• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERBANDINGAN ANTARA TEORI SIGMUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PERBANDINGAN ANTARA TEORI SIGMUN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERBANDINGAN ANTARA TEORI

SIGMUND FREUD DAN TEORI ERIKSON

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Dr. Arif Budi Raharjo, M.si

Oleh :

FAUZI ROCHMAN NPM: 20161010028

PROGAM MAGISTER STUDI ISLAM PROGRAM PASCA SARJANA

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam waktu kewaktu manusia sebagai makhluk hidup yang sempurna mengalami perkembangan entah itu fisik ataupun non fisik. Adapun perkembangan fisik dapat kita ukur kuantitasnya seperti pertumbuhan badan, kaki, gigi dan lainnya sedangkan perkembangan non fisik berhubungan dengan tingkat kedewasaan, proses berfikir dan lain sebagainya.

Dalam psikologi perkembangan Richard M. Lerner (1976), merumuskan sebagai pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologis sepanjang hidup. Misalnya, mempelajari bagaimana proses berpikir pada anak-anak usia satu, dua atau lima tahun, memiliki persamaan atau perbedaan, atau bagaimana kepribadian seseorang berubah dan berkembang dari anak-anak, remaja sampai dewasa.1

Sehingga dengan adanya ilmu ini dapat bermanfaat untuk kita semua khususnya para praktisi pendidikan ataupun para orang tua agar tahu proses perkembangan individu dari waktu ke waktu agar dapat dijadikan pijakan pola asuh kepada anak supaya pekembangan anak dapat terpenuhi dari tahapan ke tahapan selanjutnya. Namun jika sebaliknya guru ataupun para orang tua tidak memahami teori ini yang menjadi korban adalah anak karena mereka akan berkembang tidak sesuai dengan harapan. Seperti anak sudah bisa berlari kita malah mengajarinya berjalan atau sebaliknya anak baru belajar berjalan malah kita mengajarinya berlari.

(3)

Dalam pembahasan psikologi perkembangan manusia terdapat banyak teori dari yang rumit sampai yang sederhana. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dijelaskan 2 teori psikologi perkembangan menurut ilmuwan besar yaitu Sigmund Freud dan Erik Erikson.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana biografi Sigmund Freud

2. Bagaiman teori perkembangan menurut Sigmund Freud 3. Bagaimana biografi Erik Erikson

4. Bagaimana teori perkembangan menurut Erik Erikson 5. Perbandingan teroti Sigmund Freud dengan Erik erikson

C. TUJUAN

1. Mengetahui biografi Sigmund Freud

2. Mengetahui teori perkembangan menurut Sigmund Freud 3. Mengetahui biografi Erik Erikson

4. Mengetahui teori perkembangan menurut Erik Erikson

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Sigmund Freud

Sigmund Freud lahir di Freiberg, Austria 6 Mei1856 Kemudian meninggal di London, 23 September1939 pada umur 83 tahun adalah seorang Austria keturunan

Yahudi.

Pendidikan formalnya ialah kedokteran dan setelah lulus memperdalam bidang neurologi dan melakukan penyelidikan dalam bidang ini. Pada tahun 1885 freud pergi ke paris dan selama setahun ia belajar pada piere janet dan jean Charcot dalam teknik menyembuhkan para penderita hysteria yakni dengan cara hypnosa. Sekembalinanya ke Wina freud bekerja pada joseph Breuer dalam menyembuhka penyakit hysteria. 2

B. Teori Perkembangan menurut Sigmund Freud

Sigmund Freud merupakan tokoh pendiri psikoanalisa atau disebut juga aliran psikologi dalam (depth psychology) ini secara skematis menggambarkan jiwa sebagai gunung es. Bagian yang muncul di permukaan air adalah bagian terkecil, yaitu puncak dari gunung es situ, yang dalam hal kejiwaan adalah bagian kesadaran (conscious-ness). Agak dibawah permukaan air adalah bagian yang di sebutnya prakesaadaran atau subconsciousness atau preconsciousness. Ketidaksadaran ini berisi dorongan dorongan yang ingin muncul ke permukaan atau ke kesadaran. Bagian yang terbesar dari gunung es itu berada dibawah permukaan air sama sekali dalam hal jiwa merupakan dalam ketidaksadaran (unconsciousness).

