemberijulukanpadapenghargaan Academy Award
untukmeniadakanpretensi. Meskidemikian, nama Oscar disukaiolehanggotaAcademy
dansejakitu, pialaAcademy Award of Merits lebihseringdisebutdengannama Oscar. Oscar sendiri adalah sebuah patung, yang dibuat oleh R.S. Owens Company of Chicago. Saat ini Oscar memiliki tinggi 34,3 cm dan berat 3,8 kg. Oscar terbuat dari paduan tembaga, perak, nikel dan dilapisi emas. Selama perang dunia kedua, patung-patung tersebut dibuat dari plaster. Penerima penghargaan kemudian menukarkan patung tersebut dengan versi emas setelah perang dunia kedua berakhir.
Di tahun 1930-an para penerima penghargaan diberi versi miniatur. Satu contohOscar dari bahan kayu diberikan Edgar Bergen. Walt Disney menerima tujuh patung Oscar miniatur untuk film Snow White and the Seven Dwarfs, yang merupakan film animasi pertama. Patung tersebut dirancang oleh direktur seni Metro Golden Mayer, Cedric Gibbsons yang kemudian menyewa pematung terkenal Los Angeles, George Stanley, untuk mematung bentuk tiga dimensi dari desainnya.
Oscar menggambarkan seorang ksatria yang sedang memegang pedang, berdiri di atas gulungan film. Gulungan film memiliki lima jari, mewakili lima cabang asli dari AMPAS. Tahun 1949 menandai tahun pertama bahwa patung Oscar diberi nomor, dimulai dengan nomor 501. Dalam perkembangannya Oscar mengalami peristiwa mengejutkan, 55 Oscar menghilang sebelum program penghargaan dilangsungkan pada Maret 2000. Kemudian 52 dari patung-patung yang ditemukan di Los Angeles dalam bak sampah.
Penghargaan pertama dari perhelatan tersebut sebenarnya dihelat dalam sebuah acara perjamuan makan malam. Siapapun yang ingin hadir harus memiliki tiket. Pertama kali
kepentingan publik berbicara, perhelatan tersebut dipindahkan ke bioskop yang lebih besar. Hal tersebut juga untuk mengakomodasi banyaknya jumlah kelompok perfilman yang tumbuh.
Saat ini, Academy Award dapat disaksikan oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia melalui siaran televisi. Di awal ajang ini berlangsung, masyarakat hanya dapat menikmatinya melalui siaran radio. Siaran melalui televisi, terjadi untuk pertama kalinya pada tahun 1953 saat perhelatan tahun ke-25.
Academy Award telah diselenggarakan setiap tahun tanpa menemui masalah kecuali pada tiga kesempatan. Pada tahun 1938, Los Angeles banjir sehingga acara ditunda selama satu minggu. Tiga puluh tahun kemudian, pada tahun 1968, program ini ditunda dua hari agar tidak bertepatan dengan pemakaman Martin Luther King. Penundaan terakhir (sampai saat ini) adalah tahun 1981 ketika percobaan pembunuhan Presiden AS Ronald Reagan terjadi. saat itu penghargaan ditunda selama 24 jam.
Hingga kini, kategori yang terdapat dalam penghargaan piala Oscar totalnya berjumlah dua puluh empat buah:
1. Film Terbaik 2. Sutradara Terbaik 3. Aktor Utama Terbaik 4. Aktris Utama Terbaik 5. Aktor Pendukung Terbaik 6. Aktris Pendukung Terbaik 7. Skenario Asli Terbaik 8. Skenario Adaptasi Terbaik 9. Film Animasi Terbaik
10. Film Berbahasa Asing Terbaik 11. Aransemen Musik Terbaik 12. Lagu Asli Terbaik
16. Tata Suara Terbaik 17. Desain Produksi Terbaik
18. Tata Rias dan Tata Rambut Terbaik 19. Desain Kostum Terbaik
20. Efek Visual Terbaik 21. Film Dokumenter Terbaik 22. Film Pendek Terbaik
23. Film Dokumenter Pendek Terbaik 24. Film Animasi Pendek Terbaik
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis yang diperlukan untuk menjawab dan menguji secara ilmiah penelitian yang penulis lakukan. Metode yang digunakan ditentukan oleh sifat persoalan dan jenis data yang
diperlukan. Oleh karena itu, metode penelitian harus sesuai dengan kebutuhan, karena keberhasilan sebuah penelitian sangat ditentukan oleh keberhasilan penerapan metode penelitian.