2. Singgih D Gunarso, Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta: Gunung Mulia, 1987) Hal 90

(5)

terbatas sekali. Tinggallah “Ego” (Aku) yang memang menjadi pusat dari pada kesadaran yang harus mengatur dorongan dorongan mana yang harus tetap tinggal di ketidaksadaran. Sebagian besar dari dorongan –dorongan yang berasal dari ketidaksadaran itu memang harus tetap tinggal dalam ketidaksadaran, tetapi mereka ini tidak tinggal diam, melainkan mendesak terus dan kalau “Ego” tidak cukup kuat menahan desakan ini akan terjadilah kelainan-kelainan kejiwaan . Dorongan dorongan yang sudah ada sejak manusia lahir yaitu dorongan seksual dan dorongan agresi sebagian lagi berasal dari pengalaman masa lalu yang pernah terjadi pada tingkat kesadaran dan pengalaman itu bersifat traumatis (kegoncangan jiwa) sehingga perlu ditekankan dan dimasukkan dalam ketidaksadaran.3

Contoh Gambar Fenomena gunung es

3. Ekarini Saraswati, Analisis Psikoanalisis Terhadap Karya Sastra Indonesia Mulai Angkatan Sebelum Perang Hingga Mutakhir), Jurnal ARTIKULASI, Vol. 12 No. 2 Tahun 2011. Hal 756.

(6)

1. Id yaitu gudang semua dorongan atau tenaga yang sifaynya primitive. Dorongan primitif ini mempunyai sidat yang disebut prinsip kenikmatan. Ia menghendaki segera memperoleh kenikmatan, bilamana dorongannya sudah sampai pada tingkat tingkat dorongan untuk minta disalurkan. Contoh seorang bayi menangis terus bila timbul keinginan untuk menyusu ibunya, tanpa dapat ditunda dan baru berhenti , setelah ia mulai menyusu. 2. Ego yaitu berkembang dari id yang berhadapan dengan realitas. Freud

mengatakan bahwa ego adalah bagian dari id yang telah diubah oleh pengaruh pengaruh langsung dari dunia luar melalui persepsi kesadaran. Eo melaksanakan prinsip realitas. Ia mengatur dorongan dorongan id dengan menunda atau menahan, agar mencapai tujuan secara realistik . secara umum dapat dikatan bahwa ego melaksanakan fungsi fungsinya sesuai dengan prinsip proses sekunder, yaitu harus realistis di satu pihak, di pihak yang lain melaksanakan dorongan dorongan yang ada dari id. Dalam perkembangan tingkah laku anak melakukan proses sekunder ini jelas berhubungan erat dengan perkembangan intelek anak. Contohnya saja ketika batita menangis karena lapar kemudian di hidangkan batu sama roti tentu yang akan di pilih adalah roti. 4

3. Super ego yaitu struktur kepribadian yang merupakan badan moral kepribadian. Perhatian utama adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Contohnya yaitu ketika anak sudah bisa memilih mana yang

benar dan salah dimanapun tempatnya ia akan selalu memegang norma norma itu. Misalnya ketika ada kantin kejujuran dia mengambil makanan tentu dia akan membayar sesuai yang dia ambil.

(7)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa id, ego dan superego adalah suatu konsep yang dikembangkan Freud untuk menjelaskan komponen komponen perkembangan biologis (id), psikologis (ego) dan sosial (superego). Ketiga komponen kepribadian ini berkembang melalui tahap tahap perkembangan psikoseksual. Freud menggunakan istilah seksual untuk segala tindakan dan pikiran yang member kenikmatan atau kepuasan dan istilah psikoseksual digunakan untuk menunjukkan bahwa proses perkembangan psikologis ditandai dengan adanya libido (energy seksual) yang dipusatkan pada daerah daerah tubuh tertentu yang berbeda beda Freud yakin bahwa perkembangan manusia melewati lima fase tahapan perkembangan psikoseksual dan bahwa setiap tahap perkembangan tersebut individu mengalami kenikmatan pada satu bagian tubuh lebih dari pada bagian tubuh lainnya. 5

Tahap-tahap perkembangan psikoseksual menurut Freud yaitu oral, anal, phallik, laten dan genital.

1) Tahap Oral (Oris = Mulut)

Fase oral adalah fase perkembangan yang terjadi pada tahun pertama dari kehidupan individu. Pada fase ini daerah erogen yang paling peka adalah mulut, yang berkaitan dengan pemuasan kebutuhan pokok seperti makanan dan air. Rangsangan yang terjadi pada mulut adalah pada saat menghisap makanan atau minumannya. Fase oral berakhir saat bayi tidak lagi memperoleh asupan gizi secara langsung dari ibunya.