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini bertempat di laboratorium komputer SMA Semesta pada Rabu,
25 Februari 2015.
2. Metode Penelitian
ilmiah ini adalah direct method, atau metode langsung, dengan menggunakan internet sebagai media sebagai mencari informasi mengenai data yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur penulisan yang menghasilkan data-data berupa angka dan persentase, yang dilakukan secara sistematis dan mengedepankan pengukuran. Sedangkan, penulisan karya tulis ilmiah ini bersifat deskriptif, dengan cara membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.
3. Sumber Data
Penulis mengambil sumber data (pemenang piala Oscar terdahulu) dari situs
ensiklopedia internet terpercaya, www.wikipedia.org.
4. Analisis Data
Pada penelitian ini, untuk mengetahui kriteria-kriteria film yang memiliki kans besar untuk memenangkan piala Oscar, penulis mengumpulkan data dari pemenang-pemenang piala Oscar terdahulu (tahun 1996 – 2015), kemudian mengkelompokkan setiap pemenang berdasarkan genre film.
Untuk memudahkan penelitian ini, penulis hanya mengambil sampel dari
pemenang piala Oscar dari tahun 1996 – 2015 (dua puluh tahun terakhir) karena dengan demikian data akan lebih mutakhir dan akurat dengan zaman terkini, dan hanya diambil dari kategori berikut ini:
1. Film Terbaik
2. Aktor Utama Terbaik 3. Aktris Utama Terbaik 4. Aktor Pendukung Terbaik 5. Aktris Pendukung Terbaik
Kelima kategori di atas merupakan enam kategori paling utama, paling penting,
dan paling dinanti-nanti dalam penganugerahan piala Oscar. Jadi dengan hanya mengambil keenam kategori di atas, penulis tetap bisa mewakili seluruh kategori Oscar dengan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengumpulan Data
Penulis telah berhasil mengumpulkan data dari pemenang Oscar terdahulu
berdasarkan genre film pemenang, dan inilah data-data tersebut.
Namun perlu dicatat bahwa terkadang beberapa film memiliki dua atau tiga genre yang berbeda, dan disini penulis mengambil genre yang paling dominan.
1.1. Film Terbaik
2. Tahun Judul Film Pemenang Genre
1996 Braveheart Epik (drama
sejarah)
1997 The English Patient Drama
1998 Titanic Romantis
1999 Shakespeare in Love Romantis
2000 American Beauty Drama
2001 Gladiator Epik (drama
sejarah)
2002 A Beautiful Mind Drama
2003 Chicago Musikal
2004 The Lord of the Rings: The Return of the King
Epik (fantasi)
2005 Million Dollar Baby Drama
2006 Crash Drama
2007 The Departed Kriminal
2009 Slumdog Millionaire Drama
2010 The Hurt Locker Perang
2011 The King’s Speech Drama
2012 The Artist Romantis
2013 Argo Thriller
2014 12 Years a Slave Drama
2015 Birdman or (The Unexpected Virtue
of Ignorance)
Komedi
Berikut ini adalah diagram lingkaran yang menyajikan data Film Terbaik berdasarkan genre di atas.