5. . Desmita, Psikologi perkembanmgan (Bandung: Rosdakarya, 2005) Hal 40

(8)

Tahap ini berada pada usia kira-kira 2 sampai 3 tahun. Pada tahap ini libido terdistribusikan ke daerah anus. Anak akan mengalami ketegangan, ketika duburnya penuh dengan ampas makanan dan peristiwa buang air besar yang dialami oleh anak merupakan proses pelepasan ketegangan dan pencapaian kepuasan, rasa senang atau rasa nikmat. Peristiwa ini disebut erotic anal.

Setelah melewati masa penyapihan, anak pada tahap ini dituntut untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan orang tua (lingkungan), seperti hidup bersih, tidak mengompol, tidak buang air (kecil atau besar) sembarangan. Orang tua mengenalkan tuntutan tersebut melalui latihan kebersihan (toilet training), yaitu usaha sosialisasi nilai-niai sosial pertama yang sistematis sebagai upaya untuk mengontrol dorongan-dorongan biologis anak.

3) Tahap Phallik (Phallus = Dzakar)

Tahap ini berlangsung kira-kira usia ini anak mulai memperhatikan atau senang memainkan alat kelaminnya sendiri. Dengan kata lain, anak sudah mulai bermasturbasi, mengusap-usap atau memijit-mijit organ seksualnya sendiri yang menghasilkan kepuasan atau rasa senang.

Pada masa ini terjadi perkembangan berbagai aspek psikologis, terutama yang terkait dengan iklim kehidupan sosiopsikologis keluarga atau perlakuan orang tua kepada anak. Pada tahap ini, anak masih bersikap “selfish” sikap memementingkan diri sendiri, belum berorientasi keluar, atau memperhatikan orang lain.

4) Tahap Latensi

(9)

bersublimasi (seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga dan kegiatan-kegiatan lainnya) dan mulai menaruh perhatian untuk berteman (bergaul dengan orang lain).

Mereka belum mempunyai perhatian khusus kepada lawan jenis (bersikap netral) sehingga dalam bermainpun anak laki-laki akan berkelompok dengan anak laki-laki lagi, begitupun anak wanita. Bahkan anak merasa malu apabila anak disuruh duduk sebangku dengan teman lawan jenisnya (seperti anak laki-laki sebangku dengan wanita dan sebaliknya).

Tahap ini dipandang sebagai masa perluasan kontak sosial dengan orang-orang di luar keluarganya. Oleh karena itu proses identifikasi pun mengalami perluasan atau pengalihan objek. Yang semula objek identifikasi anak adalah orang tua, sekarang meluas kepada guru, tokoh-tokoh sejarah atau para bintang (seperti film, musik dan olah raga).

5) Tahap Genital

Tahap ini dimulai sekitar usia 12 atau 13 tahun. Pada masa ini anak sudah masuk usia remaja. Masa ini ditandai dengan matangnya organ reproduksi anak. Pada periode ini, instink seksual dan agresif menjadi. Anak mulai mengembangkan motif untuk mencintai orang lain atau mulai berkembangnya motif altruis (keinginan untuk memperhatikan kepentingan orang lain).

Motif-motif ini mendorong anak (remaja) untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dan persiapan untuk memasuki dunia kerja, pernikahan dan berkeluarga. Masa ini ditandai dengan proses pengalihan perhatian, dari mencari kepuasan atau kenikmatan sendiri (yang bersifat kekanak-kanakan atau selfish) kepada kehidupan sosial orang dewasa dan berorientasi kepada kenyataan (prinsip realitas) atau sikap altruis.6

(10)

C. Biografi Erik Erikson

Ia dilahirkan di Frankurt dari orang tua yang berketurunan Denmark (Danish). Mengikuti pendidikan dsar di Karl sruhe, Jerman. Ia menjadi guru sekolah Amerika di Wina, sambil mengikuti kursus psikoanalisa di Institut Psikoanalisa Wina, khususnya untuk bekerja dengan anak. Kursus ini, ditambah dengan sertifikat Sekolah Maria Montessori, adalah pendidikan formal yang pernah dialami, selebihnya ia mencapai puncak ilmunya dari usaha usaha dan belajar sendiri. Ia juga pernah berhubungan pribadi dengan Freud.

Pada tahun1939 ia mulai dengan karirnya di Amerika, sambil berprakterk ia juga mengajar. Mulai di Harvard Medical School kemudian berpindah ke Yale School of Medicine. Disini ia banyak melakukan penyelidikan mengenai perkembangan Ego dan segi segi sosial pada anak anak terutama pada lingkungan bermain. Erikson selama beberapa tahun pernah mengajar Psikoanalisa di Institute Psikoanalisa San Fancisco, Universitas California. Terakhir menjadi guru besar dalammatakuliah perkembangan manusia di Harvard University. Erikson Menjadi terkenal dengan teori teorinya yang dianggap tersendiri sekalipun dengan dasar dari teori freud mengenai perkembangan ego, dalam bukunya pertama childhood and society (1950). H.W Maier mengatakan bahwa teori teori yang dikemukakan oleh Erikson merupakan teori baru dalam perkembangan anak.7

D. Teori Perkembangan Menurut Erik Erikson

Salah satu sumbangan tersebsar Erikson dan psikologi perkembangan adalah psikososial yang berarti bahwa tahap tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk oleh pengaruh pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi matang secara fisik dan psikologis (Hall & Lindzey. 1993). Menurut teori ini kepribadian terbentuk kerika seseorang melewati tahap psikososial sepanjang hidupnya.

(11)

Masing masing tahap memiliki tugas perkembangan yang khas, dan mengharuskan individu menghadapi dan menyelesaikan krisis . Erikson melihat bahwa krisis tersebut sudah ada sejak lahir, tetapi pada saat saat tertentu pada siklus kehidupan krisis menjadi dominan. Baginya krisis bukanlah bencana, tetapi suatu titik balik peningkatan dan potensi. Pemecahan yang positif dapat membentuk jiwa yang sehat namun jika pemecahannya negatif akan membentuk penyesuaian diri yang buruk. Semakin berhasil seseorang menghadapi krisis akan semakin sehat perkembangannya. (Santrock, 1998) 8

Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap bergantung pada hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah pentingnya bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal. Ego harus mengembangkan kesanggupan yang berbeda untuk mengatasi tiap tuntutan penyesuaian dari masyarakat. Berikut adalah delapan tahapan perkembangan psikososial menurut Erik Erikson : 9

1)

Tahap I : Trust versus Mistrust (0-1 tahun)

Kepercayaan dan ketidak percayaan, yaitu tahap psikososial yang terjadi selama bertahun tahun pertama kehidupan. Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan mengembangkan asa (hope).

(12)

9.

Alwisol. Psikologi Kepribadian (edisi revisi) judul asli Theories of Personality (Edisi keenam),

(Malang: UMM Press, 2008), hal. 93.

2)

Tahap II: Autonomy versus Shame and Doubt (l-3 tahun)

Rasa malu dan ragu yaitu tahap kedua perkembangan yang berlangsung pada akhir masa bayi. Dalam tahap ini, anak akan belajar bahwa dirinya memiliki kontrol atas tubuhnya. Orang tua seharusnya menuntun anaknya, mengajarkannya untuk mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak dengan perlakuan yang kasar. Mereka melatih kehendak, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolusi yang diharapkan.

3)

Tahap III : Initiative versus Guilt (3-6 tahun)

Prakarsa dan rasa bersalah yaitu pada tahap ini berlangsung selama tahun tahun pra sekolah. Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan-harapan ketika ia dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam hidupnya.

4)

Tahap IV: Industry versus Inferiority (6-12 tahun)

(13)

bangga akan prestasi yang diperoleh. Keterampilan ego yang diperoleh adalah kompetensi. Di sisi lain, anak yang tidak mampu untuk menemukan solusi positif dan tidak mampu mencapai apa yang diraih teman sebaya akan merasa inferior.

5)

Tahap V : Identity versus Identity Confusion (12-20 tahun)

Identitas dan kekacauan identitas yaitu perkembangan yang terjadi selama tahun tahun masa remajaPada tahap ini, terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa biologis seperti orang dewasa sehingga tampak adanya kontraindikasi bahwa di lain pihak anak dianggap dewasa tetapi di sisi lain dianggap belum dewasa. Tahap ini merupakan masa stansarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang seksual, umur dan kegiatan. Peran orang tua sebagai sumber perlindungan dan nilai utama mulai menurun. Adapun peran kelompok atau teman sebaya tinggi. Apabila anak tidak sukses pada fase ini, maka akan membuat anak mengalami krisis identitas, begitupun sebaliknya.

6)

Tahap VI: Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda, 20-30 tahun) . keintiman dan isolasi yaitu perkembangan yang terjadi pada awal awal masa dewasa. Dalam tahap ini, orang dewasa muda mempelajari cara berinteraksi dengan orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila individu berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta.

7)

Tahap VII: Generativity versus Stagnation (masa dewasa menengah, 30-65 tahun)

(14)

generasi penerus di masa depan. Ketidakmampuan untuk memiliki pandangan generatif akan menciptakan perasaan bahwa hidup ini tidak berharga dan membosankan. Bila individu berhasil mengatasi krisis pada masa ini maka ketrampilan ego yang dimiliki adalah perhatian, sedangkan bila individu tidak sukses melewatinya maka akan merasa bahwa hidupnya tidak berarti.