15.00%
Epik Drama Musikal Kriminal Thriller Perang Komedi Romantis
1.2. Aktor Utama Terbaik
Tahun Nama Aktor Terbaik Judul Film Pemenang Genre
1996 Nicolas Cage Leaving Las Vegas Drama
1997 Geoffrey Rush Shine Drama
1998 Jack Nicholson As Good as It Gets Komedi
1999 Roberto Benigni Life is Beautiful Drama
2000 Kevin Spacey American Beauty Drama
2001 Russell Crowe Gladiator Epik (drama
sejarah)
2002 Denzel Washington Training Day Kriminal
2003 Adrien Brody The Pianist Drama
2004 Sean Penn Mystic River Drama
2006 Philip Seymour Hoffman Capote Drama
2007 Forest Whitaker The Last King of Scotland Drama
2008 Daniel Day-Lewis There Will Be Blood Epik (drama)
2009 Sean Penn Milk Drama
2010 Jeff Bridges Crazy Heart Drama
2011 Colin Firth The King’s Speech Drama
2012 Jean Dujardin The Artist Romantis
2013 Daniel Day-Lewis Lincoln Epik (drama)
2014 Matthew McConaughey Dallas Buyers Club Drama
2015 Eddie Redmayne The Theory of Everything Romantis
Diagram lingkaran dari data di atas:
65.00%
1.3. Aktris Utama Terbaik
Tahun Nama Aktris Terbaik Judul Film Pemenang Genre
1996 Susan Sarandon Dead Man Walking Kriminal
1997 Frances McDormand Fargo Komedi
1998 Helen Hunt As Good as It Gets Komedi
1999 Gwyneth Paltrow Shakespeare in Love Romantis
2000 Hilary Swank Boys Don’t Cry Drama
2001 Julia Roberts Erin Brockovich Drama
2002 Halle Berry Monster’s Ball Romantis
2003 Nicole Kidman The Hours Drama
2004 Charlize Theron Monster Kriminal
2005 Hilary Swank Million Dollar Baby Drama
2006 Reese Witherspoon Walk the Line Drama
2007 Helen Mirren The Queen Drama
2008 Marion Cotillard La Vie en Rose Musikal
2010 Sandra Bullock The Blind Side Drama
2011 Natalie Portman Black Swan Drama
2012 Meryl Streep The Iron Lady Drama
2013 Jennifer Lawrence Silver Linings Playbook Romantis
2014 Cate Blanchett Blue Jasmine Drama
2015 Julianne Moore Still Alice Drama
Diagram lingkaran dari data di atas:
10.00%
1.4. Aktor Pendukung Terbaik
Tahun Nama Aktor Terbaik Judul Film Pemenang Genre
1996 Kevin Spacey The Usual Suspects Kriminal
1997 Cuba Gooding Jr. Jerry Maguire Romantis
1998 Robin Williams Good Will Hunting Drama
1999 James Coburn Affliction Drama
2000 Michael Caine The Cider House Rules Drama
2001 Benicio del Toro Traffic Kriminal
2002 Jim Broadbent Iris Drama
2003 Chris Cooper Adaptation Drama
2004 Tim Robbins Mystic River Drama
2005 Morgan Freeman Million Dollar Baby Drama
2006 George Clooney Syriana Thriller
2007 Alan Arkin Little Miss Sunshine Komedi
2008 Javier Bardem No Country for Old Men Thriller
2009 Heath Ledger The Dark Knight Kriminal
2010 Christoph Waltz Inglourious Basterds Perang
2011 Christian Bale The Fighter Drama
2012 Christopher Plummer Beginners Komedi
2013 Christoph Waltz Django Unchained Western
2014 Jared Leto Dallas Buyers Club Drama
Diagram lingkaran dari data di atas:
1.5. Aktris Pendukung Terbaik
Tahun Nama Aktris Terbaik Judul Film Pemenang Genre
1996 Mira Sorvino Mighty Aphrodite Romantis
1997 Juliette Binoche The English Patient Drama
1998 Kim Basinger L.A. Confidential Kriminal
1999 Judi Dench Shakespeare in Love Romantis
2000 Angelina Jolie Girl, Interrupted Drama
2001 Marcia Gay Harden Pollock Drama
2002 Jennifer Connelly A Beautiful Mind Drama
2003 Catherine Zeta-Jones Chicago Musikal
2004 Renee Zelweger Cold Mountain Epik
2005 Cate Blanchett The Aviator Drama
2006 Rachel Weisz The Constant Gardener Thriller
2007 Jennifer Hudson Dreamgirls Musikal
2008 Tilda Swinton Michael Clayton Thriller
2009 Penelope Cruz Vicky Cristina Barcelona Romantis
2010 Mo’Nique Precious Drama
2011 Melissa Leo The Fighter Drama
2012 Octavia Spencer The Help Drama
2013 Anne Hathaway Les Miserables Musikal
2014 Lupita Nyong’o 12 Years a Slave Drama
2015 Patricia Arquette Boyhood Drama
15.00%
Berdasarkan kelima data yang penulis peroleh di atas, ada satu kesimpulan penting yang penulis dapat, yaitu: film drama adalah film yang mempunyai kans paling besar dalam memenangkan piala Oscar, jika kita melihat ke sejarah di belakang.