8)

Tahap VIII: Ego Integrity versus Despair (masa dewasa akhir, 65 tahun ke atas)

Integritas dan keputusasaan yaitu tahap perkembangan yang dialami pada akhir masa dewasa.Pada tahap usia lanjut ini, mereka juga dapat mengingat kembali masa lalu dan melihat makna, ketentraman dan integritas. Refleksi ke masa lalu itu terasa menyenangkan dan pencarian saat ini adalah untuk mengintegrasikan tujuan hidup yang telah dikejar selama bertahun-tahun. Apabila individu sukses melewati faase ini maka akan timbul perasaan puas akan diri, sedangkan apabila mengalami

Peranan faktor Id sangant penting Peranan fungsi ego lebih ditonjolkan, yang berhubungan dengan tingkah laku luas, karena mengikutsertakan pribadi pribadi lain yang ada dalam lingkungan sosial yang langsung pada anak.

(15)

masa kanak-kanak membentuk kepribadian secara permanen

hidup.

5. Landasan pemikirannya yaitu

perkembangan individu dari psikis berupa libido yang bersifat seksual

Landasan pemikirannya menggunakan pengaruh pengaruh yang timbul oleh masyarakat serta kebudayaan terhadap perkembangan kepribadian

6. Menggunakan fase fase kenikmatan seksual sebagai penentu tahap perkembangannya

Menggunakan fase saling kontra (berlawanan) untuk menggambarkan setiap tahap dalam perkembangan

7. Hambatan perkembangan karena faktor psikis karenakonflik antara id dan superego

(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya teori dari Sigmund Freud dan Erikson tidaklah jauh berbeda. Mereka membuat tahapan perkembangan sama sama sejak lahir hingga tahap selanjutnya. Bila Sigmund freud hanya 5 tahapan sedangkan Erikson membagi menjadi 8. Sebenarnya di sini Erikson melengkapi apa yang sudah di temukan oleh Freud karena Erikson juga pernah belajar dengan Freud.

Selain itu teori ini juga saling melengkapi jika Freud berpendapat bahwa fase psikologis manusia merupakan murni karena dorongan dari dalam individu tersebut baik sadar maudpun tidak sadar. Kemudian Erikson melengkapi teori tersebut dengan menambahkan selain faktor dalam individu tersebut juga ada faktor eksternal berupa faktor lingkungan sosial.

Sebenarnya dengan adanya teori ini dapat menjadi acuan untuk para praktisi pendidikan ataupun para orang tua agar di gunakan ketika berhadapan dengan anak agar tidak salah mendidik. Karena sekali salah dalam mendidik sulit untuk merubahnya lagi

.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol, 2008. Psikologi Kepribadian (edisi revisi) judul asli Theories of Personality

(Edisi keenam), Malang: UMM Press

(17)

Desmita, 2005. Psikologi perkembanmgan. Bandung: Rosdakarya

Saraswati, Ekarini, Analisis Psikoanalisis Terhadap Karya Sastra Indonesia Mulai Angkatan Sebelum Perang Hingga Mutakhir), Jurnal ARTIKULASI, Vol. 12 No. 2 Tahun 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian dengan menggunakan larutan alkohol ini, laju alir perdaran darah menjadi menurun dibandingkan dengan perlakuan yang hanya diberikan larutan aquades

4). Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Ijin Lokasi. Tanah Yang Dapat Ditunjuk Dengan Ijin Lokasi. Tanah yang dapat

Pada variable role overload memiliki 3 (tiga) item nilai tertinggi adalah 3.83 yaitu karyawan hanya diberi sedikit waktu (sangat terbatas) untuk mengerjakan

Pendidikan keluarga, satu bidang yang paling penting yang dapat di jawab oleh klinisi adalah pendidikan keluarga dari anak yang mengalami gangguan retardasi mental

angka kredit dalam satu tahun Pengajuan penetapan angka kredit Dokumen Penetapan Angka Kredit Jumlah Obyek Pekerjaan 15 Rata-rata jumlah pegawai fungsional

IMPLEMENTASI ALGORITMA SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM) PADA PROSES IDENTIFIKASI SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK DENGAN MEMANFAATKAN CIRI CITRA LABEL PRODUK..

Resp 10: Tidak mengetahui bank konvensional dan kurang tahu tentang bank syariah, hanya tahu sebatas nama saja.. Resp 11:

Perilaku sosial keagamaan sebagai hasil dari berjalannya sistem nilai dari agama baru (Islam) bagi pelaku konversi agama di satu sisi menghasilkan perubahan perilaku yang sesuai