Penulis mengamati, dan menurut penulis, film drama selalu menang karena beberapa faktor utama:
1. Tema yang emosional.
Tema yang diangkat oleh film drama biasanya emosional dan sangat
menyinggung perasaan penonton, seperti misalnya krisis usia paruh baya (2000: American Beauty) atau perbudakan rasial (2014: 12 Years a Slave). Dengan demikian penonton lebih mampu untuk “masuk” ke dalam cerita. Hati mereka akan tergelitik dan mau tidak mau akan mengucapkan “Aku tersentuh” atau “Film tadi bagus sekali” ketika keluar dari ruang bioskop.
2. Pengembangan karakter yang sangat realistis dan mendalam.
Beauty (2000). Untuk memerankan karakter mereka, mereka harus berperan membiarkan emosi terdalam mereka tersentuh. Nyong’o dan Spacey mampu menyelam lebih dalam ke karakter yang mereka perankan dan mencapai tingkat kesempurnaan dalam berperan yang menyebabkan mereka berkesempatan untuk memegang piala emas, Oscar.
3. Konflik yang lebih menegangkan.
Film drama, tentu saja, memiliki konflik yang lebih dalam dan tragis, seperti misalnya dalam American Beauty (2000) dimana Kevin Spacey sebagai tokoh utama ingin membunuh dirinya sendiri. Inilah daya tarik lebih dari film drama yang selalu mengajak penonton untuk berkata “Bagus” seusai keluar dari pintu bioskop.
Ada juga indikator-indikator lain untuk aktor dan aktris terbaik dari genre yang sama, yaitu drama, yang mampu penulis kumpulkan, seperti misalnya:
1. Totalitas.
Inilah yang membuat nama aktor-aktris tersebut diperhitungkan di ajang Oscar. Bukan hanya mengandalkan efek khusus dari tim kreatif, para aktor dan aktris tidak segan mengubah bentuk fisik mereka secara drastis demi pendalaman karakter. Lihatlah Matthew McConaughey dan Jared Leto, pemenang Aktor Utama dan Aktor
Pendukung Terbaik secara berurutan pada tahun 2014, yang menurunkan berat badan mereka sampai lebih dari 20 kg untuk peran mereka dalam Dallas Buyers Club. Aktor-aktris ini juga bersedia untuk diubah menjadi seburuk mungkin, untuk
pendalaman karakter. Aktris Utama Terbaik 2004 dari film Monster, Charlize Theron, dan Aktris Pendukung Terbaik 2013 dari film Les Miserables, Anne Hathaway, rela menggunduli alis mereka, dan menggunakan gigi palsu.
2. Karakter yang memiliki keterbelakangan.
Film yang melibatkan seorang penyandang cacat, penyandang penyakit, atau
sebagai ilmuwan penyandang cacat. Mereka sukses mendapatkan piala yang mereka inginkan.
3. Mainkan tokoh asli.
Tokoh-tokoh asli (biasanya pejuang atau tokoh legendaris seperti Abraham Lincoln) adalah jaminan bahwa mutu filmnya berkualitas tinggi. Aktor-aktris yang
memerankan tokoh asli dituntut untuk berperan sebaik mungkin karena karakter yang mereka perankan benar-benar ada di dunia, dan mereka harus bisa menjadi semirip mungkin dengan karakter tersebut. Inilah yang menyebabkan aktor-aktris yang memerankan tokoh asli antusias untuk “menghidupkan kembali” para tokoh dan piawai memainkan perannya. Lihatlah Colin Firth, Aktor Utama Terbaik tahun 2011 untuk perannya dalam film The King’s Speech sebagai King George VI yang gagap, dan Daniel Day-Lewis, Aktor Utama Terbaik tahun 2013 untuk perannya dalam film Lincoln sebagai Abraham Lincoln.
4. Tokoh yang membela kaum minoritas.
Tema seputar minoritas ataupun segregasi memang berat dan tak jarang menjadi sorotan tajam dalam dunia film. Ini menyebabkan aktor-aktrisnya dituntut untuk menjadi “muka” dari kaum minoritas yang mereka perankan, dan mereka harus bisa berperan sebaik mungkin untuk menjadi “muka” utama tersebut. Lihatlah Sean Penn, Aktor Utama tahun 2009 untuk perannya sebagai anggota DPR homoseksual di film Milk dan Mo’Nique, Aktris Pendukung tahun berikutnya untuk perannya sebagai kaum hitam yang miskin di film Precious.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Piala Oscar, tidak bisa dibantah, adalah penghargaan terbesar yang dapat
untuk diprediksi, sehingga disini, penulis pun membuka semuanya dan memperdalam “prediksi” tersebut.
Ada satu kesimpulan penting yang mampu penulis peroleh dari pengamatan berikut ini, yaitu film drama adalah genre film yang mempunyai kans paling besar untuk memenangkan penghargaan Oscar. Tentu saja ada faktor utama yang
mempengaruhi. Faktor-faktor utama ini yang film sebut sebagai kriteria khusus yang berkesempatan besar untuk menang dalam ajang penghargaan Osar.
Faktor terutama adalah tema film drama yang biasanya emosional dan berat, sehingga menggelitik hati penonton. Ini juga membuat aktor dan aktris dengan leluasa meregangkan diri mereka ke dalam karakter yang mereka perankan, sehingga mereka tampak amat piawai dalam berperan.
Tentu saja film-film lain juga mempunyai kans untuk menang, namun persentase film bergenre lain yang menang dalam sejarah Oscar sangat sedikit, sehingga resiko untuk tidak menang akan lebih besar dan hanya bisa menjadi mengecewakan.
Dengan dua pertanyaan besar di awal karya tulis ini telah terjawab dengan satu kesimpulan besar juga, maka pengamatan ini telah selesai dalam satu kalimat utama: Film drama adalah film dengan kesempatan paling besar untuk menang piala Oscar dibandingkan dengan film bergenre lainnya.
2. Saran
Dari pengamatan ini, penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk para pembuat film yang ingin menang piala Oscar:
1. Perbanyaklah untuk membuat film drama yang bermutu dan berkualitas. 2. Buatlah film drama dengan tema yang menarik perhatian. Tema seharusnya
emosional dan bisa merasuk ke dalam perasaan penonton. Buat konflik yang menegangkan dan menimbulkan pernyataan “Bagus” dari penonton.
4. Selalu tes film drama Anda, pertontonkan pada beberapa orang sebelum ditayangkan ke layar lebar agar mereka bisa mengoreksi kesalahan film drama Anda.
5. Ingatlah bahwa pemenang piala Oscar tidak harus mendapat keuntungan yang banyak dari segi finansial, tetapi yang terpenting adalah memiliki tema emosional yang bagus dan aktor-aktris piawai, karena itulah hal-hal terpenting untuk
DAFTAR PUSTAKA
www.imdb.com
www.indiewire.com